Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
1. Nama Program :
Penyuluhan Kesehatan dengan tema Tuberkolosis, Ca. Cervix, Cuci Tangan
Pakai Sabun dan Pentingnya Sarapan.
2. Tujuan Program :
Meningkatkan pengetahuan sasaran terkait Tuberkolosis, Ca. Cervix, Cuci
Tangan Pakai Sabun dan Pentingnya Sarapan.
3. Sasaran :
Kader RW 01 - RW 10 dan Masyarakat Kelurahan Gundih Kecamatan
Bubutan Surabaya
4. Target : 30 orang masyarakat
5. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Program
a. Waktu : Jumat, 21 Juli 2017 Pukul 09.00 – 11.00 WIB
b. Tempat : Puskesmas Gundih Surabaya
6. Sarana dan Media Yang Dibutuhkan :
Lembar absensi, laptop, proyektor, microphone, leaflet, dan konsumsi.
7. Indikator Keberhasilan
a. Kehadiran peserta ≥80% dari jumlah target yang direncanakan, 80% dari
30 orang adalah 24 orang;
b. Sebanyak ≥80% peserta dapat menjelaskan dan menjawab secara benar
pertanyaan umpan balik yang diberikan pemateri.
c. Sebanyak ≥80% peserta dapat memperagakan cuci tangan pakai sabun
dengan benar.
8. Susunan Tenaga Pelaksana
MC & Moderator : Vina Aprilia
Notulen : Made Kartika Dewi Utami
Sekretariat : Clairine Maretha Martin Putra
Konsumsi : Lucyana Retno Sisparwati
Dewi Sri Sulistiani
Perlengkapan : Sodikin Somantri
Dokumentasi : Arga Pudya Wardana
Pemateri I : Wahid Nur Alfi
Pemateri II : Ari Kurniawati
Pemateri III : Atin Nurmayasanti
9. Uraian Program :
a. Peserta penyuluhan mulai registrasi pukul 08.30 WIB;
b. Acara dibuka oleh MC pukul 09.00 WIB;
c. Penyuluhan dengan materi Tuberkulosis Paru, yang disampaikan oleh
Wahid Nur Alfi;
d. Penyuluhan dengan materi Ca. Cervix dan Cuci Tangan Pakai Sabun
yang disampaikan oleh Ari Kurniawati;
e. Diskusi dan Tanya Jawab dengan peserta;
f. Peragaan Cuci Tangan Pakai Sabun oleh peserta;
g. Penyuluhan dengan materi Pentingnya Sarapan yang disampaikan oleh
Atin Nurmayasanti;
h. Diskusi dan Tanya Jawab dengan peserta;
i. Penutupan Program penyuluhan kesehatan pukul 11.00 WIB;
SATUAN ACARA PENYULUHAN
TUBERCULOSIS PARU
Susunan Kegiatan:
Tahap Kegiatan Kegiatan perawat Kegiatan klien Media
Pembukaan Salam pembuka Mendengarkan Power Point
(5 menit) Memperkenalkan diri keterangan penyaji
Menjelaskan maksud
dan tujuan
Penularan TB Paru
Sumber penularan TB paru adalah penderita TB paru BTA positif.
Penularan terjadi pada waktu penderita TB paru batuk atau bersin, penderita
menyebarkan kuman bakteri ke udara dalam bentuk droplet (percikan dahak).
Droplet yang mengandung kuman dapat bertahan di udara pada suhu kamar
selama beberapa jam, orang dapat terinfeksi kalau droplet tersebut terhirup
kedalam pernapasan. Setelah kuman TB paru masuk kebagian tubuh lainnya
melalui sistem peredaran darah, sistem saluran limfe, saluran napas, atau
penyebaran langsung kebagian-bagian tubuh lainnya (Depkes RI, 2002).
Daya penularan dari seorang penderita ditentukan oleh banyaknya kuman
yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat positif hasil pemeriksaan
dahak, makin menular penderita TB paru tersebut. Bila hasil pemeriksaan dahak
negatif maka penderita tersebut tidak menularkan. Kemungkinan seorang
terinfeksi TB paru di tentukan oleh konsentrasi droplet dalam udara dan lamanya
menghirup udara tersebut.
Gejala TB Paru
a. Gejala utama: batuk terus menerus dan berdahak selama tiga minggu atau
lebih.
b. Gejala lainnya :
1. batuk bercampur darah
2. sesak napas dan nyeri dada
3. badan lemah
4. nafsu makan berkurang
5. berat badan turun
6. rasa kurang enak badan (lemas)
7. demam meriang berkepanjangan
8. berkeringat di malam hari walaupun tidak melakukan kegiatan.
(Kementrian Kesehatan RI, 2010)
Susunan Kegiatan:
Tahap Kegiatan Kegiatan perawat Kegiatan klien Media
Pembukaan Salam pembuka Mendengarkan Power Point
(5 menit) Memperkenalkan diri keterangan
Menjelaskan maksud dan penyaji
tujuan
Faktor Risiko
Faktor resiko yang berpengaruh terhadap terjadinya kanker serviks
menurut (American cancer society) yaitu :
HPV (human papillomavirus).
Merokok.
Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini (<16 tahun).
Berganti-ganti pasangan seksual.
Pemakaian DES (dietilstilbestrol) pada wanita hamil untuk mencegah
keguguran
Pemakaian pil KB.
Infeksi herpes genitalis atau infeksi klamidia menahun.
Golongan ekonomi lemah (karena tidak mampu melakukan Pap smear
secara rutin).
Jumlah kehamilan dan partus
Stadium 1A
Pada stadium 1A, pertumbuhannya begitu kecil sehingga kanker hanya
bisa dilihat dengan sebuah mikroskop atau kolposkop.
Pada Stadium 1A1, kanker telah tunbuh kurang dari 3 mm ke dalam
jaringan serviks, dan lebarnya kurang dari 7 mm.
Pada Stadium 1A2, kanker telah tumbuh antara 3 sampai 5 mm ke dalam
jaringan-jaringan serviks, tetapi lebarnya masih kurang dari 7 mm.
Stadium 1B
Pada Stadium 1B, area kanker lebih luas, tetapi kanker masih berada
dalam jaringan serviks dan biasanya masih belum menyebar. Kanker ini
biasanya bisa dilihat tanpa menggunakan mikroskop, tetapi tidak selalu
demikian.
Pada Stadium 1B1, kanker tidak lebih besar dari 4 cm.
Pada Stadium 1B2, kanker lebih besar dari 4 cm (ukuran horizontal)
Stadium 2A
Pada Stadium 2, kanker mulai menyebar keluar dari leher rahim menuju ke
jaringan- jaringan di sekitarnya. Tetapi kanker masih belum tumbuh ke
dalam otot-otot atau ligamen dinding panggul, atau menuju ke vagina
bagian bawah.
Pada Stadium 2A kanker telah menyebar ke vagina bagian atas.
Pada Stadium 2A1 kanker berukuran 4 cm atau kurang. Pada Stadium 2A2
kanker bukuran lebih dari 4 cm.
Stadium 2B
Pada Stadium 2B ada penyebaran ke dalam jaringan di sekitar serviks.
Kanker serviks Stadium 2A dapat diobati dengan pembedahan atau
radioterapi, atau keduanya.
Kanker serviks Stadium 2B biasanya diobati dengan gabungan radioterapi
dan kemoterapi.
Stadium 3
Pada Stadium 3, kanker serviks telah menyebar jauh dari serviks menuju
ke dalam struktur di sekitar daerah panggul.
Kanker mungkin telah tumbuh ke dalam vagina bagian bawah dan otot-otot
serta ligamen yang melapisi dinding panggul. Dan kemungkinan juga
kanker telah tumbuh memblokir saluran kencing.
Stadium 3B
Pada Stadium 3B kanker telah tumbuh menuju dinding panggul atau
memblokir satu atau kedua saluran pembuangan ginjal
Stadium ini biasanya diobati dengan radioterapi dan kemoterapi.
Stadium 4A
Kanker serviks Stadium 4 adalah kanker yang paling parah. Kanker telah
menyebar ke organ-organ tubuh di luar serviks dan rahim.
Stadium 4B
Pada Stadium 4B, kanker telah menyebar ke organ-organ tubuh yang
sangat jauh, misalnya paru-paru
Pada stadium ini kanker diobati dengan pembedahan, radioterapi dan
kemoterapi atau kombinasi dari ketiga.
Pencegahan
1. Pencegahan Primordial
Tujuan pencegahan primodial adalah mencegah timbulnya faktor risiko
kanker serviks bagi perempuan yang belum mempunyai faktor risiko dengan
cara, seperti pendidikan seks bagi remaja, menunda hubungan seks remaja
sampi pada usia yang matang yaitu lebih dari 20 tahun.
2. Pencegahan Primer
Pencegahan primer adalah upaya yang bertujuan untuk mengurangi atau
menghilangkan faktor risiko bagi perempuan yang mempunyai faktor risiko.
a. Segi kebiasaan
Hindari hubungan seks terlalu dini
Hindari kebiasaan berganti-ganti pasangan seks
Hindari kebiasaan menaburi talk pada vagina
b. Segi makanan
Pengaturan pola makanan sehari-hari juga diperlukan agar tubuh
mempunyai cadangan antioksidan yang cukup sebagai penangkal radikal
bebas yang merusak tubuh.
Perbanyak makan buah dan sayuran berwarna kuning atau hijau karena
banyak mengandung vitamin seperti betakaroten, vitamin C, mineral,
klorofil, dan fitonutrien lainnya. Klorofil bersifat radio protektif,
antimutagenik, dan antikarsinogenik.
Kurangi makanan yang diasinkan, dibakar , diasap, atau diawetkan
dengan nitrit karena dapat menghasilkan senyawa kimia yang dapat
berubah menjadi karsinogen aktif.
Konsumsi makanan golongan kubis seperti kubis bunga, kubis tunas,
kubis rabi, brokoli karena dapat melindungi tubuh dari sinar radiasi dan
menghasilkan suatu enzim yang dapat menguraikan dan membuang zat
beracun yang beredar dalam tubuh
3. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah upaya yang dilakukan untuk menentukan
kasus-kasus dini sehingga kemungkinan penyembuhan dapat ditingkatkan,
termasuk skrining,deteksi dini (Pap’s smear) dan pengobatan.
4. Pencegahan Tersier
Pencegahan tertier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif
menderita kanker serviks. Penderita yang menjadi cacat karena komplikasi
penyakitnya atau karena pengobatan perlu direhabilitasi untuk
mengembalikan bentuk dan/atau fungsi organ yang cacat itu supaya penderita
dapat hidup dengan layak dan wajar di masyarakat.
Rehabilitasi yang dapat dilakukan untuk penderita kanker serviks yang
baru menjalani operasi contohnya seperti melakukan gerakan-gerakan untuk
membantu mengembalikan fungsi gerak dan untuk mengurangi
pembengkakan, bagi penderita yang mengalami alopesia (rambut gugur)
akibat khemoterapi dan radioterapi bisa diatasi dengan memakai wig untuk
sementara karena umumnya rambut akan tumbuh kembali.
Pengobatan
1. Pembedahan
Pada karsinoma in situ (kanker yang terbatas pada lapisan serviks paling
luar), seluruh kanker seringkali dapat diangkat dengan bantuan pisau bedah
ataupun melalui LEEP.
Dengan pengobatan tersebut, penderita masih bisa memiliki anak.
Karena kanker bisa kembali kambuh, dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan
ulang dan Pap smear setiap 3 bulan selama 1 tahun pertama dan selanjutnya
setiap 6 bulan.
2. Terapi Penyinaran
Terapi penyinaran (radioterapi) efektif untuk mengobati kanker invasif
yang masih terbatas pada daerah panggul. Pada radioterapi digunakan sinar
berenergi tinggi untuk merusak sel-sel kanker dan menghentikan
pertumbuhannya.
Ada 2 macam radioterapi:
Radiasi eksternal : sinar berasar dari sebuah mesin besar. Penderita tidak
perlu dirawat di rumah sakit, penyinaran biasanya dilakukan sebanyak 5
hari/minggu selama 5-6 minggu.
Radiasi internal : zat radioaktif terdapat di dalam sebuah kapsul
dimasukkan langsung ke dalam serviks. Kapsul ini dibiarkan selama 1-3
hari dan selama itu penderita dirawat di rumah sakit. Pengobatan ini bisa
diulang beberapa kali selama 1-2 minggu.
3. Kemoterapi
Jika kanker telah menyebar ke luar panggul, kadang dianjurkan untuk
menjalani kemoterapi.
4. Terapi Biologis
Pada terapi biologis digunakan zat-zat untuk memperbaiki sistem
kekebalan tubuh dalam melawan penyakit. Terapi biologis dilakukan pada
kanker yang telah menyebar ke bagian tubuh lainnya. Yang paling sering
digunakan adalah Interferon, yang bisa dikombinasikan dengan kemoterapi.