Vous êtes sur la page 1sur 58

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA TUBERKULOSIS PARU

A. KONSEP PENYAKIT
1. Definisi
Tuberculosis paru-paru merupakan penyakit infeksi yang menyerang parenkim
paru-paru yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat
juga menyebar ke bagian tubuh lain seperti meningen, ginjal, tulang, dan nodus
limfe (Irman Somantri, 2008).
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman
Tuberkulosis (Mycobacterium tuberculosa) yang ditularkan melalui udara
(droplet nuclei) saat seorang pasien Tuberkulosis batuk dan percikan ludah yang
mengandung bakteri tersebut terhirup oleh orang lain saat bernapas (Widoyono,
2008)
Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi yang menyerang pada saluran
pernafasan yang disebabkan oleh bakteri yaitu mycobacterium tuberculosis,
(Smeltzer, 2008).

2. Etiologi
Mycobacterium tuberkulosis merupakan jenis kuman berbentuk batang berukuran
panjang 1-4 mm dengan tebal 0,3-0,6 mm. sebagian besar komponen M.
tuberkulosis adalah berupa lemak atau lipid sehingga kuman mampu tahan
terhadap asam serta sangat tahan terhadap zat kimia dan faktor fisik.
Mikroorganisme ini adalah bersifat aerob yakni menyukai daerah yang banyak
oksigen. oleh karena itu, M. tuberkulosis senang tinggal di daerah apeks paru-
paru yang kandungan oksigennya tinggi. daerah tersebut menjadi tempat yang
kondusif untuk penyakit tuberkulosis.
- Kontak dekat dengan seseorang yang menderita TB aktif.
- Riwayat terpajan TB sebelumnya.
- Status gangguan imun (missal: lansia, kanker, HIV)
- Penggunaan obat injeksi dan alkoholisme.
- Masyarakat yang kurang mendapat pelayanan kesehatan yang memadai
(missal : gelandangan, penduduk miskin, minoritas, dll)
- Kondisi medis yang sudah ada, termasuk diabetes, gagal ginjal kronis,
silicosis, dan malnutrisi).
- Imigran dari Negara dengan insidensi TB yang tinggi (misal:Asia Tenggara)
- Institusionalisasi (misal: penjara)
- Tinggal di lingkungan padat penduduk bawah standar.
- Pekerjaan (misal: tenaga kesehatan)

3. Manifestasi klinik
Gejala utama TB paru adalah batuk lebih dari 4 minggu dengan atau tanpa
sputum, malaise, gejala flu, demam derajat rendah, nyeri dada, dan batuk darah.
Pasien TB Paru menampakkan gejala klinis, yaitu :
- Tahap asimtomatis.
- Gejala TB Paru yang khas, kemudian stagnasi dan regresi.
- Eksaserbasi yang memburuk
- Gejala berulang dan menjadi kronik.
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan tanda-tanda :
- Tanda-tanda infiltrate (redup, bronchial, ronki basah, dan lain-lain)
- Tanda-tanda penarikkan paru, diafragma, dan mediatinum.
- Secret di saluran napas dan ronkhi.
- Suara napas amforik karena adanya kavitas yang berhubungan langsung
dengan bronkus.

4. Komplikasi
- Kerusakan jaringan paru yang masif
- Gagal napas
- Fistula bronkopleural
- Pneumotoraks
- Efusi Pleura
- Pneumonia
- Infeksi organ tubuh lain oleh focus mikrobakterial kecil
- Penyakit hati terjadi sekunder akibat terapi obat
5. Patofisiologi
Pada tuberculosis, basil tuberculosis menyebabkan suatu reaksi jaringan yang
aneh di dalam paru-paru meliputi : penyerbuan daerah terinfeksi oleh makrofag,
pembentukan dinding di sekitar lesi oleh jaringan fibrosa untuk membentuk apa
yang disebut dengan tuberkel. Banyaknya area fibrosis menyebabkan
meningkatnya usaha otot pernafasan untuk ventilasi paru dan oleh karena itu
menurunkan kapasitas vital, berkurangnya luas total permukaan membrane
respirasi yang menyebabkan penurunan kapasitas difusi paru secara progresif dan
rasio ventilasi-perfusi yang abnormal di dalam paru-paru dapat mengurangi
oksigenasi darah. Penularan penyakit ini disebabkan karena kontak dengan dahak
atau menghirup titik-titik air dari bersin atau batuk dari orang yang terinfeksi
kuman tuberculosis, anak-anak sering mendapatkan penularan dari orang dewasa
di sekitar rumah maupun saat berada di fasilitas umum seperti kendaraan umum,
rumah sakit dan dari lingkungan sekitar rumah. Oleh sebab inilah masyarakat di
Indonesia perlu sadar bila dirinya terdiagnosis tuberculosis maka hati hati saat
berinteraksi dengan orang lain agar tidak batuk sembarangan , tidak membuang
ludah sembarangan dan sangat dianjurkan untuk bersedia memakai masker atau
setidaknya sapu tangan atau tissue.

Sumber : Somantri, Irman, (2008)


6. Penatalaksaan (Medis dan Keperawatan)
Zain (2011) membagi penatalaksanaan tuberculosis paru menjadi tiga bagian
yaitu pencegahan, pengobatan, dan penemuan penderita (active case finding).
Pencegahan TB Paru
 Pemeriksaan kontak yaitu pemeriksaan terhadap individu yang bergaul erat
dengan penderita TB BTA positif. Pemeriksaan meliputi : tes tuberculin,
klinis, dan radiologis. Bila tes tuberculin positif maka pemeriksaan
radiologis foto thoraks diulang pada 6 dan 12 bulan mendatang. Bila masih
negative diberikan BCG vaksinasi.
 Mass chest X-ray, yaitu pemeriksaan terhadap kelompok-kelompok
populasi tertentu, misal : penghuni rumah tahanan, petugas kesehatan,
siswa-sisiwi pesantren.
 Vaksinasi BCG
 Kemoprofilaksis dengan menggunakan INH 5 mg/kgBB selama 6-12 bulan
dengan tujuan menghancurkan atau mengurangi populasi bakteri yang
masih sedikit.
 Komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) tentang penyakit tuberculosis
kepada masyarakat di tingkat puskesmas maupun di tingkat rumah sakit.
Pengobatan Tuberkulosis Paru
Berikut penatalaksanaan pengobatan tuberkulosisi. Mekanisme Kerja Obat
anti-Tuberkulosis (OAT).
- Aktivitas bakterisidal, untuk bakteri yang membelah cepat
o Ekstraseluler, jenis obat yang digunakan ialah Rifampisin (R) dan
Streptomisin (S).
o Intraseluler, jenis obat yang digunakan ialah Rifampisin (R) dan
Isoniazid (INH).
- Aktivitas sterilisasi, terhadap the persisters (bakteri semidormant).
o Ekstraseluler, jenis obat yang digunakan ialah Rifampisin (R) dan
Isoniazid (INH)
o Intraseluler, untuk slowly growing bacilli digunakan Rifampisin dan
Isoniazid. Untuk very slowly growing bacilli, digunakan Pirazinamid
(Z).
- Aktivitas bakteriostatis, obat-obatan yang mempunyai aktivitas bakteriostatis
terhadap bakteri terhadap asam.
o Ekstraseluler, jenis obat yang digunakan ialah Etambutol (E), asam pra
amino salisilik (PAS), dan sikloserine.
o Intraseluler, kemungkinan masih dapat dimusnahkan oleh Isoniazid
dalam keadaan telah terjadi resistensi sekunder.
Pengobatan TB terbagi dalam dua fase yaitu fase intensif ( 2-3 bulan ) dan
fase lanjutan ( 4-7 bulan ). Paduan obat yang digunakan terdiri atas obat
utama dan obat tambahan. Jenis obat utama yang digunakan sesuai
rekomendasi WHO adalah Rifampisin, Isoniazid, Pirazinamid, Streptomisin,
dan Etambutol. (Depkes RI, 2009).
Disamping itu, perlu pemahaman tentang strategi penanggulangan TB yang
dikenal dengan Directly Observed Treatment Short Course (DOTSC). Lima
komponen DOTSC yang direkomendasikan WHO yaitu :
 Adanya komitmen politis berupa dukungan para pengambil keputusan
dalam penanggulangan TB.
 Diagnosis TB melalui pemeriksaan sputum secara makroskopik langsung,
dan pemeriksaan penunjang lainnya seperti pemeriksaan radiologis dan
kultur.
 Pengobatan TB dengan panduan OAT jangka pendek di bawah
pengawasan langsung oleh PMO, khususnya dalam dua bulan pertama di
mana penderita harus minum obat setiap hari.
 Kesinambungan ketersediaan panduan OAT jangka pendek yang cukup.
 Pencatatan dan pelaporan yang baku.
Penemuan penderita. Terdapat empat kategori yaitu : kategori I,II,III,
dan IV. Kategori ini didasarkan pada urutan kebutuhan pengobatan
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Data biologis meliputi:
1) Identitas klien
2) Identitas penanggung jawab

Riwayat kesehatan
1) Riwayat infeksi saluran kemih
2) Riwayat pernah menderita batu ginjal
3) Riwayat penyakit DM,jantung
Pengkajian fisik
1) Palpasi kandung kemih
2) Inspeksi daerah meatus
a. Pengkajian warna, jumlah, bau dan kejernihan urine
b. Pengkajian pada costoverbralis
Riwayat psikososial
Usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan
Persepsi terhadap kondisi penyakit, mekanisme koping dan system pendukung
pengkajian koping dan system pendukung pengkajiran pengetahuan klien dan
keluarga.
1) Pemahaman tentang penyebab/perjalanan penyakit
2) Pemahaman tentang pencegahan, perawatan dan terapi medis
Kaji karakteristik nyeri (PQRST)
P (provoked) : hal yang mencetuskan / memperberat nyeri
Q (quality) :kualitas nyeri, misalnya : seperti ditusuk benda
tajam/tumpul, terbakar.
R (region/radiation) :daerah/bagian tubuh yang mengalami nyeri /
penjalararan nyeri
S (severity) : intensitas atau beratnya nyeri
T (time) : waktu
a. Riwayat Kesehatan
a) Riwayat medis dan kejadian yang lain
b) Riwayat kejadian cedera kepala, seperti kapan terjadi dan penyebab
terjadinya
c) Penggunaan alkohol dan obat-obat terlarang lainnya.
b. Pola Gordon
a) Pola manajemen kesehatan – persepsi kesehatan
Bagaimana perilaku individu tersebut mengatasi masalah kesehatan
dengan nyeri, adanya faktor risiko sehubungan dengan kesehatan yang
berkaitan dengan nyeri.
b) Pola metabolik – nutrisi
Kebiasaan diit buruk (rendah serta, tinggi lemak, bahan pengawt),
anoreksia, mual, muntah, intoleransi makanan atau minuman, perubahan
berat badan, berat badan turun, frekuensi makan dan minum, adanya
sesuatu yang dapat mempengaruhi makan dan minum (agama, budaya,
ekonomi) dari rasa ketidaknyamanan nyeri tersebut
c) Pola eliminasi
Perubahan pola defekasi (darah pada feses, nyeri saat devekasi),
perubahan berkemih (perubahan warna, jumlah, ferkuensi) dari nyeri.
d) Aktivitas – latihan
Adanya nyeri meyebabkan kelemahan atau keletihan.
e) Pola istirahat – tidur
Nyeri menyebabkan perubahan pola istirahat dan jam kebiasaan tidur.
f) Pola persepsi – kognitif
Rasa kecap lidah berfungsi atau tidak, gambaran indera pasien terganggu
atau tidak, penggunaaan alat bantu dalam penginderaan pasien. Pasien
dapat merasakan nyeri.
g) Pola konsep diri – persepsi diri
h) Nyeri mempengaruhi keadaan social seseorang (pekerjaan, situasi
keluarga, kelompok sosial), penilaian terhadap nyeri yang dialaminya.
i) Pola hubungan dan peran
j) Pola reproduksi – seksual
Perilaku seksual setelah terjadi gangguan nyeri dikaji
k) Pola toleransi koping – stress
Adanya nyeri menyebabkan stress.

l) Keyakinan dan nilai


Status ekonomi dan budaya yang mempengaruhi nyeri, adanya
pantangan atau larangan dalam penanganan nyeri menurut dirinya.
c. Pemeriksaan fisik
- Keadaan Umum
Didapatkan klien tampak lemah,
nadi +100x/menit,
TD + 120/80mmH
- Tingkat Kesadaran
Normal GCS = 4-5-6
- Sistem Respirasi
Pernafasan normal yaitu 20x/menit, nafas normal
- Sistem Kardiovaskuler
Terjadi penurunan tekanan darah
- Sistem Integumen
Kulit kering, turgor kulit menurun, rambut agak kusam.
- Sistem Gastrantestinal
Bibir kering pecah-pecah, mukosa mulut kering, lidah kotor.
- Sistem Muskuloskeletal.
Klien lemah, terasa lelah tapi tidak didapatkan adanya kelaina
- Sistem Abdomen
Pada palpasi didapatkan adanya nyeri tekan pada ginjal akibat adanya
peradangan akut maupun kronis dari ginjal atau saluran kemih yang
mengenai pelvis ginjal, pielonefritis, cystitis, uretra.
- Pengkajian psikologi pasien:
Bagaimana perasaan pasien terhadap hasil tindakan dan pengobatan yang
telah dilakukan? Adakakan perasaan malu atau takut kekambuhan
terhadap penyakitnya.
- Aktivitas / istirahat
Gejala : pekerjaan monoton, pekerjaan dimana pasien terpajan pada
lingkungan bersuhu tinggi. keterbatasan aktivitas atau imobilisasi
sehubungan dengan kondisi sebelumnya.
- Sirkulasi
Tanda : peningkatan tekanan darah, nadi (nyeri, ansietas, gagal ginjal).
kulit hangat dan kemerahan, pucat
- Eliminasi
Gejala : adanya riwayat ISK kronis, obstruksi sebelumnya (kalkulus).
penurunan keluaran urine, kandung kemih penuh. rasa terbakar,
dorongan berkemih, diare.
Tanda : poliguria, hematuria, piuria. perubahan pola berkemih.
- Makanan / Cairan
Gejala : mual dan muntah, nyeri tekan abdomen diet tinggi purin,
kalsium oksalat, dan fosfat ketidakcukupan pemasukan cairan, tidak
minum air dengan cukup
Tanda : distensi abdominal,penurunan/ tak adanya bising usus muntah
- Nyeri / kenyamanan
Gejala : episode akut, nyeri akut, nyeri kolik. lokasi tergantung pada
lokasi batu, contoh pada panggul di regio sudut kostavertebra, dapat
menyebar ke punggung abdomen, (lipat paha atau genetelia) ngeri
dangkal konstan menunjukkan kalkulus ada di pelvis atau kalkulus
ginjal. nyeri dapat di gambarkan sebagai akut, hebat, tidak hilang dengan
posisi atau tindakan lain.
Tanda : melindungi, perilaku distraksi nyeri tekan pada area ginjal pada
palpasi
- Keamanan
- Gejala : penggunaan alkohol demam, menggigil.

d. Pemeriksaan penunjang (Diagnostik/Laboratorium)


Biakan dan tes sensitifitas urine harus dilakukan diawal kehamilan.
Urinalisis
- Leukosuria: bila terdapat 5 leukosit/ lapang pandang besar
- Hematuria: bila terdapat 5-10 eritrosit/lapang pandang besar

Bakteriologis
- Mikroskopis: bila terdapat > 105 organisme koloform/ml urin pada urin
porsi tengah dan terdapat > 103 organisme koloform pada pengambilan
urin melalui aspirasi suprapubik
- kultur kuman : menetukan keberadaan kuman, jenis kuman dan
menentukan jenis antibiotik yang cocok
Pemeriksaan darah
- lekositosis
- peningkatan LED
- pada infeksi berat diperlukan pemeriksaan faal ginjal
Pencitraan
- Foto polos abdomen
- PIV (pielogravi intra vena)
- USG dan CT scan
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan Penyakit paru
obstruksi kronis
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan kurang asupan makan
3. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis

RENCANA KEPERAWATAN
Nama : Ny. S No. CM : 041xxx
Umur : 24 tahun Dx. Medis : TB Paru

Hari/Tgl No Dx Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Ttd

1. Setelah dilakukan asuhan Monitor pernapasan (3350)


keperawatan selama 3 x 24 - Monitor suara tambahan
jam diharapkan Manajemen jalan nafas (3146)
Ketidakefektifan bersihan - Posisikan pada posisi nyaman.
jalan napas dapat teratasi - Ajarkan tehnik batuk efektif
dengan kriteria hasil : - Kolaborasi dengan dokter
Status pernapasan : kepatenan dalam pemberian terapi obat.
jalan napas (6419)
- frekuensi pernapasan
tidak ada deviasi dari
kisaran normal
- Irama pernapasan
pernapasan tidak ada
deviasi dari kisaran
normal
- Suara napas tambahan
pernapasan tidak ada
deviasi dari kisaran
normal
- Batuk pernapasan tidak
ada deviasi dari kisaran
normal
- Akumulasi sputum
pernapasan tidak ada
deviasi dari kisaran
normal

2. Setelah dilakukan asuhan Manajemen nutrisi (1100)


keperawatan selama 3 x 24 - Monitor terjadinya penurunan
jam diharapkan berat-badan
Ketidakseimbangan nutrisi - Anjurkan makan-minum
kurang dari kebutuhan tubuh sedikit tapi sering.
dapat teratasi dengan kriteria - Ajarkan klien dan keluarga
hasil : untuk makan yang tepat dan
Status nutrisi (1004) : sesuai
- Asupan gizi tidak - Kolaborasi dengan tenaga
menyimpang dari medis dalam pemberian
normal makanan dan obat
- Asupan makanan
tidak menyimpang
dari normal
- Asupan cairan tidak
menyimpang dari
normal
- Energi tidak
menyimpang dari
normal
- Resiko penurunan bb
tidak menyimpang
dari normal

3 Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri (1400)


keperawatan selama 3x24 jam
- Kaji nyeri secara konferhensif
diharapkan nyeri berkurang
- Monitor tingkat nyeri
dari skala nyeri 8 menjadi
- Ajarkan teknik relaksasi nafas
skala nyeri 3
dalam
Dengan kriteria hasil : - Berikan informasi mengenai
nyeri
Kontrol nyeri (1605)
- Kolaborasi dengan dokter
- Mengenali kapan nyeri pemberian analgetik
terjadi

Tingkat nyeri (2102)


- Nyeri yang dilaporkan
menjadi ringan
- Ekspresi wajah ringan
DAFTAR PUSTAKA

Muttaqin, Arif, 2008. “Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Pernapasan.”
Jakarta : Salemba Medika.
Smeltzer, S.C., 2013. “Keperawatan Medikal Bedah Brunner and Suddarth, edisi 12”.
Jakarta : EGC,
Somantri, Irman, 2008. “Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan Sistem
Pernapasan.” Jakarta: Salemba Medika.
Wilkinson Judith M, Ahern Nancy R, 2011. “ Buku Saku Diagnosis Keperawatan, edisi
9,Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC.” Jakarta : EGC
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.S
DENGAN TUBERKULOSIS MILIER DI RUANG AT TIN 1 BED 3
RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SUKOHARJO

Tgl/Jam MRS : 21 Juli 2018 / 09:00 WIB


Tanggal/ Jam Pengkajian : 22 Juli 2018/ 04:00 WIB
Metode Pengkajian : Observasi dan wawancara
Diagnosa Medis : Tuberkulosis Paru
No. Registrasi : 041xxx

PENGKAJIAN
I. BIODATA
1. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny.S
Alamat :Sukoharjo
Umur : 24 tahun
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT

2. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB


Nama : Tn. M
Umur : 25 tahun
Pendidikan : STM
Pekerjaan : Karyawan swasta
Alamat : Sukoharjo
Hubungan dengan klien : Suami

II. RIWAYAT KEPERAWATAN


1. KELUHAN UTAMA :
Klien mengatakan batuk berdarah
2. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG :
Klien dirujuk dari rumah sakit ke rrumah sakit pku muhammadiyah
sukoharjo dengan hemoptisis, tb paru dan batuk berdarah dan berdahak,
sesak nafas. Klien mengatakan batuk sejah 3 bulan sebelum masuk rumah
sakit. Setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan hasil TD : 110/70 mmHg,
N : 85 x/menit, r : 25 x/menit, s : 37,2 0 C.

3. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU :


Klien mengatakan pernah dirawat di rumah sakit karena penyakit demam
typoid.

4. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA :


Klien mengatakan ayahnya menderita penyakit tbc saat masih hidup.
Genogram keluarga :

5. RIWAYAT KESEHATAN LINGKUNGAN :


Klien mengatakan lingkungan rumahnya bersih dengan ventilasi udara
yang mencukupi dan jauh darp pembuangan limbah.

III. PEMERIKSAAN FISIK


1. Keadaan/ penampilan Fisik
a. Kesadaran : Compos mentis
b. Tanda – tanda Vital
1) Tekanan Darah : 110/70 mmHg
2) Nadi
- Frekuansi : 85 x/m
- Irama : teratur
- Kekuatan : kuat
3) Pernapasan
- Frekuensi : 25 x/m
- Irama : teratur
4) Suhu : 37,2 0 C
2. Kepala
a. Bentuk kepala : mesochepal
b. Kulit kepala : terdapat sekit ketombe
c. Rambut : panjang dan berwarna hitam

3. Muka
a. Mata
1) Palpebra :
2) Konjungtiva : anemis
3) Sclera : tidak ikterik
4) Pupil : isokor
5) Diameter pupil ka/ki : 3mm/3mm
6) Reflek terhadap cahaya : normal
7) Penggunaan Alat bantu penglihatan :
b. Hidung : bentuk simetris, tidak ada polip dan sekret.
c. Mulut : bibir tampak kering, mukosa bibir anemis.
d. Telinga : terdapat daun telingan kanan, kiri. Terdapat serumen.

4. Leher
a. Kelenjar Tiroid : tidak terjadi pembesaran
b. Kelenjar Limfe : tidak terjadi metatase
c. JVP : normal

5. Dada (Thorax)
a. Paru –Paru
Inspeksi : simetris kanan kiri
Palpasi : taktil fremitus kanan kiri
Perkusi : sonor
Auskultasi : ronchi
b. Jantung
Inspeksi : ictus cordis terlihat
Palpasi : ictus cordis teraba di ICS 5 mid axilla sinistra
Perkusi : Batas jantung kanan di ICS 5 mid clavicula sinistra
Aukultasi :terdengar BJ 1 dan BJ 2

6. Abdomen
Inspeksi : cekung, tidak ada lesi
Auskultasi : bising usus hiperaktif
Perkusi : tympani
Palpasi : tidak ada nyeri tekan

7. Genetalia : bersih, terdapat labia mayora dan minora


8. Rektum : terdapat lubang anus. Tidak terdapat hemoroid
9. Ekstremitas :
a. Atas
Kanan Kiri

Kekuatan Otot 4 4

Rentang Gerak Normal Normal

Akral Hangat Hangat

Edema Tidak ada Tidak ada

CRT 2 dtk 2 dtk

Keluhan Tidak ada Tidak ada


b. Bawah
Kanan Kiri

Kekuatan Otot 4 4

Rentang Gerak Normal Normal

Akral Hangat Hangat

Edema Tidak ada Tidak ada

CRT 2 dtk 2 dtk

Keluhan Tidak ada Tidka ada

IV. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN


1. Pola Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan :
2. Pola Nutrisi/ Metabolik
a. Pengkajian Nutrisi (ABCD) :
A : TB: 159 cm, BB : 29 kg
B : Hb : 11,0 g/dl Ht : 32%
C : pasien tampak lemah
D : diit yang diperoleh BN dan TKTP
b. Pengkajian Pola Nutrisi
Sebelum Sakit Saat Sakit

Frekuensi 3 kali sehari 3 kali sehari

Jenis Nasi BN dan TKTP

Porsi 1 porsi ¼ porsi

Keluhan Tidka ada Tidak nafsu makan

3. Pola Eliminasi
c. BAB
Sebelum Sakit Saat Sakit
Frekuensi 1 kali 1 kali

Konsistensi Lembek Keras

Warna Kuning Hitam

Penggunaan pencahar Tidak Tidak


(Laktasif)
Keluhan Tidak ada Tidak ada

d. BAK
Sebelum Sakit Saat Sakit

Frekuensi 5-7 kali 5-7 kali

Jumlah Urine 200 cc 70 cc

Warna Kuning Kuning pekat

Pencahar Tidak Tidak

Perasaan Setelah Lega Lega


Berkemih
Total Produksi Urine 1400 cc 500 cc

Keluhan Tidak ada Tidak ada

e. Analisa Keseimbangan Cairan selama Perawatan


Intake Output Analisa

a. Minuman 1000 a. Urine 70 cc Intake : 2200cc


cc b. Feses 100 cc Output : 545cc
b. Makanan 200.cc c. Muntah - cc
c. Cairan IV d. IWL 375 cc
1000cc
Total 2200 cc Total 545 cc Balance : 1655 cc
4. Pola Aktifitas dan Latihan

Kemampuan Perawatan Diri 0 1 2 3 4

Makan / Minum √

Mandi √

Toileting √

Berpakain √

Mobilitas ditempat tidur √

Berpindah √

Ambulasi / ROM √

Ket :
0 : mandiri, 1 : dengan alat bantu, 2 : dibantu orang lain, 3 : dibantu orang
lain dan alat, 4 : tergantung total

5. Pola Istirahat dan Tidur


Sebelum Sakit Saat Sakit

Jumlah tidur siang 1 jam 1 jam

Jumlah tidur malam 7 jam 7 jam

Penggunaan obat tidur Tidak Tudak

Gangguan tidur Tidak ada Sering terbangun

Perasaan waktu bangun Segar Lemah

Kebiasaan sebelum tidur Berdoa Berdoa


6. Pola Kognitif – Perseptual
a. Status Mental : klien mengatakan tidak mengetahui
tentang penyakitnya
b. Kemampuan Pengindraan : kemampuan penginderaan baik
c. Pengkajian Nyeri :
P : batuk
Q : ditekan
R : dada dan perut
S:5
T : Hilang timbul, saat batuk

7. Pola Persepsi Konsep Diri


a. Gambaran diri / Citra Tubuh :
klien mengatakan dia adalah seorang istri dan anggota keluarga yang
baik dan ramah
b. Ideal Diri :
klien tiak dapat menjalankan tugasnya karena sakit
c. Harga Diri :
Klien merasa dirinya sangat berharga bagi keluarganya, dan
keluarganya berharap dia cepat sembuh
d. Peran diri : klien berperan sebagai istri
e. Identitas diri : klien berjenis kelamin perempuan
8. Pola Hubungan Peran :
Hubungan klien dan anggota keluarga berjalan dengan baik. Klien sebagai
istri dan ibu rumah tangga dalam keluarganya. Klien dapat berinteraksi
baik dengan orang lain.
9. Pola Seksualitas Reproduksi :
Klien sudah menikah selama 4 tahun, tetapi belum dikarunia keturunan.
Selama sakit klien tidka melakukan hubungan seksual
10. Pola Mekanisme Koping :
Klien mengatakan menyerahkan semuanya kepada allah. Dalam
mengambil keputusan klien selalu berdiskusi terlebih dahulu dengan
keluarga dan suami.
11. Pola Nilai dan Keyakinan :
Klien beragama islam. Selama sakit aktivitas beribadah klien terganggu.

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hari/Tgl/Jam Jenis Nilai Satuan hasil Keterangan
pemeriksaan Normal hasil

21/7/2018 HEMATOLOGI

HEMOGLOBIN 12,0- g/dl 11,0 L


16,0
LEUKOSIT 5,0-10,0 10 3sel 13,8 H

ERITROSIT 4,5-5,5 10 6sel 4,22 L

TROMBOSIT 150-450 10 3sel 504 H

HEMATOKRIT 40-48 % 32 L

MCV 80-99 fL 75 L

MCH 26-32 Pg 26

MCHC 32-36 g/dl 35

LYM% 20,0- % 15
70,0
MID% 1,0-15,0 % 30

NEUT% 17,0- % 55
68,0
KIMIA DARAH

GDS <150 Mg/dl 101

Hari/Tgl/Jam Jenis pemeriksaan Jenis dan Contoh uji Keterangan


jumlah hasil
pemeriksaan
23/7/2018 BAKTERIOLOGI 3 kali +
TB
PAGI NANAH
LENDIR
BATUK
DAHAK
AIR
LIUR
SEWAKTU NANAH +
LENDIR,
BERCAK
DARAH
AIR
LIUR
SEWAKTU NANAH +
LENDIR,
BERCAK
DARAH
AIR
LIUR

VI. TERAPI MEDIS


Hari/Tgl/Ja Jenis Terapi Dosis Golongan & Fungsi & Farmakologis
m Kandungan
22/7/2018 Cairan IV :
sampai RL 20 tpm Kritaloid Penganti cairan tubuh
24/7/2018 Ceftriaxone 2 gr/24 j Antibiotik Mengobati ingfeksi bakteri
Asam Traneksamat 500 mg /8 j Antifibrinolitik Meghentikan perdarahan
Ranitidin 50 mg /12 j Antasida Menurunkan asam lambung
Vit c 1 amp/12 j Vitamin Memperbaiki fungsi tubuh
Obat Oral :
Azythromycin 500mg/sore Antibiotik Mengobati infeksi bakteri
Paracetamol 3x1 Analgesik Menurunkan panas, nyeri
Curcumex 2x1 Suplemen makn Meningkatkan nafsu makan
Vit B6 1x1 Suplemen & vit Mengatasi anemia
Pirazinamide 1x1½ Antituberkulosis Mengobati TB
Rifampicin 500mg/sore Antibiotik Mengobati TB
Etambutol 500mg/sore Antituberkulosis Mengobati TB
Izoniazid 300mg/sore Antituberkulosis Mengobati TB
ANALISA DATA
Nama : Ny. S No. CM : 041xxx
Umur : 24 tahun Dx. Medis : TB Paru
No Hari/Tgl/ Data Fokus Problem Etiologi Ttd
Jam
1. Minggu DS : Ketidakefektifan Penyakit
22/7/201 - Klien mengatakan batuk berdarah dan bersihan jalan paru
7 berdahak napas obstruksi
04:00 - Klien mengatakan sesak napas kronis
DO :
- Klien tampak batuk berdahak
- Terdengan suara ronchi
- Ttv :
TD: 110/70 mmHg
N : 85 x/m
R : 25 x/m
S : 37,2 0 C
2. 04:10 DS : Ketidakseimbang Kurang
- Klien mengatakan tidak nafsu makan an nutrisi kurang asupan
- Klien mengatakan terjadi penurunan dari kebutuhan makanan
BB tubuh
DO :
- Klien tampak lemah
- Makan hanya ¼ porsi
- Mukosa bibir kering dan anemis
- Ttv
TD: 110/70 mmHg
N : 85 x/m
R : 25 x/m

S : 37,2 0 C

3 04:20 DS : Nyeri akut Agen


- Klien mengatakan sakit didada dan cidera
perut saat batuk biologis
P : batuk
Q : ditekan
R : dada dan perut
S : skala 5
T : hilang timbul, saat batuk
DO :
- Klien tampak kesakitan
- Klien tampak memegang dada
dan perut
- Ttv
TD: 110/70 mmHg
N : 85 x/m
R : 25 x/m

S : 37,2 0 C

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan Penyakit paru obstruksi
kronis
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang
asupan makan
3. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis
RENCANA KEPERAWATAN
Nama : Ny. S No. CM : 041xxx
Umur : 24 tahun Dx. Medis : TB Paru

Hari/Tgl No Dx Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Ttd

1. Setelah dilakukan asuhan Monitor pernapasan (3350)


keperawatan selama 3 x 24 - Monitor suara tambahan
jam diharapkan Manajemen jalan nafas (3146)
Ketidakefektifan bersihan - Posisikan pada posisi nyaman.
jalan napas dapat teratasi - Ajarkan tehnik batuk efektif
dengan kriteria hasil : - Kolaborasi dengan dokter
Status pernapasan : kepatenan dalam pemberian terapi obat.
jalan napas (6419)
- frekuensi pernapasan
tidak ada deviasi dari
kisaran normal
- Irama pernapasan
pernapasan tidak ada
deviasi dari kisaran
normal
- Suara napas tambahan
pernapasan tidak ada
deviasi dari kisaran
normal
- Batuk pernapasan tidak
ada deviasi dari kisaran
normal
- Akumulasi sputum
pernapasan tidak ada
deviasi dari kisaran
normal
2. Setelah dilakukan asuhan Manajemen nutrisi (1100)
keperawatan selama 3 x 24 - Monitor terjadinya penurunan
jam diharapkan berat-badan
Ketidakseimbangan nutrisi - Anjurkan makan-minum
kurang dari kebutuhan tubuh sedikit tapi sering.
dapat teratasi dengan kriteria - Ajarkan klien dan keluarga
hasil : untuk makan yang tepat dan
Status nutrisi (1004) : sesuai
- Asupan gizi tidak - Kolaborasi dengan tenaga
menyimpang dari medis dalam pemberian
normal makanan dan obat
- Asupan makanan
tidak menyimpang
dari normal
- Asupan cairan tidak
menyimpang dari
normal
- Energi tidak
menyimpang dari
normal
- Resiko penurunan bb
tidak menyimpang
dari normal

3 Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri (1400)


keperawatan selama 3x24 jam
- Kaji nyeri secara konferhensif
diharapkan nyeri berkurang
- Monitor tingkat nyeri
dari skala nyeri 6 menjadi
- Ajarkan teknik relaksasi nafas
skala nyeri 2
dalam
Dengan kriteria hasil : - Berikan informasi mengenai
nyeri
Kontrol nyeri (1605)
- Kolaborasi dengan dokter
- Mengenali kapan nyeri pemberian analgetik
terjadi

Tingkat nyeri (2102)


- Nyeri yang dilaporkan
menjadi ringan
- Ekspresi wajah ringan
TINDAKAN KEPERAWATAN/ IMPLEMENTASI
Nama : Ny. S No. CM : 041xxx
Umur : 24 tahun Dx. Medis : TB Paru
Hari/Tgl/Jam No DX Implementasi Respon Ttd

Minggu 1
22/7/2018

( 04:00) 1. Mengkaji tanda-tanda 1. S : -


vital O:
TD : 110/70 mmHg,
N : 85 x/menit,
r : 25 x/menit,
s : 37,2 0 C.

(04:10) 2. Memonitor suara 2. S: :

tambahan O : Ronchi

(04:20) 3. Memposisikan pada posisi 3. S : klien

nyaman. mengatakan
nyaman

O : klien tampak

(04:30) nyaman
4. Mengajarkan tehnik batuk
efektif
4. S : Klien
mengatakan
mengerti
O : Klien tampak
melakukan anjuran
perawat
(04:50) 2 1. Memonitor terjadinya 1. S : klien
penurunan berat-badan mengatakan
berat badannya
turun
O : Klien
tampak kurus
2. S : klien
(05:00) 2. Mengannjurkan makan- mengatakan

minum sedikit tapi sering. mengerti


O : klien
tampak
mengerti
(05:10)

3. S : klien
3. Mengajarkan klien dan
mengatakan
keluarga untuk makan
mengerti
yang tepat dan sesuai
O : klien
(05:20) tampak
mengerti

4. S:-
4. Berkolaborasi dengan
O : Diit BN dan
tenaga medis dalam
TKTP
pemberian makanan

(05:30) 3 1. Mengkaji nyeri secara 1. S : klien


konferhensif mengatakan nyeri
P : batuk
Q : ditekan
R : dada dan
perut
S : skala 5
T : hilang
timbul, saat
batuk
O : klien tampak
meringis menahan
sakit dan
melindungi area
sakit

2. Memonitor tingkat nyeri


(05:40) 2. S : Klien
mengatakan skala
5
O : klien tampak
meringis menahan
sakit dan
melindungi area
sakit

3. Mengajarkan teknik
relaksasi nafas dalam 3. S : Klien
(05:50)
mengatakan
mengerti
O : Klien tampak
melakukan
anjuran perawat

4. Memberikan informasi
4. S : Klien
(06:00) mengenai nyeri
mengatakan
mengerti
O : Klien tampak
melakukan
anjuran perawat
5. Berkolaborasi dengan
(08:00) 5. S : klien setuju
dokter dalam pemberian
1,2,3 obat dimasukkan
terapi obat ( asam
O : Obat berhasil
traneksamat 500 mg,
dimasukkan
Azythromycin)

TINDAKAN KEPERAWATAN/ IMPLEMENTASI


Nama : Ny. S No. CM : 041xxx
Umur : 24 tahun Dx. Medis : TB Paru
Hari/Tgl/Jam No DX Implementasi Respon Ttd

Senin 1
23/7/2018

( 10:00) 1. Mengkaji tanda-tanda 1. S : -


vital O:
TD : 100/70 mmHg,
N : 84 x/menit,
r : 22 x/menit,
s : 37,0 0 C.

(10:10) 2. Memonitor suara 2. S: :

tambahan O : Ronchi

(10:20) 3. Memposisikan pada 3. S : klien

posisi nyaman. mengatakan


nyaman

O : klien tampak

(10:30) nyaman
4. Mengajarkan tehnik
batuk efektif
4. S : Klien
mengatakan
mengerti
O : Klien tampak
melakukan anjuran
perawat
(10:50) 4 1. Memonitor terjadinya 1. S : klien
penurunan berat-badan mengatakan
berat badannya
turun
O : Klien
tampak kurus

(11:00) 2. Menganjurkan makan- 2. S : klien

minum sedikit tapi mengatakan

sering. mengerti
O : klien
tampak
(11:10) mengerti

3. Mengajarkan klien dan 3. S : klien


keluarga untuk makan mengatakan
yang tepat dan sesuai mengerti
O : klien
(11:20) tampak
mengerti

4. Berkolaborasi dengan 4. S:-


tenaga medis dalam O : Diit BN dan
pemberian makanan TKTP

(11:30) 5 1. Mengkaji nyeri secara 1. S : klien


konferhensif mengatakan nyeri
P : batuk
Q : ditekan
R : dada dan
perut
S : skala 4
T : hilang
timbul, saat
batuk
O : klien tampak
meringis menahan
sakit dan
melindungi area
sakit

(11:40) 2. Memonitor tingkat nyeri 2. S : Klien


mengatakan skala
4
O : klien tampak
meringis menahan
sakit dan
melindungi area
sakit

3. S : Klien
3. Mengajarkan teknik
(11:50) mengatakan
relaksasi nafas dalam
mengerti
O : Klien tampak
melakukan
anjuran perawat
(11:55) 4. Memberikan informasi 4. S : Klien
mengenai nyeri mengatakan
mengerti
O : Klien tampak
melakukan
anjuran perawat

(12:00) 5. S : klien setuju


1,2,3 5. Berkolaborasi dengan
obat dimasukkan
dokter dalam pemberian
O : Obat berhasil
terapi obat ( ceftriaxone
dimasukkan
2gr, Azythromycin,
paracetamol tablet)

TINDAKAN KEPERAWATAN/ IMPLEMENTASI


Nama : Ny. S No. CM : 041xxx
Umur : 24 tahun Dx. Medis : TB Paru
Hari/Tgl/Jam No DX Implementasi Respon Ttd

Selasa 1
24/7/2018

( 10:00) 1. Mengkaji tanda-tanda vital 1. S : -


O:
TD : 110/80 mmHg,
N : 80 x/menit,
r : 20 x/menit,
s : 36,7 0 C.

2. Memonitor suara tambahan 2. S: :


(10:10) O : Ronchi
3. Memposisikan pada posisi 3. S : klien
(10:20) nyaman. mengatakan
nyaman

O : klien tampak
nyaman

(10:30) 4. S : Klien
4. Mengajarkan tehnik batuk
mengatakan
efektif
mengerti
O : Klien tampak
melakukan anjuran
perawat

(10:50) 6 1. Memonitor terjadinya 1. S : klien


penurunan berat-badan mengatakan
berat badannya
turun
O : Klien
tampak kurus
(11:00) 2. Menganjurkan makan- 2. S : klien
minum sedikit tapi sering. mengatakan
mengerti
O : klien
tampak
mengerti
(11:10) 3. Mengajarkan klien dan
keluarga untuk makan yang 3. S : klien

tepat dan sesuai mengatakan


mengerti
O : klien
tampak
mengerti
(11:20) 4. Berkolaborasi dengan 4. S:-
tenaga medis dalam O : Diit BN dan
pemberian makanan TKTP

(11:30) 7 1. Mengkaji nyeri 1. S : klien


secara konferhensif mengatakan nyeri
P : batuk
Q : ditekan
R : dada dan
perut
S : skala 3
T : hilang
timbul, saat
batuk
O : klien tampak
meringis menahan
sakit dan
melindungi area
sakit

2. Memonitor tingkat
(11:40) 2. S : Klien
nyeri
mengatakan skala
3
O : klien tampak
meringis menahan
sakit dan
melindungi area
sakit

(11:50) 3. Mengajarkan teknik 3. S : Klien


relaksasi nafas dalam mengatakan
mengerti
O : Klien tampak
melakukan
anjuran perawat

(11:55) 4. Memberikan informasi 4. S : Klien


mengenai nyeri mengatakan
mengerti
O : Klien tampak
melakukan
anjuran perawat

(12:00) 1,2,3 5. Berkolaborasi dengan 5. S : klien setuju


dokter dalam pemberian obat dimasukkan
terapi obat ( ceftriaxone O : Obat berhasil
2gr, Azythromycin, dimasukkan
paracetamol tablet,
captropil, ISDN)
TINDAKAN KEPERAWATAN/ IMPLEMENTASI
Nama : Ny. S No. CM : 041xxx
Umur : 24 tahun Dx. Medis : TB Paru
Hari/Tgl/Jam No DX Implementasi Ron Ttd

Rabu 1
25/7/2018

( 10:00) 1. Mengkaji tanda-tanda vital 1. S : -


O:
TD : 100/80 mmHg,
N : 80 x/menit,
r : 21 x/menit,
s : 36,2 0 C.

(10:10) 2. S: :
2. Memonitor suara tambahan
O : Ronchi

3. Memposisikan pada posisi


(10:20) 3. S : klien
nyaman.
mengatakan
nyaman

O : klien tampak

(10:30) nyaman

4. S : Klien
4. Mengjarkan tehnik batuk mengatakan
efektif mengerti
O : Klien tampak
melakukan anjuran
perawat

(10:50) 8 1. Memonitor terjadinya 1. S : klien


penurunan berat-badan mengatakan
berat badannya
turun
O : Klien
tampak kurus

(11:00) 2. S : klien
2. Menganjurkan makan-
mengatakan
minum sedikit tapi sering.
mengerti
O : klien
tampak
(11:10) mengerti

3. Mengajarkan klien dan


3. S : klien
keluarga untuk makan yang
mengatakan
tepat dan sesuai
mengerti
O : klien
(11:20) tampak
mengerti

4. S:-
4. Berkolaborasi dengan
O : Diit BN dan
tenaga medis dalam
TKTP
pemberian makanan

(11:30) 9 1. Mengkaji nyeri secara 1. S : klien


komferhensif mengatakan nyeri
P : batuk
Q : ditekan
R : dada dan
perut
S : skala 2
T : hilang
timbul, saat
batuk
O : klien tampak
sediit meringis
menahan sakit

2. S : Klien
2. Memonitor tingkat nyeri
mengatakan skala
(11:40) 2
O : klien tampak
sedikit meringis
menahan sakit

3. S : Klien
3. Mengajarkan teknik
mengatakan
relaksasi nafas dalam
mengerti
(11:50) O : Klien tampak
melakukan
anjuran perawat

4. S : Klien
(11:55) 4. Memberikan informasi mengatakan
mengenai nyeri mengerti
O : Klien tampak
melakukan
anjuran perawat
(12:00) 1,2,3 5. Berkolaborasi dengan 5. S : klien setuju
dokter dalam pemberian obat dimasukkan
terapi obat ( ceftriaxone O : Obat berhasil
2gr, Azythromycin, dimasukkan
paracetamol tablet)

CATATAN KEPERAWATAN
Nama : Ny. S No. CM : 041xxx
Umur : 24 tahun Dx. Medis : TB Paru

No Dx Hari/Tgl/Jam Evaluasi Ttd

1. Minggu S:
- Klien
22/7/2018
mengatakan
08:00 batuk berdarah
dan berdahak
- Klien
mengatakan
sesak napas
O:
- Klien tampak
batuk berdahak
- Terdengan suara
ronchi
- Ttv :
TD: 110/70 mmHg
N : 85 x/m
R : 25 x/m
S : 37,2 0 C

A : Masalah belum
teratasi
P: Lanjutkan
intervensi

2. 08:10 S:
- Klien
mengatakan
tidak nafsu
makan
- Klien
mengatakan
terjadi
penurunan BB
dari
O:
- Klien tampak
lemah
- Makan hanya
¼ porsi
- Mukosa bibir
kering dan
anemis
- Ttv
TD: 110/70 mmHg
N : 85 x/m
R : 25 x/m

S : 37,2 0 C

A : Masalah belum
teratasi

P : Lajnutkan
intervensi

3. 08:20 S:
- Klien
mengatakan
sakit didada
dan perut saat
batuk
P : batuk
Q : ditekan
R : dada dan
perut
S : skala 5
T : hilang
timbul, saat
batuk

O:

- Klien tampak
kesakitan
- Klien tampak
memegang
dada dan
perut
- Ttv
TD: 110/70 mmHg
N : 85 x/m
R : 25 x/m

S : 37,2 0 C

A : Masalah belum
teratasi
P : Lanjutkan
intervensi

1 Senin S:
- Klien
23/7/2018
mengatakan
batuk berdarah
dan berdahak
- Klien
mengatakan
sesak napas
O:
- Klien tampak
batuk berdahak
- Terdengan suara
ronchi
- Ttv :
TD : 100/70
mmHg,
N : 84 x/menit,
r : 22 x/menit,
s : 37,0 0 C.

A : Masalah belum
teratasi

P : lanjutkan
intervensi

2 S:
- Klien
mengatakan
tidak nafsu
makan
- Klien
mengatakan
terjadi
penurunan BB
O:
- Klien tampak
lemah
- Makan hanya
¼ porsi
- Mukosa bibir
kering dan
anemis
- Ttv
TD : 100/70
mmHg,
N : 84 x/menit,
r : 22 x/menit,
s : 37,0 0 C.

A: masalah belum
teratasi

P : lanjutkan
intervensi

3 S:
- Klien
mengatakan
sakit didada
dan perut saat
batuk
P : batuk
Q : ditekan
R : dada dan
perut
S : skala 4
T : hilang
timbul, saat
batuk

O:

- Klien
tampak
kesakitan
- Klien
tampak
memegang
dada dan
perut
- Ttv
TD : 100/70
mmHg,
N : 84 x/menit,
r : 22 x/menit,
s : 37,0 0 C.

A: masalah belum
teratasi

P: lanjutkan
intervesi

1 Selasa S:
24/7/2018 - Klien
mengatakan
batuk berdahak
- Klien
mengatakan
sesak napas
O:
- Klien tampak
batuk berdahak
- Terdengan suara
ronchi
- Ttv :
TD : 110/80
mmHg,
N : 80 x/menit,
r : 20 x/menit,
s : 36,7 0 C.

A : masalah belum
teratasi

P : lanjutkan
intervensi

2 D:
- Klien
mengatakan
tidak nafsu
makan
- Klien
mengatakan
terjadi
penurunan BB
O:
- Klien tampak
lemah
- Makan hanya
¼ porsi
- Mukosa bibir
kering TD :
110/80 mmHg,
N : 80 x/menit,
r : 20 x/menit,
s : 36,7 0 C.

A : masalah belum
teratasi

P : lanjutkan
intervensi

3 S:
- Klien
mengatakan
sakit didada
dan perut saat
batuk
P : batuk
Q : ditekan
R : dada dan
perut
S : skala 3
T : hilang
timbul, saat
batuk

O:

- Klien
tampak
kesakitan
- Klien
tampak
memegang
dada
- Ttv
TD : 110/80
mmHg,
N : 80 x/menit,
r : 20 x/menit,
s : 36,7 0 C.

A : masalah belum
teratasi

P : lanjutkan
intervensi

1 Rabu S:
- Klien
25/7/2018
mengatakan
batuk berdahak
- Klien
mengatakan
sesak napas
O:
- Klien tampak
batuk berdahak
- Terdengan suara
ronchi
- Ttv :
TD : 100/80
mmHg,
N : 80 x/menit,
r : 21 x/menit,
s : 36,2 0 C.

A : masalah sudah
teratasi

P : intervensi
dihentikan

2 S:
- Klien
mengatakan
nafsu makan
O:
- Klien tampak
lemah
- Makan hanya
¼ porsi
- Mukosa bibir
kering
- Ttv
TD : 100/80
mmHg,
N : 80 x/menit,
r : 21 x/menit,
s : 36,2 0 C.

A : masalah sudah
teratasi

P : intervensi
dihentikan

3 S:
- Klien
mengatakan
sakit didada
dan perut saat
batuk
P : batuk
Q : ditekan
R : dada dan
perut
S : skala 2
T : hilang
timbul, saat
batuk

O:

- Klien tampak
kesakitan
- Klien tampak
sedikit
memegang
dada
- Ttv
TD : 100/80
mmHg,
N : 80 x/menit,
r : 21 x/menit,
s : 36,2 0 C.

A : masalah sudah
teratasi

P : intervensi
dihentikan
LAPORAN ANALISIS SINTESIS TINDAKAN
BATUK EFEKTIF PADA NY . S DENGAN TB PARU DI RUANG AT-
TIN 1 BED 3 RS PKU MUHAMMADIYAH SUKOHARJO

Hari : Minggu
Tanggal : 22-07-2018
Jam : 04:30 wib
A. Keluhan Utama
Klien mengatakan batuk berdarah
B. Diagnosa Medis
TB Paru
C. Diagnosa Keperawatan
Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan Penyakit paru obstruksi
kronis
D. Data Yang Mendukung Diagnosa keperawatan
- Data Subjektif :
Klien mengatakan batuk berdarah dan berdahak
Klien mengatakan sesak napas

- Data Objektif
Klien tampak batuk berdahak
Terdengan suara ronchi
Ttv :
TD: 110/70 mmHg
N : 85 x/m
R : 25 x/m
S : 37,2 0 C

E. Dasar Pemikiran
Tuberculosis paru-paru merupakan penyakit infeksi yang menyerang parenkim
paru-paru yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat juga
menyebar ke bagian tubuh lain seperti meningen, ginjal, tulang, dan nodus limfe
(Irman Somantri, 2008).
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman
Tuberkulosis (Mycobacterium tuberculosa) yang ditularkan melalui udara
(droplet nuclei) saat seorang pasien Tuberkulosis batuk dan percikan ludah yang
mengandung bakteri tersebut terhirup oleh orang lain saat bernapas (Widoyono,
2008)
Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi yang menyerang pada saluran
pernafasan yang disebabkan oleh bakteri yaitu mycobacterium tuberculosis,
(Smeltzer, 2008).

F. Prinsip Tindakan Keperawatan


1. Pengertian
Batuk efektif adalah suatu metode atau cara untuk mengeluarkan sputum yang ada
di dalam saluran pernafasan.
2. Tujuan
Membebaskan jalan nafas dari akumulasi secret
Mengeluarkan sputum untuk pemeriksaan diagnostik laboraturium
Mengurangi sesak nafas karena akumulasi secret
3. Persiapan perawat
- Perawat perlu mengkaji kenyamanan dan kesejahteraan tubuh klien
- Perawat harus menginformasikan tindakan kepada klien
- Memberikan privasi pada klien
- Mencuci tangan
- Memakai sarung tangan bersih
- Memakai masker pelindung
- Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri kepada klien
- Mengidentifikasai nama klien
- Menjelasakan tujuan tindakan
- Menjelaskan langkah dan prosedur tindakan kepada klien
- Menanyakan kesediaaan klien untuk dilakukan tindakan
- Melakukan kontrak waktu dengan klien
4. Prosedur Kerja
- Menjaga privacy pasien
- Mempersiapkan pasien
- Meminta pasien meletakkan satu tangan di dada dan satu tangan di abdomen
- Melatih pasien melakukan nafas perut (menarik nafas dalam melalui hidung
hingga 3 hitungan, jaga mulut tetap tertutup)
- Meminta pasien merasakan mengembangnya abdomen (cegah lengkung pada
punggung)
- Meminta pasien menahan nafas hingga 3 hitungan
- Meminta menghembuskan nafas perlahan dalam 3 hitungan (lewat mulut, bibir
seperti meniup)
- Memasang perlak/alas dan bengkok (di pangkuan pasien bila duduk atau di
dekat mulut bila tidur miring)
- Meminta pasien untuk melakukan nafas dalam 2 kali , yang ke-3: inspirasi,
tahan nafas dan batukkan dengan kuat
- Menampung lendir dalam sputum pot
- Merapikan pasien
- Mengevaluasi perasaan dan kenyamanann klien
- Mencuci tangan
- Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
G. Analisa Tindakan
- Manfaat Tindakan
manfaat batuk efektif yaitu untuk mengeluarkan secret yang menyumbat jalannya
nafas,untuk memperingan keluhan saat terjadi sesak nafas.
- Kekurangan dilakukan Tindakan
Adanya perbedaan pengeluaran sputum/dahak klien disebabkan oleh karena
pemberian teknik batuk efektif itu sendiri, jika teknik batuk efektif dilakukan
dengan tidak benar maka pengeluaran sputum/dahak yang ada tidak akan bisa bisa
keluar.

H. Tindakan keperawatan lain yang dilakukan


1. Monitor pernapasan (3350)
- Memonitor suara tambahan
2. Manajemen jalan nafas (3146)
- Memposisikan pada posisi nyaman.
- Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi obat.
I. Hasil yang didapatkan setelah melakukan Tindakan
S : Klien mengatakan batuk berdarah dan berdahak
Klien mengatakan sesak napas
O:
Klien tampak batuk berdahak
Terdengan suara ronchi
Ttv :
TD: 110/70 mmHg
N : 85 x/m
R : 25 x/m
S : 37,2 0 C
A : masalah belum teratasai
P : lanjutkan intervensi

J. Evaluasi diri
Tindakan sudah dilakukan sesuai SOP ( Standar Operasional Prosedur) dan saya
merasa senang dapat melakukan tehnik batuk efektif. Masih banyak pula kekurangan
yang harus saya benahi agar kedepannya saya dapat melakukan tehnik batuk efektif.

K. Daftar Pustaka
Boedihartono.2008. Proses Keperawatan di Rumah Sakit. Jakarta.
Burton, J.L. 2007. Segi Praktis Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Binarupa Aksara
Brunner & Suddarth. 2012. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol 3.
Jakarta: EGC
Carpenito, L.J. 2008. Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktik Klinis, edisi
6. Jakarta: EGC
Smeltzer & Bare. 2009. Keperawatan Medikal Bedah II. Jakarta: EGC

Mengetahui
Mahasiswa praktikan Pembimbing Klinik/ CI

(Winda Lestari) ( Enik Prabawani., S. Kep., Ns )

Vous aimerez peut-être aussi