Vous êtes sur la page 1sur 5

October 17, 2011 [LOWER GI PROBLEM]

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN DIARE

Definisi
Diare adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang abnormal (lebih dari 3x/hari) serta
perubahan dalam isi (lebih dari 200 g/hari) dan konsistensi (feses cair) (Smeltzer & Bare, 2002
hal. 1093). Lewis, et al (2004, hal. 1052) menyebutkan definisi diare sebagai defekasi yang
sering dalam bentuk air – diare bukan merupakan suatu penyakit namun sebagai suatu gejala
penyakit.

Etiologi
Adanya kondisi yang menyebabkan perubahan pada sekresi usus, absorbsi mukosal atau
motilitas dapat menimbulkan diare. Diare dapat bersifat akut dan kronis, yang dapat
diklasifikasikan sebagai volume tinggi, volume rendah, sekresi, osmotik atau campuran. Diare
dengan volume banyak terjadi bila terdapat lebih dari satu liter feses cair per hari. Diare dengan
volume sedikit terjadi bila terdapat kurang dari satu liter feses cair yang dihasilkan per hari.
Diare sekresi biasanya diare dengan volume banyak disebabkan oleh peningkatan produksi dan
sekresi air serta elektrolit oleh mukosa usus kedalam lumen usus. Diare osmotik terjadi bila air
terdorong ke dalam usus oleh tekanan osmotik dari partikel yang tidak dapat diabsorbsi sehingga
reabsorbsi air menjadi lambat. Diare campuran disebabkan oleh peningkatan kerja peristaltik
dari usus (biasanya karena penyakit usus inflamasi) dan kombinasi peningkatan sekresi atau
penurunan absorbsi dalam usus (Smeltzer & Bare, 2002)

Lewis, et al (2004, hal. 1052):


Diare akut sering diakibatkan oleh infeksi (infeksi bakteri atau viral dapat menyebabkan diare
air), tenesmus (kontraksi spasmodikdari sfingter anal dengan rasa nyeri dan adanya keinginan
untuk defekasi) serta nyeri kram abdomen. Iritasi kulit perianal dapat terjadi. Manifestasi
sistemik meliputi demam, nausea, muntah dan kelemahan. Leukosit darah dan mukus dapat
ditemukan pada feses, tergantung pada agen penyebab. Gejala ini akan terus berlangsung sampai
agen pengiritan dan penyebabnya dieksresi.
Diare kronis berlangsung sedikitnya selama 2 minggu atau jika reda dan kambuh kembali
lebih dari 2-4 minggu setelah episode awal. Diare berat dapat melelahkan dan mengancam jiwa.
Klien dapat mengalami dehidrasi berat (karena kehilangan air dan sodium) serta gangguan
elektrolit (seperti hipokalemia). Diare kronis juga dapat mengakibatkan malabsorbsi dan
malnutrisi. Diseluruh dunia, diare merupakan salah satu penyebab utama kematian.

Diare dapat disebabkan oleh obat-obatan tertentu (seperti penggantian hormon tiroid, pelunak
feses dan laksatif, antibiotik, kemoterapi dan antasida); pemberian makan per selang, gangguan
metabolik dan endokrin (diabetes, Addison, tirotoksikosis) serta proses infeksi virus/bakteri
(disentri, shigelosis, keracunan makanan). Proses penyakit lain yang dihubungkan dengan diare
adalah gangguan nutrisi dan malabsorbsi (kolitis ulseratif, enteritis regional), defisit sfingter anal,
paralitik ileus dan obstruksi usus.

1
October 17, 2011 [LOWER GI PROBLEM]

Manifestasi Klinis
Frekuensi defekasi meningkat bersamaan dengan meningkatnya kandungan cairan dalam feses.
Klien mengeluh kram perut, distensi, gemuruh usus (borborigimus), anoreksia dan haus.
Kontraksi spasmodik yang nyeri dan peregangan yang tidak efektif pada anus (tenesmus) dapat
terjadi pada setiap defekasi. Gejala yang ditimbulkan akibat diare adalah dehidrasi dan
kelemahan. Feses berair adalah karakteristik dari penyakit usus halus, sedangkan feses semi
padat lebih sering dihubungkan dengan gangguan kolon. Feses yang sangat besar dan berminyak
menunjukkan malabsorbsi usus dan adanya mukus dan pus dalam feses menunjukkan enteritis
inflamasi atau kolitis. Droplet minyak dalam air toilet menegakkan diagnosa insufisiensi
pankreas. Diare nokturnal mungkin manifestasi dari neuropati diabetik.

Pemeriksaan Penunjang
- Hitung darah lengkap
- Kimia darah
- Urinalisis
- Pemeriksaan feses rutin dan pemeriksaan feses untuk organisme infeksius atau parasit.
- Progtosimoidoskopi
- Enema barium

Penatalaksanaan
Diarahkan utama pada pengendalian atau pengobatan penyakit dasar. Obat-obatan tertentu
seperti: Prednison, dapat mengurangi beratnya diare dan penyakit.
- Untuk diare ringan, cairan oral dengan segera ditingkatkan dan glukosa oral serta larutan
elektrolit diberikan untuk rehidrasi.
- Untuk diare sedang akibat sumber non-infeksius, obat-obatan tidak spesifik seperti:
difenoksilat (Lomotil) dan loperamid (Imodium) juga diberikan untuk menurunkan motilitas.
Preparat antimikrobial diberikan bila preparat infeksius telah teridentifikasi atau bila diare
sangat berat.
Terapi cairan intravena dapat diperlukan untuk hidrasi cepat, khususnya bagi anak kecil atau
lansia.

Komplikasi
- Komplikasi diare mencakup potensial terhadap disritmia jantung akibat hilangnya cairan dan
elektrolit secara bermakna (khususnya kehilangan kalium). Penurunan kadar kalium
menyebabkan disritmia jantung (takikardia atrium dan ventrikel, fibrilasi ventrikel dan
kontraksi ventrikel prematur) yang dapat menyebabkan kematian.
- Haluaran urin kurang dari 30 ml/jam selama 2 sampai 3 jam berturut-turut, kelemahan otot
dan parestesia.
- Hipotensi, anoreksia dan mengantuk dengan kadar kalium dibawah 3,0 mEq/L harus
dilaporkan.

2
October 17, 2011 [LOWER GI PROBLEM]

Proses Keperawatan
Pengkajian
Data Subyektif
 Riwayat kesehatan diambil untuk mengidentifikasi awitan dan pola diare serta pola eliminasi
klien sebelumnya.
 Terapi obat-obatan saat ini, riwayat medis dan bedah terdahulu, asupan diet harian dan jadual
makan perlu didiskusikan.
 laporan tentang pajanan terhadap penyakit akut atau perjalanan ke area geografis lain
merupakan hal yang penting.
 Klien juga ditanya tentang kram abdomen dan nyeri, frekuensi dan dorongan dalam
mengeluarkan feses, adanya feses cair atau berminyak, adanya mukus, pus dan darah dalam
feses.

Data Obyektif
 Mencakup penimbangan berat badan klien, mengkaji terhadap adanya hipotensi postural atau
takikardia dan inspeksi feses dalam hal konsistensi, bau dan warna.
 auskultasi abdomen menunjukkan adanya bising usus dan karakternya.
 Distensi abdomen atau nyeri tekan perlu diperhatikan.
 Membran mukosa dan kulit diinspeksi untuk menentukan status hidrasi.
 Kulit perianal diinspeksi terhadap adanya iritasi.

Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul pada kasus diare:


(Smeltzer & Bare, 2002, hal. 1094)
1. Risiko terhadap kekurangan volume cairan b.d pasase feses yang sering dan kurangnya
asupan cairan.
2. Ansietas b.d eliminasi yang sering dan tidak terkontrol.
3. Risiko terhadap kerusakan integritas kulit b.d pasase feses yang sering atau encer.
Masalah kolaborasi/potensial komplikasi:
4. Diare b.d infeksi, ingesti makanan pengiritasi atau gangguan usus.
5. Disritmia jantung b.d deplesi elektrolit.

Lewis, et al (2004, hal. 1055)


1. Diare b.d proses infeksi akut yang dimanfestasikan oleh seringnya defekasi, BAB air
2. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan berlebihan dan menurunnya intake cairan
sekunder akibat diare yang dimanifestasikan oleh mukosa membran dan kulit kering, turgor
kulit yang jelek, hipotensi, takikardia, menurunnya output urine, ketidakseimbangan
elektrolit.
3. Gangguan integritas kulit b.d akibat kontak dengan ampas diare dan ketidakadekuatan
kebersihan perianal yang dimanifestasikan oleh kemerahan, iritasi, bengkak, kemungkinan
ulserasi pada pada kulit, nyeri selama defekasi dan BAK.

Tujuan yang diharapkan


Mencakup peningkatan pola defekasi normal, menghindari kekurangan cairan, mengurangi
ansietas, mempertahankan integritas kulit perianal dan tidak adanya komplikasi.

3
October 17, 2011 [LOWER GI PROBLEM]

Prioritas Intervensi Keperawatan


1. Tindakan untuk mengontrol diare
- Selama periode akut, klien diistirahatkan ditempat tidur, minum cairan dan makan
makanan rendah serat sampai periode akut berkurang.
- Jika kondisi memungkinkan untuk asupan makanan, diet saring dimulai dari semi padat
sampai padat dianjurkan.
- Minuman yang mengandung kafein dan karbonat dibatasi (karena akan merangsang
motilitas usus sehingga dapat memperberat diare). Begitu pula dengan produk susu,
lemak, produk gandum (dapat memperberat kerja usus), buah segar dan sayur dibatasi
(makanan tinggi serat dapat memperberat kerja usus).
- Hindari makanan yang sangat panas atau sangat dingin.
- Obat-obatan anti diare seperti defenoksilat (Lomotil) diberikan sesuai resep.

2. Mempertahankan keseimbangan cairan


- Keseimbangan cairan sulit dipertahankan selama periode akut karena feses didorong
melalui usus terlalu cepat untuk memungkinkan absorbsi air; haluaran melebihi asupan.
- Perawat harus mengkaji dan mengobservasi terhadap adanya dehidrasi yang ditandai
dengan penurunan turgor kulit, takikardia, nadi lemah, penurunan natrium serum dan
keluhan haus dari klien, serta mempertahankan catatan yang akurat tentang intake dan
output. Berat jenis urine dapat dipantau untuk mengkaji status hidrasi.
- Klien perlu ditimbang setiap hari.
- Perawat perlu memotivasi klien untuk penggantian cairan oral dalam bentuk air seperti
jus, kaldu dan cairan isotonik yang dijual bebas, seperti: Gatorade, Pocari Sweat.
- Cairan parenteral diberikan sesuai resep.

Kewaspadaan perawat:
Individu lansia dapat dengan cepat mengalami dehidrasi dan menderita kadar kalium rendah
(hipokalemia) sebagai akibat diare. Lansia yang menggunakan obat digitalis harus waspada
terhadap cepatnya dehidrasi dan hipokalemia pada diare. Ajarkan klien lansia ini untuk
mengenali tanda-tanda hipokalemia, karena kadar kalium rendah memperberat kerja digitalis
sehingga dapat menimbulkan toksisitas digitalis.

3. Mengurangi ansietas
- Beri klien kesempatan untuk mengekspresikan rasa takut dan rasa malu akibat kurng
kontrol terhadap eliminasi usus.
- Anjurkan klien untuk menggunakan celana dalam yang khusus untuk menyerap defekasi
dan melindungi pakaian bila ada kotoran fekal tak disengaja.

4. Perawatan kulit
- Area perianal mengalami ekskoriasi akibat feses diare yang mengandung enzim yang
dapat mengiritasi kulit.
- Ajarkan klien mengenai cara perawatan kulit seperti: mengelap atau mengeringkan area
setelah defekasi serta memberikan pelindung kulit dan pelembab sesuai kebutuhan.

4
October 17, 2011 [LOWER GI PROBLEM]

Kewaspadaan perawat:
Kulit lansia sangat sensitif akibat penurunan turgor dan penurunan lapisan lemak subkutan.

5. Mencegah infeksi
- Semua klien dengan diare harus diwaspadai terhadap kemungkinan mengalami infeksi
sampai klien pulih.
- Kewaspadaan universal harus diterapkan dalam mengelola klien dengan diare, hal ini
untuk mencegah penyebaran penyakit melalui tangan yang terkontaminasi, pakaian, linen
tempat tidur dan objek lain.

6. Pemantauan dan penatalaksanaan komplikasi potensial


- Kadar elektrolit serum dipantau setiap hari.
- TTV, termasuk nadi apikal dan perubahan pada reflek tendon dan kekuatan otot juga
harus sering dipantau.
- Penggantian elektrolit diberikan sesuai program.
- Laporkan segera bila bila terdapat disritmia atau perubahan tingkat kesadaran.

Vous aimerez peut-être aussi