Vous êtes sur la page 1sur 22

RINGKASAN

Tujuan dilaksanakan pendidikan kesehatan, setelah diberikan pemberian


informasi ini, peserta diharapkan dapat mengerti mengenai Perawatan Organ
Reproduksi eksternal perempuan. Setelah dilakukan penyuluhan mereka jadi
bisa memahami bagaimana Perawatan Organ Reproduksi eksternal perempuan
yang baik dan benar. Menunjukan kepada siswi Banjarmasin tentang
pentingnya menjaga dan melukakan Perawatan Organ Reproduksi eksternal
perempuan. Metode penyuluhaan yaitu dengan ceramah dan diskusi. Kegiatan
dilakukan MTSN Kelayan Banjarmasin.

1
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi selain pendidikan dan
penelitian adalah kegiatan Pengabdian dan Pelayanan kepada Masyarakat,
hal ini berdasarkan pada pasal 20 UU No.20 Tahun 2003 tentang system
Pendidikan Nasional (UU Diknas) dan berdasarkan pasal 24 UU Diknas
yang menyatakan bahwa adanya otonomi oleh Perguruan Tinggi untuk
mengelola sendiri lembaganya sebagai pusat penyelenggaraan pendidikan
tinggi, penelitian ilmiah, dan pengabdian kepada masyarakat. Tri Dharma
Perguruan Tinggi itu sendiri merupakan tiga sumber utama pendapatan
institusi.
Indonesia sebagai Negara berkembang selalu berupaya melakukan
peningkatan derajat kesehatan masyarakat, karena pemerintah memiliki
kewajiban terhadap kesejahteraan masyarakat salah satunya melalui
peningkatan kesehatan. Contoh upaya peningkatan derajat kesehatan
adalah pemberian sosialisasi tentang Perawatan organ reproduksi ekternal
perempuan.
Kesehatan Reproduksi menurut WHO (World Health
Organizations) adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh,
bukan hanya bebas dari penyakit kecacatan dalam segala aspek yang
berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya. Atau suatu
keadaan dimana manusia dapat menikmati kehidupan seksualnya serta
mampu menjalankan fungsi dan proses reproduksinya secara sehat dan
aman (WHO, 2010)
Kesehatan reproduksi adalah suatau keadaan sejahtera fisik, mental
dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau
kececatan dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta
fungsi dan prosesnya. Pembinaan kesehatan reproduksi remaja dilakukan
untuk memberikan informasi dan pengetahuan yang berhubungan dengan
perilaku hidup sehat bagi remaja, disamping mengatasi masalah yang ada.
(Suryati, 2011).

2
BAB II

TARGET DAN LUARAN

A. Target
Target yang ingin dicapai melalui kegiatan pengabdian masyarakat
ini adalah sebagai berikut.
1. Memberikan Sosialisasi tentang Perawatan organ reproduksi eksternal
perempuan, di harapkan peserta mampu memehami tentang perawatan
organ reproduksi ekternal perempuan.
2. Peserta mampu mempraktekkan dan menjalankan perawatan organ
reproduksi eksternal.
3. Menunjukkan kepada masyarakat Banjarmasin tentang kepedulian
mahasiswa STIKES Sari Mulia dengan pemberian Pendidikan
Kesehatan.

B. Luaran
Luaran yang diharapkan melalui kegiatan pengabdian masyarakat ini
adalah sebagai berikut.
1. Menambah pengetahuan siswa/i dan dari penyuluhan dapat meningkatan
kesadaran siswa/i dalam perawatan organ reproduksi eksternal
perempuan
2. Dapat menjadi ajang latihan bagi mahasiswa / kegiatan bakti sosial
(penyuluhan).
3. Bahan Ajar

3
BAB III

METODE PELAKSANAAN

A. Tujuan
a. Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan Siswi
mampu dan paham.
b. khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit, diharapkan siswi
dapat:
1) Menjelaskan pengertian tentang Perawatan Organ Reproduksi
Eksternal Perempuan
2) Menyebutkan penyebab Perawatan Organ Reproduksi Eksternal
Perempuan
3) Menyebutkan tanda dan gejala Perawatan Organ Reproduksi
Eksternal Perempuan
4) Menjelaskan tentang pencegahan Perawatan Organ Reproduksi
Eksternal Perempuan

B. Sasaran
Siswi MTSN Kelayan Banjarmasin

C. Waktu dan Tempat


Hari dan Tanggal : Selasa, 31 Juli 2018
Pukul : 11.00 WITA sd 11.30 WITA
Tempat : MTSN Kelayan Banjarmasin

4
D. Media dan Alat
Media :
a. Leaflet
b. Laptop
c. LCD
d. Proyektor
e. Pengeras Suara

E. Metode
a. Ceramah
b. Demonstrasi
c. Tanya jawab (kuis)

F. Susunan Kepanitian
Ketua Pelaksana : Rahayu Ramadhani
Pemateri : Siti Sahliana
Moderator, pembawa acara : Jhoni Setiawan
Fasilitator, Operator : Rahayu Ramadhani
Dokumentasi, Humas : Jhoni Setiawan
Dokumentasi, Konsumsi : Semua Panitia

G. Skema Kegiatan

5
H. Alur Kegiatan
No Tahap Kegiatan Waktu Kegiatan Penyuluhan Sasaran Media

1 Pembukaan 5 Menit 1. Mengucapkan salam Siswi Kata-


2. Memperkenalkan diri kata/kalimat
3. Menyampaikan tujuan
dan pokok materi
4. Menyampaikan pokok
pembahasan
5. Kontrak waktu
2 Pelaksanaan 20 Menit 1. Menyampaikan materi Siswi Leaflet dan
2. Menjelaskan tentang powerpoint
pengertian perawatan
reproduksi eksternal
peerempuan
3. menjelaskan pentingnya
perawatan reproduksi
eksternal peerempuan
4. menjelaskan tanda dan
gejala kurangnya perawatan
reproduksi eksternal
peerempuan
5. Tanya jawab ( kuis )
6. Menampilkan video
3 Penutup 5 Menit 1. Melakukan evaluai Siswi Kata-
2. Menyampaikan kata/kalimat
kesimpulan materi
3. Mengakhiri pertemuan

6
BAB IV

BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

A. Anggaran Biaya
No. Jenis Barang Ukuran/Satuan Jumlah
1. Konsumsi @ Rp. 5.000 x 35 Rp. 175.000
2. Fotocopy Leaflet @ Rp. 2.000 x 35 Rp. 70.000
3. Transportasi @ Rp. 9.000 x 2 Rp. 18.000
4. Hadiah ( Buku dan @ Rp. 35.000 Rp. 35.000
Pulpen )
5 Dana tak terduga Rp. 10.000 Rp. 10.000
Jumlah Biaya Rp. 308.000

1. Konsumsi dan Leaflet


No Bahan Volume Biaya satuan(RP) Biaya (RP)
1. Snack 35 kotak Rp 5.000 Rp 175.000

2. Leaflet 35 lembar Rp 2.000 Rp 70.000


Jumlah Biaya Rp 245.000

2. Perjalanan
No Jenis Volume Biaya Satuan (RP) Biaya (RP)

1. Bensin 2 liter Rp. 9.000 Rp. 18.000


Jumlah Biaya Rp. 18.000

3. Hadiah
No Lain-lain Volume Biaya Satuan (RP) Biaya (RP)

1. Buku 3 buku Rp. 5.000 Rp. 15.000


2. Pulpen 1 pak Rp. 20.000 Rp. 20.000
Jumlah Biaya Rp. 35.000

7
B. Jadwal Kegiatan
Tahun 2018

Jenis Kegiatan Minggu ke

1 2
Proposal
Penyusunan Proposal
Sosialisasi
Penulisan Laporan
Pengumpulan laporan

8
Lampiran 1
ANGGARAN DANA UNTUK PENGABDIAN MASYARAKAT
SARI MULIA BANJARMASIN
A. Anggaran Biaya
No. Jenis Barang Ukuran/Satuan Jumlah
1. Konsumsi @ Rp. 5.000 x 35 Rp. 175.000
2. Fotocopy Leaflet @ Rp. 2.000 x 35 Rp. 70.000
3. Transportasi @ Rp. 9.000 x 2 Rp. 18.000
4. Hadiah ( Buku dan @ Rp. 35.000 Rp. 35.000
Pulpen )
5 Dana tak terduga Rp. 10.000 Rp. 10.000
Jumlah Biaya Rp. 308.000

1. Konsumsi dan Leaflet


No Bahan Volume Biaya satuan(RP) Biaya (RP)
1. Snack 35 kotak Rp 5.000 Rp 175.000

2. Leaflet 35 lembar Rp 2.000 Rp 70.000


Jumlah Biaya Rp 245.000

2. Perjalanan
No Jenis Volume Biaya Satuan (RP) Biaya (RP)

1. Bensin 2 liter Rp. 9.000 Rp. 18.000


Jumlah Biaya Rp. 18.000

3. Hadiah
No Lain-lain Volume Biaya Satuan (RP) Biaya (RP)

1. Buku 3 buku Rp. 5.000 Rp. 15.000


2. Pulpen 1 pak Rp. 20.000 Rp. 20.000
Jumlah Biaya Rp. 35.000

9
Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas
No. Nama/NIM Bidang Ilmu Alokasi Waktu Uraian Tugas
(Jam/Minggu)
1 Siti Sahliana Keperawatan Minggu 1 Menyusun
proposal,
melaksanakan
kegiatan
penyuluhan sampai
selesai, dan
menyusun laporan
2 Jhoni Setiawan Keperawatan Minggu 1 Membantu ketua
dalam menyusun
laporan dan
melaksanakan
kegiatan
3 Rahayu Ramadhani Keperawatan Minggu 1 Membantu ketua
dalam menyusun
laporan dan
melaksanakan
kegiatan

10
Lampiran 3. SATUAN ACARA PENYULUHAN
1. Latar Belakang
Kesehatan Reproduksi menurut WHO (World Health Organizations)
adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas
dari penyakit kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem
reproduksi, fungsi serta prosesnya. Atau suatu keadaan dimana manusia dapat
menikmati kehidupan seksualnya serta mampu menjalankan fungsi dan proses
reproduksinya secara sehat dan aman (WHO, 2010)
Kesehatan reproduksi adalah suatau keadaan sejahtera fisik, mental dan
sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kececatan dalam
semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan
prosesnya. Pembinaan kesehatan reproduksi remaja dilakukan untuk
memberikan informasi dan pengetahuan yang berhubungan dengan perilaku
hidup sehat bagi remaja, disamping mengatasi masalah yang ada.
(Suryati,2011).

2. Tujuan
a. Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan Siswi
mampu dan paham.
b. Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit, diharapkan siswi
dapat :
1). Menjelaskan pengertian tentang Perawatan Organ Reproduksi
Eksternal Perempuan
2). Menyebutkan penyebab Perawatan Organ Reproduksi Eksternal
Perempuan.
3). Menyebutkan tanda dan gejala Perawatan Organ Reproduksi
Eksternal Perempuan
4). Menjelaskan tentang pencegahan Perawatan Organ Reproduksi
Eksternal Perempuan

11
I. Sasaran
Siswi MTSN Kelayan Banjarmasin

J. Waktu dan Tempat


Hari dan Tanggal : Selasa, 31 july 2018
Pukul : 11:00 WITA s.d 11.30
Tempat : MTSN Kelayan Banjarmasin

K. Media dan Alat


Media :
1). Leaflet
2). Laptop
3). LCD
4). Proyektor
5). Pengeras Suara

L. Metode
Ceramah, Demonstrasi dan Tanya jawab (kuis)

M. Alur Kegiatan
No Tahap Kegiatan Waktu Kegiatan Penyuluhan Sasaran Media

1 Pembukaan 5 Menit 1. Mengucapkan salam Siswi Kata-


2. Memperkenalkan diri kata/kalimat
3. Menyampaikan tujuan
dan pokok materi
4. Menyampaikan pokok
pembahasan
5. Kontrak waktu
2 Pelaksanaan 20 menit 1. Menyampaikan materi Siswi Leaflet dan
2. Menjelaskan tentang powerpoint
pengertian perawatan

12
reproduksi eksternal
peerempuan
3. menjelaskan
pentingnya perawatan
reproduksi eksternal
perempuan
4. menjelaskan tanda
dan gejala kurangnya
perawatan reproduksi
eksternal peerempuan
5. Tanya jawab ( kuis )
3 Penutup 5 Menit 1. Melakukan evaluai Siswi Kata-
2. Menyampaikan kata/kalimat
kesimpulan materi
3. Mengakhiri pertemuan

13
Lampiran 4. MATERI
1. Latar Belakang
Kesehatan Reproduksi menurut WHO (World Health
Organizations) adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh,
bukan hanya bebas dari penyakit kecacatan dalam segala aspek yang
berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya. Atau suatu
keadaan dimana manusia dapat menikmati kehidupan seksualnya serta
mampu menjalankan fungsi dan proses reproduksinya secara sehat dan
aman (WHO, 2010)
Kesehatan reproduksi adalah suatau keadaan sejahtera fisik, mental
dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau
kececatan dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta
fungsi dan prosesnya. Pembinaan kesehatan reproduksi remaja dilakukan
untuk memberikan informasi dan pengetahuan yang berhubungan dengan
perilaku hidup sehat bagi remaja, disamping mengatasi masalah yang ada.
(Suryati,2011).

2. Pengertian
Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental
dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau
kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta
fungsi dan prosesnya (Widyastuti, 2011).
Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang
menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh
remaja. Pengertian sehat disini tidak semata-mata berarti bebas penyakit
atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara mental serta social
kultural (Admin, 2013).
Secara umum alat reproduksi wanita dibagi atas dua bagian yaitu alat
kelamin (genetalia) luar dan alat kelamin bagian dalam (Manuaba, 2012).
Anatomi genetalia eksterna (alat kelamin bagian luar) dari wanita lebih
sederhana dibandingkan laki-laki, hal itu karena sebagian besar alat
reproduksi wanita berada di rongga panggul, sehingga genetalia interna

14
(alat kelamin wanita bagian dalam) lebih kompleks. Karena itu, evaluasi

terhadap fungsi alat reproduksi wanita lebih rumit dibandingkan dengan


laki-laki. Genetalia eksterna wanita terdiri dari labium mayus, labium
minus, clitoris dan liang vagina (Santosa, 2013).

3. Anatomi Fisiologi
Anatomi Genitalia Eksterna pada Wanita Genitalia berarti alat
kandungan. Genitalia eksterna dalam arti sempit adalah alat kandungan
yang dapat dilihat wanita dalam posisi litotomi. Menurut Mochtar (1998)
dan Manuaba (2010) ada beberapa bagian genitalia eksterna yaitu:
a. Mons veneris ialah daerah yang menggunung di atas simfisis , yang
akan ditumbuhi rambut kemaluan (pubes) apabila wanita beranjak
dewasa.
b. Bibir besar kemaluan (labia mayora) berada pada bagian kanan dan
kiri, berbentuk lonjong, yang pada wanita menjelang dewasa
ditumbuhi juga oleh pubes lanjutan dari mons veneris.
c. Bibir kecil kemaluan (labia minora) ialah bagian dalam dari bibr besar
yang berwarna merah jambu.
d. Klentit (klitoris) identik dengan penis pada pria , kira-kira sebesar
kacang hijau sampai cabe rawit dan ditutupi oleh frenulum klitoris.
Glans klitoris berisi jaringan yang dapat berereksi, sifatnya amat
sensitif karena memiliki serabut saraf.
e. Vulva adalah bagian alat kandungan luar yang berbentuk lonjong,
berukuran panjang mulai dari klitoris, kanan kiri dibatasi bibir kecil,
sampai ke belakang dibatasi perineum.

15
f. Vestibulum terletak di bawah selaput lendir vulva, terdiri dari bulbus
vestibuli kanan dan kiri.
g. Introitus vagina adalah pintu masuk ke vagina.
h. Selaput dara (hymen) merupakan selaput yang menutupi introitus
vagina. Biasanya berlubang membentuk semilunaris, anularis, tapisan,
septata atau fimbra.
i. Lubang kemih (orifisium uretra ekterna) adalah tempat keluarnya air
kemih yang terletak di bawah klitoris. Di sekitar lubang kemih bagian
kiri dari kanan didapati lubang kelenjar skene.
j. Perineum terletak di antara vulva dan anus.

4. Etiologi
Masalah yang dapat timbul akibat kebersihan organ reproduksi yang
kurang baik yaitu timbul beberapa penyakit kelamin seperti kanker serviks,
keputihan, iritasi kulit genital, alergi, peradangan atau infeksi saluran
kemih.Hal tersebut berkaitan dengan saluran kemih dibawah wanita lebih
pendek, sehingga dapat dengan mudah terpapar kuman dan bibit
penyakit.Kuman tertentu dan jumlah tertentu dapat menimbulkan peradangan
dan dapat menimbulkan rasa sakit.Maka dari itu sangat penting untuk menjaga
kebersihan vagina agar mencegah kuman-kuman tersebut masuk kedalam alat
kelamin dan saluran kencing wanita (Nadesul, 2008).

5. Patofisiologi
Remaja Indonesia saat ini sedang mengalami perubahan sosial yang
cepat dari masyarakat tradisional menuju masyarakat modern, yang juga
mengubah norma-norma, nilainilai dan gaya hidup mereka. Berbagai hal
tersebut mengakibatkan peningkatan kerentanan remaja terhadap berbagai
macam penyakit, terutama yang berhubungan dengan kesehatan seksual dan
reproduksi, termasuk ancaman yang meningkat terhadap HIV/AIDS, penyakit
menular seksual (PMS) dan kehamilan dini (Anggraini, 2009).
Organ reproduksi harus sangat diperhatikan, tetapi masih banyak para
remaja maupun orang dewasa yang kurang memperhatikannya, sebab di dalam

16
budaya kita, orang merasa kurang nyaman membicarakan masalah seksual.
Padahal, organ tersebut sangat membutuhkan perhatian, terutama kesehatan
dan kebersihannya.
Organ reproduksi pada wanita memang jauh lebih ‘rumit’ dan rentan
akan penyakit. Hal itu disebabkan karena secara anatomis, letak organ
reproduksi wanita berada di dalam tubuh (detikhealt). Menjaga kebersihan alat
kelamin (kemaluan) khusunya bagian luar merupakan bagian dari kebersihan
diri. Miss V (alat kelamin) mudah sekali terkena penyakit karena cenderung
selalu lembab, permukaannya sangat halus dan mudah sekali terluka. Tapi,
tidak sulit juga untuk menjaganya, yaitu seperti penggunaan pembalut dari
bahan lembut dan tidak beraroma, tidak berhubungan seks bebas, serta tidak
menggunakan pembersih vagina secara berlebihan. Penyakit-penyakit yang
menyerang Miss V tidak selalu berupa penyakit menular, bisa juga berupa
reaksi radang karena alergi terhadap bahan-bahan tertentu seperti pembalut
atau celana dalam.
Apapun itu, tidak bisa dianggap remeh karena Miss V sangat vital
perannya dalam sistem reproduksi (detikhealt.com, 2014). Hal ini perlu
diketahui remaja putri agar tidak muncul masalah-masalah seperti keputihan,
iritasi, timbulnya masalah infeksi pada saluran kemih, bau yang tidak
menyenangkan, herpes kelamin, kutil kelamin, kanker serviks, infeksi pada
daerah vagina (vaginitis) dll (detikhealt.com, 2014). Jika organ reproduksi
wanita terkena masalah, misalnya bagi mereka yang tinggal di daerah tropis,
udara yang panas dan cenderung lembab sering membuat merasa gerah dan
berkeringat, keringat membuat tubuh kita lembab, terutama dibagian tubuh
yang tertutup dan lipatan-lipatan yang akan menyebabkan bakteri mudah
berkembang biak, menimbulkan bau yang tidak sedap dan juga menimbulkan
penyakit.
Pengeluaran lendir dari vagina yang berlebih bisa mengganggu
aktivitas, karena letaknya yang tersembunyi sehingga mudah lembab, tempat
keluarnya air seni sekaligus sebagai alat reproduksi, membuatnya mudah
terjangkit bakteri. Rata-rata wanita pernah mengalami vaginitis, baik yang
masih gadis maupun yang telah menikah. Di luar vaginitis, organ intim

17
tersebut memang normalnya mengeluarkan cairan, lingkungan dalam vagina
memiliki kadar keasaman (pH) normalnya berkisar 3,5 – 4,5. Pada keadaan
tak normal pH diatas 4,5. Akibatnya, mudah terkena infeksi atau peradangan
atau juga disebut vaginitis (http://nad.bkkbn.go.id/article dalam Yuli 2010).
Vaginitis dapat menghasilkan cairan, gatal dan nyeri dan seringkali
dihubungkan dengan iritasi atau infeksi pada vulva, biasanya karena infeksi.
Tiga jenis bakteri utama dari vaginitis adalah bakterial vaginosis (BV),
kandidiasis vagina, dan trikomoniasis. Seorang wanita mungkin memiliki
kombinasi dari infeksi vagina pada satu waktu. Gejala-gejala yang timbul
bervariasi sesuai dengan bakteri yang menginfeksi, meskipun ada gejala
umum bahwa semua infeksi vaginitis miliki tanda peradangan atau bahkan
dapat asymptomatic (Wikipedia dalam Fitria, 2011).

6. Klasifikasi Penyakit Genetalia


1). Kanker serviks,
2). Keputihan
3). Iritasi kulit genital
4). Alergi
5). Peradangan atau infeksi saluran kemih

7. Manfestasi Klinis
1). Muncul kemerahan dan rasa gatal pada organ genetalia
2). Pendarahan tak normal Wanita pada saat menstruasi
3). Nyeri saat buang air kecil
4). Nyeri ditandai dengan kemerahan pada bagian vagina
5). Keputihan yang berlebihan
6). Gatal atau rasa tidak nyaman di daerah genital
7). Organ intim atau daerah selangkangan mengalami pembengkakan
atau rasa nyeri

18
8. Komplikasi
1). Keputihan
2). Keputihan yang abnormal bisa menyebabkan kemandulan pada
wanita
3). Kanker servik
4). Isk (Infeksi Saluran Kemih)
5). Iritasi pada vagina

9. Pencegahan
1). Rutin membersihkan area genetalia dengan air bersih
2). Tidak menggunakan dalaman yang ketat
3). Hindari untuk menggunakan minyak wangi/parfum atau bedak
menggunakan ke vagina
4). Jangan menggunakan alat pembersih kimiawi tertentu karena akan
merusak keasaman vagina yang berfungsi menumbuhkan bakteri
atau kuman yang masuk. Demikian juga tidak diperbolehkan
menggunakan deodorant atau spray, cairan pembasuh (douches),
sabun yang keras, serta tissue yang berwarna dan berparfum.
Rangsangan dari bahan ini dapat menimbulkan peradangan dari
liang senggama dan bibir kemaluan dengan keluhan gatal dan
keputihan.
5). Untuk perempuan jika sedang mengalami menstruasi gantilah
pembalut sesering mungkin.
6). Rajin berolahraga dan banyak mengkonsumsi buah dan sayuran.

10. Cara perawatan alat reproduksi


Menjaga kesehatan berawal dari menjaga kebersihan.Halini juga
berlaku bagi kesehatan organ-organ seksual.Caramemelihara organ intim
tanpa kuman dilakukan sehari-hari dimulaibangun tidur dan mandi
pagi.Alat reproduksi dapat terkena sejenisjamur atau kutu yang dapat
menyebabkan rasa gatal atau tidaknyaman apabila tidak dirawat
kebersihannya.Mencuci vaginadengan air kotor, pemeriksaan dalam yang

19
tidak benar, penggunaanpembilas vagina yang berlebihan, pemeriksaan
yang tidak higienis, dan adanya benda asing dalam vagina dapat
menyebabkan keputihan yang abnormal.Keputihan juga bisa timbul karena
pengobatan abnormal, celana yang tidak menyerap keringat, dan penyakit
menular seksual (Kusmiran Eni, 2011).
Beberapa cara merawat organ reproduksi remaja putri adalah sebagai
berikut :
a. Mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh daerahkewanitaan.
b. Hindari menggunakan sabun mandi pada alat kelamin karenadapat
menyebabkan kekeringan dan iritasi kulit atau gatal.Gunakan
pembersih kewanitaan yang menggunakan Ph balance3,5 untuk
menghindari iritasi.
c. Mengeringkan daerah di sekitar vagina sebelum berpakaiansebab jika
tidak dikeringkan kan menyebabkan celana dalamyang dipakai
menjadi basah dan lembab. Selain tidak nyamandipakai, celana basah
dan lembab berpotensi mengundangbakteri dan jamur.
d. Tidak diperbolehkan menaburkan bedak pada vagina dandaerah di
sekitarnya, karena kemungkinan bedak tersebut akanmenggumpal di
sela-sela lipatan vagina yang sulit terjangkautangan untuk dibersihkan
dan akan mengundang kuman.
e. Disediakan celana dalam ganti di dalam tas kemanapun pergi,hal ini
menghindari kemungkinan celana dalam kita basah.
f. Pakailah celana dalam dari bahan katun karena dapat
menyerapkeringat dengan sempurna.
g. Menghindari pemakaian celana dalam dari satin ataupun bahansintetik
lainnya karena menyebabkan organ intim menjadipanas dan lembab.
h. Membersihkan vagina dengan air sebaiknya dilakukan
denganmenggunakan shower toilet. Semprotlah permukaan luarvagina
dengan pelan dan menggosoknya dengan tangan.
i. Gantilah celana dalam sekurang-kurangnya dua sampai tigakali sehari.
j. Penggunaan pantyliner sebaiknya digunakan antara dua sampaitiga
jam. Penggunaan pantyliner setiap hari ternyata justrudapat

20
mengakibatkan infeksi bakteri, jamur, serta jerawat ataubisul pada
daerah genetalia. Ini terjadi karena pantylinermembuat daerah
kewanitaan makin lembab. Meskipun lapisanatas pantyiner memiliki
daya serap untuk menjaga higienitasdaerah kewanitaan, akan tetapi
bagian dasar dari pantyliner initerbuat dari plastik, sehingga kulit tidak
bisa bernafas legakarena kurangnya sirkulasi udara. Jadi sebaiknya
janganmenggunakan pantyliner terlalu sering.
k. Sebaiknya tidak menggunakan celana ketat, berbahan nilon,jeans dan
kulit.
l. Saat cebok setelah BAB atau BAK, bilas dari arah depan kebelakang.
Hal ini untuk menghindari terbawanya kuman darianus ke vagina.
m. Memotong atau mencukur rambut kemaluan sebelum panjangsecara
teratur.
n. Memakai handuk khusus untuk mengeringkan daerahkemaluan.
o. Apabila kita menggunakan WC umum, sebaiknya sebelumduduk siram
dulu WC tersebut (di-flishing) terlebih dahulubaru kemudian kita
gunakan.
p. Jangan garuk organ intim segatal apa pun. Membilas dengan airhangat
juga tidak disarankan mengingat cara itu justru bisamembuat kulit di
sekitar Mrs. V bertambah merah danmembuat rasa gatal semakin
menjadi-jadi. Lebih baik kompresvagina dengan air es sehingga
pembuluh darah di wilayahorgan intim tersebut menciut, warna
merahnya berkurang, danrasa gatal menghilang. Alternatif lain, basuh
vagina denganrebusan air sirih yang sudah didinginkan. Atau gunakan
PKyang dicampur dengan air dingin. Takarannya 1 sendok the untuk
air satu ember ukuran sedang. Penggunaan PK dengandosis tidak tepat
bisa membakar kulit dan membuatnya keringberwarna kecoklatan.
q. Bersihkan vagina setiap buang air kecil (BAK) dan buang airbesar
(BAB). Air yang digunakan untuk membasuh harusbersih, yakni air
mengalir yang langsung dari keran. Penelitianmenguak air dalam bak /
ember di toilet-toilet umummengandung 70% jamur candida albicans.
Sedangkan air yangmengalir dari keran di toilet umum mengandung

21
kurang lebih10-20% jenis jamur yang sama. Kebersihan vagina
jugaberkaitan erat dengan trik pembasuhannya. Yang benar adalahdari
arah depan (vagina) ke belakang (anus) dan bukan darianus ke arah
vagina. Cara yang disebut terakhir itu hanya akanmembuat bakteri
yang bersarang di daerah anus masuk ke liangvagina dan
mengakibatkan gatal-gatal. Setelah dibasuh,keringkan Mrs. V dengan
handuk lembut agar tidak basah.
r. Sebaiknya pilih pembalut yang berbahan lembut, dapatmenyerap
dengan baik, tidak mengandung bahan yangmembuat alergi (misalnya
parfum atau gel), dan merekat dengan baik pada pakaian dalam.
Adapun cara pemeliharaan organ reproduksi remaja perempuanadalah
sebagai berikut (Kusmiran Eni, 2011) :
a. Tidak memasukkan benda asing ke dalam vagina.
b. Menggunakan celana dalam yang menyerap keringat.
c. Tidak menggunakan celana yang terlalu ketat.
d. Pemakaian pembilas vagina secukupnya, tidak berlebihan.

22

Vous aimerez peut-être aussi