Vous êtes sur la page 1sur 5

ANAK DENGAN KEBUTUHAN KHUSUS

Anak Abk: Permata Putri Nadya Pramesti


Ayah: Angger Rangga Santika
Ibu: Niken Ayu Septiafani
Perawat dan dokter: Milla Thalia
Teman: Firda Ayu Maghfiro
Ibu Teman: Dinda Risma Putri Anjarsari

28 oktober 2012 di rumah sakit bersalin lahirlah seorang anak perempuan buah hati
bapak angger dan ibu niken
angger: Alhamdulillah ya ma akhirnya anak kita lahir dengan selamat
niken: iya Alhamdulillah pa, semoga dia selalu sehat dan menjadi kebanggan kita nantinya
angger: aamiin, kita beri nama siapa ya ma enaknya?
niken: bagaimana kalau PERMATA pa, sebagai bentuk rasa syukur kita kepada allah
angger: iya bagus juga ma, permata hati kita
Bapak angger dan ibu niken merawat permata dengan penuh kasih sayang, namun suatu
ketika
angger: ma sekarang permata sudah usia 1 tahun tapi dia kok masih belum bisa berbicara ya?
niken: ah mungkin belum waktunya pa
angger: apa nggak sebaiknya kita periksakan ke dokter saja?
niken: nggak usah pa
Dan pada saat yg sama pada sore hari tetangga baru mereka bernama bu dinda dan
anaknya firda berjalan-jalan di depan rumahnya
dinda: haloo adek siapa namanya?
tidak ada respon jawaban dari permata
dinda: loh kok diam saja, haloo adek
niken: namanya permata tante, adek namanya siapa?
firda: firda tante (masih pelat)
dinda: oh permata, umurnya berapa bu?
angger: 1 tahun bu, putrinya umur berapa?
dinda: loh sama pak firda usianya juga 1 tahun
angger: aduu adek lucunya sudah bisa bicara.
dinda: iya pak banyak ngomong banget dia
firda: mama ayooo kesana
dinda: iya sebentar nak, pak bu mari saya kesana dulu ya
niken dan angger: iyaa silahkan bu
angger: tuh ma lihat anak tetangga kita saja 1 tahun sudah bisa berjalan dan berbicara
niken: iya pa nggakpapa kan perkembangan anak berbeda beda
angger: lebih baik kita bawa ke dokter saja
niken: kan aku sudah bilang nggak perlu pa
angger: mama ini di ajak yang bener ga mau, nanti kalau ada apa-apa sama anak kita gimana?
niken: di tunggu saja nanti dia juga bisa jalan dan bicara
kejanggalan mulai terasa karena usia permata sudah 3 tahun namun tetap tidak dapat
bicara dan berjalan seperti anak pada umumnya, kedua orang tuanya mulai panik dan
membawa kedokter
niken: bu dokter ini anak saya sudah usia 3 tahun kok masih belum dapat berbicara dan berjalan
normal ya? bicaranya Cuma bisa mengucapkan 2 kata saja kayak ma na ta pa
dr milla: oh iya saya periksa dulu ya pak bu
dalam pemeriksaan
dr milla: pak bu mohon maaf sepertinya ada masalah dalam tumbuh kembang anak bapak dan
ibu, dia mengalami keterbelakangan mental dan fisik dia tidak dapat tumbuh normal seperti anak
pada umunya dalam arti lain anak ini mengalami kebutuhan khusus
niken: kira2 apakah anak saya dapat disembuhkan (dengan rasa sedih)
dr milla: anak yang mengalami gangguan dalam tumbuh kembangnya tidak dapat di sembuhkan
total bu, tetapi dia dapat di latih perlahan-lahan
niken: baik bu terimakasih
sesampainya di rumah angger merasa marah dan malu memliki anak dengan kebutuhan
khusus, dia merasa seakan-akan tuhan tidak adil kepadanya anak pertama yang dianggap
sebagai aib keluarga. mulai saat itu angger selalu menyianyiakan permata. keadaan rumah
pun sudah sering terjadi pecekcokan
permata: (meragkak kearah angger dan menarik-narik seperti ingin mengajak bermain)
angger: ngapain sih kamu, jangan bermain disini kamu mainnya di belakang saja dasar anak
memalukan
permata: (namun permata tidak mengetahui maksud papanya dia tetap saja ingin di dekat
papanya)
angger: papa bilang pergi ya pergi (saambil mendorong permata)
perbuatan angger tidak sengaja dilihat oleh istrinya, lalu niken langsung berlari ke
anaknya dan memeluk.
niken: papa!! apa-apaan ini jangan seperti itu sama anak sendiri. ayo nak ikut mama (niken pun
membawa anaknya ke kamar)
lalu kembali lagi menemui angger
niken: seharusnya kamu tidak boleh seperti itu, anak itu anugrah yang harus di jaga dan di rawat
dengan tulus
angger: untuk apa di rawat anak seperti itu lebih baik di kasikan orang lain
niken: jaga ya bicara kamu (niken meninggalkan angger)
Keesokan harinya permata bermain dengan tetangganya firda
(bermain)
niken: nak mama ke pasar dulu ya
permata: (hanya melihat mamanya dan mengangguk)
niken: pa aku ke pasar dulu, jagain anaknya ya
angger: hmmm
namun angger tidak menjaga dan akhirnya
(permata melempar bola ke muka firda)
firda: (menangis) mamaaaaaa
bu dinda menghampiri mereka
dinda: ada apa ini?
firda: aku di lempar bola sama permata maa
dinda: kamu itu kalau main jangan melukai temannya
(angger keluar)
angger: ada apa ini rame-rame?
dinda: pak kalau punya anak berkebutuhan itu di jaga ya, masak anak saya di lempar bola
angger: iyaa bu maaf
(dinda pun mengajak firda pulang)
angger: dasar anak memalukan ayo masuk, jangan main di luar. bikin papa malu aja
(permata tidak menuruti apa yang di katakan papanya)
lalu angger menarik permata dan mengurungnya di kamar dan menali,kemudian angger
menelpon rumah sakit jiwa
beberapa saat kemudian niken pulang dari pasar
niken: loh pa permata kemana
angger: (tidak menjawab)
niken mendengar suara permata samar-samar, lalu ia berlari kearah sumber suara
niken: ya allah nak kok bisa seperti ini (sambil melepaskan tali), kamu tunngu disini ya
(lalu niken menghampiri angger)
niken: apa-apan kamu ini suruh jaga anak malah anak di ikat
angger: dia sangat memalukan masak tadi firda di lempar bola sampai nangis dan ibunya marah-
marah.
tak lama pihak rsj pun datang kerumah mereka
pihak rsj (mila): dengan bapak angger?
angger: iya, silahkan masuk dan segera bawa anak itu
pihak rsj pun membawa permata lalu niken menghampiri dan menarik anaknya
niken: jangan bawa anak saya
angger: sudah bawa saja mbak
melihat kejadian tersebut firda menghampiri permata
firda: mau di bawa kemana om permata
angger: mau di bawa ke rumah sakit jiwa
firda: jangan om jangan
namun angger tetap menarik permata untuk di masukkan mobil pihak rsj dan akhirnya firda
melempar angger dengan boneka
firda: permataaaaaaaaaaaaaaaaa
niken: (menangis) melihat anaknya di bawa ke rsj dan menuyusul anaknya
Sesampainya di rsj
niken: bu jangan masukkan anak saya disini anak saya tidak gila namun anak saya berkebutuhan
khusus
angger: masukkan saja bu dia memalukan
permata(seolah-olah ingin ikut mamanya)
pihak rsj: bapak saya jelaskan yaa, anak itu mau keadaanya seperti apapun harus tetap di jaga
dan di rawat karna anak itu titpan dari tuhan, itu tandanya tuhan percaya bahwa bapak dan ibu
dapat menjaganya. anak abk itu tidak selamanya seperti ini pak dia juga dapat berjalan dan
berbicara nantinya sedikit-sedikit asalkan bpk dan ibu mau mengajarinya.
angger: tapi saya ngga mau bu itu terlalu memalukan bagi saya memiliki anak seperti dia
pihak rsj: tidak boleh begitu pak mungkin suatu saat kalau bapak sudah tua bisa jadi bapak
memerlukan bantuan anaknya.
angger: iyaa juga yaa
niken: kita harus mengajarkan kepada anak kita berbicara dan berjalan mulai nanti dan
menyekolahkannya
anggerpun sadar dan membawa anaknya pulang
di rumah
angger: sini nak sama papa, papa ajari bicara yaa, tirukan papa. pa..pa…
permata: pa….pa….
angger: pintar. sekarang, ma….ma….
permata: ma…ma….
angger: ma….em…
permata: ma…em…
angger dan niken: wah pintar
ayo sekarang belajar berjalan
niken: pegang mama sama papa yaa
permata: (menggandeng kedua orang tuanya dan berjalan) lalu permata tersenyum

_______selamat menyaksikan______

Vous aimerez peut-être aussi