Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
RMK Page 1
Jasa Assurance adalah jasa profesional independen yang
meningkatkan kualitas informasi bagi para pengambil keputusan.
Salah satu jasa assurance yang diberikan oleh akuntan publik adalah jasa
atestasi. Jasa Atestasi adalah jenis jasa assurance di mana KAP
mengeluarkan laporan tentang reabilitas suatu asersi yang disiapkan pihak
lain. Jasa atestasi dapat dibagi menjadi lima katagori:
1. Audit atas laporan keuangan
Suatu bentuk jasa atestasi di mana auditor mengeluarkan laporan
tertulis yang menyatakan pendapat tentang apakah laporan
keuangan tersebut telah dinyatakan secara wajar sesuai dengan
PABU.
2. Atestasi mengenai pengendalian internal
jasa atestasi di mana auditor melakukan penilaian manajemen atas
efektivitas pengendalian internal
3. Review laporan keuangan
Akuntan publik hanya memberikan tingkat kepastian moderat atau
sedang, untuk review atas laporan keuangan jika dibandingkan
dengan tingkat kepastian yang tinggi untuk audit, sehingga lebih
sedikit bukti yang diperlukan.
4. Jasa atestasi mengenai teknologi informasi
Karena transaksi dan informasi dipakai bersama secara on-line dan
real-time, para pelaku bisnis meminta kepastian yang lebih tinggi
mengenai informasi, transaksi dan sistem pengemanan yang
melindunginya. WebTrust dan SysTrust adalah jasa-jasa atestasi
yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan akan assurance
ini.
RMK Page 2
Dilakukan untuk menentukan apakah laporan keuangan telah
dinyatakan sesuai dengan kriteria tertentu.
F. Jenis-jenis Auditor
Jenis auditor yang berpraktik di Indonesia meliputi:
1. Kantor Akuntan Publik
Menyediakan jasa auditor untuk perusahaan swasta
2. Auditor Internal
Auditor yang bekerja pada suatu perusahaan
3. Auditor Pemerintah
Auditor yang bekerja pada instansi pemerintah
2. Profesi CPA
A. Kegiatan Kantor Akuntan Publik
KAP menyediakan jasa audit serta jas atestasi dan assurance lainnya.
Jasa-jasa tambahan yang diberikan biasanya meliputi:
a. jasa akuntansi dan pembukuan
banyak klien kecil yang memiliki staf akuntansi terbatas
sehingga mengandalkan KAP untuk menyusun laporan
keuangannya.
b. jasa perpajakan
KAP menyiapkan SPT pajak korporasi dan perorangan baik
untuk klien audit maupun nonaudit.
c. jasa konsultasi manajemen
memberikan jasa tertentu yang memungkinkan kliennya
mengoperasikan bisnis secara lebih efisien.
B. Standar Auditing yang Berlaku Umum
Standar auditing yang berlaku umum dibagi menjadi tiga katagori:
1) Standar umum
a. Pelatihan dan kecakapan teknis yang memadai
b. Sikap mental independensi
c. Kecermatan profesional
2) Standar pekerjaan lapangan
a. Perencanaan dan supervisi
b. Pemahaman atas SPI klien yang memadai
c. Bukti kompeten yang cukup memadai
3) Standar pelaporan
a. Kesesuaian laporan yang disusun dengan PABU
b. Menyatakan ketidakkonsistenan jika ada
c. Pengungkapan informatif yang memadai
d. Menyatakan pendapat atas laporan keuangan.
3. Laporan Audit
A. Laporan Audit Standar tanpa Pengecualian
RMK Page 3
Berisi tujuh bagian yang berbeda :
1) Judul laporan
Dapat berupa kata-kata “laporan auditor independen” atau “pendapat
akuntan independen”. Adanya kewajiban mencantumkan kata
independen.
2) Alamat laporan audit
Contonya: “kepada para pemegang saham PT XXX” atau “kepada
dewan direksi perusahaan XXX”
3) Paragraf pendahuluan
Berisi pernyataan faktual mengenai laporan apa saja yang telah diaudit
termasuk tanggal neraca serta periode akuntansinya. Juga berisi
tanggung jawab manajemen serta tanggung jawab auditor.
Contohnya :
Kami telah mengaudit neraca PT X per 31 Desember 2009 dan 2008,
serta laporan laba rugi, laporan laba ditahan, dan laporan arus kas
terkait untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut.
Laporan keuangan itu adalah tanggung jawab manajemen perusahaan.
Tanggung jawab kami adalah menyatakan pendapat atas laporan
keuangan berdasarkan audit kami.
4) Paragraf ruang lingkup
Merupakan pernyataan faktual tentang apa yang dilakukan auditor
dalam proses audit.
Contohnya:
Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang
ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia. Standar tersebut
mengharuskan kami memperoleh keyakinan yang memadai bahwa
laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi
pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung
jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga
meliputi atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan
yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian
laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami
memberikan dasar yang memadai untuk menyatakan pemndapat.
5) Paragraf pendapat
Menyatakan kesimpulan auditor atau pendapat auditor berasarkan hasil
audit.
Contohnya:
Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut di atas
menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi
keuangan PT XXX per 31 Desember 2009 dan 2008, dan hasil uasaha,
serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
RMK Page 4
6) Nama KAP
Biasanya yang dituliskan adalah nama kantor akuntan publik.
7) Tanggal laporan audit
Tanggal yang tepat untuk dicantumkan pada laporan audit adalah
ketika auditor menyelesaikan prosedur audit di lokasi pemeriksaan.
B. Laporan Audit Wajar tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelas
atau Modifikasi Kata-kata
Berikut ini adalah penyeban paling penting dari penambahan paragraf
penjelasan atau modifikasi kata-kata pada laporan wajar tanpa
pengecualian:
1) Tidak adanya aplikasi yang konsisten dari prinsip-prinsip akuntansi
yang berlaku umum.
2) Keraguan mengenai going concern
3) Auditor setuju dengan penyimpangan dari prinsip akuntansi yang
dirumuskan
4) Penekanan pada suatu hal atau masalah
5) Laporan yang melibatkan auditor lain.
RMK Page 5
1. Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion)
Dierbitkan akibat adanya pembatasan ruang lingkup audit atau
kelalaian untum mematuhi PABU.
2. Pendapat tidak wajar (adverse opinion)
Digunakan apabila auditor yakin bahwa laporan keuangan secara
keseluruhan mengandung salah saji yang material atau menyesatkan
sehingga tidak menyajikan sesuai dengan PABU.
3. Menolak memberikan pendapat (disclaimer of opinion)
Diterbitkan apabila auditor tidak dapat meyakinkan dirinya sendiri
bahwa laporan keuangan secara keseluruhan telah disajikan secara
wajar.
D. Materialitas
Materialitas adalah suatu pertimbangan penting dalam menentukan
jenis laporan yang tepat untuk diterbitkan dalam situasi tertentu. Sebagai
contoh, jika salah saji tidak material terhadap laporan keuangan suatu
entitas pada periode berjalan, maka tepat untuk menerbitkan pendapat
wajar tanpa pengecualian.
Hubungan antara materialitas dengan jenis pendapat
RMK Page 6
konsisten secara material dengan informasi dalam laporan keuangan yang
telah diaudit.
Namun, menurut standar auditing yang berlaku saat ini, auditor tidak
diwajibkan untuk membaca informasi yang terkandung dalam situs
elektronik, seperti Web site perusahaan, yang berisi laporan keuangan
perusahaan yang telah diaudit dan laporan auditor. Standar auditing
menyatakan bahwa situs elektronik adalah sarana untuk mendistribusikan
informasi dan bukan dianggap “dokumen” seperti istilah yang digunakan
dalam standar auditing.
4. Etika Profesional
A. Apakah Etika itu?
Etika secara garis besar dapat didefinisikan sebagai serangkaian
prinsip atau nilai moral. Ada dua alasan utama mengapa seseorang
bertindak tidak etis: 1. Standar etika seseorang berbeda dengan standar
etika yang berlaku di masyarakat secara keseluruhan. 2. Orang itu memilih
untuk bertindak mementingkan diri sendiri. Sering kali, kedeua alasan itu
muncul bersamaa.
B. Dilema Etika
Dilema etika adalah situasi yang dihadapi seseorang di mana ia harus
mengambil keputusan tentang perilaku yang tepat. Contoh sederhana,
apabila seseorang menemukan cincin berlian, di mana seseorang harus
menentukan apakah mencari pemilik cincin tersebut atau akan
menyimpannya.
Para auditor, akuntan, serta pelaku bisnis lainnya menghadapi dilema
etika dalam karier mereka. Auditor menghadapi klien yang mengancam
akan mencari auditor baru kecuali bersedia menerbitkan suatu pendapat
wajar tanpa pengecualian, akan mengalami dilema etika bila pendapat
wajar tanpa pengecualian itu tidak tepat.
Ada cara-cara alternatif untuk menyelesaikan dilema etika, tetapi harus
berhati-hati untuk menghindari metode merasionalkan perilaku tidak etis.
Berikut ini adalah metode-metode rasionalisasi yang sering digunakan,
yang dengan mudah dapat mengakibatkan tindakan tidak etis:
a. Setiap orang melakukannya
b. Jika sah menurut hukum, hal itu etis
c. Kemungkinan penemuan dan konsekuensinya.
RMK Page 7
b. Mengidentifikasi isu-isu etis berdasarkan fakta tersebut
c. Menentukan siapa yang akan terpengaruh oleh akibat dari dilema
tersebut dan bagaimana setiap orang atau kelompok itu
terpengaruhi.
d. Mengidentifikasi berbagai alternatif yang tersedia bagi orang yang
harus menyelesaikan dilema tersebut
e. Mengidentifikasi konsekuensi yang mungkin terjadi dari setiap
alternatif
f. Memutuskan tindaka yang tepat.
C. Kebutuhan Khusus akan Perilaku Etis dalam Profesi
Alasan utama mengharapkan tingkat tingkat perilaku profesional yang
tinggi oleh setiap profesi adalah kebutuhan akan kepercayaan publik atas
kualitas jasa yang diberikan oleh profesi, tanpa memandang individu yang
menyediakan jasa tersebut. Bagi akuntan publik, kepercayaan klien da
pemakai laporan keuangan eksternal atas kualitas audit dan jasa lainnya
sangatlah penting.jika para pemakai jasa tidak lagi mempunyai
kepercayaan terhadap para akuntan, maka kemampuan profesional untuk
melayani klien serta masyarakat secara efektif akan hilang.
D. Independensi
Independensi adalam audit berarti mengambil sudut pandang yang
tidak bias. Ada dua independensi yang harus dimiliki oleh seorang auditor.
Independensi dalam fakta, ada bila auditor benar-benar mampu
mempertahankan sikap tidak bias sepanjang audit atau berarti bahwa
auditor benar-benar mempunyai keahlian dan kemampuan secara teknis
untuk melakukan pekerjaan audit. Independensi dalam penampila, ada
bila antara auditor dengan klien benar-benar tidak mempunyai hubungan
khusus kecuali karena pekerjaan audit tersebut. Apabila auditor
independen dalam fakta tetapi peakai yakin bahwa mereka menjadi
penasihat untuk klien, sebagian besar fungsi audit telah hilang.
5. Kewajiban Hukum
A. Membedakan Kegagalan Bisnis, Kegagalan Audit, dan Risiko Bisnis
Banyak profesional akuntansi danhukum yakin bahwa penyebab utama
tuntutan hukum kepada kantor akuntan publik adalah kurangnya
pemahaman para pemakai laporan keuangan atas dua konsep:
1) Perbedaan antara kegagalan bisnis dan kegagalan audit
2) Perbedaan antara kegagalan audit dengan risiko audit
RMK Page 8
Kegagalan bisnis terjadi apabila bisnis tersebut tidak mampu
mengembalikan pinjamannya atau memenuhi harapan para investor karena
keadaan ekonomi atau bisnis, seperti resesi, keputusan bisnis yang buruk,
atau persaingan yang tak terduga dalam industri itu. Kegagalan audit
terjadi apabila auditor mengeluarkan pendapat audit tidak benar karena
gagal memenuhi persyaratan standar audit. Contohnya adalah kantor
yang ,enugaskan asisten yang tidak memenuhi syarat untuk melaksanakan
tugas audit tertentu, di mana mereka gagal menemukan salah saji yang
material dalam catatan klien yang seharusnya dapat ditemukan oleh
auditor yang memenuhi syarat. Risiko audit merupakan kemungkinan
bahwa auditor akan menyimpulkan, setelah melaksanakan audit yang
memadai, bahwa laporan keuangan telah dinyatakan secara wajar,
sedangkan dalam kenyataan mengandung salah saji yang material.
B. Konsep-konsep Hukum yang Mempengaruhi Kewajiban
Seorang akuntan publik bertanggung jawab atas setiap aspek pekerjaan
akuntansi publiknya, termasuk auditing, perpajakan, jasa bantuan
manajemen, dan jasa mengisi SPT pajak klien dengan benar, akuntan
publik itu dapat dituntut untuk membayar denda dan bunga yang harus
dibayar oleh klien ditambah fee penyiapan SPT pajak.
Sumber kewajiban hukum auditor : kewajiban kepada klien, dan
kewajiban kriminal
C. Kewajiban kepada Klien
Tuntutannya sangat bervariasi, meliputi klaim seperti kegagalan
menyelesaikan penugasan nonaudit pada tanggal yang telah disepakati,
menarik diri dari audit secara tidak semestinya, kegagalan untuk
menemukan penggelapan (pencurian aktiva), dan melanggar persyaratan
kerahasiaan bagi para akuntan publik. Biasanya, nilai tuntutan ini relatif
kecil, dan tidak ada publisitas untuk tuntutan jenis ini.
D. Kewajiban Kriminal
Akuntan publik dapat disalahkan karena tindakan kriminal menurut
hukum. Seorang auditor adapat dihukum karena menyerahkan laporan
keuangan yang palsu milik klien atau hal-hal lain yang melangggar Kode
Perilaku Profesional.
E. Respons Profesi terhadap Kewajiban Hukum
AICPA dan profesi secara keseluruhan dapat melakukan sejumlah hal
untuk mengurangi risiko para praktisi terkena tuntutan hukum:
1) Mencari perlindungan dari proses pengadilan atau litigasi yang
tidak terpuji.
2) Meningkatkan performa auditing agar dapat memenuhi kebutuhan
para pemakai dengan lebih baik.
3) Mendidik para pemakai mengenai batas-batas auditing.
F. Melindungi Akuntan Publik Individual dari Kewajiban Hukum
RMK Page 9
Seorang auditor yang berpraktik juga dapat pula mengambil tindakan
tertentu untuk meminimalkan kewajibannya. Beberapa tindakan yang
umum itu adalah sebagai berikut:
1) Hanya berurusan dengan klien yang memiliki integritas
2) Mempekerjakan personil yang kompeten dan melatih serta
mengawasi mereka secara layak
3) Mengikuti standar profesi
4) Mempertahankan independensi
5) Memahami bisnis klien
6) Melaksanakan audit yang bermutu
7) Mendokumentasikan pekerjaan secara layak
8) Mendapatkan surat penugasan dan surat representasi
9) Mempertahankan hubungan yang bersifat rahasia
10) Mengadakan asuransi yang memadai
RMK Page 10
Asersi manajemen adalah representasi pernyataan yang tersirat atau
diekspresikan oleh manajemen tentang kelas transaksi atau dan akun serta
pengungkapan yang terkait dalam laporan keuangan.
RMK Page 11
d. Klasifikasi dan dapat dipahami
Apakah jumlah-jumlah telah diklasifikasikan secara tepat dalam
laporan keuangan dan catatan kaki, sserta apakah uraian saldo dan
pengungkapan yang bertalian telah dipahami.
E. Tujuan Audit yang Berkaitan dengan Transaksi
Tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi dimaksudkan untuk
memberikan kerangka kerja guna membantu auditor mengumpulkan bukti
audit yang cukup kompeten yang disyaratkan oleh standar pekerjaan
lapangan ketiga, dan memutuskan bukti audit yang tepat yang harus
dikumpulkan bagi kelas transaksi sesuai dengan situasi penugasan audit.
Tujuan audit umum yang berkaitan dengan dengan transaksi :
Kejadian – transaksi yang dicatat memang benar – benar terjadi.
Kelengkapan – transaksi yang terjadi yang harus dimasukkan dalam
jurnal benar – benar telah dicatat.
Keakuratan – keakuratan informasi transaksi yang dicatat dinyatakan
pada jumlah yang benar.
Klasifikasi – transaksi yang dicatat dalam jurnal klien telah
diklasifikasikan secara tepat.
Penetapan waktu – transaksi dicatat pada tanggal yang benar
Posting dan pengikhtisaran – transaksi yang dicatat dimasukkan ke
dalam file induk dan diikhtisarkan dengan benar.
Sesudah tujuan audit umum yang berkaitan dengan transaksi
ditentukan, tujuan audit khusus yang berkaitan dengan transaksi untuk
setiap kelas transaksi yang material dapat dikembangkan, setidaknya satu
tujuan audit khusus yang berkaitan dengan transaksi harus disertakan,
kecuali auditor yakin bahwa tujuan audit umum yang berkaitan dengan
transaksi tidak relevan.
Tujuan audit yang berkaitan dengan saldo diterapkan pada saldo akun.
Apabila digunakan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo untuk
mengaudit saldo akun, auditor akan mengumpulkan bukti untuk
memverifikasi rincian yang mendukung saldo akun, bukan memverifikasi
saldo akun itu sendiri.
Tujuan audit umum yang berkaitan dengan saldo :
Eksistensi – jumlah yang tercantum dalam laporan keuangan memang
ada.
Kelengkapan – jumlah yang harus tercatat pada suatu akun benar –
benar telah dicatat.
Keakuratan – jumlah yang tercantum telah dinyatakan dengan benar.
Klasifikasi – jumlah yang tercantum dalam daftar klien telah
diklasifikasi dengan tepat.
Cutoff – transaksi yang mendekati tanggal neraca telah dicatat pada
periode yang tepat.
RMK Page 12
Hubungan yang rinci – rincian saldo akun sesuai dengan jumlah pada
file induk yang berkaitan, sesuai dengan total saldo akun, dan sesuai
dengan total buku besar.
Nilai yang dapat direalisasi – aktiva yang telah dicantumkan dalam
jumlah yang diestimasi akan direalisasi.
Hak dan kewajiban – padanan auditor terhadap asersi manajemen
tentang hak dak kewajiban untuk saldo akun.
Penyajian dan pengungkapan – neraca dan syarat pengungkapan yang
diceritakan harus diungkapkan di laporan keuangan.
G. Tujuan Audit yang Berkaitan dengan Penyajian dan Pengungkapan
Biasanya identik dengan asersi manajemen untuk penyajian dan
pengungkapan.
H. Bagaimana Tujuan Audit Dipenuhi
Empat fase audit laporan keuangan :
1. Merencanakan dan merancang pendekatan audit
Dua pertimbangan utama yang mempengaruhi pendekatan yang akan
digunakan auditor :
Bukti audit yang mencukupi harus dikumpulkan agar dapat
memenuhi tanggung jawab profesional auditor
Biaya pengumpulan bukti audit ini harus ditekan serendah
mungkin.
2. Melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas
transaksi.
Sebelum dapat memutuskan untuk mengurangi penilaiannya atas
risiko pengendalian yang direncanakan apabila pengendalian internal
dianggap efektif, auditor harus menguji keefektifan pengendalian
tersebut (pengujian pengendalian). Auditor juga harus mengevaluasi
pencatatan transaksi oleh klien dengan memverifikasi jumlah moneter
transaksi itu (pengujian substantif atas transaksi).
3. Melaksanakan prosedur analitis dan pengujian rincian saldo
a) prosedur analitis yang menggunakan perbandingan dan hubungan
untuk menilai apakah saldo akun atau data lainnya telah masuk akal. b)
pengujian atas rincian saldo merupakan prosedur spesifik yang
ditujukan untuk menguji salah saji moneter pada saldo – saldo dalam
laporan keuangan.
4. Menyelesaikan audit dan menerbitkan laporan audit
Setelah menyelesaikan semua prosedur auditor harus
menggabungkan informasi yang diperoleh guna mencapai kesimpulan
menyeluruh tentang apakah laporan keuangan telah disaikan secara
wajar. Apabila audit telah selesai, akuntan publik harus menerbitkan
laporan audit untuk melengkapi laporan keuangan yang dipublikasikan
oleh klien.
RMK Page 13
7. Bukti Audit
A. Sifat Bukti
Dasar dari setiap audit adalah bukti yang dikumpulkan dan dievaluasi
oleh auditor. Auditor harus memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk
mengumpulkan bukti audit yang tepat dan mencukupi dalam setiap audit
untuk memenuhi standar profesi.
Bukti audit yaitu setiap informasi yang digunakan oleh auditor untuk
menentukan apakah informasi yang diaudit telah dinyatakan sesuai dengan
kriteria yang diharapkan.
B. Keputusan Bukti Audit
Ada empat keputusan auditor mengenai bukti yang harus dikumpulkan:
Prosedur audit yang akan digunakan, yaitu rincian instruksi yang
menjelaskan bukti audit yang harus diperoleh selama audit.
Ukuran sampel yang akan dipilih untuk prosedur tersebut. Setelah
memilih prosedur audit, auditor dapat mengubah ukuran sampel dari
hanya satu hingga semua item dalam populasi yang sedang diuji.
Item – item yang akan dipilih dari populasi.
Penetapan waktu pelaksanaan prosedur. Keputusan penetapan waktu
audit, sebagian, dipengaruhi oleh kapan klien menginginkan audit itu
diselesaikan, umumnya satu hingga tiga bulan setelah akhir tahun.
C. Persuasivitas Bukti
Program audit adalah daftar prosedur audit untuk bidang audit tertentu
atau untuk keseluruhan audit. Sebagian besar auditor menggunakan
komputer untuk mempermudah penyusunan program audit.
RMK Page 14
2. Kecukupan bukti
Kuantitas bukti yang diperoleh akan menentukan kecukupannya.
Kecukupan bukti diukur terutama oleh ukuran sampel yang dipilih
auditor. Selain ukuran sampel, masing – masing item yang diuji akan
mempengaruhi kecukupan bukti audit.
Setiap prosedur audit mendapat satu atau lebih jenis – jenis bukti berikut:
1. Pemeriksaan fisik, yaitu perhitungan yang dilakukan auditor atas
aktiva berwujud. Pemeriksaan fisik adalah cara langsung untuk
memverifikasi apakah suatu aktiva benar – benar ada dan pada tingkat
tertentu apakah aktiva yang ada itu telah dicatat.
2. Konfirmasi, menggambarkan penerimaan respons tertulis atau lisan
dari pihak ketiga yang independen yang memverifikasi keakuratan
informasi yang diajukan oleh auditor.
3. Dokumentasi, yaitu inspeksi oleh auditor atas dokumen dan catatan
klien untuk mendukung informasi yang tersaji, atau seharusnya tersaji
dalam laporan keuangan. Dokumen yang diperiksa oleh auditor adalah
catatan yang digunakan klien untuk menyediakan informasi bagi
pelaksanaan bisnis dengan cara yang terorganisasi, yang bisa juga
dalam bentuk kertas, elektronik, atau media lain.
4. Prosedur analitis, menggunakan perbandingan dan hubungan untuk
menilai apakah saldo akun atau data lainnya tampak wajar
dibandingkan dengan harapan auditor. Prosedur analitis begitu penting
sehingga dibutuhkan selama fase perencanaan dan penyelesaian pada
semua audit. Prosedur analitis digunakan untuk tujuan berbeda, yaitu
memahami industri dan bisnis klien, menilai kemampuan entitas untuk
terus going concern, menunjukkan adanya kemungkinan salah saji
dalam laporan keuangan, serta mengurangi pengujian audit yang
terinci.
5. Wawancara dengan klien, yaitu upaya untuk memperoleh informasi
secara lisan maupun tertulis dari klien sebagai respons atas pertanyaan
yang diajukan auditor.
6. Pelaksanaan ulang, yaitu pengujian independen yang dilakukan
auditor atas prosedur atau pengendalian akuntansi klien, yang semula
dilakukan sebagai bagian dari sistem akuntansi dan pengendalian
internal klien.
7. Observasi, yaitu penggunaan indera untuk menilai aktivitas klien.
E. Dokumentasi Audit
Dokumentasi audit adalah catatan utama tentang prosedur auditing
yang diterapkan, bukti yang diperoleh, dan kesimpulan yang dicapai
auditor dalam melaksanakan penugasan. Tujuan dokumentasi audit secara
keseluruhan adalah untuk membantu auditor dalam memberikan kepastian
yang layak bahwa audit yang memadai telah dilakukan sesuai dengan
RMK Page 15
standar audit. Secara lebih khusus, dokumentasi audit yang berkaitan
dengan audit tahun berjalan memberikan:
Dasar bagi perencanaan audit
Catatan bukti yang dikumpulkan dan hasil pengujian
Data untuk menentukan jenis laporan audit yang tepat
Dasar bagi review oleh supervisor dan partner
File permanen, berisi data yang bersifat historis atau berlanjut yang
bersangkutan dengan audit saat ini. File ini menjadi sumber informasi
yang kaya tentang audit yang terus penting dari tahun ke tahun. File
permanen umumnya meliputi: kutipan atau salinan dari dokumen
perusahaan yang terus penting, analisis akun tahun-tahun sebelumnya,
informasi yang berhubungan dengan pemahaman atas pengendalian
internal dan penilaian risiko pengendalian, serta hasil prosedur analitis
dari audit tahun sebelumnya.
File Tahun Berjalan, mencakup semua dokumentasi audit yang dapat
diterapkan pada tahun yang diaudit. Jenis informasi yang sering
tercakup dalam arsip tahun berjalan: program audit, informasi umum,
neraca saldo berjalan, ayat jurnal penyesuaian dan reklasifikasi, dan
skedul pendukung. Skedul pendukung meliputi: analisis, neraca saldo
atau daftar, rekonsiliasi jumlah, pengujian kelayakan, ikhtisar prosedur,
pemeriksaan dokumen pendukung, informasional, serta dokumentasi
dari luar.
RMK Page 16
biaya audit tetap wajar, dan untuk menghindari kesalahpahaman dengan
klien. Ada dua jenis risiko yang mempengaruhi pelaksanaan dan biaya
audit, yaitu risiko audit yang dapat diterima dan risiko inheren.
Kebanyakan perencanaan awal audit berkaitan dengan perolehan informasi
untuk membantu auditor menilai risiko tersebut.
Risiko audit yang dapat diterima adalah ukuran seberapa besar
auditor bersedia menerima bahwa laporan keuangan akan salah saji secara
material setelah audit diselesaikan dan pendapat wajar tanpa pengecualian
telah dikeluarkan. Risiko inhern adalah ukuran penilaian auditor atas
kemungkinan adanya salah saji yang material dalam saldo akun sebelum
mempertimbangkan keefektifan pengendalian internal.
Delapan bagian utama dari perencanaan audit:
1. Menerima klien dan melakukan perencanaan audit awal
2. Memahami bisnis dan industri klien
3. Menilai risiko bisnis klien
4. Menetapkan materialitas, menilai risiko audit yang dapat diterima serta
risiko inheren
5. Memahami pengendalian internal dan menilai risiko pengendalian
6. Mengumpulkan informasi untuk menilai risiko kecurangan
7. Mengembangkan perencanaan audit dan program audit secara
keseluruhan
B. Menerima Klien dan Melakukan Perencanaan Audit Awal
Dalam perencanaan audit awal melibatkan empat hal :
1. Auditor memutuskan apakah akan menerima klien baru atau
meneruskan klien lama.
2. Auditor mengidentifikasi mengapa klien menginginkan untuk diaudit.
3. Untuk menghidari kesalahpahaman, auditor harus memahami syarat-
syarat penugasan yang ditetapkan klien.
4. Auditor mengembangkan strategi audit secara keseluruhan, termasuk
penugasan staf dan setiap spesialis audit yang diperlukan.
C. Memahami Bisnis dan Industri Klien
Tiga alasan utama untuk mendapatkan pemahaman yang baik tentang
industri klien dan lingkungan eksternal adalah:
1. Risiko yang berkaitan dengan industri tertentu dapat mempengaruhi
penilaian auditor atas risiko bisnis klien dan risiko audit yang dapat
diterima dan bahkan dapat mempengaruhi auditor dalam menerima
penugasan pada industri yang lebih berisiko, seperti industri simpan
pinjam dan asuransi kesehatan.
2. Risiko inheren tertentu sudah umum bagi klien dalam industri tertentu.
Contohnya adalah kemungkinan keusangan persediaan dalam industri
pakaian jadi.
RMK Page 17
3. Banyak industri memiliki persyaratan akuntansi yang unik yang harus
dipahami auditor untuk mengevaluasi apakah laporan keuangan klien
telah sesuai dengan PABU.
D. Menilai Risiko Bisnis Klien
Risiko bisnis klien dapat timbul dari banyak faktor yang
mempengaruhi klien dan lingkungannya, seperti teknologi baru yang
mengikis keunggulan kompetitif mlien, atau klien gagal melaksanakan
strategi sebaik pesaing. Perhatian utama auditor tertuju pada risiko salah
saji yang material dalam laporan keuangan yang disebabkan risiko bisnis
klien.
E. Melaksanakan Prosedur Analitis Pendahuluan
Salah satu prosedur yang dilakukan auditor adalah membandingkan
rasio klien dengan benchmark industri atau pesaing untuk
mengindikasikan kinerja perusahaan. Pengujian pendahuluan seperti itu
dapat mengungkapkan perubahan yang tidak biasa dalam rasio yang
dibandingkan dengan tahun sebelumnya, atau dengan rata-rata industri,
sehingga membantu auditor mengidentifikasi area yang mengalami
kenaikan risiko salah saji yang membutuhkan perhatian yang lebih lanjut
selama audit.
F. Prosedur Analitis
Penekanan prosedur analitis tertuju pada ekspektasi yang
dikembangkan auditor. Sebagai contoh, auditor dapat membandingkan
beban komisi yang tercatat selama tahun berjalan dengan total penjualan
yang tercatat dikaliakan dengan tingkat komisi rata-rata sebagai satu
pengujian atas kewajaran komisi yang dicatat secara keseluruhan. Agar
prosedur analitis ini menjadi relevan dan dapat diandalkan, auditor
cenderung menyimpulkan bahwa penjualan yang tercatat telah dinyatakan
dengan benar, semua penjualan mendapatkan komisi, dan rata-rata tingkat
komisi aktual dapat ditentukan.
G. Lima Jenis Prosedur Analitis
1. Membandingkan data klien dengan industri.
Prosedur ini dilakukan dengan membandingkan data klien dengan
industri. Manfaat paling penting dari perbandingan industri adalah
membantu memahami bisnis klien dan sebagai indikasi atas
kemungkinan adanya kegagalan keuangan, tetapi mungkin kurang
membantu auditor dalam mengidentifikasi salah saji yang potensial.
2. Membandingkan data klien dengan data periode sebelumnya yang
serupa.
Berbagai prosedur analitis akan memungkinkan auditor untuk
membandingkan data klien dengan data serupa dari satu lebih periode
sebelumnya. Beberapa ini adalah beberapa contoh yang umum:
RMK Page 18
a. Membandingkan saldo tahun berjalan dengan saldo tahun
sebelumnya.
b. Membandingkan rincian total saldo dengan rincian yang serupa
untuk tahun sebelumnya.
c. Menghitung rasio dan hubungan persentase untuk dibandingkan
dengan tahun sebelumnya.
3. Membandingkan data klien dengan hasil yang diharapkan yang
ditentukan klien.
Kebanyakan perusahaan menyiapkan anggaran untuk berbagai
aspek operasi dan hasil keuangannya. Karena anggaran merupakan
ekspektasi klien selama periode berjalan, auditor harus menyelidiki
perbedaan yang paling signifikan antara hasil yang dianggarkan
dengan hasil aktual, karena area ini dapat mengandung salah saji yang
potensial.
4. Membandingkan data klien dengan hasil yang diharapkan yang
ditentukan auditor.
Perbandingan umum lainnya antara data klien dengan hasil yang
diharapkan terjadi ketika auditor menghitung saldo yang diharapkan
untuk dibandingkan dengan saldo aktual. Pada jenis prosedur analitis
ini, auditor membuat estimasi tentang rupa saldo akun yang seharusnya
dengan menghubungkannya ke beberapa akun neraca atau akun
laporan laba-rugi lainnya, atau membuat proyeksi berdasarkan
beberapa tren historis.
5. Membandingkan data klien dengan hasil yang diharapkan dengan
menggunakan data nonkeuangan.
Kepentingan utama dalam mengguanakan data nonkeuangan
terletak pada keakuratan data. Pada contoh hotel, auditor tidak boleh
menggunakan perhitungan yang diestimasi atas pendapatan hotel
sebagai bahan bukti audit kecuali auditor yakin dengan kelayakan
perhitungan jumlah kamar, tarif kamar rata-rata, dan tingkat hunian
rata-rata.
RMK Page 19
Langkah – langkah dalam menetapkan materialitas :
1. Menetapkan pertimbangan pendahuluan tentang materialitas
Faktor – faktor yang terpenting yang dapat mempengaruhi
pertimbangan pendahuluan auditor tentang materialitas untuk laporan
keuangan tertentu:
Materialitas adalah konsep yang bersifat relatif daripada absolut.
Dasar yang diperlukan untuk mengevaluasi materialitas
Faktor – faktor kuantitatif yang juga mempengaruhi materialitas.
2. Mengalokasikan pertimbangan pendahuluan tentang materialitas ke
segmen – segmen (salah saji yang dapat ditoleransi)
Ada tiga kesulitan utama dalam mengalokasikan materialitas pada
akun–akun neraca :
Auditor memperkirakan akun-akun tertentu mengandung lebih
banyak salah saji dibandingkan akun-akun lainnya.
Baik salah saji maupun lebih saji harus dipertimbangkan.
Biaya audit relatif mempengaruhi pengalokasian ini.
Tujuan mengalokasikan pertimbangan pendahuluan tentang
materialitas ke akun-akun neraca adalah membantu auditor
memutuskan bukti yang tepat yang harus dikumpulkan bagi setiap
akun dalam neraca maupun laporan laba/rugi. Salah satu sasaran
pengalokasian ini adalah meminimalkan biaya audit tanpa
mengorbankan mutu audit.
3. Mengestimasi total salah saji dalam segmen
Salah saji yang ditemukan dalan suatu akun dapat dibedakan menjadi
dua jenis: salah saji yang diketahui dan salah saji yang mungkin. Salah
saji yang diketahui yaitu salah saji dalam akun yang jumlahnya dapat
ditentukan oleh auditor. Sedangkan salah saji yang mungkin terbagi
menjadi dua jenis. Jenis yang pertama adalah salah saji yang berasal
dari perbedaan antara pertimbangan manajemen dan auditor tentang
estimasi saldo akun. Sedangkan jenis yang kedua adalah proyeksi salah
saji berdasarkan pengujian auditor atas sampel dari suatu populasi.
4. Mengestimasi salah saji gabungan
5. Membandingkan estimasi gabungan dengan pertimbangan
pendahuluan atau yang direvisi tentang materialitas.
B. Risiko
Risiko dalam auditing berarti bahwa auditor menerima suatu tingkat
ketidakpastian dalam pelaksanaan audit. Auditor menyadari, misalnya
bahwa ada ketidakpastian mengenai kompetensi bahan bukti, efektifitas
struktur pengendalian intern klien, dan ketidak pastian apakah laporan
keuangan memang telah disajikan secara wajar setelah pekerjaan audit
selesai.
C. Jenis-jenis Risiko
1. Risiko deteksi yang direncanakan adalah risiko bahwa bukti audit
untuk suatu segmen akan gagal mendeteksi salah saji yang melebihi
RMK Page 20
salah saji yang dapat ditoleransi. Dua hal penting yang harus diketahui
tentang risiko deteksi yang direncanakan:
Risiko deteksi yang direncanakan tergantung pada tiga faktor lain
dalam risiko audit.
Risiko deteksi yang direncanakan menentukan jumlah bukti yang
substantif yang direncanakan akan dikumpulkan auditor, yang
besarnya berlawanan dengan risiko deteksi yang direncanakan.
2. Risiko inheren mengukur penilaian auditor atas kemungkinan adanya
salah saji (kekeliruan atau kecurangan) yang material dalam segmen,
sebelum memperhitungkan keefektifan pengendalian internal.
Pengendalian internal diabaikan dalam penetapan risiko inheren karena
pengendalian internal ini diperhitungkan secara terpisah dalam model
risiko audit sebagai risiko pengendalian.
3. Risiko pengendalian mengukur penilaian auditor mengenai apakah
salah saji yang melebihi jumlah yang dapat ditoleransi dalam suatu
segmen akan dicegah atau terdeteksi secara tepat waktu oleh
pengendalian internal klien.
4. Risiko audit yang dapat diterima adalah ukuran kesediaan auditor
untuk menerima bahwa laporan keuangan mungkin mengandung salah
saji yang material setelah audit selesai, dan pendapat wajar tanpa
pengecualian telah dikeluarkan
Ada perbedaan yang penting dalam hal bagaimana auditor menilai
keempat faktor risiko dalam model risiko audit. Untuk risiko audit
yang dapat diterima, auditor memutuskan risiko yang bersedia diambil
kantor akuntan publik bahwa laporan keuangan disalahsajikan setelah
audit selesai, berdasarkan faktor-faktor yang terkait dengan klien
tertentu. Risiko inheren dan risiko pengendalian didasarkan pada
ekspektasi atau prediksi auditor mengenai kondisi klien. Risiko deteksi
sangat tergantung pada ketiga risiko lainnya. Risiko ini hanya dapat
ditentukan setelah auditor menilai ketiga risiko lainnya.
RMK Page 21
Memang sulit bagi auditor untuk memprediksi kegagalan keuangan
sebelum hal itu terjadi, tetapi ada beberapa faktor yang merupakan
indikator yang baik bahwa probabilitasnya meningkat, yaitu posisi
likuiditas, laba (rugi) tahun-tahun sebelumnya, metode pembiayaan
pertumbuhan, sifat operasi klien, kompetensi manajemen.
3. Evaluasi auditor atas integritas manajemen.
Selain memodifikasi bukti audit, ada dua cara lain yang dapat dipakai
auditor untuk mengubah audit guna merespons risiko:
Penugasan mungkin membutuhkan staf yang lebih berpengalaman.
Penugasan akan direview secara lebih seksama daripada biasanya.
RMK Page 22
F. Mengevaluasi Hasil
Penilaian awal atas risiko pengendalian atau risiko inheren bisa jadi
ditetapkan terlalu rendah atau risiko audit yang dapat diterima ditetapkan
terlalu tinggi. Dalam keadaan seperti ini, auditor harus mengikuti
pendekatan dua langkah :
Auditor harus merevisi penilaian awal atas tingkat risiko yang tepat.
Auditor harus mempertimbangkan dampak revisi tersebut terhadap
kebutuhan bukti, tanpa menggunakan model risiko audit.
10.Auditing Kecurangan
A. Jenis-jenis Kecurangan
Pelaporan keuangan yang curang adalah salah saji atau pengabaian
jumlah atau pengungkapan yang disengaja dengan maksud menipu para
pemakai laporan keuangan. Jenis-jenis kecurangannya antara lain:
pengaturan laba (earnings management) dan pretaan laba (income
smooting). Kecurangan-kecurangan tersebut yaitu, perusahaan sengaja
merendahsajikan laba ketika laba itu tinggi untuk membentuk cadangan
laba yang digunakan untuk memperbesar laba dalam periode mendatang.
RMK Page 23
Peraturan laba menyangkut tindakan manajemen yang disengaja untuk
memenuhi tujuan laba. Perataan laba merupakan salah satu bentuk
pengaturan laba di mana pendapatan dan beban ditukar-tukar di antara
periode-periode untuk mengurangi fluktuasi laba.
B. Kondisi-kondisi Penyebab Kecurangan
Tiga kondisi kecurangan yang berasal dari pelaporan keuangan:
1. Insentif/tekanan
Manajemen atau pegawai lain merasakan insentif atau tekanan untuk
melakukan kecurangan.
2. Kesempatan
Situasi yang membuka kesempatan bagi manajemen atau pegawai
untuk melakukan kecurangan.
3. Sikap/rasionalisasi
Ada sikap, karakter, atau serangkaian nilai-nilai etis yang
membolehkan manajemen atau pegawai untuk melakukan tindakan
yang tidak jujur, atau mereka berada dalam lingkungan yang cukup
menekan yang membuat mereka merasionalisasi tindakan yang tidak
jujur.
C. Merespon Risiko Kecurangan
Respon auditor terhadap risiko kecurangan meliputi hal-hal berikut ini:
1. Mengubah pelaksanaan audit secara menyeluruh.
2. Merancang dan melaksanakan prosedur audit untuk menangani risiko
kecurangan.
3. Merancang dan melaksanakan prosedur untuk menangani pengabaian
pengendalian oleh manajemen.
D. Tanggung jawab bila Dicurigai Ada Kecurangan
Apabila dicurigai ada kecurangan, auditor akan mengumpulkan informasi
tambahan untuk menentukan apakah informasi itu memang ada. Sering
kali, auditor memulai dengan mengajukan pertanyaan tambahan kepada
manajemen dan pihak lainnya.
RMK Page 24
Beberapa perubahan pengendalian internal yang diakibatkan oleh
pengintegrasian TI ke dalam akuntansi:
1. Pengendalian computer menggantikan pengendalian manual.
Manfaatnya adalah kemampuannya untuk menangani sejumlah besar
transaksi bisnis yang rumit secara murah.
2. Tersedianya informasi yang bermutu lebih tinggi. Aktivitas TI yang
kompleks dikelola secara efektif karena memerlukan organisasi
prosedur dan dokumentasi yang efektif.
RMK Page 25
C. Pengendalian Internal Khusus atas Teknologi Informasi
Pengendalian aplikasi:
1. Pengendalian input.
Dirancang untuk memastikan bahwa informasi yang dimasukkan ke
dalam computer sudah terotorisasi, akurat, dan lengkap. Hal ini
membutuhkan otorisasi manajemen atas transaksi, penyiapan dokumen
sumber input dan personil yang kompeten.
2. Pengendalian pemrosesan
Mencegah dan mendeteksi kesalahan ketika transaksi diproses.
3. Pengendalian output.
Berfokus pada mendeteksi kesalahan setelah pemrosesan diselesaikan,
bukan pada mencegah kesalahan.
RMK Page 26
3. Kaitan pengendalian TI dengan tujuan audit yang berkaitan dengan
transaksi.
Karena pengendalian umum mempengaruhi tujuan audit dalam
beberapa siklus, maka jika pengendalian umumnya efektif kemampuan
auditor dalam menggunakan pengendalian aplikasi pada semua siklus
akan meningkat.
4. Pengaruh pengendalian TI terhadap pengujian substantive.
Setelah mengidentifikasi pengendalian aplkasi khusus yang dapat
digunakan untuk mengurangi risiko pengendalian, auditor lalu
mengurangi pengujian substantive
Organisasi yang tidak rumit sering kali bergantung pada mikro
computer untuk melakukan fungsi system akuntansi. Penggunaan
mikro computer menimbulkan pertimbangan audit yang unik, yaitu:
Ketergantungan yang terbatas pada pengendalian yang
terotomatisasi.
Akses ke file induk.
Risiko virus computer.
5. Pendekatan data pengujian
Auditor memproses data pengujiannya sendiri menggunakan system
computer klien dan program aplikasi untuk menentukan apakah
pengendalian yang terotomatisasi memroses dengan tepat data
tersebut.
Dengan pendekatan ini, auditor mempunyai 3 pertimbangan, yaitu:
Data pengujian harus mencakup semua kondisi yang relevan yang
ingin diuji auditor
Program aplikasi yang diuji oleh auditor harus sama dengan yang
digunakan klien selama tahun berjalan.
Data pengujian harus dieliminasi dari catatan klien
6. Pendekatan modul audit tertanam
Ketika menggunakan pendekatan ini, auditor menyisipkan modul audit
dalam system aplikasi klien untuk mengidentifikasi jenis transaksi
tertentu.
RMK Page 27
2. Pengujian pengendalian
Pemahaman pengendalian internal digunakan auditor untuk menilai
risiko pengendalian bagi setiap tujuan audit yang berkaitan dengan
transaksi. Contohnya, penilaian tujuan keakuratan untuk transaksi
penjualan sebagai nilai rendah dan tujuan keterjadian sebagai nilai
sedang. Apabila kebijakan dan prosedur dianggap telah dirancang
efektif, auditor akan menilai risiko pengendalian pada tingkat yang
mencerminkan keefektifan relatif.
Untuk mendapatkan bukti guna mendukung penilaian itu, auditor
melaksanakan pengujian pengendalian, seperti:
Meminta keterangan dari personil klien yang tepat
Memeriksa dokumen, catatan, dan laporan
Mengamati aktivitas yang berkaitan dengan pengendalian
Melaksanakan ulang prosedut klien.
3. Pengujian substantif atas transaksi
Pengujian substantif adalah prosedur yang dirancang untuk
menguji salah saji moneter (rupiah) yang secara langsung
mempengaruhi kebenaran salso laporan keuangan. Pengujian
substantif atas transaksi digunakan untu menentukan apakah keenan
tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi telah dipenuhi bagi setiap
kelas transaksi.
4. Prosedur analitis
Prosedur analitis melibatkan perbandingan jumlah yang tercatat
dengan harapan yang dikembangkan auditor. Dua tujuan yang paling
penting dari prosedur analitis dalam mengaudit saldo akun adalah:
menunjukkan salah saji yang mungkin dalam laporan keuangan dan
memberikan bukti substantif.
5. Pengujian atas rinsian saldo
Pengujian ini berfokus pada saldo akhir buku besar baik akun neraca
maupun akun laba rugi. Penekanan utamanya dalam sebagian besar
pengujian rincian saldo akun pada neraca.
B. Memilih Jenis Pengujian yang akan Dilaksanakan
Ketika auditor harus memutuskan jenis pengujian mana yang akan dipilih
untuk memperoleh bukti yang tepat yang mencukupi, biaya bukti itu
merupakan pertimbangan yang penting. Kalau diurutkan menurut
peningkatan biayanya maka:
Prosedur analitis
Prosedur penilaian risiko, termasuk untuk memahami penendalian
internal
Pengujian pengendalian
Pengujian substantif atas transaksi
Pengujian rincian saldo
RMK Page 28
C. Dampak Teknologi Informasi terhadap Pengujian Audit
Untuk menguji pengendalian atau data terotomatisasi, auditor mungkin
harus menggunakan teknik audit berbantuan komputer atau menggunakan
laporan yang dihasilkan TI untuk menguji efektifitas operasi pengujian
umum TI, seperti pengendalian pengubahan program dan pengendalian
akses.
D. Bauran Bukti
Untuk mendapatkan bukti yang tepat yang mencukupi sebagai respons
terhadap risiko yang diidentifikasi melalui prosedur penilaian risiko,
auditor menggunakan kombinasi dari empat jenis pengendalian
selanjutnya. Kombinasi ini sering kali disebut bauran bukti.
E. Perancangan Program Audit
Setelah auditor menggunakan prosedur penilaian risiko untuk
menetukan penekanan yang tepat pada masing-masing dari empat jenis
pengujian lainnya, program audit khusus bagio setiap jenis harus
dirancang. Prosedur audit ini kemudian digabungkan untuk membentuk
progran audit. Selain pada bagian program audit yang berisi penilaian
risiko yang dilaksanakan selama tahap perencanaan, program audit bagi
kenayakan audit juga dirancang dalam tiga bagian tambahan: pengujian
pengendalian dan substantif atas transaksi, prosedur analitis substantif, dan
pengujian rincian saldo.
Setiap siklus transaksi mungkin akan dievaluasi dengan menggunakan
serangkaian program sub-audit yang terpisah. Dalam siklus penagihan,
misalnya, auditor dapat menggunakan:
Program audit pengujian pengendalian dan pengujian substantif
atas transaksi untuk penjualan dan penerimaan kas.
Biasanya meliputi bagian deskriptif yang mendokumentasikan
pemahaman atas pengendalian internal yang diperoleh selama
pelaksanaan prosedur penilaian risiko.
Program audit prosedur analitis substantif untuk keseluruhan
siklus.
Karena relatif murah, bayak auditor melaksankan prosedur analitis
pada semua audit.
Program audit pengujian rinci saldo untuk kas, piutang usaha,
beban piutang tak tertagih, dan penyisihan untuk piutang tak
tertagih.
Untuk merancang prosedur audit pengujian rincian saldo, auditor
menggunakan metodologi yang berorientasi pada tujuan audit yang
berkaitan dengan saldo.
RMK Page 29
BAGIAN 3 PENERAPAN PROSES AUDITING KE SIKLUS
PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS
RMK Page 30
Penghapusan piutang tak tertagih
Estimasi beban kerugian piutang
Memahami Pengendalian
Internal_(Penjualan)
RMK Page 31
Menilai Risiko Pengendalian
Mengevaluasi Cost-Benefit
Terencana_(Penjualan)
dari Uji Pengendalian
Mendesain Uji Pengendalian Prosedur Audit
dan Uji Substantif Transaksi Ukuran Sampel
Penjualan untuk Memenuhi Item yang Dipilih
Waktu
Tujuan Audit yang
1. Memahami Berhubungan
Pengendaliandengan Transaksi
Internal_Penjualan
2. Menilai Risiko Pengendalian Terencana_Penjualan
Langkah untuk menilai risiko tersebut yaitu :
Auditor memerlukan kerangka kerja (framework) untuk menilai risiko
pengendalian
Auditor harus mengidentifikasi pengendalian internal kunci dan
kelemahannya untuk transaksi penjualan
Auditor menghubungkan pengendalian dan kelemahan dengan tujuan
audit
Auditor menilai risiko pengendalian untuk tiap tujuan dengan
mengevaluasi pengendalian dan kelemahan untuk tiap tujuan.
3. Mengevaluasi Cost-Benefit Uji Pengendalian
Memutuskan apakah biaya untuk melaksanakan uji pengendalian setara
dengan manfaat yang dihasilkan dari uji substantif yang dapat dikurangi.
4. Mendesain Uji Pengendalian untuk Penjualan
Untuk tiap pengendalian yang direncanakan auditor untuk mengurangi risiko
pengendalian, satu atau lebih uji pengendalian harus didesain untuk
memverifikasi efektivitasnya.
5. Mendesain Uji Substantif untuk Penjualan
Dalam memutuskan uji substantif transaksi, beberapa prosedur biasanya
digunakan dalam tiap audit tanpa menghiraukan keadaan. Sedangkan yang
lainnya bergantung pada kecukupan pengendalian dan hasil dari uji
pengendalian.
Penjualan yang dicatat benar-benar ada/terjadi
Semua transaksi penjualan yang terjadi telah dicatat
Penjualan telah dicatat secara akurat
Penjualan yang tercatat telah dikelompokkan dengan tepat
Penjualan dicatat pada tanggal yang benar
Transaksi penjualan telah dimasukkan dalam file master dengan tepat
dan diringkas dengan benar
RMK Page 32
Ringkasan Metodologi untuk Penjualan
Tujuan audit yang berhubungan dengan transaksi
Pengendalian internal kunci
Uji pengendalian
Kelemahan-kelemahan
Uji substantif transaksi
Program audit format desain adalah prosedur audit yang dihasilkan dari
keputusan auditor tentang prosedur audit yang tepat untuk tiap tujuan audit.
Sedangkan, program audit format kinerja/pelaksanaan adalah prosedur audit untuk
tiap kelas transaksi yang diatur dalam format sebagaimana akan dilaksanakan oleh
auditor.
Bagian penting dari tanggung jawab auditor dalam audit penerimaan kas
adalah identifikasi kelemahan dalam pengendalian internal yang dapat
meningkatkan kemungkinan terjadinya kecurangan.
RMK Page 33
Metodologi untuk Desain Uji Pengendalian dan Uji Substantif Transaksi
Penerimaan Kas
RMK Page 34
pada setiap salinan faktur penjualan, tetapi prosedur tersebut ternyata tidak
dilakukan dengan tepat sebanyak 3 dari seluruh waktu pelaksanaan. Kalau
auditor memilih satu sampel 100 salinan faktur penjualan dan menemukan
ada 3 yang hilang, maka sampel tersebut dikatakan sangat representatif.
B. Sampling Statistik Kontra Non Statistik
Persamaannya, ada empat bagian dalam kedua metode sampling
tersebut: perencanaan sampel, seleksi sampel, pelaksanaan pengujian, dan
evaluasi hasil.
Metode sampling audit dapat dibagi menjadi dua katagori : statistikk
dan non statistik. Sampling Statistik adalah penggunaan teknik-teknik
pengukuran matematis untuk menghitung hasil statistik normal. Manfaat
utama metode statistik adalah kualifikasi risiko sampling pada
perencanaan sampel dan evaluasi hasil. Dalam sampling non statistik,
auditor tidak mengkuantifikasi risiko sampling. Sebagai gantinya, auditor
memilih unsur-unsur sampel yang diyakini dapat memberikan informasi
yang berguna pada populasi itu, kesimpulan yang diambil mengenai
populasi lebih didasarkan atas pertimbangan.
Tujuan audit yang berhubungan dengan saldo piutang usaha, antara lain :
RMK Page 35
Piutang dalam neraca saldo sesuai dengan jumlah yang ada dalam file
master yang terkait, dan totalnya telah ditambahkan dengan benar dan
sesuai dengan buku besar (detail tie-in).
Piutang yang dicatat benar-benar ada/terjadi (existence).
Piutang yang ada/terjadi telah dicatat (completeness).
Piutang akurat (accuracy).
Piutang diklasifikasikan dengan tepat (clasification).
Waktu (cut off) piutang benar
Piutang dinyatakan sebesar nilai yang dapat direalisasi (realizable
value).
Klien memiliki hak terhadap piutang (rights).
Penyajian dan pengungkapan piutang sudah tepat (presentation and
disclosure).
Mengembangkan Uji Program Audit Terinci
Kesalahan yang dapat ditoleransi
Risiko audit yang dapat diterima
Risiko inheren
Risiko pengendalian
Hasil uji substantif transaksi
Prosedur analitis
Risiko deteksi terencana dan bukti audit yang direncanakan
Keputusan Konfirmasi
Jenis konfirmasi
a. Konfirmasi positif komunikasi yang ditujukan kepada debitur,
meminta penerima untuk mengkonfirmasikan secara langsung
apakah saldo yang tercatat dalam permohonan konfirmasi benar
atau tidak.
b. Konfirmasi negatif komunikasi yang ditujukan kepada debitur,
meminta suatu tanggapan hanya ketika debitur tidak setuju dengan
jumlah yang tercatat.
RMK Page 36
Waktu
Jika keputusan dibuat untuk mengkonfirmasikan piutang sebelum
akhir tahun, maka dibutuhkan pengujian transaksi yang terjadi antara
tanggal konfirmasi dengan tanggal neraca dengan memeriksa beberapa
dokumen internal seperti duplikat faktur penjualan, dokumen
pengiriman, dan bukti penerimaan kas, atau ditambah pelaksanaan
prosedur analitis untuk periode yang diintervensi.
Ukuran sampel
Faktor-faktor yang mempengaruhi, antara lain :
a. Kesalahan yang dapat ditoleransi
b. Risiko inheren (ukuran relatif total piutang, jumlah akun, hasil
periode sebelumnya, dan kesalahan yang diperkirakan/diharapkan).
c. Risiko pengendalian
d. Risiko deteksi yang dicapai (keluasan dan hasil uji subtantif
transaksi, prosedur analitis, dan pengujian rinci lainnya).
e. Tipe konfirmasi (konfirmasi negatif biasanya membutuhkan ukuran
sampel yang lebih besar).
Pemilihan item-item untuk pengujian
Memelihara Pengendalian
Setelah item-item untuk konfirmasi dipilih, auditor harus memelihara
pengendalian konfirmasi sampai konfirmasi tersebut dikembalikan dari
pelanggan. Pemeliharaan pengendalian ini bertujuan untuk menjamin
independensi antara auditor dengan pelanggan.
Tindak Lanjut terhadap Nonrespon (konfirmasi tidak direspon)
Penerimaan kas berikutnya
Duplikat faktur penjualan
Dokumen pengiriman
Korespondensi dengan klien
Analisis Selisih
Pembayaran telah dibuat
Pelanggan membayar sebelum tanggal konfirmasi, tetapi klien belum
menerima pembayaran pada waktu pencatatan sebelum tanggal
konfirmasi.
Barang belum diterima
Klien mencatat penjualan pada tanggal pengiriman dan pelanggan
mencatat akuisisi ketika barang diterima.
Barang dikembalikan
Kegagalan klien untuk mencatat memo kredit dapat disebebakan
karena perbedaan/selisih waktu atau pencatatan retur penjualan yang
tidak tepat.
RMK Page 37
Kesalahan ketik dan selisih jumlahnya
Menarik Kesimpulan
Keputusan final tentang piutang dan penjualan adalah apakah bukti
yang cukup telah diperoleh melalui uji pengendalian dan uji substantif
transaksi, prosedur analitis, prosedur cutoff, konfirmasi, dan uji substantif
lainnya untuk membenarkan penarikan kesimpulan tentang kebenaran
saldo yang dinyatakan.
4. Sampling Audit untuk Pengujian Terinci atas Saldo
A. Perbandingan Pengambilan Sampel Atribut untuk Pengujian
Pengendalian dan Uji Substantif Transaksi
Dalam uji pengendalian, lebih fokus pada pengujian efektivitas
pengendalian internal. Dalam uji substantif transaksi, auditor memusatkan
perhatian pada efektivitas pengendalian internal maupun kebenaran transaksi
moneter dalam sistem akuntansi. Dalam uji saldo rinci, fokus untuk
menentukan apakah jumlah uang ($/Rp) dari suatu saldo akun tersebut salah
saji secara material.
Terdapat tiga jenis metode pengambilan sampel yang digunakan untuk
menghitung kesalahan penyajian jumlah uang ($/Rp) dalam audit, yaitu :
pengambilan sampel nonstatistik, pengambilan sampel unit moneter, dan
pengambilan sampel variabel.
B. Pengambilan Sampel Nonstatistik
Empat Belas Langkah Pengambilan Sampel Audit untuk Uji saldo Rinci:
1. Menyatakan tujuan pengujian audit
2. Memutuskan apakah pengambilan sampel audit dapat diaplikasikan
3. Menetapkan kondisi kesalahan saji
4. Menetapkan populasi (populasi jumlah uang $/Rp yang tercatat)
5. Menetapkan unit pengambilan sampel
6. Menentukan kesalahan yang dapat ditoleransi
7. Menentukan acceptable risk of incorrect acceptance (ARIA)
Risiko di mana auditor bersedia menerima suatu saldo sebagai saldo
yang benar padahal sebenarnya terdapat kesalahan pada saldo tersebut
yang melebihi batas toleransi kesalahan.
8. Mengestimasikan kesalahan dalam populasi
Estimasi didasarkan pada pengalaman sebelumnya dengan klien dan
dengan penilaian risiko inheren, pertimbangan hasil uji pengendalian,
uji substantif transaksi, dan prosedur analitis yang telah dilaksanakan.
9. Menentukan ukuran sampel awal
10. Memilih sampel
11. Melaksanakan prosedur audit
12. Menggeneralisasikan dari sampel ke populasi
Memproyeksikan kesalahan dari hasil sampel ke populasi
RMK Page 38
Mempertimbangkan sampling error dan sampling risk (ARIA)
13. Menganalisis kesalahan
Auditor menganalisis mengapa kesalahan terjadi berulang-ulang,
implikasi kesalahan pada area lain, dampak potensial di laporan
keuangan, dan efeknya terhadap operasi perusahaan.
14. Memutuskan akseptabilitas populasi
Hubungan antara Faktor-faktor yang Mempengaruhi ARIA, Pengaruh terhadap ARIA, dan
Ukuran Sampel yang Dibutuhkan dalam Pengambilan Sampel
Faktor yang Contoh Pengaruh Pengaruh
Mempengaruhi terhadap terhadap
ARIA ARIA Ukuran
Sampel
Efektivitas Pengendalian internal efektif Meningkat Menurun
pengendalian internal (mengurangi control risk)
(control risk)
Uji substantif transaksi Tidak ada pengecualian yang meningkat menurun
ditemukan
Risiko audit yang Kemungkinan bangkrut meningkat menurun
dapat diterima rendah (meningkatkan risiko
audit yang dapat diterima)
Prosedur analitis Prosedur analitis meningkat menurun
dilaksanakan tanpa indikasi
RMK Page 39
adanya kesalahan
Fungsi Bisnis dalam Siklus dan Dokumen serta Catatan yang Terkait
RMK Page 40
Kelompok Akun Fungsi Bisnis Dokumen dan Catatan
Transaksi
Penggajian Kas Penggajian Pegawai dan Catatan kepegawaian
penempatan Formulir otorisasi pengurangan
Formulir otorisasi tarif
Seluruh akun Pencatat waktu dan Time card
biaya gaji persiapan penggajian Job time ticket
File transaksi penggajian
Jurnal penggajian
File master penggajian
Seluruh akun Pembayaran gaji Cek gaji
pemotongan Rekonsiliasi bank akun gaji
pajak
Seluruh akun Persiapan Formulir W-2
gaji akrual pengembalian pajak Pengembalian pajak penghasilan
penghasilan dan pegawai
pembayaran pajak
Memahami Pengendalian
Internal_Penggajian dan Kepegawaian
Mengevaluasi cost-benefit
dari uji pengendalian
RMK Page 41
Pengendalian fisik atas aset dan catatan
Pengujian independen atas kinerja
RMK Page 42
Transaksi penggajian Beberapa prosedur Periksa prosedur manual Bandingkan tanggal pencatatan
dicatat pada tanggal yang membutuhkan catatan dan observasi ketika cek dalam jurnal penggajian
benar (Timing) transaksi sesegera mungkin pencatatan itu terjadi dengan tanggal penundaan cek
setelah penggajian dibayar dan time card
Penanggalan diverifikasi Periksa indikasi verifikasi Bandingkan tanggal pencatatan
secara internal internal cek dengan tanggal cek dari
bank
Transaksi penggajian Isi dalam berkas induk Periksa indikasi verifikasi Pengujian akurasi tulisan dengan
secara benar masuk penggajian secara internal internal dasar jurnal penggajian dan
dalam jurnal induk dan diverifikasi telusuri posting pada buku besar
diringkas secara benar Total jumlah dalam berkas Periksa catatan total dan berkas induk penggajian.
(Posting and induk penggajian dapat ringkasan awal yang
Summarization) dibandingkan dengan total mengindikasikan bahwa
jumlah dalam buku besar telah melakukan
penandingan
Merancang dan Melaksanakan Uji Saldo Rinci untuk Akun Beban dan
Hutang
RMK Page 44
6. Audit atas Siklus Perolehan Data Pembayaran
Akun dan Kelompok Transaksi dalam Siklus Pembelian dan Pembayaran
1. Pembelian barang dan jasa
2. Pengeluaran kas
3. Retur pembelian dan potongan pembelian
Fungsi Bisnis dalam Siklus dan Dokumen serta Catatan yang Terkait
RMK Page 45
Metodologi untuk Mendesain Uji Pengendalian dan Uji Substantif
Transaksi
Memahami Pengendalian
Internal_Pembelian dan Pengeluaran Kas
Mengevaluasi cost-benefit
dari uji pengendalian
Ringkasan Tujuan Audit yang Berhubungan dengan Transaksi, Pengendalian Kunci, Uji
Pengendalian dan Uji Substantif Transaksi untuk Pembelian
RMK Page 46
(completeness)
Transaksi Perhitungan dan Periksa indikasi Bandingkan transaksi
pembelian tercatat jumlah telah verifikasi yang dicatat dalam
adalah akurat diverifikasi secara internal jurnal pembelian
(accuracy) internal dengan faktur vendor,
laporan penerimaan,
dan dokumen
pendukung
Transaksi Penggunaan chart Periksa Bandingkan
pembelian of account dengan prosedur klasifikasi dalam
diklasifikasikan cukup manual dan chart of account
dengan tepat chart of dengan merujuk pada
(classification) account faktur vendor
Ringkasan Tujuan Audit yang Berhubungan dengan Transaksi, Pengendalian Kunci, Uji
Pengendalian, dan Uji Substantif Transaksi untuk Pengeluaran Kas
RMK Page 47
dengan Transaksi
Pengeluaran kas Pemisahan tugas Diskusi dengan Lihat jurnal
yang tercatat yang cukup antara karyawan dan pengeluaran kas,
benar-benar untuk petugas pencatat amati aktivitas buku besar, dan file
barang dan jasa utang dagang induk utang dagang
yang diterima dengan petugas untuk jumlah yang
(existence) yang besar dan tidak biasa
menandatangani
cek
Transaksi Cek bernomor urut Hitung cek Rekonsiliasi
pengeluaran kas secara urut pengeluaran kas
yang terjadi telah yang tercatat dengan
dicatat pengeluaran kas
(completeness) yang tercatat dalam
laporan bank
Transaksi Perhitungan dan Periksa Bandingkan cek
pengeluaran kas penjumlahan indikasi yang dibatalkan
adalah akurat diverifikasi secara verifikasi dengan jurnal
(accuracy) internal internal pembelian terkait
dan jurnal
pengeluaran kas
Transaksi Prosedur untuk Periksa Bandingkan tanggal
pengeluaran kas mencatat transaksi prosedur yang tertera pada cek
dicatat pada sesegera mungkin manual dan yang dibatalkan
tanggal yang setelah cek amati apakah dengan tanggal
benar (timing) ditandatangani ada cek yang jurnal pengeluaran
tidak tercatat kas
Transaksi File induk utang Periksai Uji keakuratan ketik
pengeluaran kas dagang diverifikasi indikasi dengan
telah dimasukkan secara internal verifikasi menjumlahkan jurnal
dalam file induk internal ke bawah dan
utang dagang dan menelusuri posting
telah diringkas ke buku besar dan
(posting and file induk utang
summarization) dagang
RMK Page 49
Tujuan Audit yang Berhubungan dengan Saldo dan Uji Saldo Rinci untuk Utang Dagang
RMK Page 50
Faktor yang Mempengaruhi Kompleksitas Audit Persediaan
Persediaan umumnya merupakan item mayoritas dalam neraca
Persediaan dalam lokasi yang berbeda membuat pengendalian fisik dan
perhitungan lebih sulit
Keragaman item dalam persediaan
Penilaian persediaan
Terdapat beberapa metode penilaian persediaan yang dapat diterima,
namun klien harus mengaplikasikan salah satu metode secara konsisten
dari tahun ke tahun.
Pengaruh E-Commerce terhadap Manajemen Persediaan
Dalam manajemen persediaan, Internet memungkinkan klien untuk
menyediakan deskripsi yang lebih luas tentang produk mereka kepada
pelanggan atas dasar real time.
Pelanggan dapat lebih mudah mengakses informasi data persediaan
secara online.
Menyediakan akses intraperusahaan kepada manajemen tentang
laporan status persediaan.
Memudahkan manajemen dalam mengawasi arus/aliran persediaan.
RMK Page 51
Dokumen dan catatan untuk transfer persediaan
File induk persediaan perpetual
Mengevaluasi cost-benefit
dari uji pengendalian
RMK Page 52
Menetapkan kesalahan yang dapat ditoleransi dan
menilai risiko inheren untuk siklus persediaan dan
pergudangan
Tujuan Audit yang Terkait dengan Saldo dan Uji Saldo Rinci untuk Observasi Persediaan
Fisik
Tujuan Audit yang Terkait dengan Prosedur Umum Observasi Persediaan
Saldo
Persediaan yang tercatat dalam kartu Pilih sampel random dari nomor kartu dan identifikasi
benar-benar ada (existence) kartu dengan nomor yang terlampir pada persediaan
aktual
Persediaan yang ada telah dihitung Periksa persediaan untuk meyakinkan telah tercantum
dan dicantumkan dalam kartu, dan dalam kartu
kartu dihitung untuk memberi Observasi apakah ada perpindahan persediaan selama
RMK Page 53
keyakinan tidak ada yang perhitungan
terlewatkan (completeness)
Persediaan dihitung dengan akurat Bandingkan perhitungan fisik dengan file induk
(accuracy) persediaan perpetual
Persediaan diklasifikasikan dengan Periksa deskripsi persediaan dalam kartu dan bandingkan
tepat (classification) dengan persediaan aktual untuk bahan baku, barang
dalam proses, dan barang jadi
Informasi diperoleh untuk Catat dalam file audit untuk menindak lanjuti nomor
meyakinkan bahwa penjualan dan dokumen pengiriman terakhir yang digunakan pada akhir
pembelian persediaan dicatat pada tahun
periode yang tepat (cutoff)
Persediaan kadaluwarsa dan cacat Uji persediaan kadaluwarsa dengan menanyakan pada
dikeluarkan atau dicatat (realizable karyawan pabrik dan manajemen, dan waspada terhadap
value) barang yang rusak, barang yang tertutup debu, atau
diletakkan pada tempat yang tidak sesuai
Klien memiliki hak atas persediaan Pertanyakan tentang konsinyasi atau persediaan
yang tercatat dalam kartu (rights) pelanggan yang termasuk dalam perjanjian/kontrak klien
Audit Penetapan Harga dan Kompilasi
Pengendalian penetapan harga dan kompilasi
Prosedur penetapan harga dan kompilasi
Penilaian persediaan
Tujuan Audit Terkait dengan Saldo dan Uji Saldo Rinci Penetapan Harga dan Kompilasi
Persediaan
Tujuan Audit yang Terkait dengan Prosedur Umum untuk Penetapan Harga dan
Saldo Kompilasi
Persediaan yang tercantum dalam Laksanakan uji kompilasi
daftar sesuai dengan perhitungan Jumlahkan daftar persediaan untuk bahan baku,
fisik persediaan, perluasannya tepat, barang dalam proses, dan barang jadi
dan jumlahnya benar dan sesuai Telusuri jumlahnya ke buku besar
dengan buku besar (detail tie-in)
Item persediaan dalam daftar Telusuri persediaan dalam daftar ke kartu
persediaan benar-benar ada persediaan dan hasil perhitungan auditor untuk
(existence) keberadaan dan deskripsi
Item persediaan yang ada telah Hitung nomor kartu yang tidak terpakai yang
dicatat dalam daftar persediaan terlihat dalam dokumentasi auditor
(completeness)
Item persediaan dalam daftar akurat Telusuri daftar persediaan ke kartu persediaan
(accuracy) Laksanakan uji harga persediaan
Persediaan dalam daftar Verifikasi klasifikasi bahan baku, barang dalam
diklasifikasikan dengan tepat proses, dan barang jadi dengan membandingkan
(classification) deskripsi dalam kartu persediaan dan perhitungan
auditor dengan daftar persediaan
Persediaan dalam daftar dinyatakan Laksanakan uji lower of cost or market (LOCOM),
sebesar nilai yang dapat direalisasi harga jual, dan keusangan
(realizable value)
RMK Page 54
Klien memiliki hak atas item Telusuri kartu persediaan yang diidentifikasi
persediaan yang tercatat dalam sebagai barang yang tak dimiliki selama observasi
daftar (rights) fisik ke daftar persediaan
Persediaan dan akun terkait dalam Periksa laporan keuangan untuk penyajian dan
siklus persediaan dan pergudangan pengungkapan yang tepat, termasuk :
disajikan dan diungkapkan dengan Pengungkapan terpisah bahan baku,
tepat (presentation and disclosure) barang dalam proses, dan barang jadi
Deskripsi tepat atas metode penilaian
persediaan
Deskripsi persediaan yang terikat
perjanjian
RMK Page 55
luar biasa ada banyak akun yang tidak aktif. Jika bank tidak menanggapi
permintaan konfirmasi, auditor harus mengirimkan permintaan konfirmasi
yang kedua kali atau minta klien menghubungi bank yang bersangkutan.
RMK Page 56
deposit in transit dan ke jurnal penerimaan
kas
Telusuri deposit in transit ke laporan bank
periode yang bersangkutan
Pengeluaran Kas
Catat nomor cek terakhir yang digunakan
pada hari terakhir tahun yang bersangkutan
dan telusuri ke outstanding check dan ke
jurnal pengeluaran kas
Telusuri outstanding check ke laporan bank
periode yang bersangkutan
Kas di bank disajikan dan Periksa laporan, persetujuan pinjaman, dan
diungkapkan dengan dapatkan konfirmasi untuk aturan-aturan dalam
tepat/memadai (presentation penggunaan kas dan saldo kompensasi
and disclosure) Review laporan keuangan untuk mendapatkan
keyakinan bahwa :
Akun tabungan material dan sertifikat
deposit diungkapkan secara terpisah dari
kas di bank
Kas yang ditahan untuk penggunaan
tertentu dan saldo kompensasi diungkapkan
dengan layak
Cek kosong bank telah dimasukkan sebagai
utang lancar
RMK Page 57
3. Rekonsiliasi kliring cek yang dibatalkan oleh bank dengan jurnal
pengeluaran kas untuk periode yang ditentukan
4. Rekonsiliasi saldo dalam laporan bank dengan saldo dalam buku besar
pada akhir periode pembuktian kas.
Uji Transfer Antarbank
1. Keakuratan informasi dalam jadwal transfer antarbank harus
diverifikasi
2. Transfer antarbank harus dicatat dalam rekening penerimaan maupun
pengeluaran bank
3. Tanggal pencatatan pengeluaran dan penerimaan tiap transfer harus
sesuai dengan tahun fiskal
4. Pengeluaran dalam jadwal transfer antarbank harus dimasukkan atau
dipisahkan dari rekonsiliasi bank akhir tahun sebagai outstanding
check.
5. Penerimaan dalam jadwal transfer antarbank harus dimasukkan atau
dipisahkan dari rekonsiliasi bank akhir tahun sebagai deposit in transit.
9. Menyelesaikan Audit
Menelaah Kewajiban Bersyarat
RMK Page 58
Kewajiban bersyarat adalah potensial kewajiban masa datang kepada
pihak ketiga untuk jumlah yang tidak diketahui sebagai akibat dari aktifitas
yang telah terjadi.
RMK Page 59
kewajiban bersyarat, khususnya tuntutan dan penetapan pajak yang
tertunda
Mendapatkan konfirmasi dari seluruh pengacara utama yang
melaksanakan jasa pelayanan hokum kepada klien mengenai status
tuntutan hokum yang tertunda atau kewajiban bersyarat lainnya
Meneliti kertas kerja yang ada mengenai informasi yang menunjukkan
potensi hal bersyarat
Mendapatkan “letter of credit” sedekat mungkin dari tanggal neraca dan
mendapatkan konfirmasi atas saldo yang digunakan maupun yang belum
digunakan
RMK Page 60
Dua tujuan surat representasi klien:
1. Laporan keuangan
2. Kelengkapan informasi
3. Pengakuan, pengukuran, pengungkapan, dan
4. Peristiwa kemudian
Mengevaluasi Hasil
Langkah utama dalam proses ini adalah penelaahan program audit untuk
meyakinkan bahwa seluruh bagian telah secara akurat diselesaikan dan
didokumentasikan dan bahwa seluruh tujuan audit dipenuhi.
Tiga alasan utama mengapa kertas kerja atau dokumentasi audit penting secara
menyeluruh ditelaah oleh anggota lain dari kantor akuntan public pada saat
penyelesaian audit:
RMK Page 61
Tanggung jawab auditor berdasarkan standar audit yang berlaku umum
Pokok-pokok kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan ke dalam
laporan keuangan
Penyesuaian laporan keuangan yang signifikan yang ditemukan sepanjang
audit dan implikasi yang dipilih manajemen untuk dibukukan dan juga
yang diusulkan tetapi tidak dibukukan
Pertimbangan auditor mengenai kualitas, tidak hanya akseptibilitas,
prinsip-prinsip akuntansi klien
Ketidaksepakatan dengan manajemen mengenai lingkup audit, penerapan
prinsip akuntansi, atau susunan kalimat atau kata-kata dalam audit
Kesulitan-kesulitan yang ditemui dalam pelaksanaan audit, seperti
kelangkaan pegawai klien dan kegagalan menyediakan informasi yang
diperlukan
Topik signifikan dibahas dengan manajemen sebelum retensi auditor,
khususnya yang berkaitan dengan penerapan prinsip akuntansi dan standar
audit
Tanggung jawab auditor atas informasi lain yang termasuk dalam
dokumen yang berisi laporan keuangan yang diaudit, jika dapat
diaplikasikan
Penugasan Atestasi
Tiga tingakatan penugasan dan bentuk kesimpulan terkait:
1. Pemeriksaan
2. Penelaahan
3. Kesepakatan dan penugasan prosedur
RMK Page 62
atas prosedur
RMK Page 63
Prinsip Deskripsi
Ketersediaan Sistem tersedia untuk dioperasikan dan digunakan pada waktu yang
ditetapkan dalam persyaratan atau kesepakatan tingkat layanan
Keamanan Sistem dilindungi dari akses pisik dan logis yang tidak berwenang
Dua jenis laporan keuangan prospektif yang didefinisikan dalam SSAE 10 (AT
301):
1. Peramalan (forecast)
2. Proyeksi
Empat unsur dari pemeriksaan terhadap peramalan dan proyeksi:
RMK Page 64
1. Laporan mengenai pengendalian yang diterapkan dalam operasi
2. Laporan yang diterapkan dalam operasi dan pengujian efektifitas operasi
Tiga aspek laporan yang perlu dicatat:
• Harus diidentifikasikan.
• Dasar yang digunakan harus dijelaskan.
• Sumber interpretasi yang signifikan yag dibuat oleh klien yang
berhubungan dengan ketentuan-ketentuan perjanjian relevan harus
dinyatakan dan dijelaskan.
• Jika tidak digunakan dasar-dasar untuk dijelaskan tidak ada maka paragraf
yang membatasi distribusi laporan hanya keperusahaan dan pihak-pihak
yang terlibat dalam kontrak atau perjanjian harus ditambahkan.
RMK Page 65
3. Pendapat auditor hendaknya dalam bentuk keyakinan atau kepastian
negatif, yang menyebutkan bahwa tidak ada masalah yang menyebabkan
auditor yakin bahwa terdapat ketidak-taatan.
RMK Page 66