Vous êtes sur la page 1sur 5

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN SISTEM

KARDIOVASKULER AKIBAT GAGAL JANTUNG

Disusun Oleh:
Kelompok 3B
Filupus Waruwu (032017041)
Francine Angeliva Van Bert Siregar (032017050)
Quinta Geledis Elisabeth Sihotang (032017056)
Melina Cecilia Tarigan (032017065)
Dosy Ungsiana Tumangger (032017061)

PROGRAM STUDI TAHAP AKADEMIK


SEKOLAH TINGGI ILMU KESAHATAN SANTA ELISABETH
MEDAN
T.A 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah kami ini dengan judul
“Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler Akibat Gagal
Jantung”. Dalam pembelajaran kali ini, mahasiswa dituntut untuk mampu
memahami bagaimana pelayanan yang diberikan oleh perawat kepada pasien yang
mengalami gangguan kardiovaskuler terutama dalam bidang gagal jantung.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai asuhan keperawatan dengan gangguan
sistem kardiovaskuler akibat gagal jantung. Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata kesempurna.

Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran
yang membangun demi perbaikan di masa depan.
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gagal jantung merupakan salah satu penyebab mordibitas dan mortalitas.


Akhir-akhir ini insiden gagal jantung mengalami peningkatan. Kajian epidemologi
menunjukan bahwa ada berbagai kondisi yang mendahului dan menyertai gagal
jantung. Kandisi tersebut dinamakan faktor resiko. Faktor resiko yang ada dapat
dimodifikasi artinya dapat dikontrol dengan mengubah gaya hidup atau kebiasaan
probasi dan faktor resiko yang non modifiable yang merupakan konsekuensi
genetic yang tdak dapat dikontrol. Contohnya ras dan jenis kelamin. Gagal
jantung adalah patofisilogik dimana jantung sebabagi pompa tidak mampu
memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan. Ciri-ciri yang penting
dari defenisi ini adalah pertama defenisi gagal adalah relative terhadap kebutuhan
metabolic tubuh, kedua penekanan arti gagal ditunjukan pada fungsi pompa
jantung sacara keseluruhan (Nurhadi, 2003).
Gagal jantung kongestif (Congestif Heart Failure) adalah ketidakmampuan
jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Risiko CHF akan meningkat
pada orang lanjut usia (lansia) karena penurunan fungsi ventrikel akibat penuaan.
CHF ini dapat menjadi kronik apabila disertai dengan penyakit-penyakit lain
seperti hipertensi, penyakit katub jantung, kardiomiopati dan lain-lain.
Saai ini Congestive Heart Failure (CHF) atau yang biasa disebut dengan
gagal jantung kongestif merupakan satu-satunya penyakit kardiovaskuler yang
terus meningkat insiden dan prevalensinya. Resiko kematian akibat gagal jantung
berkisar antara 5-10% pertahun pada gagal jantung ringan yang akan meningkat
menajdi 30-40% pada gagal jantung berat. Selain itu CHF merupakan penyakit
yang paling sering memerlukan perawatan ulang di rumah sakit (readmission)
meskipun pengobatan rawat jalantelah diberikan secara optimal (R. Miftah, 2004).
Masalah kesehatan dengan gangguan system kardiovaskuler masih
menduduki peringkat yang tinggi, menurut data WHO dilaporkan bahwa sekitar
3000 penduduk Amerika menderita CHF. Pada umumnya CHF diderita lansia
yang berusi 50 tahun. Insiden ini akan terus bertambah setiap tahun pada lansia
diatas usia 50 tahun. Sebagian besar lansia yang didiagnosis CHF tidak dapat
hidup lebih dari 5 tahun (Charlie, 2005).
Di Indonesia, sebanyak 13.395 orang yang menderita gagal jantung
menjalani rawat inap, sedangkan sebanyak 16.431 orang menjalani rawat jalan
diseluruh rumah sakit yang ada di Indonesia. Case fatality rate (CFR) pada gagal
jantung cukup tinggi yaitu 13,42%. Tetapi yang tertinggi pada infak miokard akut
sebesar 13,49%, dan penyakit jantung lainnya sebesar13,37%. Hal tersebut
disebutkan dalam profil kesehatan Indonesia tahun 2008.

1.2 Tujuan penelitian

1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan upaya pemecahan masalah yang
ada pada kasus pasien gagal jantung dengan menggunakan proses
keperawatan yang disusun dengan sistemmatis dan komperenshif.

2. Tujuan Khusus
 Untuk mengetahui defenisi dari gagal jantung.
 Untuk mengetahui etiologi dari gagal jantung.
 Untuk mengetahui patofisiologi dari gagal jantung.
 Untuk mengetahui diagnostic dari gagal jantung.
 Untuk mengetahui penata pelaksanaan dari gaggal jantung.
 Untuk mengetahui komplikasi dari gagal jantung.
 Untuk mengetahui pengkajian dari gagal jantung.
 Untuk mengetahui diagnosa intrvensi keperawatan dari gagal
jantung.

Vous aimerez peut-être aussi