Vous êtes sur la page 1sur 26

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN

KATARAK APLIKASI NANDA, NOC, NIC


ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN KATARAK APLIKASI NANDA, NOC, NIC

Disusun oleh :

Florianus Situ ( 2110096 )

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN GEMA INSAN AKADEMIK


PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN
MAKASSAR
2013

A. Pengertian

Katarak adalah kekeruhan(bayangan seperti awan) pada lensa tanpa disertai rasa nyeri yang

berangsur-angsur penglihatan menjadi kabur dan akhirnya tidak dapat melihat oleh karena mata

tidak dapat menerima cahaya.

Klasifikasi katarak :

1. Katarak senilis

Dibagi dalam 4 stadium yaitu ;

a. Katarak insipien : kekeruhan lensa sangat tipis terutama di bagian peifer kortek.Biasanya tidak

menimbulkan gangguan penglihatan dan masih dapat dikoreksi 6/6.


b. Katarak Imatur ; kekeruhan terutama terjadi di bagian posterior uji bayangan masih positif.

Visus 3/60-6/30.

c. Katarak matur : kekeruhan lensa sudah menyeluruh dan uji bayangan sudah negatif. Tajam

penglihatan bervariasi antara 1/300 – seper tak terhingga.

d. Katarak hipermetur : terjadi pengerutan kapsul lensa, kortek lensa mencair dan nukleus bergerak

ke bawah disebut juga katarak Morgagni.

2. Katarak komplikata : katarak yang berkembang sebagai efek langsung dari adanya penyakit

intraokuler sesuai fisiologi lensa.Misal : uveitis anterior kronis, gloukoma kongesti akut.

3. Katarak toksika : jarang terjadi, biasanya karena obat steroid, klorpromazin, preparat emas.

4. Katarak yang berhubungan dengan penyakit sistemik : bisa menyertai kelainan sistemik DM,

sindroma hipokalsemi, hipoparatiroidisme.

5. Katarak traumatik : katarak akibat trauma, paling sering adanya korpus alienum yang

menyebabkan lesi atau injury pada lensa atau oleh trauma tumpul pada bola mata.

6. Katarak kongenital : kekeruhan lensa yang terjadi sejak lahir atau segera setelah lahir.

B. Etiologi

Degenerasi, gangguan metabolik, radiasi, pengaruh zat kimia, infeksi dan penyakit mata lain.

Penyebab umumnya adalah karena proses ketuaan ( katarak senillis)

Kongenital, merupakan salah satu kelaianan herediter sebagai akibat dari infeksi virus

prenatal seperti pada german measless.

Penyebab yang lain bisa meliputi trauma, infeksi pada traktur uvea, penyakit sistemik seperti

DM dan pemaparan berlebihan dengan sinar ultraviolet


C. Patofisiologi

Lensa normalnya bening/transparan agar cahaya dapat masuk kedalam mata. Perubahan

biokimia dapat terjadi pada lensa, sehingga menyebabkan perubahan pada susunan anatomi

maupun fisiologinya

Trauma dapat menyebabkan perubahan pada serabut-serabut yang menyebabkan lensa

menjadi keruh, kemudian menghalangi jalannya cahaya yang masuk kedalam retina. Katarak

matur merupakan perkembangan dari berbagai katarak pada kapsul lensa. Dewasa ini katarak

dapat di hilangkan melalui tindakan operasi.

Bagaimanapun derajat penurunan tajam penglihatan akan mengganggu aktifitas sehari-hari.

Katarak dapat berkembang pada kedua mata, sebagaimana pada katarak senillis, hanya saja

rentangnya yang berbeda

D. Tanda dan Gejala

a. Tanda : Lensa keruh, Penglihatan kabur secara berangsur-angsur tanpa rasa sakit, pupil

berwarna putih, miopisasi pada katarak intumessen.

b. Gejala : Merasa silau terhadap cahaya matahari, Penglihatan kabur secara berangsur-angsur

tanpa rasa sakit, Penglihatan diplopia monokuler (dobel), Persepsi warna berubah, perubahan

kebiasaan hidup.

E. Golongan berisiko

Golongan yang berisiko mengidap katarak adalah seperti berikut:

 DM

 Merokok

 Peningkatan asam urat


 Hipertensi

 Defisiensi anti oksidan

 Miopi yang tinggi

 Ibu mengandung yang mengidap penyakit rubella

 Orang dewasa yang berusia 60 tahun keatas

F. Diagnosis :

a. Kartu snellen : untuk memeriksa tajam penglihatan, pada stadium insipien dan imatur dicoba

untuk koreksi

b. Lampu senter : untuk memeriksa pupil. Reflek pupil masih normal, tampak kekeruhan pada

lensa, terutama bila pupil dilebarkan. Proyeksi sinar dan warna pada katarak matur diperiksa

untuk mengetahui fungsi retina secara garis besar.

c. Oftalmoskopi : pupil hendaknya dilebarkan dulu. Pada katarak insipien dan matur tampak

kekeruhan, kehitam-hitaman dengan latar belakang kemerahan, sedang pada katarak matur hanya

tampak warna kehitaman.

d. Slit lamp : untuk mengetahui posisi dan tebal kekeruhan.

G. Data Penunjang

 Pemeriksaan laboratorium

 Pemeriksaan EKG

 Pemeriksaan USG mata

 Pemeriksaan biometri
H. Komplikasi

Komplikasi pada katarak yang mungkin terjadi antara lain :

 Glaukoma

 Hyphema

 Tegangan pada jahitan

 Infeksi

I. Penatalaksanaan

a. Non Bedah :

Tak ada spesifik, midriatik siklopegik dapat digunakan pada katarak sentral yang kecil.

b. Bedah :

Dilakukan bila tajam penglihatan sudah mengganggu pekerjaan sehari-hari atau bila katarak

senilis sudah matur.

Pengangkatan lensa dapat dilakukan dengan :

1. Ekstrakapsuler + IOL

2. Intrakapsule + IOL

3. Setelah itu, untuk koreksi afakia dapat dipakai : kacamata, lensa kontak atau

pemasangan/implantasi lensa intra okuler.

J. Diagnosa Keperawatan Yang Sering Muncul

1. Pre Operasi
a. Resiko cedera

b. Koping individu inefektif

c. Cemas

d. Kurang pengetahuan

2. Post Operasi

a. Nyeri

b. Resiko infeksi

c. Cemas

d. Kurang pengetahuan
Rencana keperawatan

No DX Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


1 Resiko Injury b/d immobilisasi, NOC : Risk Kontrol NIC : Environment Management (
penekanan sensorik patologi Kriteria Hasil : lingkungan)
intrakranial dan ketidaksadaran  Klien terbebas dari cedera  Sediakan lingkungan yang aman un
 Klien mampu menjelaskan  Identifikasi kebutuhan keamanan pa
Definsi : cara/metode untukmencegah dengan kondisi fisik dan fungsi kogn
Dalam risiko cedera sebagai hasil injury/cedera riwayat penyakit terdahulu pasien
dari interaksi kondisi lingkungan  Klien mampu menjelaskan  Menghindarkan lingkungan yang be
dengan respon adaptif indifidu dan factor resiko dari memindahkan perabotan)
sumber pertahanan. lingkungan/perilaku personal Memasang side rail tempat tidur
 Mampumemodifikasi gaya  Menyediakan tempat tidur yang nya
Faktor resiko : hidup untukmencegah injury Menempatkan saklar lampu ditempa
Eksternal  Menggunakan fasilitas dijangkau pasien.
 Mode transpor atau cara perpindahan kesehatan yang ada  Membatasi pengunjung
 Manusia atau penyedia pelayanan  Mampu mengenali  Memberikan penerangan yang cuku
kesehatan (contoh : agen perubahan status kesehatan 
nosokomial) Menganjurkan keluarga untuk mene
 Pola kepegawaian : kognitif, afektif,  Mengontrol lingkungan dari kebisin
dan faktor psikomotor  Memindahkan barang-barang yang
 Fisik (contoh : rancangan struktur membahayakan
dan arahan masyarakat, bangunan  Berikan penjelasan pada pasien dan
dan atau perlengkapan) pengunjung adanya perubahan status
 Nutrisi (contoh : vitamin dan tipe penyebab penyakit.
makanan)
 Biologikal ( contoh : tingkat
imunisasi dalam masyarakat,
mikroorganisme)
 Kimia (polutan, racun, obat, agen
farmasi, alkohol, kafein nikotin,
bahan pengawet, kosmetik, celupan
(zat warna kain))Internal
 Psikologik (orientasi afektif)
 Mal nutrisi
 Bentuk darah abnormal, contoh :
leukositosis/leukopenia, perubahan
faktor pembekuan, trombositopeni,
sickle cell, thalassemia, penurunan
Hb, Imun-autoimum tidak
berfungsi.
 Biokimia, fungsi regulasi (contoh :
tidak berfungsinya sensoris)
 Disfungsi gabungan
 Disfungsi efektor
 Hipoksia jaringan
 Perkembangan usia (fisiologik,
psikososial)
 Fisik (contoh : kerusakan
kulit/tidak utuh, berhubungan
dengan mobilitas)

2. Nyeri akut/kronis NOC : Pain Managemen


 Pain Level,  Lakukan pengkajian nyeri secara ko
Definisi :  Pain control, termasuk lokasi, karakteristik, durasi
Sensori yang tidak menyenangkan Comfort level kualitas dan faktor presipitasi
dan pengalaman emosional yang Kriteria Hasil :  Observasi reaksi nonverbal dari keti
muncul secara aktual atau potensial Mampu mengontrol nyeri  Gunakan teknik komunikasi terapeu
kerusakan jaringan atau (tahu penyebab nyeri, mengetahui pengalaman nyeri pasien
menggambarkan adanya kerusakan mampu menggunakan tehnik Kaji kultur yang mempengaruhi resp
(Asosiasi Studi Nyeri nonfarmakologi untuk  Evaluasi pengalaman nyeri masa lam
Internasional): serangan mendadak mengurangi nyeri, mencari  Evaluasi bersama pasien dan tim ke
atau pelan intensitasnya dari ringan bantuan) tentang ketidakefektifan kontrol nye
sampai berat yang dapat  Melaporkan bahwa nyeri  Bantu pasien dan keluarga untuk me
diantisipasi dengan akhir yang berkurang dengan menemukan dukungan
dapat diprediksi dan dengan durasi menggunakan manajemen  Kontrol lingkungan yang dapat mem
kurang dari 6 bulan. nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan d
 Mampu mengenali nyeri  Kurangi faktor presipitasi nyeri
Batasan karakteristik : (skala, intensitas, frekuensi 
 Laporan secara verbal atau non Pilih dan lakukan penanganan nyeri
dan tanda nyeri) farmakologi dan inter personal)
verbal
 Menyatakan rasa nyaman  Kaji tipe dan sumber nyeri untuk me
 Fakta dari observasi
setelah nyeri berkurang intervensi
 Posisi antalgic untuk menghindari
 Tanda vital dalam rentang  Ajarkan tentang teknik non farmako
nyeri
normal 
 Gerakan melindungi Berikan analgetik untuk mengurang
 Tingkah laku berhati-hati  Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
 Muka topeng  Tingkatkan istirahat
 Gangguan tidur (mata sayu, tampak  Kolaborasikan dengan dokter jika ad
capek, sulit atau gerakan kacau, tindakan nyeri tidak berhasil
menyeringai)  Monitor penerimaan pasien tentang
 Terfokus pada diri sendiri
 Fokus menyempit (penurunan Analgesic Administra
persepsi waktu, kerusakan proses  Tentukan lokasi, karakteristik, kuali
berpikir, penurunan interaksi nyeri sebelum pemberian obat
dengan orang dan lingkungan)  Cek instruksi dokter tentang jenis ob
 Tingkah laku distraksi, contoh : frekuensi
jalan-jalan, menemui orang lain  Cek riwayat alergi
dan/atau aktivitas, aktivitas  Pilih analgesik yang diperlukan atau
berulang-ulang) analgesik ketika pemberian lebih dar
 Respon autonom (seperti diaphoresis,  Tentukan pilihan analgesik tergantu
perubahan tekanan darah, beratnya nyeri
perubahan nafas, nadi dan dilatasi  Tentukan analgesik pilihan, rute pem
pupil) optimal
 Perubahan autonomic dalam tonus  Pilih rute pemberian secara IV, IM u
otot (mungkin dalam rentang dari nyeri secara teratur
lemah ke kaku)  Monitor vital sign sebelum dan sesu
 Tingkah laku ekspresif (contoh : analgesik pertama kali
gelisah, merintih, menangis,  Berikan analgesik tepat waktu teruta
waspada, iritabel, nafas hebat
panjang/berkeluh kesah)
 Evaluasi efektivitas analgesik, tanda
 Perubahan dalam nafsu makan dan
samping)
minum

Faktor yang berhubungan :


Agen injuri (biologi, kimia, fisik,
psikologis)
Ketidakefektifan koping keluarga; Koping Indicator : Peningkatan koping
menurun
 Menunjukan fleksibilitas  hargai pemahaman pasien tentang p
Batasan karakteristik : peran konsep diri
 Gangguan tidur  keluarga menunjukan  hargai dan diskusikan alternative res
 Penyalahgunaan bahan kimia fleksibilitas peran para situasi
 Penurunan penggunaan dukungan anggotanya  hargai sikap klien terhadap perubah
social  pertentangan masalah hubungan
 Konsentrasi yang buruk  nilai keluarga dapat  dukung penggunaan sumber spiritua
 Kelelahan mengatur masalah-masalah  gunakan pendekatan yang tenang da
 Mengeluhkan ketidakmampuan  memanage masalah  sediakan informasi actual tentang di
koping  melibatkan anggota dan prognosis
 Perilaku merusak terhadap keluarga dalam membuat  sediakan pilihan yang realistis tenta
diri/orang lain keputusan perawatan saat ini
 Ketidakmampuan memenuhi  mengekspresikan perasaan  dukung penggunaan mekanisme def
harapan peran dan kebebasan emosional  dukung keterlibatan keluarga denga
 menunjukan strategi untuk  Bantu pasien untuk mengidentifikas
Factor yang berhubungan : memanaj masalah untuk mengatasi keterbatasan dan m
 Perbedaan gender dalam strategi  menggunakan strategi hidup dan perubahan peran
koping penurunan stress  Bentu klien mengidentifikasi kemun
 Tingkat percaya diri tidak adekuat peduli terhadap kebutuhan terjadi
 Ketidak pastian anggota keluarga  Bentu klien beradaptasi dan mengan
 Support social tidak efektif  menentukan prioritas klien
 Derajat pengobatan tingkat tinggi  menentukan jadwal untuk
 Krisis situasional/maturasional rutinitas danm aktivitas
keluarga]
 menjadwalkan untuk respite
care
 mempunyai perencanaan
pada kondisi kegawatan
 memelihara kestabilan
financial
 mencari bantuan ketika
dibutuhkan
 menggunakan support social

keterangan penilaian NOC :


1= tidak dilakukan sama sekali
2= jarang dilakukan
3= kadang dilakukan
4= sering dilakukan
5= selalu dilakukan

3 Resiko Infeksi NOC : NIC :


Definisi : Peningkatan resiko Infection Control (Kontrol infeksi)
masuknya organisme patogen  Immune Status
 Knowledge : Infection  Bersihkan lingkungan setelah dipak
Faktor-faktor resiko : control  Pertahankan teknik isolasi
 Prosedur Infasif  Risk control  Batasi pengunjung bila perlu
 Ketidakcukupan pengetahuan untuk  Instruksikan pada pengunjung untuk
menghindari paparan patogen Kriteria Hasil : saat berkunjung dan setelah berkunju
 Trauma pasien
 Kerusakan jaringan dan peningkatan Klien bebas dari tanda dan  Gunakan sabun antimikrobia untuk
paparan lingkungan gejala infeksi  Cuci tangan setiap sebelum dan sesu
 Ruptur membran amnion  Menunjukkan kemampuan kperawtan
 Agen farmasi (imunosupresan) untuk mencegah timbulnya  Gunakan baju, sarung tangan sebaga
 Malnutrisi
 Peningkatan paparan lingkungan infeksi  Pertahankan lingkungan aseptik sela
patogen  Jumlah leukosit dalam batas alat
 Imonusupresi normal  Ganti letak IV perifer dan line centr
 Ketidakadekuatan imum buatan  Menunjukkan perilaku sesuai dengan petunjuk umum
 Tidak adekuat pertahanan sekunder hidup sehat  Gunakan kateter intermiten untuk m
(penurunan Hb, Leukopenia, kandung kencing
penekanan respon inflamasi)  Tingktkan intake nutrisi
 Tidak adekuat pertahanan tubuh  Berikan terapi antibiotik bila perlu
primer (kulit tidak utuh, trauma
jaringan, penurunan kerja silia, Infection Protection (proteksi terh
cairan tubuh statis, perubahan  Monitor tanda dan gejala infeksi sis
sekresi pH, perubahan peristaltik)
 Monitor hitung granulosit, WBC
 Penyakit kronik
 Monitor kerentanan terhadap infeks
 Batasi pengunjung
 Saring pengunjung terhadap penyak
 Partahankan teknik aspesis pada pas
 Pertahankan teknik isolasi k/p
 Berikan perawatan kuliat pada area
 Inspeksi kulit dan membran mukosa
kemerahan, panas, drainase
 Ispeksi kondisi luka / insisi bedah
 Dorong masukkan nutrisi yang cuku
 Dorong masukan cairan
 Dorong istirahat
 Instruksikan pasien untuk minum an
resep
 Ajarkan pasien dan keluarga tanda d
 Ajarkan cara menghindari infeksi
 Laporkan kecurigaan infeksi
 Laporkan kultur positif
4 Kecemasan berhubungan dengan NOC : NIC :
kurang pengetahuan dan  Anxiety control Anxiety Reduction (penurunan ke
hospitalisasi  Coping
Definisi :  Gunakan pendekatan yang menenan
Perasaan gelisah yang tak jelas dari Kriteria Hasil :  Nyatakan dengan jelas harapan terh
ketidaknyamanan atau ketakutan  Jelaskan semua prosedur dan apa ya
yang disertai respon autonom  Klien mampu selama prosedur
(sumner tidak spesifik atau tidak mengidentifikasi dan  Temani pasien untuk memberikan k
diketahui oleh individu); perasaan mengungkapkan gejala mengurangi takut
keprihatinan disebabkan dari cemas  Berikan informasi faktual mengenai
antisipasi terhadap bahaya. Sinyal  Mengidentifikasi, tindakan prognosis
ini merupakan peringatan adanya mengungkapkan dan  Dorong keluarga untuk menemani a
ancaman yang akan datang dan menunjukkan tehnik untuk  Lakukan back / neck rub
memungkinkan individu untuk mengontol cemas  Dengarkan dengan penuh perhatian
mengambil langkah untuk
menyetujui terhadap tindakan  Vital sign dalam batas  Identifikasi tingkat kecemasan
Ditandai dengan normal  Bantu pasien mengenal situasi yang
 Gelisah  Postur tubuh, ekspresi kecemasan
 Insomnia wajah, bahasa tubuh dan  Dorong pasien untuk mengungkapk
 Resah tingkat aktivitas ketakutan, persepsi
 Ketakutan menunjukkan berkurangnya Instruksikan pasien menggunakan te
 Sedih kecemasan  Barikan obat untuk mengurangi kec
 Fokus pada diri
 Kekhawatiran
 Cemas
5 Kurang Pengetahuan NOC : NIC :

Definisi :  Kowlwdge : disease process Teaching : disease Process


Tidak adanya atau kurangnya  Kowledge : health Behavior
informasi kognitif sehubungan  Berikan penilaian tentang tingkat pe
dengan topic spesifik. Kriteria Hasil : tentang proses penyakit yang spesifik
 Jelaskan patofisiologi dari penyakit
Batasan karakteristik :  Pasien dan keluarga ini berhubungan dengan anatomi dan
memverbalisasikan adanya menyatakan pemahaman cara yang tepat.
masalah, ketidakakuratan tentang penyakit, kondisi,  Gambarkan tanda dan gejala yang b
mengikuti instruksi, perilaku tidak prognosis dan program penyakit, dengan cara yang tepat
sesuai. pengobatan  Gambarkan proses penyakit, dengan
 Pasien dan keluarga mampu Identifikasi kemungkinan penyebab
melaksanakan prosedur yang tepat
Faktor yang berhubungan : dijelaskan secara benar  Sediakan informasi pada pasien tent
keterbatasan kognitif, interpretasi  Pasien dan keluarga mampu dengan cara yang tepat
terhadap informasi yang salah, menjelaskan kembali apa  Hindari harapan yang kosong
kurangnya keinginan untuk yang dijelaskan perawat/tim Sediakan bagi keluarga informasi te
mencari informasi, tidak kesehatan lainnya pasien dengan cara yang tepat
mengetahui sumber-sumber
informasi.  Diskusikan perubahan gaya hidup y
diperlukan untuk mencegah komplik
akan datang dan atau proses pengont
 Diskusikan pilihan terapi atau penan
 Dukung pasien untuk mengeksplora
mendapatkan second opinion dengan
atau diindikasikan
 Eksplorasi kemungkinan sumber ata
dengan cara yang tepat
 Rujuk pasien pada grup atau agensi
lokal, dengan cara yang tepat
 Instruksikan pasien mengenai tanda
melaporkan pada pemberi perawatan
dengan cara yang tepat
Diposkan 14th August 2013 oleh Anno Making
0

Tambahkan komentar

Memuat
Template Tampilan Dinamis. Diberdayakan oleh Blogger.

anno making

 Klasik
 Kartu Lipat
 Majalah
 Mozaik
 Bilah Sisi
 Cuplikan
 Kronologis

KKN Profesi Ilmu Keperawatan Posko Leang-leang. Kab. Maros-Sulawesi


Selatan

1
Laporan Pendahuluan Abses Hepar

Laporan Pendahuluan Demam Thypoid

Daftar Diagnosa Keperawatan NANDA NOC dan NIC

Proses Penuaan Pada Sistem Pengideraan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN KATARAK APLIKASI NANDA,


NOC, NIC

intervensi keperawatan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN


KATARAK APLIKASI NANDA, NOC, NIC
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN KATARAK APLIKASI NANDA, NOC, NIC

Disusun oleh :

Florianus Situ ( 2110096 )

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN GEMA INSAN AKADEMIK


PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN
MAKASSAR
2013

A. Pengertian
Katarak adalah kekeruhan(bayangan seperti awan) pada lensa tanpa disertai rasa nyeri yang

berangsur-angsur penglihatan menjadi kabur dan akhirnya tidak dapat melihat oleh karena mata

tidak dapat menerima cahaya.

Klasifikasi katarak :

1. Katarak senilis

Dibagi dalam 4 stadium yaitu ;

a. Katarak insipien : kekeruhan lensa sangat tipis terutama di bagian peifer kortek.Biasanya tidak

menimbulkan gangguan penglihatan dan masih dapat dikoreksi 6/6.

b. Katarak Imatur ; kekeruhan terutama terjadi di bagian posterior uji bayangan masih positif.

Visus 3/60-6/30.

c. Katarak matur : kekeruhan lensa sudah menyeluruh dan uji bayangan sudah negatif. Tajam

penglihatan bervariasi antara 1/300 – seper tak terhingga.

d. Katarak hipermetur : terjadi pengerutan kapsul lensa, kortek lensa mencair dan nukleus bergerak

ke bawah disebut juga katarak Morgagni.

2. Katarak komplikata : katarak yang berkembang sebagai efek langsung dari adanya penyakit

intraokuler sesuai fisiologi lensa.Misal : uveitis anterior kronis, gloukoma kongesti akut.

3. Katarak toksika : jarang terjadi, biasanya karena obat steroid, klorpromazin, preparat emas.

4. Katarak yang berhubungan dengan penyakit sistemik : bisa menyertai kelainan sistemik DM,

sindroma hipokalsemi, hipoparatiroidisme.

5. Katarak traumatik : katarak akibat trauma, paling sering adanya korpus alienum yang

menyebabkan lesi atau injury pada lensa atau oleh trauma tumpul pada bola mata.

6. Katarak kongenital : kekeruhan lensa yang terjadi sejak lahir atau segera setelah lahir.
B. Etiologi

Degenerasi, gangguan metabolik, radiasi, pengaruh zat kimia, infeksi dan penyakit mata lain.

Penyebab umumnya adalah karena proses ketuaan ( katarak senillis)

Kongenital, merupakan salah satu kelaianan herediter sebagai akibat dari infeksi virus

prenatal seperti pada german measless.

Penyebab yang lain bisa meliputi trauma, infeksi pada traktur uvea, penyakit sistemik seperti

DM dan pemaparan berlebihan dengan sinar ultraviolet

C. Patofisiologi

Lensa normalnya bening/transparan agar cahaya dapat masuk kedalam mata. Perubahan

biokimia dapat terjadi pada lensa, sehingga menyebabkan perubahan pada susunan anatomi

maupun fisiologinya

Trauma dapat menyebabkan perubahan pada serabut-serabut yang menyebabkan lensa

menjadi keruh, kemudian menghalangi jalannya cahaya yang masuk kedalam retina. Katarak

matur merupakan perkembangan dari berbagai katarak pada kapsul lensa. Dewasa ini katarak

dapat di hilangkan melalui tindakan operasi.

Bagaimanapun derajat penurunan tajam penglihatan akan mengganggu aktifitas sehari-hari.

Katarak dapat berkembang pada kedua mata, sebagaimana pada katarak senillis, hanya saja

rentangnya yang berbeda

D. Tanda dan Gejala

a. Tanda : Lensa keruh, Penglihatan kabur secara berangsur-angsur tanpa rasa sakit, pupil

berwarna putih, miopisasi pada katarak intumessen.


b. Gejala : Merasa silau terhadap cahaya matahari, Penglihatan kabur secara berangsur-angsur

tanpa rasa sakit, Penglihatan diplopia monokuler (dobel), Persepsi warna berubah, perubahan

kebiasaan hidup.

E. Golongan berisiko

Golongan yang berisiko mengidap katarak adalah seperti berikut:

 DM

 Merokok

 Peningkatan asam urat

 Hipertensi

 Defisiensi anti oksidan

 Miopi yang tinggi

 Ibu mengandung yang mengidap penyakit rubella

 Orang dewasa yang berusia 60 tahun keatas

F. Diagnosis :

a. Kartu snellen : untuk memeriksa tajam penglihatan, pada stadium insipien dan imatur dicoba

untuk koreksi

b. Lampu senter : untuk memeriksa pupil. Reflek pupil masih normal, tampak kekeruhan pada

lensa, terutama bila pupil dilebarkan. Proyeksi sinar dan warna pada katarak matur diperiksa

untuk mengetahui fungsi retina secara garis besar.


c. Oftalmoskopi : pupil hendaknya dilebarkan dulu. Pada katarak insipien dan matur tampak

kekeruhan, kehitam-hitaman dengan latar belakang kemerahan, sedang pada katarak matur hanya

tampak warna kehitaman.

d. Slit lamp : untuk mengetahui posisi dan tebal kekeruhan.

G. Data Penunjang

 Pemeriksaan laboratorium

 Pemeriksaan EKG

 Pemeriksaan USG mata

 Pemeriksaan biometri

H. Komplikasi

Komplikasi pada katarak yang mungkin terjadi antara lain :

 Glaukoma

 Hyphema

 Tegangan pada jahitan

 Infeksi

I. Penatalaksanaan

a. Non Bedah :
Tak ada spesifik, midriatik siklopegik dapat digunakan pada katarak sentral yang kecil.

b. Bedah :

Dilakukan bila tajam penglihatan sudah mengganggu pekerjaan sehari-hari atau bila katarak

senilis sudah matur.

Pengangkatan lensa dapat dilakukan dengan :

1. Ekstrakapsuler + IOL

2. Intrakapsule + IOL

3. Setelah itu, untuk koreksi afakia dapat dipakai : kacamata, lensa kontak atau

pemasangan/implantasi lensa intra okuler.

J. Diagnosa Keperawatan Yang Sering Muncul

1. Pre Operasi

a. Resiko cedera

b. Koping individu inefektif

c. Cemas

d. Kurang pengetahuan

2. Post Operasi

a. Nyeri

b. Resiko infeksi

c. Cemas

d. Kurang pengetahuan
Rencana keperawatan

No DX Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


1 Resiko Injury b/d immobilisasi, NOC : Risk Kontrol NIC : Environment Management (
penekanan sensorik patologi Kriteria Hasil : lingkungan)
intrakranial dan ketidaksadaran  Klien terbebas dari cedera  Sediakan lingkungan yang aman un
 Klien mampu menjelaskan  Identifikasi kebutuhan keamanan pa
Definsi : cara/metode untukmencegah dengan kondisi fisik dan fungsi kogn
Dalam risiko cedera sebagai hasil injury/cedera riwayat penyakit terdahulu pasien
dari interaksi kondisi lingkungan  Klien mampu menjelaskan  Menghindarkan lingkungan yang be
dengan respon adaptif indifidu dan factor resiko dari memindahkan perabotan)
sumber pertahanan. lingkungan/perilaku personal Memasang side rail tempat tidur
 Mampumemodifikasi gaya  Menyediakan tempat tidur yang nya
Faktor resiko : hidup untukmencegah injury Menempatkan saklar lampu ditempa
Eksternal  Menggunakan fasilitas dijangkau pasien.
 Mode transpor atau cara perpindahan kesehatan yang ada  Membatasi pengunjung
 Manusia atau penyedia pelayanan  Mampu mengenali  Memberikan penerangan yang cuku
kesehatan (contoh : agen perubahan status kesehatan 
nosokomial) Menganjurkan keluarga untuk mene
 Pola kepegawaian : kognitif, afektif,  Mengontrol lingkungan dari kebisin
dan faktor psikomotor  Memindahkan barang-barang yang
 Fisik (contoh : rancangan struktur membahayakan
dan arahan masyarakat, bangunan  Berikan penjelasan pada pasien dan
dan atau perlengkapan) pengunjung adanya perubahan status
 Nutrisi (contoh : vitamin dan tipe penyebab penyakit.
makanan)
 Biologikal ( contoh : tingkat
imunisasi dalam masyarakat,
mikroorganisme)
 Kimia (polutan, racun, obat, agen
farmasi, alkohol, kafein nikotin,
bahan pengawet, kosmetik, celupan
(zat warna kain))Internal
 Psikologik (orientasi afektif)
 Mal nutrisi
 Bentuk darah abnormal, contoh :
leukositosis/leukopenia, perubahan
faktor pembekuan, trombositopeni,
sickle cell, thalassemia, penurunan
Hb, Imun-autoimum tidak
berfungsi.
 Biokimia, fungsi regulasi (contoh :
tidak berfungsinya sensoris)
 Disfungsi gabungan
 Disfungsi efektor
 Hipoksia jaringan
 Perkembangan usia (fisiologik,
psikososial)
 Fisik (contoh : kerusakan
kulit/tidak utuh, berhubungan
dengan mobilitas)

2. Nyeri akut/kronis NOC : Pain Managemen


 Pain Level,  Lakukan pengkajian nyeri secara ko
Definisi :  Pain control, termasuk lokasi, karakteristik, durasi
Sensori yang tidak menyenangkan Comfort level kualitas dan faktor presipitasi
dan pengalaman emosional yang Kriteria Hasil :  Observasi reaksi nonverbal dari keti
muncul secara aktual atau potensial Mampu mengontrol nyeri  Gunakan teknik komunikasi terapeu
kerusakan jaringan atau (tahu penyebab nyeri, mengetahui pengalaman nyeri pasien
menggambarkan adanya kerusakan mampu menggunakan tehnik Kaji kultur yang mempengaruhi resp
(Asosiasi Studi Nyeri nonfarmakologi untuk  Evaluasi pengalaman nyeri masa lam
Internasional): serangan mendadak mengurangi nyeri, mencari  Evaluasi bersama pasien dan tim ke
atau pelan intensitasnya dari ringan bantuan) tentang ketidakefektifan kontrol nye
sampai berat yang dapat  Melaporkan bahwa nyeri  Bantu pasien dan keluarga untuk me
diantisipasi dengan akhir yang berkurang dengan menemukan dukungan
dapat diprediksi dan dengan durasi menggunakan manajemen  Kontrol lingkungan yang dapat mem
kurang dari 6 bulan. nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan d
 Mampu mengenali nyeri  Kurangi faktor presipitasi nyeri
Batasan karakteristik : (skala, intensitas, frekuensi 
 Laporan secara verbal atau non Pilih dan lakukan penanganan nyeri
dan tanda nyeri) farmakologi dan inter personal)
verbal
 Menyatakan rasa nyaman  Kaji tipe dan sumber nyeri untuk me
 Fakta dari observasi
setelah nyeri berkurang intervensi
 Posisi antalgic untuk menghindari
 Tanda vital dalam rentang  Ajarkan tentang teknik non farmako
nyeri
normal 
 Gerakan melindungi Berikan analgetik untuk mengurang
 Tingkah laku berhati-hati  Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
 Muka topeng  Tingkatkan istirahat
 Gangguan tidur (mata sayu, tampak  Kolaborasikan dengan dokter jika ad
capek, sulit atau gerakan kacau, tindakan nyeri tidak berhasil
menyeringai)  Monitor penerimaan pasien tentang
 Terfokus pada diri sendiri
 Fokus menyempit (penurunan Analgesic Administra
persepsi waktu, kerusakan proses  Tentukan lokasi, karakteristik, kuali
berpikir, penurunan interaksi nyeri sebelum pemberian obat
dengan orang dan lingkungan)  Cek instruksi dokter tentang jenis ob
 Tingkah laku distraksi, contoh : frekuensi
jalan-jalan, menemui orang lain  Cek riwayat alergi
dan/atau aktivitas, aktivitas  Pilih analgesik yang diperlukan atau
berulang-ulang) analgesik ketika pemberian lebih dar
 Respon autonom (seperti diaphoresis,  Tentukan pilihan analgesik tergantu
perubahan tekanan darah, beratnya nyeri
perubahan nafas, nadi dan dilatasi  Tentukan analgesik pilihan, rute pem
pupil) optimal
 Perubahan autonomic dalam tonus  Pilih rute pemberian secara IV, IM u
otot (mungkin dalam rentang dari nyeri secara teratur
lemah ke kaku)  Monitor vital sign sebelum dan sesu
 Tingkah laku ekspresif (contoh : analgesik pertama kali
gelisah, merintih, menangis,  Berikan analgesik tepat waktu teruta
waspada, iritabel, nafas hebat
panjang/berkeluh kesah)
 Evaluasi efektivitas analgesik, tanda
 Perubahan dalam nafsu makan dan
samping)
minum

Faktor yang berhubungan :


Agen injuri (biologi, kimia, fisik,
psikologis)
Ketidakefektifan koping keluarga; Koping Indicator : Peningkatan koping
menurun
 Menunjukan fleksibilitas  hargai pemahaman pasien tentang p
Batasan karakteristik : peran konsep diri
 Gangguan tidur  keluarga menunjukan  hargai dan diskusikan alternative res
 Penyalahgunaan bahan kimia fleksibilitas peran para situasi
 Penurunan penggunaan dukungan anggotanya  hargai sikap klien terhadap perubah
social  pertentangan masalah hubungan
 Konsentrasi yang buruk  nilai keluarga dapat  dukung penggunaan sumber spiritua
 Kelelahan mengatur masalah-masalah  gunakan pendekatan yang tenang da
 Mengeluhkan ketidakmampuan  memanage masalah  sediakan informasi actual tentang di
koping  melibatkan anggota dan prognosis
 Perilaku merusak terhadap keluarga dalam membuat  sediakan pilihan yang realistis tenta
diri/orang lain keputusan perawatan saat ini
 Ketidakmampuan memenuhi  mengekspresikan perasaan  dukung penggunaan mekanisme def
harapan peran dan kebebasan emosional  dukung keterlibatan keluarga denga
 menunjukan strategi untuk  Bantu pasien untuk mengidentifikas
Factor yang berhubungan : memanaj masalah untuk mengatasi keterbatasan dan m
 Perbedaan gender dalam strategi  menggunakan strategi hidup dan perubahan peran
koping penurunan stress  Bentu klien mengidentifikasi kemun
 Tingkat percaya diri tidak adekuat peduli terhadap kebutuhan terjadi
 Ketidak pastian anggota keluarga  Bentu klien beradaptasi dan mengan
 Support social tidak efektif  menentukan prioritas klien
 Derajat pengobatan tingkat tinggi  menentukan jadwal untuk
 Krisis situasional/maturasional rutinitas danm aktivitas
keluarga]
 menjadwalkan untuk respite
care
 mempunyai perencanaan
pada kondisi kegawatan
 memelihara kestabilan
financial
 mencari bantuan ketika
dibutuhkan
 menggunakan support social

keterangan penilaian NOC :


1= tidak dilakukan sama sekali
2= jarang dilakukan
3= kadang dilakukan
4= sering dilakukan
5= selalu dilakukan

3 Resiko Infeksi NOC : NIC :


Definisi : Peningkatan resiko Infection Control (Kontrol infeksi)
masuknya organisme patogen  Immune Status
 Knowledge : Infection  Bersihkan lingkungan setelah dipak
Faktor-faktor resiko : control  Pertahankan teknik isolasi
 Prosedur Infasif  Risk control  Batasi pengunjung bila perlu
 Ketidakcukupan pengetahuan untuk  Instruksikan pada pengunjung untuk
menghindari paparan patogen Kriteria Hasil : saat berkunjung dan setelah berkunju
 Trauma pasien
 Kerusakan jaringan dan peningkatan Klien bebas dari tanda dan  Gunakan sabun antimikrobia untuk
paparan lingkungan gejala infeksi  Cuci tangan setiap sebelum dan sesu
 Ruptur membran amnion  Menunjukkan kemampuan kperawtan
 Agen farmasi (imunosupresan) untuk mencegah timbulnya  Gunakan baju, sarung tangan sebaga
 Malnutrisi
 Peningkatan paparan lingkungan infeksi  Pertahankan lingkungan aseptik sela
patogen  Jumlah leukosit dalam batas alat
 Imonusupresi normal  Ganti letak IV perifer dan line centr
 Ketidakadekuatan imum buatan  Menunjukkan perilaku sesuai dengan petunjuk umum
 Tidak adekuat pertahanan sekunder hidup sehat  Gunakan kateter intermiten untuk m
(penurunan Hb, Leukopenia, kandung kencing
penekanan respon inflamasi)  Tingktkan intake nutrisi
 Tidak adekuat pertahanan tubuh  Berikan terapi antibiotik bila perlu
primer (kulit tidak utuh, trauma
jaringan, penurunan kerja silia, Infection Protection (proteksi terh
cairan tubuh statis, perubahan  Monitor tanda dan gejala infeksi sis
sekresi pH, perubahan peristaltik)
 Monitor hitung granulosit, WBC
 Penyakit kronik
 Monitor kerentanan terhadap infeks
 Batasi pengunjung
 Saring pengunjung terhadap penyak
 Partahankan teknik aspesis pada pas
 Pertahankan teknik isolasi k/p
 Berikan perawatan kuliat pada area
 Inspeksi kulit dan membran mukosa
kemerahan, panas, drainase
 Ispeksi kondisi luka / insisi bedah
 Dorong masukkan nutrisi yang cuku
 Dorong masukan cairan
 Dorong istirahat
 Instruksikan pasien untuk minum an
resep
 Ajarkan pasien dan keluarga tanda d
 Ajarkan cara menghindari infeksi
 Laporkan kecurigaan infeksi
 Laporkan kultur positif
4 Kecemasan berhubungan dengan NOC : NIC :
kurang pengetahuan dan  Anxiety control Anxiety Reduction (penurunan ke
hospitalisasi  Coping
Definisi :  Gunakan pendekatan yang menenan
Perasaan gelisah yang tak jelas dari Kriteria Hasil :  Nyatakan dengan jelas harapan terh
ketidaknyamanan atau ketakutan  Jelaskan semua prosedur dan apa ya
yang disertai respon autonom  Klien mampu selama prosedur
(sumner tidak spesifik atau tidak mengidentifikasi dan  Temani pasien untuk memberikan k
diketahui oleh individu); perasaan mengungkapkan gejala mengurangi takut
keprihatinan disebabkan dari cemas  Berikan informasi faktual mengenai
antisipasi terhadap bahaya. Sinyal  Mengidentifikasi, tindakan prognosis
ini merupakan peringatan adanya mengungkapkan dan  Dorong keluarga untuk menemani a
ancaman yang akan datang dan menunjukkan tehnik untuk  Lakukan back / neck rub
memungkinkan individu untuk mengontol cemas  Dengarkan dengan penuh perhatian
mengambil langkah untuk
menyetujui terhadap tindakan  Vital sign dalam batas  Identifikasi tingkat kecemasan
Ditandai dengan normal  Bantu pasien mengenal situasi yang
 Gelisah  Postur tubuh, ekspresi kecemasan
 Insomnia wajah, bahasa tubuh dan  Dorong pasien untuk mengungkapk
 Resah tingkat aktivitas ketakutan, persepsi
 Ketakutan menunjukkan berkurangnya Instruksikan pasien menggunakan te
 Sedih kecemasan  Barikan obat untuk mengurangi kec
 Fokus pada diri
 Kekhawatiran
 Cemas
5 Kurang Pengetahuan NOC : NIC :

Definisi :  Kowlwdge : disease process Teaching : disease Process


Tidak adanya atau kurangnya  Kowledge : health Behavior
informasi kognitif sehubungan  Berikan penilaian tentang tingkat pe
dengan topic spesifik. Kriteria Hasil : tentang proses penyakit yang spesifik
 Jelaskan patofisiologi dari penyakit
Batasan karakteristik :  Pasien dan keluarga ini berhubungan dengan anatomi dan
memverbalisasikan adanya menyatakan pemahaman cara yang tepat.
masalah, ketidakakuratan tentang penyakit, kondisi,  Gambarkan tanda dan gejala yang b
mengikuti instruksi, perilaku tidak prognosis dan program penyakit, dengan cara yang tepat
sesuai. pengobatan  Gambarkan proses penyakit, dengan
 Pasien dan keluarga mampu Identifikasi kemungkinan penyebab
melaksanakan prosedur yang tepat
Faktor yang berhubungan : dijelaskan secara benar  Sediakan informasi pada pasien tent
keterbatasan kognitif, interpretasi  Pasien dan keluarga mampu dengan cara yang tepat
terhadap informasi yang salah, menjelaskan kembali apa  Hindari harapan yang kosong
kurangnya keinginan untuk yang dijelaskan perawat/tim Sediakan bagi keluarga informasi te
mencari informasi, tidak kesehatan lainnya pasien dengan cara yang tepat
mengetahui sumber-sumber
informasi.  Diskusikan perubahan gaya hidup y
diperlukan untuk mencegah komplik
akan datang dan atau proses pengont
 Diskusikan pilihan terapi atau penan
 Dukung pasien untuk mengeksplora
mendapatkan second opinion dengan
atau diindikasikan
 Eksplorasi kemungkinan sumber ata
dengan cara yang tepat
 Rujuk pasien pada grup atau agensi
lokal, dengan cara yang tepat
 Instruksikan pasien mengenai tanda
melaporkan pada pemberi perawatan
dengan cara yang tepat
Diposkan 14th August 2013 oleh Anno Making
0

Tambahkan komentar

Memuat
Template Tampilan Dinamis. Diberdayakan oleh Blogger.
V

Vous aimerez peut-être aussi