Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
REPUBLIK INDONESIA
1
3) Terbuka dalam segala hal;
4) Ekonomis;
5) Efisiensi;
6) Adil dan merata;
7) Tepat waktu.
Bergulirnya proses perubahan yang meluas di masyarakat, serta perubahan factual peran
pemerintah daerah, yang mulai terbuka dalam suatu koridor UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah, menuntut wacana lebih luas peran pelayanan yang berkualitas dan
tanggung jawab kepada masyarakat. Tuntutan terhadap kinerja aparat pemerintah ini sejalan
dengan Model Administrasi Negara Baru, yaitu Pilihan Publik, “Sistem Pemberian Pelayanan
Kepada Publik” (Delivery Service System), merupakan salah satu pusat perhatian, dan menjadi
nilai yang akan dimaksimumkan (Frefericksondalam LAN,2000).
Selain itu keberadaan UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah pada
dasarnya mengubah sistem penyelenggaraan pemerintah daerah dari sistem sentralisasi menjadi
desentralisasi yang memerlukan dukungan dari pemerintah yang baik atau Good Governance,
keterkaitan pula dengan perubahan sikap dan perilaku aparatur pemerintah baik eksekutif
maupun legislatif.
Seiring dengan pelaksanaan Good Governance, Penyelenggaraan Otonomi Daerah adalah
pemberian kewenangan yang luas, nyata dan bertanggung jawab Kepala Daerah secara
professional yang diwujudkan dengan pengaturan, pembagian dan pemanfaatan sumber daya
nasional yang berkeadilan serta perimbangan keuangan pusat dan daerah. Penyelenggaraan
Otonomi Daerah juga dilaksanakan dengan prinsip-prinsip demokrasi, peran serta masyarakat
pemerataan dan keadilan serta memperhatikan potensi dan keanekaragaman daerah.
Dengan adanya penyerahan kewenangan pemerintah dari Pemerintah Pusat kepada
Pemerintah Daerah Otonomi, memberikan keleluasaan Daerah Otonomi untuk mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi
masyarakat secara luas, utuh, nyata dan bertanggung jawab dalam lingkup Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Secara utuh dan bulat dalam penyelenggaraannya adalah mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian, evaluasi sehingga dapat terwujud
peningkatan pelayanan kepada masyarakat.
Untuk menghadapi reformasi birokrasi maka ada baiknya setiap lembaga pemerintahan
turut membangun dan menerapkan standar operasional prosedur berdasarkan Peraturan Bupati
Aceh Tamiang Nomor 19 Tahun 2014.
Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Aceh Tamiang ini dimaksudkan sebagai acuan bagi
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Aceh Tamiang dalam
menjalankan penyelenggaraan administrasi pemerintahaan sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi.
Adapun Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan Dinas Penanaman
Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Aceh Tamiang bertujuan untuk :
1. Membantu setiap unit pada Kantor Pelayanan Perijinan Satu Pintu dan Penanaman
2
Modal Kabupaten Aceh untuk menjalankan tugas pokok dan fungsi;
2. Menyempurnakan proses penyelenggaraan pemerintahan;
3. Meningkatkan tertib administrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan;
4. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat.
Dalam rangka mewujudkan pelayanan publik yang optimal dituntut kualitas pelayanan
aparatur pemerintah kepada masyarakat di semua sektor pelayanan publik. Berkaitan dengan hal
tersebut di atas, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu
Kabupaten Aceh Tamiang saat ini memfokuskan pada standar pelayanan dan sistem pelayanan
yang inovatif demi terwujudnya pelayanan yang optimal.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah,
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Aceh Tamiang
sebelumnya bernama Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Aceh Tamiang
karena Perubahan tersebut, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Kabupaten Aceh Tamiang perlu dilakukannya Penyempurnaan Standar Pelayanan dan Sistem
Pelayanan yang inovatif pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Kabupaten Aceh Tamiang khususnya pada Kasi. Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan III
demi terwujudnya pelayanan perizinan dan non perizinan yang optimal.
C. Deskripsi
Untuk mewujudkan pelayanan perizinan yang optimal, penyempurnaan standar pelayanan
dan sistem pelayanan yang inovatif khususnya pada Seksi Pelayanan Perizinan dan Non
Perizinan III sebagai panduan dan acuan dalam melakukan revolusi cara kerja penyelenggaraan
pelayanan perizinan.
D. Tahapan Kegiatan
Untuk membuat penyempurnaan standar pelayanan dan sistem pelayanan yang inovatif,
inisiator melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1. Mengumpulkan bahan dan data dalam menyusun penyempurnaan standar pelayanan;
2. Membaca Literatur dan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan Standar
Pelayanan dan Sistem Pelayanan yang Inovatif.
3. Membuat konsep penyempurnaan standar pelayanan prosedur dan sistem pelayanan
yang inovatif;
4. Menyusun penyempurnaan standar pelayanan dan sistem pelayanan yang inovatif;
3
5. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait (tim teknis) dalam penyempurnaan
standar pelayanan dan sistem pelayanan yang inovatif;
6. Mengundang Konsultan dalam Penyusunan Standar Pelayanan dan Sistem Pelayanan
yang inovatif (Aplikasi Perizinan On Line);
7. Membuat rapat struktural tentang standar pelayanan dan sistem pelayanan yang
inovatif;
8. Mengevaluasi dan verifikasi penyempurnaan standar pelayanan dan sistem
pelayanan yang inovatif;
9. Mencetak dan memperbanyak dokumen standar pelayanan telah disempurnakan;
10. Mensosialisasikan standar pelayanan dan sistem pelayanan yang inovatif yang telah
disempurnakan.
E. Manfaat
Manfaat dengan adanya penyempurnaan standar pelayanan dan sistem pelayanan yang inovatif
adalah :
Demikian Laporan Implementasi Revolusi Rancangan Cara Kerja ini buat, semoga dengan
adanya penyempurnaan standar pelayanan dan sistem pelayanan yang inovatif dapat
memberikan pelayanan yang optimal pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu Kabupaten Aceh Tamiang.7