Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Disusun untuk memenuhi tugas pendidikan profesi ners di Rumah Sakit Tentara
Tingkat II dr. Soepraoen Malang
Oleh :
2. Latar Belakang
Diabetes adalah suatu penyakit yang disebabkan karena tubuh
tidak mampu mengendalikan jumlah glukosa dalam aliran darah. Hal
ini menyebabkan hiperglikemia. Faktor utama pada diabetes ialah
insulin yang memberi sinyal kepada sel tubuh agar menyerap glukosa.
Diabetes dapat dikontrol, namun apabila penyakit diabetes tidak
dikontrol dapat menimbulkan komplikasi seperti kebutaan dan stroke.
Menurut data terkini dari International Diabetes Federation (IDF),
sebanyak 285 juta orang di seluruh dunia menghidap diabetes. Angka
ini dikemukakan pada 20th World Diabetes Congress di Montreal,
Canada. Sementara di Asia Tenggara diperkirakan 59 juta orang
menghidap diabetes. Hasil survey yang dilakukan pada penderita
diabetes di dunia menemukan pasien lansia yang didiagnosis dengan
diabetes mellitus terus meningkat dan saat ini prosentasenya sebesar
20,4%. Hal ini juga berkaitan dengan pasien lansia yang memiliki
penyakit pembuluh darah perifer. Penyakit pembuluh darah perifer
yang berhubungan dengan diabetes dapat menghambat
penyembuhan ulkus dan meningkatkan risiko amputasi.
Sebuah asosiasi diabetes di Amerika menyatakan bahwa latihan
fisik untuk penderita diabetes harus dilakukan setidaknya tiga kali per
minggu. Latihan fisik secara teratur dalam jangka waktu panjang
penting untuk mempromosikan metabolisme, meningkatkan
sensitivitas insulin dan penurunan gula darah. Selain itu, latihan fisik
juga penting untuk merangsang sirkulasi darah di tungkai bawah dan
mencegah ulkus pada kaki. Karena rendahnya tingkat gerakan pada
pasien usia lanjut sementara latihan fisik berperan penting dalam
proses pengontrolan gula darah pada pasien diabetes mellitus, perlu
dilakukan perumusan metode yang dapat digunakan untuk
pemenuhan latihan ekstremitas bawah dan sirkulasi darah di kaki
pada penderita diabetes berusia lanjut.
3. Tujuan Penulisan
Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi pemenuhan latihan
ekstremitas bawah dan sirkulasi darah di kaki pada penderita diabetes
berusia lanjut yang disertai dengan kombinasi musik sebagai media
terapi dan regimen latihan ekstremitas bawah.
4. Metode Penelitian
4.1 Pemilihan Pasien
Sebanyak 72 pasien diabetes yang berusia diatas 60 tahun
dan termasuk kategori pada level 0 dengan klasifikasi skala pada
kaki diabetes menurut Wagner (Wagner Classification of Diabetic
Foot). Semua pasien ini berasal dari departemen endokrin dari
rumah sakit Hua Dong yang bergabung dengan Universitas Fudan
di Shanghai, Cina pada bulan April 2013 dan Oktober 2013.
Kriteria eksklusi meliputi orang-orang diabetes yang tidak dapat
berjalan secara normal, seseorang yang mengalami nyeri tungkai
bawah, arthritis parah, sistem saraf dan penyakit kardiovaskular,
serta komplikasi lain yang terbatas aktifitas fisik mereka dan
disfungsi kognitif.
4.5 Pengukuran
- Kepatuhan lansia penderita diebetes terhadap latihan
ekstremitas bawah
Kepatuhan latihan pada lansia penderita diabetes diukur
dengan menggunakan skala kepatuhan latihan diabetes. skala
terdiri dari lima item, dengan setiap item diberi skor antara satu
dan lima. Skor yang lebih rendah menunjukkan lebih besar
tingkat kepatuhan terhadap latihan. Metode menilai skala yang
sama dengan pengetahuan-pertanyaan tentang latihan
ekstremitas bawah. Skala Cronbach koefisien yaitu 0,851
dan CVI yaitu 0,905.
- Pengetahuan Latihan Ekstremitas Bawah
Tingkat pengetahuan pasien pada regimen latihan diukur
dengan menggunakan kuisioner pengetahuan yang dirancang
oleh para peneliti. Kuesioner meliputi sepuluh item, masing-
masing menerima skor antara satu dan lima menurut Likert 5.
Total skor berkisar antara sepuluh dan 50, dengan nomor yang
lebih tinggi menunjukkan pengetahuan yang lebih baik. Daftar
Pertanyan yang valid dinilai oleh lima profesor, termasuk dua
pakar pendidikan diabetes, dua perawat spesialis diabetes dan
satu endokrinologi. Konten Validitas Indeks (CVI) adalah 0,921
dan koefisien alpha Cronbach adalah 0,871.
- Kecepatan puncak arteri dorsal
Indeks ini diukur menggunakan Detektor Arus Doppler ES-
1000SPM.
- ABI (Ankle Brachialis Index)
ABI dievaluasi menggunakan dua cara yaitu Doppler detektor
aliran darah (ES-1000SPM, Hadeco, Jepang). Analisis ini
dilakukan setelah minimal 5-min beristirahat dalam posisi
terlentang/supinasi. Tingkat ABI dihitung sebagai rasio
membandingkan tekanan darah tertinggi sistolik antara arteri
tibialis posterior dan arteri dorsalis pedis ke yang lebih tinggi
yaitu arteri brakialis di lengan. Tingkatan ABI diklasifikasikan
sesuai interpretasi ABI: nilai normal untuk arteri ekstremitas
bawah adalah antara 0,9 dan 1,30, lesi vaskular ringan antara
0,70 dan 0,89, lesi pembuluh darah sedang antara 0,40 dan
0,69, dan lesi vaskular yang parah dengan ABI <0,40. Semua
pengukuran dievaluasi sebelum intervensi. Pengukuran ABI,
kecepatan puncak arteri dorsal dan kepatuhan terhadap latihan
ekstremitas bawah pada pasien diabetes telah diperiksa
dengan mematuhi intervensi media musik untuk tiga dan enam
bulan di Rumah Sakit Hua Dong, yang berkerjasama dengan
Universitas Fudan.
Kecepatan puncak/nilai
tertinggi dari arteri
dorsal secara signifikan
berbeda antara kedua
kelompok selama 6
bulan latihan
ditunjukkan dengan nilai t = 5,244 dan nilai p = <0,001. Sesuai dengan
tabel 4 peningkatan kecepatan aliran puncak dorsalis pedis arteri
memainkan peran dalam melindungi pembuluh darah perifer, media
musik memainkan peranan penting dalam meningkatkan kepatuhan
pasien untuk latihan karena musik dapat membuat pasien rileks
sehingga pasien memiliki kesadaran penuh terhadap apa yang harus
di lakukan.
8. Kesimpulan
Penelitian ini membuktikan bahwa terapi yang dilakukan dengan
menggabungkan media musik dan latihan ekstremitas bawah secara
signifikan meningkatkan kepatuhan pasien lansia diabetes mellitus
dan memperlancar sirkulasi darah pada ekstremitas bawah
9. Saran
Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya melibatkan sampel dengan
jumlah yang lebih banyak dan bervariasi serta lebih memperluas area
penelitiannya (tidak hanya pada satu rumah sakit) agar dapat benar-
benar mengetahui pengaruh kombinasi terapi (yang dilakukan dengan
media musik dan latihan ekstremitas bawah) pada penderita diabetes
mellitus usia lanjut dengan melibatkan 3 kategori yang ada seperti
telah dipaparkan pada penelitian ini. Selain itu media musik harus
disesuaikan dengan status psikologis dan fisiologis masing-masing
individu agar mendapatkan hasil yang lebih maksimal dan akurat.