Vous êtes sur la page 1sur 7

MENINGKATKAN PERILAKU CUCI TANGAN MELALUI METODE BERNYANYI

Yuni Kurnia Prajawati, Mira Triharini, Candra Panji Asmoro

Korespondensi:
Yuni Kurnia Prajawati, d/a: Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga
Kampus C Mulyorejo 60115 Telp. (031) 5913754
E-mail: ners.nia91@yahoo.com

ABSTRACT
Lack of information in hand washing caused by less attention to hand washing’s behavior in
children. Hence, health education was needed and very important in maintaining a healthy because
the average transmission of the disease can be spread by hand. This study was aimed to analyze the
effect of health education using singing method to improve preschool’s hand washing knowledge
and action. The population in pre-experimental study (one group pre-post test design) were
students B class at Aisyiyah 48, Kindergarten, Surabaya in Juni 2014. The 35 respondents who met
inclusion-criteria were taken with total random sampling technique. The data were collected by
using structured interview and observation. The data were analyzed by wilcoxon signed rank test
with signification value was α≤0,05. The result showed an increase of preschool’s knowledge and
action. Preschool’s knowledge and action have scores less than 0,005. The Wilcoxon Sign Ranked
Test score revealed p=0.000 for knowledge and p=0.000 for action. It means there was a
significant difference in knowledge and action of hand washing of preschool children at Aisyiyah
48 Kindergarten, Surabaya. The result showed that health education using singing method given
significant effects toward the change of hand washing knowledge and action. It is recommended for
nurses to apply the singing method to providing health education especially in preschool’s hand
washing.

Keywords: hand washing, singing, knowledge, action

PENDAHULUAN ISPA di negara berkembang dengan angka


kematian balita di atas 40 per 1000 kelahiran
Perilaku kesehatan merupakan perilaku yang
hidup adalah 15%-20% pertahun pada
harus diperhatikan oleh setiap orang. Hal
golongan usia balita. ISPA selalu menempati
yang paling penting dalam perilaku
urutan pertama penyebab kematian pada
kesehatan adalah pembentukan dan
kelompok balita di Indonesia, yaitu sebesar
perubahan perilaku (Blum dalam Mulana,
25% Selain ISPA, penyakit diare juga
2009). Perilaku hidup bersih dan sehat yang
merupakan salah satu penyebab kematian
masih kurang menyebabkan banyak penyakit,
pada anak-anak di seluruh dunia. Menurut
salah satunya adalah penyakit infeksi
data WHO pada tahun 2004, diare
Penyakit infeksi umumnya menyebar melalui
merupakan penyebab kedua kematian balita
kontak tangan ke tangan yang mengakibatkan
di dunia dengan 1,5 juta balita meninggal
demam biasa, flu dan beberapa kelainan
setiap tahunnya. Lebih dari 30.000 balita dari
sistem pencernaan seperti diare). Anak usia
jumlah tersebut berasal dari Indonesia.
prasekolah sangat rentan dengan berbagai
penyakit infeksi tersebut. Penyakit-penyakit
Mencuci tangan telah menjadi kebiasaan di
infeksi timbul salah satunya karena
TK Aisyiyah 48 Surabaya, namun dalam
kurangnya pengetahuan serta kesadaran akan
praktiknya belum dilakukan dengan langkah-
pentingnya kesehatan terutama kebiasaan
langkah yang benar. Data studi pendahuluan
mencuci tangan yang sering kali dianggap
dari 10 siswa TK B di TK Aisyiyah 48
remeh.
Surabaya didapatkan 90% siswa tidak
mengetahui cara mencuci tangan yang benar,
ISPA merupakan penyakit infeksi dengan
20% siswa tidak mencuci tangan sebelum
prevalensi terbanyak (Potter dan Perry,
makan, 10% siswa tidak mencuci tangan
2005). WHO (2000) memperkirakan insiden
setelah dari toilet, dan 10% siswa tidak

Jurnal Pediomaternal 9 Vol.3 No. 1 Oktober-April 2014


mencuci tangan setelah bermain. Penyakit METODE
yang sering diderita siswa adalah 40% ISPA
Desain penelitian yang digunakan dalam
dan 16% diare dalam 2 bulan terakhir. Hal ini
penelitian ini adalah one group pre-post test
terjadi karena kurangnya pengetahuan siswa
design dimana merupakan salah satu
mengenai cara mencuci tangan yang benar
rancangan penelitian pra-eksperimental.
dan belum pernah dilakukannya pendidikan
Pretest merupakan penilaian pengetahuan dan
kesehatan mengenai mencuci tangan yang
tindakan anak dalam mencuci tangan
benar di sekolah. Ketidaktahuan mengenai
sebelum diberikan intervensi. Selanjutnya,
dampak yang akan terjadi akibat tidak
posttest dilakukan setelah diberikan
mencuci tangan merupakan akibat dari
intervensi pendidikan kesehatan selama 2
kurangnya sosialisasi tentang pentingnya
hari tentang cuci tangan.
mencuci tangan.
Pengambilan data menggunakan lembar
Cuci tangan pakai sabun secara teratur dapat
wawancara terstruktur untuk menilai
menurunkan insiden diare hingga 42%
pengetahuan dan lembar observasi untuk
sampai 47% dan dapat menurunkan transmisi
menilai tindakan cuci tangan anak. Sampel
ISPA hingga lebih dari 30%. Cuci tangan
penelitian ini diambil dengan teknik total
pakai sabun dapat diajarkan sedini mungkin
random sampling dan disesuaikan dengan
yaitu pada masa usia prasekolah. Masa usia
kriteria inklusi, sehingga didapatkan 35 siswa
prasekolah adalah masa yang sangat penting
TK B TK Aisyiyah 48 Surabaya. Data yang
dimana periode tersebut sangat menentukan
telah terkumpul dianalisis menggunakan
kualitas seorang manusia dewasa nantinya
analisis deskriptif dan analisis statistik
dan merupakan masa keemasan untuk
(Wilcoxon Sign Rank Test).
menanamkan nilai-nilai Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS).
HASIL
Perilaku sehat terutama kebiasaan menjaga Lokasi pada penelitian ini adalah di TK
kebersihan pribadi sangat tepat ditanamkan Aisyiyah 48 Surabaya yang terletak di jalan
sedini mungkin karena kebiasaan-kebiasaan Sidotopo Wetan Mulia I/7-11 Surabaya. TK
tersebut akan terbawa sampai dewasa nanti Aisyiyah 48 Surabaya berada di komplek
(Notoatmodjo, 2002). Usaha yang paling perumahan warga di daerah Sidotopo Wetan
efektif dalam mengubah perilaku, dari Surabaya. Jumlah siswa di TK Aisyiyah 48
perilaku yang merugikan kesehatan ke arah Surabaya adalah 75 siswa yang terdiri dari 36
perilaku yang menguntungkan kesehatan siswa laki-laki dan 39 siswa perempuan.
adalah melalui pendidikan kesehatan. Jumlah guru dan karyawan di TK Aisyiyah
Pendidikan kesehatan bisa dilakukan dengan 48 Surabaya adalah 10 orang dengan rincian
menggunakan berbagai metode, salah 9 guru dan 1 karyawan TU. Sebagian besar
satunya adalah metode bernyanyi. Metode siswa TK B berjenis kelamin perempuan,
bernyanyi sangat tepat diberikan kepada anak yaitu sebanyak 21 siswa (54%) dan hampir
usia prasekolah karena merupakan metode setengahnya berjenis kelamin laki-laki yaitu
yang menyenangkan sehingga menjadikan sebanyak 18 siswa (46%). Semua responden
anak lebih aktif dan kreatif, serta pelajaran dalam penelitian ini belum pernah
yang diberikan lebih efektif untuk diterima mendapatkan pendidikan kesehatan tentang
anak (Masykur, 2004 dalam Lityowati, mencuci tangan.
2012).
Tabel 1.1 Distribusi responden berdasarkan
jenis kelamin
Pemilihan metode dalam pendidikan
kesehatan sangat diperlukan pada anak usia Jenis Frekuensi Persentase
prasekolah. Tujuan penelitian ini adalah kelamin (%)
untuk menjelaskan pengaruh pendidikan Laki – Laki 18 46
kesehatan dengan metode bernyanyi terhadap Perempuan 21 54
pengetahuan dan tindakan cuci tangan pada Total 39 100
anak usia prasekolah di TK Aisyiyah 48
Surabaya.

Jurnal Pediomaternal 10 Vol.3 No. 1 Oktober-April 2014


Tabel 1.2 Distribusi responden berdasarkan Sebanyak 14 siswa (40%) memiliki
frekuensi mendapatkan pendidikan pengetahuan yang cukup dan 5 siswa (14%)
kesehatan tentang mencuci tangan memiliki pengetahuan yang kurang sebelum
sebelum intervensi mendapatkan pendidikan kesehatan dengan
metode bernyanyi. Siswa yang
berpengetahuan baik bertambah menjadi 27
Informasi Frekuensi Persentase siswa (77%) setelah mendapatkan pendidikan
(%)
kesehatan dengan metode bernyanyi.
Pernah 0 0 Sebanyak 8 siswa (23%) berpengetahuan
Tidak 39 100 cukup, dan tidak ada siswa (0%) yang
pernah berpengetahuan kurang setelah mendapatkan
Total 39 100 pendidikan kesehatan dengan metode
bernyanyi.
Tabel 1.3 Distribusi Frekuensi Tentang
Pengetahuan Responden Sebelum Nilai mean pengetahuan responden sebelum
dan Sesudah Diberikan Pendidikan diberikan pendidikan kesehatan dengan
Kesehatan dengan Metode metode bernyanyi sebesar 72,86 dengan
Bernyanyi standar deviasi sebesar 17,24758 dan
Pre test Post test mengalami peningkatan setelah diberikan
Tindaka Freku Persen Freku Persen pendidikan kesehatan dengan metode
n ensi tase ensi tase bernyanyi menjadi 80,5 dengan standar
( ) (%) ( ) (%) deviasi sebesar 11,31144. Hasil uji statistik
Kurang 6 17 0 0 menggunakan uji statistik Wilcoxon Signed
Cukup 13 37 7 20 Rank Test didapatkan nilai p<α (p=0,000),
Baik 16 46 28 80 maka H1 diterima artinya pendidikan
Total 35 100 35 100 kesehatan dengan metode bernyanyi
Mean 72,00 88,57 berpengaruh terhadap pengetahuan tentang
Standar cuci tangan siswa TK B TK Aisyiyah 48
13,67694 12,40087 Surabaya.
Deviasi
Uji p = 0.000
Statistik Wilcoxon Signed Rank Test Tindakan tentang cuci tangan sebelum dan
sesudah diberikan pendidikan kesehatan
dengan metode bernyanyi. Hampir setengah
Tabel 1.4 Distribusi Frekuensi Tentang dari jumlah siswa TK B TK Aisyiyah 48
Tindakan Responden Sebelum dan Surabaya memiliki tindakan yang baik
Sesudah Diberikan Pendidikan tentang cuci tangan yaitu sebanyak 16 siswa
Kesehatan dengan Metode (46%) sebelum mendapatkan pendidikan
Bernyanyi kesehatan dengan metode bernyanyi.
Sebanyak 13 siswa (37%) memiliki tindakan
Pre test Post test yang cukup dan 6 siswa (17%) memiliki
Pengeta Freku Persen Freku Persen tindakan yang kurang sebelum mendapatkan
huan ensi tase ensi tase pendidikan kesehatan dengan metode
( ) (%) ( ) (%) bernyanyi. Siswa yang memiliki tindakan
Kurang 5 14 0 0 baik bertambah menjadi 28 siswa (80%)
Cukup 14 40 8 23 setelah mendapatkan pendidikan kesehatan
Baik 16 46 27 77 dengan metode bernyanyi. Sebanyak 7 siswa
Total 35 100 35 100 (20%) memiliki tindakan cukup dan tidak ada
Mean 72,86 86,29 siswa (0%) yang memiliki tindakan kurang
Standar setelah mendapatkan pendidikan kesehatan
17,24758 12,85341 dengan metode bernyanyi.
Deviasi
Uji p = 0.000
Statistik Wilcoxon Signed Rank Test Nilai mean tindakan responden sebelum
diberikan pendidikan kesehatan dengan
metode bernyanyi sebesar 72,00 dengan
standar deviasi sebesar 13,67694 dan

Jurnal Pediomaternal 11 Vol.3 No. 1 Oktober-April 2014


mengalami peningkatan setelah diberikan Responden yang berpengetahuan baik rata-
pendidikan kesehatan dengan metode rata memiliki orang tua dengan pendidikan
bernyanyi menjadi 88,57 dengan standar yang tinggi dan telah terbiasa melakukan
deviasi sebesar 12,40087. Hasil uji statistik kegiatan cuci tangan di rumah, bukan hanya
menggunakan uji statistik Wilcoxon Signed di sekolah. Tingkat pendidikan orang tua
Rank Test didapatkan nilai p<α (p=0,000), berpengaruh terhadap cara didik orang tua
maka H1 diterima artinya pendidikan terhadap anak, sehingga akan mempengaruhi
kesehatan dengan metode bernyanyi tingkat pengetahuan anak. Hal ini sesuai
berpengaruh terhadap tindakan cuci tangan dengan teori yang dikemukakan Suganda
siswa TK B TK Aisyiyah 48 Surabaya. dalam Supartini (2004), bahwa
perkembangan memerlukan stimulasi
PEMBAHASAN khususnya pengaruh keluarga terhadap anak,
meskipun secara alamiah manusia akan
Hampir setengah dari jumlah responden tumbuh dan berkembang sampai batas
memiliki pengetahuan yang baik sebelum tertentu mengikuti kaidah pertumbuhan dan
diberikan pendidikan kesehatan dengan perkembangan yang lazim.
metode bernyanyi, namun masih cukup besar
pula responden yang memiliki pengetahuan Hampir sebagian dari jumlah responden
yang cukup, bahkan ada beberapa responden memiliki tindakan yang baik sebelum
yang memiliki pengetahuan yang kurang diberikan pendidikan kesehatan dengan
tentang cuci tangan sebelum diberikan metode bernyanyi, namun masih relatif besar
pendidikan kesehatan dengan metode pula responden yang memiliki tindakan yang
bernyanyi. cukup, bahkan ada beberapa responden yang
memiliki tindakan yang kurang tentang cuci
Pengetahuan dapat dipengaruhi oleh berbagai tangan sebelum diberikan pendidikan
faktor, antara lain: pendidikan yang pernah kesehatan dengan metode bernyanyi.
dijalani, faktor lingkungan sosial dan
frekuensi kontak dengan media massa juga Praktik/tindakan merupakan domain perilaku
mempengaruhi pengetahuan (Suhardjo, yang ketiga setelah pengetahuan dan sikap
2003). Teori stimulus organisme menjelaskan (Notoadmodjo, 2007). Menurut Leighbody
bahwa perubahan perilaku dapat dihasilkan (1968) yang dikutip oleh Haryati (2009)
dengan rangsangan yang terus menerus pada mengatakan bahwa keterampilan yang dilatih
individu (Setiawati & Darmawan, 2008). melalui praktik secara berulang-ulang akan
menjadi kebiasaan atau otomatis.
Kegiatan mencuci tangan pada siswa TK B
TK Aisyiyah 48 Surabaya sudah biasa Siswa-siswi TK B TK Aisyiyah 48 Surabaya
dilakukan. Siswa-siswi TK B terbiasa sudah melakukan kebiasaan cuci tangan
melakukan cuci tangan sebelum makan, dengan baik di sekolah karena telah
setelah dari toilet, dan setelah bermain dilengkapi fasilitas yang memadai, namun
plastisin. Walaupun sudah dijadikan sebagai langkah-langkah yang dipraktikkan belum
kebiasaan, masih terdapat beberapa siswa benar. Menurut WHO (2006), terdapat 10
yang tidak melakukannya. Hal ini terjadi langkah cara mencuci tangan yang benar.
karena sesuai dengan keterangan dari kepala Mayoritas responden tidak melakukan
sekolah bahwa selama ini belum pernah tindakan no.6 yaitu menggosok kuku jari
diadakan pendidikan kesehatan di sekolah, tangan kanan dengan memutar pada telapak
kecuali informasi mengenai mencuci tangan tangan kiri, begitu pula sebaliknya dan
yang diberikan oleh guru secara lisan di tindakan no.8 yaitu menggosokkan dengan
tengah proses belajar sehingga informasi memutar ujung pergelangan tangan kanan di
yang didapat siswa terbatas, yaitu hanya telapak tangan kiri dan sebaliknya. Tindakan
tentang waktu mencuci tangan. Para siswa yang kurang tepat dalam mencuci tangan
tidak mengetahui manfaat, dampak, dan tersebut disebabkan oleh kurangnya
langkah-langkah cuci tangan yang benar. pengetahuan yang dimiliki oleh responden
Ketidaktahuan tersebut menyebabkan ada karena belum pernah diberikan pendidikan
beberapa siswa yang sulit untuk kesehatan tentang cuci tangan yang benar,
membiasakan diri mencuci tangan. kecuali informasi mengenai mencuci tangan

Jurnal Pediomaternal 12 Vol.3 No. 1 Oktober-April 2014


yang diberikan oleh guru secara lisan responden yang memiliki nilai pengetahuan
ditengah proses belajar sehingga informasi yang tetap setelah diberikan pendidikan
yang didapat responden terbatas. Hal ini kesehatan. Mereka kurang memperhatikan
berakibat pada penilaian tindakan cuci saat peneliti memberikan materi tentang cuci
tangan, responden yang memiliki nilai cukup tangan yang benar.
masih relatif banyak dan ada beberapa
responden yang memiliki nilai yang kurang. Hasil penelitian menunjukkan ada 8
responden dengan skor yang menurun, 5
Responden yang memiliki tindakan mencuci diantaranya adalah responden dengan jenis
tangan yang baik mayoritas berjenis kelamin kelamin laki-laki. Penurunan nilai tersebut
perempuan. Perempuan lebih terampil dalam tidak secara drastis, nilai masih dalam
tugas yang bersifat praktis, khususnya dalam kategori pengetahuan cukup dan baik. Fakta
tugas motorik halus dibandingkan dengan yang terjadi pada saat intervensi, responden
anak laki-laki. Responden yang memiliki laki-laki lebih sulit untuk diam, ramai,
tindakan yang baik rata-rata memiliki kurang memperhatikan dan kurang fokus
pengetahuan yang baik tentang cuci tangan. pada pendidikan kesehatan yang diberikan
Kebanyakan dari mereka memiliki orang tua oleh peneliti, sehingga mempengaruhi tingkat
yang berpendidikan tinggi sehingga kemampuan dan pemahaman terhadap materi
mempengaruhi tingkat pengetahuan dan yang disampaikan. Laki-laki berperilaku atas
tindakan anak, khususnya dalam mencuci dasar pertimbangan rasional atau akal yang
tangan. Mereka juga memiliki ibu yang tidak berbeda dengan perempuan yang perubahan
bekerja/ibu rumah tangga yang memiliki perilakunya banyak disebabkan oleh
waktu yang banyak dalam berinteraksi emosional sehingga kecenderungan
dengan anak sehingga seluruh kegiatan anak mendapatkan pendidikan kesehatan lebih
dapat diawasi, termasuk kegiatan cuci tangan baik daripada responden laki-laki (Sunaryo,
di rumah. 2004). Selain itu, saat mengerjakan soal-soal
pretest, mereka terpengaruh dengan jawaban
Responden yang memiliki pengetahuan baik yang diberikan oleh teman disampingnya
bertambah jumlahnya setelah diberikan walaupun mereka telah ditertibkan oleh
pendidikan kesehatan dengan metode kakak pendamping kelompok.
bernyanyi. Mayoritas responden
berpengetahuan cukup juga mengalami Mayoritas responden dalam penelitian ini
peningkatan menjadi berpengetahuan baik, mengalami peningkatan skor pengetahuan.
dan ada 3 responden yang mengalami Perubahan pengetahuan yang diperoleh
peningkatan secara signifikan dari kurang merupakan hasil dari pendidikan kesehatan
menjadi baik. Data ini diperkuat oleh hasil dengan metode bernyanyi. Metode bernyanyi
analisis statisik menggunakan Wilcoxon merupakan metode yang sangat
Signed Rank Test yang menunjukkan adanya menyenangkan bagi anak-anak sehingga
perbedaan yang signifikan dengan nilai menjadikan anak lebih aktif dan kreatif, serta
p=0,000. Hal ini menggambarkan bahwa ada pelajaran yang diberikan lebih efektif untuk
perubahan pengetahuan yang diperoleh dari diterima anak (Masykur, 2004 dalam
pendidikan kesehatan dengan metode Listyowati, 2012). Selain itu, metode
bernyanyi. bernyanyi merupakan metode yang baru bagi
anak sehingga anak lebih senang dan aktif
Semua responden pada penelitian ini belum untuk mempelajarinya. Hal ini sesuai dengan
pernah mendapatkan pendidikan kesehatan teori psikososial Erikson, yaitu pada tahap
tentang mencuci tangan sebelumnya. prasekolah, anak mulai berinisiatif dalam
Informasi yang diberikan merupakan hal belajar mencari hal baru secara aktif (Wong,
yang baru, sehingga apabila tidak mengikuti 2009).
intervensi dengan maksimal akan
mempengaruhi penyerapan informasi yang Jumlah responden yang memiliki tindakan
diperoleh. Hal ini dibuktikan dengan 8 baik dalam mencuci tangan meningkat
responden yang memiliki nilai pengetahuan setelah diberikan pendidikan kesehatan
cukup setelah diberikan pendidikan dengan metode bernyanyi. Mayoritas
kesehatan. Selain itu, terdapat pula 2 responden berpengetahuan cukup juga

Jurnal Pediomaternal 13 Vol.3 No. 1 Oktober-April 2014


mengalami peningkatan menjadi bernyanyi. Salah satu hal yang
berpengetahuan baik, dan ada 2 responden mempengaruhi hal tersebut adalah jenis
yang mengalami peningkatan secara kelamin. 4 responden yang memiliki nilai
signifikan dari kurang menjadi baik. Data ini tindakan tetap adalah responden dengan jenis
diperkuat oleh hasil analisis statisik kelamin laki-laki. Dalam hal menjaga
menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test kesehatan, biasanya anak laki-laki kurang
yang menunjukkan adanya perbedaan yang peduli dibandingkan anak perempuan. Anak
signifikan dengan nilai p=0,000. Hal ini laki-laki sesuai dengan maskulinitasnya biasa
menggambarkan bahwa ada perubahan bermain kotor-kotoran, sedangkan anak
tindakan yang diperoleh dari pendidikan perempuan karena lebih feminin memilih
kesehatan dengan metode bernyanyi. permainan yang kalem. Hal ini yang
membedakan pemahaman mereka tentang
Menurut Leighbody (1968) yang dikutip oleh kesehatan, anak perempuan lebih peka dalam
Haryati (2009) mengatakan bahwa memelihara kesehatan.
keterampilan yang dilatih melalui praktik
secara berulang-ulang akan menjadi Peningkatan paling rendah berdasarkan
kebiasaan atau otomatis. Mencuci tangan parameter tindakan cuci tangan dengan
merupakan salah satu aspek psikomotor yang metode bernyanyi setelah dilakukan
masih dapat dibina pada anak usia prasekolah intervensi adalah tindakan no.8 yaitu
melalui pendidikan kesehatan. menggosokkan dengan memutar ujung
pergelangan tangan kanan di telapak tangan
Mayoritas responden dalam penelitian ini kiri dan sebaliknya. Hal ini dapat terjadi
memiliki tindakan cuci tangan yang baik karena anak kurang menyukai pada tindakan
setelah diberikan pendidikan kesehatan yang terlalu detail. Selain itu, anak dapat
dengan metode bernyanyi. Pendidikan beranggapan tindakan tersebut tidak menarik
kesehatan dengan metode bernyanyi telah sehingga anak tidak memiliki keinginan
meningkatkan pengetahuan responden untuk melakukannya.
sehingga tindakan dalam mencuci tangan
berubah menjadi lebih baik. Peningkatan Ada 5 responden memiliki pengetahuan yang
tindakan terjadi karena pendidikan tersebut baik setelah diberikan pendidikan kesehatan,
diterima dengan baik oleh responden. Metode namun nilai tindakan cuci tangannya masih
bernyanyi memberikan cara belajar yang cukup. 3 dari 5 responden tersebut berjenis
sangat menyenangkan bagi anak karena kelamin laki-laki. Fakta yang terjadi pada
dilakukan seperti bermain. Selain itu, saat intervensi, responden laki-laki lebih sulit
peragaan cuci tangan yang menyertai metode untuk diam dan ramai, sehingga lebih sulit
bernyanyi menyebabkan anak dapat secara untuk diajak berinteraksi dengan peneliti.
langsung mempraktekkan secara tepat Mereka kurang mau diajak untuk bernyanyi
intervensi yang telah diberikan, sehingga dan memperagakan langkah-langkah cuci
materi yang disampaikan lebih mudah tangan. Pada saat post test tindakan,
diterima oleh anak. walaupun mereka memiliki pengetahuan
yang baik, tetapi mereka sulit untuk
Tujuh siswa masih memiliki nilai tindakan memperagakan langkah-langkah cuci tangan
yang cukup setelah diberikan pendidikan yang benar. Selain terdapat responden yang
kesehatan dengan metode bernyanyi. memiliki pengetahuan lebih baik daripada
Sebagian besar dari mereka berjenis kelamin tindakan, terdapat pula responden dengan
perempuan dan merupakan anak-anak yang nilai pengetahuan yang lebih rendah daripada
pemalu dan pendiam. Mereka sulit nilai tindakannya, yakni sebanyak 5
berpartisipasi dengan peneliti ketika diajak responden. Mereka cenderung diam dan
untuk memperagakan 10 langkah cuci tangan kurang berinteraksi saat peneliti memberikan
yang benar. materi, namun saat diajak bernyanyi dan
memperagakan langkah-langkah cuci tangan,
Hasil penelitian menunjukkan masih terdapat mereka sangat antusias.
6 siswa yang memiliki nilai tindakan tetap
setelah diberikan pendidikan kesehatan
tentang cuci tangan dengan metode

Jurnal Pediomaternal 14 Vol.3 No. 1 Oktober-April 2014


SIMPULAN Setiawati & Dermawan. 2008. Proses
Pembelajaran dalam Pendidikan
Pendidikan kesehatan dengan metode
Kesehatan. Jakarta: Trans Info
bernyanyi dapat meningkatkan pengetahuan
Media.
dan tindakan cuci tangan anak usia
Suhardjo. 2003. Perencanaan Pangan dan
prasekolah di TK Aisyiyah 48 Surabaya,
Gizi. Jakarta: Bumi Aksara.
karena metode bernyanyi merupakan metode
Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk
yang sangat menyenangkan bagi anak-anak
Keperawatan. Jakarta: EGC.
sehingga dengan mudah dapat menstimulasi
Supartini, Y. 2004. Buku Ajar Konsep Dasar
indra penglihatan dan indra pendengaran
Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.
anak yang pada akhirnya minat, perhatian,
WHO. 2006. A Lively and Healthy Me,
dan konsentrasi anak menjadi lebih terfokus
(www.wpro.who.int), diakses tanggal
pada materi yang disampaikan.
8 Mei 2014 pukul 12.30 WIB.
Wong, DL. Mailyn, H. David, W. 2009. Buku
SARAN
Ajar Keperawatan Pediatrik Edisi 6.
Bagi profesi keperawatan metode bernyanyi Jakarta: EGC.
dapat digunakan sebagai alternatif metode
promosi kesehatan yang diterapkan kepada
anak usia prasekolah, khususnya untuk
mengajarkan cara cuci tangan dengan benar.

Bagi institusi sekolah metode bernyanyi


dapat digunakan sebagai metode
pembelajaran bagi siswa mengenai cuci
tangan yang benar.

Bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan


teknik pengumpulan data dengan observasi
sebanyak 2-3 kali untuk mengetahui adopsi
perilaku cuci tangan pada siswa prasekolah.

DAFTAR PUSTAKA
Haryati, M. 2010. Modal dan Teknik
Penilaian Pada Tingkat Satuan
Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada.
Listyowati, UJM. 2012. Penggunaan Metode
Menyanyi Bahasa Jerman Dalam
Pembelajaran Bahasa Jerman di
Kelas X-3 SMA Laboratorium
Universitas Negeri Malang,
(http://jurnal-
online.um.ac.id/data/artikel/artikelB2
A670D3A8696DA8086CB0B85742
1BE9.pdf), diakses tanggal 7 Mei
2014 pukul 14.00 WIB.
Mulana, HDJ. 2009. Promosi Kesehatan.
Jakarta: EGC.
Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan
Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Potter, PA & Perry, AG. 2005. Buku Ajar
Fundamental Keperawatan : Konsep,
Proses, dan Praktik. Jakarta: EGC.

Jurnal Pediomaternal 15 Vol.3 No. 1 Oktober-April 2014

Vous aimerez peut-être aussi