Vous êtes sur la page 1sur 26

PROPOSAL

STUDI KELAYAKAN
“Analisis Kelayakan Budidaya Buah Naga Merah Di
Sidemen Karangasem”

KELOMPOK 6

DEVINA BERTHA (1506205094)

NI KOMANG CITRA DEWI (1607521043)

NI NYOMAN SUMIANTI (1607521122)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2018
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin kami tidak akan sanggup
menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan, oleh karena itu kami harapkan
kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Jimbaran, 23 Maret 2018

Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………….........................................................................................i
Daftar isi………………............................................................................................. ii
Bab I Pendahuluan
1.1.Latar Belakang…............................................................................ ..........
1.3.Rumusan Masalah………............................................................... .........
1.4 Tujuan……………………………………………………………………..
1.5 Manfaat…………………………………………………………………….
BAB II Tinjauan Pustaka

2.1. Tinjauan Agronomi Buahnaga…………………………………………………..

2.2. Morfologi………………………………………………………………………..

Bab II Aspek Pemasaran


3.1.Bentuk Pasar …… ............................................................................... ...
3.2.Segmentasi Targeting dan Positioning......................................................
3.3.Bauran Pemasaran……….........................................................................
Bab III Aspek Teknis
4.1. Pemilihan Letak Lokasi………………................................................ ...
4.3.Panduan Teknis….................................................................................. ...
Bab IV Aspek Manajemen
5.1.Manajemen Usahatani Buahnaga .............................................................
Bab V Aspek Keuangan
6.1.Analisis Biaya..........................................................................................
Bab VI Aspek Ekonomi dan Sosial
7.1.Aspek Ekonomi Sosial .............................................................................
7.2.Hambatan di Bidang Ekonomi............................................................ ...
Bab VII Penutup
8.1.Kesimpulan ............................................................................... ...
8.2.Saran ............................................................................... ...
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Buah naga atau lazim juga disebut pitaya, terakhir ini menjadi salah satu
buah yang popular di kalangan masyarakat. Buah yang termasuk kelompok
kaktus atau family cactaceae ini sangat digemari oleh masyarakat
untuk konsumsi. Rasa yang manis dan segar pada buah naga membuat para
konsumennya ketagihan, buah naga juga memiliki berbagai khasiat obat yang
bermanfaatkan bagi kesehatan tubuh.

Menurut Mahadianto (2007) buah naga memiliki cukup banyak khasiat


bagi kesehatan diantaranya sebagai penyeimbang kadar gula darah,
membersihkan darah, menguatkan ginjal, menyehatkan lever, perawatan
kecantikan, menguatkan daya kerja otak, meningkatkan ketajaman mata,
mengurangi keluhan panas dalam dan sariawan, menstabilkan tekanan darah,
menguragi keluhan keputihan, mengurangi kolesterol, mencegah kanker usus
serta mencegah sembelit dan memperlancar feses.
Selain kandungan vitamin C yang tinggi, buah naga mengandung 80% air
(Simatupang, 2007). Zat nutrisi lain yang terkandung di dalam buah naga ialah
serat, kalsium, zat besi, fosfor yang cukup bermanfaat untuk mengatasi penyakit
darah tinggi. Buah naga yang berdaging merah juga baik untuk memperbaiki
penglihatan mata karena mengandung karotenoidnya yang tinggi. Fitokimia di
dalam buahnya juga diketahui dapat menurunkan resiko kanker.

Buah naga memilki nilai ekonomi yang cukup tinggi jika dibandingkan
dengan buah yang lain. Hal ini menjadi peluang usaha bagi investor domestik
untuk melakukan pembudidayaan buah naga dengan skala yang cukup besar.
Buah naga mulai dikembangkan di tanah air serta memiliki peluang besar untuk
disebarluaskan. Beberapa sentra agribisnis buah naga mulai berkembang antara
lain malang, delanggu, kulonprogo, dan DI Yogyakarta (Purba, 2007).
Kondisi iklim dan keadaan tekstur tanah di Indonesia mendukung untuk
pengembangan agribisnis buah naga. Komoditas ini mempunyai prospek yang
cerah untuk peluang komoditas ekspor dan pasarnya masih terbuka lebar serta
memiliki potensi yang sangat baik dikembangkan di Indonesia (Deptan, 2005).
Terdapat empat jenis buah naga yang dikembangkan yaitu buah naga
daging putih (Hylocereus undatus), buah naga daging merah (Hylocereus
polyrhizus), buah naga daging super merah (Hylocereus costaricensis) dan buah
naga kulit kuning daging putih (Selenicereus megalanthus). Masing-masing
buah naga memiliki karakteristiknya sendiri. Dari buah naga yang
dikembangkan tersebut buah naga Hylocereus polyrhizus lebih sering
dibudidayakan karena memilki kelebihan tersendiri yaitu ukuran buah buah
lebih besar dan warna daging lebih menrik. Sedangkan buah naga yang jarang
dibudidayakan adalah bauah naga Selenicereus megalanthus karena ukuran
buah yang relatif kecil walaupun rasanya paling manis diantara jenis yang lain.
Persilangan diantara kedua jenis buah naga tersebut kemungkinan bisa
dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan nilai ekonomis buah naga.
Persilangan merupakan cara paling populer untuk meningkatkan variasi genetik
karena relatif mudah, murah dan efektif untuk dilakukan ( Anonim, 2007). Saat
ini persilangan buah naga jenis Hylocereus polyrhizus dan Selenicereus
megalanthus masih jarang dilakukan, sehingga perlu dilakukan penelitian untuk
mengetahui adanya kompatibilitas persilangan buah naga tersebut.
Dari keempat jenis buah naga tersebut, buah naga daging putih paling digemari
dan diminati. Selain bentuk dan ukurannya yang lebih besar, buah naga daging
putih juga lebih segar karena rasa masamnya yang khas. Buah naga yang berasal
dari jenis tanaman rumpun kaltes ini berasal dari Israel, dan terus dikembangkan
di Australia, Thailand dan Vietnam. Morfologi tanaman buah naga terdiri dari
akar, batang, duri dan bunga serta buah. Akar buah naga hanyalah akar serabut
yang berkembang di dalam tanah di batang atas sebagai akar gantung. Akar
tumbuh di sepanjang batang di bagian punggung sirip di sudut batang. Di bagian
duri muncul ini akan tumbuh bunga yang bentuknya mirip bunga
Wijayakusuma. Bunga yang tidak rontok berkembang menjadi buah. Buah naga
bentuknya bulat agak lonjong seukuran dengan buah alpukat. Kulit buahnya
berwarna merah menyala untuk jenis buah naga putih dan merah, berwarna
merah gelap untuk buah naga hitam dan berwarna kuning untuk buah naga
kuning. Di sekujur kulit dipenuhi dengan jumbai-jumbai yang dianalogikan
dengan sisik seekor naga, oleh sebab itu, buah ini disebut buah naga. Batangnya
berbentuk segitiga, durinya pendek sekali dan tidak mencolok, sampai mereka
dianggap "kaktus tak berduri".

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan uraian diatas yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini
adalah :
Apakah usahatani buah naga ini layak atau tidak untuk di produksi di daerah
sidemen karangasem ?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan ini adalah :
1. Untuk mengetahui kelayakan bisnis buah naga.
2. Mengetahui tingkat keuntungan usahatani buah naga di sidemen
karangasem.
3. Sebagai tugas mata kuliah studi kelayakan bisnis

1.4 Manfaat

Sedangkan manfaat penulisan ini adalah sebagai kegiatan untuk menambah


pengetahuan dan pengaplikasian ilmu dan teori yang telah diperoleh dalam
perkuliahan. Selain itu, hasil analisis ini juga dapat digunakan sebagai informasi
dalam membudidayakan Buah Naga.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Agronomi Buah Naga

Taksonomi buah naga dapat diklasifikasikan sebagai berikut :


Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotiledonae
Ordo : Caryophyllales
Family : Cactaceae (suku kaktus- kaktusan)
Genus : Hylocereus Species : Hylocereus undatus

2.2 Morfologi

Tanaman yang berasal dari Meksiko, Amerika Tengah dan Amerika


selatan bagian utara ini sudah lama dimanfaatkan buahnya untuk konsumsi
segar. Jenis dari tanaman ini menrupakan tanaman memanjat. Secara morfologi
tanaman ini termasuk tanaman tidak lengkap karena tidak memiliki xi daun
yang mana hanya memiliki akar, batang dan cabang, bunga, buah serta biji.
(Daniel Kristanto, 2009). Akar tumbuhan buah naga tidak hanya tumbuh di
pangkal batang di dalam tanah tetapi juga pada celah-celah batang, yang
berfungsi sebagai alat pelekat sehingga tumbuhan dapat melekat atau memanjat
tumbuhan lain atau pada tiang penyangga. Akar pelekat ini dapat juga disebut
akar udara atau akar gantung yang memungkinkan tumbuhan tetap dapat hidup
tanpa tanah atau hidup sebagai epifit. (Winarsih, 2007). Perakaran tanaman
buah naga sangat tahan dengan kekeringan dan tidak tahan genangan yang
cukup lama. Kalaupun tanaman ini dicabut dari tanah, ia masih hidup terus
sebagai tanaman epifit karena menyerap air dan mineral melalui akar udara yang
ada pada batangnya. (Daniel Kristanto, 2009) Batang tanaman buah naga
mengandung air dalam bentuk lendir dan berlapiskan lilin bila sudah dewasa.
Warnanya hijau kebiru-biruan atau ungu. Batang tersebut berukuran panjang
dan bentuknya siku atau segitiga. Batang dan cabang ini juga berfungsi sebagai
daun dalam proses asimilasi. Itulah sebabnya batang dan cabangnya berwarna
hijau. Batang dan cabang mengandung kambium yang berfungsi untuk
pertumbuhan tanaman. (Daniel Kristanto, 2009). Bunga tanaman buah naga
berbentuk seperti terompet, mahkota bunga bagian luar berwarna krem dan
mahkota bunga bagian dalam berwarna putih bersih sehingga pada saat bunga
mekar tampak mahkota bunga berwarna krem bercampur putih. Bunga memiliki
sejumlah benang sari (sel kelamin jantan) yang berwarna kuning. Bunga buah
naga tergolong bunga hermaprodit, yaitu dalam satu bunga terdapat benangsari
(sel kelamin jantan) dan putik (sel kelamin betina). Bunga muncul atau tumbuh
di sepanjang batang di bagian punggung sirip yang berduri. Sehingga dengan
demikian, pada satu ruas batang tumbuh bunga yang berjumlah banyak dan
tangkai bunga yang sangat pendek. (Cahyono, 2009). xii Buah naga tergolong
buah batu yang berdaging dan berair. Bentuk buah bulat agak memanjang atua
bulat agak lonjong. Kulit buah ada yang berwarna merah menyala, merah gelap,
dan kuning, tergantung dari jenisnya. Kulit buah agak tebal, yaitu sekitar 3 mm
– 4 mm. Di sekujur kulitnya dihiasi dengan jumbai-jumbai menyerupai sisik-
sisik ular naga. Oleh karena itu, buahnya disebut buah naga. Berat buah beragam
berkisar antara 80 – 500 gram, tergantung dari jenisnya. Daging buah berserat
sangat halus dan di dalam daging buah bertebaran biji-biji hitam yang sangat
banyak dan berukuran sangat kecil. Daging buah ada yang berwarna merah,
putih, dan hitam, tergantung dari jenisnya. Daging buah bertekstur lunak dan
rasanya manis sedikit masam. (Cahyono, 2009). Biji buah naga sangat banyak
dan tersebar di dalam daging buah. Bijinya kecil-kecil seperti biji selasih. Biji
buah naga dapat langsung dimakan tanpa mengganggu kesehatan. Biji buah
naga dapat dikecambahkan untuk dijadikan bibit. (Winarsih, 2007).
BAB III

ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

3.1 Bentuk Pasar

Pemasaran buah naga semakin sukses apabila buah naga yang akan dipasarkan
mempunyai kualitas prima, yang diperoleh melalui pola budidaya yang baik dan benar.
Para petani buah naga sekarang ini biasanya hanya mengejar kuantitas tanpa
meningkatkan kualitas buahnya, jumlah panen buah memang banyak, tetapi ukurannya
kecil-kecil sehingga banyak ditolak para pedagang buah naga, atau dibeli dengan harga
yang rendah untuk dilempar ke pasar tradisional. Para petani buah naga banyak yang
tidak melakukan seleksi kuntum bunga, pada satu sulur sering dibiarkan tumbuh buah
yang berdekatan dan satu sulur dibiarkan tumbuh lebih dari tiga buah.

Untuk memasarkan produk kami, maka telah ditentukan tujan pasar mana yang akan
kami masuki, dalam hal ini ada 2 bentuk pasar, yaitu:

a. Pasar produsen yang dipilih adalah pasar persaingan sempurna, karena usaha ini dapat
dijalankan oleh berbagai pihak selagi mereka mampu.
b. Pasar konsumen yang dipilih adalah pasar konsumen dan pasar reseller karena produk
kami selain dibeli untuk digunakan pribadi juga dibeli untuk dijual kembali.

3.2 Segmentasi, Target Dan Posisi Pasar

a. Segmentasi

Berdasarkan wilayah pemasaran, sikap dan kemampuan konsumen maka yang akan
menjadi segmen pemasaran produk ini adalah masayarakat setempat dan daerah
pariwisata seperti daerah canggu-tabanan.

b. Target
Setelah menentukan segmentasi maka target yang akan di sasar adalah semua usia. Dari
anak-anak sampai dewasa bisa mengkonsumsi buah ini. Karena selain bentuknya yang
khas dan menarik buah ini banyak di segani oleh masyarakat.

Analisis PersainganAnalisis persaingan ini dilakukan dengan SWOT analisis, yaitu:

a. Strength
Lokasi berada pada tempat yang strategis
Layanan yang memuaskan
b. Weak
Kurangnya ketrampilan dalam bidang ini

c. Opportunity
Potensi cukup besar karena masyarakat menyukai produk ini, karena produk ini banyak
di gemari karena rasa dan bentuknya yang menarik.
d. Threat
Krisis ekonomi dan menurunnya daya beli masyarakat
Munculnya pesaing modal yang kuat
Munculnya pesaing dengan kualitas yang lebih baik sesuai keinginan pasar

3.3 Bauran Pemasaran

a) Faktor Harga
Dalam usaha budidaya ini harga produk yang ditawarkan berkisar dari Rp.15.000-
Rp.25.000 per kg dengan kualitas buah yang unggul.
b) Faktor Produk
Target yang dituju dalam usaha ini adalah semua kalangan masyarakat.

c) Faktor Promosi
Untuk memudahkan pelaksanaan penjualan, dilakukan promosi dengan
memperkenalkan terlebih dahulu ke masayarakat setempat buah naga yang unggul dan
berkualitas baik dari yang lainnya.
BAB IV

ASPEK TEKNIS

4.1 Pemilihan Lokasi Usaha


Lokasi Usaha yang kami pilih yaitu di sidemen karangasem karena harga tanahnya yang
terjangkau, tanah disana juga cocok untuk di tanamani tanaman buah termasuk buah
naga.

4.2 Panduan Teknis

1. Pengolahan Lahan

Lahan yang diolah akan mendukung pertumbuhan tanaman buah naga agar
dapat tumbuh dan berkembang optimal serta berproduksi maksimal.
Pengolahan lahan memiliki manfaat antara lain: membuat lahan menjadi
gembur, membunuh hama dan penyakit, membuang gas-gas dalam tanah yang
berbahaya bagi tanaman. Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam pengolahan
tanah:

- Lahan dibersihkan dari semak belukar, sisa-sisa tanaman, bebatuan dan


berbagai pengganggu lainnya.

- Lahan kemudian dicangkul dan dibalik untuk meningkatkan aerasi tanah


serta membuang gas-gas berbahaya bagi tanaman

- Tanah dihaluskan, bongkahan-bongkahan tanah dihancurkan hingga


menjadi struktur yang lebih kecil.

- Buat bedengan dengan arah barat-timur. Lebar bedengan dapat 1 m atau


4 meter. Tinggi bedengan sekitar 30-50 cm.

- Jarak antar bedengan 50-100 cm dibuat parit untuk pengairan

- Lahan yang telah siap dibiarkan beberapa hari terkena sinar matahari
sebelum ditanami.

2. Penentuan Jarak Tanam

Prinsip dalam jarak tanam adalah: (a) tidak boleh terlalu rapat, karena akan
mengganggu pertumbuhan dan perkembangan tanaman, serta rentan terhadap
hama dan penyakit, (b) tidak boleh terlalu jarang karena akan merugikan secara
ekonomis, (c) perhatikan kesuburan lahan.

Jarak tanam sangat mempengaruhi jumlah tanaman, jarak tanam system tunggal
yang paling rapat sebaiknya tidak kurang dari 2x2 meter, sedangkan jarak tanam
paling longgar sebaiknya tidak lebih dari 4x4 meter. Jarak tanam system
kelompok dianjurkan dalam barisan berjarak 30-50 meter dan antar barisan 2-4
meter. Jumlah tanaman per tiang juga menentukan jumlah tanaman pada system
tunggal. Setiap tiang panjatan tidak hanya diisi satu tanaman saja, tetapi 2-4
tanaman.

3. Pembuatan Lubang Tanam dan Tiang Panjatan

Tiang panjatan yang baik harus awet, karena umur produksi tanaman mencapai
15 tahun, tiang panjatan yang paling baik terbuat dari beton cor yang dilengkapi
denga besi dan ban bekas. Lubang tanam dibuat dengan ukuran 60-80 cm x
60-80 cm dengan kedalaman 25-30 cm. Buat lubang kecil pada bagian tengah
lubang tanam, sebesar 10x10 cm dengan kedalaman 15 cm, lubang ini berfungsi
untuk menanam tiang panjatan. Bagian bawah tiang panjatan sebaiknya dilapisi
dengan plastic agar tidak kena rayap.

F. Pemeliharaan Tanaman

Bibit yang telah berhasil ditanam maka tetap harus mendapatkna pemeliharaan
secara teratur. Pemeliharaan meliputi pengairan, penulaman tanaman,
pengaturan letak dan pengikatan batang/ cabang, pemupukan susulan,
pemangkasan cabang, serta seleksi bunga dan buah. Proses pemeliharaan
dilakukan sampai memasuki masa panen tanaman buah naga.

1. Pengairan

Umumnya pengairan dilakuka dengan system tadah hujan, namun tanaman


buah naga tetap memerlukan air yang cukup selama pertumbuhannya.
Kekurangan air pada masa vegetatif dapat menyebabkan tanaman layu dan
susah bertunas. Selama masa vegetatif tanaman disiram 1 minggu sekali sampai
umur tanaman 6 bulan.

Masa generatif telah muncul bunga dan buah maka penyiraman dilakukan 10-
14 hari sekali. Kekurangan air pada masa generative dapat menimbulkan
kerontokan bunga dan buah yang terbentuk tidak sempurna, namun kelebihan
air pada masa ini akan menyebabkan buah kurang manis dan mudah pecah.
Penyiraman dilakukan pada pagi hari dan sore hari pada pukul 06.00 dan 17.00.
volume pemberian antara 3-5 liter per lubang tanam, penyiraman dilakukan
dengan membasahi sekeliling tanaman hingga kondisi tanah tidak terlalu becek
dan tidak terlalu kering.

2. Penyulaman

Penyulaman berarti mengganti tanaman yang telah mati akibat serangan hama,
penyakit, maupun penyebab yang lain. Tanaman yang disulam biasanya busuk
pangkal batang, tidak tumbuh, kerusakan fisik, dan gejala kerusakan lain yang
menyebabkan tanaman tidak berproduksi dengan baik. Penyulaman bertujuan
agar jumlah tanaman yang dapat berproduksi optimal dan efisiensi lahan tetap
tinggi. Penyulaman biasanya dilakukan seminggu setelah bibit dipindah ke
lapang.

3. Pengikatan Batang atau Cabang

Pengaturan letak batang atau cabang turut berpengaruh terhadap kecepatan


pertumbuhan tanaman. Pengaturan dilakukan dengan pengikatan batang/
cabang, pengikatan batang yang terlambat mengakibatkan petumbuhan batang
melengkung dan tidak teratur. Pengikatan dilakukan setiap 20-25 cm pada
batang atau cabang agar batang tetap mengarah ke arah atas. Proses pengikatan
sebaiknya jangan terlalu kencang agar tidak menyebabkan batang terjepit atau
patah, dengan demikian diharapkan akar udara lebih mudah menempel pada
tiang rambatan sehingga memperkokoh tanaman seutuhnya. Pengikatan
biasanya dilakukan pada saat tinggi tanaman 50-60 cm.

4. Pemupukan Susulan

Pupuk ibarat makanan atau nutrisi tambahan bagi tanaman, meskipun tanah
telah menyediakan hara tetapi ketersediaan hara biasanya tidak mencukupi
untuk menunjang perkembangan tanaman selanjutnya. Untuk memenuhinya
maka perlu adanya pupuk susulan (tambahan), untuk penanaman system
organik pemupukan tentu berdeda dengan system penanaman anorganik.
Penanaman organik haya menggunakan bahan-bahan organik saja seperti pupuk
kandang dari kotoran sapi, kambing atau kompos tanpa menggunakan pupuk
berbahan kimia buatan seperti NPK, dan urea. Pupuk kandang diberikan
sebangnyak 2-5 kg pertanaman dengan interval pemberian 2-3 bulan sekali.

5. Pemangkasan

Pemangkasan bertujuan untuk memperoleh bentuk tanaman yang baik sehingga


akan memperoleh pertumbuhan tanaman yang baik pula, selain itu
pemangkasan dilakukan untuk membuang bagian yang sudah tidak produktif
lagi, seperti cabang kerdil alatu lurus. Bagian yang tidak produktif akan
menghambat pembentukan tunas baru dan buah karena berkompetensi dengan
batang produktif dalam memperoleh hara.

Pemangkasan vegetatif dilakukan untuk membentuk batang dan percabangan


yang baik, sementara pemangkasan generatif dilakukan untuk membentuk
cabang produktif.

6. Seleksi Bunga dan Buah

Tanaman buah naga mulai belajar berbunga pada akhir bulan k3-7 dan ke-8
setelah tanam di lahan pada cabang produktif akan muncul kuntum bunga
seukuran kelingking. Pada fase ini diperlukan pemupukan tambahan dengan
kadar P dan K yang tinggi seminggu sekali selama 8 minggu, pengairanpun
perlu diatur setidaknya 2 minggu sekali untuk mencegah kerontokan bunga.

Bunga akan muncul lebih dari 1 pada setiap cabang produktif, karenanya perlu
dilakukan seleksi bunga pawa waktu masih kecil. Pertahankan 2-3 bunga saja
per cabang dengan jarak antar kuntum bunga 30 cm, bunga yang dipertahankan
adalah bunga yang besar, sehat, warna cerah, dan segar serta usahakan yang
menghadap ke matahari.

7. Sanitasi Kebun

Salah satu pemeliharaan kebun yang sering terlupakan adalah sanitasi atau
kebersihan kebun. Sanitasi bertujuan untuk mencegah penyebaran hama dan
penyakit, kebun yang kotor akan memudahkan penyakit mudah menyerang
tanaman seperti busuk batang, hama lalat buah dengan mudah bisa menyerang
saat munculnya buah.

Kebersihan kebun bisa dilakukan dengan menyiangi rumput secara teratur di


sekitar penanaman buah naga dan tidak membiarkan sampah menumpuk di
areal penanaman. Penumpukan bekas pangkasan bisa menjadi sarang lalat dan
bekicot.
BAB V

ASPEK MANAJEMEN

5.1 Manajemen Usahatani Buah Naga

Perencanaan (Planning)

Perencanaan usahatani buah naga di UD. Trima Unud dilakukan bertujuan agar
kegiatan yang dilaksanakan dapat berjalan dengan baik, teratur, terarah dan
dapat memperkecil resiko kegagalan. Kegiatan usahatani buah naga di UD.
Trima Unud meliputi kegiatan pengadaan bibit (stek), persiapan lahan,
persiapan tiang panjatan, penanaman, perawatan, panen dan pascapanen.

Pengorganisasian (Organizing)

Dalam kegiatan usahatani buah naga di Trima Unud struktur organisasi adalah
suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian baik secara posisi maupun tugas
yang ada pada perusahaan dan menjalankan kegiatan operasional untuk
mencapai tujuan. Adanya struktur organisasi memudahkan manajemen dalam
mengelola suatu perusahaan.

Pemilik Trima Unud

Manajer Operasional
Direktur

Manajer Pemasaran Manajer Administrasi

Asisten Manajer Rekreasi

Asisten Manajer Produksi

Asisten Manajer Edukasi

Gambar 1. Struktur Organisasi Trima Unud

Pelaksanaan (Implementation)

Pelaksanaan budidaya usahatani buah naga di Trima Unud dilakukan pada areal
lahan 1 Ha. Kegiatan yang dilakukan dalam usahatni buah naga di Trima Unud
meliputi kegiatan pengadaan bibit (stek), persiapan lahan, persiapan tiang
panjatan, penanaman, perawatan (penyulaman, pengikatan cabang, pengairan,
pemupukan, pemangkasan, pengendalian gulma dan pengendalian hama dan
penyakit), panen dan pascapanen.
BAB VI

ASPEK KEUANGAN

6.1 Analisis Biaya Produksi

Analisis biaya produksi yang dilakukan pada usahatani buah naga, hal ini
dilakukan untuk mengetahui berapa besar biaya yang dikeluarkan dan
penerimaan yang diperoleh dari kegiatan tani buah naga di tempat penelitian
tersebut. Biaya produksi pada usahatani buah naga adalah biaya yang
dikeluarkan oleh petani meliputi biaya variabel dan biaya tetap. Biaya Tetap
Biaya tetap yang terdapat pada usahatani buah naga adalah penyusutan tiang
pancang dan penyusutan alat. Penyusutan tiang pancang dan penyusutan alat
termasuk pada biaya tetap karena termasuk jenis biaya yang harus dikeluarkan
dan tidak habis dipakai untuk satu kali produksi.

a. Biaya investasi

Penggunaan bibit

Bibit merupakan faktor produksi yang paling utama dalam usahatani buah naga Bibit
buah naga yang digunakan adalah Bibit vegetatif, yaitu bibit yang mempunyai
perlakuan secara vegetatif yaitu bibit berupa stek. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada
tabel 1 sebagai berikut.

Pembelian bibit buah naga di Trima Unud dilakukan dengan 2 tahap


pembelian dengan jumlah yang berbeda setiap tahapannya. Untuk lebih jelas
dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut.

Table 1. Pembelian Bibit di Trima Unud

Tahun Luas Lahan (Ha) Bibit (stek) Harga/Bibit (Rp) Jumlah (Rp)

2018 1 3.100 8.000 24.800.000

2019 1,5 4.600 10.000 46.000.000


Berdasarkan tabel 1 dapat disimpulkan pembelian bibit buah naga tahun 2018
dengan luas lahan 1 Ha adalah Rp 24.800.000 dengan jumlah bibit 3.100 dan harga perbibit
Rp 8.000,- dengan rincian 2992 bibit untuk penanaman awal dan 108 bibit untuk
penyulaman.

Peralatan
Alat mempunyai peranan penting dalam usahatani. Alat yang digunakan dalam
usahatani buah naga antara lain cangkul, mesin potong rumput, arit, golok, gunting stek,
kain strimin, keranjang, hercules dan angkong. Biaya pembelian peralatan dikeluarkan
pada awal investasi. Biaya peralatan pada usahatani buah naga dapat dilihat pada tabel 2
sebagai berikut

Tabel 2. Biaya Peralatan pada Usahatani Buah Naga

Alat Unit Harga (Rp) Biaya (Rp)

Cangkul 5 100.000 500.000


Mesin Potong Rumput 2 1.200.000 2.400.000
Arit 3 65.000 195.000
Golok 5 50.000 250.000
Linggis 4 65.000 260.000
Jerigen Minyak Kecil 2 8.500 17.000
Gunting Stek 4 75.000 300.000
Kain Strimin Pembungkus Buah 1000 500 500.000
Keranjang Panen 2 120.000 240.000
Angkong 2 400.000 800.000
Tali Rafia 25 20.000 500.000
Tali Plastik 40 20.000 800.000
Hercules Tossa 1 18.000.000 18.000.000
Rumah/Gudang 1 50.000.000 50.000.000
Jumlah 74.762.000

Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa peralatan yang digunakan usahatani


buah naga bermacam-macam. Adapun total biaya yang dikeluarkan untuk peralatan yaitu
Rp. 74.762.000,- biaya yang paling besar untuk kegiatan usahatani buah naga ini adalah
pembuatan rumah/gudang biaya Rp 50.000.000,-.

Sewa lahan
Biaya sewa lahan ditahun 2018 dengan luas lahan 1 hektar untuk 5 tahun adalah Rp
50.000.000,- dengan biaya sewa lahan pertahun adalah Rp 10.000.000,-Selanjutnya biaya
sewa lahan ditahun 2019 dengan luas lahan 1,5 hektar untuk 3 tahun adalah 45.000.000,-
dengan biaya sewa lahan pertahun 15.000.000,-. Jadi, total biaya sewa lahan yang
dikeluarkan oleh perusahaan adalah Rp 95.000.000,-.
Tiang Panjatan
Biaya pembelian tiang panjatan di Trima unud dilakukan dua kali, dikarenakan adanya
penambahan lahan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut.

Tabel 3. Biaya Pembelian Tiang Panjatan


Tahun Uraian Unit Harga satuan (Rp) Jumlah Biaya (Rp)
2010 Pohon Jaranan 748 15.000 11.220.000
2012 Pohon Jaranan 1.129 18.000 20.322.000
Jumlah 31.542.000

Dari tabel 3 dapat disimpulkan jumlah biaya yang dibutuhkan dalam usahatani buah
naga tahun 2010 di Trima unud yaitu Rp 11.220.000,- dengan rincian jumlah pohon jaranan
yang dibutuhkan yaitu 748 pohon dan harga satuan perpohon adalah Rp 15.000,-.
Selanjutnya jumlah biaya yang dibutuhkan pada tahun 2019 usahatani buah naga yaitu Rp
20.322.000,- dengan rincian jumlah pohon yang dibutuhkan yaitu 1.129 pohon, harga
satuan perpohon adalah Rp 18.000,-. Jadi, jumlah yang dikeluarkan untuk pembelian tiang
panjatan adalah Rp 31.542.000,-.

Tenaga Kerja Pengolahan Lahan dan Tenaga Kerja


Tenaga kerja dalam pengolahan lahan dan penanaman masuk biaya investasi,
karena hal tersebut dilaksanakan pada saat buah naga belum ditanam (caturwulan ke 0).
Kegiatan pengolahan lahan dan penanaman di Trima unud dilakukan dua kali, dikarenakan
adanya penambahan lahan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5 sebagai berikut.

Tabel 4. Biaya Investasi Tenaga Kerja pada Usahatani Buah Naga pada Tahun

Tahun Jenis TK HOK TK Upah (Rp) Jumlah Biaya (Rp)


Pengolahan Lahan 10 4 30.000 1.200.000
2018
Penanaman 10 4 30.000 1.200.000
Penanaman 10 6 40.000 2.400.000
2019
Pengolahan Lahan 10 6 40.000 2.400.000
Jumlah 7.200.000

Dari Tabel 4 dapat disimpulkan pengolahan lahan tahun 2018 memiliki upah Rp
30.000/HOK dan penanaman Rp 30.000/HOK dan pengolahan lahan tahun 2019 memiliki
upah Rp 40.000,-/HOK dan Penaman Rp 40.000,-/HOK. Pengolahan lahan ini terdiri dari
beberapa pekerjaan seperti membuat lubang tanam dan pemupukan sebelum tanam.

Biaya Pupuk Organik


Biaya pupuk organik ini juga dikeluarkan dua kali. Untuk lebih jelas dapat dilihat
pada tabel 5 sebagai berikut.
Tabel 5. Biaya Investasi Pupuk Organik dalam Pengolahan Lahan pada Usahatani Buah Naga

Tahun Jumlah Pupuk (Kg) Luas Lahan (Ha) Jumlah Biaya (Rp)
2018 14.960 1 1.496.000
2019 22.580 1,5 4.516.000
Jumlah 6.012.000

Dari Tabel 5 dapat disimpulkan jumlah penggunaan pupuk untuk pengolahan lahan
pada tahun 2018 yaitu sebanyak 14.960 Kg dengan biaya sebesar Rp 1.496.000,- dan
penggunaan pupuk untuk pengolahan lahan pada tahun 2019 yaitu sebanyak 22.580 Kg
dengan biaya sebesar Rp 4.516.000,-. Jadi, total biaya yang dikeluarkan untuk pembelian
pupuk organik pada saat penanaman adalah Rp 6.012.000,-.
Selain pupuk organik kegiatan awal penanaman dalam usahatani buah naga ini
nutrisi lain yang dibutuhkan yaitu kapur dolomit dan juga sekam bakar.

Tabel 6. Biaya Investasi Kapur Dolomit dalam Pengolahan Lahan pada Usahatani Buah Naga

Tahun Kapur Dolomit (Kg) Harga/Kg (Rp) Biaya (Rp)


2018 748 466 348.568,00
2019 1.129 500 564.500,00
Jumlah 913.068,00

Jumlah penggunaan kapur dolomit pada kegiatan tahap I yaitu 748 Kg dengan biaya
perkilonya adalah Rp 466,-. Selanjutnya penggunan kapur dolomit pada tahap II yaitu 1.129
Kg, dengan biaya perkilonya Rp 500,-. Jumlah total penggunaan kapur dolomit adalah
sebesar Rp 913.068,-

Tabel 7. Biaya Investasi Sekam Bakar dalam Pengolahan Lahan pada Usahatani Buah Naga di
UD. Sabila Farm

Tahun Sekam Bakar (Kg) Harga/Kg (Rp) Biaya (Rp)


2018 748 1.500 1.122.000
2019 1.129 2.000 2.258.000
Jumlah Rp 3.380.000

Jumlah penggunaan sekam bakar pada tahun 2018 yaitu 748 Kg dengan biaya
perkilonya Rp 1.500,- Penggunaan sekam bakar pada tahun 2019 yaitu 1.129 Kg dengan
biaya perkilonya Rp 2.000,-. Jumlah biaya yang digunakan adalah Rp 3.380.000,-.
B. Biaya Operasional
Biaya Sarana Produksi
a. Biaya Pembelian Pupuk Buatan
Adapun junlah biaya pupuk buatan yang dikeluarkan selama usahatani dapat dilihat
pada tabel 9 sebagai berikut :
Berdasarkan tabel 9 diketahui bahwa pembelian pupuk buatan pada tahun 2019
yaitu berjumlah 74,8 kg dengan biaya sebesar Rp 448.800,- dan pada tahun 2020
pengunaan pupuk buatan di Trima unud juga sama dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar
74,8 kg akan tetapi biaya yang dikeluarkan berbeda dengan biaya sebesar Rp 538.560,-
dikarenakan adanya kenaikan harga setiap tahunnya, dengan rincian penggunaan pupuk
buatan pertiang tanaman di berikan 50 gram/tiang. Selanjutnya penggunaan pupuk buatan
pada tahun 2021 jumlah pupuk yang digunakan adalah 187,7 kg, dengan biaya sebesar Rp
1.381.472,- penggunaan pupuk pada tahun 2021 mengalami peningkatan dikarenakan
adanya penambahan luas lahan. Selanjutnya pada tahun 2022 dan 2023 pengunaan pupuk
mengalami peningkatan untuk tanaman yang berumur 4 tahun dari 50 gram/tiang menjadi
100 gram/tiang dikarenakan umur tanaman dan tanaman semakin tumbuh besar akan
semakin banyak membutuhkan pupuk, akan tetapi untuk tanaman yang masih berumur
dibawah 4 tahun tanaman diberikan pupuk 50 gram/tiang. Penambahan jumlah penggunaan
pupuk buatan pada tanaman umur 4 tahun tentunya akan berdampak positif terhadap
produksi buah naga.
c. Biaya Penggunaan Tenaga Kerja
Kegiatan usahatani buah naga membutuhkan tenaga kerja untuk melakukan
pekerjaan- pekerjaan yang ada. Jenis pekerjaan yang dilakukan untuk kegiatan usahatani
buah naga di Trima unud adalah pembibitan, pengolahan lahan, penanaman, pemupukan,
pengikatan cabang, penyulaman, pemangkasan, pengendalian gulma, pengendalian hama
dan penyakit. Tenaga kerja mempunyai peranan penting dalam usahatani buah naga di
Trima unud. Penggunaan tenaga kerja dalam penelitian ini
dapat dilihat pada tabel 10 sebagai berikut :
Berdasarkan tabel 10 jumlah biaya tenaga kerja yang besar dikeluarkan diusahatani
buah naga di Trima unud yaitu pada kegiatan pemupukan dikarenakan kegiatan pemupukan
dilakukan dalam satu tahun sebanyak 3 kali dan adanya penambahan luas lahan sehingga
jumlah biaya yang dikeluarkan dalam waktu 5 tahun untuk kegiatan pemupukan sebesar
Rp 20.264.450,-. Selanjutnya biaya tenaga kerja yang dikeluarkan yang terbesar kedua
adalah pada kegiatan pengendalian gulma, dikarenakan setiap sebelum pemupukan gulma
disekitar piringan tanaman harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum pemupukan
dilakukan dan adanya perluasan lahan sehingga biaya kegiatan pengendalian gulma yang
dikeluarkan selama 5 tahun sebesar Rp 10.129.500,-. Total jumlah biaya yang dikeluarkan
dalam kegiatan usahatani buah naga selama 5 tahun adalah sebesar Rp 43.337.045,-.
d. Biaya Lain-Lain
Biaya lain-lain terdiri dari biaya bahan bakar minyak (untuk pengoprasian mesin
potong rumput dan pengangkutan buah) dan biaya listrik untuk rumah jaga. Biaya yang
digunakan usahatani buah naga di Trima unud dapat dilihat pada tabel 12 sebagai berikut :
Dari tabel 11 dapat dilihat jumlah biaya lain-lain usahatani buah naga per 2,5 hektar.
Adapun biaya bahan bakar yang paling besar dikeluarkan adalah pada tahun 2023 yaitu
sebesar Rp 3.022.976,-, selanjutnya biaya bahan bakar yang dikeluarkan pada tahun 2022
terbesar kedua dan ketiga, dikarenakan adanya kenaikan harga bahan bakar pada tahun
2020, 2022 dan 2023. Penggunaan listrik di Trima unud paling besar dikeluarkan di tahun
2023 yaitu sebesar Rp 1.895.600,-, selanjutnya biaya terbesar kedua pada tahun 2022
sebesar Rp. 1.463.800,-. Pada tahun pertama dan kedua pengeluaran biaya lain-lain biaya
yang dikeluarkan sama. Akan tetapi pengeluaran tahun selanjutnya mengalami peningkatan
dikarenakan adanya kenaikan harga bahan bakar dari sebelumnya Rp 4.500,-/liter menjadi
Rp 6.500,-/liter, sehingga transportasi yang dikeluarkan semakain tinggi pula. Secara
keseluruhan biaya bahan bakar jauh lebih besar dari biaya listrik. Untuk lebih jelas rincian
pengunaan biaya lain-lain dapat dilihat pada lampiran 2.

e. Biaya Total
Biaya total dalam usahatani buah naga di Trima unud meliputi biaya bibit, biaya
penggunaan alat, biaya sarana produksi, biaya tenaga kerja dan biaya lain-lain. Biaya total
akan mempengaruhi keuntungan yang didapat oleh perusahaan. Rata-rata total biaya
perusahaan dapat dilihat pada tabel 12 sebagai berikut :
Dari tabel 12 dapat diketahui bahwa biaya total yang dikeluarkan disetiap
caturwulan berbeda-beda. Biaya total yang paling besar dikeluarkan yaitu pada caturwulan
0 tahun 2018 sebesar Rp 166.148.568,- dan biaya total yang dikeluarkan pada caturwulan
ke 6, tahun 2020 menjadi terbesar kedua sebesar Rp 127.849.700,-. Hal tersebut
dikarenakan banyaknya biaya yang dikeluarkan pada saat awal usaha dimulai yaitu biaya
investasi yang dikeluarkan seperti sewa lahan, peralatan dan juga bibit tanaman dan juga
adanya penambahan dan perluasan lahan. Biaya total pada caturwulan ke 7 tahun 2021
sampai caturwulan ke 15 tahun 2023 juga meningkat dan semakin besar dikarenakan
penambahan luas lahan sehingga adanya penambahan biaya tenaga kerja dan juga saprodi
yang lainnya, seperti pupuk organik dan juga pupuk buatan tambahan yang lainnya.
f. Benefit Usahatani
Benefit usahatani buah naga dihitung dengan mengalikan jumlah produksi buah
naga dengan harga per kilogram. Benefit diperoleh seiring dengan tanaman buah naga yang
mulai menghasilkan atau berbuah. Buah naga sudah dapat dipanen saat usia 1,5 tahun.
Harga yang digunakan mengikuti data harga dari perusahaan. Penerimaan dapat
dirumuskan sebagai berikut.

TR = Q x P(Q)
Keterangan :
TR = Total
Revenue (Total
penerimaan/benefit) Q
= Produksi
dapat dilihat pada tabel 13 sebagai berikut :
P (Q) = Harga Output setiap satu unit (Kg)
Secara keseluruhan jumlah benefit yang diterima dari usahatani buah naga selama
5 tahun tanam yaitu sebesar Rp 1.569.060.500,-.

g. Kriteria Kelayakan Usahatani


Buah naga merupakan tanaman tahunan yang memiliki umur ekonomis dan periode
panen yang cukup lama. Dengan mengetahui benefit dari tanaman tersebut tentunya belum
cukup untuk mengukur kelayakan suatu usahatani. Oleh karena itu, diperlukan analisis
investasi untuk mengetahui kelayakan usahatani buah naga. Adapun beberapa pendekatan
yang digunakan dalam analisis investasi usahatani buah naga adalah NPV, Net B/C, IRR
dan Payback Period.
a. Net Present Value (NPV)
Net Present Value (NPV) merupakan alat mengukur kelayakan yang digunakan
untuk melihat manfaat bersih yang dapat diterima perusahaan pada waktu yang akan datang
dinilai berdasarkan pada waktu sekarang. NPV diperoleh dengan selisih antara penerimaan
dengan total biaya yang telah dikalikan dengan discount factor nya. Untuk mengetahui
NPV dari usahatani buah naga per 2,5 Ha dapat dilihat pada tabel 14 sebagai berikut
Sebelum mencari NPV tiap periode tahun, terlebih dahulu mencari PVC dan PVB.
PVC diperoleh dari biaya (Cost) dikalikan dengan discount factor tiap periode tahun dan
PVB diperoleh dari penerimaan (benefit) dikalikan dengan discount factor tiap periode
tahun. Setelah diperoleh PVC dan PVB kemudian dapat dicari NPV yaitu dengan cara PVB
dikurangi PVC. Adanya suku bunga 15% per tahun diketahui dari Bank BRI Kantor
Cabang Unit Pakem, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman. Perhitungan Net Present
Value (NPV) dengan suku bunga 15% per tahun diperoleh NPV sebesar Rp 550.462.878,-
. Hal ini berarti bahwa usahatani buah naga menguntungkan karena NPV lebih dari 0 (nol),
maka usahatani buah naga layak dikembangkan.
b. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)
Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) merupakan alat pengukuran yang digunakan untuk
melihat besarnya manfaat yang akan diperoleh tiap satuan yang dikeluarkan untuk
usahatani Buah Naga. Net B/C diperoleh dengan mencari perbandingan antara net benefit
yang telah di discount positif dengan net benefit yang telah di discount negatif.

Tabel 15. Nilai Net B/C Usahatani Buah Naga Merah Luas Lahan 2,5 Ha

Uraian Nilai
NPV (+) Rp 727.718.977
NPV (-) Rp (177.256.098)
Net B/C 4,1
Status Layak

Berdasarkan tabel 15 Net B/C menunjukkan bahwa keuntungan yang didapatkan


pada saat tanaman telah menghasilkan dapat menutup kerugian pada saat tanaman
belum menghasilkan yaitu sebesar 4,1 kali lipat. Net B/C lebih besar dari 1 sehingga
usahatani Buah Naga layak untuk dilanjutkan.
c. Inetrnal Rate of Return
Inetrnal Rate of Return (IRR) merupakan indikator tingkat efisiensi dari suatu
usahatani. Suatu usahatani dapat dilakukan apabila laju pengembaliannya (rate of return)
lebih besar dari pada laju pengembalian apabila melakukan investasi ditempat lain (bunga
pinjaman Bank). Inetrnal Rate of Return (IRR) merupakan discount rate yang membuat
NPV dari usahatani sama dengan nol (Lampiran 4).

Tabel 16. Perhitungan IRR Usahatani Buah Naga Merah


Uraian Nilai
NPV 1 1.165.084
NPV 2 (2.869.816)
IRR (%) 64,3%
Status Layak

𝑁𝑃𝑉 (𝑖2 −𝑖1 )


1
IRR= 𝑖1 +𝑁𝑃𝑉 −𝑁𝑃𝑉
1 2
Diketahui:
i1 = 64
i2 = 65
NPV1 = 1.165.084
NPV2 = (2.869.816)

1.165.084
IRR = 64%+(1.165.084-(-2.869.816)

Dari tabel 16 dapat diketahui IRR yang dihasilkan sebesar 64,3% artinya
usahatani buah naga dapat menghasilkan keuntungan sebesar 64,3% dari modal usaha
yang telah dikeluarkan sehingga pada saat yang ditentukan dapat mengembalikan
seluruh modal yang telah ditanamkan dalam usahatani tersebut. Dengan kata lain jika
ada kesempatan pinjaman dengan tingkat suku pinjaman kurang dari 64,3% maka dapat
diambil, karena usahatani buah naga akan menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi.
Berdasarkan tabel 14 IRR lebih besar dibandingkan bunga pinjaman yaitu 64,3% lebih
besar dari 15% sehingga usahatani buah naga layak dijalankan.
d. Payback Period
Payback Period adalah jangka waktu tertentu yang menunjukkan terjadinya arus
penerimaan (Cash in Flow) yang secara komulatif sama dengan jumlah imvestasi dalam
bentuk present value. Payback Period digunakan untuk mengetahui berapa lama proyek
dapat mengembalikan investasi. dapat dilihat pada tabel 17 sebagai berikut

∑𝑛 𝑛
𝑖−1 𝑙1 −∑𝑖−1 𝐵𝑖𝑐𝑝−1
PBP= 𝑇𝑝−1 + 𝐵𝑝

Dimana :
PBP = Pay Back Period

𝑇𝑝−1 = Tahun sebelum terdapat PBP

𝐼𝑖 = Jumlah Investasi telah di discount\

𝐵𝑖𝑐𝑝−1 = Jumlah Net Benefit pada PBP

Dari tabel 15, Payback Period dapat dihitung sebagai berikut :


259.502.443 – 265.184.926
PBP= 4 + 294.277.952

PBP= 4 tahun

Untuk nilai Tp-1 dihitung secara komulatif dari nilai benefit yang telah di
discount (PV Net Benefit 1 + PV Net Benefit 2 + PV Net Benefit 3 + PV Net Benefit 4
= 256.184.926) karena pada tahun kelima terdapat komulatif PV net benefit dibawah
jumlah investasi yang telah di discount (259.502.443). Nilai Bp yaitu jumlah net benefit
pada PBP adalah sebesar 550.462.878. berarti pada tahun kelima terdapat jumlah
kumulatif net benefit sama dengan jumlah investasi. Perhitungan diatas maka usahatani
buah naga di UD. Trima unud dapat mengembalikan investasi selama 4 tahun.
BAB VI
ASPEK EKONOMI DAN SOSIAL
7.1 Dampak Aspek Sosial Ekonomi
Dampak yang ditimbulkan dengan berdirinya sebuah perusahaan melalui kaca
mata ekonomi dan Sosial yaitu sebagai berikut :
Dampak positif dari aspek ekonomi dengan adanya suatu proyek atau usaha
meliputi :
1. Dapat meningkatkan ekonomi rumah tangga melalui :
a) Terbukanya kesempatan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekaligus
mengurangi angka pengangguran.
b) Tersedianya sarana dan prasarana umum yang kelak akan dbisa berguna
untuk masyarakat banyak juga pemerintah berupa : jalan raya, listrik,
sekolah dan lain-lain.
c) Tersedianya beragam produk barang dan jasa di masyarakat, sehingga
meningkatkan persaingan dalam menciptakan dan memenuhi kebutuhan
masyarakat.

2. Menggali, mengatur dan menggunakan ekonomi sumber daya alam melalui :


a) Penggunaaan lahan yang efisien dan efektif
b) Peningkatan nilai tambah sumber daya alam
c) Membangkitkan lahan tidur
d) Peningkatan sumber daya alam yang belum terjamah
e) Pemilikan dan penguasaaan sumber daya alam yang teratur.

Sedangkan dampak sosial dengan adanya suatu proyek atau investasi meliputi :
1) Komponen Demografi
a) Struktur penduduk
b) Tingkat pendapatan penduduk.
c) Pertumbuhan penduduk.
d) Tenaga kerja.

7.2 Hambatan di Bidang Ekonomi.

Pelaksanaan pembangunan ekonomi terus dilaksanakan dalam rangka menaikkan atau paling
tidak mempertahankan pendapatan yang telah dicapai. Beberapa penghambat pembangunan itu
antara lain :

a. Iklim Tropis, menyebabkan terjadinya lingkungan kerja yang panas dan lembab
sehingga menurunkan usaha atau gairah kerja manusia, banyak muncul penyakit, serta
membuat pertanian kurang menguntungkan.
b. Produktivitas rendah, disebabkan oleh kualtas manusia dan sumber alam yang relatif
kurang menguntungkan.
c. Kapital sedikit, disebabkan oleh rendahnya produktivitas tenaga kerja yang berakibat
kepada rendahnya pendapatan Negara, sehingga tabungan sebagai sumber kapital juga
rendah.
BAB VIII
PENUTUP

8.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan :


Total biaya yang diperlukan dalam usahatani buah naga di UD. Trima Unud dengan
luas lahan 2,5 Ha sebesar Rp 441.370.261,- dan benefit sebesar Rp 1.569.060.500,-.

Usahatani buah naga di UD. Trima Unud layak untuk dikembangkan, hal ditinjau dari
Perhitungan Net Present Value (NPV) dengan suku bunga 15% per tahun diperoleh
NPV sebesar Rp 550.462.878,-. Hal ini berarti bahwa usahatani buah naga
menguntungkan karena NPV lebih dari 0 (nol), maka usahatani buah naga layak
dikembangkan.

Usahatani buah naga di UD. Trima unud memperoleh Net B/C yang dihasilkan 4,1.
Net B/C menunjukkan bahwa keuntungan yang didapatkan pada saat tanaman telah
menghasilkan dapat menutup kerugian pada saat tanaman belum menghasilkan yaitu
sebesar 4,1 kali lipat. Net B/C lebih besar dari 1 sehingga usahatani buah naga layak
untuk dilanjutkan.

IRR lebih besar dari discount rate (tingkat suku bunga pinjaman yang berlaku) IRR
yang dihasilkan sebesar 64,3% artinya usahatani buah naga dapat menghasilkan
keuntungan sebesar 64,3% dari modal usaha yang telah dikeluarkan. IRR lebih besar
dibandingkan bunga pinjaman yaitu 64,3% lebih besar dari 15% sehingga usahatani
buah naga layak dijalankan.

Perhitungan Payback Period, usahatani buah naga dapat mengembalikan investasi


selama 4 tahun.

8.2 Saran

UD. Trima Unud sebagai salah satu produsen buah naga sebaiknya terus melakukan
pemasaran mengenai keunggulan buah naga lokal sehingga masyarakat lebih
mengenal produk lokal baik deri segi manfaat maupun kualitas.

Untuk meningkatkan produksi buah naga di Trima Unud, perusahaan harus


memperhatikan secara intensif dalam melakukan usahatani buah naga agar
memperoleh hasil yang maksimal.

Untuk memenuhi permintaan pasar terhadap buah naga organik perusahaan harus
memperluas lahan perkebunan, agar dapat memenuhi permintaan pasar domestik dan
impor.
DAFTAR PUSTAKA

Adiwilaga, A. 1992. Ilmu Usaha Tani. Cetakan ke-III. Alumni : Bandung

Andarini, N.S. 2010. Prospek Pengembangan Usahatani Buah Naga Di Desa Marga Jasa Kecamatan
Sragi Kabupaten Lampung Selatan. Skripsi Jurusan Agribisnis. Fakultas Pertanian. Universitas
Lampung.

Ariyanto, H. 2006. Budidaya Tanaman Buah-buahan. Yogyakarta: PT. Citra Aji Parmana.

Bowman JE. 2008. Good agricultural practices and Eurep GAP certification for Vietnam's small farmer-
based dragon fruit industry [710-8]. 2008 Joint Annual Meeting, Celebrating the International Year of
Planet Earth. George R. Brown Convention Center, Houston,Texas, 5-9 October 2008.

Cahyono, B. 2009. Buku Terlengkap Sukses Bertanam Buah Naga. Jakarta : Pustaka Mina.

Hastuti D. R. dan Rahim A. 2007. Ekonomika Pertanian (pengantar, Teori, dan kasus). Penebar
Swadaya. Jakarta.

Husodo, Siswono Yudo, I Putu Gede Ary Suta, Budi Mulyanto, Thomas Darmawan, Suryopratomo,
Taufik Ismail, Sumardjo, Bayu Krisnamurthi, Supiandi Sabiham, E.Gumbira Said, Muslimin Nasution,
H.S Dillon, Bungaran Saragih, dan Antuji H. Masroh. 2004. Pertanian Mandiri. Penebar Swadaya.
Jakarta

Jumingan. 2014. Studi Kelayakan Bisnis. Ed.1 Cet. 3. Jakarta : Bumi Aksara

Kadarsan. 2011.Usahatani. http://punyakadarsan.blogspot.com/2012/06/apa-itu usahatani.html,


diakses pada tanggal 10Mei 2016.

Kasmir dan Jakfar 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Kencana Prenada Media Group, Jakarta. Kristanto,
Daniel. 2009. Buah Naga : Pembudidayaan di Pot dan di Kebun. Penebar Swadaya.

Jakarta.

Moehar 2001. Pengantar Ilmu Usahatani, http://mediataniindonesia.blogspot.


co.id/2015/01/pengantar-ilmu-usaha-tani.html diakses pada tanggal 05 April 2016

Mubyarto 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian, Jakarta : Edisi Ke-tiga, LP3S. Mulyadi 2002. Akuntansi
Biaya. Aditya Media : Yogyakarta

Novita. 2010. Budidaya Tanaman Buah Naga Super Red. Skripsi. Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Nugrahaning 2008. Budidaya Dan Peluang Usaha Buah Naga,


http://nugrahaning.blogdetik.com/2008/08/02/budidaya-dan-peluang-usaha-buah-naga, diakses
pada tanggal 3 Mei 2016

Vous aimerez peut-être aussi