Vous êtes sur la page 1sur 4

Desain Kurikulum Berbasis Subjek

Tugas Mata Kuliah


Kurikulum dan Pembelajaran Kimia Sekolah

Dosen Pengampu:
Dr. H. Momo Rosbiono, M.Pd., M.Si.

Disusun oleh : Kelompok 1


Imas Aisah 1706712
Nurjannah 1706760
Dian Mustikasari 1707768

Prodi : Pendidikan Kimia


Kelas : Reguler 2B

SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2018
Kurikulum Berbasis Subjek
(Kasus Kurikulum 1994)

Tujuan Berdasarkan GBHN (Garis-garis Besar Haluan Negara) tujuan pengembangan


kurikulum adalah untuk mengejar ketertinggalan di bidang ilmu pengetahuan
dan teknologi untuk mempercepat laju pembangunan. Dan UU Nomor 02
Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional tujuan pendidikan adalah
untuk menghasilkan manusia yang memiliki pengetahuan dan keterampilan
yang mantap.

Tujuan dalam Pembelajaran Kimia:


- Berbasis konten, mengutamakan keutuhan ilmu kimia sekolah.
- Siswa dituntut untuk meguasai ilmu bidang tertentu, yaitu ilmu kimia.
Konten Pada pasal 39 UU Nomor 02 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional
yang menjadi dasar pengembangan Kurikulum 1994, konten dalam pendidikan
Indonesia paling tidak memuat pelajaran mengenai Pancasila, agama,
kewarganegaraan, bahasa Indonesia, membaca dan menulis, matematika, sains
dan teknologi, ilmu bumi, sejarah nasional dan sejarah umum, kerajinan
tangan, pendidikan jasmani, menggambar serta bahasa Inggris. Yang
menyebabkan konten pembelajaran menjadi sangat gemuk dan padat.

Konten dalam Pembelajaran tiap bidang ilmu menyajikan:


- Fakta
- Konsep
- Prinsip
- Teori
- Dan Hukum

Konten ilmu kimia yang dipelajari:


- Sifat fisik dan kimia zat
- Komposisi zat
- Hukum dasar kimia
- Penyetaraan reaksi kimia
- Ikatan kimia
- Struktur kimia
- Hidrokarbon
- Energi kimia
- Laju reaksi kimia
- Larutan asam basa
- Kesetimbangan kimia
-
Pengalaman Dalam pembelajaran di kelas, tujuan pembelajaran lebih ditekankan pada
Belajar penguasaan materi dan peran guru sebagai sumber pengetahuan sangat
dominan. Sehingga siswa lebih banyak diberi hafalan materi yang perlu
dikuasai.

Peserta didik mendapat pengalaman belajar seperti:


- Memahami konten ilmu kimia
- Menghafal prinsip dan hukum ilmu kimia
- Menghitung persamaan reaksi kimia
- Membaca buku rujukan ilmu kimia
- Tidak dituntut menguasai metode ilmiah atau bereksperimen
Metode Teacher Centered Instruction
Metode yang diterapkan:
- Metode Ceramah
Evaluasi Evaluasi dilakukan pada setiap tingkat satuan pendidikan pada setiap akhir
topik pembelajaran, akhir catur wulan dan hasilnya disampaikan secara
terbuka kepada peserta didik, hal ini sesuai dengan UU Nomor 02 Tahun 1989
Pasal 43 – 45.

1) Evaluasi yang diberikan: Tes Aspek Kognitif


2) Bentuk evaluasi:
- Test
- Non Test
3) Teknik evaluasi:
- Test : Written Test (Tes Objektif : Multiple Choice; Tes Subjektif:
Essay), Oral Test (Tes lisan)
- Non Test : Observasi
Alokasi Jumlah jam pelajaran dari satuan pendidikan SD – SMA memiliki rentang
waktu antara 30 hingga 42 jam pelajaran. 1 jam pelajaran didefinisikan sebagai 30
menit tatap muka untuk kelas 1 dan kelas 2 SD, 40 menit tatap muka untuk
kelas 3 – kelas 6 SD, 45 menit tatap muka untuk jenjang SMP dan SMA.

Alokasi waktu untuk Satuan Pendidikan SMA:


- 4 jam pelajaran untuk bidang studi kimia dalam satu minggu selama
satu semester (KBM aktif)
- Maisng-maisng 1 jam pelajaran tatap muka selama 45 menit

Sumber Sumber pembelajaran dalam pelaksanaan kurikulum 1994 disesuaikan dengan


pengalaman belajar yang disajikan kepada peserta didik, di mana
pembelajaran berorientasi konten sehingga sumber belajar lebih banyak
kepada buku-buku yang memuat materi tentang konten yang disajikan.

Sumber:
- Buku Sumber
- Buku Teks (Buku Bacaan)
- Buku Kimia Sekolah
- Buku Rujukan (Buku acuan yang dijaidkan sumber)

Referensi UU Nomor 02 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Kurikulum


Sekolah Menengah Umum 1994 dari Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan

Vous aimerez peut-être aussi