Vous êtes sur la page 1sur 33

BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
HPP merupakan perdarahan yang terjadi 24 jam setelah persalinan
berlangsung. (Manuaba, 1998). Juga dapat merupakan perdarahan post
partum/perdarahan pervagina yang melebihi 500ml setelah persalinan.
(Syaifuddin, 2002)
Bila terjadi HPP dapat menimbulkan komplikasi. Dengan banyaknya
komplikasi diharapkan HPP mendapat perhatian yang lebih. Karena angka
kematian ibu (AKI) yang disebabkan oleh perdarahan menduduki perangkat
pertama. Oleh karena itu penulis tertarik mengambil kasus ini dengan harapan
dapat memberikan Asuhan Kebidanan sebagai salah satu usaha mengatasi
masalah yang dialami oleh Ny “N” dan dapat menghindari terjadinya resiko –
resiko lain yang mungkin terjadi.

TUJUAN
Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami asuhan kebidanan pada ibu 2 jam post
partum dengan HPP
Tujuan Khusus
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada klien dengan diagnosa 2 jam
post partum dengan HPP maka diharapkan siswa mempunyai mampu :
1. Mengumpulkan data.
2. Mengidentifikasi diagnosa dan masalah.
3. Mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial.
4. Mengidentifikasi kebutuhan segera.
5. Merencanakan asuhan kebidanan.
6. Melaksanakan asuhan kebidanan.
7. Mengevaluasi tindakan yang telah dilakukukan.

1
METODE PENULISAN KASUS
a. Observasi
Melakukan pengamatan langsung pada klien.
b. Wawancara
Melakukan tanya jawab langsung pada klien.
c. Praktek
Melaksanakan praktek langsung pada permasalahan yang dihadapi klien.
d. Studi dokumentasi
Mempelajari dan membaca status klien, catatan medis dan catatan medis
dan catatan perawatan.

SISTIMATIKA PENULISAN
Lembar Pengesahan

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Metode Penulisan
1.4 Sistimatika Penulisan

BAB II LANDASAN TEORI


2.1 Konsep Masa Nifas
2.2 Konsep HPP
2.3 Konsep Asuhan Kebidanan

BAB III TINJAUAN KASUS


1. Pengkajian
2. Identifikasi Diagnosa / Masalah
3. Identifikasi dan Masalah Potensial
4. Identifikasi Kebutuhan Segera
5. Intervensi
6. Implementasi
7. Evaluasi
8. Catatan perkembangan

2
BAB IV PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 KONSEP NIFAS
1. Pengertian
 Masa nifas adalah pulih kembali mulai dari persalinan selesai sampai alat-
alat kandungan kembali seperti pra hamil, lama masa nifas yaitu 6-8 minggu
(Mochtar, 1998:115).
 Masa puerperium atau nifas mulai setelah partus selesai, dan berakhir
setelah kira-kira 6 minggu. Akan tetapi, seluruh alat genetalia baru pulih
kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan. (Prawiroharjo,
1999:273)
 Kala puerperium berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari, merupakan
waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan yang
normal. Dijumpai dua kegiatan penting pada puerperium, yaitu involusi
uterus dan proses laktasi (Manuaba, 1998:190).

2. Periode Nifas
Nifas dibagi 3 periode, yaitu :
 Puerperium dini
Yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.
Dengan agama dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
 Puerperium intermedial
Yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu.
 Remote puerperium
Yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna bila selama
hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat bisa
berminggu-minggu, bulanan atau tahunan.

3. Perubahan fisiologik, anatomik dan psikologik pada Ibu Nifas


Selama periode nifas terjadi banyak perubahan pada wanita, baik secara
anatomik, fisiologik maupun dari segi psikologik. Perubahan tersebut
diantaranya adalah :

4
a. Hormonal
 Beberapa jam setelah plasenta terlepas, kadar hormon plasenta (LH dan
HCG) menurun dengan cepat. Dalam 2 hari LH sudah tidak terdeteksi
dalam serum, dan HCG dalam waktu 10 hari juga tidak dapat terdeteksi.
 Kadar estrogen dan progesteron dalam serum menurun dalam waktu 3 hari
post partum, dan mencapai kadar normal sebelum hamil dalam waktu 7
hari post partum.
 Hormon prolaktin meningkat setelah bayi menyusui
b.Sistem Kardiovaskuler
 Pulih dalam keadaan seperti sebelum hamil dalam waktu 2 minggu.
 Pada 24 jam pertama, beban tambahan pada jantung yang disebabkan oleh
adanya hipovolemik.
 Penurunan kadar estrogen menyebabkan terjadi diuresis yang berlebihan
dan plasma darah tidak begitu mengandung cairan, sehingga daya
koagulasi meningkat. Hal ini harus dicegah dengan ambulansi dini.
 Jumlah sel darah dan hemoglobin akan kembali normal pada kari ke-5
c. Sistem Gastrotestinal
Seringkali terjadi konstipasi karena :
 Faal usus belum normal, akan kembali normal dalam 3-4 hari.
 Asupan makanan yang menurun selama proses persalinan dan hari
pertama pasca persalinan.
 Rasa nyeri pada bagian perineum yang mungkin dapat menghalangi
keinginan BAB
 Gerakan tubuh berkurang
d. Traktus urinarius
 Dalam waktu 24 jam pertama kemungkinan terjadi kesulitan BAK, karena
kemungkinan terjadi spasme sfigter dan odema leher buli-buli, setelah
mengalami kompresi oleh kepala janin dengan tulang symphisis selama
proses persalinan.
 Terjadi diuresis dalam waktu 12-36 jam post partum, karena kadar etrogen
yang bersifat retensi air.

5
e. Uterus
Tinggi Fundus Uteri (TFU)
Involusi TFU Berat Uterus
Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gr
Uri lahir 2 jari dibawah pusat 750 gr
1 minggu Pertengahan pusat 500 gr
symphisis
2 minggu Tidak teraba diatas 350 gr
symphisis
6 minggu Bertambah kecil 50 gr
8 minggu Sebesar normal 30 gr

f. Luka Bekas Implantasi Plasenta


Placental bed mengecil karena kontraksi dan menonjol ke kovum uteri dengan
diameter 7,5 cm, sesudah 2 minggu menjadi 3,5 cm, pada minggu ke-6 menjadi
2,4 cm dan akhirnya pulih.
g. Lochea
Adalah cairan yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas.
 Lochea rubra
Selama 2 hari post partum, jumlah sedang dan warna merah, berisi darah
segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo
dan mekaneum.
 Lochea sanguinolenta
Hari ke 3-7 post partum. Berwarna merah kekunigan berisi darah dan
lendir.
 Lochea serosa
Hari ke 7-14 pasca persalinan. Berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi.
 Lochea alba
Setelah 2 minggu, cairan putih.

h. Serviks

6
Setelah mengalami involusi bersama-sama uterus. Setelah persalinan, ostium
uteri eksterna (OUE) dapat dilalui oleh 2 atau 3 jari tangan, setelah 6 minggu
post partum OUE menutup.
i. Vulva Vagina
Setelah mengalami penekanan dan penegangan yang sangat besar selama proses
persalinan, vulva vagina akan tetap mengendur selama beberapa hari. Setelah 3
minggu vulva vagina akan kembali normal. Orificium vagina biasanya
membuka setelah wanita melahirkan.
j. Perineum
Perineum menjadi kendor. Pada hari ke-5 post partum perineum sudah
mendapatkan kembali sebagian tonus otonya.
k. Payudara
Dengan dimulainya laktasi, payudara akan sedikit tegang, nyeri, lebih besar dan
lebih kencang.
l. Psikologis
Pada masa nifas terjadi adaptasi psikologi yang dibagi dalam beberapa fase,
yaitu :
 Fase “Taking In” (ketergantungan)
Perhatikan ibu terutama terhadap kebutuhan diri sendiri, pasif dan
berlangsung 1-2 hari. Ibu tidak menginginkan kontak dengan bayinya, tetapi
bukan berarti tidak memperhatikan.
 Fase “Taking Hold” (perpindahan dari ketergantungan ke mandiri)
Perhatian terhadap kemampuan mengatasi fungsi tubuh, misalnya :
BAB, BAK, melakukan aktivitas duduk, jalan dan juga mulai belajar tentang
perawatan anaknya. Sering timbul kurang percaya diri.
 Fase “Letting Go” (perpindahan dari mandiri ke peran ibu)
Terjadi peningkatan kemandirian dalam perawatan diri dan bayinya.
Merasa bayi terpisah dari dirinya.

4. Tujuan Perawatan Post Natal

7
Semua aspek pada perawatan post natal dimaksudkan agar pada saat
keluar dari rumah sakit, ibu berada dalam keadaan yang sehat dan mengetahui
cara merawat anaknya.
Mendapatkan cukup istirahat sehingga tubuh dan pikirannya dapat pulih
kembali setelah menjalani berbagai tugas fisik serta emosional selama hamil
dan bersalin.
Menghindari infeksi dapat menghambat kesembuhan jaringan yang cedera.
Dapat melakukan pemberian ASI secara memuaskan atau memiliki keyakinan
dan melaksanakan pemberian susu buatan.
Belajar merawat, menggantikan pakaian, pemberian susu dan membujuk
bayinya ketika rewel atau menagis.

5. Perawatan Masa Nifas


a. Mobilisasi
Jelaskan bahwa latihan tertentu sangat membantu seperti :
 Dengan tidur terlentang dengan lengan disamping, menarik otot perut
selagi menarik nafas, tahan nafas ke dalam dan angkat dagu ke dada :
tahan satu hitungan sampai 5, rileks dan ulangi 10 x.
 Untuk memperkuat tonus otot vagina (latihan kegel).
 Berdiri dengan tungkai dirapatkan kencangkan otot-otot, pantat dan
pinggul dan tahan sampai 5 hitungan kendurkan dan ulangi latihan
sebanyak 5 kali.
 Mulai mengerjakan 5 kali latihan untuk setiap gerakan setiap minggu
naikkan 5 kali. Dan pada 6 minggu setelah persalinan ibu harus
mengerjakan sebanyak 30 kali.
b. Diet
Ibu menyusui harus mengkonsumsi tambahan kalori 500 tiap hari.
Makanan harus diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan
vitamin yang cukup. Pil besi harus diminum minimal 40 hari pasca
melahirkan. Minum sedikitnya 3 liter, minum zat besi, minum kapsul
vitamin A dengan dosis 200.000 unit.
c. Miksi hendaknya dapat dilakukan sendiri mungkin karena kandung kemih
yang penuh dapat menyebabkan perdarahan.

8
d. Defekasi
Buang air besar harus dapat dilakukan 3-4 hari pasca persalinan, bila tidak
bisa maka diberi obat peroral atau perektal atau klisma.
e. Perawatan Payudara
 Menjaga payudara tetap bersih dan kering terutama puting susu
 Menggunakan BH yang menyokong payudara
 Apabila puting susu lecet oleskan kolostrum atau ASI yang keluar pada
sekitar puting susu setiap kali selesai menyusui. Menyusui tetap
dilakukan dari puting susu yang tidak lecet.
 Apabila lecet berat dapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI dikeluarkan
dan diminum dengan menggunakan sendok.
 Untuk menghilangkan nyeri ibu dapat minum parasetamol 1 tab setiap 4-
6 jam.
 Apabila payudara bengkak akibat pembendungan ASI, lakukan :
- Pengompresan payudara dengan menggunakan kain basah dan hangat
selama 5 menit.
- Urut payudara dari arah pangkal menuju puting atau menggunakan
sisir untuk mengurut arah Z pada menuju puting.
- Keluarkan ASI sebagian dari bagian depan payudara sehingga puting
susu menjadi lunak.
- Susukan bayi setiap < 3 jam. Apabila tidak dapat menghisap seluruh
ASI sisanya dikeluarkan dengan tangan.
- Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui.
f. Laktasi
ASI mengandung semua bahan yang diperlukan bayi, mudah dicerna,
memberi perlindungan terhadap infeksi, selalu segar, bersih dan siap untuk
diminum.
Tanda ASI cukup :
Bayi kencing 6 kali dalam 24 jam.
Bayi sering buang air besar berwarna kekuningan
Bayi tampak puas, sewaktu-waktu merasa lapar, bangun dan tidur cukup.
Bayi menyusui 10-11 kali dalam 24 jam.
Payudara ibu terasa lembut dan kosong setiap kali menyusui.

9
Ibu dapat merasakan geli karen aliran ASI.
Bayi bertambah berat badannya.
ASI tidak cukup :
Jarang disusui.
Bayi diberi makan lain.
Payudara tidak dikosongkan setiap kali habis menyusui.
g. Senggama
Secara fisik aman untuk mulai berhubungan suami istri begitu darah
merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya ke dalam
vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah merah berhenti dan tidak merasakan
ketidaknyamanan, aman untuk melakukan hubungan suami istri kapan saja
ibu siap.
h. Istirahat
Sarankan ibu untuk tidur siang atau tidur selagi bayi tidur. Kurang
istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal yaitu mengurangi
jumlah ASI yang diproduksi, memperlambat proses involusio dan
memperbanyak jumlah perdarahan, menyebabkan depresi dan ketidak
mampuan merawat bayi sendiri.
i. Pemeriksaan pasca persalinan, meliputi pemeriksaan umum, keadaan
umum, payudara, dinding perut, secret vagina, keadaan alat kandungan.
j. Kebersihan
Anjurkan ibu membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air mulai
depan kebelakang yaitu dari vulva ke anus. Sarankan untuk mengganti
pembalut minimal 2x sehari, sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan
sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan alat kelaminnya. Jika ibu
mempunyai luka episiotomi atau laserasi sarankan untuk tidak menyentuh
luka tersebut.

k. KB
Idealnya pasangan harus menunggu 2 tahun lagi sebelum ibu hamil lagi.
Pada umumnya metode KB dapat dimulai 2 minggu setelah melahirkan.
Sebelum menggunakan KB hal-hal berikut sebaiknya dijelaskan yaitu

10
bagaimana efektivitasnya, kelebihan / keuntungan, efek samping, cara
menggunakan metode itu, kapan mulai digunakan dan waktu kontrolnya.
l. Nasehat untuk Ibu Nifas
 Fisioterapi post natal sangat baik bila diberikan
 Sebaiknya bayi disusui
 Kerjakan gymnastic sehabis bersalin
 Untuk kesehatan ibu dan bayi, serta keluarga sebaiknya melakukan KB
untuk menjarangkan anak.
 Bawalah bayi anda untuk memperoleh imunisasi.

2.2 KONSEP HPP (Haemorrogic Post Partum)


1. Pengertian
 Perdarahan post partum adalah perdarahan yang terjadi dalam 24 jam
setelah persalinan berlangsung. (Manuaba, 1998: 295)

11
 Perdarahan post partum adalah perdarahan pervaginam yang melebihi 500
ml setelah melahirkan. (Syaifuddin, 2002: M25)

2. Macam-macam perdarahan post partum


a. Perdarahan post partum primer
Perdarahan yang terjadi dalam 24 jam pertama. Penyebab utama adalah
atonia uteri, retensio plasenta, sisa plasenta dan robekan jalan lahir.
Terbanyak dalam 2 jam pertama.
b. Perdarahan post partum sekunder
Perdarahan yang terjadi setelah 24 jam pertama. Penyebab utama adalah
robekan jalan lahir dan sisa plasenta atau membrane.
(Manuaba, 1998: 295)

3. Faktor-faktor perdarahan post partum


 Grande multipara
 Jarak persalinan pendek kurang dari 2 tahun
 Persalinan yang dilakukan dengan tindakan, pertolongan kala uri sebelum
waktunya, pertolongan oleh dukun, persalinan dengan tindakan paksa.
(Manuaba, 1998: 295)
 Perdarahan pasca partus primer (dini)
 Atonia uteri
 Retensio plasenta
 Plasenta rest
 Trauma persalinan rupture uteri dan hematoma
 Gangguan pembekuan darah
 Perdarahan pasca perut sekunder
 Plasenta rest dan tertinggalnya selaput ketuban.
 Trauma persalinan, bekas SC-pembuluh darah terbuka
 Infeksi menimbulkan sub involusi bekas implantasi plasenta.
(Kapita Selekta, 2001: 427)
4. Predisposisi
a. Keadaan umum lemah-anemia
b. Multiparitas
c. Pasca tindakan operasi vaginal

12
d. Distensi uterus berlebihan
 Hidramnion
 Hamil ganda
e. Kelelahan ibu
 Prolog labour
 Neglebed labour
f. Trauma persalinan
 Robekan vagina dan perineum
 Robekan serviks
 Robekan vorniks
 Robekan uterus
g. Gangguan kontraksi : covulaire uteri
(Manuaba,2001: 427)

5. Tatalaksana Penanganan
a. Penanganan umum
 Pemasangan infuse
 Transfusi darah
 Pemberian antibiotic
 Pemberian uterotonika
b. Pada robekan serviks vagina dan perineum, perdarahan dilatasi dan jalan
menjahit
c. Penanganan khusus
 Atonia uteri
 Retensio plasenta
 Ruptura uteri
(Manuaba,2001: 428)
 Tidak terjadi infeksi
 Tidak terjadi pendarahan
Konsep Dasar Asuhan Kebidanan
1. Pengkajian Data
Tanggal : Jam :
Tempat : Oleh :

13
A. Data Subyektif
1. Biodata
Umur : < 17 tahun/ > 35 tahun
2. Alasan Kunjungan
Kontrol ingin melahirkan
3. Keluhan Utama
Ibu merasa pusing dan penglihatan berkunang - kunang
4. Riwayat Haid
Menarche : HPHT :
Siklus haid : TP :
Lama haid :
Banyak haid :
Keluhan haid :
5. Riwayat Pernikahan
Untuk mengetahui status pernikahan
6. Riwayat Kesehatan yang Lalu
Ibu pernah mengalami perdarahan setelah persalinan sebelumnya
7. Riwayat kesehatan sekarang
Keadaan ibu lemas, pusing dan penglihatan berkunang - kunang
8. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pada saat bersalin ada/ tidak keluarga yang mengalami perdarahan
setelah persalinan
9. Riwayat Kehamilan, kelahiran dan nifas yang lalu
Nifas KB
Kehamilan Persalinan
N
o Suami
UK Penyulit Jenis Penolong Sex BB H/M Umur Penyulit Meneteki Metode
Ke

10. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas sekarang


a. Riwayat kehamilan
 ANC : minimal 4 kali selama hmil
 TT : 2 kali

14
 Hidramnion
 Hamil ganda
 Grande multipara
b. Riwayat persalinan
- UK :
- Kehamilan tunggal/hidup/
- Cara persalinan normal
- Tgl lahir : ……, Hidup; sex
- Tempat : ….., BBL : …..
- Plasenta lahir lengkap, perdarahan : ......,episiotomi / tidak
 Grande multipara
 Jarak persalinan pendek kurang dari 2 tahun
 Persalinan yang dilakukan dengan tindakan, pertolongan
kala uri sebelum waktunya, pertolongan oleh dukun,
persalinan dengan tindakan paksa.
 Perdarahan pasca partus primer (dini)
 Atonia uteri
 Retensio plasenta
 Plasenta rest
 Trauma persalinan rupture uteri dan hematoma
 Gangguan pembekuan darah
 Perdarahan pasca partus sekunder
 Plasenta rest dan tertinggalnya selaput ketuban.
 Trauma persalinan, bekas SC-pembuluh darah
terbuka
 Infeksi menimbulkan sub involusi bekas
implantasi plasenta.
c. Riwayat Nifas
 lochea serosa (berwarna kuning cair tidak berwarna lagi)
 Keadaan umum lemah-anemia
 Multiparitas
 Pasca tindakan operasi vaginal
 Distensi uterus berlebihan
 Trauma persalinan

15
 Robekan vagina dan perineum
 Robekan serviks
 Robekan vorniks
 Robekan uterus
 Gangguan kontraksi : covulaire uteri

11. Riwayat KB
Setelah masa nifa ikut KB yakni 2 minggu post partum/ 40 hari post
partum

12. Pola Kebiasaan Sehari-hari


- Pola Nutrisi
Ibu menyusui harus mengkonsumsi tambahan kalori 500 tiap hari.
Makanan harus diet berimbang untuk mendapatkan protein,
mineral dan vitamin yang cukup. Pil zat besi harus diminum
minimal 40 hari pasca melahirkan. Minum sedikitnya 3 liter,
minum zat besi, minum kapsul vitamin A dengan dosis 200.000
unit.
- Pola Aktifitas
Melakukan mobilisasi dini lalu bertahap setelah ibu merasa kuat
- Pola Eliminasi
BAK : hendaknya dapat dilakukan sendiri mungkin karena
kandung kemih yang penuh dapat menyebabkan perdarahan.
BAB : Buang air besar harus dapat dilakukan 3-4 hari pasca
persalinan, bila tidak bisa maka diberi obat peroral atau perektal
atau klisma.
- Personal Hygiene
Anjurkan ibu membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air
mulai depan kebelakang yaitu dari vulva ke anus. Sarankan untuk
mengganti pembalut minimal 2x sehari, sarankan ibu untuk
mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah
membersihkan alat kelaminnya. Jika ibu mempunyai luka

16
episiotomi atau laserasi sarankan untuk tidak menyentuh luka
tersebut.
- Pola Kebiasaan Lain
Ibu tidak pernah merokok, minum-minuman keras, tidak pernah
minum jamu dan pergi kedukun untuk pijat.

13. Keadaan Psikososial, Spiritual dan Budaya


- Psikologis
Keadaan mental ibu selama nifas. Tanda – tanda taking in
- Sosial Budaya
Ibu melakukan tara, ibu pantang maknan, ikan, daging dan sayur.
- Spiritual
Kebiasaan ibu dalam menjalankan ibadah sesuai dengan
kepercayaan.
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Cukup s/d lemah
Kesadaran : Composmentis s/d apatis
Berat badan : turun ±13,5 Kg
Tensi : 80/60 s/d 100/60 mmHg
Suhu : 35,0 – 36,5o C (axilla)
Nadi : 60 – 88 x / menit (teratur)
Respirasi : 16 – 24 x / menit (teratur)

2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Muka : tidak anemis, tidak oedem
Mata : seklera tidak ikterus, congjungtiva tidak anemis
Bibir : kering dan anemis
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran vena
jugularis.
Payudara : simetris, hyperpigmentasi aerola mamae, hypervakularisasi, putting
susu tampak menonjol

17
Perut : TFU setibggi pusat, tidak ada bekas luka SC, ada strie, tidak ada
benjolan abnormal
Genetalia : bersih, lochea rubra, ada/ tidak jahitan, perdarahan ± 400cc
b. Palpasi
Payudara : konsistensi, tidak ada benjolan / massa abnormal, keluar ASI +/
+, tidak nyeri tekan
Abdomen : TFU setunggi pusat, UC : lembek, kandung kencing penuh,
tidak ada nyeri tekan

3. Data bayi:
Jenis kelamin :
BB/PB : 2500 s/d 4000 gram/ 45 s/d 55 cm
KU : Baik
AS :8–9
Tidak ada kelainan kongunital, tidak ikterus

4. Psikologis
Taking in : Merupakan fase ketergantungan yang berlangsung hari 1 – 2 post
partum

5. Pemeriksaan Laboratorium
Golongan Darah :
HB : 9 – 13 gram %

II. Identifikasi Diagnosa dan Masalah


DX : P….Ab…. 2 jam post partum dengan HPP
DS :
DO : Keadaan umum : Cukup s/d lemah
Kesadaran : Composmentis s/d apatis
Berat badan : turun ±13,5 Kg
Tensi : 80/60 s/d 100/60 mmHg
Suhu : 35,0 – 36,5o C (axilla)
Nadi : 60 – 88 x / menit (teratur)
Respirasi : 16 – 24 x / menit (teratur)

18
Inspeksi
Muka : tidak anemis, tidak oedem
Mata : seklera tidak ikterus, congjungtiva tidak anemis
Bibir : kering dan anemis
Payudara : simetris, hyperpigmentasi aerola mamae,
hypervakularisasi, putting susu tampak menonjol
Perut : TFU setibggi pusat, tidak ada bekas luka SC, ada strie,
tidak ada benjolan abnormal
Genetalia : bersih, lochea rubra, ada/ tidak jahitan, perdarahan ±
400cc
Palpasi
Payudara : tidak ada benjolan / massa abnormal, keluar ASI +/+,
tidak nyeri tekan
Abdomen : TFU tidak teraba, kandung kencing kosong, tidak ada
benjolan, tidak ada nyeri tekan

III. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial


 Infeksi
 Anemia
 Syok hemoragic
 HHP Sekunder

IV. Identifikasi Kebutuhan Segera


 Cari penyebab
 Masase fundus uterus
 Pemasangan infuse dan pemberian uterotonika
 Pemberian antibiotika
 KBI
 KBE
 KAA
V. Intervensi
DX : P….Ab…. 2 jam post partum dengan HPP

19
Tujuan : Setelah melakukan asuhan kebinann diharapkan masalah dapat teratasi
perdarahan terhenti dan tidak terjadi komplikasi
Kriteria hasil :
- KU dan TTV normal
- UC keras dan teraba bulat
- Perdarahan terhenti
- Tidak terjadi infeksi
Intervensi :
1. Periksa keadaan umum dan TTV
R/ Dengan mengukur TTV maka dapat mengetahui keadaan ibu serta
deteksi dini adanya perubahan yang terjadi sesuai dengan parameter.
2. Cari penyebab perdarahan
R/ dengan mencari penyebab maka dapat melakukan tindakan pencegahan
sesuai penyebab
3. Persiapan alat
R/ dengan mempersiapkan alat membantu proses penangan
4. Lakukan cuci tangan sebelum tindakan
R/ dengan melakukan cuci tangan mencegah terjadi infeksi silang
5. Lakukan ekplorasi manual
R/ dengan melakukan ekplorasi manual dapat mencari penyebab perdarahan
serta sebagai penangan
6. Berikan terapi infus dan uterotonika
R/ dengan pemberian terapi infus dan uterotonika merangsang terjadinya
kontraksi dan mempercepat involusi uterus sehingga dapat menghentikan
perdarahan dan perbaikan keadaan umum
7. Lakukan observasi keadaan umum
R/ dengan melakukan observasi keadaan umum mengetahui keadaan ibu
8. Lakukan observasi perdarahan
R/ dengan melakukan observasi perdrahan sebagai parameter perdarahan
lebih lanjut

9. Lakukan observasi uterus

20
R/ dengan observasi uterus mengetahui penyebab perdarahan dan keadaan
uterus
10. Lakukan sadap urin dengan kateter
R/ dengan melakukan sadap urin dengan kateter membantu pengosongan
kandung kencing
VI. Implementasi
Dilakukan sesuai intervensi
Tanggal : jam :
DX : P….Ab…. 2 jam post partum dengan HPP
VII. Evaluasi
Tanggal : Jam :
DX : P….Ab…. 2 jam post partum dengan HPP
S :
O : Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda- tanda vital : normal
Perdarahan : berkurang menjadi 150cc
Penyebab : Atonia uteri
 Retensio plasenta
 Plasenta rest
 Trauma persalinan rupture uteri dan hematoma
 Gangguan pembekuan darah
A : P….Ab…. 2 jam post partum dengan HPP
P : - Observasi TTV
- Observasi Infus
- Observasi perdarahan
- Masase uterus
Catatan perkembangan
Tnggal : Jam :
S :
O :
A :
P :
BAB III

21
TINJAUAN KASUS

3.1 PENGKAJIAN
Tanggal : 16 Desember 2017 Jam : 20.30 WIB
Tempat : RS Hasta Brata Oleh: Emi Kusrilowati

A. DATA SUBYEKTIF
1. Biodata
Nama Istri : Ny. “N” Nama Suami : Tn “AT”
Umur : 26 tahun Umur : 30 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Gunung Sari
2. Alasan Kunjungan
Ibu mengatakan ingin melahirkan
3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan perut mulas dan lemas
4. Riwayat Haid
Menarche : 14 tahun
Siklus haid : 28 hari
Lama haid : 7 hari
Banyak haid : 2-3 softek/ hari
Warna haid : merah hati
Disminore :-
HPHT : 7 Maret 2018 TP : 16 Desember 2018
5. Riwayat Pernikahan
Nikah : 1 kali
Lama nikah : 7 tahun
Usia pertama nikah : 19 tahun

6. Riwayat Kesehatan yang Lalu

22
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit yang serius sampai MRS
dan ibu juga tidak mempunyai riwayat penyakit menular, menurun dan
menahun seperti hipertensi, jantung, kencing manis, TBC, asma dan lain-
lain. Tapi ibu sering pusing dan lemas.
7. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan keadaannya saat ini hanya merasakan perut mules.
8. Riwayat Kesehatan Keluarga
Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit yang menular, menurun
dan menahun seperti hipertensi, jantung, kencing manis, TBC, asma, dan
tidak ada keturunan kembar.
9. Riwayat Kehamilan, kelahiran dan nifas yang lalu
Nifas KB
No Kehamilan Persalinan
Sua H
Pny Peno BB/PB Pny
mi UK Jenis Sex / Umur Pnylt Meneteki Metode
lt long lt
Ke M
1. I 9 bln - Normal Bidan L 2800grm/ H 10 thn - - ASI Suntik
dg HPP 52cm 3bln
2. Hamil
ini

10. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas Yang Lalu


 Riwayat Kehamilan
Ibu mengatakan rutin kontrol setiap bulan ke bidan, selama hamil ibu
mendapatkan vitamin, tidak mendapatkan imunisasi TT karena sudah
status T5.
 Persalinan
Ibu mengatakan melahirkan anak ke I, dengan jenis persalinan normal
dengan perdarahan, jenis kelamin laki-laki, BB : 2800 grm, PB : 52 cm,
keadaan bayi sehat, plasenta lahir lengkap.
 Nifas
Ibu mengatakan lemas serta pusing, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi
uterus keras teraba bulat.
11. Riwayat KB
Ibu mengatakan ikut KB suntik.

12. Pola Kebiasaan Sehari-hari

23
Pola Kebiasaan Di rumah Di Rumah Sakit
Nutrisi Ibu mengatakan Ibu mengatakan belum
biasanya makan 3x/ makan, hanya minum
hari air gula dan teh manis.
Istirahat Ibu mengatakan Ibu mengatakan ingin
biasanya tidur siang 2 sekali tidur tapi tidak
jam dan tidur malam 8 bisa tidur nyenyak
jam
Aktivitas Ibu mengatakan saat di Ibu mengatakan
rumah biasanya aktivitasnya hanya
melakukan pekerjaan berbaring
rumah
Eliminasi
- BAK BAK : 4-5x/ hari BAK : menggunakan
- BAB BAB : 1x/ hari selang cateter
BAB : belum BAB
Personal Hygiene Mandi : 2x/ hari Mandi : diseka 1x
Gosok gigi : 2x/ hari Gosok gigi : 1 x/hari
Ganti pakaian : setiap Ganti softex : 2x/ hari
selesai mandi

13. Keadaan Psikososial, Spiritual dan Budaya


 Psikologis
Ibu mengatakan sangat bahagia dengan kelahiran anaknya. Suami dan
keluarga juga sangat bahagia.
 Sosial Budaya
Ibu mengatakan hubungan ibu dengan suami, keluarga, dan tetangganya
baik.
Ibu mengatakan tidak terlalu terpaku dengan adat dan budaya
Ibu mengatakan bila sakit ibu berobat ditenaga kesehatan

 Spiritual
Ibu mengatakan menganut agama Islam dan berada pada keluarga yang
taat beribadah.

24
.
B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Tekanan darah : 100/ 80 mmHg
Pernafasan : 20 kali / menit
Suhu : 36,2oC
Nadi : 98 kali/ menit
2. Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi
Kepala : bulat, tidak ada luka, kulit kepala bersih.
Rambut : hitam, gelombang, tidak rontok, bersih.
Wajah : anemis, tidak ada oedem.
Mata : simetris, sklera tidak icterus, konjungtiva anemis, tidak
ada gangguan penglihatan.
Telinga : simetris, tidak ada serumen, tidak ada gangguan
pendengaran.
Hidung : bersih, tidak ada secret, tidak ada pernafasan cuping
hidung .
Mulut : bibir kering, anemis, tidak ada caries gigi tidak ada
stomatitis.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada bendungan
vena jugularis.
Dada : simetris, tidak ada retraksi dada.
Payudara : simetris, hiperpigementasi areola dan papila mammae
bersih, hypervaskularisasi, putting susu menonjol
Abdomen : ada strie, tidak ada luka operasi, tidak ada benjolan
abnormal
Vulva dan anus : bersih, tidak ada varises, lochea serosa, ada bekas jahitan,
perdarahan ± 800cc
Genetalia : tidak ada oedem, tidak ada varises, terlihat ada darah dan
terpasang alat (ring klem)
Ekstremitas atas: simetris, tidak ada oedem dan varises. Tangan bertato.

25
Ekstremitas bawah : simetris, tidak ada oedem dan varises.

b. Palpasi
Kepala : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan abnormal
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe dan
bendungan vena jugularis.
Dada/Payudara : tidak terdapat benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan,
ada pengeluaran ASI +/+.
Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus keras teraba
bulat, kandung kencing kosong
Ekstrimitas : tidak ada oedem, dingin.
c. Auskultasi
Dada : tidak ada wheezing / ronchi.
Perut :bising usus (+)
d. Perkusi
Abdomen : tidak kembung

3. Pemeriksaan Penunjang
- Laboratorium
Hb : 6,5 g/ dL

3.2 Identifikasi Diagnosa dan Masalah


DX : Ny “N” P2002 Ab000 2 jam Post Partum dengan HPP
DS : Ibu mengatakan lemas
DO : Keadaan umum : lemah
Kesadaran : composmentis
Tekanan darah : 90/60 mmHg
Pernafasan : 20 kali / menit
Suhu : 36,2oC
Nadi : 98 kali/ menit
Inspeksi
Muka : anemis.
Mata : simetris, sklera tidak icterus, konjungtiva
anemis.

26
Mulut : bibir kering, anemis
Payudara : simetris, hiperpigementasi areola dan papila
mammae bersih, hypervaskularisasi, putting
susu menonjol
Perut : ada strie, tidak ada luka operasi, tidak ada
benjolan abnormal
Vulva dan anus : bersih, lochea serosa, ada bekas jahitan,
perdarahan ± 800cc
Genetalia : tidak ada oedem, terpasang ring klem
Palpasi
Payudara : Keluar ASI +/+
Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat, kotraksi uterus keras teraba
bulat, kandung kencing kosong

3.3 Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial


 Infeksi
 Anemia
 Syok hemoragic
 HHP Skunder

3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera


 Cari penyebab
 Masase fundus uterus
 Pemasangan infuse dan pemberian uterotonika
 Pemberian antibiotika

3.5 Intervensi
DX : Ny “N” P2002 Ab000 2 jam Post Partum dengan HPP
Tujuan : Setelah melakukan asuhan kebinann diharapkan masalah dapat teratasi
perdarahan terhenti dan tidak terjadi komplikasi
Kriteria hasil :
- KU dan TTV normal
- Kotraksi uterus keras dan teraba bulat

27
- Perdarahan terhenti
- Tidak terjadi infeksi
Intervensi :
1. Lakukan pendekatan pada ibu-ibu dan keluarga
R/ Ibu dan keluarga lebih kooperatif
2. Observasi TTV
R/ Parameter terjadinya komplikasi
3. Observasi Perdarahan
R/ Parameter untuk mencegah pedarahan lebih lanjut
4. Lakukan masase uterus
R/ Merangsang kontraksi uterus menjadi baik
5. Observasi cairan infuse dan transfusi
R/ Pemberian terapi yang tepat
6. Ajarkan masase uterus dan cara mengetahui kontraksi uterus baik pada ibu
R/ Ibu lebih mengerti keadaannya dan diharapkan kontraksi uterus tetap
baik.
7. Beri tahu ibu tentang keadaannya.
R/ Ibu mengerti keadaannya.

3.6 Implementasi
Tanggal : 16 desember 2017 Jam : 20.30 WIB
1. Mengobservasi keadaan umum ibu dan TTV untuk mengetahui keadaan ibu
- KU : lemah
-T : 90/60 mmHg
-N : 88 kali/ menit
- RR : 18 kali/ menit
- Suhu : 36,2 º C
2. Mencari penyebab perdarahan
- Genetalia : luka robekan perineum tertutup rapat tidak ada
perdarahan
- Portio : ruptur portio (rapuh)
- Eksplorasi manual : tidak ada sisa plasenta
3. Memasang infuse double line: sebelah kanan → (RL) dan diberi drip
uterotonika (piton dan metergin 10ml) digrojok; sebelah kiri D5 + okmet

28
4. Portio dipasang ring klem untuk menghentikan perdarahan
5. Melakukan kateterisasi sementara
6. Rencana transfusi 4 labu (2 WBC dan 2 PRC, selang-seling); Jam
20.00 transfusi darah labu I, observasi
7. Infus RL (flash ke 2) + kalnex kanan habis, ganti infus RL biasa
8. Rencana injeksi kalnex IV 1 ampul 500mg jam 05.00 pagi
9. Observasi sampai dengan jam 13.00 siang
10. Observasi TTV setiap setengah jam sekali
11. Timbang flux tiap 2 jam sekali
12. Rencana aff ring klem jam 13.00 oleh dr. Benny

3.7 Evaluasi
Tanggal : 16 desember 2017 Jam : 21.00
S : Ibu mengatakan masih lemas
O : - terpasang infus RL
- Kandung kencing kosong
- ring tang masih terpasang
A : P3003 Ab000 2 jam Post Partum dengan HPP
P : - Observasi keadaan umum
- Observasi TTV
- Observasi cairan
- Observasi perdarahan
- Masase uterus

Catatan perkembangan
Tanggal : 17 desember 2017 Jam : 05.00 WIB
S : Ibu mengatakan sudah merasa sehat
O : Keadaan : Cukup

29
Kesadaran : Composmentis

TTV :
TD : 110/80 mmHg
Nadi : 90 x/menit (teratur)
RR : 20 x/menit (teratur)
Suhu : 36,00C (Axilla)
Perdarahan berkurang ± 150 cc
Abdomen : TFU setinggi pusat, kontraksi uterus teraba keras dan bulat

BAB IV
PEMBAHASAN

30
Setelah melakukan Asuhan Kebidanan pada Ny “N” P2002 Ab000 2 jam Post
Partum dengan HPP di RS Hasta Brata tidak ditemukan kesenjangan pada data
subyektif yakni :

- Penatalaksanaan pasien HPP sesuai prosedur


- Dilakukan pemeriksaan laboratorium
- Dilakukan transfuse darah dan penambahan cairan
infus

Setelah melakukan Asuhan Kebidanan pada Ny “N” P2002 Ab000 2 jam Post Partum
dengan HPP di RS Hasta Brata maka penulis dapat membandingkan dan
memperaktekkan ilmu yang ada.

BAB V
PENUTUP

31
A. Kesimpulan
- Setelah penulis melakukan Asuhan Kebidanan
pada Ny “N” P2002 Ab000
2 jam Post Partum dengan HPP di RS Hasta Brata, kemungkinan terjadinya
HPP dari faktor – faktor predisposisi yakni Multipara, keadaan umum ibu
lemah - anemia
- Penanganan yang cepat dan tepat dapat
mengurangi komplikasi lebih lanjut
- Pemberian informasi yang tepat membuat ibu
mengetahui keadaannya dan bekerjasama lebih baik dalam penanganan

B. Saran
- Untuk tenaga kesehatan
 Penanganan yang tepat dan cepat sangat dibutuhkan
 Selalu siap dalam mendampingi dan memberikan informasi
pada ibu
- Untuk masyarakat
 HPP merupakan penyebab kematian, hati – hati terhadap faktor –
faktor penyebab sebisanya dihindari
- Untuk mahasiswa
 Diharapkan meningkatkan ilmu pengetahuan untuk mempermudah
pada saat pengkajian dan melakukan Asuhan kebidanan
- Untuk ibu nifas
 Diharapkan memahami informasi yang telah diterima. Dan apabila
terjadi komplikasi diharapkan segera ke tenaga kesehatan

32
DAFTAR PUSTAKA

Cristine ibrahim. 1996. PERAWATAN KEBIDANAN jilid 3. jakarta :


Bratara

Muchtar rustam, 1998. SINOPSIS OBSTETRI Obstetri Fisiologis,


Obstetri patologis edisi 2. Jakarta : EGC

Marillin, E Doengus. 2002. RENCANA PERAWATAN MATERNITAS


dan BAYI. Jakarta :EGC

Saifudin AB. 2002. BUKU PANDUAN PRAKTIS PELAYANAN


KESEHATAN MATERNAL DAN NEONATAL. Jakarta : YBP-SP

Wiknjosastro Hanifa, 1999 ILMU KEBIDANAN. Jakarta :YSB-SP

FKUI, 1998. ILMU KESEHATAN ANAK JILID 1 dan 3, Jakarta: FKUI

33

Vous aimerez peut-être aussi