Vous êtes sur la page 1sur 6

KEHILANGAN dan BERDUKA

Laporan Pendahuluan
Untuk memenuhi tugas matakuliah
Keperawatan Jiwa
Yang dibina oleh Bapak Abdul Hanan, S Kep. Ns, M Kes

Oleh
Annissa Putri Pratiwi
NIM 1601470030

POLITEKNIK KESEHATAN MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI Sarjana Terapan KEPERAWATAN LAWANG
April 2018

LAPORAN PENDAHULUAN
TENTANG KEHILANGAN dan BERDUKA

2.1 Pengertian Kehilangan dan Berduka


Kehilangan
Merupakan suatu keadaan individu berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada
menjadi tidak ada, baik sebagian atau seluruhnya.
Berduka
Respons emosi yang diekspresikan terhadap kehilangan yang dimanifestasikan adanya
perasaan sedih, gelisah, cemas, sesak nafas, susah tidur, dan lain-lain.

2.2 Tipe Kehilangan


Kehilangan dibagi dalam 2 tipe :
a. Aktual atau nyata
Mudah dikenal atau diidentifikasi oleh orang lain, misalnya amputasi, kematian orang
yang sangat berarti / di cintai.
b. Persepsi
Hanya dialami oleh seseorang dan sulit untuk dapat dibuktikan, misalnya; seseorang
yang berhenti bekerja / PHK, menyebabkan perasaan kemandirian dan kebebasannya
menjadi menurun.

2.3 Faktor Penyebab Kehilangan


Tergantung dari :
1. Arti dari kehilangan
Misalnya Kehilangan orang yang dicintai atau dihormati.
2. Sosial budaya
Misalnya kehilangan karena perpisahan dengan lingkungan yang dikenal.
3. Kepercayaan / spiritual
Misalnya kehilangan rasa kepercayaan kepada orang lain.
4. Status social ekonomi
Misalnya kehilangan harta dikarnekan bangkrut atau yang lainnya.
5. Kondisi fisik dan psikologi individu
Misalnya kehilangan kesejahteraan fisik, psikologik dan social.

2.4 Tahap Reaksi Berduka


(Potter, 1989 dan Tarwoto, 2003)
1. Pengingkaran (Denail)
Tahap kejutan dan penolakan : merupakan awal diagnosa penyakit.
Respons individu : seperti “itu tidak mungkin!” atau “saya tidak percaya”.
Fokus pada pengingkaran disebabkan tidak dapat memperhatikan fakta yang
dijelaskan.
Perasaan tidak percaya dan syok.
Tanda :
· menangis
· gelisah
· lemah
· letih
· pucat
2. Marah (Anger)
Perasaan marah yang tidak terkendali. Perasaan ini dapat diproyeksikan pada benda
atau orang.
Respons individu : “saya…?, tidak, mengapa saya?” dan muncul perasaan sedih, rasa
bersalah dan marah.
Tanda :
· Muka merah
· Suara keras
· Tangan mengepal
· Nadi cepat
· Gelisah dan prilaku agresif. Merupakan mekanisme pertahanan yang ditujukan
pada kesehtan dan kehidupan.
3. Tawar menawar (bargaining)
Individu mampu mengungkapkan marah akan kehilangan, ia akan merefleksikan rasa
bersalah, takut dan rasa berdosa
Respons individu/keluarga: “ya, benar”., “tapi…, kalau terjadi sesuatu pada saya,
biarlah setelah saya tobat”
Kesempatan menyelesaikan urusan dunia at, pembagian harta).
Semua permohonan hendaknya dipenuhi karena merupakan hal yang harus dibereskan
sebelum mati.
4. Depresi
Proses menghadapi kematian sehingga klien dan keluarga mengalami perasaan
kehilangan yang mendalam disertai depresi dan putus asa
Individu menunjukkan sikap menarik diri, tidak mau bicara, putus asa.
Prilaku : menolak makan dan susah tidur
Respons Klien : “ya, benar saya…”.
5. Menerima (acceptance)
Fase ini berkaitan dengan reorganisasi perasaan kehilangan, pikiran yang terpusat
pada objek kehilangan mulai berkurang.
Individu menyadari dan menerima proses kematian sehingga minat dan aktivitas
jangka panjang menurun.

2.5 Proses Kehilangan


a. Stressor internal atau eksternal – gangguan dan kehilangan – individu memberi
makna positif – melakukan kompensasi dengan kegiatan positif – perbaikan
(beradaptasi dan merasa nyaman).
b. Stressor internal atau eksternal – gangguan dan kehilangan – individu memberi
makna – merasa tidak berdaya – marah dan berlaku agresi – diekpresikan ke dalam
diri – muncul gejala sakit fisik.
c. Stressor internal atau eksternal – gangguan dan kehilangan – individu memberi
makna – merasa tidak berdaya – marah dan berlaku agresi – diekspresikan ke luar diri
individu – kompensasi dengan perilaku konstruktif – perbaikan (beradaptasi dan
merasa nyaman).
d. Stressor internal dan eksternal – gangguan dan kehilangan – individu memberi
makna - merasa tidak brdaya – marah dan berlaku agresi diekspresikan ke luar diri
individu – kompensasi dengan perilaku destruktif – merasa bersalah –
ketidakberdayaan.
DAFTAR PUSTAKA

Maslim, Rusdi. 1997. Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkasan. Jakarta:

PPDGJ –III

Marmis, Wf. 1994. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga University

Press

http://syehaceh.wordpress.com/2008/05/13/konsep-dasar-psikososial/ (di akses pada

tanggal 3 April 2018 pukul 10:05 wib)

http://syehaceh.wordpress.com/2009/07/02/kehilangan-dan-berduka/ (di akses pada

tanggal 3 April 2018 pukul 10:22 wib)

http://wdnurhaeny.blogspot.com/2010/02/askep-kehilangan-wnes.html (di akses pada

tanggal 3 April 2018 pukul 10:30 wib)

Vous aimerez peut-être aussi