Vous êtes sur la page 1sur 8

MAKALAH PENYAKIT CHIKUNGUNYA

MAKALAH
PENYAKIT CHIKUNGUNYA

Dosen Pengampu : Casaeri, S.KM., M. Kes

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Epidemiologi

Disusun oleh :

Nurul Istiq Fitriyah


NIM : AKU.11.039
AKADEMI KEBIDANAN UNISKA KENDAL

Jalan Soekarno-Hatta No. 99 Kendal Telp (0294) 381299

2012/2013

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

Latar Belakang ............................................................................... 1

BAB II TINJAUAN TEORI........................................................................... 3

A. Pengertian ..................................................................................................... 3
B. Etiologi ........................................................................................................... 4
C. Patofisilogi ..................................................................................................... 7
D. Faktor Resiko ................................................................................................
E. Tatalaksana ...................................................................................................
F. Pencegahan dan Pemberantasan ..................................................................

BAB III PENUTUP ...................................................................................... 12

A. Kesimpulan ................................................................................................... 12
B. Saran ............................................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 13

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Semakin majunya kehidupan semakin banyak pula masalah yang kita hadapi baik dari
bidang pendidikan,ekonomi, politik, budaya, kesehatan dll. Akan tetapi semua itu memiliki
keuntungan dan kerugian. Setiap masalah pasti memiliki jalan keluar walapun semua itu tidak
mudah. Salah satu kesehatan yang kita hadapi adalah penyakit chikungunya yang disebabkan
oleh sejenis virus yang disebut virus Chikungunya.

Chikungunya merupakan sejenis penyakit yang diperantarai oleh nyamuk. Chikungunya


pertama kali ditemukan berdasarkan hasil pemeriksaan darah pada tahun 1952 di Tanzania. Di
Indonesia, kejadian luar biasa (KLB) Chikungunya dilaporkan pada tahun 1982, Demam
Chikungunya di Indonesia dilaporkan pertama kali di Samarinda pada tahun 1973, kemudian
berjangkit di Kuala Tungkal, Martapura, Ternate, Yogyakarta (1983), Muara Enim (1999), Aceh
dan Bogor (2001). Sebuah wabah Chikungunya ditemukan di Port Klang di Malaysia pada
tahun 1999, selanjutnya berkembang ke wilayah-wilayah lain. Awal 2001, kejadian luar biasa
demam Chikungunya terjadi di Muara Enim, Sumatera Selatan dan Aceh. Disusul Bogor bulan
Oktober. Setahun kemudian, demam Chikungunya berjangkit lagi di Bekasi (Jawa Barat),
Purworejo dan Klaten (Jawa Tengah). Diperkirakan sepanjang tahun 2001-2003 jumlah kasus
Chikungunya mencapai 3.918 jiwa dan tanpa kematian yang diakibatkan penyakit ini.

Faktor penular utamanya adalah nyamuk Aedes aegypti. Dalam musim hujan nyamuk ini
berkembang sangat cepat sehingga pada musim hujan penderita penyakit chikungunya
semakin banyak dan meningkat.Selain itu, lingkungan juga bisa menjadi faktor pemicu
datangnya nyamuk ini. Lingkungan yang kurang dijaga kebersihannya dan didukung oleh sikap
masyarakat yang kurang peduli terhadap kebersihan lingkungan tempat tinggalnya dapat
mengundang nyamuk penyebar penyakit chikungnunya.. Penyakit ini tidak dapat di tularkan
secara langsung oleh penderita, seperti berjabat tangan, memakai peralatan yang sama secara
bergantian. Penyakit ini ditularkan oleh nyamuk pembawa. Penyakit ini seperti penyakit demam
berdarah yang ditularkan oleh faktor pembawa yaitu nyamuk. Bedanya, jika virus demam
berdarah menyerang pembuluh darah, sedangkan virus Chikungunya menyerang sendi dan
tulang.

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian

Virus chikungunya pertama kali diidentifikasi di Tanzania, Afrika Timur tahun 1952.
Tidak heran bila namanya pun berasal dari bahasa Swahlii, artinya adalah "yang berubah
bentuk atau bungkuk". Postur penderita chikungunya memang kebanyakan akan membungkuk
akibat nyeri hebat pada persendian tangan dan kaki.
Penyakit chikungunya merupakan penyakit yang berjangkit pada suatu kawasan atau
populasi (endemik) yaitu suatu penyakit menular dengan gejala utama demam mendadak, nyeri
pada persendian, terutama pada sendi lutut, pergelangan, jari kaki dan tangan serta tulang
belakang, serta ruam (kumpulan bintik-bintik kemerahan) pada kulit. Gejala lainnya yang dapat
dijumpai adalah nyeri otot, sakit kepala, mengigil, kemerahan pada konjungtiva, pembesaran
kelenjar getah bening di bagian leher, muntah, kadang-kadang gatal terutama pada ruam.
B. Etiologi

Penyakit Chikungunya disebabkan oleh sejenis virus yang disebut virus Chikungunya.
virus Chikungunya ini masuk keluarga Togaviridae, genus alphavirus.Penyebab penyakit ini
adalah sejenis virus, yaitu Alphavirus dan ditularkan lewat nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk
yang sama juga menularkan penyakit demam berdarah dengue. Meski masih "bersaudara"
dengan demam berdarah, penyakit ini tidak mematikan. Penyakit Chikungunya disebarkan
oleh nyamuk Aedes aegypti. Tidak ada bukti yang menunjukkan virus Chikungunya dipindahkan
oleh nyamuk betina kepada telurnya sebagaimana virus demam berdarah.

C. Patofisiologi

Penularan demam chikungunya terjadi apabila penderita yang sakit (dalam keadaan
viremia) digigit oleh nyamuk penular, kemudian nyamuk tersebut mengigit orang lain. Biasanya
akan terjadi penularan dari orang ke orang. Penyakit ini biasanya berlangsung selama
beberapa hari, kemudian sembuh sendiri dengan masa inkubasi antara 1-12 hari (umumnya 2-4
hari).

D. Faktor Resiko
Kedekatan
tempat
perkembangbiaka
n vektor nyamuk
dengan tempat
tinggal manusia
merupakan faktor
risiko yang
signifikan untuk
chikungunya
serta penyakit lain yang sama dengan spesies ini. Selama wabah, insektisida dapat
disemprotkan untuk membunuh nyamuk dewasa. Untuk perlindungan selama wabah
chikungunya, pakaian yang digunakan harus yang panjang untuk menutup kulit sehingga
nyamuk tidak langsung mengigit serta penggunaan repellents anti nyamuk sesuai ketentuan
.Bagi mereka yang tidur pada siang hari seperti anak-anak, orang sakit atau tua, sebaiknya
menggunakan kelambu yang berinsektisida.
Faktor risiko untuk menderita penyakit chikungunya hampir sama dengan demam
berdarah yaitu keberadaan virus dan nyamuk aedes aegypti sebagai vektor penularnya.
Disamping itu daya tahan tubuh pejamu berperan dalam manifestasi penyakit ini. Keberadaan
nyamuk aedes aegypti sebagai vektor penyakit ini berhubungan erat dengan keadaan sanitasi
Iingkungan. Kebiasaan-kebiasaan manusia yang dapat menyebabkan timbulnya tempat
perindukan dan tempat istirahat nyamuk serta kebiasaan tidak melindungi diri dari gigitan
nyamuk merupakan salah satu faktor risiko untuk menderita penyakit ini.

E. Tatalaksana
Tak ada vaksin maupun obat khusus untuk chikungunya. Cukup mengonsumsi obat-
obat simptomatik (pereda gejala) seperti obat penurun panas atau penghilang rasa sakit. Yang
penting cukup istirahat, minum, dan makanan bergizi. Virus chikungunya ini termasuk self
limiting disease alias akan hilang dengan sendirinya. Namun, rasa nyeri akan tetap ada dalam
hitungan minggu.
Bagi penderita, sangat dianjurkan untuk makan makanan yang bergizi, cukup
karbohidrat dan terutama protein serta minum sebanyak mungkin. Perbanyak mengkonsumsi
buah-buahan segar. Sebaiknya minum jus buah segar. Setelah lewat lima hari, demam akan
berangsur-angsur reda, rasa ngilu maupun nyeri pada persendian dan otot berkurang, dan
penderitanya akan sembuh seperti semula. Vitamin peningkat daya tahan tubuh juga
bermanfaat untuk menghadapi penyakit ini. Daya tahan tubuh yang bagus dan istirahat cukup
bisa membuat rasa ngilu pada persendian cepat hilang. Minum banyak air putih juga disarankan
untuk menghilangkan gejala demam.

F. Pencegahan dan Pemberantasan


Satu-satunya cara menghindari penyakit ini adalah dengan menghindari/membasmi
nyamuk pembawa virusnya. Nyamuk ini senang hidup dan berkembang biak di genangan air
bersih seperti bak mandi, vas bunga, dan juga kaleng atau botol bekas yang menampung air
bersih. Serangga yang bercorak hitam putih ini juga senang hidup di benda-benda yang
menggantung seperti baju-baju yang ada di belakang pintu kamar. Selain itu, nyamuk ini juga
menyenangi tempat yang gelap dan pengap.Berdasarkan pengalaman selama ini, penyakit ini
sulit menyerang penderita yang sama. Tubuh penderita akan membentuk antibodi yang akan
membuat mereka kebal terhadap wabah penyakit ini di kemudian hari
Mengingat penyebar penyakit ini adalah nyamuk Aedes aegypti maka cara terbaik untuk
memutus rantai penularan adalah dengan memberantas nyamuk tersebut, sebagaimana sering
disarankan dalam pemberantasan penyakit demam berdarah dengue. lnsektisida yang
digunakan untuk membasmi nyamuk ini adalah dari golongan malation, sedangkan themopos
untuk mematikan jentik-jentiknya. Malation dipakai dengan cara pengasapan (fogging), bukan
dengan menyemprotkan ke dinding. Hal ini karena Aedes aegypti tidak suka hinggap di dinding,
melainkan pada benda-benda yang menggantung. Namun, pencegahan yang murah dan efektif
untuk memberantas nyamuk ini adalah dengan cara menguras tempat penampungan air bersih,
bak mandi, vas bunga dan sebagainya, paling tidak seminggu sekali, mengingat nyamuk
tersebut berkembang biak dari telur sampai menjadi dewasa dalam kurun waktu 7-10 hari.
Penyakit chikungunya ini berkait dengan kesehatan lingkungan. Kesadaran menciptakan
lingkungan yang bersih menjadi keharusan tiap orang. Halaman atau kebun di sekitar rumah
harus bersih dari benda-benda yang memungkinkan menampung air bersih, terutama pada
musim hujan seperti sekarang. Pintu dan jendela rumah sebaiknya dibuka setiap hari, mulai
pagi hari sampai sore, agar udara segar dan sinar matahari dapat masuk, sehingga terjadi
pertukaran udara dan pencahayaan yang sehat. Dengan demikian, tercipta lingkungan yang
tidak ideal bagi nyamuk tersebut

DAFTAR PUSTAKA

http://www.medkes.com/2013/05/gejala-pengobatan-pencegahan-chikungunya.html diakses
tanggal 29 Juni 2013 pukul 11.27 WIB

http://mediskus.com/penyakit/semua-tentang-penyakit-chikungunya.html#ixzz2XhPDtIMG
diakses tanggal 29 Juni 2013 pukul 11.29 WIB
http://ms.wikipedia.org/wiki/Demam_Chikungunya diakses tanggal 29 Juni 2013 pukul 11.30
WIB

Vous aimerez peut-être aussi