Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Skenario 4
Disusun oleh :
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat.
Sehingga saya dan kelompok dapat menyelesaikan penyusunan laporan akhir PBL
skenario 4 ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga laporan ini
dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun menambah ilmu bagi
saudara sekalian , dalam memahami konsep pertumbuhan & perkembangan , konsep
kehilangan , konsep stres & adaptasi , homeostatis, adaptasi , kebutuhan psikologi
manusia, serta dapat membedakan id,ego, & super ego dalam asuhan keperawatan serta
dapat diaplikasikan kepada klien serta laporan ini dapat bagi semua para pembaca.
Laporan ini saya dan kelompok akui masih banyak kekurangan karena
pengalaman yang saya dan kelompok miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan
kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan laporan ini.
MAPING
1. KONSEP PERTUMBUHAN & PERKEMBANGAN
defenisi
tugas
tahap
teori
proses
karateristik
2. KONSEP KEHILANGAN
3. KONSEP STRES & ADAPTASI
defenisi
macam-macam
sumber stress
pandangan
model
factor-faktor
tahapan
reaksi
cara meilai
manajemen stress
4. HOMEOSTATIS
5. ADAPTASI
defenisi
macam-macam
6. KEBUTUHAN PSIKOLOGI MANUSIA
Defenisi
macam-macam
7. Membedakan ID,EGO, & SUPER EGO
1. KONSEP STRES
a) Defenisi
Stres merupakan respon tubuh yang bersifat tidak spesifik terhadap setiap tuntutan
atau beban atasnya ( menurut hans seyle 1950).Berdasarkan pengertian tersebut dapat
dikatakan sters apabila seseorang mengalami beban atau tugas yang berat tetapi orang
tersebut tidak dapat mengatasi tugas yang di bebankan itu, maka tubuh akan berespons
dengan tidak mampu terhadap tugas tersebut, sehingga orang tersebut dapat mengalami stres.
Sebaliknya apabila seseorang yang dengan beban tugas yang berat tetapi mampu mengatasi
beban tersebut dengan tubuh berespon dengan baik, maka orang tersebut tidak mengalami
stres.
Stres biasanya dipersepsikan sebagai sesuatu yang negatif padahal tidak. Seseorang
yang mengalami stres karena sebuah jabatan disebut sebagai eustres. Terjadinya stres
disebabkan oleh sesuatu yang dinamakan stresor, jadi bisa dikatakan bahwa Stresor yaitu
penyebab/pemicu stress
Organizational Leadership
Berkaitan dengan peran yang akan dilakukan oleh seorang pimpinan dalam suatu
organisasi. Karakteristik pemimpin menurut The Michigan group (Robbins, 2001:316)
dibagi dua yaitu karakteristik pemimpin yang lebih mengutamakan atau menekankan
pada hubungan yang secara langsung antara pemimpin dengan karyawannya serta
karakteristik pemimpin yang hanya mengutamakan atau menekankan pada hal pekerjaan
saja.
Empat faktor organisasi di atas juga akan menjadi batasan dalam mengukur
tingginya tingkat stress. Pengertian dari tingkat stress itu sendiri adalah muncul dari
adanya kondisi-kondisi suatu pekerjaan atau masalah yang timbul yang tidak diinginkan
oleh individu dalam mencapai suatu kesempatan, batasan-batasan, atau permintaan-
permintaan dimana semuanya itu berhubungan dengan keinginannya dan dimana hasilnya
diterima sebagai sesuatu yang tidak pasti tapi penting (Robbins,2001:563).
3. Faktor Individu
Pada dasarnya, faktor yang terkait dalam hal ini muncul dari dalam keluarga,
masalah ekonomi pribadi dan karakteristik pribadi dari keturunan. Hubungan pribadi
antara keluarga yang kurang baik akan menimbulkan akibat pada pekerjaan yang akan
dilakukan karena akibat tersebut dapat terbawa dalam pekerjaan seseorang. Sedangkan
masalah ekonomi tergantung dari bagaimana seseorang tersebut dapat menghasilkan
penghasilan yang cukup bagi kebutuhan keluarga serta dapat menjalankan keuangan
tersebut dengan seperlunya. Karakteristik pribadi dari keturunan bagi tiap individu yang
dapat menimbulkan stress terletak pada watak dasar alami yang dimiliki oleh seseorang
tersebut. Sehingga untuk itu, gejala stress yang timbul pada tiap-tiap pekerjaan harus
diatur dengan benar dalam kepribadian seseorang.
d) Pandangan Stres.
Stres sebagai stimulus.
Pandangan ini menyatakan stres sebagai suatu stimulus yang menuntut, di mana
semakin tinggi besar tekanan yang dialami seseorang, maka semakin besar pula stres
yang dialami. Pandangan ini didasari hukum Hooke yang menjelaskan semakin berat
beban satu logam, maka semakin besar pula stres yang dialami, melalui pandangan ini
maka dianalogikan pada manusia, apabila semakin besar tekanan yang dialami, semakin
besar pula stres yang dialaminya.
Stres sebagai respons
Pandangan ini mengidentifikasikan stres sebagai respons individu terhadap stresor
yang diterima, di mana ini sebagai akibat respons fisiologis dan emosional atau juga
sebagai respons yang nonspesifik tubuh terhadap tuntutan lingkungan yang ada.
Stres sebagai transaksional.
Pandangan ini merupakan suatu interaksi antara orang dengan lingkungan, degan
meninjau dari kemampuan individu dalam mengatasi masalah dan terbentuknya sebuah
koping. Dalam interaksi dengan lingkungan ini dapat diukur situasi yang potensial
mengandung stres dengan mengukur dari persepsi individu terhadap masalah, mengkaji
kemampuan seseorang atau sumber-sumber yang tersedia yang diarahkan mengatasi
masalah.
e) Model stress
Akar dan dampak stress dapat dipelajari dari sisi medis dan model teori perilaku.
Model stress ini dapat digunakan untuk membantu pasien mengatasi respons yang tidak
sehat dan tidak produktif terhadap stressor.
Model Berdasarkan Respons
Model stress ini menjelaskan respons atau pola respons tertentu yang dapat
mengidentifikasikan stressor. Model stress yang dikemukakan oleh Selye, 1976,
menguraikan stress sebagai respons yang tidak spesifik dari tubuh terhadap tuntutan yang
dihadapinya. Stress ditunjukkan oleh reaksi fisiologis tertentu yang disebut sindrom
adaptasi umum ( general adaptation syndrome-GAS )
Model Berdasarkan Adaptasi
Model ini menyebutkan empat faktor yang menentukan apakah suatu situasi
menimbulkan stress atau tidak ( Mechanic, 1962 ), yaitu:
1. Kemampuan untuk mengatasi stress, bergantung pada pengalaman seserang dalam
menghadapi stress serupa, system pendukung, dan persepsi keseluruhan terhadap stress.
2. Praktik dan norma dari kelompok atau rekan-rekan pasien yang mengalami stress. Jika
kelompoknya menggap wajar untuk membicarakan stressor, maka pasien dapat
mengeluhkan atau mendiskusikan hal tersebut. Respons ini dapat membantu proses
adaptasi terhadap stress.
3. Pengaruh lingkungan social dalam membantu seseorang menghadapi stressor. Seorang
mahasiswa yang resah menghadapi hasil ujian akhirnya yang pertama dapat mencari
pertolongan dosennya. Dosen dapat memberikan penilaian dan selanjutnya memberikan
referensi kepada asisten dosen tertentu yang menurutnya mampu membantu kegiatan
belajar mahasiswa tersebut. Dosen dan asisten dosen dalam contoh ini merupakan sumber
penurun tingginya stressor yang dialami mahasiswa tersebut.
4. Sumber daya dapat digunakan untuk mengatasi stressor. Misalnya, seorang penderits sakit
yang kurang mampu dalam hal keuangan dapat memperoleh bantuan tunjangan Askes
dari perusahaan tempatnya bekerja untuk kemudian berobat di rumah sakit yang
memadai. Hal ini mempengaruhi cara pasien untuk mendapatkan askes ke sumber daya
yang dapat membantunya mengatasi stresir fisiologis.
f) TAHAPAN STRES
Gejala-gejala stres pada diri seseorang seringkali tidak disadari karena, perjalanan
awal tahapan stres timbul secara lambat, dan baru dirasakan bilamana tahapan gejala
sudah lanjut dan mengganggu fiungsi kehidupannya sehari-hari baik di rumah, di tempat
kerja ataupun pergaulan lingkungan sosialnya.
Dr. Robert Amberg (1979) dalam penelitiannya terdapat, dalam Hawari (2001)
membagi tahapan-tahapan stres sebagai berikut :
A) Stres tahap I
Tahapan ini merupakan tahapan stres yang paling ringan dan biasanya
disertai dengan perasaan-perasaan sebagai berikut :
B) Stres tahap II
Dalam tahapan ini dampak stres yang semula menyenangkan sebagaimana
diuraikan pada tahap I di atas mulai menghilang, dan timbul keluhan-keluhan
yang disebabkan karena cadangan energi yang fidak lagi cukup sepanjang hari,
karena, tidak cukup waktu untuk beristirahat. Istirahat yang dimaksud antara, lain
dengan tidur yang cukup, bermanfaat untuk mengisi atau memulihkan cadangan
energi yang mengalami defisit. Keluhan-keluhan yang sering dikemukakan oleh
seseorang yang berada pada stres tahap II adalah sebagai berikut:
1. Merasa letih sewaktu bangun pagi yang seharusnya merasa segar.
2. Merasa mudah lelah sesudah makan siang.
3. Lekas merasa capai menjelang sore hari.
4. Sering mengeluh lainbung/penit tidak nyaman (bowel discomfort).
5. Detakan jantung lebih kerns dari biasanya (berdebar-debar).
6. Otot-otot punggung dan tengkuk terasa tegang;
7. Tidak bisa santai.
D) Stres, tahap IV
Gejala stres tahap IV, akan muncul:
1. Untuk bertahan sepanjang hari saja sudah terasa amat sulit.
2. Aktivitas pekerjaan yang semula menyenangkan dan mudah diselesaikan menjadi
membosankan dan terasa lebih sulit.
3. Yang semula tanggap terhadap situasi menjadi kehilangan kemampuan untuk merespons
secara memadai (adekuat)
4. Ketidakmampuan untuk melaksanakan kegiatan rutin sehari-hari.
5. Gangguan pola tidur disertai dengan mimpi-mimpi yang menegangkan.
6. Seringkali menolak ajakan (negativism) karena tadak ada semangat dan kegairahan.
7. Daya konsentrasi dan daya ingat menurun.
8. Timbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang tidak dapat dijelaskan apa penyebabnya.
E) Stres tahap V
Bila keadaan berlanjut, maka seseorang itu akan jatuh dalam stres tahap V,
yang ditandai dengan hal-hal sebagai berikut:
1. Kelelahan fisik dan mental yang semakin mendalam. (physical dan psychological
exhaustion).
2. Ketidakmampuan untuk menyelesaikan pekerjaan sehari¬-hari yang ringan dan
sederhana.
3. Gangguan sistem pencernaan semakin berat (gastro-intestinal disorder).
4. Timbul perasaan ketakutan, kecemasan yang semakin meningkat, mudah bingung dan
panik.
F) Stres tahap VI
Tahapan ini merupakan, tahapan klimaks, seseorang mengalami serangan
panik (panic attack) dan perasaan takut mati. Tidak jarang orang yang mengalami
stres tahap VI ini dibawa ke Unit Gawat Darurat bahkan ICCU, meskipun pada
akhirnya dipulangkan karena tidak ditemukan kelainan fisik organ tubuh.
Gambaran stress tahap VI ini adalah sebagai berikut:
1. Debaran jantung teramat keras,
2. Susah bernapas (sesak dan megap-megap)
3. Sekujur badan terasa gemetar, dingin dan keringat bercucuran
4. Ketiadaan tenaga untuk hal-hal yang ringan
5. Pingsan atau kolaps (collapse).
Bila dikaji maka keluhan atau gejala sebagaimana digambarkan di atas lebih
didominasi oleh keluhan-keluhan fisik yang disebabkan oleh gangguan faal (fungsional)
organ tubuh, sebagai akibat stresor psikososial yang melebihi kemampuan seseorang
untuk mengatasinya.
Sistem saraf simpatik berespons terhadap impuls saraf dan hipotalamus yaitu :
1. Mengaktivasi berbagai organ dan otot polos yang berada di bawah pengendaliannya.
2. Sebagai contohnya, ia meningkatkan kecepatan denyut jantung dan mendilatasi pupil.
Sistem saraf simpatis juga memberi sinyal ke medulla adrenal.
3. Untuk melepaskan epinefrin dan norepinefrin ke aliran darah.
4. Sistem korteks adrenal diaktivasi jika hipotalamus mensekresikan CRF, suatu zat kimia
yang bekerja pada kelenjar hipofisis yang terletak tepat di bawah hipotalamus.
5. Kelenjar hipofisis . selanjutnya mensekresikan hormon ACTH, yang dibawa melalui
aliran darah ke korteks adrenal.
6. Dimana, ia menstimulasi pelepasan sekelompok hormon, termasuk kortisol, yang
meregulasi kadar gala darah.
7. ACTH juga memberi sinyal ke kelenjar endokrin lain untuk melepaskan sekitar 30
hormon. Efek kombinasi berbagai hormon stres yang dibawa melalui aliran darah ditambah
aktivitas neural cabang simpatik dari sistem saraf otonomik berperan dalarn respons fight or
flight.
Untuk selanjutnya skor yang dicapai dari masing-masing unsur atau item dijumlahkan
sebagai indikasi penilaian dertajat stres, dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Skor < 14 tidak ada stres
2. Skor 14-20 stres ringan
3. Skor 21-27 stres sedang
4. Skor 28-41 stres berat
5. Skor 42-56 stres berat sekali
j) Manajemen
Manajemen stress adalah kemungkinan melihat promosi kesehatan sebagai
aktivitas atau intervasi atau mengubah pertukaran respon terhadap penyakit. Fokusnya
tergantung pada tujuan dari intervensi keperawatan berdasarkan keperluan pasien.
Perawat bertanggung jawab pada implementasi pemikiran yang dikeluarkan pada
beberapa daerah perawatan. Untuk mencegah dan mengatasi stres agar tidak sampai ke
tahap yang paling berat, maka dapat dilakukan dengan cara :
1. Pengaturan Diet dan Nutrisi
2. Istirahat dan Tidur
3. Olah Raga atau Latihan Teratur
4. Berhenti Merokok
5. Tidak Mengkonsumsi Minuman Keras
6. Pengaturan Berat Badan
7. Pengaturan Waktu
8. Terapi Psikofarmaka
9. Terapi Somatik
10. Psikoterapi
11. Terapi Psikoreligius
12. Homeostatis
2. Pertumbuhan dan Perkembangan
a) Definisi
Pertumbuhan ( Growth ) adalah perubahan KUANTITATIF ( berupa
pembesaran atau pertambahan dari tidak ada menjadi ada, dari kecil menjadi
besar, dst ) pada materiil sesuatu akibat dari adanya pengaruh dari lingkungan.
Contoh : munculnya gigi baru, semakin bertambahnya jumlah gigi, semakin
bertambahnya tinggi badan, dst.
b) Ciri-ciri
1. Masa Balita dan Anak-anak
Pada saat dilahirkan, seorang bayi sesungguhnya telah memiliki organ dan
sistem organ sebagaimana orang dewasa, namun organ-organ tersebut belum matang.
Misalnya, bayi mempunyai kaki namun belum bisa berjalan dan mempunyai tangan
namun belum dapat memegang dengan baik. Seiring dengan bertambahnya usia,
organ-organ pada bayi juga akan berkembang. Pada usia 1 atau 2 tahun, bayi akan
mulai belajar berjalan dan mengendalikan fungsi anggota tubuh lainnya seperti
tangan, kepala, mulut.Organ- organ tersebut akan semakin matang pada saat usia
anak-anak. Pada saat usia masuk sekolah (sekitar usia 5 tahun), perkembangan organ
anak biasanya sudah cukup matang, kecuali organ reproduksi.
2. Masa remaja atau Puberitas
7) Perubahan jaringan kulit menjadi lebih kasar dan pori-pori tampak membesar.
Pada remaja perempuan, pubertas juga ditandai dengan ciri kelamin sekunder sebagai
berikut.
2) Pinggul melebar.
Selain terjadi perubahan secara fisik, pada masa pubertas juga terjadi perubahan
hormonal yang memengaruhi kondisi psikologis dan tingkah lakunya. Ciri-ciri pubertas
secara psikis dapat diuraikan sebagai berikut.
Makanan atau Nutrisi Makanan merupakan bahan baku dan sumber energi dalam proses
metabolisme tubuh. Kualitas dan kuantitas makanan
Zat gizi yang diperlukan manusia dan hewan adalah karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, dan mineral. Semua zat ini diperoleh dari makanan. Sedangkan bagi tumbuhan,
nutrisi yang diperlukan berupa air dan zat hara yang terlarut dalam air. Melalui proses
fotosintesis, air dan karbon dioksida (CO2) diubah menjadi zat makanan dengan bantuan
sinar matahari. Meskipun tidak berperan langsung dalam fotosintesis, zat hara diperlukan
agar tumbuhan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
Suhu
Semua makhluk hidup membutuhkan suhu yang sesuai untuk menunjang
pertumbuhan dan perkembangannya. Suhu ini disebut suhu optimum, misalnya suhu
tubuh manusia yang normal adalah sekitar 37°C. Pada suhu optimum, semua makhluk
hidup dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Hewan dan manusia memiliki
kemampuan untuk bertahan hidup dalam kisaran suhu lingkungan tertentu. Tumbuhan
menunjukkan pengaruh yang lebih nyata terhadap suhu. Padi yang ditanam pada awal
musim kemarau (suhu udara rata-rata tinggi) lebih cepat dipanen daripada padi yang
ditanam pada musim penghujan (suhu udara rata-rata rendah). Jenis bunga mawar yang
tumbuh dan berbunga dengan baik di pegunungan yang sejuk, ketika ditanam di daerah
pantai yang panas pertumbuhannya menjadi lambat dan tidak menghasilkan bunga yang
seindah sebelumnya. Hal ini disebabkan karena semua proses dalam pertumbuhan dan
perkembangan seperti penyerapan air, fotosintesis, penguapan, dan pernapasan pada
tumbuhan dipengaruhi oleh suhu.
Cahaya
Cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup.
Tumbuhan sangat membutuhkan cahaya matahari untuk fotosintesis. Namun keberadaan
cahaya ternyata dapat menghambat pertumbuhan tumbuhan karena cahaya dapat merusak
hormon auksin yang terdapat pada ujung batang. Bila kamu menyimpan kecambah di
tempat gelap selama beberapa hari, kecambah itu akan tumbuh lebih cepat (lebih tinggi)
dari seharusnya, namun tampak lemah dan pucat/kekuning-kuningan karena kekurangan
klorofil. Selain tumbuhan, manusia juga membutuhkan cahaya matahari untuk membantu
pembentukan vitamin D.
Air dan Kelembapan
Air dan kelembapan merupakan faktor penting untukpertumbuhan dan
perkembangan. Air sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Tanpa air, makhluk hidup
tidak dapat bertahan hidup. Air merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi kimia di
dalam tubuh. Tanpa air, reaksi kimia di dalam sel tidak dapat berlangsung, sehingga dapat
mengakibatkan kematian. Kelembapan adalah banyaknya kandungan uap air dalam udara
atau tanah. Tanah yang lembab berpengarauh baik terhadap pertumbuhan tumbuhan.
Kondisi yang lembab banyak air yang dapat diserap oleh tumbuhan dan lebih sedikit
penguapan. Kondisi ini sangat mempengaruhi sekali terhadap pemanjangan sel.
Kelembapan juga penting untuk mempertahankan stabilitas bentuk sel.
Tanah
Bagi tumbuhan, tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangannya.
Tumbuhan akan tumbuh dan berkembang dengan optimal bila kondisi tanah tempat
hidupnya sesuai dengan kebutuhan nutrisi dan unsur hara. Kondisi tanah ditentukan oleh
faktor lingkungan lain, misalnya suhu, kandungan mineral, dan air.
MANULA
Manula yaitu seseorang yang telah memasuki usia lanjut. Pada manula biasa nya
organ organ manusia mulai melemah atau berkurang kemampuan nya. Pada manula
aktivitas organ reproduksi mulai menurun pada perempuan ovarium tidak dapat
menghasilkan sel telur lagi sehingga tidak dapat masturbasi lagi,masa ini disebut
MENUPAUSE. Pada laki laki proses pembentukan sperma masih terjadi meskipun sudah
menurun
f) Tahap
3. Adaptasi
Adaptasi adalah suatu perubahan yang menyertai individu dalam berespons terhadap
perubahan yang ada di lingkungan dan dapat mempengaruhi keutuhan tubuh baik secara
fisiologis maupun psikologis yang akan menghasilkan perilaku adaptif.
4. Homeostasis
Homeostasis adalah keadaan yang relatif konstan di dalam lingkungan internal
tubuh, dipertahankan secara alami oleh mekanisme adaptasi fisiologis. Adaptasi
fisiologis terhadap stress adalah kemampuan tubuh untuk mempertahankan keadaan
relatif seimbang. Kemampuan adaptif ini adalah bentuk dinamik dari ekuiliblrium
lingkungan internal tubuh. Lingkungan internal secara konstan berubah, dan
mekanisme adaptif tubuh secara kontinyu berfungsi untuk menyesuaikan diri terhadap
perubahan ini dan untuk mempertahankan ekuilibrium atau homeostasis. Homeostasis
dipertahankan oleh mekanisme fisiologis yang mengontrol fungsi tubuh dan
memantau organ tubuh. Untuk sebagian besar mekanisme ini dikontrol oleh sistem
saraf dan endokrin dan tidak mencakup perilaku sadar.
Tubuh membuat penyesuaian dalam frekwensi jantung, frekwensi pernapasan,
tekanan darah, suhu tubuh, keseimbangan cairan dan elektrolit, sekresi hormon dan
tingkat kesadaran yang semuanya ditujukan untuk mempertahankan adaptasi. Dubos
(1965) mengemukakan pandangan lebih lanjut ke sifat dinamis respons-respons
tersebut. Dia mengatakan bahwa ada dua konsep yang saling mengisi : homestasis dan
adaptasi.
Homeostasis menekankan pada perlunya penyesuaian yang harus segera
dilakukan tubuh untuk menjaga komposisi internal selalu dalam batas yang bisa
diterima, sedangkan adaptasi lebih menekankan pada penyesuaian yang berkembang
sesuai berjalannya waktu. Dubos juga menekankan bahwa ada batasan respon
terhadap stimuli yang dapat diterima dan bahwa respon tersebut bisa berbeda pada
setiap individu. Baik homestasis maupun adaptasi dangat diperlukan untuk dapat
bertahan dalam dunia yang selalu berubah.
Terdapat 2 jenis keadaan konstan atau mantap dalam homeostasis, yaitu:
1. Sistem tertutup - Keseimbangan statis ( Di mana keadaan dalam yang tidak berubah
seperti botol tertutup)
2. Sistem terbuka - Keseimbangan dinamik ( Di mana keadaan dalam yang konstan
walaupun sistem ini terus berubah )
Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan jasmani yang vital, yang akan menjamin keberadaan individu dalam
kelangsungan hidupnya. Kebutuhan ini sangat proritas.
Manusia merasa takut kepada hal-hal yang tidak diketahuinya, sehingga membutuhkan
orang lain yang bisa melindunginya, hal ini bisa diperingankan dengan meningkatkan
ketakwaan kepada Tuhan
Manusia membutuhkan cinta dari orang lain. Ia akan merasa bahagia bila orang yang
dicintainya mendekat, begitu juga cinta kepada Tuhan.
Manusia akan mencurahkan segala kemampuan dan usahanya agar dihargai oleh orang
lai, sehingga ia merasa berharga, mempunyai kedudukan tinggi. Penghargaan ini
diwujudkan dalam bentuk pemberian balasan manusia dan sanjungannya. Tidak
terpenuhinya kebutuhan ini akan menimbulkan perasaan rendah diri dan mecela diri
sendiri.
Manusia suka mencari ketenangan dan ketentraman tetapi setelah beberaqpa saat ia
merasa bosan dan berusaha mencari objek yang mebuatnya sibuk. Tanpa motivasi,
seseorang akan merasa kehampaan sehingga tidak bisa hidup dalam kesendiriannya tanpa
melakukan sesuatu pun.
Manusia butuh koreksi dan arahan yang tidak merintangi kebebasan. Pendidikan
bertujuan menjadikan koreksi internal bukan eksternal. Bila koreksi ini terjadi antar
manusia, maka keadaan individu dan kelompok akan mejadi baik, sedikit sekali
kejahatan, kebaikan dan ketaatan bertambah, meskipun sedang sendirian.
1. Id
Namun, segera memuaskan kebutuhan ini tidak selalu realistis atau bahkan mungkin.
Jika kita diperintah seluruhnya oleh prinsip kesenangan, kita mungkin menemukan diri
kita meraih hal-hal yang kita inginkan dari tangan orang lain untuk memuaskan keinginan
kita sendiri. Perilaku semacam ini akan baik mengganggu dan sosial tidak dapat diterima.
Menurut Freud, id mencoba untuk menyelesaikan ketegangan yang diciptakan oleh
prinsip kesenangan melalui proses utama, yang melibatkan pembentukan citra mental dari
objek yang diinginkan sebagai cara untuk memuaskan kebutuhan.
2. Ego
Ego adalah komponen kepribadian yang bertanggung jawab untuk menangani
dengan realitas. Menurut Freud, ego berkembang dari id dan memastikan bahwa
dorongan dari id dapat dinyatakan dalam cara yang dapat diterima di dunia nyata. Fungsi
ego baik di pikiran sadar, prasadar, dan tidak sadar.
Ego bekerja berdasarkan prinsip realitas, yang berusaha untuk memuaskan
keinginan id dengan cara-cara yang realistis dan sosial yang sesuai. Prinsip realitas
beratnya biaya dan manfaat dari suatu tindakan sebelum memutuskan untuk bertindak
atas atau meninggalkan impuls. Dalam banyak kasus, impuls id itu dapat dipenuhi
melalui proses menunda kepuasan – ego pada akhirnya akan memungkinkan perilaku,
tetapi hanya dalam waktu yang tepat dan tempat.
Ego juga pelepasan ketegangan yang diciptakan oleh impuls yang tidak terpenuhi
melalui proses sekunder, di mana ego mencoba untuk menemukan objek di dunia nyata
yang cocok dengan gambaran mental yang diciptakan oleh proses primer id’s.
3. Superego
Yang ideal ego mencakup aturan dan standar untuk perilaku yang baik. Perilaku
ini termasuk orang yang disetujui oleh figur otoritas orang tua dan lainnya. Mematuhi
aturan-aturan ini menyebabkan perasaan kebanggaan, nilai dan prestasi.
Hati nurani mencakup informasi tentang hal-hal yang dianggap buruk oleh orang
tua dan masyarakat. Perilaku ini sering dilarang dan menyebabkan buruk, konsekuensi
atau hukuman perasaan bersalah dan penyesalan. Superego bertindak untuk
menyempurnakan dan membudayakan perilaku kita. Ia bekerja untuk menekan semua
yang tidak dapat diterima mendesak dari id dan perjuangan untuk membuat tindakan ego
atas standar idealis lebih karena pada prinsip-prinsip realistis. Superego hadir dalam
sadar, prasadar dan tidak sadar.
7. Teori Kehilangan
Kehilangan adalah suatu kondisi yang terputus atau terpisah atau memulai
sesuatu tanpa hal yang berarti sejak kejadian tersebut. Kehilangan mingkin terjadi
secara bertahap/ mendadak,bisa tanpa kekerasan / traumatik ,tidak diharapkan/diduga.
( lambert dan lambert 1985,hal.35 ) kehilangan adalah suatu keadaan individu
yang berpisah dengan sesuatu yang ada sebelumnya kemungkinan menjadi tidak
ada ,baik terjadi sebagian /keseluruhan.
TEORI-TEORI KEHILANGAN