Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
DPPKAD Tangsel
BEBERAPA waktu ke depan, ON akan tinggal di balik jeruji besi setelah Kejaksaan Negeri
(Kejari) Simalungun resmi menahan pria yang pernah menjabat Camat Girsang Sipangan
Bolon ini.
Sebelumnya, Kejari telah melakukan pemeriksaan terkait dugaan korupsi penggelapan uang
pajak hotel oleh ON. Selanjutnya, ON langsung ditahan.
Kasus ini berangkat dari temuan jaksa, dimana ada indikasi penggelapan pajak hotel di
Parapat yang mencapai ratusan juta rupiah.
Dalam Temu perssnya dengan wartawan, Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Simalungun
Irvan Paham PD Samosir SH MH didampingi Kepala Seksi Pidana Khusus (Kasi Pidsus)
Parada Situmorang membenarkan penahanan terhadap ON yang diduga melakukan korupsi
atas pajak hotel sebesar Rp436 juta.
“Benar bahwa kami akan segera melakukan penahanan terhadap saudara ON, yang waktu itu
tersangka menjabat Camat Girsang Sipangan Bolon Kabupaten Simalungun, yaitu dengan
menggelapkan uang pajak hotel sekitar Rp436 juta hasil penghitungan pihak auditor. Dan ini
merupakan hadiah ulang tahun Kejaksaan. Kami tetap bekerja maksimal seperti yang
diperintahkan oleh pimpinan,” ujar Irvan.
Menurut Irvan, ON melakukan penggelapan uang negara pada tahun 2012-2013. Pasal yang
dikenakan adalah Pasal 2 dan Pasal 3 UU Nomor 31 tahun 1999. “Kami sudah melakukan
pemeriksaan sejak awal Mei 2015, karena sayapun baru datang pada Februari 2015. Ada juga
satu lagi dalam waktu dekat ini akan menyusul,” tandasnya.
Lanjutnya, dalam kasus penggelapan uang pajak hotel di Parapat, pihaknya telah melakukan
pemeriksaan 22 saksi, yaitu pihak hotel, pihak pemungut, Bendahara Camat dan Dinas
Pendapatan Kabupaten Simalungun,” jelasnya.
“Sambil kita lakukan penahanan, kita juga mengirimkan pemberitahuan kepada pihak
keluarga tersangka, sesuai dengan KUHA-Pidana , bahwa kita tetap memberitahukan dan
juga sudah kita upayakan supaya tersangka didampingi penasehat hukum. Penahanan ON
dilakukan di Lapas kelas II A Jalan Asahan Kecamatan Siantar dan sidangnya akan
dilaksanakan di Pengadilan Tipikor Medan,” imbuhnya. (TH/ara)
Sumber : http://www.metrosiantar.com
Dugaan penggelapan pajak air bawah tanah perlu diusut
MEDAN: Kalangan DPRD Sumatra Utara minta agar Badan Pemeriksa Keuangan
Perwakilan Medan mengusut dugaan penggelapan pajak air bawah tanah senilai puluhan
miliar rupiah oleh manajemen PT Kawasan Industri Medan.
Wakil Ketua Komisi C DPRD Sumut Anshari Siregar mengungkapkan selama ini manajemen
Kawasan Industri Medan hanya menyetor penerimaan pajak air bawah tanah 80 perusahaan
di kawasan industri, sementara titik pemanfaatan air bawah tanah mencapai sekitar 365
perusahaan.
''Dalam kasus ini, daerah telah dirugikan karena pajak air bawah tanah itu seharusnya disetor
ke kas daerah. Tetapi hal itu tidak dilakukan manajemen Kawasan Industri Medan sejak 2003
hingga sekarang ini,'' katanya kepada Bisnis di Medan, pekan lalu.
Dia mengungkapkan manajemen Kawasan Industri Medan diduga menggelapkan pajak air
bawah tanah dengan cara mengutip langsung iuran pajaknya kepada perusahaan-perusahaan
yang menjadi objek wajib pajak.
Padahal, tuturnya, manajemen kawasan industri tidak memiliki wewenang mengutip
langsung pajak, apalagi sampai menerbitkan surat ketetapan pajak daerah, faktur pajak,
kemudian menagih pajak melalui transfer rekening bank atas nama Kawasan Industri Medan.
''Kami sudah mendapatkan bukti-buktinya. Seharusnya kewenangan pajak air bawah tanah
ada pada Dinas Pendapatan Daerah Sumut karena pajak itu merupakan sumber pendapatan
asli daerah,'' katanya.
Menyusul temuan ini, lanjutnya, pihaknya sudah meminta Dispenda Sumut untuk melakukan
pendataan ulang sumbersumber Pendapatan Asli Daerah guna menghindari terjadinya
kebocoran potensi pendapatan daerah.
''Selama ini banyak sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah tidak terdata dengan baik karena
berbagai alasan yang sulit dipertanggungjawabkan.''
Sumbr : www.ortax.org
1. Identifikasi Masalah
2. Sisidur Yang Dilangara
3. Solusi?