Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
A. KONSEP PENYAKIT
1. Definisi
Tuberculosis paru-paru merupakan penyakit infeksi yang menyerang parenkim
paru-paru yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat
juga menyebar ke bagian tubuh lain seperti meningen, ginjal, tulang, dan nodus
limfe (Irman Somantri, 2008).
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman
Tuberkulosis (Mycobacterium tuberculosa) yang ditularkan melalui udara
(droplet nuclei) saat seorang pasien Tuberkulosis batuk dan percikan ludah yang
mengandung bakteri tersebut terhirup oleh orang lain saat bernapas (Widoyono,
2008)
Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi yang menyerang pada saluran
pernafasan yang disebabkan oleh bakteri yaitu mycobacterium tuberculosis,
(Smeltzer, 2008).
2. Etiologi
Mycobacterium tuberkulosis merupakan jenis kuman berbentuk batang berukuran
panjang 1-4 mm dengan tebal 0,3-0,6 mm. sebagian besar komponen M.
tuberkulosis adalah berupa lemak atau lipid sehingga kuman mampu tahan
terhadap asam serta sangat tahan terhadap zat kimia dan faktor fisik.
Mikroorganisme ini adalah bersifat aerob yakni menyukai daerah yang banyak
oksigen. oleh karena itu, M. tuberkulosis senang tinggal di daerah apeks paru-
paru yang kandungan oksigennya tinggi. daerah tersebut menjadi tempat yang
kondusif untuk penyakit tuberkulosis.
- Kontak dekat dengan seseorang yang menderita TB aktif.
- Riwayat terpajan TB sebelumnya.
- Status gangguan imun (missal: lansia, kanker, HIV)
- Penggunaan obat injeksi dan alkoholisme.
- Masyarakat yang kurang mendapat pelayanan kesehatan yang memadai
(missal : gelandangan, penduduk miskin, minoritas, dll)
- Kondisi medis yang sudah ada, termasuk diabetes, gagal ginjal kronis,
silicosis, dan malnutrisi).
- Imigran dari Negara dengan insidensi TB yang tinggi (misal:Asia Tenggara)
- Institusionalisasi (misal: penjara)
- Tinggal di lingkungan padat penduduk bawah standar.
- Pekerjaan (misal: tenaga kesehatan)
3. Manifestasi klinik
Gejala utama TB paru adalah batuk lebih dari 4 minggu dengan atau tanpa
sputum, malaise, gejala flu, demam derajat rendah, nyeri dada, dan batuk darah.
Pasien TB Paru menampakkan gejala klinis, yaitu :
- Tahap asimtomatis.
- Gejala TB Paru yang khas, kemudian stagnasi dan regresi.
- Eksaserbasi yang memburuk
- Gejala berulang dan menjadi kronik.
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan tanda-tanda :
- Tanda-tanda infiltrate (redup, bronchial, ronki basah, dan lain-lain)
- Tanda-tanda penarikkan paru, diafragma, dan mediatinum.
- Secret di saluran napas dan ronkhi.
- Suara napas amforik karena adanya kavitas yang berhubungan langsung
dengan bronkus.
4. Komplikasi
- Kerusakan jaringan paru yang masif
- Gagal napas
- Fistula bronkopleural
- Pneumotoraks
- Efusi Pleura
- Pneumonia
- Infeksi organ tubuh lain oleh focus mikrobakterial kecil
- Penyakit hati terjadi sekunder akibat terapi obat
5. Patofisiologi
Pada tuberculosis, basil tuberculosis menyebabkan suatu reaksi jaringan yang
aneh di dalam paru-paru meliputi : penyerbuan daerah terinfeksi oleh makrofag,
pembentukan dinding di sekitar lesi oleh jaringan fibrosa untuk membentuk apa
yang disebut dengan tuberkel. Banyaknya area fibrosis menyebabkan
meningkatnya usaha otot pernafasan untuk ventilasi paru dan oleh karena itu
menurunkan kapasitas vital, berkurangnya luas total permukaan membrane
respirasi yang menyebabkan penurunan kapasitas difusi paru secara progresif dan
rasio ventilasi-perfusi yang abnormal di dalam paru-paru dapat mengurangi
oksigenasi darah. Penularan penyakit ini disebabkan karena kontak dengan dahak
atau menghirup titik-titik air dari bersin atau batuk dari orang yang terinfeksi
kuman tuberculosis, anak-anak sering mendapatkan penularan dari orang dewasa
di sekitar rumah maupun saat berada di fasilitas umum seperti kendaraan umum,
rumah sakit dan dari lingkungan sekitar rumah. Oleh sebab inilah masyarakat di
Indonesia perlu sadar bila dirinya terdiagnosis tuberculosis maka hati hati saat
berinteraksi dengan orang lain agar tidak batuk sembarangan , tidak membuang
ludah sembarangan dan sangat dianjurkan untuk bersedia memakai masker atau
setidaknya sapu tangan atau tissue.
Riwayat kesehatan
1) Riwayat infeksi saluran kemih
2) Riwayat pernah menderita batu ginjal
3) Riwayat penyakit DM,jantung
Pengkajian fisik
1) Palpasi kandung kemih
2) Inspeksi daerah meatus
a. Pengkajian warna, jumlah, bau dan kejernihan urine
b. Pengkajian pada costoverbralis
Riwayat psikososial
Usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan
Persepsi terhadap kondisi penyakit, mekanisme koping dan system pendukung
pengkajian koping dan system pendukung pengkajiran pengetahuan klien dan
keluarga.
1) Pemahaman tentang penyebab/perjalanan penyakit
2) Pemahaman tentang pencegahan, perawatan dan terapi medis
Kaji karakteristik nyeri (PQRST)
P (provoked) : hal yang mencetuskan / memperberat nyeri
Q (quality) :kualitas nyeri, misalnya : seperti ditusuk benda
tajam/tumpul, terbakar.
R (region/radiation) :daerah/bagian tubuh yang mengalami nyeri /
penjalararan nyeri
S (severity) : intensitas atau beratnya nyeri
T (time) : waktu
a. Riwayat Kesehatan
a) Riwayat medis dan kejadian yang lain
b) Riwayat kejadian cedera kepala, seperti kapan terjadi dan penyebab
terjadinya
c) Penggunaan alkohol dan obat-obat terlarang lainnya.
b. Pola Gordon
a) Pola manajemen kesehatan – persepsi kesehatan
Bagaimana perilaku individu tersebut mengatasi masalah kesehatan
dengan nyeri, adanya faktor risiko sehubungan dengan kesehatan yang
berkaitan dengan nyeri.
b) Pola metabolik – nutrisi
Kebiasaan diit buruk (rendah serta, tinggi lemak, bahan pengawt),
anoreksia, mual, muntah, intoleransi makanan atau minuman, perubahan
berat badan, berat badan turun, frekuensi makan dan minum, adanya
sesuatu yang dapat mempengaruhi makan dan minum (agama, budaya,
ekonomi) dari rasa ketidaknyamanan nyeri tersebut
c) Pola eliminasi
Perubahan pola defekasi (darah pada feses, nyeri saat devekasi),
perubahan berkemih (perubahan warna, jumlah, ferkuensi) dari nyeri.
d) Aktivitas – latihan
Adanya nyeri meyebabkan kelemahan atau keletihan.
e) Pola istirahat – tidur
Nyeri menyebabkan perubahan pola istirahat dan jam kebiasaan tidur.
f) Pola persepsi – kognitif
Rasa kecap lidah berfungsi atau tidak, gambaran indera pasien terganggu
atau tidak, penggunaaan alat bantu dalam penginderaan pasien. Pasien
dapat merasakan nyeri.
g) Pola konsep diri – persepsi diri
h) Nyeri mempengaruhi keadaan social seseorang (pekerjaan, situasi
keluarga, kelompok sosial), penilaian terhadap nyeri yang dialaminya.
i) Pola hubungan dan peran
j) Pola reproduksi – seksual
Perilaku seksual setelah terjadi gangguan nyeri dikaji
k) Pola toleransi koping – stress
Adanya nyeri menyebabkan stress.
Bakteriologis
- Mikroskopis: bila terdapat > 105 organisme koloform/ml urin pada urin
porsi tengah dan terdapat > 103 organisme koloform pada pengambilan
urin melalui aspirasi suprapubik
- kultur kuman : menetukan keberadaan kuman, jenis kuman dan
menentukan jenis antibiotik yang cocok
Pemeriksaan darah
- lekositosis
- peningkatan LED
- pada infeksi berat diperlukan pemeriksaan faal ginjal
Pencitraan
- Foto polos abdomen
- PIV (pielogravi intra vena)
- USG dan CT scan
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan Penyakit paru
obstruksi kronis
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan kurang asupan makan
3. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis
RENCANA KEPERAWATAN
Nama : Ny. S No. CM : 041xxx
Umur : 24 tahun Dx. Medis : TB Paru
Muttaqin, Arif, 2008. “Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Pernapasan.”
Jakarta : Salemba Medika.
Smeltzer, S.C., 2013. “Keperawatan Medikal Bedah Brunner and Suddarth, edisi 12”.
Jakarta : EGC,
Somantri, Irman, 2008. “Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan Sistem
Pernapasan.” Jakarta: Salemba Medika.
Wilkinson Judith M, Ahern Nancy R, 2011. “ Buku Saku Diagnosis Keperawatan, edisi
9,Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC.” Jakarta : EGC
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.S
DENGAN TUBERKULOSIS MILIER DI RUANG AT TIN 1 BED 3
RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SUKOHARJO
PENGKAJIAN
I. BIODATA
1. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny.S
Alamat :Sukoharjo
Umur : 24 tahun
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
3. Muka
a. Mata
1) Palpebra :
2) Konjungtiva : anemis
3) Sclera : tidak ikterik
4) Pupil : isokor
5) Diameter pupil ka/ki : 3mm/3mm
6) Reflek terhadap cahaya : normal
7) Penggunaan Alat bantu penglihatan :
b. Hidung : bentuk simetris, tidak ada polip dan sekret.
c. Mulut : bibir tampak kering, mukosa bibir anemis.
d. Telinga : terdapat daun telingan kanan, kiri. Terdapat serumen.
4. Leher
a. Kelenjar Tiroid : tidak terjadi pembesaran
b. Kelenjar Limfe : tidak terjadi metatase
c. JVP : normal
5. Dada (Thorax)
a. Paru –Paru
Inspeksi : simetris kanan kiri
Palpasi : taktil fremitus kanan kiri
Perkusi : sonor
Auskultasi : ronchi
b. Jantung
Inspeksi : ictus cordis terlihat
Palpasi : ictus cordis teraba di ICS 5 mid axilla sinistra
Perkusi : Batas jantung kanan di ICS 5 mid clavicula sinistra
Aukultasi :terdengar BJ 1 dan BJ 2
6. Abdomen
Inspeksi : cekung, tidak ada lesi
Auskultasi : bising usus hiperaktif
Perkusi : tympani
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Kekuatan Otot 4 4
Kekuatan Otot 4 4
3. Pola Eliminasi
c. BAB
Sebelum Sakit Saat Sakit
Frekuensi 1 kali 1 kali
d. BAK
Sebelum Sakit Saat Sakit
Makan / Minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakain √
Berpindah √
Ambulasi / ROM √
Ket :
0 : mandiri, 1 : dengan alat bantu, 2 : dibantu orang lain, 3 : dibantu orang
lain dan alat, 4 : tergantung total
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hari/Tgl/Jam Jenis Nilai Satuan hasil Keterangan
pemeriksaan Normal hasil
21/7/2018 HEMATOLOGI
HEMATOKRIT 40-48 % 32 L
MCV 80-99 fL 75 L
MCH 26-32 Pg 26
LYM% 20,0- % 15
70,0
MID% 1,0-15,0 % 30
NEUT% 17,0- % 55
68,0
KIMIA DARAH
S : 37,2 0 C
S : 37,2 0 C
Minggu 1
22/7/2018
tambahan O : Ronchi
nyaman. mengatakan
nyaman
O : klien tampak
(04:30) nyaman
4. Mengajarkan tehnik batuk
efektif
4. S : Klien
mengatakan
mengerti
O : Klien tampak
melakukan anjuran
perawat
(04:50) 2 1. Memonitor terjadinya 1. S : klien
penurunan berat-badan mengatakan
berat badannya
turun
O : Klien
tampak kurus
2. S : klien
(05:00) 2. Mengannjurkan makan- mengatakan
3. S : klien
3. Mengajarkan klien dan
mengatakan
keluarga untuk makan
mengerti
yang tepat dan sesuai
O : klien
(05:20) tampak
mengerti
4. S:-
4. Berkolaborasi dengan
O : Diit BN dan
tenaga medis dalam
TKTP
pemberian makanan
3. Mengajarkan teknik
relaksasi nafas dalam 3. S : Klien
(05:50)
mengatakan
mengerti
O : Klien tampak
melakukan
anjuran perawat
4. Memberikan informasi
4. S : Klien
(06:00) mengenai nyeri
mengatakan
mengerti
O : Klien tampak
melakukan
anjuran perawat
5. Berkolaborasi dengan
(08:00) 5. S : klien setuju
dokter dalam pemberian
1,2,3 obat dimasukkan
terapi obat ( asam
O : Obat berhasil
traneksamat 500 mg,
dimasukkan
Azythromycin)
Senin 1
23/7/2018
tambahan O : Ronchi
O : klien tampak
(10:30) nyaman
4. Mengajarkan tehnik
batuk efektif
4. S : Klien
mengatakan
mengerti
O : Klien tampak
melakukan anjuran
perawat
(10:50) 4 1. Memonitor terjadinya 1. S : klien
penurunan berat-badan mengatakan
berat badannya
turun
O : Klien
tampak kurus
sering. mengerti
O : klien
tampak
(11:10) mengerti
3. S : Klien
3. Mengajarkan teknik
(11:50) mengatakan
relaksasi nafas dalam
mengerti
O : Klien tampak
melakukan
anjuran perawat
(11:55) 4. Memberikan informasi 4. S : Klien
mengenai nyeri mengatakan
mengerti
O : Klien tampak
melakukan
anjuran perawat
Selasa 1
24/7/2018
O : klien tampak
nyaman
(10:30) 4. S : Klien
4. Mengajarkan tehnik batuk
mengatakan
efektif
mengerti
O : Klien tampak
melakukan anjuran
perawat
2. Memonitor tingkat
(11:40) 2. S : Klien
nyeri
mengatakan skala
3
O : klien tampak
meringis menahan
sakit dan
melindungi area
sakit
Rabu 1
25/7/2018
(10:10) 2. S: :
2. Memonitor suara tambahan
O : Ronchi
O : klien tampak
(10:30) nyaman
4. S : Klien
4. Mengjarkan tehnik batuk mengatakan
efektif mengerti
O : Klien tampak
melakukan anjuran
perawat
(11:00) 2. S : klien
2. Menganjurkan makan-
mengatakan
minum sedikit tapi sering.
mengerti
O : klien
tampak
(11:10) mengerti
4. S:-
4. Berkolaborasi dengan
O : Diit BN dan
tenaga medis dalam
TKTP
pemberian makanan
2. S : Klien
2. Memonitor tingkat nyeri
mengatakan skala
(11:40) 2
O : klien tampak
sedikit meringis
menahan sakit
3. S : Klien
3. Mengajarkan teknik
mengatakan
relaksasi nafas dalam
mengerti
(11:50) O : Klien tampak
melakukan
anjuran perawat
4. S : Klien
(11:55) 4. Memberikan informasi mengatakan
mengenai nyeri mengerti
O : Klien tampak
melakukan
anjuran perawat
(12:00) 1,2,3 5. Berkolaborasi dengan 5. S : klien setuju
dokter dalam pemberian obat dimasukkan
terapi obat ( ceftriaxone O : Obat berhasil
2gr, Azythromycin, dimasukkan
paracetamol tablet)
CATATAN KEPERAWATAN
Nama : Ny. S No. CM : 041xxx
Umur : 24 tahun Dx. Medis : TB Paru
1. Minggu S:
- Klien
22/7/2018
mengatakan
08:00 batuk berdarah
dan berdahak
- Klien
mengatakan
sesak napas
O:
- Klien tampak
batuk berdahak
- Terdengan suara
ronchi
- Ttv :
TD: 110/70 mmHg
N : 85 x/m
R : 25 x/m
S : 37,2 0 C
A : Masalah belum
teratasi
P: Lanjutkan
intervensi
2. 08:10 S:
- Klien
mengatakan
tidak nafsu
makan
- Klien
mengatakan
terjadi
penurunan BB
dari
O:
- Klien tampak
lemah
- Makan hanya
¼ porsi
- Mukosa bibir
kering dan
anemis
- Ttv
TD: 110/70 mmHg
N : 85 x/m
R : 25 x/m
S : 37,2 0 C
A : Masalah belum
teratasi
P : Lajnutkan
intervensi
3. 08:20 S:
- Klien
mengatakan
sakit didada
dan perut saat
batuk
P : batuk
Q : ditekan
R : dada dan
perut
S : skala 5
T : hilang
timbul, saat
batuk
O:
- Klien tampak
kesakitan
- Klien tampak
memegang
dada dan
perut
- Ttv
TD: 110/70 mmHg
N : 85 x/m
R : 25 x/m
S : 37,2 0 C
A : Masalah belum
teratasi
P : Lanjutkan
intervensi
1 Senin S:
- Klien
23/7/2018
mengatakan
batuk berdarah
dan berdahak
- Klien
mengatakan
sesak napas
O:
- Klien tampak
batuk berdahak
- Terdengan suara
ronchi
- Ttv :
TD : 100/70
mmHg,
N : 84 x/menit,
r : 22 x/menit,
s : 37,0 0 C.
A : Masalah belum
teratasi
P : lanjutkan
intervensi
2 S:
- Klien
mengatakan
tidak nafsu
makan
- Klien
mengatakan
terjadi
penurunan BB
O:
- Klien tampak
lemah
- Makan hanya
¼ porsi
- Mukosa bibir
kering dan
anemis
- Ttv
TD : 100/70
mmHg,
N : 84 x/menit,
r : 22 x/menit,
s : 37,0 0 C.
A: masalah belum
teratasi
P : lanjutkan
intervensi
3 S:
- Klien
mengatakan
sakit didada
dan perut saat
batuk
P : batuk
Q : ditekan
R : dada dan
perut
S : skala 4
T : hilang
timbul, saat
batuk
O:
- Klien
tampak
kesakitan
- Klien
tampak
memegang
dada dan
perut
- Ttv
TD : 100/70
mmHg,
N : 84 x/menit,
r : 22 x/menit,
s : 37,0 0 C.
A: masalah belum
teratasi
P: lanjutkan
intervesi
1 Selasa S:
24/7/2018 - Klien
mengatakan
batuk berdahak
- Klien
mengatakan
sesak napas
O:
- Klien tampak
batuk berdahak
- Terdengan suara
ronchi
- Ttv :
TD : 110/80
mmHg,
N : 80 x/menit,
r : 20 x/menit,
s : 36,7 0 C.
A : masalah belum
teratasi
P : lanjutkan
intervensi
2 D:
- Klien
mengatakan
tidak nafsu
makan
- Klien
mengatakan
terjadi
penurunan BB
O:
- Klien tampak
lemah
- Makan hanya
¼ porsi
- Mukosa bibir
kering TD :
110/80 mmHg,
N : 80 x/menit,
r : 20 x/menit,
s : 36,7 0 C.
A : masalah belum
teratasi
P : lanjutkan
intervensi
3 S:
- Klien
mengatakan
sakit didada
dan perut saat
batuk
P : batuk
Q : ditekan
R : dada dan
perut
S : skala 3
T : hilang
timbul, saat
batuk
O:
- Klien
tampak
kesakitan
- Klien
tampak
memegang
dada
- Ttv
TD : 110/80
mmHg,
N : 80 x/menit,
r : 20 x/menit,
s : 36,7 0 C.
A : masalah belum
teratasi
P : lanjutkan
intervensi
1 Rabu S:
- Klien
25/7/2018
mengatakan
batuk berdahak
- Klien
mengatakan
sesak napas
O:
- Klien tampak
batuk berdahak
- Terdengan suara
ronchi
- Ttv :
TD : 100/80
mmHg,
N : 80 x/menit,
r : 21 x/menit,
s : 36,2 0 C.
A : masalah sudah
teratasi
P : intervensi
dihentikan
2 S:
- Klien
mengatakan
nafsu makan
O:
- Klien tampak
lemah
- Makan hanya
¼ porsi
- Mukosa bibir
kering
- Ttv
TD : 100/80
mmHg,
N : 80 x/menit,
r : 21 x/menit,
s : 36,2 0 C.
A : masalah sudah
teratasi
P : intervensi
dihentikan
3 S:
- Klien
mengatakan
sakit didada
dan perut saat
batuk
P : batuk
Q : ditekan
R : dada dan
perut
S : skala 2
T : hilang
timbul, saat
batuk
O:
- Klien tampak
kesakitan
- Klien tampak
sedikit
memegang
dada
- Ttv
TD : 100/80
mmHg,
N : 80 x/menit,
r : 21 x/menit,
s : 36,2 0 C.
A : masalah sudah
teratasi
P : intervensi
dihentikan
LAPORAN ANALISIS SINTESIS TINDAKAN
BATUK EFEKTIF PADA NY . S DENGAN TB PARU DI RUANG AT-
TIN 1 BED 3 RS PKU MUHAMMADIYAH SUKOHARJO
Hari : Minggu
Tanggal : 22-07-2018
Jam : 04:30 wib
A. Keluhan Utama
Klien mengatakan batuk berdarah
B. Diagnosa Medis
TB Paru
C. Diagnosa Keperawatan
Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan Penyakit paru obstruksi
kronis
D. Data Yang Mendukung Diagnosa keperawatan
- Data Subjektif :
Klien mengatakan batuk berdarah dan berdahak
Klien mengatakan sesak napas
- Data Objektif
Klien tampak batuk berdahak
Terdengan suara ronchi
Ttv :
TD: 110/70 mmHg
N : 85 x/m
R : 25 x/m
S : 37,2 0 C
E. Dasar Pemikiran
Tuberculosis paru-paru merupakan penyakit infeksi yang menyerang parenkim
paru-paru yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat juga
menyebar ke bagian tubuh lain seperti meningen, ginjal, tulang, dan nodus limfe
(Irman Somantri, 2008).
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman
Tuberkulosis (Mycobacterium tuberculosa) yang ditularkan melalui udara
(droplet nuclei) saat seorang pasien Tuberkulosis batuk dan percikan ludah yang
mengandung bakteri tersebut terhirup oleh orang lain saat bernapas (Widoyono,
2008)
Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi yang menyerang pada saluran
pernafasan yang disebabkan oleh bakteri yaitu mycobacterium tuberculosis,
(Smeltzer, 2008).
J. Evaluasi diri
Tindakan sudah dilakukan sesuai SOP ( Standar Operasional Prosedur) dan saya
merasa senang dapat melakukan tehnik batuk efektif. Masih banyak pula kekurangan
yang harus saya benahi agar kedepannya saya dapat melakukan tehnik batuk efektif.
K. Daftar Pustaka
Boedihartono.2008. Proses Keperawatan di Rumah Sakit. Jakarta.
Burton, J.L. 2007. Segi Praktis Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Binarupa Aksara
Brunner & Suddarth. 2012. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol 3.
Jakarta: EGC
Carpenito, L.J. 2008. Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktik Klinis, edisi
6. Jakarta: EGC
Smeltzer & Bare. 2009. Keperawatan Medikal Bedah II. Jakarta: EGC
Mengetahui
Mahasiswa praktikan Pembimbing Klinik/ CI