Vous êtes sur la page 1sur 4

Kualitas hidup pasien glaukoma

World Health Organization (WHO) mendefinisikan sehat sebagai ''Kondisi kesehatan


fisik, mental, dan sosial yang lengkap bukan hanya keadaan tidak adanya penyakit". Oleh karena
itu pengukuran kesehatan dan efek perawatan kesehatan harus mencakup tidak hanya indikasi
keparahan penyakit tetapi juga kesejahteraan pasien. Ini dapat dinilai dengan mengukur
peningkatan dalam kualitas hidup yang terkait dengan perawatan kesehatan.1 Kualitas hidup
sendiri didefinisikan sebagai persepsi individu tentang posisi mereka dalam kehidupan dalam
konteks budaya dan sistem nilai di mana mereka hidup dan dalam kaitannya dengan tujuan,
harapan, standar, dan kekhawatiran mereka.2 Kualitas hidup merupakan suatu tolok ukur yang
sulit dinilai oleh dokter, tetapi sangat penting untuk penderita.3
Gangguan penglihatan karena penyakit mata memiliki dampak negatif pada kesehatan
fisik dan mental dan merupakan masalah global.4 Orang-orang dengan gangguan penglihatan
memiliki risiko lebih tinggi untuk terjadinya kecelakaan, penarikan sosial, dan depresi.5
Penurunan kualitas hidup pada penderita glaukoma dapat terjadi karena berbagai sebab, antara
lain kecemasan akan terjadinya kebutaan sejak awal ketika terdiagnosa glaukoma, penurunan
fungsi penglihatan yang menyebabkan gangguan aktivitas sehari-hari, ketidaknyamanan
pengobatan, efek samping, maupun biaya pengobatan itu sendiri.6 Hilangnya fungsi penglihatan
adalah penentu utama untuk kualitas hidup yang buruk dalam glaukoma, dan dapat mengganggu
aktivitas sehari-hari pasien seperti membaca, mengemudi, berjalan, memperkirakan jarak dan
melihat objek yang mendekati dari samping.7 Efek psikologis (takut kebutaan dan penarikan
sosial) glaukoma pada individu juga tidak dapat diabaikan dan cenderung meningkat seiring
dengan perkembangan penyakit.8
Dampak glaukoma pada kualitas hidup terutama disebabkan karena:
(I) faktor psikologis - fakta bahwa seseorang menderita penyakit kronis yang berpotensi
menyebabkan kebutaan dapat menimbulkan kecemasan dan ketakutan pada pasien
dan keluarga mereka,
(II) gangguan fungsional karena penyakit,
(III) efek samping obat dan ketidaknyamanan biaya pengobatan (berdampak pada mata
pencaharian).9
Gangguan fungsional akibat penyakit ini terutama disebabkan oleh kesulitan yang dialami oleh
pasien dalam melakukan kegiatan dengan penglihatan dalam kehidupan sehari-hari. Ini termasuk
kegiatan, seperti membaca, mengemudi, berjalan, turun tangga, berbagai pekerjaan rumah
tangga, seperti menjahit, memasak, memperbaiki, serta keterbatasan dalam hubungan sosial
karena masalah penglihatan. Selain itu, persepsi individu terhadap fungsi visualnya dapat
bervariasi tergantung pada sejumlah faktor mulai dari persepsi tentang apa yang 'normal' untuk
usia tertentu, masalah yang terkait dengan respons 'yang diinginkan secara sosial', hingga
kegagalan yang tampak untuk melakukan visual tertentu. Hal ini terlihat jelas dalam studi
kolaboratif pengobatan awal glaukoma (CIGTS), di mana usia ditemukan menjadi faktor yang
signifikan dalam menentukan kualitas hidup, menunjukkan bahwa responden yang lebih muda
melaporkan lebih banyak masalah daripada kelompok usia yang lebih tua. Ini mungkin
dikarenakan orang dewasa yang lebih tua memiliki harapan yang lebih rendah dari status
kesehatan mereka. Jenis kelamin juga ditemukan menjadi faktor penting dengan perempuan
melaporkan lebih banyak masalah daripada laki-laki. Selain itu, pasien dengan pendapatan
rendah melaporkan lebih banyak masalah.10

Berbagai instrumen (dalam bentuk kuesioner) tersedia untuk mengukur kualitas hidup dan
diklasifikasikan dalam Tabel 1. Kuesioner ini terdiri dari dua jenis; kuesioner yang dikelola
sendiri dan yang dikelola oleh teknisi terlatih baik secara langsung atau melalui telepon.
Meskipun gold standard untuk skala penilaian kualitas hidup, instrumen spesifik untuk
glaukoma dan visual lebih baik daripada instrumen yang general untuk menilai dampak
penyakit.11

Tabel 1
Tools for assessment of Examples
QOL

1. Generic/general Sickness impact profile (SIP)


health instruments Medical outcomes study short form-36 (SF-
36)
MOS-20
Utility measures Time trade-off
Thermometer
Choice-based conjoint analysis

2. Specific instruments
Vision-specific instruments •
The national eye institute visual function questionnaire (NEI-VFQ) 51 item
and (NEI VFQ-25) 25 item

Activities of daily vision scale (ADVS)


VF-14
VAQ
Glaucoma symptom scale (GSS)
Glaucoma quality of life-15 (GQL-15)
Viswanathan et al
SIG (symptom impact glaucoma score)
b. Glaucoma-specific
GHPI (Glaucoma health perceptions index)
instruments
Comparison of ophthalmic medication for tolerability (COMTOL)

c. Treatment-specific
instruments
Hal ini telah dilihat dalam berbagai penelitian, misalnya sebuah penelitian dilakukan oleh Lester
M et al untuk mengevaluasi kualitas hidup pada pasien glaukoma menggunakan dua kuesioner
yang berbeda: hasil medis 36-item survei kesehatan bentuk pendek (MOS SF-36) (instrument
general) dan kuesioner Viswanathan dkk (instrumen khusus glaukoma) dan untuk
membandingkan dua kuesioner ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kuesioner
Viswanathan dkk lebih berkorelasi signifikan dengan indeks lapangan visual (p <0,0001
dibandingkan dengan p <0,05 dengan skala SF-36) dan merupakan alat yang jauh lebih sensitif
dalam penilaian kualitas hidup pada pasien glaukoma.12
Demikian pula, Parrish RK, dalam studinya untuk menentukan relasinya antara gangguan
penglihatan, fungsi visual dan kualitas hidup global pada pasien dengan glaukoma,
menyimpulkan bahwa SF-36 (instrument general) kurang berguna dalam menentukan gangguan
penglihatan pada pasien dengan glaukoma karena memiliki korelasi yang lemah. Di sisi lain, ada
korelasi sedang antara gangguan penglihatan dan skor VF-14 yang menunjukkan bahwa hal itu
dapat digeneralisasi untuk pasien dengan glaukoma. Selain itu, beberapa skala NEI-VFQ
berkorelasi dengan skor gangguan lapang pandang pada pasien dengan glaukoma.13
Untuk penilaian kualitas hidup pasien glaukoma, NEI VFQ-25 adalah kuesioner yang paling
banyak digunakan dan telah divalidasi oleh berbagai penelitian di seluruh dunia.14 Menurut
Gignac dkk, NEI VFQ-25 adalah satu-satunya alat yang mampu menyediakan data yang bersifat
spesifik dan sensitif terhadap masalah yang berkaitan dengan mata.15

1. Division of Mental Health and Prevention of Substance Abuse WHO. Measuring quality
of life. 1997. http://www.who.int/mental_health/ media/68.pdf. Diakses 17 Mei 2018.
2. Quaranta L et al. Quality of Life in Glaucoma: A Review of the Literature. Adv Ther
(2016) 33:959–981
3. Tripop S, N Pratheepawanit, S Asawaphureekorn, W Anutangkoon, S Inthayung. Health
Related Quality of Life Instruments for Glaucoma: A Comprehensive Review;
Department of Clinical Pharmacy, Faculty of Pharmaceutical Sciences, Department of
Ophthalmology, Srinagarind Hospital, Faculty of Medicine, Khon Kaen University, Khon
Kaen, Department of Ophthalmology, Khon Kaen Regional Hospital, Khon Kaen, J Med
Assoc Thai; 88 (Suppl 9): 2005. S155-62: http://www.medassocthai.org/journal
4. Courtney-Long E, Carroll D, Zhang Q, et al. Prevalence of disability and disability type
among adults—United States. MMWR Morb Mortal Wkly Rep.2013;2015:777–83
5. Ribeiro MV, Hasten-Reiter Junior HN, Ribeiro EA, et al. Association between visual
impairment and depression in the elderly: a systematic review. Arq Bras Oftalmol.
2015;78:197–201
6. Rosalina D et al. Visual Field Abnormality and Quality of Life of Patient with Primary
Open Angle Glaucoma. Jurnal Oftalmologi Indonesia (JOI), Vol. 7. No. 5 Juni 2011:
175−180
7. McKean-Cowdin R, Varma R, Wu J, Hays RD, Azen SP, Los Angeles Latino Eye Study
Group. Severity of visual field loss and helathrelated quality of life. Am J Ophthalmol
2007; 143(6): 1013-23
8. Guedes R. Quality of life and glaucoma.Rev Bras Oftalmol. 2015; 74 (3): 131-2
9. Heijl, A.; Tracerso, CE. Terminology and guidelines for glaucoma [Internet]. 3rd ed.
Italy: European Glaucoma Society; 2008. pp.188.)
10. (Janz NK, Wren PA, Lichter PR, Musch DC, Gillespie BW, Guire KE. Quality of life in
newly diagnosed glaucoma patients: The collaborative initial glaucoma treatment study.
Ophthalmology 2001 May;108(5):887-897)
11. Lim, R.; Goldberg, I. Glaucoma in the Twenty-First Century. In: Schacknow PN,
Samples JR, editors. The Glaucoma Book: A Practical, Evidence-Based Approach to
Patient Care. 1st ed. New York: Springer; 2010. pp.18-19.)
12. Lester M, Zingirian M. Quality of life in patients with early, moderate and advanced
glaucoma. Eye 2002 Jan;16(1):44-49.)
13. Parrish RK 2nd. Visual impairment, visual functioning, and quality of life assessments in
patients with glaucoma. Trans Am Ophthalmol Soc 2006;94:919-1028.)
14. (Severn P, Fraser S, Finch T, May C. Which quality of life score is best for glaucoma
patients and why? BMC Ophthalmol 2008;8:1-4.
15. Gignac DB, Tixier J, Missotten T. Evaluation of the quality of life in ophthalmology.
Presse Med 2002; 31:1607–12.)

Vous aimerez peut-être aussi