Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
1. Konsep Medis
A. Pengertian
A, 2000).
dimulai dalam lambung dan usus halus dan Absorption yang terjadi
terutama dalam usus halus dan juga dalam usus besar. Proses
ini terdiri dari 4 lapisan yaitu mulai dari dalam lapisan mukosa,
a. M u l u t
bolus.
b. Esofagus
Esofasgus merupakan saluran berotot yang terletak dibagian
ke esofagus.
c. Lambung
utama yaitu fundus, badan dan antrum. Pylorus adalah bagian kecil
dari antrum
d. Usus Halus
Panjangnya kira-kira 6 meter dengan diameter 2.5 cm.
Berentang dari sphincter pylorus ke katup ileocecal. Usus halus
dibagi dalam duodenum, jejenum, dan ileum. Duodenum panjangnya
25 cm, jejenum 2.5 m dan ileum 3.5 m.
darah dan lacteal dari villi. Karbohidrat oleh enzim amilase (berasal
5. Absorpsi. Nutrisi dan air akan bergerak dari lumen usu kedalam
e. Hati
Adalah organ terbesar yang terdapat dalam rongga
abdomen, yang pada orang dewasa kira-kira seberat 1,37 kg.
Letaknya pada hipokondria kanan dan area hipogastik. Unit
fungsional dari hati disebut lobulus yang mengandung hepatosit (sel
hati) yang ada disekitar vena sentral hati. Kapiler (sinusoid)
berlokasi diantara hepatosit dan bersama dengan sel Kuffer yang
mempunyai fungsi pagosit (mengeluarkan bakteri dan toksin dari
tubuh). Saluran empedu interlobaris membentuk kapiler empedu
(canaliculi). Sel hepatik akan mensekresi empedu kedalam canaliculi.
Sistem sirlulasi portal (enterohepatic) membawa darah yang
berasal dari lambung, usus, limfa, dan pankreas. Darah masuk
kedalam hati melalui vena portal..
Fungsi :
Menghasilkan , menyimpan dan mentransfortasi serta ekresi
sejumlah substan/zat yang diperlukan dalam :
1. Metabolisme karbohidrat yaitu mengkonversi glucose menjadi
glycogen (glygenesis),
2. Metabolisma protein yaitu sintesa asam amino nonessential,
sintesa plasma protein, sintesa faktor-faktor pembekuan, dan
mem urea dari NH3
3. Metabolisme lemak yaitu mensintesa lipoprotein, memecahkan
triglyserida menjadi asam lemak dan gliserol, membentuk ketone
bodies, mensintesa asam lemak dari asam amino dan glucose,
mensintesa dan memecahkan sholesterol.
4. Detoksifikasi : menginaktivasi obata-obatan dan zat lainnya
dalam lemak (A,D,E,K) dan yang larut dalam air (B1, B2,
Cobvalamin, Vit C), asam lemak, mineral –mineral, asam amino
f. Usus Besar
colon descending, dan bagian sigmoid. Bagian akhir dari usus besar
adalah rectum dan anus. Sphincter internal dan eksternal pada anus
padat. Massa padat termasuk sisa makanan dan sel yang mati.
keluar. Pada saat feces dan gas berada dalam rektum, tekanan
Kanalis Inguinalis
ingunalis.
m. oblikus eksternus.
C. Etiologi
Kongential terjadi akibat prosessus vaginalis perisisten disertai
(bedah digestif)
D. Insiden
Hernia ingunalis pada bayi dan anak sekitar 1-2 %, sisi kanan
biasanya lebih sering (60 %) dibanding sisi kiri (20 %) dan bilateral
E. Patofisiologi
tidak menutup.
ingunalis lateralis.
F. Manifestasi Klinik
tersebut biasa mengecil atau menghilang pada waktu tidur, dan bila
ditemukan nyeri.
itu adalah Hernia ingunalis lateral, sedangkan bila sisi jari maka
G. Test Diagnostik
diferensial.
1. Urinalis untuk mendeteksi adanya infeksi saluran kemih
H. Penatalaksanaan Medik
2. Pembedahan
1. Pengkajian :
a) Preoperasi
3) Anoreksia
4) Muat muntah
5) Distensi abdomen
7) Dehidrasi
8) Jika saluran usus mengalami isekemik atau gangren akan
metabolik
b) Pasca Operasi
maksimal.
7) Demam.
8) Takipnea.
9) Pucat atau kemerahan.
c. Diagnosa Keperawatan
Adapun diagnosa keperawatan yang lazim dijumpai pada klien dengan
pembedahan.
d. Intervensi
pembedahan.
Tujuan : Mengungkapkan pemahaman tentang kejadian preoperasi dan
pasca operasi, melaporkan berkurangnya perasaan cemas atau
gugup, ekspresi ceria.
INTERVENSI RASIONAL
1. Jelaskan apa yang terjadi Pengetahuan tentang apa
selama periode praoperasi yang diperkirakan
dan pasca operasi, membantu mengurangi
persiapan kulit, alasan ansietas dan meningkatkan
status puasa, obat-obatan kerjasama pasien selama
praopeasi, tinggal diruang pemulihan.
pemulihan, dan program mempertahankan konstan
pasca operasi informasikan memberikan
pasien bahwa obat nyeri kontrol. nyeri terbaik
sebelum nyeri menjadi
berat.
2. Ajarkan dan usahakan
pasien untuk : Untuk mendorong
keterlibatan pasien dalam
a. Nafas dalam
perawatan diri.
b. Berbalik
c. Turun dari tempat
tidur
d. Membabat bagian
yang dibedah ketika
batuk
INTERNVENSI RASIONAL
1. Pantau :
Untuk mengenal indikasi
a. Tekanan darah, ,nadi
kemajuan atau penyimpangan
dan pernafasan
dari hasil yang diharapkan
setiap 4 jam
b. Intensitas nyeri
c. Tingkat kesadaran
Pasien yang paling dapat
menilai intensitas nyeri,
sebab nyeri adalah
2. Berikan obat analgetik jika
pengalaman subyektif.
dibutuhkan dan evaluasi
Analgesik yang kuat
keefektifannya. berikan obat
diperlukan untuk nyeri yang
analgestik sesuai dengan
lebih hebat.
nyeri yang dirasakan pasien.
a. Nyeri ringan-
analgetik oral-oral
non-narkotik.
b. Nyeri sedang-
analgetik orl-oral
narkoti atau obat
entiinflamasi
nonsteroid (nsaid)
seperti torodal. Ini merupakan indikasi
c. Nyeri hebat-analgetik bahwa perlu analgesik yang
narkotik secara lebih besar bila mulai ada
parenteral. komplikasi.
pembedahan.
Tujuan : tidak ada infeksi tidak ada pendarahan, penyembuhan
luka.
INTERVENSI RASIONAL
1. Pantau keadaan tepi luka ketika Untuk mengidentifikasi kemajuan
mengganti verban. atau penyimpangan dari hasil yang
diharapkan.
2. Agar pasien menahan insisi Untuk mencegah tegangan pada
abdomen ketika batuk. jahitan.
3. Jika terjadi dehisens, tutup insisi Lembab melindungi jaringan agar
dengan verban steril yang tidak mengering.
dibasahi larutan saline untuk
melindunginya.Beritahu dokter.
4. Berikan perawatan luka dengan Infeksi luka adalah penyebab
menggunakan teknik aseptik utama dehisens.
yang ketat.
5000-10.000/mm3.
INTERVENSI RASIONAL
1. Pantau
a. Untuk kesulitan berkemih setiap Untuk mengidentifikasi indikasi
8 jam. kemajuan atau penyampaian dari
b. Masukkan dan keluaran setiap 8 hasil yang diharapkan.
jam.
c. Warna dan ukuran skrotum setiap
hari.
d. Penampilan luka pada
penggantian balutan.
e. Suhu setiap 4 jam.
2. Laporkan pada dokter temuan Temuan ini menandakan retensi
tentang: perkemihan akut dan memerlukan
a. Ketidakmampuan berkemih katerisi untuk mengosongkan
disertai dengan distensi kandung kemih. Retensi
suprapubis perkemihan meningkatkan risiko
b. Sering kemih dengan jumlah infeksi saluran kemih.
sedikit. Katerisasi sesuai pesanan.
3. Konsultasi dokter bila pasien Temuan ini menandakan infeksi
mengalami bengkak dan ekimosis kompres dingin dan peninggian
skrotum atau nyeri berkemih membantu menghilangkan
dengan bau tak sedap, urine bengkak. Antibiotik diperlukan
keruh. Berikan kompres es dan untuk mengatasi infeksi. Cairan
sokong scrotal sesuai pesanan. membantu pembilasan ginjal dan
Berikan antibiotik yang meningkatkan antibiotik lebih
diprogramkan.Tingkatkan baik.
masukan cairan sampai
sedikitnya 2-3 setiap hari.
INTERVENSI RASIONAL
1. Tentukan tingkat bangunan yang Untuk mendorong kemandirian
diperlukan. Berikan bantuan
dengan ADL sesuai keperluan.
Membiarkan pasien melakukan
sebanyak mungkin untuk dirinya.
2. Berikan waktu yang cukup bagi
pasien untuk melaksanakan Membebani pasien dengan
sktivitas. aktivitas menyebabkan frustasi.
3. Instruksikan pasien adaptasi
diperlukan untuk melaksanakan Untuk mendorong kemandirian
ADL. Dimulai dengan tugas yang pujian memotivasi untuk terus
mudah dilakukan dan berlanjut belajar.
sampai tugas yang sulit.Berikan
pujian untuk keberhasilan
tersebut.
6. Resiko tinggi terhadap kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan di
RASIONAL
INTERVENSI
1. Pastikan pasien memiliki Instruksi verbal akan mudah
instruksi tertulis tentang terlupakan
perawatan diri dan perjanjian
untuk kunjungan evaluasi.
2. Ajarkan dan biarkan pasien Praktik akan membantu pasien
merawat luka jika penggantian mengembangkan keyakinannya
verban perlu dilakukan di rumah. dengan perawatan diri. Juga
Tekankan pentingkan mencuci memungkinkan perawat
sebelum dan sesudah merawat mengevaluasi kemampuan pasien
luka melaksanakan keterampilan
tersebut sendiri dan menentukan
apakah diperlukan
bantuan. Tindakan untuk
mencegah infeksi harus
3. Evaluasi kebutuhan bantuan dilanjutkan sampai luka benar-
perawatan di rumah tersedianya benar sembuh.
sistem pendukung yang memadai Layanan sosial atau perencanaan
untuk memberikan bantuan yang pemulangan pasien berfungsi
diperlukan. Hubungi perencana sebagai penghubung yang penting
atau pemulangan pasien untuk untuk memindahkan pasien ke
mengatur bantuan perawatan di lingkungan rumah atau fasilitas
rumah jika memerlukan bantuan perawatan luar untuk memastikan
tetapi tidak mempunyai system kelanjutan penyembuhan atau
pendukung di rumah. rehabilitasi.
4. Instruksikan pasien untuk
memberitahu dokter jika terjadi
infeksi luka, kemerahan, nyeri
tekan, drainase, demam.
5. Pastikan pasien mempunyai Diperlukan antibiotik untuk
persediaan yang cukup untuk mengatasi infeksi.
perawatan luka dan resep untuk
analgetik.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth, 2001, Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8 vol,
EGC, Jakarta
Sumber : http://johandree.blogspot.com/2012/06/askep-hernia-
inguinalis-lateral.html#ixzz2AIe34GuF