Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
2.2 Analisis Proses Pembuatan Cetakan Pasir Air yang langsung ditambahkan pada bahan kering sebelum Pada praktikum kali ini juga tidak digunakan cover flux
I.TUJUAN PRAKTIKUM Pada praktikum pengecoran ini cetakan pasir yang digunakan tercampur sempurna akan menyebabkan gumpalan tepung jagung . maupun degassing. Bila cover flux maupun deassing dilakukan,
terdiri dari facing sand dan backing sand. Komposisi dari facing Adanya gumpalan ini akan menyebabkan kekuatan yang tidak kemungkinan leburan logam akan terlindung dari oksidasi, dan
Setelah melakukan praktikum proses pengecoran ini,
sand adalah silika sebanyak 2825 gram, 1425 gram RCS, 250 merata pada seluruh bagian pasir cetak.Hasil backing sand dan produk hasil pengecoran akan lebih sedikit mengandung cacat
mahasiswa diharapkan dapat mengetahui sifat-sifat pasir
gram bentonit, 250 gram tepung jagung dan 250 gram air. Facing facing sand yang tidak baik inilah yang menyebabkan pasir cetak poros.
cetak dan hubungannya antara sifat-sifat pasir cetak dengan sand merupakan pasir yang memiliki ikatan sangat baik antar praktikan hancur ketika dipisahkan. Akan tetapi, karena waktu
proses penuangan yang meliputi: butir-butir pasirnya. Pasir ini juga yang akan menjadi penentu 2.4 Analisis Proses Solidifikasi
praktikum yang juga terbatas, diputuskan untuk tetap
1. Memahami perancangan sistem saluran dan hasil permukaan produk hasil cor (halus atau kasar), sedangkan menggunakan cetakan pasir yang sudah tidak berbentuk tersebut.
backing sand merupakan pasir pendukung dari fcing sand Gating system yang digunakan pada proses pembentukan produk
penambah yang sesuai dengan dimensi logam yang Model pola kayu yang digunakan oleh kelompok 3 sendiri adalah
yang digunakan untuk mengisi dan melapisi seluruh bagian dengan sand casting adalah top gating system. Logam cair akan
akan dicor. bentuk swingarm yang memiliki kemungkinan besar untuk retak
rongga pada pasir cetak..Pada percobaan kali ini, yang mengalir kecavity langsung dari atas kedasar cetakan. Keuntungan
dikarenakan adanya bagian tipis
2. Memahami cara-cara pembuatan cetakan pasir yang dari penggunaan gatting system ini adalah adanya solidifikasi
membedakan antara facing sand dan backing sand yang
baik yang sesuai dengan rancangan pola yang ada. digunakan terletak pada aditif yang digunakan. Facing sand 2.3 Analisis Proses Peleburan Logam langsung dari dasar keatas cavity atau dalam praktikum ini,
3. Memahami tahap-tahap peleburan logam. menggunkakn aditif tepung jagung sedngkan aditif pad backing snd adalah Pda praktikum ini logam yang digunakan adalah paduan solidifikasi dimulai dari bagian produknya (paling bawah) hingga
4. Memahami cara penuangan logam cair ke dalam molases . Tepung jagung akan meningkatkan ikatan antar butir alumunium , Al-Si-Mg, dengan komposisi Al-Si7%-Mg0.45%. ke sprue dan riser (paling atas). Hal tersebut sesuai dengan yang
cetakan pasir yang telah dibuat. pasir sehingga menguatkan pasir cetak. Molases akan membantu Paduan alluminium tersebut dilebur pada dapur krusibel dengan diharapkan bahwa, proses solidifikasi yang terakhir terjadi pada
meningkatkan collapsibility d a r i p a s i r c e t a k , s e h i n g g a temperatur diatur pada 850 – 852°C. Pada literatur, temperatur gatting system (riser dan sprue) maka akan terbentuk directional
5. Memahami jenis-jenis cacat yang dapat terjadi
pasir cetak mudah dihancurkan dari pola setelah produk hasil mulai cair Al-Si-Mg adalah 557°C. (sumber : Tata Surdia dan solidification kearah gatting system, dimana proses solidifikasi
pada logam hasil penuangan serta cara-cara
pengecoran tersolidifikasi sempurna. Kenji Chijiwa, 1976 : 237) ,temperatur yang telah diatur telah terjadi secara langsung dari bagian yang bersentuhan dengan
pencegahannya. dinding cetakan hingga bagian dalam logam cair. Produk hasil cor
sesuai untuk mengantisipasi cacat-cacat yang sekiranya akan
6. Memahami sifat-sifat logam hasil coran sesuai Sebelum membuat cetakan, praktikan menyiapkan pasir dan cenderung memiliki kekuatan mekanis yang rendah karena bentuk
timbul saat penuangan seperti cold shut dan misrun. Pada
dengan komposisi paduan yang digunakan bahan – bahan lainnya seperti aditif, RCS, bentonit dan air dan butirnya yang columnar. Bentuk butir columnar terjadi karena
temperatur tinggi gas hidrogen akan cenderung berdifusi kedalam
selanjutnya dicampur dan diaduk dengan merata agar bahan – ketika logam cair dituang kedalam cetakan, terdapat perbedaan
logam cair. Gas-gas hidrogen ini harus dikeluarkan dari
bahan tersebut dapat terdistribusi secara merata dan menghasilkan temperatur yang sangat tinggi sehingga pendinginan akan
II.ANALISA Aluminium cair karena akan menyebabkan terjadinya cacat pada
kualitas cetakan pasir yang baik. Pola kayu yang digunakan untuk merambat kedalam logam cair.
2.1 Tabel Data benda cor. Proses degassing merupakan langkah yang paling
sebagai model part yang akan dibentuk dilumuri dengan lilin.
Nama umum diterapkan dalam prosedur pengecoran yang berperan untuk
Swing arm selanjutnya, menyiapkan flask dan memisahkan antara cope dan
Produk mengeluarkan gas dari Aluminium cair.. Proses degassing
drag dengan drag diposisikan secara terbalik dan pola kayu
dilakukan dengan memberikan gas inert seperti gas Argon selama
Jenis Pola Pola belah (kayu) diletakkan pada bagian tengah drag dan ditaburi bedak. Lalu,
jangka waktu tertentu. Berdasarkan literatur, reaksi yang terjadi
Komposisi setengah dari jumlah facing sand ditambahkan ke dalam drag
Al ingot 100% jika adanya gas Hidrogen yang ada pada Aluminium cair:
Material untuk menutupi permukaan pola. Setelah pola tertutup, selanjutnya
Silika 2825 gr ditambahkan backing sand yang merupakan pasir hasil reklamasi 3H2O + 2 [AL] 6 [H] + (Al2O3)
hingga drag terisi penuh. Selama pengisian pasir kedalam drag, Berat jenis Al2O3 atau dross yaitu 2.1 gr/mm3 sedangkan berat
RCS 1425 gr
Komposisi pasir dipadatkan dengan rammer. Hal yang sama juga dilakukan jenis Aluminium cair adalah 2.3 gr/mm3. Sehingga Al2O3 mudah
Bentonit 250 gr
Facing sand pada cope, setengah dari facing sand sebelumnya digunakan untuk tercampur dengan Aluminium cair dan sulit untuk dipisahkan.
Tepung Jagung 250 gr menutupi pola kayu dengan gating system yang sebelumnya telah Sehingga perlu dilakukan proses degassing. Apabila gas tersebut
pasir cetak
Air 250 gr ditaburi dengan bedak. Selanjutnya backing sand ditambahkan tidak dikeluarkan, maka berpotensi mengakibatkan penyusutan
Total 5000 gr sampai cope terisi penuh sambil dipadatkan dengan rammer. (Shrinkage). Setelah proses degassing selesai dilanjutkan dengan
Jenis Dapur Al furnace Ketika cope dan drag disatukan dan kemudian dipisahkan, proses pemberian cover flux. Cover flux memiliki titik lebur yang
Temperatur terdapat banyak backing sand yang hancur sehingga di dapat lebih rendah dari Aluminium. Cover flux diaplikasikan diatas
850°C dikatakan backing sand kelompok praktikan kurang baik Hall permukaan lelehan Aluminium yang dimana cover flux akan
Tuang
Waktu yang menyebabkan ini mungkin karena terlalu basahnya campuran melebur dan membentuk lapisan proteksi yang melindungi
10” 61 backing sand, juga mungkin karena proses ramming yang kurang Aluminium cair dari oksidasi dan penyerapan gas Hidrogen dari
Tuang
dilakukan dengan baik. Hasil facing sand yang didapatkan oleh atmosfer. Cover flux terdiri dari campuran NaCl dan KCl dan juga
Berat benda mengandung beberapa tambahan seperti CaCl2, CaF2 or KF.
praktikkan juga tidak baik, terbukti dari saat pelepasan pola
cor + gating 1403 gr kayu dari cetakan, terdapat bagian pasir yang terangkat Florida (CaF2, KF) dapat mengurangi titik lebur dari flux dan Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa adanya
system (menempel) pada pola kayu. Ini menunjukkan bahwa facing sand meningkatkan kemampuan flux dalam membersihkan kotoran. perbedaan temperature yang tinggi antara permukaan cetakan dan
Berat benda yang digunakan tidak memiliki ikatan yang kuat. Penyebab utama Kemudian setelah cover flux dimasukan, dilakukan drossing untuk logam cair akan menyebabkan pendinginan merambat ke arah
cor setelah 1119 gr terjadinya facing sand yang tidak memiliki ikatan yang kuat ini mengangkat kotoran..Pada keadaan asli di praktikum ,temperatur tengah logam cair. Hal ini juga lah yang menyebabkan
digunakan temperatur tuang diatas temperature leleh paduan
machining adalah proses pencampuran air yang dilakukan secara langsung. tuang yang tercatat adalah sebesar 850oC. Setelah mengukur
Yield 79.76% Aluminium, yaitu agar logam cair akan mengisi semua rongga
temperatur tuang, dilakukannlah drossing oleh teknisi di
cetakan sebelum terjadi proses solidifikasi yang cenderung cepat
Casting Inklusi pasir, porositas gas, dan laboratorium. Drossing ini dilakukan hanya dengan menyendok
Defect shrinkage lapisan oksida yang terbentuk pada permukaan logam cair.
2.5 Analisis Fasa yang Mungkin Terbentuk