Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Skripsi
Oleh:
Caskiman
N.I.M : 0401514013
2018
HALAMAN PERSETUJUAN
PEMBIMBING SKRIPSI
“Analisis Sosiologi Sastra Pada Puisi Arab Nqā’iḍ Dalam Puisi Farazdaq”
Telah layak diajukan untuk sidang dan telah mendapat persetujuan dari yang
tersebut di bawah ini:
KETUA
Dr. Iin Suryaningsih,
3. PROGRAM
M.A.
STUDI
i
LEMBAR PENGESAHAN
Afridesy Puji
1. KETUA/ PEMBIMBING 1
Pancarani, Lc, M.A.
Nur Hizbullah,
2. PEMBIMBING 2
S.Ag., M.Hum.
3. PENGUJI
4. PANITERA
Mengetahui:
ii
LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Nama : Caskiman
NIM. : 0401514013
menyatakan bahwa skripsi ini adalah murni hasil karya sendiri. Apabila penulis
mengutip dari karya orang lain, maka penulis mencantumkan sumbernya sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. Penulis bersedia dikenai sanksi pembatalan
skripsi ini apabila terbukti melakukan tindakan plagiat (penjiplakan).
(Caskiman)
NIM. 0401514013
iii
LEMBAR PERSEMBAHAN
Putra mu.
iv
MOTO
كف األذى
وأخالق ذي الفضل معروفة #ببذل الجميل و ّ
v
KATA PENGANTAR
Naqā’id dalam Puisi Farazdaq”. Penelitian ini mengungkapkan bahwa dalam puisi
Naqā’id Farazdaq terdapat unsur-unsur sosial yang mempengaruhi pengarang
puisi tersebut melalui Analisis Sosiologi Sastra dari teori Wellek dan Werren yang
membahas sosiologi pengarang, sosiologi karya sastra dan sosiologi pembaca.
Caskiman
vi
UCAPAN TERIMA KASIH
Penyusunan skripsi ini dapat terlaksana karena tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak yang mendukung penulis, baik secara moril maupun materil. Pada
kesempatan kali ini, penulis ingin mencurahkan rasa syukur dan terima kasih yang
setinggi-tingginya kepada Allah swt. atas rahmat dan kasih sayang-Nya. Karena
itu, penelitian ini dapat terlaksana dengan sebaik-baiknya.
1. Prof. Dr. Ir. Asep Saefuddin, M.Sc. selaku Rektor Universitas Al Azhar
Indonesia dan para wakilnya.
5. Nur Hizbullah, S.Ag., M.Hum. selaku pembimbing II. Terima kasih atas
semua waktu, pikiran, dedikasinya serta pengalaman berharga kepada
penulis. Karena, berkat dukungan dan motivasi dari beliaulah yang
membantu penulis semangat dalam mewujudkan dan menyelesaikan
skripsi ini.
vii
6. Dr. Thoyib I. M. selaku motivator terbesar penulis dari awal perkuliahan
sampai waktu yang tak terbatas. Motivasi, karya dan pengalaman beliau
yang luar biasa, mendorong penulis untuk selalu berkarya dan tidak pernah
berhenti dalam berinovasi serta belajar.
8. Seluruh dosen Program Studi Sastra Arab UAI yang penulis banggakan,
Bapak Dr. Afdol Tharik Wastono, M. Hum, Bapak Prof. Dr. Chotibul
Umam, Bapak Aliudin Mahjudin, Ustadzah Afridesy Puji Pancarani,
Ustadz Fadzurrahman, Ustadz Eldow, Ustadzah Madian. Kepada mereka,
tidak ada hadiah yang berharga selain membanggakan mereka dengan
prestasi dan mengamalkan ilmu yang telah mereka berikan.
9. Ustadz Zulkarnaen atau bang Zul terima kasih atas segala nasehat,
bimbingan, pengalaman dalam berorganisasi yang kelak bagi penulis akan
menjadi sebuah keteladanan dalam menempuh realita kehidupan yang
sesungguhnya.
10. Kedua orang tua penulis, Ayahanda Karwa (Alm) dan Ibunda Surinah.
yang penulis anggap bagiakan penyembuh di kala lelah, penenang di kala
bimbang, pemberi kasih dan cinta di kala kelamnya hati, serta pemberi
penerang di kala kesesatan melanda. Untuk mereka, terimakasih setulus-
tulusnya dari lubuk hati ini. Tidak ada kata maupun perbuatan untuk
membayar semua apa yang kalian lakukan untukku. Aku percaya bahwa
kekuatan do‟a mampu mengalahkan segalanya, serta keyakinanlah yang
membawaku kepada Allah swt. Kalian mengajarkanku mengenal dekat
akan Allah yang selalu di hatiku bahkan lebih dekat daripada itu. Begitu
juga semua keluarga ku, terimakasih atas pelukan dan semangat yang kau
berikan. Semua itu tidak akan pernah punah untuk selamanya.
viii
11. Para sahabat dan keluarga sastra Arab angkatan 2014, Eva, Laras, Virina,
Ristia, Ivan, Dinda, Ririn, Nadia, Vanny, Nanik, Fuzi, dan Diara
terimakasih berkat kalian penulis dapat bertahan melewati masa
perkuliahan yang serasa sangat penuh dengan suka dan duka.
12. Kepada senior Sastra Arab UAI, para alumni angkatan 2011, 2012, 2013
atas berbaginya pengalaman dan pembelajaran dari arti sebuah
kekeluargaan yang sangat bermakna dan berharga. Selanjutnya untuk adik-
adik angkatan 2015 sampai 2017 terimakasih atas semua dukungan dan
motvasinya dalam menuliskan dan menorehkan segala senyuman dan kata-
kata hangat, sehingga waktu terasa begitu cepat berlalu.
Caskiman
ix
DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN
LAMBANG:
x
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
a. Konsonan Tunggal
Fonem konsonan bahasa Arab yang dalam sistem tulisan Arab
dilambangkan dengan huruf, dalam pedoman ini sebagian dilambangkan dengan
huruf dan sebagian dilambangkan dengan tanda, dan sebagian lagi dilambangkan
dengan huruf dan tanda sekaligus.
ب bā‟ b -
ت tā‟ t -
ج Jīm j -
xi
خ khā‟ kh -
د Dāl d -
ر rā‟ R -
ز Zāi Z -
س Sīn S -
ش Syīn Sy -
غ Gain G -
ؼ fā‟ F -
ؽ Qāf Q -
xii
ؾ Kāf K -
ؿ Lām L -
ـ Mīm M -
ف Nūn N -
ق hā‟ H -
ك Wāwu W -
ي yā‟ Y -
b. Konsonan Rangkap
Konsonan rangkap, termasuk tanda syaddah, ditulis rangkap.
Contoh: نب
ّ ditulis /nabiyyun/
ي
c. Tā’ marbūṭah di akhir kata
Transliterasinya menggunakan:
1. Tā’ marbūṭah yang mati atau mendapat harakat sukun, transliterasinya
h, kecuali untuk kata-kata Arab yang sudah terserap menjadi bahasa
Indonesia, seperti salat, zakat, dan sebagainya.
xiii
2. Pada kata yang terakhir dengan tā’ marbūṭah diikuti oleh kata yang
menggunakan kata sandang al serta bacaan kedua kata itu terpisah,
maka tā’ marbūṭah itu ditransliterasikan dengan h.
Contoh : ةّالّْزهّر
ّْ ّجّامّع ditulis /ja>mi’ah al-azhar/
Contoh : الّْزهّر
ّْ ُّ جّامّعّ ّةditulis /ja>mi’atul azhar/
Huruf tā’ marbūṭah di akhir kata dapat dialihaksarakan sebagai t atau
dialihbunyikan sebagai h (pada pembacaan waqaf/berhenti). Bahasa
Indonesia dapat menyerap salah satu atau kedua kata tersebut.
d. Vokal Pendek
Harakat fathah ditulis a, kasrah ditulis i, dan ḍammah ditulis u.
ّب
ُ ّيّ ّْذه ditulis /yaz|habu/
e. Vokal Panjang
Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat dan
huruf/transliterasinya berupa huruf dan tanda. Vokal panjang ditulis, masing-
masing dengan tanda hubung (-) di atasnya atau biasa ditulis dengan tanda caron
seperti (â, î, û).
f. Vokal Rangkap
xiv
2. Fathah + wāwu mati ditulis au (ٔ)ا.
Contoh : ّس
ُ َّم
ْ الش ditulis /asy-syamsu/
ّالرفْي ُق
َّ ditulis /ar-rafi>qu/
Contoh : ّك
ُ الْمل ditulis /al-Maliku/
i. Huruf Besar
Huruf besar yang disebut juga huruf kapital merupakan unsur kebahasaan
yang mempunyai permasalahan yang cukup rumit. Penggunaan huruf kapital
disesuaikan dengan EYD walaupun dalam sistem tulisan Arab tidak dikenal. Kata
yang didahului oleh kata sandang alif lam, huruf yang ditulis kapital adalah huruf
xv
awal katanya bukan huruf awal kata sandangnya kecuali di awal kalimat, huruf
awal kata sandangnya pun ditulis kapital.
xvi
DAFTAR ISI
MOTTO .......................................................................................................... v
ABSTRAK ....................................................................................................xix
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 68
xviii
ABSTRAK
Sebuah karya sastra yang terlahir dari anggota masyarakat maka karya
tersebut tidak bisa lepas dari kehidupan masyarakat sekitar yang hidup pada masa
tersebut. Oleh karena itu sebuah karya sastra dapat mencerminkan kehidupan
sosial masyarakat yang mempengaruhi pemikiran penulis karya sastra itu sendiri.
Dalam penelitian ini penulis mengungkapkan faktor-faktor sosial baik dari sisi
sosial pengarang, sosial karya sastra itu sendiri dan sosial masyarakat yang
menjadi penikmat karya tersebut dengan menggunakan pendekatan teori Sosiologi
Sastra.
Adapun korpus data yang dijadikan objek kajian penulis adalah sebuah
karya puisi Arab Naqā’iḍ Farazdaq. Metode yang penulis gunakan dalam
penelitian ini adalah metode deskriptif analisis.
xix
مهخص انبحث
األدتً انزي ٔنذ يٍ أفشاد انًجرًع ثى األدب ال ًٌكٍ فصهّ عٍ حٍاج انُاس انزٌٍ
ٌعٍشٌٕ فً رنل انٕقد ذقشٌثا .نزنل ًٌكٍ األدب أٌ ٌرصٕس انحٍاج االجرًاعٍح نهًجرًع انرً
ذؤثش عهى فكشج انًؤنف فً انعًم األدتً َفسّ .فً ْزِ انثحث ٌحم انكاذة عٍ عُاصش
انعٕايم االجرًاعٍح سٕاء يٍ انجاَة االجرًاعً نهًؤنفٔ ،انعًم االجرًاعً نألدب َفسّ
ٔانًجرًع انزٌٍ صاسٔا انًسرًع عهى األدتً تاسرخذاو عهى األدتً االجرًاعً.
أٌ يجًٕعح انثٍاَاخ انًسرخذيح فً ْزا انثحث ًْ انشعش انعشتً َقائض انفشصداق.
انطشٌقح انرً ٌسرخذيٓا انكاذة فً ْزا انثحث ًْ طشٌقح انٕصفٍح انرحهٍهٍح.
َرائج يٍ ْزا انثحثٔ ،جذ انكاذة عُاصش انعٕايم االجرًاعٍح انرً ذؤثش عهى فكشج
انًؤنف ٔ األدتّ ٔانًجرًعاخ انرً ذعٍشٌٕ فً رنل انٕقد .نزنل ًٌكٍ نهكاذة أٌ ٌسرُرج أٌ
فكشج انًؤنف ذأثش تانحانح انسٍاسٍح فً رنل انٕقد ،نزنل فً شعشِ ُْاك يٕضٕع ٍْجاء
ٔفخش انزاٌ ٌٓذفا إلصانح انًعاسضٍٍ ٔانفخش أَفسّ ٔقٕئّ .شعش انُقائض ٌأثش عهى إعطاء
انذعاٌح نهًجرًع عهى انًعاسضٍٍ نهفشصدق فً َقم طًٕحاذّ يٍ خالل شعشِ.
xx
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
TINJAUAN PUSTAKA
7
8
1) Mengkaji tentang latar belakan pengarang karya sastra yang akan menjadi
objek kajian. Karena, dengan mengetahui latar belakan kehidupan
pengarang akan lebih mudah melakukan kajian aspek yang lainya.
2) Mengkaji tentang falsafah pengarang yang dianutnya, idiologi politiknya,
setatus sosialnya, pendidikanya, sosialisasinya, dan keagamaanya. Karena,
semua itu dapat menentukan visi dari karya yang dibuat oleh pengarang.
3) Mengkaji makna yang terkandung di dalam karya sastra dan mengkaitkan
dengan manfaatnya untuk masyarakat mayoritas bukan untuk kepentingan
pribadi. Semakin banyak unsur-unsur yang mengkaitkanya dengan
masyarakat semakin tinggi juga nilai karya tersebut di mata masyarakat.
4) Mengkaji tanggapan masyarakat terhadap karya sastra tersebut dan
kemafaatnya untuk orang banyak.
5) Mengkaji tatanilai budaya yang ada dalam karya sastra dan penilaian ini
dilakukan sambil menilai aspek indoktrinasi, dogma, didaktik, dan protes
sosial yang terdapat di dalamnya.
3. Sosiologi Pembaca
Mempermasalahkan pembaca dan pengaruh sosial karya tersebut,
yakni sejauh mana dampak sosial sastra bagi masyarakat pembacanya
(Wellek dan Werren, 1990: 111).
Sosiologi pengarang dapat dimaknai sebagai salah satu kajian
sosiologi sastra yang memfokuskan perhatian pada pengarang sebagai
pencipta karya sastra. Dalam sosiologi pengarang, pengarang juga sebagai
pencipta karya sastra dianggap merupakan makhluk sosial yang
keberadaanya terikat oleh setatus sosialnya dalam masyarakat, idiologi
yang dianutnya, posisinya dalam masyarakat, juga hubungannya dengan
pembaca (Wiyatmi, 2013:29).
Adapun fokus kajian dari sosiologi karya sastra. Isi kandungan
karya sastra meliputi, tujuan, serta hal-hal lain yang tersirat dalam karya
sastra itu sendiri dan yang berkaitan dengan masalah sosial (Wellek dan
Werren, 1994).
Adapun dampak dari sosiologi pembaca merupakan satu model
kajian sosiologi sastra yang memfokuskan hubungan antara karya sastra
dengan pembaca. Hal-hal yang menjadi wilayah kajiannya antara lain
adalah permasalahan pembaca dan dampak sosial karya sastra, serta
sejauh mana karya sastra ditentukan atau tergantung dari latar sosial,
perubahan dan perkembangan sosial (Wellek dan Warren, 1994).
2. Eko (2014)
3. Arini (2013)
1. Wardiah (2012)
2. Haque (2014)
1. Sosiologi Pengarang
Menyangkut masalah pengarang sebagai penghasil karya sastra.
Mempermasalahkan status sosial, ideologi sosial pengarang, dan ketertiban
pengarang di luar karya sastra.
2. Sosiologi Karya Sastra
Menyangkut eksistensi karya itu sendiri, yang memuat isi karya
sastra, tujuan, serta hal-hal lain yang tersirat dalam karya sastra itu sendiri,
dan yang berkaitan masalah-masalah sosial.
18
19
3. Sosiologi Pembaca
Sosiologi karya sastra ini berfokus pada kajian dari sosiologi karya
sastra. Isi kandungan karya sastra meliputi, tujuan, serta hal-hal lain yang
tersirat dalam karya sastra itu sendiri dan yang berkaitan dengan masalah
sosial (Wellek dan Werren, 1994). Beberapa masalah yang menjadi
wilayah kajian sosiologi karya sastra adalah sebagai berikut:
c) Serta hal-hal lain yang tersirat dalam karya sastra yang berkaitan
dengan masalah sosial.
2. Sosiologi masyarakat pembaca
satr) serta unsur ekspresi rasa dan imajinasi yang harus lebih dominan
dibanding prosa.
Pengaruh sosial
Motif
BAB IV
ANALISIS
4.1 Pengantar
27
28
a) Kelahiran
b) Suku Farazdaq
c) Riwayat pendidikan
Farzdaq memiliki talenta berpuisi sejak usia masih kecil. Pada usia
15 tahun, Farazdaq dikenal sebagai penyair, dan meskipun pernah diminta
oleh khalifah Ali bin Abi Thalib untuk bercurah pada studi al-Qur'an, ia
segera kembali membuat puisi. Dalam jiwa Badui yang sesungguhnya ia
banyak mencurahkan bakat ke satire dan menyerang Bani Nahshal dan
Bani Fuqaim. Saat Ziyad, anggota suku yang terakhir, menjadi gubernur
Basra pada tahun 669 (Syahyn :28).
tahun 92 H, disusul al-Farazdaq tahun 110 H, dan pada tahun yang sama
lebih enam bulan, Jarir juga menutup usia hidupnya (Syahyn, :39).
ِ وُُم# ب بِِفنَائِِو
اش ٌع َوأَبُ ْو ال َف َوا ِر ِس نَ ْه َش ُل ٍ َ بَْيتًا َزرارةُ ُُْمت.3
ََ ََ
Baytān zarārah muḥtabin bifinā‟iḥi # wamujāsy‟i wa abu al-fawārisi
naḥsyalu
Dan di pelataran kemuliaan ini hiduplah nenek moyang yang mulia,
diantaranya Zararah, Mujasyi‟, Abu Faraz dan Nahsyal.
ُ أَبَ ًدا إِذَا ُع َّد ال َف َع# ك ِمثْ لُ ُه ْم ِ ِ
ض ُل
َ ْال األَف َ ِ ََل ََيْتَِ ِْب بِفنَاء بَْيت.4
Lā yaḥtabi bifināi baytika miṡluḥum # abādan iẑā „udda al-fa‟ālu al-
afḍalu
Tidak ada di kaummu wahai Jarir seperti mereka yang mulia, dimana
ketika kami menghitung kebaikan-kebaikan mereka.
ِ ك بِِو ِ
اب املْن ِزُل
ُ َالكت َ َ َوق# ت بِنَ ْسج َها
َ ضى َعلَْي ُ ك ا َلعْن َكبُ ْو
َ ت َعلَْي
ْ َضَرب
َ .5
َ
Ḍarabat „alayka al-„ankabut binasjiḥā # wa qaḍā „alayka biḥi al-kitābu
al-manzilu
Dibangunkan untukmu rumah yang lemah seperti laba-laba di mana Allah
jadikan permisalan kelemahan dalam firman-Nya. “perumpamaan orang-
orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti
laba-laba yang membuat rumah kalau mereka mengetahui”(QS:Al-
Ankabut:41)
س ال َف َع ِال َو َجْن َد ُل ِ ِ
ُ َوإِذَا بَ َذ ْخ.6
ُ ُس ْفيَا ُن أ َْو عُ ُد# ت َوَرايَِِت َيَْشي ِبَا
Wa iẑā baẑakhtu warā yaty yamsyī biḥā # sufyānu aw „udusu al-fa‟āli
wajandalu
Dan apabila aku berbangga-bangga wahai Jarir, maka sesungguhnya kami
berbangga-bangga dengan panji kami (nenek moyang) yang mulia
seperti, Sufyan “Udus Al-Fa‟al” dan Jandal.
َو ْاألَ ْكَرُم ْو َن إِذَا يُ َع ُّد ْاأل ََّو ُل# اى ُم
ُص َ األَ ْكثَ ُرْو َن إِذاَ يُ َع ُّد َح.7
Al-akṡiruna iẑā yu‟addu ḥaṣāhimi # wa al-akramuna iẑā yu‟addu al-
awwalu
Dan mereka adalah orang yang paling banyak bilangannya dan lebih
dahulu menuju kemuliaan.
إِلَْي ِو ََيْلُ ْوا املْن َه ُل، ِوْرَدالْ َع ِشي# إِ َّن الز َح َام لِغَ ِْْيُك ْم فَتَ َرقَبُوا.8
َ
Inna az-zaḥāma ligayrikum fataraqabu # wirda al-„asyyi ilayyhi yakhlu
al-manhalu
Adapun kaummu wahai Jarir, sesungguhnya mereka itu lemah. Dan bukti
jika mereka lemah adalah ketidaksanggupannya dalam berebut air.
Kemudian mereka itu menunggu hingga malam hari, sepi dari desakan
orang-orang.
الو َغى َسنَتَ َس ْربَ ُل ِ ِ ِ َّ و# حلَل امللُو ِك لِباسنَا ِِف أ َْىلِنَا.9
َ السابغَات إ ََل َ ُ َ ُْ ُ ُ
Ḥulalu al-muluki libāsunā fiahlinā # wa as-sabigāti ilā al-wagā
sanatasarbalu
Pakaian raja adalah pakaian kami, kemewahan dalam peperangan, kami
pakai.
33
ِ ِ
َعُّز َوأَطْ َو ُل
َ بَْيتًا َد َعائ ُموُ أ# الس َماءَ بَ ََن لَنَا
َّ ك َ َّ إِ َّن الَّذ ْي ََس.1
الس َم ِاء فَِإنَّوُ ََل يَْن َق ُل
َ َح َك ُم# ك َوَما بَ ََن
ِ
ُ بَْيتًا بَنَاهُ لَنَا املل.2
َ
Pada kutipan bait-bait puisi Farazdaq di atas, memiliki qảfiyah
(rima akhir atau kesesuaian akhir baris/ satr) yang berakhiran sama,yaitu
diakhiri bunyi “ ”ه. Hal inilah yang menunjukan bahwa karya tersebut
adalah sebuah karya puisi bukan sebuah karya prosa atau yang lainnya.
34
ِ ك بِِو ِ
اب املْن ِزُل
ُ َالكت َ َ َوق# ت بِنَ ْسج َها
َ ضى َعلَْي ُ العْن َكبُ ْو
َ ك َ ت َعلَْي
ْ َضَرب
َ
َ
Dibangunkan untukmu rumah yang lemah seperti laba-laba dimana
Allah jadikan permisalan kelemahan dalam firman-Nya. “perumpamaan
orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah
seperti laba-laba yang membuat rumah kalau mereka mengetahui”(QS:Al-
Ankabut:41)
Analisis
Data 1
ِ ِ
َعُّز َوأَطْ َو ُل
َ بَْيتًا َد َعائ ُموُ أ# الس َماءَ بَ ََن لَنَا
َّ كَ َّإِ َّن الَّذ ْي ََس
Inna allaẑī sammaka as-samāi bānā lanā # bāytān da‟āimuḥu a‟azzu wa
aṭwalu
Sesungguhnya Allah yang meninggikan langit dan yang telah memberikan
kami kemuliaan lebih kuat dan besar dari segala kemuliaan.
36
Analisis
a) Sosiologi pengarang
d) Tema
Data 2
Analisis
a) Sosiologi pengarang
d) Tema
Data 3
ِ وُُم# ب بِِفنَائِِو
اش ٌع َوأَبُ ْو ال َف َوا ِر ِس نَ ْه َش ُل ٍ َبَْيتًا َزرارةُ ُُْمت
ََ ََ
Baytān zarārah muḥtabin bifinā‟iḥi # wamujāsy‟i wa abu al-fawārisi
naḥsyalu
Dan di pelataran kemuliaan ini hiduplah nenek moyang yang mulia,
diantaranya Zararah, Mujasyi‟, Abu Faraz dan Nahsyal.
Analisis
a) Sosiologi pengarang
d) Tema
Data 4
Tidak ada di kaummu wahai Jarir seperti mereka yang mulia, dimana
ketika kami menghitung kebaikan-kebaikan mereka.
Analisis
a) Sosiologi pengarang
.
44
d) Tema
Data 5
ِ ك بِِو ِ
اب املْن ِزُل
ُ َالكت َ َ َوق# ت بِنَ ْسج َها
َ ضى َعلَْي ُ العْن َكبُ ْو
َ ك َ ت َعلَْي
ْ َضَرب
َ
َ
Ḍarabat „alayka al-„ankabut binasjiḥā # wa qaḍā „alayka biḥi al-kitābu
al-manzilu
Dibangunkan untukmu rumah yang lemah seperti laba-laba di mana Allah
jadikan permisalan kelemahan dalam firman-Nya. “perumpamaan orang-
orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti
laba-laba yang membuat rumah kalau mereka mengetahui”(QS:Al-
Ankabut:41)
Analisis
a) Sosiologi pengarang
tersebut tergambar pada kalimat yang telah di beri garis bawah ل ْ َض َشب
َ ج َعيَ ْي َ
ُ ْ اى َع ْن َنبُىḌarabat „alayka al-„ankabut bahwa Farazdaq mempunyai tujuan
ث
untuk merendahkan suku Jarir dengan mengatakan bahwa rumah suku
Jarir itu sangat kecil sehingga diserupakan dengan rumah laba-laba yang
tertulis di dalam kitab.
e) Tema
Data 6
Analisis
a) Sosiologi pengarang
Kaitanya dengan dua kutipan bait puisi di atas bahwa kutipan bait
tersebut mencerminkan adanya konflik pada hubungan sosial antara
Farazdaq dan Jarir yang dimana mereka berdua adalah merupakan
anggota dari masyarakat yang lahir pada masa tersebut. Pertikaian
ُ َوإِ َرا بَ َز ْخ
tersebut tergambar pada kalimat yang telah diberi garis bawah ج
َو َساََخِي ََ َْ ِشي بِهَاWa iẑā baẑakhtu warā yaty yamsyī biḥā bahwa Farazdaq
mempunyai tujuan untuk menyombongkan dirinya dengan menyebutkan
kemuliaan leluhurnya dihadapan Jarir dan masyarakat.
d) Tema
Data 7
Analisis
e) Sosiologi pengarang
Kaitanya dengan dua kutipan bait puisi di atas bahwa kutipan bait
tersebut mencerminkan adanya konflik pada hubungan sosial antara
Farazdaq dan Jarir yang dimana mereka berdua adalah merupakan
anggota dari masyarakat yang lahir pada masa tersebut. Pertikaian
tersebut tergambar pada kalimat yang telah di beri garis bawah َُ َْو ْالَ ْم َش ٍُى
إِ ْرَُ َع ُّذ ْالَو ُهwa al-akramuna iẑ‟ yu‟addu al-awwalu bahwa Farazdaq
mempunyai tujuan untuk menyombongkan dirinya dengan menyebutkan
leluhurnya adalah orang yang paling mulia dihadapan Jarir dan
masyarakat.
h) Tema
Data 8
إِلَْي ِو ََيْلُ ْوا املْن َه ُل، ِوْرَدالْ َع ِشي# إِ َّن الز َح َام لِغَ ِْْيُك ْم فَتَ َرقَبُوا
َ
Inna az-zaḥāma ligayrikum fataraqabu # wirda al-„asyyi ilayyhi yakhlu
al-manhalu
Adapun kaummu wahai Jarir, sesungguhnya mereka itu lemah. Dan bukti
jika mereka lemah adalah ketidaksanggupannya dalam berebut air.
Kemudian mereka itu menunggu hingga malam hari, sepi dari desakan
orang-orang.
Analisis
a) Sosiologi pengarang
d) Tema
berebut air. Maka bait puisi yang menunjukan sebuah hinaan itu
merupakan bait yang bertemakan Hijā. Seperti yang dikemukakan oleh Al-
Hasyimi (1965: 25-26) bahwa Hijā, adalah puisi yang digunakan untuk
mencaci dan mengejek seorang musuh dengan menyebutkan kejelekan dan
kelemahan orang itu.
Data 9
الو َغى َسنَتَ َس ْربَ ُل ِ ِ ِ َّ و# حلَل امللُو ِك لِباسنَا ِِف أ َْىلِنَا
َ السابغَات إ ََل َ ُ َ ُْ ُ ُ
Ḥulalu al-muluki libāsunā fiahlinā # wa as-sabigāti ilā al-wagā
sanatasarbalu
Pakaian raja adalah pakaian kami, kemewahan dalam peperangan, kami
pakai.
Analisis
a) Sosiologi pengarang
mana karya sastra ditentukan atau tergantung dari latar sosial, perubahan
dan perkembangan sosial.
d) Tema
Data 10
Analisis
a) Sosiologi pengarang
d) Tema
Data 11
Analisis
a) Sosiologi pengarang
d) Tema
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
65
66
5.2 Saran
Daftar Pustaka
Arini, Novi, 2013. Tema Satire dalam Puisi Jarir Ibn Athyyah Ibn
Khathfy. Jurnal Ilmiyah. Jakarta: Program Studi Arab Fakultas Ilmu
Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia.
Kamil, Sukron. 2012. Teori Kritik Sastra Arab Klasik & Moderen:
Jakarta: Rajawali Pers.
69
Mahmudah, Rafa‟ah. 2011. الشعر السياسي للشيعي في العصر األموي. جاٍعت ششَف
هذاَت هللا اإلسالٍيت اىحنىٍيت
Mufti, Asep Ramdlani. 2013. Puisi Sebagai Alat Propaganda Pada Masa
Dinasti Umayyah. Universitas Indonesia.
Syahyn, hanim sayid. Tanpa tahun. نصوص أدبية من العصر األموى. جاٍعت الصهش.