Vous êtes sur la page 1sur 18

LAPORAN PEDAHULUAN

BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR)

DISUSUN OLEH :

NAMA : NOVA NUR ARISTIA RINI


NIM : 16040

AKADEMI KEPERAWATAN GIRI SATRIA HUSADA


WONOGIRI
2018
LAPORAN PENDAHULUAN

BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR)

A. DEFINISI

Bayi berat lahir rendah ( BBLR ) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500
gram ( berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir). BBLR
adalah bayi baru lahir dengan BB 2500 gram/ lebih rendah (WHO 1961)

Ada dua macam BBLR yaitu :

1. Prematuritas murni / Bayi yang kurang bulan ( KB / SMK ): bayi yang dilahirkan
dengan umur kurang dari 37 minggu dengan berat badan sesuai.

2. Dismaturitas / Retardasi pertumbuhan janin intra uterin (IUGR)/Bayi kecil masa


kehamilan ( KMK ) : bayi yang dilahirkan dengan berat badan lahir kurang dari
persentie ke-10 kurva pertumbuhan janin dan tidak sesuai dengan usia kehamilan..
Sedangkan Bayi dengan berat lahir kurang dari 1500 gram disebut bayi berat lahir
sangat rendah ( BBLSR ).

Penggolongan derajat prematuritas bayi

1. Bayi yang sangat prematur (extremly prematur).


a. 24 – 30 mg gestasi
b. Masa gestasi 24-27 minggu masih sukar hidup terutama dinegara yang belum
maju.
c. Masa gestasi 28-30 minggu mungkin dapat hidup dengan perawatan intensif
yang memerlukan alat-alat canggih untuk mencapai hasil yang optimum
d. BB 500-1400 gram
e. 0,8% seluruh kelahiran hidup
f. Hampir seluruh kematian neonatal dan defisit neurologis tidak disebabkan oleh
defek atau trauma lahir
g. Penampilan: kecil, tidak memiliki lemak, kulit sangat tipis
2. Bayi dengan derajat prematur sedang (moderatly prematur).
a. Gestasi 31-36 mg
b. Kesanggupan hidup jauh lebih baik dari yang pertama
c. Gejala sisa yang dihadapi kemudian hari ringan bila pengelolaan bayi intensif

2
d. BB >1500 gram – 2500 gram
e. 6%-7% seluruh kelahiran hidup
f. Penampilan: kulit tipis, lipatan pada kaki lebih sedikit, banyak rambut halus,
genetalia kurang berkembang
g. Masa gestasi 37mg
h. Mempunyai sifat prematur dan matur
i. Biasanya berat seperti bayi matur dan dikelola seperti bayi matur
j. Kadang timbul problem yang dialami seperti bayi prematur seperti sindroma
gawat napas, hiperbilirubinemia, refleks isap lemah
k. Perlu penanganan lebih seksama
3. Borderline prematur
a. Prosentase Kematian
b. Gestasi kurang dari 24 mg : umumnya meninggal
c. Gestasi 27-28 minggu: survive 50%
d. Gestasi 29 minggu: survive 80%
e. Gestasi 30 minggu: survive 85%
B. ETIOLOGI
1. Penyebab bayi lahir premature :
a. Faktor Ibu :
1) Faktor penyakit (toksemia gravidarum, trauma fisik,DM,infeksi akut,
psikologis dll).
2) Umur ibu pada dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun dan pada multigravida
Jarak kelahian terlalu dekat
3) Social ekonomi : Malnutrisi dan antenatal yang kurang
b. Faktor janin
1) Hydroamnion
2) Kehamilan multiple/ganda
2. Penyebab bayi lahir dismature :
a. Faktor ibu
1) penyakit jantung, penyakit ginjal kronis, hipertensi
2) Ibu DM berat
3) Hipoksia ibu (penyakit paru kronis, hemoglobinopat, tinggal di pegunungan)
4) Malnutrisi
5) Bahan teratogonik ( alcohol, radiasi, obat )

3
3. Faktor uterus dan plasentak: kelainan pembuluh darah, insersi tali pusat yang tidak
normal, sebagian plasenta lepas, infark plasenta dll

4. Faktor janin: kehamilan ganda, kelainan kromosom, infeksi dalam kandungan


(TORCH)

5. Faktor sosial ekonomi

C. TANDA–TANDA KLINIS
Gambaran klinis BBLR secara umum adalah :

1. Prematuritas murni

a. BB < 2500 gram, PB < 45 cm, LK < 33 cm, LD < 30 cm


b. Masa gestasi < 37 minggu
c. Kepala lebih besar dari pada badan, kulit tipis transparan, mengkilap dan licin
d. Lanugo banyak terdapat terutama pada daerah dahi, pelipis, telinga dan lengan,
lemak subkutan kurang, ubun-ubun dan sutura lebar
e. Genetalia belum sempurna, pada wanita labia minora belum tertutup oleh labia
mayora, pada laki-laki testis belum turun.
f. Tulang rawan telinga belum sempurna, wajah tangan belum sempurna
g. Pembuluh darah kulit banyak terlihat, peristaltik usus dapat terlihat
h. Rambut tipis, halus, teranyam, puting susu belum terbentuk dengan baik
i. Bayi kecil, posisi masih posisi fetal, pergerakan kurang dan lemah
j. Banyak tidur, tangis lemah, pernafasan belum teratur dan sering mengalami
apnea, otot masih hipotonik
k. Reflek tonus leher lemah, reflek menghisap, menelan dan batuk belum
sempurna
2. Dismaturitas
a. Kulit berselubung verniks kaseosa tipis/tak ada,
b. Kulit pucat bernoda mekonium, kering, keriput, tipis
c. Jaringan lemak di bawah kulit tipis, bayi tampak gesit, aktif dan kuat
d. Tali pusat berwarna kuning kehijauan

Dengan kurang sempurnanya alat-alat dalam tubuhnya baik anatomis maupun fisiologis
maka mudah timbul beberapa kelainan seperti berikut ini :

4
1. Suhu tubuh yang tidak stabil oleh karena kesulitan mempertahankan suhu tubuh yang
disebabkan oleh penguapan yag bertambah akibat dari kurangnya jaringan lemak
dibawah kulit, permukaan tubuh relatif lebih luas dibandingkan dengan berat badan,
otot yang tidak aktif,produksi panas yang berkurang oleh karena lemak coklat (brown
fat) yang belum cukup serta pusat pengaturan suhu yang belum berfungsi sebagaimana
mestinya.

2. Gangguan pernafasan yang sering menimbulkan penyakit berat pada BBLR. Hal ini
disebabkan kekurangan surfactan(rasio lesitin/sfingomielin kurang dari 2),
pertumbuhan dan pengembangan paru yang belum sempurna, otot pernafasan yang
masih lemah yang tulang iga yang mudah melengkung(pliable thorak)

3. Penyakit gangguan pernafasan yang sering pada bayi BBLR adalah penyakit membran
hialin dan aspirasi pneumoni.

4. Gangguan alat pencernaan dan problema nutrisi, distensi abdomen akibat dari motilitas
usus berkurang, volume lambung berkurang sehingga waktu pengosongan lambung
bertambah, daya untuk mencernakan dan mengabsorbsi lemak, laktosa,vitamin yang
larut dalam lemakdan bebberapa mineral tertentu berkurang. Kerja dari sfingter kardio
esofagus yang belum sempurna memudahkan terjadinya regurgitasi isi lambung ke
esofagus dan mudah terjadi asspirasi.

5. Immatur hati memudahkan terjadinya hiperbilirubinemia dan defisiensi vitamin K.

6. Ginjal yang immatur baik secara anatomis maupun fungsinya. Produksi urine yang
sedikit, urea clearence yang rendah, tidak sanggup mengurangi kelebihan airtubuh dan
elektrolit dari badan dengan akibat mudah terjadi edema dan asidosis metabolik.

7. Perdarahan mudahbterjadi karena pembuluh darah yang rapuh(fragile), kekurangan


faktor pembekuan seperti protrombine, faktor VII dan faktor christmas.

8. Gangguan imunologok, daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang karena rendahya
kadar Ig G gamma globulin. Bayi prematur relatif belum sanggup membentuk antibodi
dan daya fagositosis serta reaksi terhadap infeksi masih belum baik

9. Perdarahan intraventrikuler, lebih dari 50% bayi prematur menderita perdarahan


intraventrikuler. Hal ini disebabkan oleh karena bayi BBLR sering menderita

5
apnea,asfuksia berat dan sindroma gangguan pernafasan. Luasnya perdarahan
intraventrikuler

10. Retrolental Fibroplasia : dengan menggunakan oksigen dengan konsentrasi


tinggi(PaO2 lebih dari 115 mmHg : 15 kPa) maka akan terjadi vasokonstriksi pembuluh
darah retina yang diikuti oleh proliferasi kapiler-kapiler baru kedaerah yang iskemi
sehingga terjadi perdarahan, fibrosis, distorsi dan parut retina sehingga bayi menjadi
buta. Untuk menghindari retrolental fibroplasia maka oksigen yang diberikan pada bayi
prematur tidak boleh lebih dati 40%. Hal ini dapat dicapai dengan memberikan oksigen
dengan kecepatan 2 liter permenit.

D. PATOFISIOLOGI
Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan yang belum cukup
bulan atau prematur, disamping itu juga disebabkan dismaturitas. Artinya, bayi lahir cukup
bulan (usia kehamilan 38 minggu), tapi BB lahirnya lebih kecil ketimbang kehamilannya,
yaitu tidak mencapai 2500 gram.
Biasanya hal ini terjadi karena adanya gangguan pertumbuhan bayi sewaktu dalam
kandungan yang disebabkan oleh penyakit ibu seperti adanya kelainan plasenta, infeksi,
hipertensi, dan keadaan-keadaan lain yang menyebabkan suplai makanan ke bayi jadi
berkurang.Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin tidak
mengalami hambatan dan selanjutnya akan melahirkan bayi dengan berat normal.
Dengan kondisi kesehatan yang baik, sistem reproduksi normal, tidak menderita sakit,
dan tidak ada gangguan gizi pada masa prahamil maupun saat hamil, ibu akan melahirkan
bayi lebih besar daripada ibu dengan kondisi kehamilan yang sebailknya, ibu dengan
kondisi kurang gizi kronis pada masa hamil sering melahirkan bayi BBLR, vitalitas yang
rendah dan kematian yang tinggi, terlebih lagi bila ibu menderitaanemia.
Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan
janin baik sel tubuh maupun sel otak. Anemia gizi dapat mengakibatkan kematian janin di
dalam kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR, anemia pada bayi yang dilahirkan, hal
ini dapat mengakibatkan morbiditas dan mortilitas ibu dan kematian perinatal secara
bermakna lebih tinggi.
Pada ibu hamil yang menderita anemia berat dapat meningkatkan resiko morbiditas
ibu dan bayi, kemungkinan melahirkan bayi BBLR dan prematur juga lebih besar

6
Pada saat ini harapan hidup bayi dengan berat 1501- 2500 gram adalah 95 %, tetapi berat bayi
kurang dari 1500 gram masih mempunyai angka kematian yang tinggi. Kematian diduga karena
displasia bronkhopulmonal, enterokolitis nekrotikans, atau infeksi sekunder.

BBLR yang tidak mempunyai cacat bawaan selama 2 tahun pertama akan mengalami
pertumbuhan fisik yang mendekati bayi cukup bulan dengan berat sesuai masa gestasi. Pada
BBLR , makin imatur dan makin rendah berat lahir bayi, makin besar kemungkinan terjadi
kecerdasan berkurang dan gangguan neurologik.

E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan glucose darah terhadap hipoglikemia
2. Pemantauan gas darah sesuai kebutuhan
3. Titer Torch sesuai indikasi
4. Pemeriksaan kromosom sesuai indikasi
5. Pemantauan elektrolit
6. Pemeriksaan sinar X sesuai kebutuhan ( missal : foto thorax )
F. PENATALAKSANAAN
1. Penanganan bayi
Semakin kecil bayi dan semakin premature bayi, maka semakin besar perawatan yang
diperlukan, karena kemungkinan terjadi serangan sianosis lebih besar. Semua
perawatan bayi harus dilakukan didalam incubator
2. Pelestarian suhu tubuh
Bayi dengan berat lahir rendah, mempunyai kesulitan dalam mempertahankan
suhu tubuh. Bayi akan berkembang secara memuaskan, asal suhu rectal dipertahankan
antara 35,50 C s/d 37,0 C.Bayi berat rendah harus diasuh dalam suatu suhu lingkungan
dimana suhu normal tubuhnya dipertahankan dengan usaha metabolic yang minimal.
Bayi berat rendah yang dirawat dalam suatu tempat tidur terbuka, juga
memerlukan pengendalian lingkungan secara seksama. Suhu perawatan harus diatas 25
0 C, bagi bayi yang berat sekitar 2000 gram, dan sampai 300 C untuk bayi dengan berat
kurang dari 2000 gram
3. Inkubator
Bayi dengan berat badan lahir rendah, dirawat didalam incubator. Prosedur
perawatan dapat dilakukan melalui “jendela“ atau “lengan baju“. Sebelum
memasukkan bayi kedalam incubator, incubator terlebih dahulu dihangatkan, sampai
sekitar 29,4 0 C, untuk bayi dengan berat 1,7 kg dan 32,20C untuk bayi yang lebih

7
kecil. Bayi dirawat dalam keadaan telanjang, hal ini memungkinkan pernafasan yang
adekuat, bayi dapat bergerak tanpa dibatasi pakaian, observasi terhadap pernafasan
lebih mudah.
4. Pemberian oksigen
Ekspansi paru yang buruk merupakan masalah serius bagi bayi preterm BBLR,
akibat tidak adanya alveoli dan surfaktan. Konsentrasi O2 yang diberikan sekitar 30-
35 % dengan menggunakan head box, konsentrasi O2 yang tinggi dalam masa yang
panjang akan menyebabkan kerusakan pada jaringan retina bayi yang dapat
menimbulkan kebutaan
5. Pencegahan infeksi
Bayi preterm dengan berat rendah, mempunyai system imunologi yang kurang
berkembang, ia mempunyai sedikit atau tidak memiliki ketahanan terhadap infeksi.
Untuk mencegah infeksi, perawat harus menggunakan gaun khusus, cuci tangan
sebelum dan sesudah merawat bayi, memakai masker, gunakan gaun/jas, lepaskan
semua asessoris dan tidak boleh masuk kekamar bayi dalam keadaan infeksi dan sakit
kulit.
6. Pemberian makanan
Pemberian makanan secara dini dianjurkan untuk membantu mencegah
terjadinya hipoglikemia dan hiperbillirubin. ASI merupakan pilihan pertama, dapat
diberikan melalui kateter ( sonde ), terutama pada bayi yang reflek hisap dan
menelannya lemah. Bayi berat lahir rendah secara relative memerlukan lebih banyak
kalori, dibandingkan dengan bayi preterm.
7. Memulangkan Bayi
Sebelum pulang bayi sudah harus mampu minum sendiri, baik dengan botol
maupum putting susu ibu. Selain itu kenaikan berat badan berkisar antara 10 – 30 gram
/ hari dan suhu tubuh tetap normal diruang biasa. Biasanya bayi dipulangkan dengan
berat badan lebih dari 2000 gram dan semua masalah berat sudah teratasi.

8
BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN

a. Anamnesis

b. Riwayat Maternal

c. Umur ibu dalam resiko kehamilan ( < 16 thn atau > 35 thn)

d. Kehamilan ganda ( gemeli)

e. Status ekonomi rendah, malnutrisi dan ANC kurang

f. Adanya riwayat kelahiran prematur sebelumnya

g. Infeksi: TORCH, penyakit kelamin dll

h. Kondisi kehamilan: toksemia gravidarum, KPD, plasenta previa dll

i. Penggunaan Narkoba, alkohol, rokok

j. Riwayat Kelahiran

k. Gestasi : 24- 37 minggu

l. BB : < 2500 gram, TB : , LD

m. APGAR SKORE

1) Appearance (warna kulit)

0 — Seluruh tubuh bayi berwarna kebiru-biruan atau pucat

1 — Warna kulit tubuh normal, tetapi tangan dan kaki berwarna kebiruan

2 — Warna kulit seluruh tubuh normal

2) Pulse (denyut jantung)

0 — Denyut jantung tidak ada

1 — Denyut jantung kurang dari 100 kali per menit

2 — Denyut jantung lebih atau diatas 100 kali per menti

9
3) Grimace (respon refleks)

0 — Tidak ada respon terhadap stimulasi

1 — Wajah meringis saat distimulasi

2 — Meringis, menarik, batuk, atau bersin saat stimulasi

4) Activity (tonus otot)

0 — Lemah, tidak ada gerakan

1 — Lengan dan kaki dalam posisi fleksi dengan sedikit gerakan

2 — Bergerak aktif dan spontan

5) Respiration (pernapasan)
0— Tidak bernapas
1— Menangis lemah, terdengar seperti merintih, pernapasan lambat dan tidak teratur
2— Menangis kuat, pernapasan baik dan teratur
3. PEMERIKSAAN FISIK (Head to toe)
a. Reflek moro :

Reflek menggenggam : positif, lemah.

Reflek menghisap : positif, namun masih lemah.

b. Tonus otot/aktifitas :

Kekuatan menangis :

Keadaan umum : menangis kuat, lemah.

Tanda-tanda vital : HR= 140x/mnt, RR= 38x/mnt, suhu= 36,5oC.

c. Kepala dan wajah : LK= 32 cm, rambut tipis, terdapat lanugo, tidak ada cephal
hematom, fontanella tidak menonjol.

Mata : mengeluarkan sekret banyak, terutama mata kiri, berkedip bila terpapar
cahaya.

Telinga : reflek terkejut positif.

Hidung : dapat bersin

10
Mulut : mukosa kering.

Tenggorokan : tidak ada kelainan.

Leher : tidak ada kelainan.

Dada : LD= 30 cm.

d. Sistem kardiovaskuler

HR : 120-160 x/menit

Saat lahir mungkin terdapat murmur: indikasi adanya shunt ke kiri dan tekanan
paru yang masih tinggi atau adanya atelektasis

e. Sistem gastrointestinal

Abdomen menonjol

Pengeluaran mekonium: 12-24 jam

Refleks hisap lemah, koordinasi mengisap dan menelan lemah

Anus: paten, jika tidak pertanda kelainan kongenital

Berat badan kurang 2500

f. Sistem integumen

Kulit: pucat, sianosis, ikterik, kutis marmorata atau kemerahan

Kulit tipis, transparan, halus dan licin

Verniks caseosa sedikit dengan lanugo banyak

Terdapat edema umum atau lokal

Kuku pendek

Rambut sedikit dan halus

Garis tangan sedikit dan halus

g. Sistem muskuloskeletal

Tulang rawan telinga (Cartilago ear) belum berkembang, telinga halus dan lunak

Tulang kepala dan tulang rusuk lunak

11
Reflek kurang dan letargi

h. Neurosensori
Tubuh panjang, kurus, lemas dengan perut agak gendut. Ukuran kepala besar dalam
hubungannya dengan tubuh, sutura mungkin mudah digerakan, fontanel mungkin
besar atau terbuka lebar. Edema kelopak mata umum terjadi, mata mungkin
merapat(tergantung usia gestasi).
i. Refleks tergantung pada usia gestasi ;
rooting terjadi dengan baik pada gestasi minggu 32; koordinasi refleks untuk
menghisap, menelan, dan bernafas biasanya terbentuk pada gestasi minggu ke 32;
komponen pertama dari refleks Moro(ekstensi lateral dari ekstremitas atas dengan
membuka tangan)tampak pada gestasi minggu ke 28; komponen keduaa(fleksi
anterior dan menangis yang dapat didengar) tampak pada gestasi minggu ke 32.
Pemeriksaan Dubowitz menandakan usia gestasi antara minggu 24 dan 37.
j. Pernafasan
Skor apgar mungkin rendah. Pernafasan mungkin dangkal, tidak teratur;
pernafasan diafragmatik intermiten atau periodik(40-60x/mt). Mengorok,
pernafasan cuping hidung, retraksi suprasternal dan substernal, atau berbagai
derajat sianosis mungkin ada. Adanya bunyi “ampelas” pada auskultasi,
menandakan adaya sindrom distress pernafasan (RDS).
k. Keamanan
Suhu berfluktuasi dengan mudah. Menangis mungkin lemah.Wajah mungkin
memar, mungkin ada kaput suksedoneum. Kulit kemerahan atau tembus pandang,
warna mungkin merah. muda/kebiruan, akrosianosis, atau sianosis/pucat. Lanugo
terdistribusi secara luas diseluruh tubuh.Ekstremitas mungkin tampak edema. Garis
telapak kaki mungkin tidak ada pada semua atau sebagian telapak. Kuku mungkin
pendek.
l. Seksualitas
Genetalia : Labia minora wanita mungkin lebih besar dari labia mayora, dengan
klitoris menonjol ; testis pria mungkin tidak turun, rugae mungkin banyak atau
tidak ada pada skrotum.

12
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Pola nafas tidak efektif b/d imaturitas organ pernafasan


2. Risiko ketidakseimbangan temperatur tubuh b/d BBLR, usia kehamilan kurang, paparan
lingkungan dingin/panas.
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidakmampuan
ingest/digest/absorb
4. Ketidakefektifan pola minum bayi b/d prematuritas
5. Hipotermi b/d paparan lingkungan dingin
INTERVENSI

Diagnosa
No Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
keperawatan
1 Pola nafas tidakNOC : NIC :  untuk mencegah
efektif Respiratory status : adanya
berhubungan Ventilation Airway penyempitan jalan
dengan  Respiratory status : Management nafas.
imaturitas Airway patency  posisi ini
organ Vital sign Status  Buka jalan nafas, menghasilkan
pernafasan Kriteria Hasil : guanakan teknik chin perbaikan
Mendemonstrasikan batuk lift atau jaw thrust oksigenasi,
efektif dan suara nafas bila perlu pembrian makan
yang bersih, tidak ada  Posisikan pasien ditoleransi dengan
sianosis dan dyspneu untuk lebih baik, dan
(mampu mengeluarkan memaksimalkan lebih mengatur
sputum, mampu bernafas ventilasi pola tidur.
dengan mudah, tidak ada  Identifikasi pasien Menentukan
pursed lips) perlunya pemasangan pentingnya
 Menunjukkan jalan nafas alat jalan nafas pemasangan alat
yang paten (klien tidak buatan jalan nafas buatan
merasa tercekik, irama  Lakukan fisioterapi Mengeluarkan
nafas, frekuensi dada jika perlu sekret
pernafasan dalam rentang  Keluarkan sekret Membersihkan
normal, tidak ada suara dengan batuk atau jalan nafas
nafas abnormal) suction  Mengevaluasi
 Tanda Tanda vital dalam  Auskultasi suara bersihan jalan nafas
rentang normal (tekanan nafas, catat adanya Mengencerkan
darah, nadi, pernafasan) suara tambahan sekret dan sputum
 Berikan Menjaga
bronkodilator bila kelembaban udara
perlu pernafasan
 Berikan pelembab Mengghyindari
udara Kassa basah dehidrasi
NaCl Lembab  Mengevaluasi
 Atur intake untuk keadaan pernafasan
cairan

13
mengoptimalkan dan oksigenasi
keseimbangan. pasien
 Monitor respirasi- Menjaga
dan status O2 kebersihan jalan
Oxygen Therapy nafas
 Bersihkan mulut,- Memastikan aliran
hidung dan secret oksigen
trakea - Terjangkau dan
 Pertahankan jalan memudahkan
nafas yang paten tindakan perawat
 Atur peralatan- Menjaga
oksigenasi kepatenan
 Monitor aliran pemberian
oksigen - Membantu
 Pertahankan posisi kepatenan jalan
pasien nafas
 Onservasi adanya- Mengetahui secara
tanda tanda dini kelainan
hipoventilasi pernafasan
 Monitor adanya- Mencegah
kecemasan pasien kecemasan pasien
terhadap oksigenasi terhadap tindakan
Vital sign - Memonitor
Monitoring keadaan umum
pasien
 Monitor TD, - Mengetahui
nadi, suhu, keadaan tekanan
dan RR darah dan keadaan
 Catat adanya - Mengetahui
fluktuasi perbedaan dan
tekanan darah perubahan tekanan
 Monitor VS darah
saat pasien - Mengevaluasi
berbaring, kepatenan
duduk, atau pemeriksaan
berdiri - Mengetahui
 Auskultasi pengaruh aktifitas
TD pada terhadap vital sign
kedua lengan - Mengetahui
dan kemampuan
bandingkan jantung dalam
 Monitor TD, memaompakan
nadi, RR, darah
sebelum, - Mengetahui
selama, dan keadaan pernafasan
setelah pasien
aktivitas - Mengetahui
kelaianan pada
paru

14
 Monitor - Mengetahui
kualitas dari gangguan
nadi pernafasan pasien
- Mengevaluasi
 Monitor oksigensai jaringan
frekuensi dan - Mengevaluasi
irama oksigenasi jaringan
pernapasan perifer
 Monitor suara
paru
 Monitor pola
pernapasan
abnormal
 Monitor suhu,
warna, dan
kelembaban
kulit
 Monitor
sianosis
perifer

2 Risiko NOC : NIC : - Untuk memonitor


ketidakseimban Hydration Temperature suhu tbuh
gan temperatur Adherence Behavior Regulation - Mengetahui
tubuh  Immune Status (pengaturan suhu) keadaan umum
berhubungan  Infection status  Monitor suhu minimal pasien
dengan BBLR, Risk control tiap 2 jam - Mengetahui
usia kehamilan Risk detection  Monitor TD, nadi, dan keadaan suhu
kurang, RR dengan visual kulit
paparan  Monitor warna dan - Untuk mncegah
lingkungan suhu kulit dehidrasi evaporasi
dingin/panas  Monitor tanda-tanda - Membantu
hipertermi dan mencegah
hipotermi keletihan pada
 Tingkatkan intake pasien
cairan dan nutrisi - Memberikan
 Ajarkan pada pasien pemahaman
cara mencegah kepada pasien
keletihan akibat - Menurunkan suhu
panas tubuh.
 Beritahukan tentang
indikasi terjadinya
keletihan dan
penanganan
emergency yang
diperlukan
 Berikan anti piretik
jika perlu
3 Ketidakseimba NOC : NIC : - Mencegah dan
ngan nutrisi  Nutritional Status : mensuplay kalori

15
kurang dari  Nutritional Status : food Nutrition - Mensuplai asupan
kebutuhan and Fluid Intake Management gizi
tubuh  Nutritional Status :  Berikan substansi gula- Mengetahui
berhubungan nutrient Intake  Berikan makanan yang masukan nutrisi
dengan  Weight control terpilih (sudah pasien
ketidakmampua Kriteria Hasil : dikonsultasikan - Kelaurga mampu
n  Adanya peningkatan berat dengan ahli gizi) berperan serta aktif
ingest/digest/ab badan sesuai dengan  Monitor jumlah nutrisi dalam keperawatan
sorb tujuan dan kandungan kalori - Mengevaluasi
 Beratbadan ideal sesuai  Berikan informasi masukan nutridsi
dengan tinggi badan tentang kebutuhan
 Mampumengidentifikasi nutrisi
kebutuhan nutrisi  Kaji kemampuan
 Tidk ada tanda tanda pasien untuk
malnutrisi mendapatkan nutrisi
 Menunjukkan yang dibutuhkan
peningkatan fungsi
pengecapan dari menelan
 Tidak terjadi penurunan
berat badan yang berarti
4 Ketidakefektifa NOC : NIC : - Mengenalkan bayi
n pola minum  Breastfeeding Breastfeeding kepada ibunya
bayi Estabilshment : infant assistance - Meningkatkan
berhubungan  Knowledge :  Fasilitasi kontak ibu nyaman akan
dengan breastfeeding dengan bayi seawal meningkatkan
prematuritas  Breastfeeding mungkin (maksimal motivasi menyusui
Maintenance 2 jam setelah lahir ) - Menentukan
Kriteria Hasil :  Sediakan tindakan lanjutan
 Klien dapat menyusui kenyamanan dan bila bayi tidak bisa
dengan efektif privasi selama menyusui
 Memverbalisasikan tehnik menyusui - Ibu mengetahui
untk mengatasi masalah  Monitor kemampuan kebutuhan bayi
menyusui bayi untuk menyusui
 Bayi menandakan menggapai putting - Meningkatkan
kepuasan menyusu  Dorong ibu untuk kenyamanan bayi
 Ibu menunjukkan harga tidak membatasi bayi dan ibu dalam
diri yang positif dengan menyusu menyusui
menyusui  Instruksikan - Membantu
perawatan putting mengeluarkan ASI
untuk mencegah - Mensuplai
lecet masukan cairan
 Diskusikan untuk
penggunaan pompa memproduksi susu
ASI kalau bayi
tidakmampu
menyusu
 Dorong ibu untuk
minum jika sudah
merasa haus

16
5 Hipotermi NOC : NIC : - Mengevaluasi
berhubungan  Thermoregulation Temperature suhu tubuh pasien
dengan paparanThermoregulation : regulation - Mengetahui
lingkungan neonate  Monitor suhu minimal keadaan suhu
dingin Kriteria Hasil : tiap 2 jam pasien
Suhu tubuh dalam rentang Monitor TD, nadi, dan - Mengevaluasi
normal RR sedini mungkin
 Nadi dan RR dalam  Monitor tanda-tanda adanya kelaianan
rentang normal hipertermi dan suhu
hipotermi - Mencegah
 Tingkatkan intake kehilangan
cairan dan nutrisi kehangatan lewat
 Selimuti pasien untuk kulit
mencegah hilangnya- Menurunkan suhu
 Ajarkan indikasi dari tubuh
hipotermi dan
penanganan yang
diperlukan
 Berikan anti piretik
jika perlu

17
DAFTAR PUSTAKA

Mochtar, Rustam.1998, synopsis obstetric. Jakarta :EGC

Yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo, 2007. Buku acuan nasional pelayanan
kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta

Wong, donna,L.2004 . Pedoman klinis keperawatan pediatric. Jakarta : EGC

http://fajarnoverdi.blogspot.com/2012/03/berat-badan-lahir-rendah-bblr.html

http://www.Medicine and linux.com

www. Pediatric.com

http://holisoh.wordpress.com/2010/07/28/laporan-pendahuluan-bblr/

18

Vous aimerez peut-être aussi