Vous êtes sur la page 1sur 80

PERAN GURU DALAM MENINGKATKAN SIKAP NASIONALISME

SISWA KELAS X IPS 1 SMA NEGERI 1 TALIBURA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi dan Memenuhi Salah SatuPersyaratan


Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh
ARIFIN LATIF
2014.02.02.020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN


FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
MUHAMMADIYAH MAUMERE
2018
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Skripsi : Peran Guru Pkn Dalam Meningkatkan Sikap Nasionalisme


Siswa Di Kelas X IPS 1 Sma Negeri 1 Talibura
Nama : ARIFIN LATIF
Nim : 2014 02 02 020

Telah diuji, dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi, dan direvisi sesuai
saran penguji.
Program Studi : Pendidikan Kewarganegaraan
Fakultas : Pendidikan ILMU SOSIAL dan HUMANIORA IKIP
Muhammadiyah Maumere

Hari : Minggu
Tanggal : 13 Agustus 2017

Tim Penguji
Nama Jelas Tanda Tangan

Ketua : Dr. H. Budhi Akbar, M.Si ................................

Sekretaris : Sunarwin, S.Si, M.Pd ................................

Penguji I : Germanus Gleko, S.Pd. Si, M.Pd ................................

Penguji II : Fitriah, S.Pd, M.Pd ................................

Disahkan oleh,
Dekan Fakultas PISHUM

Dian Ernaningsih, SP, M.Pd


NIDN. 9908419809
HALAMAN PERSETUJUAN

Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan


Fakultas Pendidikan Ilmu Sosial dan Humaniora
Ikip Muhammadiyah Maumere

Program Studi : Pendidikan Kewarganegaraan

Fakultas : Fakultas Pendidikan Ilmu Sosial dan Humaniora

IKIP Muhammadiyah Maumere

Judul : Peran Guru Pkn Dalam Meningkatkan Sikap

Nasionalisme Siswa Di Kelas X IPS 1 Sma Negeri 1

Talibura.

Nama : ARIFIN LATIF

NIM : 2014 02 02 020

Setelah melalui bimbingan yang sesuai dengan ketentuan berlaku, maka dengan
ini dinyatakan layak untuk diuji oleh tim penguji skripsi

Maumere, Agustus 2017

Pembimbing I Pembimbing II

KHAIDIR, S.Ag, M.Pd DARMAN ELDIN, S.Hi, MH


NUP. 0004036601 NIDN.801048402
SURAT PERNYATAAN

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul Peran

Guru Pkn Dalam Meningkatkan Sikap Nasionalisme Siswa Kelas X IPS 1 Sma

Negeri 1 Talibura.

Merupakan hasil karya sendiri dan sepanjang pengetahuan dan keyakinan

saya bukan plagiat dari karya ilmiah yang telah dipublikasikan sebelumnya atau

ditulis orang lain. Semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya

tulis dengan benar sesuai dengan pedoman dan tata cara pengutipan yang berlaku.

Apabila ternyata dikemudian hari skripsi ini, baik sebagian maupun

keseluruhan merupakan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap karya orang lain,

maka saya bersedia mempertanggung jawabkan sekaligus bersedia menerima

sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di IKIP Muhammadiyah Maumere.

Maumere, Juli 2018

Yang Membuat Pernyataan,

ARIFIN LATIF
NIM. 2014 02 02 020
ABSTRAK

JAMALIA. Peran guru PKn dalam meningkatkan Sikap Nasionalisme


siswa kelas X Ips 1 di Sma negeri 1 Talibura. Skripsi. Maumere : Fakultas
Pendidikan Sosial dan Humaniora IKIP Muhammadiyah Maumere, 2013.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh metode
siklus terhadap hasil belajar siwa kelas X pada pembelajaran larutan elektrolit dan
nonelektrolit di SMA NEGERI I TALIBURA Tahun Pelajaran 2016/2017.
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X di SMA NEGRI I
TALIBURA yang terdistribusi ke dalam satu kelas dengan jumlah siswa sebanyak
22 orang yang terdiri dari 8 siswa laki - laki dan 14 siswa perempuan. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah praeksperimen.
Setelah data berdistribusi normal berdasarkan uji normalitas dan dilanjutkan
dengan analisis data dengan menggunakan uji-t .Hasil uji hipotesis yang
menunjukkan bahwa nilai signifikansi yang diperoleh sebesar lebih kecil dari
taraf signifikansi 0,05. Selain itu, juga dapat dilihat dari rata-rata hasil post-test
yaitu dengan penggunaan metode eksperimen dengan nilai tertinggi 58 dan nilai
terendah 37, sedangkan dengan penggunaan metode konvesional dengan nilai
tertinggi 55 dan nilai terendah 23. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa H0 di
tolak dan H1 di terima yang menunjukkan bahwa ada pengaruh metode siklus
belajar terhadap kemampuan hasil belajar siswa kelas X pada pembelajaran
larutan elektrolit dan nonelektrolit di SMA NEGERI I TALIBURA
Kata Kunci : peran Guru PKn, Sikap Nasionalisme.
MOTTO

LEMBAR PERSEMBAHAN
Assalamu alaekum wr.wb

Alhamdulillahirobbil alamin,,,Alhamdulillahirrobil
alamin,,,alhamdulillahirrobil alamin…..

Akhirnya sepercik kebahagiaan yang telah Engkau hadiahkan


kepadaku ya AllAH

Sholawat serta salam ku curahkan kepada baginda Nabi Muhammad

SWA dan para sahabat yang mulia.

Dia memberikan hikamah kepada siapa yang di kehendaki.


Barang siapa di beri hikmah, sesungguhnya dia telah di beri
kebaikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil
pelajaran kecuali orang-orang yang mempunyai akal sehat.

Ku persembahkan karya kecil ini…

Untuk bidadari syurgaku yang selalu memberikan semangat, do’a


yang tulus serta kasih sayang yang berlimpah, terimakasih atas
segalanya tanpamu aku bukanlah siapa-siapa mamaku tersayang
(jamida) .

Serta sosok yang terlihat keras dan cuek namun menyimpan banyak
ketulusan yang besar dan mempunyai semangat yang besar demi
keberhasilanku , serta mendidik dengan penuh kesabaran bapakku
(jamaluddin).

Kepada adik-adikku (TIANSI) dan (NABIL) terimakasih atas do’a


serta dukungannya semoga Adik-Adikku bisa menggapai cita-cita di
kemudian hari…amin ya robbal alamin

Kepada sahabat serta teman tersayang (isna,huda, tya,


tahiri,rival,fitria,kk ina,elis,sri,marcel,sidiq,arif, kk gusti,)
Terimakasih atas do’a, saran, nasehat, bantuan, motivasi, serta
kebersamaan selama proses pembuatan karya kecil ini.

Akhir kata , semoga karya kecil ini bermanfaat buat diriku dan juga
orang lain serta menjadi ladang amal sholeh bagiku serta menjadi
kebanggan buat keluargaku ….amin ya robbal alamin

Terikasih

Wassalamu alaekum wr.wb

JAMALIA,S. Pd

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha

Esa atas segala limpahan rahmat sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi dengan judul “Pengaruh Metode Siklus Terhadap

Kemampuan Hasil Belajar Siswa SMA Negeri I Talibura Kelas X Pada

Pembelajaran Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit”.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan

terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis selama proses

penyusunan skripsi ini.

1. Bapak H. Rodja Abdul Natsir, SH, M.Pd selaku Rektor IKIP Muhammadiyah

Maumere

2. Ibu Dian Ernaningsih, S.P,M.Pd selaku Dekan Fakultas Pendidikan

Matematika dan Sains

3. Bapak Dr.Budhi Akbar, M.Si selaku dosenPembimbing I

4. Bapak Sunarwin, S.Pd,M.Pd selaku dosen Pembimbing II

5. Selaku Penguji I Bapak Germanus Gleko, S.Pd. Si, M.Pd

6. Selaku Penguji II Ibu Fitriah, S.Pd, M.Pd

7. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Kimia IKIP Muhammadiyah

Maumere

8. Bapak Marselus Martin, S.Pd selaku Kepala SMA Negeri I Talibura yang telah

mengijinkan penulis melakukan penelitian

9. Siswa siswi kelas X5 SMA Negeri I Talibura yang telah berpartisipasi selama

penulis melakukan penelitian


10. Teman-teman seperjuangan angkatan pertama Program Studi Pendidikan

Kimia Fakulatas Pendidikan Matematika dan Sains IKIP Muhammadiyah

Maumere dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu

yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan

skripsi ini. Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca yang bersifat

membangun sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan skripsi ini

selanjutnya.

Akhir kata penulis mengucapkan selamat membaca semoga skripsi ini

memberi manfaat baik bagi penulis, pembaca, dan pengembangan ilmu.

Maumere, Juli 2017

JAMALIA

NIM. 2013 01 03 006

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iv
ABSTRAK .................................................................................................... v
ABSTRACT .................................................................................................. vi
DAFTAR ISI ................................................................................................. vii
DAFTAR BAGAN ....................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ......................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xi
BAB I : PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .......................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah ......................................................................... 6
D. Rumusan Masalah ............................................................................. 6
E. Tujuan Penelitian .............................................................................. 6
F. Manfaat Penelitian ............................................................................ 7
BAB II : KAJIAN TEORI............................................................................. 11
A. DeskripsiTeori ................................................................................... 11
B. Kajian Teori Relevan ........................................................................ 21
C. Kerangka Berpikir ............................................................................. 23
D. Hipotesis............................................................................................ 24
BAB III: METODE PENELITIAN .............................................................. 26
A. Tempat dan waktu penelitian ............................................................ 26
B. Populasi dan sampel .......................................................................... 26
C. Metodologi penelitian ....................................................................... 30
D. Teknik pengumpulan data…………………………………………
E. Teknik analisis data ...........................................................................

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 35


A. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Potensi dan Masalah ................................................................. 35
2. Mengumpulkan Informasi ........................................................ 37
3. Desain Produk .......................................................................... 37
4. Validasi Desain ........................................................................ 39
5. Revisi Desain ........................................................................... 44
6. Uji Coba Produk....................................................................... 45
7. Uji Validitas ............................................................................. 47
8. Uji Reliabilitas ......................................................................... 47
B. Pembahasan ....................................................................................... 48
BAB V : PENUTUP ..................................................................................... 53
A. Kesimpulan ....................................................................................... 53
B. Implikasi ............................................................................................ 54
C. Saran .................................................................................................. 54
1. Bagi Siswa ................................................................................... 54
2. Bagi Guru .................................................................................... 54
3. Bagi Sekolah ............................................................................... 54
4. Bagi Peneliti Selanjutnya ............................................................ 55
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 56

LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan sebagai suatu proses untuk mengubah tingkah laku peserta

didik agar menjadi manusia yang lebih baik serta mampu hidup bertanggung

jawab, mandiri sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan sekitar dimana

seseorang itu berada, dan dengan kata lain pada dasarnya pendidikan

merupakan usaha atau proses yang dilakuakn oleh manusia untuk bertanggung

jawab membimbing dan mendidik peserta didik menjadi dewasa (Syaiful, 2010).

Pendidikan mempunyai makna sempit yang identik dengan sekolah.

Berkaitan dengan hal ini, pendidikan adalah pengajaran yang diselenggarakan

di sekolah sebagai lembaga tempat untuk mendidik (mengajar). Pendidikan

merupakan pengaruh yang diupayakan oleh sekolah untuk anak dan remaja

(usia sekolah) yang diserahkan kepadanya (sekolah) supaya mempunyai

kemampuan kognitif dan kesiapan mental yang sempurna berkesadaran maju

yang berguna bagi mereka untuk terjun ke masyarakat sebagai pribadi

maupun makhluk sosial (Soyomukti, 2010).

Kimia adalah ilmu yang mencari jawaban atas pertanyaan apa,mengapa, dan

bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dengan komposisi,struktur sifat,

perubahan dinamika dan energenika zat. Pelajaran kimia seharusnya merupakan

pelajaran yang menyenangkan, karena berhubungan dengan kehidupan sehari-

hari. Akan tetapi apa yang diharapkan umumnya berlainan dengan kenyataan.Hal

ini terjadi karena penggunaan metode yang kurang tepat oleh guru dalam

mengajar. Guru banyak memberikan pelajaran pada aspek ingatan dan


pemahaman. Pembelajaran seperti ini tentu saja akan menciptakan suasana kelas

yang statis, monoton dan membosankan.

Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kwalitas

pendidikan di Indonesia adalah dengan membenahi kurikulum sekolah dasar dan

menengah yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik

Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar isi dan standar kompetensi

lulusan dan pada Permen RI nomor 23 tahun 2006 tentang standar kompetensi

kelulusan mengatakan bahwa standar kompetensi kelulusan pada satuan

pendidikan menengah umum bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan,

pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia,serta keterampilan untuk hidup mandiri

dan mengikuti pendidikan lebih lanjut dan salah satu tujuan standar kompetensi

kelulusan pada kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi adalah

untuk mengembangkan logika, kemampuan berpikir dan analisis peserta didik.

Depdiknas, 2006).

Pembaharuan dibidang pendidikan terus dilakukan untuk meningkatkan

kualitas pendidikan, diantaranya adalah pemberlakuan Kurikulum Tingkat Satuan

pendidikan (KTSP). KTSP memberikan kewenangan secara leluasa kepada guru

untuk mengembangkan silabus sesuai dengan karakteristik dan kondisi sekolah,

serta kemampuan guru itu sendiri dalam menjabarkannya indiator-indikator materi

menjadi RPP yang siap dijadikan pedoman pencapaian kompetensi peserta didik.

RPP adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran

untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar

isi dan dijabarkan dalam silabus (Mulyasa, 2006). Kurikulum tersebut


menekankan keterlibatan siswa secara aktif dan berusaha menemukan konsep

sendiri dalam proses pembelajaran di semua mata pelajaran termasuk kimia. Guru

sebagai fasilitator dan pendorong siswa untuk menggunakan keterampilan proses

serta menerapkan inovasi model pembelajaran sehingga pembelajaran kimia

mampu mengembangkan life skill yang merupakan implementasi dari kurikulum

KTSP (Depdiknas, 2006).

Proses pembelajaran sekarang ini banyak dikembangkan dalam berbagai

perangkat pembelajaran yang berguna untuk menunjang proses pembelajaran

agar tujuan pembelajaran dapat sesuai dengan apa yang diharapkan Sistem

pembelajaran yang terlalu monoton dan berpusat kepada guru akan membuat

siswa merasa bosan dan jenu saat menerima pelajaran yang diberikan. Tentunya

diperlukan susunan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum KTSP agar lebih

menarik dan dapat membantu siswa dalam menerima materi yang diberikan oleh

guru (Situmornag, 2011).

Fakta di lapangan menunjukan bahwa proses pembelajaran sains yang

terjadi pada saat ini umumnya masih berpusat pada guru, dengan kata lain siswa

hanya sebagai penerima informasi yang di sampaikan tanpa adanya kesempatan

kepada siswa untuk mengembangkan kemampuannya. Proses pembelajaran yang

baik seharusnya menekankan pada pemberian pengalaman langsung agar

terciptanya suasana pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna.

Pembelajaran yang bermakna merupakan pembelajaran yang memberikan

kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam pembelajaran sehingga

siswa dapat mengembangkan kemampuannya (suparno, 2013: 174)


Salah satu solusi pembelajaran yang interaktif yang dapat membantu siswa

dalam mengembangkan kemampuannya ialah dengan model pembelajar

ekperimen, model pembelajaran ini memiliki nilai positif karena di dalamnya

terdapat kegiatan mengamati dan mengelompokan masalah yang di gunakan untuk

mengembangkan pengetahuan melalui serangkaian dalam proses metode ilmiah

(suparno, 2013:112). Prediction yaitu siswa membuat prediksi terhadap suatu

masalah yang di ajukan guru. Observation yaitu siswa melakukan pengamatan.

Explanation yaitu siswa memberikan penjelasan serta alasan tentang kesesuaian

hipotesis dan hasil pengamatan.

Berdasarkan uraian di atas serta melihat manfaat dari model pembelajarn

ekperimen menjadikan peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul

“ pengaruh metode siklus terhadap hasil belajar siswa SMA Negeri I Talibura

Kelas X Pada Pembelajaran Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan beberapa

masalah,antara lain:

1. Metode yang digunakan oleh guru pada proses pembelajaran kimia pada

materi larutan elektolit dan non elektrolit adalah metode ceramah atau

metode konvensioal.

2. Hasil belajar siswa kurang optimal

3. Alat praktikum kurang memadai

C. Pembatasan Masalah
Agar Penelitian ini terarah,maka ruang lingkup masalah yang diteliti dibatasi

dengan pertimbangan sebagai berikut:


o Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kombinasi

eksperimen dan diskusi pada materi larutan elektolit dan larutan non

elektrolit di SMA NEGERI I TALIBURA.

D. Rumusan Masalah
Masalah yang akan diteliti pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Apakah metode siklus belajar dapat mempengaruhi kemampuan hasil belajar

siswa SMA kelas X pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit dengan

metode siklus belajar?

E. Tujuan Penelitian.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan hasil

bealajar siswa pada pembelajaran larutan elektrolit dan nonelektrolit melalui

praeksperimen.

F. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat yang baik bagi

semua pihak terutama yang berhubungan dengan dunia pendidikan.

1. Untuk guru kimia, peran guru lebih dominan.Dengan menggunakan metode

yang sesuai,guru membantu siswa mengidentifikasi konsep,prinsip dan

hukum-hukum yang berhubungan dengan pengalaman pada fase eksplorasi.

2. Untuk sekolah,hasil eksplorasi dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan

untuk memperbaharui sarana dan prasarana belajar dalam menunjang

peningkatkan kualitas belajar siswa.

3. Dapat memperoleh pengetahuan dan wawasan yang lebih serta bisa

menerapkan dalam kehidupan sehari – hari.


BAB II

KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori

1. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seseorang dalam

upaya memperoleh pengetahuan keterampilan dan nilai-nilai positif dengan

memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar.Pembelajaran dapat melibatkan dua

pihak yaitu siswa sebagai pembelajar dan guru sebagai fasilitator.Yang terpenting

dalam kegiatan pembelajaran adalah terjadinya proses belajar( learning process )

Sebab suatu hasil belajar memenuhi beberapa ciri berikut (1) belajar sifatnya

disadari dalam hal ini siswa merasa bahwa dirinya sedang belajar timbul dalam

dirinya motivasi-motivasi untuk memiliki pengetahuan yang diharapkan sehingga

tahapan-tahapan dalam belajar sampai pengetahuan itu dimiliki secara permanen(

retensi )betul-betul disadari sepenuhnya.(2)hasil belajar diperoleh dengan adanya

proses, dalam hal ini pengetahuan diperoleh tidak secara spontanitas, instant,

namun bertahap( sequensial ).(Armai Arief, 2002)

Seorang anak bisa membaca tentu tidak diperoleh dalam waktu sesaat

namun berproses cukup lama, kemampuan membaca diawali dengan kemampuan

mengeja, mengenal huruf, kata dan kalimat. Sesorang yang tiba-tiba memiliki

kecakapan seperti lari dengan kecepatan tinggi akibat doping, bukanlah hasil dari

kegiatan belajar, namun efek dari obat atau zat kimia yang dikonsumsinya.(3)

belajar membutuhkan interaksi,khususnya interaksi yang sifatnya manusiawi.

Seorang siswa akan lebih cepat memiliki pengetahuan karena bantuan dari guru,

pelatih atau pun instruktur. Dalam hal ini terjadi komunikasi dua arah antara siswa

dan guru. (Muliyasa 2006)


2. Pengertian Metode Mengajar

Metode berasal dari bahasa yunani yang berarti “metodos’’yang terdiri dari

dua suku kata, yaitu “metha’’yang berarti melalui atau melewati dan “hodos’’yang

berarti jalan atau cara. Jadi metode berarti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai

tujuan. Dalam bahasa arab metode dikenal dengan istilah Thariqah yang berarti

langkah-langkah strategis dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan.Dalam

pengertian umum metode diartikan sebagai cara mengerjakan sesuatu.Menurut

(Ahmad Tafsir, 1994). Metode adalah semua cara yang digunakan dalam upaya

mendidik. Menurut (Nana Sudjana, 2000). Metode adalah cara yang dipergunakan

guru dalam mencapai tujuan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia metode adalah

cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud. Metode

mempunyai arti yang sangat luas, Karena mengajar merupakan bentuk dari upaya

untuk mendidik,

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain Metode, 2004, adalah suatu cara

yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Menurutnya pula

metode adalah pelicin jalan pengajaran menuju tujuan.Dalam kegiatan belajar

mengajar metode sangat diperlukan oleh guru dalam menunjang kegiatan belajar

mengajar untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai setelah proses belajar

mengajar berakhir.Sedangkan menurut Aminuddin Rasyid metode adalah

berbagai cara yang teratur dan sistematis yang dilakukan dan ditempuh guru

dalam memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mendapat isi pelajaran

yang mereka butuhkan.


Beberapa pengertian metode,di dalamnya terdapat muatan-muatan

substantif yang secara implisit menyatakan suatu pengertian yang sama.Dengan

kata lain,ada muatan nilai yang sama dalam masing-masing pengertian metode.

Metode mengajar adalah jalan seorang guru untuk memberi pemahaman kepada

murid-muridnya dan merubah tingkah lakunya sesuai dengan tujuan-tujuan yang

diinginkan. Metode mengajar mempunyai arti yang lebih dari pada hanya sekedar

sebagai alat untuk menyampaikan ilmu dan pengetahuan kepada siswa.Atau lebih

tepat lagi untuk menolong siswa-siswa memperoleh pengetahuan tersebut,selain

itu metode mengajar bermakna juga sebagai alat untuk menolong pelajar-pelajar

memperoleh keterampilan,kebiasaan-kebiasaan,sikap-sikap,minat dan nilai-nilai

yang diinginkan.(Ahmad Tafsir, 1994).

Disinilah pentingnya guru mengajar dengan menggunakan metode yang

baik dan tepat.Baik dalam arti dapat menarik perhatian siswa dan tepat dalam

pengertian sesuai dengan karakteristik mata pelajaran.Guru menggunakan metode

dalam pengajaran tentunya tidak sekedar metode sebagai cara mengajar,

melainkan hendaknnya menguasai ruang lingkup metode itu sendiri.Suatu proses

belajar mengajar dikatakan baik,bila proses tersebut dapat membangkitkan

kegiatan belajar yang efektif.Pengertian ini menuntut pentingnya posisi metode

dalam pengajaran agar lebih efektif dan efisien.(Sudjana,2004).

Pemilihan suatu metode mengajar dipengaruhi oleh tujuan instruksional

yang mencakup (1) penerimaan pengetahuan yang berupa fakta,konsep,prinsip,

(2)aplikasi pengetahuan atau penerimaan keterampilan dan (3)tujuan yang bersifat


efektif atau motivasional yaitu berhubungan dengan pengembangan atau

perubahan sikap atau perasaan.Jadi metode pengajaran adalah cara dan teknik

yang ditempuh guru dalam menyampaikan bahan ajar kepada siswa secara tepat

dan cepat sehingga diperoleh hasil yang maksimal. Dengan demikian,berdasarkan

pendapat yang dikemukakan oleh para ahli diatas,maka dapat disimpulkan bahwa

metode mengajar adalah suatu jalan atau cara yang tersusun secara sistematis yang

digunakan oleh guru untuk menyajikan materi pelajaran secara efektif dalam

membantu siswa memperoleh keterampilan-keterampilan,sikap, minat dan nilai-

nilai yang diinginkan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah

ditetapkan.(Ahmad Tafsir,1994).

3. Metode Siklus Belajar

Siklus belajar (learningcycle) merupakan model pembelajaran yang

berorientasi pada teori Piaget dan teori pembelajaran kognitif serta aplikasi model

pembelajaran konstruktivis.Model ini dikembangkan oleh Robert Karplus dan

koleganya dalam rangka memperbaiki kurikulum sains SCIS (Science Curriculum

Improvement Study) dengan tahapan-tahapannya: exploration,invention dan

discovery,namun kemudian dikembangkan oleh Charles R.Barman dengan

tahapan-tahapannya:exploration phase,concept introduction dan concept

application. Selanjutnya model ini kemudian dikembangkan lagi dan dewasa ini

lebih dikenal dengan model siklus belajar sains 4-E(4-E science learning cycle).

Menurut Lawson(1989)dalam Bybee (1996:205) siklus belajar sains

adalah satu cara berpikir dan bertindak yang cocok untuk siswa

belajar.Penggunaan siklus belajar(learning cycle) memberikan kesempatan bagi


siswa untuk mengungkapkan pengetahuan sebelumnya dan kesempatan untuk

menyanggah, mendebat gagasan-gagasan mereka,proses ini menghasilkan

ketidakseimbangan kognitif,sehingga mengembangkan tingkat penalaran yang

lebih tinggi dan merupakan suatu pendekatan yang baik untuk pembelajaran sains.

Menurut Renner dan Marek dalam Martin(1994:202-203) bahwa dari riset

yang mereka lakukan tentang penggunaan model siklus belajar (learning cycle)

pada pembelajaran ternyata hasilnya dapat meningkatkan prestasi anak-anak dan

meningkatkan pengembangan keterampilan prosesnya.Mereka juga mengakui

bahwa siklus belajar(learning cycle)dapat meningkatkan intelektual anak.

Bagaimanapun juga mereka menyimpulkan bahwa model siklus belajar (learning

cycle)adalah suatu cara untuk membantu anak-anak menerapkan matematika,

keterampilan ilmu kemasyarakatan,menginterpretasikan grafik,table dan poster

serta asimilasi data untuk memecahkan masalah dan menentukan maksud atau arti

kalimat. Para peneliti mengungkapkan bahwa siklus belajar (learning cycle)adalah

suatu cara alami untuk belajar dan memenuhi tujuan pendidikan yang utama

berpikir.

A. Fase atau Langkah-Langkah Siklus Belajar

Fase-fase siklus belajar sains (the science learning cycle) adalah sebagai

berikut :
a. Exploration (penyelidikan)

Pada fase ini para siswa belajar melalui keterlibatan dan tindakan-tindakan,

gagasan-gagasan mereka dan hubungan-hubungan dengan materi baru

diperkenalkan dengan bimbingan guru yang minimal agar memungkinkan siswa

menerapkan pengetahuan sebelumnya,mengembangkan minat,menumbuhkan dan

memelihara rasa ingin tahu terhadap materi itu. Materi perlu disusun secara

cermat sehingga sasaran belajar itu menggunakan konsep dan gagasan yang

mendasar. Selama fase ini guru menilai pemahaman para siswa terhadap sasaran

pelajaran.Menurut (Bybee, 1996) bahwa, tugas guru disini tidak boleh

memberitahukan atau menerangkan konsep.

b. Explanation (Pengenalan)

Pada fase ini para siswa kurang terpusat dan ditunjukkan untuk

mengembangkan mental. Tujuan dari fase ini guru membantu para siswa

memperkenalkan konsep sederhana,jelas dan langsung yang berkaitan dengan fase

sebelumnya,dengan berbagai strategi para siswa disini harus terfokus pada pokok

penemuan konsep-konsep yang mendasar secara kooeperatif dibawah bimbingan

guru (guru sebagai fasilitator) mengajukan konsep-konsep itu secara sederhana,

jelas dan langsung.

c. Expansion (Perluasan)

Pada fase ini para siswa mengembangkan konsep-konsep yang baru

dipelajari untuk diterapkan pada contoh-contoh lain,dipakai sebagai ilustrasi


konsep intinya dapat membantu para siswa mengembangkan gagasan-gagasan

mereka dalam kehidupannya.

d. Evaluation (Evaluasi)

Pada fase ini ingin mengetahui penjelasan para siswa terhadap siklus

pembelajaran ini.Evaluasi dapat berlangsung setiap fase pembelajaran,untuk

menggiring pemahaman konsep juga perkembangan keterampilan proses.

3. Hasil Belajar

Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan.

Belajar merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek dalam

belajar. Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan

seseorang guru sebagai pengajar. Dua konsep belajar mengajar yang dilakukan

oleh siswa dan guru terpadu dalam satu kegiatan. Diantara keduannya itu terjadi

interaksi dengan guru. Kemampuan yang dimiliki siswa dari proses belajar

mengajar harus bisa mendapatkan hasil, bisa juga melalui kreatifitas seseorang

tanpa adanya intervensi orang lain sebagai pengajar. Oleh karena itu hasil belajar

yang dimaksud disini adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki seorang

siswa setelah ia menerima perlakukan dari pengajar (guru), seperti yang

dikemukakan oleh (Sudjana, 2004). Hasil belajar adalah kemampuan -

kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya

(Sudjana, 2004). Sedangkan menurut Horwart Kingsley dalam bukunya Sudjana

membagi tiga macam hasil belajar mengajar : Keterampilan dan kebiasaan,

Pengetahuan dan pengarahan, serta Sikap dan cita-cita (Sudjana, 2004).pendapat

di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan keterampilan,


sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah menerima perlakuan yang

diberikan oleh guru sehingga dapat mengaplikasikan pengetahuan itu dalam

kehidupan sehari-hari.

Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi

siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat

perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum

belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah

kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar

merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran. (Dimyati dan Mudjiono,

1999).

Hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan

tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari

tidak mengerti menjadi mengerti. Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil

belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain

kognitif, afektif, psikomotor. Perinciannya adalah sebagai berikut: (Hamalik,

2006).

1. Ranah Kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek

yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan


penilaian.Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan

psikomotor karena lebih menonjol, namun hasil belajar psikomotor dan

afektif juga harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses

pembelajaran di sekolah.

2. Ranah Afektif

Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang

kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan

karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.

3. Ranah Psikomotor

Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi

(menghubungkan, mengamati).Hasil belajar dibagi menjadi 3 macam yaitu

keterampilan dan kebiasaan; pengetahuan dan pengertian; serta sikap dan cita-

cita. (Kingsley dan Sudjana, 2005)

Pendapat dari Howard Kingsley ini menunjukkan hasil perubahan dari

semua proses belajar. Hasil belajar ini akan melekat terus pada diri siswa

karena sudah menjadi bagian dalam kehidupan siswa tersebut.

Hasil belajar adalah hasil penilaian terhadap kemampuan siswa yang

ditentukan dalam bentuk angka. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan

bahwa yang dimaksud dengan hasil belajar adalah hasil penilaian terhadap

kemampuan siswa setelah menjalani proses pembelajaran. (Darmansyah,

2006)

Hasil belajar merupakan kapabilitas atau kemampuan yang diperoleh

dari proses belajar yang dapat dikategorikan dalam lima macam, yaitu:
informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap, dan

keterampilan motorik. (Gagne,2001)

Hasil belajar berupa perilaku atau tingkah laku. Seseorang belajar

akan berubah atau bertambah perilaku, baik yang berupa pengetahuan,

keterampilan motorik atau penguasan nilai-nilai (sikap ). (Winataputra,

2007).

Beberapa pendapat di atas, maka hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua

faktor dari dalam individu siswa berupa kemampuan personal (internal) dan faktor

dari luar diri siswa yakni lingkungan. Dengan demikian hasil belajar adalah

sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya usaha atau fikiran yang

mana hal tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan

kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupa sehingga nampak

pada diri indivdu penggunaan penilaian terhadap sikap, pengetahuan dan

kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak

pada diri individu perubahan tingkah laku secara kuantitatif.

Berdasarkan pengertian di atas maka penulis dapat menyimpulkan

bahwa :

1. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa

setelah memperoleh pengalaman belajarnya. Hasil belajar yang

digunakan oleh pendidik merupakan tolak ukur dan kriteria untuk

mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila peserta
didik sudah memahami pelajaran dengan adanya perubahan tingkah laku

yang lebih baik.

2. Hasil belajar merupakan suatu prestasi yang dicapai seseorang dalam

mengikuti proses pembelajaran, dengan kata lain hasil belajar merupakan

perubahan yang terjadi dalam diri individu yang belajar. Perubahan yang

diperoleh dari hasil belajar adalah perubahan secara menyeluruh terhadap

tingkah laku yang ada pada diri individu.

3. Hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses pembelajaran dan

pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang. Serta tersimpan dalam

jangka waktu lama atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena

hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu

ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara

berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik.

Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor yakni

faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa (Sudjana, 1989).

Dari pendapat ini faktor yang dimaksud adalah faktor dalam diri siswa

adalah perubahan kemampuan yang dimilikinya. Hasil belajar siswa d

sekolah 70 persen dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30 persen

dipengaruhi oleh lingkungan. Demikian juga faktor dari luar diri siswa

yakni lingkungan yang paling dominan berupa kualitas pembelajaran (Clark,

1981)

Belajar adalah suatu perubahan perilaku, akibat interaksi dengan

lingkungannya (Sudjana, 2002). Perubahan perilaku dalam proses belajar


terjadi akibat dari interaksi dengan lingkungan. Interaksi biasanya

berlangsung secara sengaja. Dengan demikian belajar dikatakan berhasil

apabila terjadi perubahan dalam diri individu. Sebaliknya apabila terjadi

perubahan dalam diri individu maka belajar tidak dikatakan berhasil

(Muhammad, 2004).Dengan demikian dapat disimpulkan Hasil belajar

siswa dipengaruhi oleh kamampuan siswa dan kualitas pengajaran. Kualitas

pengajaran yang dimaksud adalah profesional yang dimiliki oleh guru.

Artinya kemampuan dasar guru baik di bidang kognitif (intelektual), bidang

sikap (afektif) dan bidang perilaku (psikomotorik).

6. Konsep Materi Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit

Elektrolit adalah suatu zat yang larut atau terurai ke dalam bentuk ion-ion

dan selanjutnya larutan menjadi konduktor elektrik,ion-ion merupakan atom-

atom bermuatan elektrik.Elektrolit bisa berupa air,asam,basa atau berupa

senyawa kimia lainnya.Elektrolit umumnya berbentuk asam,basa atau garam.

Beberapa gas tertentu dapat berfungsi sebagai elektrolit pada kondisi tertentu

misalnya pada suhu tinggi atau tekanan rendah.Elektrolit kuat identik dengan
asam,basa dan garam kuat.Elektrolit merupakan senyawa yang berikatan ion dan

kovalen polar. Sebagian besar senyawa yang berikatan ion merupakan elektrolit

sebagai contoh ikatan ion NaCl yang merupakan salah satu jenis garam yakni

garam dapur.NaCl dapat menjadi elektrolit dalm bentuk larutan dan lelehan.atau

bentuk liquid dan aqueous.sedangkan dalam bentuk solid atau padatan senyawa

ion tidak dapat berfungsi sebagai elektrolit.

a. Pengertian Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit

Larutan adalah yang antar zat penyusunnya tidak memiliki bidang batas dan

bersifat homogen di setiap bagian campuran.Komponen larutan dalah pelarut dan

zat terlarut. Elektrolit merupakan suatu zat yang ketika dilarutkan dalam air akan

menghasilkan larutan yang dapat menghasilkan arus listrik.Nonelektrolit adalah

tidak dapat menghantarkan arus listrik ketika dilarutkan dalam air.Semakin

banyak jumlah ion,semakin kuat daya hantarnya.Sedangkan larutan yang tidak

dapat menghantarkan arus listrik disebabkan karena zat-zat tersebut tetap

berwujud molekul-molekul netral yang tidak bermuatan.Berdasarkan daya

hantarnya larutan elektrolit terbagi menjadi dua,yaitu elektrolit kuat dengan daya

hantar yang besar.Contohnya larutan asam kuat,basa kuat dan garam.yang kedua

elektrolit lemah,yaitu larutan dengan daya hantar yang lemah.Contoh larutan

elektrolit kuat,elektrolit lemah dan nonelektrolit.

Elektolit Kuat Elektrolit lemah Nonelektrolit

HCl CH2COOH CH3OH


H2SO4 HF C2H5OH

HNO3 HNO2 C12H22O11

HClO4 NH3 C6H12O6

b.Sifat Daya Hantar Listrik dalam Larutan

Larutan tergolong ke dalam campuran homogen yang terdiri dari pelarut dan

zat terlarut.Pelarut -pelarut yang biasa digunakan adalah air.Sedangkan zat

terlarut terdiri dari berbagai senyawa ion maupun kovalen.sifat daya hantar listrik

zat yang terlarut dalam air dapat diketahui dengan uji nyala.

Jenis Sifat dan Contoh Reaksi Ionisasi


Larutan Pengamatan Lain Senyawa
Elektrolit Terionisasi NaCl, NaOH, NaCl —> Na+ + Cl-
Kuat sempurna H2SO4, HCl, dan
KCl NaOH —> Na+ + OH-
Menghantarkan arus
listrik H2SO4 —> H+ + SO42-

Lampu menyala HCl —> H+ + Cl-


terang
KCl —> K+ + Cl-
Terdapat gelembung
gas
Elektolit Terionisasi sebagian CH3COOH, CH3COOH –> H+ +
N4OH, HCN,
Lemah
Menghantarkan arus dan Al(OH)3 CH3COOH-
listrik
HCN –> H+ + CN-
Lampu menyala
redup Al(OH)3 –> Al3+ + OH-

Terdapat
gelembung gas
Non Tidak terionisasi C6H12O6 C6H12O6
Elektrolit
Tidak C12H22O11 C12H22O11
menghantarkan arus
listrik CO(NH2)2 CO(NH2)2

Lamputidak menyala C2H5OH C2H5OH

Tidak terdapat
gelembung gas

c. Cara Larutan Elektrolit Menghantarkan Arus listrik

Larutan elektrolit terdapat ion-ion yang berbeda muatan dan bergerak

bebas. Bila arus listrik dihubungkan, kation bergerak menuju katode dan anion

bergerak menuju anode sehingga arus listrik mengalir dalam sistem tersebut.

d. Senyawa Pembentuk Larutan Elektrolit

Senyawa yang dalam larutannya dapat menghantarkan arus listrik berupa

senyawa ion dan senyawa kovalen polar,karena senyawa-senyawa tersebut dapat

terionisasi saat dilarutkan dalam air.

e. Senyawa ion
Senyawa ion tersusun dari ion-ion yang bentuknya padat dan kering.Ion-ion

penyusun senyawa ion dalam pelarutnya akan bergerak bebas sehingga larutan

ion dapat menghantarkan arus listrik.Senyawa ion dalam bentuk kristal,ion-

ionnya tidak dapat bergerak bebas sehingga tidak dapat menghantarkan arus

listrik. Contoh senyawa ion adalah NaCl,KCl,NaOH dan KOH.

f. Senyawa Kovalen Polar

Senyawa kovalen polar apabila dilarutkan dalam air,maka akan terurai

menjadi ion-ion.Hal tersebut disebabkan oleh ikatan kovalen pada senyawa

tersebut mudah putus dalam pelarut air dan menghasilkan ion-ion.Contohnya

asam klorida (HCl), Amonia (NH3).

B. Kajian Teori Relevan

Hasil Penelitian relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti

adalah penelitian dari Hanumi Oktiyani Rusdi dengan judul penelitian “Analisis

Keterampilan Berpikir Kritis Siswa kelas XI pada Pembelajaran Sistem Koloid

melalui Metode Praktikum dengan menggunakan bahan sehari-hari”,Hasilnya

menunjukan bahwa siswa merasa senang dengan pembelajaran melalui metode


praktikum,selain itu siswa dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis

siswa pada indikator menyebutkan contoh dan indikator menarik kesimpulan dari

hasil menyelidiki.

Hasil Penelitian (Lutfia Adiningtyas, 2009) yang berjudul “Penerapan

Metode Eksperimen pada Pokok Bahasan Benda Padat,Cair dan Gas untuk

Melatih Kemampuan Berpikir Kritis Siswa”,Hasilnya menunjukan bahwa

metode eksperimen/praktikum dapat melatih kemampuan berpikir kritis siswa

pada aspek mengamati,mengklasifikasi,mengasumsi dan menarik kesimpulan.

Hasil penelitian tersebut, didapatkan kesimpulan bahwa penggunaan

metode praktikum dapat dijadikan sebagai metode yang dapat meningkatkan

keterampilan berpikir kritis siswa,oleh karena itu peneliti bermaksud melakukan

penelitian yang sama yaitu dengan mengukur sejauh mana keterampilan berpikir

kritis siswa melalui metode praktikum pada konsep larutan elektrolit dan

nonelektrolit.

C. Kerangka Berpikir
Pada dasarnya proses belajar itu tidak hanya menekankan pada aspek

pengetahuan dan pemahaman,tetapi aspek aplikasi,analisis,sintesis,evaluasi bahkan

kemampuan-kemampuan juga harus ditekankan.Hal ini sangat penting karena

siswa akan dapat mengembangkan daya nalarnya dalam memecahkan

permasalahan dan mengaplikasikan konsep-konsep yang telah dipelajari dalam


kehidupan nyata.Oleh karena itu diperlukan pembelajaran yang dapat

meningkatkan kognitif,afektif dan psikomotor.

Tujuan mata pelajaran kimia dapat dicapai oleh siswa melalui berbagai

pendekatan,antara lain pendekatan induktif dalam bentuk proses inkuiri ilmiah

pada tataran inkuri terbuka.Proses inkuri ilmiah bertujuan menumbuhkan

kemampuan berfikir,bekerja dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai

salah satu aspek penting kecakapan hidup.Oleh karena itu pembelajaran kimia

menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui

penggunaan dan pengembangan kemampuan proses dan sikap ilmiah.Salah satu

alternatif pembelajaran mengenai metode pembelajaran yang sesuai adalah

dengan menerapkan pembelajaran yang mampu mengkondisikan siswa

sedemikian rupa sehingga siswa dapat terlibat aktif dalam pembelajaran,

memupuk kerjasama diantara siswa,serta melatih kemampuan hasil belajar

sehingga mampu memecahkan permasalahan yang dihadapi salah satunya adalah

melalui kegiatan eksplorasi, pengenalan konsep,dan penerapan konsep.

D. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah dikemukakan diatas,

maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

H0: Tidak ada pengaruh penggunaan metode kombinasi eksperimen dan

diskusi terhadap minat dan hasil belajar siswa kelas X pada materi larutan

elektrolit dan larutan non elktrolit


H1: Ada pengaruh penggunaan metode kombinasi eksperimen dan diskusi

terhadap minat dan hasil belajar siswa kelas X tehadap materi larutan

elektrolit dan larutan non elektrolit.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A.Tempat dan Waktu Penelitian

1.Tempat Penelitian

Tempat Penelitian ini dilakukan di SMA Negri 1 Talibura yang beralamat di

Nangahale Gette.
2.Waktu Penelitian

Waktu penelitian sesuai dengan masalah yang diambil yaitu mengenai materi

larutan elektrolit dan nonelektrolit yang dipelajari pada semester genap pada

pembelajaran larutan elektrolit dan nonelektrolit.

B. Populasi dan sampel

1. Populasi

Populasi penelitian adalah siswa kelas X SMA NEGERI I TALIBURA.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian kecil dari populasi atau objek yang memiliki

karakteristik sama.Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X di

SMA NEGRI I TALIBURA yang terdistribusi ke dalam satu kelas dengan jumlah

siswa sebanyak 22 orang yang terdiri dari 8 siswa laki - laki dan 14 siswa

perempuan.Siswa kelas X dianggap sesuai dijadikan sampel dalam penelitian ini

karena kelas X pada semester genap mempelajari mata pelajaran kimia larutan

elektrolit dan nonelektrolit dimana konsep tersebut dijadikan oleh peneliti sebagai

materi penunjang penelitian.

Siswa dalam penelitian ini dibagi menjadi enam kelompok, dimana tiap -

tiap kelompok terdapat siswa laki - laki dan perempuan,siswa dari kategori tinggi,

sedang, dan rendah. Penempatan kategori tinggi, sedang, dan rendah ditentukan

berdasarkan nilai rata - rata siswa pada mata pelajaran kimia dan pertimbangan

guru mata pelajaran kimia.Pengelompokkan ini dilakukan agar tiap kelompok

memiliki kemampuan yang relatif homogen dalam hal eksplorasi,pengenalan

konsep,dan penerapan konsep.


C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam proposal ini adalah praeksperimen.

D.Teknik Pengumpulan Data

Agar suatu penelitian dapat dipaparkan dengan jelas dan sistematis maka

disusun suatu penelitian berupa langkah-langkah yang ditempuh dalam

penelitian. Tahapannya adalah sebagai berikut:

1.Tahap Persiapan

a. Menganalisis Standar Kompetensi (SK)dan Kompetensi Dasar (KD) pada

standar isi mata pelajaran kimia kelas X sesuai dengan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) yang dipergunakan sekarang,serta menganalisis

materi pada buku teks atau paket untuk menentukan konsep yang

pembelajarannya dapat menggunakan metode siklus belajar dan diskusi dan

pendekatan kemampuan berpikir kritis siswa.Pada eksplorasi ini konsep yang

dipilih adalah larutan elektrolit dan nonelektrolit.

b.Membuat Silabus,dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

c.Menganalisis kemampuan berpikir kritis dan menentukan indikator

kemampuan berpikir kritis yang akan dikembangkan.

d.Menentukan materi eksplorasi pada konsep larutan elektrolit dan nonelektrolit

e.Membuat instrumen penelitian sebagai alat pengumpul data.

f.Menguji validasi instrument penelitian yang telah disusun oleh para ahli.

Instrumen yang divalidasi adalah lembar observasi yang berkaitan dengan

materi larutan elektrolit dan non elektrolit.

2. Tahap Pelaksanaan
1). Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar

2). Menyampaikan tujuan pembelajaran khusus

3). Penyajian materi dengan metode ekspolorasi

Pada tahap ini setiap kelompok memulai melakukan eksperimen dengan

materi larutan elektrolit dan nonelektrolit.Pelaksanaan penelitian berlangsung

selama 2 kali pertemuan.Adapun kegiatan setiap pertemuan adalah sebagai

berikut:

a. Pada pertemuan pertama (sebelum melakukan penelitian)

Dilakukan pembagian kelompok, siswa dibagi menjadi enam kelompok.

Setiap kelompok terdapat siswa laki-laki dan perempuan,siswa dari kategori

tinggi, sedang dan rendah.Pada pertemuan pertama ini guru menugaskan siswa

untuk mencari referensi tentang larutan elektrolit dan nonelektrolit serta

membawa alat dan bahan yang akan diuji coba.Sebelum pertemuan kedua

dimulai,para observer sudah memiliki lembar observasi dan sudah mengetahui

siswa yang akan diobservasi.Para observer diberikan pengarahan tentang cara

penilaian pada lembar observasi sebelum pertemuan pertama.

b. Pertemuan kedua

Guru memberikan LKS kepada setiap kelompok siswa untuk dipelajari dan

didiskusikan bersama anggota kelompoknya.Pada Pertemuan ini dilakukan

kegiatan Observasi terhadap kemampuan berpikir kritis siswa selama melakukan

kerja eksplorasi dalam pembuatan alat uji daya hantar listrik,setiap observer

bertugas mencatat dua kelompok untuk mencatat kemunculan keterampilan

berpikir kritis siswa pada saat praktikum membuat alat uji daya hantar listrik.
E. Teknik Analisis Data

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas adalah sebuah uji yang dilakukan dengan tujuan

untuk menilai sebaran data pada sebuah kelompok data atau variabel, apakah

sebaran data tersebut berdistribusi normal atau` tidak.Uji normalitas berguna

untuk menentukan data yang telah di kumpulkan berdistribusi normal atau di

ambil dari populasi normal.

Rumus uji normalitas

X2 = Nilai X2

Oi =Nilai obsevasi

Ei =Nilai expected/harapan,luasan interval kelas berdasarkan tabel normal

dikalikan N (total frekuensi)(pi x N)

N =Banyaknya angka pada data (total frekuensi)

b. Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas adalah pengujian mengenai sama tidaknya variansi-

variansi dua buah distribusi atau lebih. Uji homogenitas yang akan dibsahas dalam

tulisan ini adalah Uji Homogenitas Variansi dan Uji Bartlett.Uji homogenitas

dilakukan untuk mengetahui apakah data dalam variabel X dan Y bersifat

homogen atau tidak.Langkah-langkah menghitung uji homogenitas :


1. Mencari Varians/Standar deviasi Variabel X danY

2. Mencari F hitung dengan dari varians X dan Y

3. Membandingkan F hitung dengan F tabel pada tabel distribusi F, dengan:

 Untuk varians dari kelompok dengan varians terbesar adalah dk pembilang n-1

 Untuk varians dari kelompok dengan varians terkecil adalah dk penyebut n-1

 Jika F hitung < F tabel, berarti homogeny

 Jika F hitung > F tabel, berarti tidak homogeny

b. Uji T

Student T test adalah uji komparatif untuk menilai perbedaan antara nilai

tertentu dengan rata-rata kelompok populasi.Student t test disebut juga dengan

istilah one sample t test atau uji T satu sampel oleh karena uji T di sini

menggunakan satu sampel.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. DESKRIPSI DATA
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan februari s.d mei 2017 di SMA

Negeri I TALIBURA. Sampel penelitian yaitu kelas X51 sebagai kelas kontrol,

yaitu kelas yang menggunakan model pembelajaran konvensional, sedangkan

kelas X5 2 digunakan sebagai kelas eksperimen.. Jumlah siswa yang terdapat


dalam masing-masing kelas tersebut adalah 22 siswa pada kelas kontrol dan 22

siswa pada kelas eksperimen.

1. Hasil Pre-test

Sebelum melakukan penelitian, peneliti memberikan tes. Tes awal (Pre-

test) bertujuan untuk mengetahui kemampauan siswa. Tes awal (pre-test)

diberikan kepada 22 orang siswa SMA NEGERI I TALIBURA sebelum

melakukan tratment (perlakuan) dengan menggunakan metode diskusi dan

metode eksperimen. Tes yang diberikan adalah hasil penilaian kognitif berupa

soal tes pilihan ganda sebanyak 40 butir soal yang divalidasi, dan telah

diujicobakan pada siswa, dianalisis yang meliputi dua (2) kriteria, yaitu

validitas, dan reliabilitas.

2. Hasil Postestt

Setelah melakukan treatment (perlakuan), peneliti memberikan tes

akhir yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan dan pemahaman siswa

terhadap materi yang diberikan dengan membandingkan hasil penilaian tes

awal dan tes akhir. Tes akhir (postest) diberikan kepada 22 orang siswa SMA

kelas X St. Petrus kewapante . Tes yang diberikan adalah hasil penilaian

kognitif berupa soal tes pilihan ganda sebanyak 40 butir soal yang divalidasi,
dan telah diujicobakan pada siswa, dianalisis yang meliputi dua (2) kriteria,

yaitu validitas, dan reliabilitas.

Proses pembelajaran kimia di SMA NEGERI I TALIBURA pada materi

larutan elektrolit dan larutan non elektrolit suasana pendidikan yang

menyenangakan, kreatif, dinamis, dan dialogis. Metode yang digunakan oleh

guru kimia SMA NEGERI I TALIBURA adalah metode eksperimen untuk

menguji larutan elektrolit dan non elekrolit.

Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran dengan menggunakan

percobaan.Dengan melakukan eksperimen,siswa menjadi akan lebih yakin atas

suatu hal daripada hanya menerima dari guru dan buku, dapat memperkaya

pengalaman, mengembangkan sikap ilmiah, dan hasil belajar akan bertahan lebih

lama dalam ingatan siswa.Metode ini paling tepat apabila digunakan untuk

merealisasikan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri atau pendekatan

penemuan.

B. UJI PERSYARATAN ANALISIS

Pada pembelajaran larutan elektrolit dan non elektrolit guru kimia SMA

NEGERI I TALIBURA menggunakan metode pembelajaran praeksperimen dan

perangkat pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada

kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).Untuk soal tes yang akan

digunakan pre test dan post test setelah divalidasi, selanjutnya diujicobakan

di kelas X5 SMA NEGERI I TALIBURA.


1. Uji Normalitas

Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui bahwa sampel yang akan

diteliti berdistribisi normal atau tidak.Uji normalitas data posttest mengunakan

rumus Chi Kuadrat ( 2) pada taraf signifikansi 1%. berdasarkan hasil pengujian

pada nilai pretest dan posttest, nilai nilai tertinggi hasil pretest adalah 58

sedangkan nilai terendah adalah 35. Selanjutnya Dari hasil nilai tertinggi hasil

postest adalah 58 sedangkan nilai terendah adalah 40.

2. Uji homogenitas
Berdasarkan hasil uji normalitas diperoleh kedua kelas berdistribusi normal,

sehingga dilanjutkan dengan mencari kehomogenitasan data dari kedua kelas. Uji

homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelas tersebut homogen

atau tidak homogen. Digunakan uji-F pada taraf signifikansi 1% (α = 0,01) untuk

menguji homogen atau tidak homogen dalam penelitian ini. Kriteria pada

pengujian homogenitas yaitu sebagai berikut: terima H0 apabila nilai signifikansi

lebih besar dari F α = 1%, tolak H0 apabila nilai signifikansi lebih kecil dari α =

1%.

kelas N sd v F hitung F keputusan


tabel
Variansi
Prettest 22 5,92 1,06 2,12 Homogen
Posttest 22 6,29
Berdasarkan perhitungan diatas, diperoleh nilai 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 1,06 dan 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,12.

Berarti nilai Fhitung < Ftabel , maka varian hasil pretest dan postest dikatakan

homogen.

C. Analisis Data
Pengujian Hipotesis Statistik

Berdasarkan hasil uji prasyarat analisis data yang telah dilakukan, dimana

kedua kelompok berdistribusi normal dan variansi homogen, maka pengujian

hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t. Di bawah ini merupakan tabel

hasil pengujian hipotesis menggunakan uji t dengan taraf signifikan 1%.

Tabel 4.6 Hasil Uji t.

kelas x t hitung to keputusan


2,01 Tidak ada
Prettest 58 3,41 pengaruh
Posttest 58

D. PEMBAHASAN
Proses pembelajaran kimia pada materi larutan elektrolit dan larutan non

elektrolit terdapat kontribusi / pengaruh terhadap minat dan hasil belajar siswa

dengan menggunakan metode eksperimen dan diskusi. Pada proses pembelajaran

kimia siswa tidak hanya mendapatkan konsep materi larutan elektrolit dan non

elektrolit melainkan juga mendapatkan pengetahuan nilai yang terkandung

didalamnya. Dengan demikian siswa dapat pembelajaran konsep, sifat-sifat, dan


jenis larutan elektrolit dan larutan non elektrolit yang terdapat dalam kehidupan

sehari-hari. Dengan pembelajaran tersebut siswa diharapkan dapat manfaatkan

pengetahuan yang diperolehnya sehingga dapat mengaplikasikan dalam

kehidupan nyata.

Berdasarkan minat dan hasil belajar siswa dapat diketahui bawah

analisis proses pembelajaran kimia pada materi larutan elektrolit dan larutan

non elektrolit dapat berpengaruh. Oleh karena itu hasil belajar yang dimaksud

disini adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki seorang siswa setelah.

menerima perlakukan dari pendidik (guru). Hasil belajar adalah kemampuan

keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah menerima

perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan

pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.

Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu

sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat

perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum

belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah

kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar

merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran.

Hasil analisis proses pembelajaran kimia pada materi larutan elektrolit

dan larutan non elektrolit di SMA NEGERI I TALIBURA menunjukkan bahwa

minat dan hasil belajar siswa pada pembelajaran kimia diperoleh nilai rata-rata

post-test sebesar 47,95 dengan nilai tertinggi 58 dan nilai terendah 35


sedangkan pre-test sebesar 45, 72 dengan nilai tertingg 58 dan nilai terendah

40.

Dilihat dari rata-rata nilai pre-test dan post-test untuk hasil belajar

kognitif kimia pada materi larutan elektrolit dan larutan non lektolit, maka

dapat diketahui bahwa peningkatan rata-rata untuk hasil belajar pada nilai

post-test lebih besar dibandingkan dengan nilai pre-test.

Peningkatan nilai post-test hasil belajar siswa pada materi larutan

elektolit dan larutan non elektrolit menggunakan metode eksperimen dan

metode diskusi membuktikan bahwa siswa dapat lebih mudah memahami

konsep-konsep larutan elektolit dan larutan non elektrolit yang telah

diajarkan lebih bermakna dan bermanfaat.

Selama proses belajar mengajar dengan metode ini siswa diberi

kesempatan untuk merasakan sendiri, mengalami sendiri atau melakukan

sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis,

membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai proses yang

dialaminya.

Selain itu berdasarkan hasil pengujian hipotesis, hasil post - test

diperoleh t hitung = 1,06 sedangkan nilai ttabel =2,12 pada taraf signifiksi α =

0,05 dengan derajat kebebasan 42. Karena nilai thitung > dari nilai ttabel maka H1

diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat kontribusi / pengaruh

penggunaan metode diskusi dan metode eksperimen pada proses pembelajaran

kimia terhadap minat dan hasil belajar siswa. Dalam pelaksanaan kegiatan
pembelajaran metode diskusi dan eksperimen ini yang diamati disini meliputi

aktivitas guru dan siswa pada saat proses pembelajaaran berlangsung.

Berdasarkan hasil pengamatan pada pertemuan I dengan materi

pembelajaran tetang konsep – konsep dan sifat larutan elektrolit dan larutan

non elektolit mengamati larutan yang dapat menghantarkan arus listrik, guru

melaksanakan metode diskusi dan eksperimen dengan baik. Pada kegiatan

pembelajaran guru terlebih dahulu menyiapkan alat dan bahan pembelajaran

serta diberikan pre-test tentang materi larutan elektrolit dan larutan non

elektrolit. Kemudian dilanjutkan pada kegiatan awal guru menyampaikan

apersepsi seputar larutan dan sifat- sifat larutan, dan menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai yaitu mengamati larutan yang dapat

menghantarkan arus listrik.

Pada kegiatan inti guru membagi siswa menjadi 3 kelompok

kelompok. Setiap kelompok guru bagikan LKS dan alat bahan eksperimen

yang telah disediakan. Siswa diminta oleh guru untuk melakukan kegiatan

eksperimen. Guru mengamati dan membimbing setiap kelompok diskusi dan

eksperimen kurang mengerti intruksi yang ada di LKS selama kegiatan

eksperimen berlangsung.

Selama proses pembelajaran berlangsung guru menguasai materi

pembelajaran. Guru bertindak sebagai fasilitator selama proses pembelajaran

berlangsung serta mendorong siswa untuk terlibat aktif dalam berdiskusi

maupun melakukan eksperimen.


Proses pembelajaran dilanjutkan dengan membahas hasil dari

diskusi dan eksperimen yaitu guru meminta agar setiap kelompok ada

perwakilan untuk maju kedepan kelas menyanpaikan hasil eksperimen serta

berusaha memberikan kesempatan pada siswa yang lain untuk aktif

menanggapi hasil eksperimen kelompok lain.

Antar siswa melakukan tanya jawab mengenai materi larutan

elektolit dan larutan non elektrolit yang berhubungan dengan hasil

eksperimen yang telah didiskusikan di kelas. Kemudian siswa bersama

guru memberikan peneguhan serta menyimpulkan hasil diskusi dan

eksperimen terkait materi yang sedang dibahas. Guru memberikan

kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang kurang

dimengerti.

Aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran yang telah diobservasi

pada pertemuan I, pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung terlihat

sebagian besar siswa telah memperhatikan dan mendengarkan penjelasan baik

tahapan materi pembelajaran maupun intruksi pelaksanaan eksperimen yang

disampaikan oleh guru. Sebagian besar siswa sangat tertarik dalam

mengikuti pembelajaran dengan melakukan eksperimen ini. Hal ini terlihat dari

siswa yang senang, bersemangat dan melibatkan diri untuk melakukan

eksperimen serta ikut ambil bagian dalam melakukan diskusi dengan

kelompoknya. Sebagian dari jumlah siswa terlihat aktif bertanya maupun

menanggapai ketika diskusi kelas. Siswa dapat menyampaikan dan

menjelaskan materi yang dipelajarinya dari hasil eksperimen.


BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa

penggunaan metode eksperimen dalam pembelajaran tidak memberikan pengaruh

terhadap pemahaman siswa SMA NEGERI I TALIBURA Kelas X5 terhadap


materi larutan elektrolit dan nonelektrolit. Hal tersebut di sebabkan oleh

kurangnya minat siswa terhadap pelajaran kimia dan juga di sebabkan oleh factor

internal dan juga eksternal. Selain itu, juga dapat dilihat dari rata-rata hasil post-

test yaitu dengan penggunaan metode eksperimen sebesar dengan nilai tertinggi

58 dan nilai terendah 37, sedangkan dengan penggunaan metode konvesional

sebesar dengan nilai tertinggi 58 dan nilai terendah 40. Sehingga tidak ada

pengaruh terhadap materi larutan elektrolit dan nonelektrolit dgn menggunakan

ekperimen.

B. Implikasi
Dari hasil penelitian yang diperoleh terdapat pengaruh, sehingga tindakan

yang harus dilakukan terhadap variabel terikat atau bebas.

C. Saran

Berdasarkan simpulan hasil penelitian diatas, maka peneliti mengajukan saran

 Bagi guru

 Penggunaan metode eksperimen dalam mata pelajaran sifat asam-basa

hendaknya dapat dikembangkan lebih lanjut untuk meningkatkan pemahaman

siswa.

 Diperlukan persiapan yang matang dalam penerapan metode eksperimen ini

agar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

 Metode eksperimen tidak dapat berdiri sendiri dan tidak semua materi dapat

diterapkan metode ini, sehingga guru perlu mengkombinasikan dengan

berbagai metode lain sebagai pendukung dan pandai dalam memilih materi

yang cocok dengan metode eksperimen.


 Bagi Pembaca
Dari hasil penelitian yang didapatkan tidak luput dari ketidak sempurnaan

masih terdapat kekurangannya, sehingga diharapkan kepada para pembaca untuk

bisa diteliti lebih lanjut lagi dan dapat digunakan sebagai pedoman dalam proses

pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Tafsir.(1994).Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam.Bandung: PT


Remaja Rosda Karya.

Anas Sudjono.(2008).Pengantar Statistika Pendidikan.Jakarta: Raja Grafindo


Persada.
Armai Arief.(2002).Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam.

Bybee, W.R , Trowbridge L.W.(1996). Teaching Secondary School Science.

Carin, A.A .(1993). Teaching Science Through Discovery.

Chang,Raymond.(2004).Kimia Dasar 1. Jakarta : Penerbit Erlanngga

DR. Budiman Candra.(1995).Statistik Kedokteran.Penerbit Buku Kedokteran.

Darmansyah.(2006)

Gagne.(2001)

Kingsley dan sudjana.(2005)

Lawson dalam bybee(1989).

Lutfia Adiningtyas.(2009).Penerapan Metode Eksperimen.

Muhammad.(2004)

Nana Sudjana.(2000).Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar.Bandung: Sinar


Baru Algensindo
Renner dan Marek dalam Martin.(1994:202-203)learning cycle.
LAMPIRAN I

SILABUS

Nama Sekolah : SMA NEGRI I TALIBURA


Mata Pelajaran : KIMIA
Kelas/Semester : X/2
Standar Kompetensi : 3. Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan
elektrolit, serta reaksi oksidasi-redukasi
Alokasi Waktu :

Alok
Kompetensi Materi Kegiatan asi Sumber/
indikator penilaian
dasar pembelajaran pembelajaran wakt alat/bahan
u

3.1.Mengide  Larutan  Merancang dan  Mengelompokk  Jenis tagihan 6  Sumber


ntifikasi elektrolit dan melakukan an larutan ke jam
sifat non elektrolit percobaan untuk dalam larutan Tugas - Buku
larutan mengidentifikasi elektrolit dan kelompok kimia
non-  Jenis larutan sifat-sifat larutan non elektrolit
elektrolit berdasarkan (hasil diskusi)  Bahan
elektrolit dan non berdasarkan sifat
dan daya hantar elektrolit dalam hantaran Tugas mandiri - Lembar
elektrolit listrik diskusi kelompok
berdasar  Jenis larutan dikelas. listriknya.  Bentuk kerja,
kan data elektrolit instrument
hasil berdasarkan  Menyimpulkan  Menjelaskan - Alat dan
percobaa ikatan: perbedaan sifat dan penyebab - Tes tertulis, bahan
n. jenis larutan kemampuan untuk
elektrolit dan non larutan - Performans percobaan
elektrolit. melektrolit (kinerja dan
menghantarkan sikap) ,
arus listrik
- Laporan
 Mendeskripsika tertulis
n bahwa larutan
elektrolit dapat
berupa senyawa
ion dan senyawa
kovalen polar.
ANALISIS SILABUS

Nama Sekolah : SMA NEGRI I TALIBURA

Mata Pelajaran : KIMIA

Kelas/Semester : X/II

Standar Kompetensi Dasar Materi Indikator Pertemuan Alokasi


Kompeten Pembelajaran Waktu
si

3. 3.1.Mengidentifikasi  Larutan 1. Mengelompokkan


Memahami sifat larutan non- elektrolit dan larutan ke dalam larutan
sifat- elektrolit dan non elektrolit elektrolit dan non
sifat laruta elektrolit elektrolit berdasarkan
n non- berdasarkan data sifat hantaran listriknya.
elektrolit hasil percobaan I 2x45
dan .
elektrolit,
serta reaksi  Jenis larutan 2. Mengidentifikasi sifat-
berdasarkan sifat larutan elektrolit dan
oksidasi-
daya hantar non elektrolit
redukasi
listrik
3. Menjelaskan penyebab
kemampuan larutan
II 2x45
elektrolit menghantarkan
arus listrik

 Jenis larutan 4. Mendeskripsikan bahwa


elektrolit larutan elektrolit dapat III 2x45
berdasarkan berupa senyawa ion dan
ikatan senyawa kovalen polar

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMA NEGRI I TALIBURA

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : X/ 2

Alokasi Waktu : 2 × 45 menit

A. Standar Kompetensi
Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi
oksidasi-reduksi

B. Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit berdasarkan data
hasil percobaan.
C. Indikator
 Menjelaskan Larutan,larutan elektrolit dan nonelektrolit
 Menjelaskan sifat-sifat larutan elektrolit
 Menjelaskan sifat-sifat larutan non elektrolit
D. Tujuan Pembelajaran
 Mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit berdasarkan sifat
hantaran listriknya
 Mengelompokkan larutan ke dalam larutan non elektrolit berdasarkan sifat
hantaran listriknya
 Menjelaskan sifat-sifat larutan elektrolit
 Menjelaskan sifat-sifat larutan non elektrolit
 Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus
listrik
E. Uraian Materi Pembelajaran
 Larutan Elektrolit adalah larutan yang dapat terurai menjadi partikel -
partikel yang bermuatan (ion positif dan ion negative), dan dapat
menghantarkan arus listrik. Larutan elektrolit pada alat uji elektrolit
ditandai dengan lampu menyala dan timbulnya gelembung gas pada salah
satu atau kedua elektrodanya. Larutan elektrolit dibedakan menjadi 2
yaitu:
 Elektrolit kuat : seluruh molekulnya terurai menjadi ion-ion (terionisasi
sempurna). Karena banyak ion yang dapat menghantarkan arus listrik,
maka daya hantarnya kuat Lampu menyala terang, dan pada permukaan
elektroda terdapat banyak gelembung gas. Contoh : NaCl, H2SO4, HCl,
HNO3, HBr, HI, HClO4, NaOH, KOH, Ba(OH)2, Ca(OH)2, Sr(OH)2,
NaCl. KCl, Mg(NO3)2.
 Elektrolit lemah :. Lampu menyala redup/ tidak menyala dan pada
permukaan elektroda terdapat sedikit gelembung gas. Hal ini disebabkan
tidak semua larutan terurai menjadi ion-ion (ionisasi tidak sempurna)
sehingga dalam larutan hanya ada sedikit ion-ion yang dapat
menghantarkan arus listrik Contoh : HF, HNO2, HCN, H2S, CH3COOH,
NH3, Al(OH)3, Fe(OH)3 dsb
 Larutan Non Elektrolit adalah larutan yang tidak dapat mengalami ionisasi
(terurai) menjadi partikel-partikel bermutan (ion positif dan ion negatif)
dan tidak dapat menghantarkan arus listrik. Hal ini ditandai lampu tidak
menyala pada alat uji elektrolit dan tidak terdapat gelembung gas pada
permukaan elektrodanya.

Tabel Perbandingan sifat-sifat larutan elektrolit dan larutan non elektrolit

Larutan Elektrolit Larutan non elektrolit

Dapat menghantarkan Tidak dapat menghantarkan


listrik listrik

Terjadi proses ionisasi


(terurai menjadi ion-ion) Tidak terjadi proses ionisasi
Lampu dapat menyala
terang atau redup dan ada Lampu tidak menyala dan tidak
gelembung gas ada

Contoh:
Contoh:Garam dapur (NaCl), Larutan gula (C12H22O11)
Larutan urea (CO NH2)2
Cuka dapur (CH3COOH) Larutan alkohol C2H5OH
Air accu (H2SO4) (etanol)
Garam magnesium (MgCl2) Larutan glukosa (C6H12O6)

F. Metode Pembelajaran
Praktikum dan Diskusi
G. Langkah-langkah pembelajaran

a. Kegiatan Awal (Apersepsi)


Guru memimpin diskusi kelas untuk mengingatkan materi larutan elektrolit dan
nonelektrolit yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya.

b. Kegiatan Inti
 Eksplorasi
Peserta didik mendengarkan penjelasan guru mengenai larutan elektrolit dan
non elektrolit

 Elaborasi
Peserta didik menjelaskan pengertian tentang larutan elektrolit dan nonelektrolit.

 Konfirmasi
peserta didik menyimpulkan tentang larutan elektrolit dan nonelektrolit

c. Kegiatan Akhir (penutup)


Guru dan siswa membuat kesimpulan simpulan tentang larutan elektrolit dan
nonelektrolit.
H. Alat dan Sumber Belajar
Buku sains kimia kelas X
I. Penilaian
 Lembar kerja,
 Alat dan bahan untuk percobaan
 Siswa mengerjakan latihan
Pengayaan

1. Mengelompokkan larutan ke dalam larutan non elektrolit dan elektrolit


berdasarkan sifat hantaran listriknya.
2. Menjelaskan sifat-sifat dari larutan elektrolit dan non elektrolit
3. Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus
listrik
4. Mendeskripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan
senyawa kovalen polar.

LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

(larutan elektrolit dan non elektrolit)

A. Standar Kompetensi
Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi
oksidasi-reduksi
B. Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit berdasarkan data
hasil percobaan.
C. Indikator
 Mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit berdasarkan sifat
hantaran listriknya
 Mengelompokkan larutan ke dalam larutan non elektrolit berdasarkan sifat
hantaran listriknya
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, siswa diharapkan dapat:
 Mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit berdasarkan sifat
hantaran listriknya
 Mengelompokkan larutan ke dalam larutan non elektrolit berdasarkan sifat
hantaran listriknya
 Mengetahui perbedaan cirri-ciri larutan elektrolit dan non elektolit
Uji Homogenitas Variansi

Data Hasil Pretest Dan Posttest Siswa


No Responden Y X 𝒀𝟐 𝑿𝟐 XY

1 R–1 48 50 2304 2304 2400


2 R–2 40 37 1600 3364 1480
3 R–3 45 48 2025 1600 2160
4 R–4 48 53 2304 2809 2544
5 R–5 38 40 1444 2500 1520
6 R–6 58 58 3364 2304 3364
7 R–7 43 45 1849 1600 1935
8 R–8 55 58 3025 2304 3190
9 R–9 43 45 1849 2500 1935
10 R – 10 45 48 2025 1444 2160
11 R – 11 55 58 3025 2500 3190
12 R – 12 38 40 1444 2809 1520
13 R – 13 50 53 2500 2025 2650
14 R – 14 48 50 2304 2304 2400
15 R – 15 45 48 2025 3364 2160
16 R – 16 38 40 1444 1600 1520
17 R – 17 45 48 2025 2809 2160
18 R – 18 48 50 2304 2500 2400
19 R – 19 35 38 1225 2304 1330
20 R – 20 48 50 2304 1600 2400
21 R – 21 50 53 2500 2304 2650
22 R – 22 43 45 1849 2500 1935

Jumlah 1006 1055 46738 51423 49003

1. Mencari varians/standar deviasi hasil pretest dan postest, dengan rumus:

𝑛 ∑𝑋 2 – (∑ 𝑋)2 𝑛 ∑𝑌 2 – (∑ 𝑌)2
𝑆𝑌 2 = √ 𝑆𝑋 2 = √
𝑛 (𝑛 − 1) 𝑛 (𝑛 − 1)

22(46738) – (1006)2 22(51423) – (1055)2


𝑆𝑌 2 = √ 𝑆𝑋 2 = √
22 (22 − 1) 22 (22 − 1)

1.028.236 – 1.012.036 1.131.306 – 1.113.025


𝑆𝑌 2 = √ 𝑆𝑋 2 = √
462 462

16.200 18.281
𝑆𝑌 2 = √ 𝑆𝑋 2 = √
462 462
𝑆𝑌 2 = √35,06494 𝑆𝑋 2 = √39,56926

𝑆𝑌 2 = 5,92 𝑆𝑋 2 = 6,29

2. Mencari 𝑓ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dari varians X dan Y, dengan rumus:


𝑆𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 6,29
𝐹= = = 1,06
𝑆𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 5,92

3. Membandingkan 𝑓ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dengan 𝑓𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada tabel distribusi f, dengan:


𝑑𝑘 (pembilang) = n – 1 = 22 – 1 = 21
𝑑𝑘 (penyebut) = n – 1 = 22 – 1 = 21

4. Menentukan kriteria pengujian hipotesis


Dari perhitungan diatas diperoleh 𝑓ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 adalah 1,06 dan dilihat
dari tabel distribusi f dengan 𝑑𝑘(pembilang) = 21 dan 𝑑𝑘(penyebut) =
21 pada probabilitas 0.05, karena dk (pembilang) = 21 dan dk
(penyebut) = 21 tidak ada, maka peneliti mengambil dk yang mendekati
dk (pembilang) dan dk (penyebut) yaitu dk (pembilang) = 20 dan dk
(penyebut) = 20, maka 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,12.
Berdasarkan perhitungan diatas, diperoleh nilai 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 1,06
dan 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,12. Berarti nilai Fhitung < Ftabel , maka varian hasil
pretest dan postest dikatakan homogen.

Uji Normalitas Secara Manual

a. Data postest
Diketahui data hasil Postest dari 22 siswa
48
40
45
48
38
58
43
55
43
45
55
38
50
48
45
38
45
48
35
48
50
43

1. Merumuskan hipotesis.
H0 : Data berdistribusi normal
H0 : Data tidak berdistribusi normal
2. Menentukan nilai uji statistik
a. Jangkauan (R) = data terbesar – data terkecil
= 58 – 35
= 23
b. Banyak kelas (K) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 22
= 1 + 3,3 (1,342)
= 5,42 dibulatkan 5.
c. Panjang kelas (I) = R / K
= 23 / 5 = 4,6 dibulatkan 5.
Selanjutnya, data di atas digunakan untuk membuat “tabel A” di bawah ini:
Titik
Frekuensi
Data tengah fi xi xi2 fi xi2
(fi)
(xi)
55 – 59 57 3
171 3249 9747

104 2704 5408


50 – 54 52 2

45 – 49 47
423 2209 19881
9

40 – 44 42 4
168 1764 7056

35 – 39 37 4
148 1369 5476

Jumlah Σfi = 22 Σfixi = 1014 Σfixi2 = 47568

Selanjutnya, mencari rata-rata (𝑋̅) dan standar deviasi (SD).

∑ 𝑓𝑖 𝑥𝑖 2 ∑ 𝑓𝑖 𝑥𝑖 2
 SD = √ −( )
𝑛 𝑛

∑ 𝑓𝑖 𝑥𝑖 2
 𝑋̅ 47568 1014
=
∑ 𝑓𝑖 =√ −( )
22 22
= 1014 / 22 = √2162,18 − 2124,27
= 46.09 = √37,81
= 6,14

Selanjutnya, membuat dan melengkapi “tabel B” berikut. Perhitungannya


dijelaskan di bawah:
Frekuensi Batas Luas tiap Frekuensi
Kelas yang (𝑶𝒊 − 𝑬𝒊 )𝟐
Data Observasi Nilai Z Kelas
diharapkan 𝑬𝒊
(BK) (Ei)
(Oi) interval

55 – 59 3 54,5 – 59,5 1,37 dan 2,18 0,4307 9,4754 4,4252


50 – 54 2 49,5 – 54,5 0,56 dan 1,37 0,2024 4,4528 1,3511
45 – 49 9 44,5 – 49,5 - 0,26 dan 0,56 0,3149 6,9278 0,6198
40 – 44 4 39,5 – 44,5 - 1,07 dan – 0,26 0,2551 5,6122 0,4631
35 – 39 4 34,5 – 39,5 - 1,89 dan – 1,07 0,1129 2,4838 0,9255
(𝑶𝒊 − 𝑬𝒊 )𝟐
Jumlah Σfi = 22 𝝌𝟐 𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 = ∑ ( ) 7,7848
𝑬𝒊
Dari tabel diatas didapatkan nilai chi kuadrat (𝜒 2 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ) = 7,7848.

Penjelasan hasil setiap kolom pada tabel B sebagai berikut:


1) Cara mendapatkan “nilai Z” pada tabel B di atas dengan menggunakan rumus:

̅
batas kelas− X
Z=
𝑆𝐷

Ambil batas kelas (BK) pada baris pertama yaitu: 54,5 – 59,5.
Untuk batas kelas 54,5: Untuk batas kelas 59,5:
̅
batas kelas− X ̅
batas kelas− X
Z = Z =
SD SD
54,5 – 46,09 59,5 – 46,09
= = 1,37 = = 2,18
6,14 6,14
Untuk batas-batas kelas lainnya, lakukan seperti yang sudah dijelaskan
diatas untuk mendapatkan semua nilai Z.
2) Cara mendapatkan “Luas tiap kelas interval” pada tabel B di atas. Prosedur
perhitungan dijelaskan pada tabel di bawah ini:

Nilai Z Luas 0 – Z Luas tiap kelas interval

1,37 dan 2,18 0,4147 dan 0,4854 0,4307


0,56 dan 1,37 0,2123 dan 0,4147 0,2024
- 0,26 dan 0,56 0,1026 dan 0,2123 0,3149

- 1,07 dan – 0,26 0,3577 dan 0,1026 0,2551

- 1,89 dan – 1,07 0,4706 dan 0,3577 0,1129


Setelah mendapatkan “nilai Z”, kemudian mencari “Luas 0 – Z”
menggunakan tabel Z.

Selanjutnya, mencari luas tiap kelas interval dengan melihat kolom luas 0 – Z.
Ketentuan:
- Apabila nilai nilai 𝑍1 (+) dan 𝑍2 (+) maka pada kolom luas 0 – Z, hasil
yang terbesar dikurangi dengan hasil yang terkecil.
- Apabila nilai nilai 𝑍1 (-) dan 𝑍2 (+) maka pada kolom luas 0 – Z,
hasilnya dijumlahkan.
- Apabila nilai nilai Z1 (-) dan Z2 (-) maka pada kolom luas 0 – Z,
hasilnya dikurangi.

Pada tabel diatas, luas 0 – Z pada baris pertama yaitu: 0,4147 dan 0,4854.
Maka :
luas tiap kelas interval = 0,4854 – 0,4147 = 0,4307.
Lanjutkan menghitung “Luas tiap kelas interval” pada baris yang selanjutnya.
3) Mencari frekuensi yang diharapkan (Ei) pada tabel B di atas dengan rumus:
Ei = Luas tiap kelas interval × n (jumlah responden).
Luas tiap kelas interval” pada baris pertama adalah 0,4307 dan banyak
responden adalah 22. Sehingga perhitungannya sebagai berikut:

Ei = Luas tiap kelas interval × n (jumlah responden)


= 0,4307 × 22
= 9,4754
Lanjutkan menghitung frekuensi yang diharapkan (Ei) pada baris yang
selanjutnya.
Pada tahap ini, kita telah selesai membuat dan melengkapi tabel B.

3. Menentukan taraf signifikan (α) dengan rumus:


𝜒 2 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 𝜒 2 (1−𝛼)(𝑑𝑘) =?
Langkah-langkah penyelesaian sebagai berikut:
a. Derajat kebebasan (dk) dengan rumus:
dk = banyaknya kelas – 1
=5–1
=4
b. Taraf signifikansi α = 0,05.
𝜒 2 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 𝜒 2 (1−𝛼)(𝑑𝑘)
= 𝜒 2 (1−0,05)(4)
= 𝜒 2 (0.95)(4)
c. Lihat pada tabel 𝜒 2 .
Untuk 𝜒 2 (0.95)(4) = 9.49

Daftar Chi-Kuadrat

d. Menentukan kriteria pengujian hipotesis dengan:


Ho ditolak jika 𝜒 2 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 𝜒 2 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

Ho diterima jika 𝜒 2 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝜒 2 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

Berdasarkan perhitungan pada tabel diatas, diperoleh nilai 𝜒 2 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 7,78

dan 𝜒 2 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 9,49 yang berarti nilai 𝜒 2 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝜒 2 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau 7,78 ˂ 9,49 , maka

Ho diterima. Artinya, data nilai hasil pretest siswa berdistribusi normal.


b. Data Pretest

Diketahui data nilai Pretest dari 22 siswa


50
37
48
53
40
58
45
58
45
48
58
40
53
50
48
40
48
50
38
50
53
45

1. Merumuskan hipotesis.
H0 : Data berdistribusi normal
H0 : Data tidak berdistribusi normal
2. Menentukan nilai uji statistik
a. Jangkauan (J) = data terbesar – data terkecil
= 58 – 40
= 18
b. Banyak kelas (k) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 22
= 1 + 3,3 (1,342)
= 5,42 dibulatkan 5.
c. Panjang kelas =R/K
= 18 / 5
= 3,6 dibulatkan 4.
Selanjutnya, data di atas digunakan untuk membuat “tabel A” di bawah ini:
Titik
Frekuensi
Data tengah fi xi xi2 fi xi2
(fi)
(xi)
56 – 59 57,5 4 230 3306.25 13225

52 – 55 53,5 3 160.5 2862.25 8586.75

48 – 51 49,5 8 396 2450.25 19602

44 – 47 45,5 3 136.5 2070.25 6210.75

40 – 43 41,5 4 166 1722.25 6889

Jumlah Σfi = 22 Σfixi = 1089 Σfixi2 = 54513.5

Selanjutnya, mencari rata-rata (𝑋̅) dan standar deviasi (SD).

∑ 𝑓𝑖 𝑥𝑖 2 ∑ 𝑓𝑖 𝑥𝑖 2
 SD = √ −( )
𝑛 𝑛

∑ 𝑓𝑖 𝑥𝑖
 𝑋̅ 54513.5 1089 2
=
∑ 𝑓𝑖 =√ −( )
22 22
= 1089 / 22 = √2477.89 − 2450.25
= 49.5 = √27.64
= 5.25

Selanjutnya, membuat dan melengkapi “tabel B” berikut. Perhitungannya


dijelaskan di bawah:
Data Frekuensi Nilai Z Luas tiap Frekuensi (𝑶𝒊 − 𝑬𝒊 )𝟐
Batas
yang 𝑬𝒊
Observasi Kelas Kelas diharapkan
(Ei)
(Oi) (BK) interval

1.14 dan 1.90 0.0984


56 – 59 4 55.5 – 59.5 2.1648 1.5558
0.38 dan 1.14 0.2249
52 – 55 3 51.5 – 55.5 4.9478 0.7668

48 – 51 47.5 – 51.5 -0.38 dan 0.38 0.296


8 6.512 0.3400
-1.14 dan -0.38 0.2249
44 – 47 3 43.5 – 47.5 4.9478 0.7668
-1.90 dan -1.14 0.0984
40 – 43 4 39.5 – 43.5 2.1648 1.5558

(𝑶𝒊 − 𝑬𝒊 )𝟐 4.9852
Jumlah Σfi = 17 𝝌𝟐 𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 = ∑ ( )
𝑬𝒊

Dari tabel diatas didapatkan nilai chi kuadrat (𝜒 2 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ) = 4.9852

Penjelasan hasil setiap kolom pada tabel B sebagai berikut:


1) Cara mendapatkan “nilai Z” pada tabel B di atas dengan menggunakan rumus:
̅
batas kelas− X
Z=
𝑆𝐷
Ambil batas kelas (BK) pada baris pertama yaitu: 55.5 – 59.5.
Untuk batas kelas 55.5:
̅
batas kelas− X Untuk batas kelas 59.5:
Z =
SD ̅
batas kelas− X
55.5 – 49.5 Z =
SD
= = 1.14
5.25 59.5− 49.5
= = 1.90
5.25
Untuk batas-batas kelas lainnya, lakukan seperti yang sudah dijelaskan
diatas untuk mendapatkan semua nilai Z.
2) Cara mendapatkan “Luas tiap kelas interval” pada tabel B di atas. Prosedur
perhitungan dijelaskan pada tabel di bawah ini:

Nilai Z Luas 0 – Z Luas tiap kelas interval

1.14 dan 1.90 0.3729 dan 0.4713 0.0984

0.38 dan 1.14 0.1480 dan 0.3729 0.2249


-0.38 dan 0.38 0.1480 dan 0.1480 0.296

-1.14 dan -0.38 0.3729 dan 0.1480 0.2249

-1.90 dan -1.14 0.4713 dan 0.3729 0.0984

Setelah mendapatkan “nilai Z”, kemudian mencari “Luas 0 – Z”


menggunakan tabel Z.
Selanjutnya, mencari luas tiap kelas interval dengan melihat kolom luas 0 – Z.
Ketentuan:
- Apabila nilai nilai 𝑍1 (+) dan 𝑍2 (+) maka pada kolom luas 0 – Z, hasil
yang terbesar dikurangi dengan hasil yang terkecil.
- Apabila nilai nilai 𝑍1 (-) dan 𝑍2 (+) maka pada kolom luas 0 – Z,
hasilnya dijumlahkan.
- Apabila nilai nilai Z1 (-) dan Z2 (-) maka pada kolom luas 0 – Z,
hasilnya dikurangi.

Pada tabel diatas, luas 0 – Z pada baris pertama yaitu: 0.3729 dan 0.4713.
Maka :
luas tiap kelas interval = 0.4713 – 0.3729 = 0.0984.
Lanjutkan menghitung “Luas tiap kelas interval” pada baris yang selanjutnya.
3) Mencari frekuensi yang diharapkan (Ei) pada tabel B di atas dengan rumus:
Ei = Luas tiap kelas interval × n (jumlah responden).
Luas tiap kelas interval” pada baris pertama adalah 0.0984 dan banyak
responden adalah 22. Sehingga perhitungannya sebagai berikut:

Ei = Luas tiap kelas interval × n (jumlah responden)


= 0.0984 × 22
= 2.1648
Lanjutkan menghitung frekuensi yang diharapkan (Ei) pada baris yang
selanjutnya.
Pada tahap ini, kita telah selesai membuat dan melengkapi tabel B.

3. Menentukan taraf signifikan (α) dengan rumus:


𝜒 2 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 𝜒 2 (1−𝛼)(𝑑𝑘) =?
Langkah-langkah penyelesaian sebagai berikut:
a. Derajat kebebasan (dk) dengan rumus:
dk = banyaknya kelas – 1
=5–1
=4
b. Taraf signifikansi α = 0,05.
𝜒 2 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 𝜒 2 (1−𝛼)(𝑑𝑘)
= 𝜒 2 (1−0,05)(4)
= 𝜒 2 (0.95)(4)
c. Lihat pada tabel 𝜒 2 .
Untuk 𝜒 2 (0.95)(4) = 9.49

Daftar Chi-Kuadrat

d. Menentukan kriteria pengujian hipotesis dengan:


Ho ditolak jika 𝜒 2 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 𝜒 2 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

Ho diterima jika 𝜒 2 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝜒 2 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

Berdasarkan perhitungan pada tabel diatas, diperoleh nilai 𝜒 2 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 4.98 dan 𝜒 2 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 9.49.

Berarti nilai 𝜒 2 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝜒 2 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka Ho diterima. Artinya, data nilai posttest siswa
berdistribusi no
PERHITUNGAN PENGUJIAN HIPOTESIS “UJI t”

a. Pencarian hipotesis dengan mencarai nilai thitung dengan rumus :


𝑋̅1 − 𝑋̅2
𝑡=
𝑆2 𝑆2
√ 1+ 2
𝑛1 𝑛2

49,5 − 46,1
𝑡=
√10,28 + 11,6
22 22
3,4
𝑡=
√21,88
22
3,4
𝑡=
√0,9945
3,4
𝑡=
0,997
𝑡 = 3,41

b. Menentukan derajat kebebasan


db = n1 + n2 - 2
= 22 + 22 – 2
= 42
c. Menentukkan nilai t pada daftar dengan taraf signifikan 5%.
Dilihat pada daftar tabel t, maka diketahui ttabel = 2,01. Karena
thitung > ttabel atau 3,41 > 2,01 maka dapat disumpulkan bahwa Ho ditolak,
dengan kata lain H1 diterima. Kesimpulannya adalah terdapat pengaruh
metode siklus belajar terhadap kemampuan berfikir kritis siswa kelas X
SMA Negeri I Talibura pada Pembelajaran Larutan Elektrolit dan Non
Elektrolit.
Tabel Data Nilai Hasil Pretest siswa

No Responden Nilai

1 R1 48
2 R2 40
3 R3 45
4 R4 48
5 R5 38
6 R6 58
7 R7 43
8 R8 55
9 R9 43
10 R10 45
11 R11 55
12 R12 38
13 R13 50
14 R14 48
15 R15 45
16 R16 38
17 R17 45
18 R18 48
19 R19 35
20 R20 48
21 R21 50
22 R21 43
Rata – rata 45,72

Dari hasil nilai tersebut, dapat diketahui nilai tertinggi hasil pretest adalah
58 sedangkan nilai terendah adalah 35.

e. Jangkauan (R) = data terbesar – data terkecil


= 58 – 35
= 23
f. Banyak kelas (K) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 22
= 1 + 3,3 (1,342)
= 5,42 dibulatkan 5.
g. Panjang kelas (I) = R / K
= 23 / 5 = 4,6 dibulatkan 5.
Dari hasil perhitungan di atas kemudian dimasukkan dalam tabel distribusi
frekuensi sebagai berikut:
Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Pretest
No Interval F x x’ 𝒇𝒙′ 𝒇𝒙′𝟐
1 55 – 59 3 2 6 36
2 50 – 54 2 1 2 4
3 45 – 49 9 M’=47 0 0 0
4 40 – 44 4 -1 -4 16
5 35 – 39 4 -2 -8 64

Jumlah 17 -4 120

1) Mencari rata-rata variabel X


∑ 𝑓𝑥 ′
𝑚𝑌 = 𝑀 ′ + 𝑖
𝑁
−4
= 47 + 5
22
= 47 − 0,90

= 46,1

2) Mencari standar deviasi variabel X


2
∑ 𝑓𝑥′2 ∑ 𝑓𝑥 ′
𝑆𝐷𝑌 = 𝑖 √ −( )
𝑁 𝑁

120 −4 2
= 5√ −( )
22 22

= 5 √5,45 − 0,03

= 5 √5,42

= 5 (2,32)

= 11,6

Tabel Data Nilai Hasil Postest siswa

No Responden Nilai

1 R1 50
2 R2 37
3 R3 48
4 R4 53
5 R5 40
6 R6 58
7 R7 45
8 R8 58
9 R9 45
10 R10 48
11 R11 58
12 R12 40
13 R13 53
14 R14 50
15 R15 48
16 R16 40
17 R17 48
18 R18 50
19 R19 38
20 R20 50
21 R21 53
22 R21 45
Rata – rata 47,95

Dari hasil nilai tersebut, dapat diketahui nilai tertinggi hasil postest adalah
58 sedangkan nilai terendah adalah 40.

e. Jangkauan (R) = data terbesar – data terkecil


= 58 – 40
= 18
f. Banyak kelas (K) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 22
= 1 + 3,3 (1,342)
= 5,42 dibulatkan 5.
g. Panjang kelas (I) = R / K
= 18 / 5
= 3,6 dibulatkan 4.
Dari hasil perhitungan di atas kemudian dimasukkan dalam tabel distribusi
frekuensi sebagai berikut:
Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Postest

No Interval f x x’ 𝒇𝒙′ 𝒇𝒙′𝟐


1 56 – 59 4 2 8 64
2 52 – 55 3 1 3 9
3 48 – 51 8 M’=49,5 0 0 0
4 44 – 47 3 -1 -3 9
5 40 – 43 4 -2 -8 64

Jumlah 22 0 146

1) Mencari rata-rata variabel Y


∑ 𝑓𝑥 ′
𝑚𝑋 = 𝑀′ + 𝑖
𝑁
0
= 49,5 + 4
22
= 49,5 − 0

= 49,5

2) Mencari standar deviasi variabel Y


2
∑ 𝑓𝑥′2 ∑ 𝑓𝑥 ′
𝑆𝐷𝑋 = 𝑖 √ −( )
𝑁 𝑁

146 0 2
= 4√ −( )
22 22

= 4 √6,63 − 0

= 4 √6,63

= 4 (2,57)

= 10,28

Vous aimerez peut-être aussi