Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Definisi
Diare adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang abnormal (lebih dari 3x/hari) serta
perubahan dalam isi (lebih dari 200 g/hari) dan konsistensi (feses cair) (Smeltzer & Bare, 2002
hal. 1093). Lewis, et al (2004, hal. 1052) menyebutkan definisi diare sebagai defekasi yang
sering dalam bentuk air – diare bukan merupakan suatu penyakit namun sebagai suatu gejala
penyakit.
Etiologi
Adanya kondisi yang menyebabkan perubahan pada sekresi usus, absorbsi mukosal atau
motilitas dapat menimbulkan diare. Diare dapat bersifat akut dan kronis, yang dapat
diklasifikasikan sebagai volume tinggi, volume rendah, sekresi, osmotik atau campuran. Diare
dengan volume banyak terjadi bila terdapat lebih dari satu liter feses cair per hari. Diare dengan
volume sedikit terjadi bila terdapat kurang dari satu liter feses cair yang dihasilkan per hari.
Diare sekresi biasanya diare dengan volume banyak disebabkan oleh peningkatan produksi dan
sekresi air serta elektrolit oleh mukosa usus kedalam lumen usus. Diare osmotik terjadi bila air
terdorong ke dalam usus oleh tekanan osmotik dari partikel yang tidak dapat diabsorbsi sehingga
reabsorbsi air menjadi lambat. Diare campuran disebabkan oleh peningkatan kerja peristaltik
dari usus (biasanya karena penyakit usus inflamasi) dan kombinasi peningkatan sekresi atau
penurunan absorbsi dalam usus (Smeltzer & Bare, 2002)
Diare dapat disebabkan oleh obat-obatan tertentu (seperti penggantian hormon tiroid, pelunak
feses dan laksatif, antibiotik, kemoterapi dan antasida); pemberian makan per selang, gangguan
metabolik dan endokrin (diabetes, Addison, tirotoksikosis) serta proses infeksi virus/bakteri
(disentri, shigelosis, keracunan makanan). Proses penyakit lain yang dihubungkan dengan diare
adalah gangguan nutrisi dan malabsorbsi (kolitis ulseratif, enteritis regional), defisit sfingter anal,
paralitik ileus dan obstruksi usus.
1
October 17, 2011 [LOWER GI PROBLEM]
Manifestasi Klinis
Frekuensi defekasi meningkat bersamaan dengan meningkatnya kandungan cairan dalam feses.
Klien mengeluh kram perut, distensi, gemuruh usus (borborigimus), anoreksia dan haus.
Kontraksi spasmodik yang nyeri dan peregangan yang tidak efektif pada anus (tenesmus) dapat
terjadi pada setiap defekasi. Gejala yang ditimbulkan akibat diare adalah dehidrasi dan
kelemahan. Feses berair adalah karakteristik dari penyakit usus halus, sedangkan feses semi
padat lebih sering dihubungkan dengan gangguan kolon. Feses yang sangat besar dan berminyak
menunjukkan malabsorbsi usus dan adanya mukus dan pus dalam feses menunjukkan enteritis
inflamasi atau kolitis. Droplet minyak dalam air toilet menegakkan diagnosa insufisiensi
pankreas. Diare nokturnal mungkin manifestasi dari neuropati diabetik.
Pemeriksaan Penunjang
- Hitung darah lengkap
- Kimia darah
- Urinalisis
- Pemeriksaan feses rutin dan pemeriksaan feses untuk organisme infeksius atau parasit.
- Progtosimoidoskopi
- Enema barium
Penatalaksanaan
Diarahkan utama pada pengendalian atau pengobatan penyakit dasar. Obat-obatan tertentu
seperti: Prednison, dapat mengurangi beratnya diare dan penyakit.
- Untuk diare ringan, cairan oral dengan segera ditingkatkan dan glukosa oral serta larutan
elektrolit diberikan untuk rehidrasi.
- Untuk diare sedang akibat sumber non-infeksius, obat-obatan tidak spesifik seperti:
difenoksilat (Lomotil) dan loperamid (Imodium) juga diberikan untuk menurunkan motilitas.
Preparat antimikrobial diberikan bila preparat infeksius telah teridentifikasi atau bila diare
sangat berat.
Terapi cairan intravena dapat diperlukan untuk hidrasi cepat, khususnya bagi anak kecil atau
lansia.
Komplikasi
- Komplikasi diare mencakup potensial terhadap disritmia jantung akibat hilangnya cairan dan
elektrolit secara bermakna (khususnya kehilangan kalium). Penurunan kadar kalium
menyebabkan disritmia jantung (takikardia atrium dan ventrikel, fibrilasi ventrikel dan
kontraksi ventrikel prematur) yang dapat menyebabkan kematian.
- Haluaran urin kurang dari 30 ml/jam selama 2 sampai 3 jam berturut-turut, kelemahan otot
dan parestesia.
- Hipotensi, anoreksia dan mengantuk dengan kadar kalium dibawah 3,0 mEq/L harus
dilaporkan.
2
October 17, 2011 [LOWER GI PROBLEM]
Proses Keperawatan
Pengkajian
Data Subyektif
Riwayat kesehatan diambil untuk mengidentifikasi awitan dan pola diare serta pola eliminasi
klien sebelumnya.
Terapi obat-obatan saat ini, riwayat medis dan bedah terdahulu, asupan diet harian dan jadual
makan perlu didiskusikan.
laporan tentang pajanan terhadap penyakit akut atau perjalanan ke area geografis lain
merupakan hal yang penting.
Klien juga ditanya tentang kram abdomen dan nyeri, frekuensi dan dorongan dalam
mengeluarkan feses, adanya feses cair atau berminyak, adanya mukus, pus dan darah dalam
feses.
Data Obyektif
Mencakup penimbangan berat badan klien, mengkaji terhadap adanya hipotensi postural atau
takikardia dan inspeksi feses dalam hal konsistensi, bau dan warna.
auskultasi abdomen menunjukkan adanya bising usus dan karakternya.
Distensi abdomen atau nyeri tekan perlu diperhatikan.
Membran mukosa dan kulit diinspeksi untuk menentukan status hidrasi.
Kulit perianal diinspeksi terhadap adanya iritasi.
3
October 17, 2011 [LOWER GI PROBLEM]
Kewaspadaan perawat:
Individu lansia dapat dengan cepat mengalami dehidrasi dan menderita kadar kalium rendah
(hipokalemia) sebagai akibat diare. Lansia yang menggunakan obat digitalis harus waspada
terhadap cepatnya dehidrasi dan hipokalemia pada diare. Ajarkan klien lansia ini untuk
mengenali tanda-tanda hipokalemia, karena kadar kalium rendah memperberat kerja digitalis
sehingga dapat menimbulkan toksisitas digitalis.
3. Mengurangi ansietas
- Beri klien kesempatan untuk mengekspresikan rasa takut dan rasa malu akibat kurng
kontrol terhadap eliminasi usus.
- Anjurkan klien untuk menggunakan celana dalam yang khusus untuk menyerap defekasi
dan melindungi pakaian bila ada kotoran fekal tak disengaja.
4. Perawatan kulit
- Area perianal mengalami ekskoriasi akibat feses diare yang mengandung enzim yang
dapat mengiritasi kulit.
- Ajarkan klien mengenai cara perawatan kulit seperti: mengelap atau mengeringkan area
setelah defekasi serta memberikan pelindung kulit dan pelembab sesuai kebutuhan.
4
October 17, 2011 [LOWER GI PROBLEM]
Kewaspadaan perawat:
Kulit lansia sangat sensitif akibat penurunan turgor dan penurunan lapisan lemak subkutan.
5. Mencegah infeksi
- Semua klien dengan diare harus diwaspadai terhadap kemungkinan mengalami infeksi
sampai klien pulih.
- Kewaspadaan universal harus diterapkan dalam mengelola klien dengan diare, hal ini
untuk mencegah penyebaran penyakit melalui tangan yang terkontaminasi, pakaian, linen
tempat tidur dan objek lain.