Vous êtes sur la page 1sur 79

PEDOMAN AKUNTANSI

LEMBAGA PENGELOLA WAKAF


DAFTAR ISI

2
BAB 1
Pengelolaan Harta Benda Wakaf

1.1 Pendahuluan

Sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf, maka


yang menjadi perhatian banyak warga Indonesia yang mayoritas merupakan warga muslim
adalah bagaimana selanjutnya harta benda yang menjadi objek wakaf dikelola dari segi fisik
maupun keuangannya dan bagaimana pula mempertanggungjawabkannya. Mengelola harta
benda yang menjadi objek wakaf dilakukan secara tradisional sampai kepada profesional.
Pasal 42 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf menyatakan bahwa Nazhir
wajib mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf sesuai dengan tujuan, fungsi dan
peruntukannya. Berdasarkan Pasal 43 ayat (1) dan ayat (2) yang menyatakan bahwa
pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf oleh Nazhir sebagaimana yang dimaksud
dalam Pasal 42 dilaksanakan sesuai dengan prinsip syariah dan dilakukan secara produktif.
Dengan diberlakukannya Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf, maka kita coba jabarkan apa yang
sebelumnya diatur dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf, di antaranya:
Pasal 11 yang menyatakan bahwa Nazhir mempunyai tugas melaksanakan pengadministrasian
harta benda wakaf; mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf sesuai dengan tujuan,
fungsi dan peruntukannya; mengawasi dan melindungi harta benda wakaf; dan melaporkan
pelaksanaan tugas kepada Badan Wakaf Indonesia (BWI).
Menurut PP Nomor 42 Tahun 2006 Pasal 48 bahwa pengelolaan dan pengembangan
harta benda wakaf harus berpedoman pada peraturan BWI; pengelolaan dan pengembangan
atas harta benda wakaf uang hanya dapat dilakukan melalui investasi pada produk-produk
Lembaga Keuangan Syariah (LKS) dan/atau instrumen keuangan syariah; dalam hal (Lembaga
Keuangan Syariah-Pengelolaan Wakaf Uang) LKS-PWU menerima wakaf uang untuk jangka
waktu tertentu, maka Nazhir hanya dapat melakukan pengelolaan dan pengembangan harta
benda wakaf uang pada LKS-PWU dimaksud; pengelolaan dan pengembangan atas harta
benda wakaf uang yang dilakukan pada bank syariah harus mengikuti program lembaga
penjamin simpanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan; pengelolaan dan

3
pengembangan atas harta benda wakaf uang yang dilakukan dalam bentuk investasi di luar
bank syariah harus diasuransikan pada bank syariah.

1.2 Pengertian

Yang dimaksud pengertian dalam pedoman ini adalah pengertian terkait dengan
penyelenggaraan akuntansi wakaf yang merupakan kesepakatan internal yang disepakati
bersama agar pedoman ini dapat dimanfaatkan dan memudahkan pengguna dalam menyusun
laporan keuangan. Pengertian ini tidak bermaksud membatasi pengguna tetapi lebih
diutamakan keseragaman pengguna.

a) Wakaf adalah perbuatan hukum Wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian
harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu
sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum
menurut syariah (barang/jasa yang disumbang).

b) Wakif adalah pihak yang mewakafkan harta benda miliknya (penyumbang/donatur).

c) Aset wakaf adalah harta benda wakaf baik berupa benda bergerak maupun benda tidak
bergerak.

d) Mauquf alaih adalah pihak yang ditunjuk untuk memperoleh manfaat dari peruntukan
harta benda wakaf sesuai pernyataan kehendak Wakif yang dituangkan dalam Akta Ikrar
Wakaf (penerima manfaat).

e) Nazhir adalah pihak yang menerima harta benda wakaf dari Wakif untuk dikelola dan
dikembangkan sesuai dengan peruntukannya (manajer wakaf).

f) Ikrar wakaf adalah pernyataan kehendak Wakif yang diucapkan secara lisan dan/atau
tulisan kepada Nazhir untuk mewakafkan harta benda miliknya (akad wakaf).

g) Akta Ikrar Wakaf (AIW) adalah bukti penyertaan kehendak Wakif untuk mewakafkan
harta benda miliknya guna dikelola Nazhir sesuai dengan peruntukan harta benda wakaf
yang dituangkan dalam bentuk akta (dokumen wakaf).

h) Lembaga Keuangan Syariah, yang selanjutnya disingkat LKS adalah badan hukum
Indonesia yang bergerak di bidang keuangan syariah.

i) Badan Wakaf Indonesia, yang selanjutnya disingkat BWI adalah lembaga independen
dalam pelaksanaan tugasnya untuk mengembangkan pewakafan di Indonesia.

4
j) Transaksi adalah fakta/data yang ada kaitanya dengan kepentingan Nazhir baik yang
berasal dari internal maupun eksternal yang terkait dengan keuangan.

k) Akuntansi wakaf adalah proses pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian, pengikhtisaran


transaksi dan kejadian keuangan, penginterpretasian atas hasilnya serta penyajian laporan
keuangan oleh Nazhir yang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

l) Sistem akuntansi wakaf merupakan serangkaian prosedur manual maupun yang


terkomputerisasi mulai dari proses pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran dan
pelaporan keuangan Nazhir yang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

m) Laporan keuangan wakaf merupakan bentuk pertanggungjawaban (akuntabilitas) Nazhir


yang terdiri atas Laporan Posisi Keuangan, Laporan Aktivitas, Laporan Perubahan Aset
Kelolaan, Laporan Arus Kas dan Catatan Atas Laporan Keuangan yang didukung dengan
bukti-bukti yang sah.

n) Laporan Posisi Keuangan adalah laporan yang menyajikan informasi keuangan mengenai
aset, kewajiban dan aset bersih pada tanggal tertentu.

o) Laporan Aktivitas adalah laporan yang menyajikan informasi unsur penerimaan dan
penyaluran/penggunaan dana yang diterima dari aktivitas wakaf pada tanggal tertentu.

p) Laporan Perubahan Aset Kelolaan adalah laporan yang menyajikan informasi keuangan
perubahan aset kelolaan mulai dari aset lancar, aset tidak lancar, penyusutan, amortisasi,
penambahan dan pengurangan, serta saldo awal dan saldo akhir pada tanggal tertentu.

q) Laporan Arus Kas adalah laporan yang menyajikan informasi arus masuk dan keluar kas
selama periode tertentu yang diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, aktivitas
investasi, dan aktivitas pembiayaan yang dilakukan oleh Nazhir pada tanggal tertentu.

r) Catatan Atas Laporan Keuangan merupakan laporan yang menyajikan informasi tentang
penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam
Laporan Posisi Keuangan, Laporan Aktivitas, Laporan Perubahan Aset Kelolaan, dan
Laporan Arus Kas yang didukung dengan bukti-bukti yang sah dalam rangka
pengungkapan yang memadai.

s) Chart of Account (COA)/Kode Akun/Kode Rekening merupakan daftar perkiraan buku


besar yang ditetapkan dan disusun secara sistematis untuk memudahkan perencanaan dan
pelaksanaan anggaran, serta pembukuan dan pelaporan keuangan Nazhir.

t) Laporan keuangan wakaf ditandatangani oleh Nazhir.

5
1.3 Ketentuan Transaksi Wakaf

Transaksi wakaf merupakan aktivitas yang dilakukan oleh Nazhir baik internal maupun
eksternal yang berkaitan dengan penerimaan, pengelolaan dan pengembangan harta benda
wakaf, serta penyaluran hasil pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf.

a) Wakaf sah apabila dilaksanakan menurut syariah dengan memenuhi 6 (enam) unsur yaitu:
Wakif, Nazhir, harta benda wakaf, ikrar wakaf, peruntukan harta benda wakaf dan jangka
waktu wakaf.

b) Harta benda wakaf adalah harta benda yang memiliki daya tahan lama dan/atau manfaat
jangka panjang serta mempunyai nilai ekonomi menurut syariat yang diwakafkan oleh
Wakif. Harta benda wakaf terdiri dari 3 (tiga) bentuk yaitu uang, benda bergerak selain
uang, dan benda tidak bergerak.

c) Harta benda wakaf diterima oleh Nazhir adalah bukan untuk dimiliki oleh Nazhir tapi
untuk dikelola dan dikembangkan oleh Nazhir sesuai dengan peruntukan harta benda
wakaf.

d) Wakaf yang telah diikrarkan tidak dapat dibatalkan.

e) Harta benda wakaf yang diwakafkan milik dan dikuasai Wakif secara sah.

f) Harta benda wakaf harus didaftarkan atas nama Nazhir untuk kepentingan pihak yang
dimaksud dalam AIW sesuai dengan peruntukannya, tetapi hal tersebut tidak membuktikan
kepemilikan Nazhir atas harta benda wakaf. Jadi Nazhir hanya sebatas pengelola bukan
pemilik. Harta benda wakaf merupakan harta titipan untuk dimanfaatkan agar dapat
memberikan hasil untuk disalurkan sesuai peruntukannya.

g) Transaksi wakaf dimaksudkan untuk penerimaan, pengelolaan dan pengembangan, serta


penyaluran hasil pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf.

h) Ikrar wakaf dilaksanakan oleh Wakif kepada Nazhir di hadapan Pejabat Pembuat Akta
Ikrar Wakaf (PPAIW) dengan disaksikan oleh 2 (dua) orang saksi atau apabila Wakif tidak
dapat menyatakan ikrar wakaf secara lisan atau tidak dapat hadir dalam pelaksanaan ikrar
wakaf karena alasan yang dibenarkan oleh hukum, Wakif dapat menunjuk kuasanya
dengan surat kuasa yang diperkuat oleh 2 (dua) orang saksi.

i) Untuk dapat melaksanakan ikrar wakaf, Wakif atau kuasanya menyerahkan surat dan/atau
bukti kepemilikan atas harta benda wakaf kepada PPAIW, yang selanjutnya akan tertuang
dalam Akta Ikrar Wakaf (AIW).

6
j) Nazhir wajib mengadministrasikan, mengelola, mengembangkan, mengawasi dan
melindungi harta benda wakaf.

k) Segala aktivitas keuangan yang terkait dengan pemanfaatan harta benda wakaf harus
dicatat dan dibukukan oleh Nazhir.

l) Nazhir wajib membuat laporan secara berkala kepada Menteri dan BWI mengenai
kegiatan perwakafan.

m) Khusus wakaf wasiat paling banyak 1/3 dari jumlah warisan setelah dikurangi dengan
utang pewasiat dan hanya dapat dilakukan apabila disaksikan oleh paling sedikit 2 (dua)
orang saksi.

n) Harta benda wakaf yang sudah diubah statusnya, wajib ditukar dengan harta benda yang
manfaat dan nilai tukar yang sekurang-kurangnya sama dengan harta benda wakaf semula.

o) Hasil bersih atas pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf digunakan untuk:

1. Nazhir maksimal 10%;

2. Mauquf Alaih minimal 50%;

3. Cadangan (besaran jumlahnya setelah dikurangi hasil bersih Nazhir dan Mauquf
Alaih).

p) Hasil bersih adalah pendapatan dari pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf
setelah dikurangi beban operasional dan pajak.

q) Cadangan merupakan hasil bersih atas pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf
yang dialokasikan untuk biaya asuransi, reinvestasi, biaya pemulihan asset, biaya resiko
yang timbul sehubungan dengan pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf.

r) Penyusutan/depresiasi merupakan alokasi biaya yang dialokasikan oleh Nazhir


sehubungan dengan pemanfaatan harta benda wakaf. Dalam perjalanannya harta benda
wakaf yang dimanfaatkan perlu dijaga secara fisik dari kerusakan secara alamiah.
Penyusutan atau depresiasi harta benda wakaf tidak dimaksudkan mengurangi nilai harta
benda wakaf sesuai dengan Akta Ikrar Wakaf tetapi alokasi biaya untuk menjaga kondisi
fisik harta benda wakaf dari kerusakan alamiah.

s) Aktivitas Nazhir terkait transaksi internal misalnya membayar gaji pegawai profesional
maka tetap dikenakan PPh Pasal 21 atas transaksi pembayaran gaji. Selanjutnya aktivitas
Nazhir terkait investasi dan biaya yang timbul sehubungan dengan aktivitas tersebut
dikenakan pajak sesuai ketentuan perpajakan yang berlaku.

7
1.4 Kebijakan Akuntansi Wakaf

Kebijakan akuntansi wakaf dikembangkan untuk keseragaman pencatatan dan pelaporan


wakaf dalam rangka akuntabilitas Nazhir.

a) Harta benda wakaf akuntansinya mengikuti sifat barangnya. Tidak ada prinsip wakaf yang
dilanggar dari pernyataan ini misalnya Nazhir mengelola wakaf uang, maka wakaf uang
yang harus dijaga sebesar nilai nominal uang dan tidak mengikuti distorsi pasar akibat
inflasi tertentu.

b) Tanah sebagai harta benda wakaf karena sifatnya dan nilai dari tanah yang terus meningkat
maka selisih nilai kenaikan harga tanah dicatat sebagai penambah nilai pokok aset wakaf
akibat kenaikan nilai harta benda wakaf tanah. Dengan kata lain, wakaf mengakui
penilaian revaluasi aset.

c) Harta benda wakaf dicatat beradasarkan mata uang rupiah. Apabila dalam mata uang selain
rupiah maka harus dikonversi ke dalam mata uang rupiah.

d) Prinsip entitas berlaku untuk harta benda wakaf di mana hasil yang diperoleh Nazhir dari
pemanfaatan harta benda wakaf terpisah dari harta benda wakaf.

e) Basis akuntansi yang digunakan oleh Nazhir dalam menjalankan aktivitas keuangan adalah
basis akrual/accrual basis.

f) Khusus penerimaan harta benda wakaf, basis akuntansi yang digunakan oleh Nazhir adalah
basis kas/cash basis. Artinya wakaf harus dilaksanakan secara tunai (harta benda wakaf
langsung diserahkan pada waktu ikrar wakaf).

g) Sistem akuntansi yang diselenggarakan oleh Nazhir adalah sistem akuntansi pembukuan
berpasangan.

h) Sistem akuntansi yang disusun dan diselenggarakan oleh Nazhir berpedoman pada prinsip
pengendalian intern sesuai dengan praktik bisnis yang sehat, patuh pada ketentuan
perundang-undangan dan prinsip syariah.

1.5 Penerimaan dan Penyaluran Nazhir

1.2.1 Penerimaan Nazhir


Penerimaan Nazhir diklasifikasikan menurut kelompok dan jenis (terlampir).
1.2.2 Penyaluran Nazhir

8
Penyaluran hasil pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf bisa
dilakukan secara langsung maupun tidak langsung.
Penyaluran secara langsung dapat dilakukan apabila memenuhi persyaratan
berikut ini:
 Program pembinaan dan pemberdayaan masyarakat dijalankan sesuai dengan syariah
dan peraturan perundang-undangan;
 Tepat sasaran;
 Berdampak pada pengurangan kemiskinan dan membuka lapangan pekerjaan;
 Program berkesinambungan dan mendorong kemandirian masyarakat.
Sedangkan untuk penyaluran tidak langsung, harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut:
 Memiliki kelengkapan legal formal lembaga/yayasan/perkumpulan/organisasi
kemasyarakatan sesuai peraturan perundang-undangan;
 Paling kurang telah beroperasi selama 2 (dua) tahun;
 Memiliki pengurus yang tidak tercela;
 Menyertakan laporan audit independen dalam 2 (dua) tahun terakhir;
 Memiliki program yang jelas dan memberikan dampak positif.
Penyaluran manfaat hasil pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf
secara tidak langsung dapat dilakukan melalui lembaga:
a. Lembaga pengelola zakat;
b. Baitul mal wa tamwil;
c. Lembaga kemanusiaan nasional;
d. Lembaga pemberdayaan masyarakat nasional;
e. Yayasan/perkumpulan/organisasi kemasyarakatan;
f. Lembaga lain baik berskala nasional maupun internasional yang melaksanakan
program pembinaan dan pemberdayaan masyarakat sesuai dengan syariah dan
peraturan perundang-undangan.

1.6 Pengelolaan Harta Benda Wakaf

Berdasarkan Pasal 42 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004, Nazhir wajib mengelola


dan mengembangkan harta benda wakaf sesuai dengan tujuan, fungsi, dan peruntukannya.
Pengelolaan tersebut harus berdasarkan dengan prinsip syariah dan dilakukan secara produktif,
antara lain dengan cara pengumpulan, investasi, penenaman modal, produksi, kemitraan,
perdagangan, agrabisnis, pertambangan, perindustrian, pengembangan teknologi,

9
pembangunan gedung, apartemen, rumah susun, pasar swalayan, pertokoan, perkantoran,
sarana pendidikan ataupun sarana kesehatan dan usaha-usaha yang tidak bertentangan dengan
syariah. Dalam hal pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf yang telah disebutkan,
diperlukan penjamin berupa lembaga penjamin syariah.
Dalam mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf, Nazhir dilarang melakukan
perubahan peruntukan harta benda wakaf kecuali atas dasar izin tertulis dari Badan Wakaf
Indonesia. Izin tersebut pun hanya dapat diberikan apabila harta benda wakaf ternyata tidak
dapat dipergunakan sesuai dengan peruntukan yang dinyatakan dalam ikrar wakaf.
Pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf yang dilakukan oleh Nazhir lain
karena pemberhentian dan pergantian Nazhir, dilakukan dengan tetap memperhatikan
peruntukan harta benda wakaf yang ditetapkan dan tujuan serta fungsi wakaf.
1.3.1 Pengelolaan Wakaf Uang
a. Pengelolaan dan pengembangan wakaf uang hanya dapat dilakukan melalui
investasi pada produk-produk LKS dan/atau instrumen keuangan syariah.
b. Dalam hal LKS-PWU menerima wakaf uang untuk jangka waktu tertentu, Nazhir
hanya dapat melakukan pengelolaan dan pengembangan di LKS-PWU yang
dimaksud.
c. Pengelolaan dan pengembangan wakaf uang pada bank syariah yang telah dijamin
oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
d. Pengelolaan dan pengembangan wakaf uang dapat dilakukan dalam bentuk
investasi di luar produk-produk LKS atas persetujuan dari BWI.
e. Persetujuan yang dimaksud pada poin (d) diberikan setelah terlebih dahulu BWI
melakukan kajian atas kelayakan investasi dimaksud.
f. Pengelolaan dan pengembangan wakaf uang dalam bentuk investasi selain pada
bank syariah harus diasuransikan pada asuransi syariah.
g. Sebaran investasi harta dalam bentuk wakaf uang (portofolio wakaf uang) dapat
dilakukan dengan ketentuan 60% (enam puluh persen) investasi dalam instrumen
LKS dan 40% (empat puluh persen) di luar LKS.

10
1.7 Pelaporan

Terkait dengan pelaporan lembaga pengelola wakaf, Nazhir wajib menyampaikan


laporan pengelolaan wakaf setiap 6 (enam) bulan ke BWI dengan tembusan kepada Direktur
Jenderal Bimas Islam Kementerian Agama. Laporan tersebut meliputi pelaksanaan
pengelolaan, pengembangan, penggunaan hasil pengelolaan dan rencana pengembangan pada
tahun berikutnya, dan disampaikan paling lambat 3 (tiga) bulan sejak akhir tahun buku.
Laporan pengelolaan harta benda wakaf paling sedikit berisi:
a. Jenis harta benda wakaf yang dikelola;
b. Bentuk pemanfaatan harta benda wakaf;
c. Hasil pengelolaan harta benda wakaf;
d. Penggunaan hasil pengelolaan harta benda wakaf.

BAB 2
Konsep Dasar Akuntansi

11
2.1 Definisi Akuntansi

Akuntansi adalah sebuah sistem informasi yang melakukan pencatatan sebuah transaksi
untuk dikomunikasikan kepada pihak yang berkepentingan, sehingga dapat membantu para
pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan.

2.2 Aspek-Aspek dan Karakteristik Akuntansi

2.2.1 Aspek Fungsi


Akuntansi menyajikan informasi kepada suatu entitas untuk melakukan tindakan
yang efektif dan efisien. Fungsi tindakan tersebut adalah untuk melakukan
perencanaan, pengawasan dan menghasilkan keputusan bagi pimpinan entitas yang
dapat dimanfaatkan baik oleh pihak internal maupun eksternal.

2.2.2 Aspek Aktivitas


Suatu proses yang dilakukan untuk mengidentifikasi data, menjadi sebuah data
yang relevan, yang kemudian dianalisis dan diubah menjadi sebuah informasi yang
dapat digunakan untuk pengambilan keputusan.
Karakteristik penting akuntansi, meliputi:
a. Pengidentifikasian, pengukuran, dan pengkomunikasian informasi keuangan;
b. Akuntansi sebagai suatu informasi dengan input data/informasi dengan
output infomasi dan laporan keuangan;
c. Informasi keuangan terkait suatu entitas;
d. Informasi dikomunikasikan untuk pemakai dalam pengambilan keputusan.

2.3 Pengguna Akuntansi

Pihak-pihak yang membutuhkan dan senantisa menggunakan informasi akuntansi,


diantaranya:
2.3.1 Pihak Internal
Pihak internal adalah pihak yang berada didalam struktur organisasi wakaf, seperti
Ketua Nazhir, Sekretaris Nazhir, dan Bendahara Nazhir.

12
2.3.2 Badan Wakaf Indonesia
Yang mempunyai tugas untuk melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap
pelaksanaan RPP Nazhir.

2.3.3 Pemerintah
Dalam hal ini baik pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah
kabupaten/kota meningat bahwa anggaran Nazhir berasal dari APBN dan APBD
melalui transfer, bagi hasil, dan bantuan keuangan.

2.3.4 Pihak Lainnya


Selain pihak-pihak yang telah disebutkan sebelumnya, masih banyak lagi pihak yang
memungkinkan untuk melihat laporan keuangan Nazhir, misalnya Wakif dan
sebagainya.

2.4 Prinsip-Prinsip Akuntansi

Prinsip akuntansi adalah sebuah nilai-nilai yang dijadikan panutan dan dipatuhi oleh
pembuat standar akuntansi. Namun, pada kenyaataannya prinsip akuntansi bukan merupakan
parameter wajib. Hal itu dikarenakan prinsip akuntansi pada hakikatnya mengawasi dan
memberikan rambu-rambu dengan ketentuan yang jelas dan sudah diakui kebenarannya.
Dengan mematuhi prinsip-prinsip akuntansi dalam membuat laporan keuangan, maka akan
memudahkan pihak pembuat dan pihak eksternal untuk membaca dan membandingkan dengan
laporan keuangan Nazhir lainnya.
Ada beberapa prinsip akuntansi yang digunakan:
2.4.1 Prinsip Harga Perolehan
Prinsip ini mempunyai aturan bahwa harga perolehan dari harta (aset),
kewajiban/utang, dan pendapatan dihitung dari harga perolehan sesuai dengan
kesepakatan oleh kedua belah pihak yang bertransaksi. Harga perolehan ini bernilai
objektif sesuai dengan nilai uang yang dibayarkan/dikeluarkkan oleh kas.
2.4.2 Prinsip Realisasi Pendapatan
Prinsip ini merupakan pembahasan mengenai bagaimana mengukur dan
menentukan nilai dari pendapatan yang diperoleh. Pengukuran pendapatan dapat
diukur dengan penambahan harta (aset) dan berkurangnya utang atau bertambahnya

13
jumlah kas. Pencatatan pendapatan pada Nazhir pada dasarnya dilakukan pada saat
terjadinya transaksi dan dapat dilihat berdasarkan jumlah kas yang diterima.
2.4.3 Prinsip Objektif
Prinsip ini merujuk pada laporan keuangan yang didukung oleh bukti-bukti
transaksi yang ada. Jika tidak ada bukti transaksi, maka tidak ada pencatatan transaksi.
Prinsip ini memerlukan pengawasan dan pengendalian pihak intern untuk menghindari
terjadinya kecurangan-kecurangan untuk memanipulasi bukti transaksi dan
pencatatannya.
2.4.4 Prinsip Pengungkapan Penuh
Dalam pembuatan laporan keuangan hendaknya mengungkapkan sebuah
informasi penuh yang tersaji dengan baik secara kualitatif dan kuantitatif yang dapat
mempengaruhi pengambilan keputusan.
2.4.5 Prinsip Konsistensi
Dalam pembuatan laporan keuangan harus mempunyai konsistensi dalam
menggunakan metode, pedoman, dan standar dalam pembuatannya. Laporan keuangan
juga harus mempunyai nilai banding, yang artinya laporan keuangan dapat
dibandingkan dengan Nazhir lainnya dengan periode yang sama atau sebaliknya.

14
BAB 3
Persamaan Akuntansi dan Kode Akun

3.1 Persamaan Akuntansi


Persamaan akuntansi adalah persamaan yang menggambarkan hubungan antara elemen-
elemen dalam laporan keuangan. Terdapat elemen pokok dalam laporan keuangan lembaga
wakaf, yaitu Aset, Kewajiban, Aset Bersih, Penerimaan, Penyaluran, dan Saldo Dana.
Penjelasan tentang persamaan akuntansi dalam lembaga wakaf adalah sebagai berikut:
3.1.1 Persamaan dasar akuntansi
Persamaan dasar akuntansi ini sangat sederhana yaitu dengan menggunakan 3 (tiga)
elemen pokok dalam laporan keuangan, yaitu aset, kewajiban, dan aset bersih. Persamaan
akuntansinya adalah sebagai berikut:

Aset = Kewajiban + Aset Bersih

3.1.2 Persamaan Akuntansi yang diperluas


Perluasan dari persamaan akuntansi dasar dalam lembaga wakaf adalah sebagai
berikut:

Aset + Penyaluran = Kewajiban + Aset Bersih + Penerimaan

Aset = Kewajiban + Aset Bersih + (Penerimaan – Penyaluran)


Aset = Kewajiban +Aset Bersih + Saldo Dana

A. Aset
Aset adalah sumber daya yang dikuasai dan/atau dimiliki perusahaan sebagai akibat
dari peristiwa masa lalu dan dari manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan yang
akan diperoleh dan memiliki nilai yang dapat diukur dengan andal. Manfaat ekonomi
masa depan suatu aset adalah potensi aset tersebut untuk memberikan kontribusi, baik
secara langsung maupun tidak langsung terhadap arus kas kepada entitas. Arus kas
tersebut dapat timbul dari penggunaan maupun pelepasan aset.
Aset dalam lembaga wakaf dapat dikelompokkan dalam:
1) Aset Lancar adalah aset yang dapat digunakan dalam jangka waktu dekat (biasanya
satu tahun). Contoh dari aset lancar seperti kas dan setara kas, piutang, persediaan, dan
lain-lain.
2) Aset Wakaf yaitu harta benda yang berasal dari penerimaan wakaf dari Wakif. Aset ini
bisa berupa uang, benda bergerak selain uang, dan/atau benda tidak bergerak. Contoh

15
aset wakaf benda bergerak selain uang seperti logam mulia, surat berharga, kendaraan,
dan lain-lain. Contoh aset wakaf benda tidak bergerak seperti tanah, bangunan,
tanaman, dan lain-lain.
3) Aset Tidak Lancar adalah aset yang memiliki jangka waktu panjang (lebih dari satu
tahun) dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal organisasi.
Contoh dari aset tidak lancar adalah tanah, bangunan, kendaraan, dan lain-lain.

B. Kewajiban
Kewajiban adalah kewajiban kini entitas yang timbul dari peristiwa masa lalu, yang
penyelesaiannya mengakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas yang mengandung
manfaat ekonomi. Karaktersitik esensial dari kewajiban adalah bahwa entitas memiliki
kewajiban saat ini untuk bertindak atau melaksanakan sesuatu dengan cara tertentu.
kewajiban dapat berupa kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif. Kewajiban dalam
lembaga wakaf dikelompokkan menjadi:
1) Kewajiban Wakaf yaitu kewajiban yang timbul karena diterimanya aset wakaf,
sehingga lembaga wakaf harus mengelola dan menyalurkan aset tersebut;
2) Kewajiban Jangka Pendek yaitu kewajiban yang harus segera dilunasi dalam kurun
waktu kurang dari satu tahun;
3) Kewajiban Jangka Panjang yaitu kewajiban yang pelunasannya lebih dari satu tahun.

C. Aset Bersih
Aset bersih adalah aset dikurangi kewajiban.

D. Saldo Dana
Saldo dana adalah saldo dari penerimaan setelah dikurangi dengan pengeluaran.
E. Penerimaan
Penerimaan adalah sejumlah uang yang diterima oleh lembaga wakaf, dapat berasal
dari hasil pemanfaatan wakaf produktif, ataupun dari sumber-sumber lain di luar lembaga
wakaf seperti APBN.
F. Penyaluran
Penyaluran adalah sejumlah uang yang dikeluarkan oleh lembaga wakaf atas hasil
penerimaan. Misalnya penyaluran untuk beasiswa, pembangunan masjid, dan lain-lain.

3.1.3 Kode Akun


Dalam akuntansi, kode akun adalah suatu penamaan atau penomoran yang dipergunakan
untuk mengklasifikasikan pos atau rekening transaksi. Setiap jenis pos dalam satu sistem
akuntansi harus memiliki kode atau nomor yang dapat dikelompokkan sesuai dengan

16
kategorinya. Pemberian kode akun akan memudahkan dalam melakukan pencatatan jurnal,
memudahkan pencarian, dan penempatan akun pada kelompoknya masing-masing. Kode akun
mempunyai karakteristik sebagai berikut:
 Luwes, mudah disisipkan jika terdapat penambahan akun baru;
 Sederhana, sesuai dengan tujuan akun, namun mudah dimengerti;
 Unik, setiap akun mempunyai kode masing-masing dan unik;
 Sistematik, penempatan atau urutan akun sesuai dengan akun utama.
Kode akun yang digunakan dalam laporan keuangan lembaga wakaf sebaiknya
menggunakan kode yang sederhana agar memudahkan dalam penyusunan laporan keuangan.
Contoh penerapan kode akun dalam lembaga wakaf dapat dilihat pada lampiran 1 Bagan Akun
Standar pada Lembaga Wakaf.

BAB 4
Pengakuan, Pengukuran, Dan Pengungkapan Aset Wakaf

4.1 Wakaf

Harta benda wakaf meliputi:

Benda bergerak berupa uang, yaitu mata uang rupiah, dalam hal mata uang asing maka harus terlebih
dahulu dikonversi ke dalam rupiah.

Benda bergerak selain uang, yaitu benda yang digolongkan sebagai benda yang dapat berpindah
dan/atau dipindahkan, yang dapat dihabiskan dan/atau tidak dihabiskan karena pemakaian seperti
kendaraan, mesin dan/atau peralatan yang tidak tertancap pada bangunan, logam, batu mulia, surat
berharga, hak atas kekayaan intelektual, dan lain sebagainya.

Benda tidak bergerak, yaitu hak atas tanah, bangunan, bagian dari bangunan yang berdiri diatas
tanah, tanaman dan benda lain yang berkaitan dengan tanah, hak milik atas satuan rumah susun, dan
benda tidak bergerak lainnya sesuai prinsip syariah dan peraturan perundang-undangan.

4.2 Wakaf Uang

Pengakuan Awal

17
 Penerimaan wakaf uang diakui pada saat kas diterima.
 Penerimaan wakaf uang diakui sebagai dana terbatas dan tidak terbatas sesuai dengan
tujuan Wakif dicatat sebesar jumlah yang diterima jika dalam bentuk kas.
 Wakaf uang yang diterima dari Wakif diakui sebagai Kewajiban Wakaf Uang.
 Wakaf uang dapat diakui sebagai Aset Wakaf Temporer, yaitu aset wakaf yang
diserahkan oleh Wakif kepada Nazhir untuk dikelola dan dikembangkan dalam jangka
waktu tertentu. Hasil pengelolaan dan pengembangan aset tersebut akan diperuntukan
kepada Mauquf Alaih. Setelah jangka waktu tertentu, aset wakaf berupa kas akan
dikembalikan kepada Wakif. Dalam DE PSAK 112 Tentang Akuntansi Wakaf
memutuskan ruang lingkup wakaf temporer hanya wakaf uang disebabkan adanya
wakaf temporer selain uang akan memunculkan kerumitan dalam penyusunan laporan
keuangan Nazhir dan Wakif dalam aspek pengakuan dan pengukuran lebih lanjut atas
perubahan nilai dan perubahan fisik.
 Wakaf uang dapat dikelola lalu hasil dari pengelolaan yang diterima diakui sebagai
Dana Nazhir dan Dana Wakaf Produktif.
 Penentuan jumlah bagian yang akan disalurkan ditentukan dengan prinsip syariah dan
kebijakan Nazhir.

Pengukuran setelah pengakuan awal

 Apabila terjadi kerugian ataupun kehilangan diperlakukan sebagai pengurang Dana


Wakaf atau pengurang Dana Nazhir tergantung dari sebab terjadinya kerugian tersebut.
 Aset wakaf berupa uang diukur pada nilai nominal.

Penyaluran

 Wakaf uang yang disalurkan kepada Mauquf Alaih diakui sebagai pengurang dari hasil
bersih atas pengelolaan harta benda wakaf.
 Nazhir mengakui penyaluran manfaat wakaf uang kepada Mauquf Alaih sebagai beban
pengurang aset wakaf.
 Manfaat wakaf yang disalurkan kepada Mauquf Alaih dapat berupa kas, setara kas, aset
lainnya, dan manfaat ekonomis lain yang melekat pada aset wakaf, seperti penyusutan
dan amortisasi dari aset wakaf.

Pengungkapan

 Nazhir harus mengungkapkan hal-hal berikut terkait dengan transaksi wakaf uang
tetapi tidak terbatas pada:
a. Kebijakan penyaluran hasil wakaf, seperti penentuan skala prioritas penyaluran;
b. Kebijakan pembagian antara hasil bagian Nazhir dan hasil yang diakui sebagai
wakaf produktif dan disajikan secara terpisah;
c. Rincian jumlah penyaluran dana wakaf yang mencakup jumlah beban pengelolaan;

18
d. Jumlah aset kas yang disalurkan untuk dikelola;
e. Kebijakan akuntansi yang diterapkan pada penerimaan, pengelolaan,
dan penyaluran wakaf;
f. Penjelasan mengenai wakif yang signifikan secara individual;
g. Penjelasan mengenai strategi pengelolaan dan pengembangan aset
wakaf;
h. Penjelasan mengenai peruntukan aset wakaf;
i. Jumlah imbalan nazhir dan persentasenya dari hasil neto pengelolaan
dan pengembangan aset wakaf, dan jika terjadi perubahan di periode
berjalan, dijelaskan alasan perubahannya;
j. Rincian aset neto meliputi aset wakaf awal, aset wakaf yang bersumber
dari pengelolaan dan pengembangan aset wakaf awal, dan hasil neto
pengelolaan dan pengembangan aset wakaf;
k. Rekonsiliasi untuk menentukan dasar perhitungan imbalan nazhir meliputi: hasil neto
pengelolaan dan pengembangan wakaf periode berjalan; hasil neto pengelolaan dan
pengembangan wakaf periode berjalan yang belum terealisasi dalam kas dan setara kas
pada periode berjalan; hasil neto pengelolaan dan pengembangan wakaf periode lalu
yang terealisasi dalam kas dan setara kas pada periode berjalan;
l. Jika ada wakaf temporer, penjelasan mengenai fakta tersebut, jumlah,
dan wakif;
m. Jika ada wakaf melalui uang, penjelasan mengenai wakaf melalui uang yang belum
direalisasi menjadi aset wakaf yang dimaksud;
n. Jika ada aset wakaf yang ditukar dengan aset wakaf lain, penjelasan
mengenai hal tersebut termasuk jenis aset yang ditukar dan aset
pengganti, alasan, dan dasar hukum;
o. Jika ada hubungan pihak berelasi antara wakif, nazhir, dan/atau mauquf
alaih, maka diungkapkan sifat hubungan; jumlah serta jenis aset wakaf
permanen dan/atau temporer; Persentase penyaluran manfaat wakaf
dari total penyaluran manfaat wakaf selama periode berjalan.

4.3 Wakaf Bergerak Selain Uang

Pengakuan Awal

 Penerimaan wakaf bergerak selain uang diakui pada saat aset diterima.
 Syarat pengakuan aset wakaf dalam laporan keuangan ketika terjadi pengalihan kendali
atas aset dari Wakif kepada Nazhir secara hukum dan ketika terjadi pengalihan atas
manfaat ekonomis dari aset wakaf.
 Wakaf bergerak selain uang yang diterima dari Wakif diakui sebagai Kewajiban Wakaf
Bergerak Selain Uang.
 Wakaf bergerak selain uang dapat dikelola lalu hasil dari pengelolaan yang diterima
diakui sebagai Dana Nazhir dan Dana Wakaf Produktif.

19
 Penentuan jumlah bagian yang akan disalurkan ditentukan dengan prinsip syariah dan
kebijakan Nazhir.

Pengukuran setelah pengakuan awal

 Wakaf bergerak selain uang yang diterima berupa aset non-kas, dapat berupa aset
lancar atau aset tidak lancar.
 Nazhir dapat menerima aset tidak lancar. Aset ini dapat berupa kendaraan maupun
saham.
 Nazhir dapat pula menerima aset non-kas yang dimaksudkan oleh Wakif untuk segera
disalurkan. Aset seperti ini diakui sebagai aset lancar. Aset ini dapat berupa aset yang
memiliki umur panjang seperti mobil ambulance.
 Aset lancar non-kas dinilai sebesar nilai perolehan sedangkan aset tidak lancar dinilai
sebesar nilai wajar.
 Dalam beberapa kondisi, ketika nilai wajarnya tidak dapat tidak dapat diukur secara
handal, maka aset wakaf tersebut tidak diakui di dalam laporan keuangan. Aset wakaf
tersebut harus diungkap dalam catatan atas laporan keuangan.
 Aset wakaf berupa logam mulia harus diukur pada nilai wajar tanggal pengukuran. Jika
terjadi kenaikan atau penurunan nilai wajar, maka diakui sebagai dampak pengukuran
ulang aset wakaf.
 Aset wakaf akan disusutkan dan diamortisasi sesuai dengan jenis dan peruntukan aset
wakaf, serta perlakuan akuntansi yang lazim untuk aset sejenis.
 Beban penyusutan dan amortisasi dari aset wakaf merupakan bagian dari beban
penyaluran manfaat wakaf kepada Mauquf Alaih.
 Apabila terjadi kerugian ataupun kehilangan diperlakukan sebagai pengurang Dana
Wakaf atau pengurang Dana Nazhir tergantung dari sebab terjadinya kerugian tersebut

Penyaluran

 Penyaluran wakaf bergerak selain uang diakui sebagai pengurang dari Dana Wakaf
Bergerak Selain Uang sebesar nilai tercatat aset baik aset lancar non-kas maupun aset
tidak lancar.

Pengungkapan

 Nazhir harus mengungkapkan hal-hal berikut terkait dengan transaksi wakaf bergerak
selain uang tetapi tidak terbatas pada:
a. Kebijakan pembagian antara hasil bagian Nazhir dan hasil yang diakui sebagai
wakaf produktif dan disajikan secara terpisah;
b. Kebijakan penyaluran wakaf, seperti penentuan skala prioritas penyaluran;
c. Keberadaan wakaf yang langsung disalurkan tanpa dikelola terlebih dahulu, jika
ada maka harus diungkapkan sebesar jumlah yang disalurkan;

20
d. Rincian jumlah penyaluran dana wakaf yang mencakup jumlah beban pengelolaan,
e. Kebijakan akuntansi yang diterapkan pada penerimaan, pengelolaan,
dan penyaluran wakaf;
f. Penjelasan mengenai wakif yang signifikan secara individual;
g. Penjelasan mengenai strategi pengelolaan dan pengembangan aset
wakaf;
h. Penjelasan mengenai peruntukan aset wakaf;
i. Jumlah imbalan nazhir dan persentasenya dari hasil neto pengelolaan
dan pengembangan aset wakaf, dan jika terjadi perubahan di periode
berjalan, dijelaskan alasan perubahannya;
j. Rincian aset neto meliputi aset wakaf awal, aset wakaf yang bersumber
dari pengelolaan dan pengembangan aset wakaf awal, dan hasil neto
pengelolaan dan pengembangan aset wakaf;
k. Rekonsiliasi untuk menentukan dasar perhitungan imbalan nazhir meliputi: hasil neto
pengelolaan dan pengembangan wakaf periode berjalan; hasil neto pengelolaan dan
pengembangan wakaf periode berjalan yang belum terealisasi dalam kas dan setara kas
pada periode berjalan; hasil neto pengelolaan dan pengembangan wakaf periode lalu
yang terealisasi dalam kas dan setara kas pada periode berjalan;
l. Jika ada aset wakaf yang ditukar dengan aset wakaf lain, penjelasan
mengenai hal tersebut termasuk jenis aset yang ditukar dan aset
pengganti, alasan, dan dasar hukum;
m. Jika ada hubungan pihak berelasi antara wakif, nazhir, dan/atau mauquf
alaih, maka diungkapkan sifat hubungan; jumlah serta jenis aset wakaf
permanen dan/atau temporer; Persentase penyaluran manfaat wakaf
dari total penyaluran manfaat wakaf selama periode berjalan.

4.4 Wakaf Tidak Bergerak

Pengakuan Awal

 Penerimaan wakaf tidak bergerak diakui pada aset diterima.


 Wakaf tidak bergerak yang diterima dari Wakif diakui sebagai Kewajiban Wakaf Tidak
Bergerak.
 Wakaf tidak bergerak dapat dikelola lalu hasil dari pengelolaan yang diterima diakui
sebagai Dana Nazhir dan Dana Wakaf Produktif;
 Penentuan jumlah bagian yang akan disalurkan ditentukan dengan prinsip syariah dan
kebijakan Nazhir;

Pengukuran setelah pengakuan awal

 Aset tidak lancar yang diterima oleh Nazhir diamanahkan untuk dikelola dan dinilai
sebesar nilai wajar yang relevan pada saat penerimaannya dan diakui sebagai Aset
Wakaf Tidak Bergerak.

21
 Penyusutan dari aset tersebut diperlakukan sebagai pengurang dari aset tersebut.
 Apabila terjadi kerugian ataupun kehilangan diperlakukan sebagai pengurang Dana
Wakaf atau Pengurang Dana Nazhir tergantung dari sebab terjadinya kerugian tersebut.

Penyaluran

 Penyaluran wakaf tidak bergerak diakui sebagai pengurang dari Dana Wakaf Tidak
Bergerak sebesar nilai tercatat aset yang disalurkan.

Pengungkapan

 Nazhir harus mengungkapkan hal-hal berikut terkait dengan transaksi wakaf tidak
bergerak tetapi tidak terbatas pada:
a. Metode penentuan nilai wajar yang digunakan untuk penerimaan wakaf berupa
wakaf tidak bergerak;
b. Kebijakan pembagian antara hasil bagian Nazhir dan hasil yang diakui sebagai
wakaf produktif dan disajikan secara terpisah;
c. Kebijakan penyaluran wakaf, seperti penentuan skala prioritas penyaluran;
d. Rincian jumlah penyaluran dana wakaf yang mencakup jumlah beban pengelolaan
e. Kebijakan akuntansi yang diterapkan pada penerimaan, pengelolaan,
dan penyaluran wakaf;
f. Penjelasan mengenai wakif yang signifikan secara individual;
g. Penjelasan mengenai strategi pengelolaan dan pengembangan aset
wakaf;
h. Penjelasan mengenai peruntukan aset wakaf;
i. Jumlah imbalan nazhir dan persentasenya dari hasil neto pengelolaan
dan pengembangan aset wakaf, dan jika terjadi perubahan di periode
berjalan, dijelaskan alasan perubahannya;
j. Rincian aset neto meliputi aset wakaf awal, aset wakaf yang bersumber
dari pengelolaan dan pengembangan aset wakaf awal, dan hasil neto
pengelolaan dan pengembangan aset wakaf;
k. Rekonsiliasi untuk menentukan dasar perhitungan imbalan nazhir meliputi: hasil neto
pengelolaan dan pengembangan wakaf periode berjalan; hasil neto pengelolaan dan
pengembangan wakaf periode berjalan yang belum terealisasi dalam kas dan setara kas
pada periode berjalan; hasil neto pengelolaan dan pengembangan wakaf periode lalu
yang terealisasi dalam kas dan setara kas pada periode berjalan;
l. Jika ada aset wakaf yang ditukar dengan aset wakaf lain, penjelasan
mengenai hal tersebut termasuk jenis aset yang ditukar dan aset
pengganti, alasan, dan dasar hukum;
m. Jika ada hubungan pihak berelasi antara wakif, nazhir, dan/atau mauquf
alaih, maka diungkapkan sifat hubungan; jumlah serta jenis aset wakaf
permanen dan/atau temporer; Persentase penyaluran manfaat wakaf
dari total penyaluran manfaat wakaf selama periode berjalan.

22
4.5 Wakaf Melalui Uang

a. Wakaf melalui uang dapat dilakukan untuk tujuan sosial dan produktif.
b. Pemanfaatan wakaf melalui uang terikat karena penghimpunannya berbasis
program dan proyek wakaf.
c. Wakaf melalui uang untuk tujuan produktif, hasilnya yang disalurkan untuk
Mauquf Alaih. Wakaf melalui uang untuk tujuan sosial, langsung dimanfaatkan
sesuai dengan program atau proyek sosial wakaf.
d. Wakaf melalui uang, harta benda wakafnya adalah barang atau bendanya.
e. Wakaf melalui uang, yang harus dijaga oleh Nazhir adalah asetnya sesuai dengan
umur ekonomis alamiahnya.
f. Wakaf melalui uang, nilai aset wakafnya dapat berkurang karena beban penyusutan
yang terjadi secara wajar atau alamiah, sesuai dengan umur ekonomis alamiahnya.

BAB 5
Siklus Akuntansi

23
5.1 Pengertian Siklus Akuntansi

Siklus Akuntansi merupakan suatu proses penyediaan informasi dan memberikan


gambaran mengenai tahapan kegiatan akuntansi mulai dari tahap pencatatan, penggolongan,
pengikhtisaran, dan pelaporan. Proses tersebut dimulai saat terjadinya sebuah transaksi.

5.2 Tahapan Siklus Akuntansi

5.2.1 Tahap Pencatatan


Pada tahap ini, setiap transaksi yang terjadi dicatat secara kronologis dan
sistematis pada periode tertentu di dalam sebuah atau beberapa buku yang disebut jurnal.
Jurnal adalah suatu buku dimana transaksi-transaksi yang terjadi dicatat secara
kronologis sebelum dimasukkan ke dalam Buku Besar. Tahap ini berawal dari bukti-
bukti transaksi selanjutnya dilakukan pencatatan ke dalam buku yang sesuai.

5.2.2 Tahap Penggolongan


Setelah dilakukan pencatatan, tahap selanjutnya adalah penggolongan. Tahap
penggolongan merupakan tahap pengelompokkan catatan bukti transaksi ke dalam Buku
Besar sesuai dengan nama akun dan saldo-saldo yang telah dicatat dan dinilai ke dalam
kelompok debit dan kredit.

5.2.3 Tahap Pengikhtisaran


Pada tahap pengikhtisaran, dilakukan pembuatan neraca saldo atas saldo akhir dari
akun-akun yang telah dicatat dalam buku besar pada tahap penggolongan.

5.2.4 Tahap Pelaporan


Tahap pelaporan merupakan tahapan terakhir dari siklus akuntansi. Pada tahap ini
dilakukan pembuatan laporan keuangan. Pada akuntansi lembaga wakaf, laporan
keuangan yang dibuat adalah Laporan Posisi Keuangan, Laporan Aktivitas, Laporan
Perubahan Aset Kelolaan, Laporan Arus Kas dan Catatan Atas Laporan Keuangan.

1. Laporan Posisi Keuangan


Laporan ini berisi tentang gambaran posisi keuangan lembaga wakaf. Akun
yang termasuk dalam laporan ini adalah Aset, Kewajiban, dan Aset Bersih. Saldo
Dana yang dimaksud adalah nilai akhir saldo dana yang terdapat dalam Laporan
Aktivitas. Dalam Akuntansi, laporan ini harus balance, artinya nilai Aset harus sama
dengan nilai Kewajiban ditambah dengan Saldo Dana.

2. Laporan Aktivitas.
Laporan ini berisi tentang penerimaan dan penyaluran dana, dan ditambah
dengan saldo awal dana sehingga dapat diketahui saldo akhir dana pada saat tanggal

24
pelaporan. Laporan Aktivitas membagi penerimaan penghasilan menjadi penerimaan
wakaf permanen dan temporer, dampak pengukuran ulang aset wakaf, hasil
pengelolaan dan pengembangan aset wakaf, serta penyaluran wakaf. Pada lembaga
pengelola wakaf, saldo dana yang termasuk ke dalam laporan Aktivitas adalah Dana
Wakaf, Dana APBN, Dana Non-APBN, Dana Wakaf Produktif, dan Dana Nazhir.

3. Laporan Perubahan Aset Kelolaan


Laporan ini berisi tentang penambahan dan pengurangan atas aset-aset wakaf
yang dikelola oleh lembaga wakaf. Akun yang termasuk dalam laporan ini aset
kelolaan lancar dan aset kelolaan tidak lancar yang masing-masing dilakukan
penambahan, pengurangan, penyisihan, dan penyusutan jika ada. Sehingga dapat
diketahui berapa nilai akhir dari aset yang dikelola oleh lembaga wakaf.

4. Laporan Arus Kas


Laporan ini berisi arus kas masuk dan arus kas keluar dari lembaga wakaf.
Terdapat tiga aktivitas, yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas
pendanaan.

5. Catatan Atas Laporan Keuangan


Berbagai catatan yang menyajikan laporan keuangan untuk menyediakan
informasi lebih detail mengenai Nazhir, kebijakan akuntansi Nazhir, penjelasan pos-
pos penting dan upaya-upaya pengembangan sumber daya manusia.

25
BAB 6
Tahap Pencatatan

Proses pembuatan informasi keuangan berasal dari pencatatan bukti-bukti transaksi.


Pencatatan bukti transaksi merupakan proses yang sangat penting dan berpengaruh pada
proses penyusunan laporan keuangan. Jika terjadi kesalahan pada penulisan bukti-bukti
transaksi, maka laporan keuangan yang dihasilkan akan tidak valid dan relevan. Selain itu
tentunya akan menyesatkan pengguna informasi keuangan tersebut.

6.1 Jenis-Jenis Bukti Transaksi

Berdasarkan sumbernya bukti transaksi dapat dibedakan dalam 2 (kelompok), yaitu:


1. Bukti Transaksi Internal
Bukti transaksi internal adalah buktiyang berasal atau dikeluarkan oleh Nazhir
sebagai bukti telah terjadinya transaksi.
a) Bukti Kas Masuk
Merupakan bukti transaksi yang mencatat bahwa Nazhir menerima sejumlah
uang atau harta benda wakaf, misalkan tanda terima uang yang dibuat karena
Nazhir menerima uang atau harta benda wakaf dari masyarakat
b) Bukti Kas Keluar
Merupakan bukti transaksi yang mencatat pengeluaran sejumlah uang oleh
Nazhir, misalkan bukti pengeluaran kas untuk membayar tagihan yang
disampaikan kontraktor atas kegiatan yang dilakukan.
2. Bukti Transaksi Eksternal
Bukti transaksi eksternal adalah bukti yang berasal dan dibuat oleh pihak luar
akibat transaksi yang terjadi. Contoh bukti eksternal adalah kuitansi, bon/nota, cek, dan
rekening koran bank. Bukti-bukti ini diperoleh Nazhir karena adanya transaksi dengan
pihak ketiga yang dilakukan dengan menggunakan uang milik Nazhir.
Dalam akuntansi, bukti transaksi mempunyai fungsi:
1) Sebagai catatan sah yang dapat dipertanggungjawabkan dikemudian hari.

26
2) Sebagai dasar untuk melakukan analisis akun-akun mana saja yang berpengaruh
pada kejadian transaksi tersebut.

6.2 Pemberian Kode pada Bukti Transaksi

Bukti transaksi perlu diberi nomor pengarsipan yang tujuannya memudahkan dalam
pencatatan dan pencarian bukti transaksi setelah dilakukan pengarsipan. Pemberian nomor
pengarsipan juga akan memudahkan dalam pengecekan terhadap pencatatan yang telah
dilakukan. Bilamana memungkinkan bukti transaksi yang berasal dari internal yang
diberikan penomoran yang tercetak sebelumnya ataupun bisa dengan memberikan cap
nomor yang akan tercetak berurutan apabila digunakan.

6.3 Ilustrasi Tahap Pencatatan

Asumsi dalam Ilustrasi ini: Seluruh transaksi dan Pelaporan Keuangan


menggunakan mata uang rupiah, dan angka yang digunakan hanya estimasi.

Al-Istiqomah merupakan lembaga pengelola wakaf yang terletak di Jakarta. Berikut


transaksi-transaksi yang terjadi di tahun 2014 yang dilakukan oleh lembaga tersebut:
1. Pada tanggal 05 Januari, Al-Istiqomah menerima wakaf uang dari PT ABC sebesar Rp.
15.000.000.
Atas transaksi tersebut, Jurnal yang dicatat oleh Al-Istiqomah adalah pada sisi debit
Kas-Wakaf Uang dan kreditnya Wakaf Uang. Seperti pada tabel dibawah ini:

Kode
No Tanggal Akun D K
Akun
Aset Wakaf Uang/melalui
1 05-Jan uang 1310 15.000.000
Wakaf Uang/melalui
uang 2310 15.000.000

2. Pada tanggal 12 Januari, Al-Istiqomah menerima wakaf uang dari Bapak Anton sebesar
Rp. 3.000.000.
Atas transaksi tersebut, sama halnya dengan transaksi no. 1 jurnal yang dicatat
oleh Al-Istiqomah adalah pada sisi debit Kas-Wakaf Uang dan kreditnya Wakaf
Uang. Seperti pada tabel dibawah ini:
No Tanggal Akun Kode D K

27
Akun
2 12-Jan Kas-Wakaf Uang 1310 3.000.000
Wakaf Uang 2310 3.000.000

3. Pada tanggal 14 Februari, Al-Istiqomah membeli perlengkapan dengan total nilai Rp


1.800.000.
Atas transaksi tersebut, Jurnal yang dicatat oleh Al-Istiqomah adalah pada sisi debit
Perlengkapan dan kreditnya Kas. Seperti pada tabel dibawah ini:

Kode
No Tanggal Akun D K
Akun
3 14-Feb Perlengkapan 1140 1.800.000
Kas 1111 1.800.000

4. Pada tanggal 27 Februari, Al-Istiqomah menerima wakaf tanah senilai Rp. 30.000.000.
Atas transaksi tersebut, Jurnal yang dicatat oleh Al-Istiqomah adalah pada sisi debit
Tanah-Wakaf Tidak Bergerak dan kreditnya Wakaf Tidak Bergerak. Seperti pada tabel
dibawah ini:

Kode
No Tanggal Akun D K
Akun
4 27-Feb Tanah-Wakaf Tidak Bergerak 1330 30.000.000
Wakaf Tidak Bergerak 2330 30.000.000

5. Pada tanggal 01 Maret, diterima Wakaf Bangunan beserta tanah senilai Rp. 90.000.000.
Atas transaksi tersebut, Jurnal yang dicatat oleh Al-Istiqomah adalah pada sisi debit
Bangunan-Wakaf Tidak Bergerak dan kreditnya Wakaf Tidak Bergerak. Seperti pada
tabel dibawah ini:

Kode
No Tanggal Akun D K
Akun
5 01-Mar Bangunan-Wakaf Tidak Bergerak 1330 90.000.000
Wakaf Tidak Bergerak 2330 90.000.000
6. Pada tanggal 27 Maret, Al-Istiqomah membayar gaji 3 orang pengelola sebesar Rp.
3.000.000.
Atas transaksi tersebut, Jurnal yang dicatat oleh Al-Istiqomah adalah pada sisi debit
Beban Gaji dan kreditnya Kas. Seperti pada tabel dibawah ini:

28
Kode
No Tanggal Akun D K
Akun
6 27-Mar Beban Gaji dan Upah 5101 3.000.000
Kas 1111 3.000.000

7. Pada tanggal 04 April, Al-Istiqomah menerima wakaf kendaraan berupa mobil dengan
seharga Rp 60.000.000.
Atas transaksi tersebut, Jurnal yang dicatat oleh Al-Istiqomah adalah pada sisi debit
Kendaraan-Wakaf Bergerak Selain Uang dan kreditnya Wakaf Bergerak Selain Uang.
Seperti pada tabel dibawah ini:

Kode
No Tanggal Akun D K
Akun
7 04-Apr Kendaraan-Wakaf Bergerak 1320 60.000.000
Selain Uang
Wakaf Bergerak Selain Uang 2320 60.000.000

8. Pada tanggal 21 April, Al-Istiqomah menerima Wakaf Kendaraan berupa motor seharga
Rp. 8.000.000
Atas transaksi tersebut, sama halnya dengan transaksi no. 7 jurnal yang dicatat oleh Al-
Istiqomah adalah pada sisi debit Kendaraan-Wakaf Bergerak Selain Uang dan kreditnya
Wakaf Bergerak Selain Uang. Seperti pada tabel dibawah ini:

Kode
No Tanggal Akun D K
Akun
8 21-Apr Kendaraan-Wakaf Bergerak 1320 8.000.000
Selain Uang
Wakaf Bergerak Selain Uang 2330 8.000.000

9. Pada tanggal 29 April, Al-Istiqomah menyalurkan dana wakaf uang untuk pembelian
mobil ambulance dengan nilai Rp 60.000.000, menggunakan dana wakaf uang Rp
10.000.000 dan dana APBN Rp. 50.000.000
Atas transaksi no. 9, Al-Istiqomah membuat 2 jurnal, Jurnal yang dicatat oleh Al-
Istiqomah adalah (1) pada sisi debit Penyaluran Wakaf Uang dan Penyaluran Dana
APBN, dan kreditnya Kas-Wakaf Uang dan Kas, dan (2) pada sisi debit Kendaraan-

29
Wakaf Bergerak Selain Uang dan kreditnya Penambahan Wakaf Produktif. Seperti pada
tabel dibawah ini:

Kode
No Tanggal Akun D K
Akun
9 29-Apr Penyaluran Wakaf Uang 5301 10.000.000
Penyaluran Dana APBN 5305 50.000.000
Kas-Wakaf Uang 1310 10.000.000
Kas 1111 50.000.000
Kendaraan-Wakaf Bergerak
1320 60.000.000
Selain Uang
Penambahan Wakaf Produktif 2340 60.000.000

10. Pada tanggal 2 Mei, Al-Istiqomah menerima Wakaf berupa Logam Mulia seberat 5
gram dengan harga pasar emas saat itu adalah Rp 400.000 sehingga total nilai wakafnya
sebesar Rp 2.000.000.
Atas transaksi tersebut, Jurnal yang dicatat oleh Al-Istiqomah adalah pada sisi debit
Logam Mulia-Wakaf Bergerak Selain Uang dan kreditnya Wakaf Bergerak Selain Uang.
Seperti pada tabel dibawah ini:

Kode
No Tanggal Akun D K
Akun
10 2-Mei Logam Mulia-Wakaf Bergerak 1320 2.000.000
Selain Uang
Wakaf Bergerak Selain Uang 2320 2.000.000

11. Pada tanggal 12 Mei, diterima pendapatan atas sewa mobil ambulance sebesar Rp
800.000.
Atas transaksi tersebut, Jurnal yang dicatat oleh Al-Istiqomah adalah pada sisi debit Kas
dan kreditnya Penerimaan Wakaf Produktif. Seperti pada tabel dibawah ini:

Kode
No Tanggal Akun D K
Akun
11 12-Mei Kas-Wakaf Uang 1310 800.000
Wakaf Uang 2310 800.000

30
12. Pada tanggal 17 Mei, Al-Istiqomah membayar beban perjalanan dinas sebesar Rp.
1.000.000
Atas transaksi tersebut, Jurnal yang dicatat oleh Al-Istiqomah adalah pada sisi debit
Beban Perjalanan Dinas dan kreditnya Kas. Seperti pada tabel dibawah ini:

Kode
No Tanggal Akun D K
Akun
12 17-Mei Beban Perjalanan Dinas 5103 1.000.000
Kas 1111 1.000.000

13. Pada tanggal 23 Mei, Al-Istiqomah menerima bantuan dana dari pemerintah sebesar Rp
100.000.000.
Atas transaksi tersebut, Jurnal yang dicatat oleh Al-Istiqomah adalah pada sisi debit Kas
dan kreditnya Dana APBN. Seperti pada tabel dibawah ini:

Kode
No Tanggal Akun D K
Akun
13 23-Mei Kas 1111 100.000.000
Dana APBN 3100 100.000.000

14. Pada tanggal 1 Juni, Al-Istiqomah membayar beban Listrik, Air, dan Telepon sebesar
Rp 500.000
Atas transaksi tersebut, Jurnal yang dicatat oleh Al-Istiqomah adalah pada sisi
debit Beban Listrik, Air, dan Telepon dan kreditnya Kas. Seperti pada tabel
dibawah ini:
Kode
No Tanggal Akun D K
Akun
14 1-Jun Beban Listrik, Air, dan Telepon 5104 500.000
Kas 1111 500.000

15. Pada tanggal 06 Juni, Al-Istiqomah menyalurkan pendapatan atas wakaf produktif
kepada mauquf alaih pada kegiatan bakti sosial sebesar Rp 500.000.
Atas transaksi tersebut, Jurnal yang dicatat oleh Al-Istiqomah adalah pada sisi debit
Penyaluran untuk Bakti Sosial dan kreditnya Kas. Seperti pada tabel dibawah ini:

No Tanggal Akun Kode D K

31
Akun
15 6-Jun Penyaluran Wakaf Uang 5301 500.000
Kas-Wakaf Uang 1310 500.000

16. Pada tanggal 15 juni, Al-Istiqomah menyalurkan dana APBN untuk acara sunat massal
sebesar Rp 20.000.000
Atas transaksi tersebut, Jurnal yang dicatat oleh Al-Istiqomah adalah pada sisi debit
Penyaluran untuk Bidang Kesehatan dan kreditnya Kas. Seperti pada tabel dibawah ini:

Kode
No Tanggal Akun D K
Akun
16 15-Jun Penyaluran Dana APBN 5305 20.000.000
Kas 1111 20.000.000

17. Pada tanggal 22 Juni, Al-Istiqomah menyalurkan dana APBN untuk memperbaiki lantai
sekolah Dasar yang tertinggal senilai Rp 30.000.000.
Atas transaksi tersebut, Jurnal yang dicatat oleh Al-Istiqomah adalah pada sisi debit
Penyaluran untuk Bidang Pendidikan dan kreditnya Kas. Seperti pada tabel dibawah
ini:

Kode
No Tanggal Akun D K
Akun
17 22-Jun Penyaluran Dana APBN 5305 30.000.000
Kas 1111 30.000.000

18. Pada tanggal 01 Juli, Al-Istiqomah menyalurkan wakaf uang untuk pembangunan
mushola atas tanah wakaf senilai Rp. 30.000.000.
Atas transaksi no. 18, Al-Istiqomah membuat 2 jurnal, Jurnal yang dicatat oleh Al-
Istiqomah adalah (1) pada sisi debit Penyaluran Wakaf Uang dan kreditnya Kas-Wakaf
Uang dan (2) pada sisi debit Bangunan-Wakaf Tidak Bergerak dan kreditnya
Penambahan Wakaf Produktif. Seperti pada tabel dibawah ini:

Kode
No Tanggal Akun D K
Akun
18 1-Jul Penyaluran Wakaf Uang 5301 30.000.000
Kas-Wakaf Uang 1310 30.000.000

32
Bangunan-Wakaf Tidak Bergerak 1330 30.000.000
Penambahan Wakaf Produktif 2340 30.000.000

19. Pada tanggal 7 Juli, Al-Istiqomah membeli komputer untuk kegiatan operasional
lembaga sebanyak 5 unit dengan harga masing-masing unitnya sebesar Rp 1.000.000,
sehingga totalnya adalah Rp 5.000.000.
Atas transaksi tersebut, Jurnal yang dicatat oleh Al-Istiqomah adalah pada sisi debit
Peralatan dan kreditnya Kas. Seperti pada tabel dibawah ini:

Kode
No Tanggal Akun D K
Akun
19 7-Jul Peralatan 1230 5.000.000
Kas 1111 5.000.000

20. Pada tanggal 11 Juli, Al-Istiqomah menerima wakaf uang dari Bapak Doni sebesar Rp.
20.000.000. Atas pemberian wakaf ini bapak doni melakukan transfer kepada lembaga
melalui bank.
Atas transaksi tersebut, Jurnal yang dicatat oleh Al-Istiqomah adalah pada sisi debit Kas
di Bank-Wakaf Uang dan kreditnya Wakaf Uang. Seperti pada tabel dibawah ini:

Kode
No Tanggal Akun D K
Akun
20 11-Jul Kas di Bank – Wakaf Uang 1320 20.000.000
Wakaf Uang 2310 20.000.000

21. Pada tanggal 12 Juli, Al-Istiqomah mencairkan dana atas penerimaan wakaf uang dari
bapak doni (transaksi tanggal 11 Juli).
Atas transaksi tersebut, Jurnal yang dicatat oleh Al-Istiqomah adalah pada sisi debit
Kas-Wakaf Uang dan kreditnya Kas di Bank-Wakaf Uang. Seperti pada tabel dibawah
ini:

Kode
No Tanggal Akun D K
Akun
21 12-Jul Kas-Wakaf Uang 1310 20.000.000
Kas di Bank-Wakaf Uang 1320 20.000.000

22. Pada tanggal 14 Agustus, Al-Istiqomah menyalurkan hasil pemanfaatan wakaf produktif
ke dalam Deposito pada Bank Syariah Mandiri senilai Rp 20.000.000.

33
Atas transaksi no. 22, Al-Istiqomah membuat 2 jurnal, Jurnal yang dicatat oleh Al-
Istiqomah adalah (1) pada sisi debit Penyaluran Hasil Wakaf Produktif dan kreditnya
Kas-Wakaf Uang dan (2) pada sisi debit Deposito-Wakaf Bergerak Selain Uang dan
kreditnya Penambahan Wakaf Produktif. Seperti pada tabel dibawah ini:

Kode
No Tanggal Akun D K
Akun
22 14-Ags Penyaluran Wakaf Uang 2310 20.000.000
Kas-Wakaf Uang 1310 20.000.000
Deposito-Wakaf Bergerak Selain 1320 20.000.000
Uang
Wakaf Produktif 2340 20.000.000

23. Pada tanggal 17 agustus, penerimaan bagian Nazhir yang berasal dari pihak eksternal
atas pengelolaan wakaf produktif sebesar Rp 10.000.000.
Atas transaksi tersebut, Jurnal yang dicatat oleh Al-Istiqomah adalah pada sisi debit Kas
dan kreditnya Penerimaan Nazhir atas Wakaf Produktif. Seperti pada tabel dibawah ini:

Kode
No Tanggal Akun D K
Akun
23 17-Ags Kas 1111 10.000.000
Penerimaan Nazhir atas Wakaf
4100 10.000.000
Produktif

24. Pada tanggal 17 September, Al-Istiqomah menyalurkan wakaf uang untuk pemberian
modal kepada UMKM senilai Rp 15.000.000.
Atas transaksi no. 24, Jurnal yang dicatat oleh Al-Istiqomah adalah pada sisi debit
Penyaluran untuk Bidang Sosial dan kreditnya Kas-Wakaf Uang

Kode
No Tanggal Akun D K
Akun
24 17-Sept Piutang – Wakaf 1122 15.000.000
Kas-Wakaf Uang 1310 15.000.000

25. Pada tanggal 29 September, Al-Istiqomah menyalurkan dana non-APBN untuk kegiatan
penyuluhan DBD sebesar Rp 10.000.000.

34
Atas transaksi tersebut, Jurnal yang dicatat oleh Al-Istiqomah adalah pada sisi debit
Penyaluran untuk Acara dan Event dan kreditnya Kas. Seperti pada tabel dibawah ini:

Kode
No Tanggal Akun D K
Akun
25 29-Sept Penyaluran Dana Non-APBN 5306 10.000.000
Kas 1111 10.000.000

26. Pada tanggal 13 Oktober, Al-Istiqomah menyalurkan dana non-APBN untuk penberian
bantuan pendidikan bagi siswa yang kurang mampu sebesar Rp 15.000.000.
Atas transaksi tersebut, Jurnal yang dicatat oleh Al-Istiqomah adalah pada sisi debit
Penyaluran untuk Masyarakat dan kreditnya Kas. Seperti pada tabel dibawah ini:

Kode
No Tanggal Akun D K
Akun
26 13-Okt Penyaluran Dana Non-APBN 5306 15.000.000
Kas 1111 15.000.000

27. Pada tanggal 26 Oktober, Al-Istiqomah menyalurkan dana non-APBN untuk kegiatan
operasional lembaga senilai Rp. 5.000.000.
Atas transaksi tersebut, Jurnal yang dicatat oleh Al-Istiqomah adalah pada sisi debit
Penyaluran untuk Operasional Nazhir dan kreditnya Kas. Seperti pada tabel dibawah
ini:

Kode
No Tanggal Akun D K
Akun
27 26-Okt Penyaluran Dana Non-APBN 5306 5.000.000
Kas 1111 5.000.000

28. Pada tanggal 19 November, Al-Istiqomah menerima dana non-APBN senilai Rp.
40.000.000.
Atas transaksi tersebut, Jurnal yang dicatat oleh Al-Istiqomah adalah pada sisi debit Kas
dan kreditnya Penerimaan dana non-APBN. Seperti pada tabel dibawah ini:

Kode
No Tanggal Akun D K
Akun
28 19-Nov Kas 1111 40.000.000

35
Dana Non-APBN 3200 40.000.000

29. Pada tanggal 10 Desember, diketahui terdapat beban lain-lain yang masih harus dibayar
sebesar Rp 2.000.000.
Atas transaksi tersebut, Jurnal yang dicatat oleh Al-Istiqomah adalah pada sisi debit
Beban Lain-lain dan kreditnya Biaya yang Masih Harus dibayar. Seperti pada tabel
dibawah ini:

Kode
No Tanggal Akun D K
Akun
29 10-Des Beban Lain-Lain 5108 2.000.000
Biaya yang Masih Harus 2110 2.000.000
dibayar

30. Per 31 Desember, Penyusutan atas bangunan untuk tahun 2014 sebesar Rp 5.000.000.
Untuk mencatat penyusutan, maka jurnal yang dibuat oleh Al-Istiqomah adalah pada
sisi Debit Beban Penyusutan-Bangunan dan kreditnya Akumulasi Penyusutan-
Bangunan. Seperti pada tabel berikut:

Kode
No Tanggal Akun D K
Akun
30 31-Des Beban Penyusutan-Bangunan 5105 5.000.000
Akumulasi Penyusutan- 1221 5.000.000
Bangunan

31. Per 31 Desember, Penyusutan atas Peralatan untuk tahun 2014 sebesar Rp 4.500.000.
Untuk mencatat penyusutan, maka jurnal yang dibuat oleh Al-Istiqomah adalah pada
sisi Debit Beban Penyusutan-Peralatan dan kreditnya Akumulasi Penyusutan-Peralatan.
Seperti pada tabel berikut:

Kode
No Tanggal Akun D K
Akun
30 31-Des Beban Penyusutan-Peralatan 5106 4.500.000
Akumulasi Penyusutan-Peralatan 1231 4.500.000

32. Per 31 Desember, Penyusutan atas Wakaf Kendaraan untuk tahun 2014 sebesar Rp
28.300.000. Untuk mencatat penyusutan, maka jurnal yang dibuat oleh Al-Istiqomah

36
adalah pada sisi Debit Beban Penyusutan-Wakaf Kendaraan dan kreditnya Akumulasi
Penyusutan-Wakaf Kendaraan. Seperti pada tabel berikut:

Kode
No Tanggal Akun D K
Akun
32 31-Des Beban Penyusutan-Wakaf 5201 28.300.000
Kendaraan
Akumulasi Penyusutan-Wakaf 1321 28.300.000
Kendaraan

33. Per 31 Desember, Penyusutan atas Wakaf Bangunan untuk tahun 2014 sebesar Rp
5.000.000. Untuk mencatat penyusutan, maka jurnal yang dibuat oleh Al-Istiqomah
adalah pada sisi Debit Beban Penyusutan-Wakaf Kendaraan dan kreditnya Akumulasi
Penyusutan-Wakaf Kendaraan. Seperti pada tabel berikut:

Kode
No Tanggal Akun D K
Akun
33 31-Des Beban Penyusutan-Wakaf Bangunan 5202 5.000.000
Akumulasi Penyusutan-Wakaf 1331 5.000.000
Bangunan

37
Berikut adalah Rekapitulasi jurnal atas semua transaksi di tahun 2014:

Lembaga Pengelola Wakaf Al-Istiqomah


Jurnal Umum
Per 31 Desember 2014

Kode
No Tanggal Akun D K
Akun
1 05-Jan Kas-Wakaf Uang 1310 5.000.000
Wakaf Uang 2310 15.000.000
2 12-Jan Kas-Wakaf Uang 1310 3.000.000
Wakaf Uang 2310 3.000.000
3 14-Feb Perlengkapan 1140 1.800.000
Kas 1111 1.800.000
4 27-Feb Tanah-Wakaf Tidak Bergerak 1330 30.000.000
Wakaf Tidak Bergerak 2330 30.000.000
5 01-Mar Bangunan-Wakaf Tidak Bergerak 1330 90.000.000
Wakaf Tidak Bergerak 2330 90.000.000
6 27-Mar Beban Gaji dan Upah 5101 3.000.000
Kas 1111 3.000.000
7 04-Apr Kendaraan-Wakaf Bergerak Selain 1320 60.000.000
Uang
Wakaf Bergerak Selain Uang 2320 60.000.000
8 21-Apr Kendaraan-Wakaf Bergerak Selain 1320 8.000.000
Uang
Wakaf Bergerak Selain Uang 2320 8.000.000
9 29-Apr Penyaluran Wakaf Uang 5301 10.000.000
Penyaluran Dana APBN 5305 50.000.000
Kas-Wakaf Uang 1310 10.000.000
Kas 1111 50.000.000
Kendaraan-Wakaf Bergerak Selain 1320 60.000.000
Uang
Penambahan Wakaf Produktif 2340 60.000.000
10 02-Mei Logam Mulia-Wakaf Bergerak Selain 1320 2.000.000
Uang
Wakaf Bergerak Selain Uang 2320 2.000.000

38
11 12-Mei Kas-Wakaf Uang 1310 800.000
Wakaf Uang 2310 800.000
12 17-Mei Beban Perjalanan Dinas 5103 1.000.000
Kas 1111 1.000.000
13 23-Mei Kas 1111 100.000.000
Dana APBN 3100 100.000.000
14 01-Jun Beban Listrik, Air, dan Telepon 5104 500.000
Kas 1111 500.000
15 06-Jun Penyaluran Wakaf Uang 5301 500.000
Kas-Wakaf Uang 1310 500.000
16 15-Jun Penyaluran Dana APBN 5305 20.000.000
Kas 1111 20.000.000
17 22-Jun Penyaluran Dana APBN 5305 30.000.000
Kas 1111 30.000.000
18 01-Jul Penyaluran Wakaf Uang 5301 30.000.000
Kas-Wakaf Uang 1310 30.000.000
Bangunan-Wakaf Tidak Bergerak 1330 30.000.000
Penambahan Wakaf Produktif 2340 30.000.000
19 07-Jul Peralatan 1230 5.000.000
Kas 1111 5.000.000
20 11-Jul Kas di bank - Wakaf Uang 1320 20.000.000
Wakaf Uang 2310 20.000.000
21 12-Jul Kas-Wakaf Uang 1310 20.000.000
Kas di Bank-Wakaf Uang 1320 20.000.000
22 14-Ags Penyaluran Wakaf Uang 2310 20.000.000
Kas-Wakaf Uang 1310 20.000.000
Deposito-Wakaf Bergerak Selain Uang 1320 20.000.000
Wakaf Produktif 2340 20.000.000
23 17-Ags Kas 1111 10.000.000
Penerimaan Nazhir atas Wakaf 4100 10.000.000
Produktif
24 17-Sep Piutang –Wakaf 1122 15.000.000
Kas-Wakaf Uang 1310 15.000.000
25 29-Sep Penyaluran Dana Non-APBN 5306 10.000.000
Kas 1111 10.000.000
26 13-Okt Penyaluran Dana Non-APBN 5306 15.000.000
Kas 1111 15.000.000
27 26-Okt Penyaluran Dana Non-APBN 5306 5.000.000
Kas 1111 5.000.000
28 19-Nov Kas 1111 40.000.000
Dana Non-APBN 3200 40.000.000
29 31-Des Beban Lain-Lain 5108 2.000.000
Biaya yang masih harus dibayar 2110 2.000.000

39
30 31-Des Beban Penyusutan-Bangunan 5105 5.000.000
Akm. Penyusutan Bangunan 1221 5.000.000
31 31-Des Beban Penyusutan-Peralatan 5106 4.500.000
Akm. Penyusutan Peralatan 1231 4.500.000
32 31-Des Beban Penyusutan-Wakaf Kendaraan 5201 28.300.000
Akumulasi Penyusutan-Wakaf 1321 28.300.000
Kendaraan
33 31-Des Beban Penyusutan-Wakaf Bangunan 5202 5.000.000
Akumulasi Penyusutan-Wakaf 1331 5.000.000
Bangunan
Total
770.400.000 770.400.000

40
BAB 7
Tahap Penggolongan

Setelah dilakukan pencatatan atas transaksi yang terjadi, tahapan selanjutnya dari siklus
akuntansi adalah Penggolongan. Penggolongan berarti mengelompokkan akun-akun yang
digunakan dalam pencatatan ke dalam suatu buku besar. Buku besar terdiri dari 2 jenis, yaitu
buku besar utama dan buku besar pembantu.
a. Buku Besar Utama
Buku besar utama adalah kumpulan akun-akun yang sejenis yang telah dicatat dalam jurnal
b. Buku Besar Pembantu
Buku Besar Pembantu adalah kumpulan akun-akun yang dibukukan dengan tujuan untuk
memperinci akun-akun yang ada dalam buku besar utama.

Untuk lebih memahami mengenai buku besar, berikut ini disajikan contoh penulisan
buku besar atas transaksi yang diilustrasikan di bab sebelumnya.
1. Buku Besar Kas dan Setara Kas

Berikut rincian saldo kas dan kas di bank:

41
a. Buku Besar Pembantu Kas dan Setara Kas : Kas

b. Buku Besar Pembantu Kas dan Setara Kas : Kas di Bank

2. Buku Besar Piutang -Wakaf

42
3. Buku Besar Perlengkapan

4. Buku Besar Tanah

5. Buku Besar Bangunan

6. Buku Besar Peralatan

7. Buku Besar Kas-Wakaf Uang

43
8. Buku Besar Aset-Wakaf Bergerak Selain Uang

a. Buku Besar Aset-Wakaf Bergerak Selain Uang: Aset – Wakaf Kendaraan

b. Buku Besar Aset-Wakaf Bergerak Selain Uang: Penyusutan

9. Buku Besar Aset-Wakaf Tidak Bergerak

10. Buku Besar Akumulasi Penyusutan – Wakaf Bangunan

44
11. Buku Besar Biaya yang masih harus dibayar

12. Buku Besar Wakaf Uang

13. Buku Besar Wakaf Bergerak Selain Uang

14. Buku Besar Wakaf Tidak Bergerak

a. Buku Besar Pembantu: Wakaf Bangunan

45
15. Buku Besar Wakaf Produktif

16. Buku Besar Dana APBN

17. Buku Besar Dana Non-APBN

18. Buku Besar Dana Nazhir

19. Buku Besar Penerimaan Nazhir

20. Buku Besar Beban Gaji

46
21. Buku Besar Beban Perjalanan Dinas

22. Buku Besar Beban Listrik, Air, dan Telepon

23. Buku Besar Beban Penyusutan Bangunan

24. Buku Besar Beban Penyusutan Peralatan

25. Buku Besar Beban Lain-Lain

26. Buku Besar Beban Penyusutan Wakaf Kendaraan

27. Buku Besar Beban Penyusutan Wakaf Bangunan

47
28. Buku Besar Beban Penyaluran Wakaf Uang

29. Buku Besar Beban Penyaluran Wakaf Produktif

30. Buku Besar Beban Penyaluran Dana APBN

31. Buku Besar Beban Penyaluran Dana Non-APBN

48
BAB 8
Tahap Pengikhtisaran

Setelah jurnal atas transaksi sudah dikelompokkan ke dalam buku besar, tahapan
selanjutnya adalah pengikhtisaran. Pada tahap ini, akun-akun yang terdapat di buku besar di
dipindahkan ke dalam Neraca Saldo. Neraca Saldo adalah kumpulan dari saldo akhir dari
akun-akun yang ada dalam buku besar. Tujuan disusunnya Neraca Saldo adalah untuk
memastikan bahwa pencatatan pada tahapan sebelumnya dilakukan dengan benar (Pengecekan
debit dan kreditnya sudah seimbang), jika jumlah debit dan kredit belum seimbang, mungkin
terdapat kesalahan dalam pencatatannya di jurnal umum ataupun di buku besar, sehingga
diperlukan untuk menelusuri ulang kebelakang sampai ditemukan letak kesalahannya. Dengan
dibuatnya Neraca Saldo juga akan memudahkan Lembaga Pengelola wakaf dalam pembuatan
laporan keuangan.

49
Berikut ini adalah Neraca Saldo atas lembaga pengelola wakaf Al-Istiqomah (dari
ilustrasi pada bab sebelumnya):

Lembaga Pengelola Wakaf Al-Istiqomah


Neraca Saldo
Per 31 Desember 2014
No.
Nama Akun D K
Akun
1110 Kas dan Setara Kas 108.700.000
1120 Piutang 17.300.000
1140 Perlengkapan 2.700.000
1210 Tanah 115.000.000
1220 Bangunan 100.000.000
1230 Peralatan 31.900.000
1310 Aset-Wakaf Uang 63.300.000
1320 Aset-Wakaf Bergerak Selain Uang 197.700.000
1330 Aset-Wakaf Tidak Bergerak 229.000.000
2110 Biaya yang Masih Harus dibayar 5.400.000
2310 Wakaf Uang 144.400.000
2320 Wakaf Bergerak Selain Uang 165.000.000
2330 Wakaf Tidak Bergerak 291.000.000
2340 Wakaf Produktif 151.000.000
3100 Dana APBN 190.400.000
3200 Dana Non-APBN 80.000.000
3300 Dana Nazhir 68.200.000
4100 Penerimaan Nazhir atas Wakaf Produktif 10.000.000
5101 Beban Gaji 3.000.000
5103 Beban Perjalanan Dinas 1.000.000
5104 Beban Listrik, Air, dan Telepon 500.000
5105 Beban Penyusutan-Bangunan 5.000.000
5106 Beban Penyusutan-Peralatan 4.500.000
5107 Beban Lain-Lain 2.000.000
5201 Beban Penyusutan-Wakaf Kendaraan 28.300.000
5202 Beban Penyusutan-Wakaf Bangunan 5.000.000
5301 Penyaluran Wakaf Uang 40.500.000
5304 Penyaluran Wakaf Produktif 20.000.000
5305 Penyaluran Dana APBN 100.000.000
5306 Penyaluran Dana Non-APBN 30.000.000

50
TOTAL 1.105.400.000 1.105.400.000
BAB 9
Tahap Pelaporan

Tahapan terakhir dari siklus akuntansi adalah tahap pelaporan. Pada tahap ini, lembaga
pengelola wakaf membuat laporan keuangan yaitu terdiri dari Laporan Perubahan Dana,
Laporan Posisi Keuangan, Laporan Aset Kelolaan, Laporan Arus Kas, dan Catatan Atas
Laporan Keuangan.
9.1 Laporan Perubahan Dana
Laporan perubahan dana adalah laporan yang menyajikan informasi-informasi yang
menambah atau mengurangi dana. Di dalam laporan ini menunjukkan akun-akun penerimaan
dan penyaluran. Penerimaan adalah seluruh sumber-sumber dana yang diterima oleh lembaga
pengelola wakaf, sedangkan penyaluran adalah seluruh dana yang keluarkan oleh lembaga
wakaf yang dimaksudkan untuk menyalurkan penerimaan dana, penyaluran tersebut harus
sesuai dengan yang telah pada Peraturan perundang-undangan tentang wakaf. Laporan
perubahan dana mencakup penerimaan, penyaluran/penggunaan, surplus/defisit, saldo awal
dan saldo akhir.
9.2 Laporan Posisi Keuangan
Laporan posisi keuangan adalah laporan yang menyajikan posisi aset, kewajiban, dan
saldo dana serta informasi lain yang mempengaruhi akun-akun tersebut baik itu menambah
maupun menguranginya. Dalam laporan ini, jumlah total aset harus sama dengan total
kewajiban ditambah dengan total saldo dana pada akhir periode. Tujuan dibuatnya laporan
posisi keuangan adalah untuk mengetahui seberapa besar kekayaan yang dimiliki oleh
lembaga pengelola wakaf.
9.3 Laporan Perubahan Aset Kelolaan
Laporan perubahan aset kelolaan adalah laporan yang menyajikan tentang penambahan
atau pengurangan aset-aset yang dikelola oleh lembaga pengelola wakaf. Aset kelolaan yang
termasuk ke dalam laporan ini bisa berupa aset kelolaan lancar dan aset kelolaan tidak lancar.
9.4 Laporan Arus Kas

51
Laporan arus kas adalah laporan yang menyajikan informasi transaksi kas dan setara kas
lembaga pengelola wakaf yang terdiri dari kas masuk dan kas keluar sehingga dapat diketahui
kenaikan atau penurunan bersih kas dan setara kas. Tujuan dibuatnya laporan arus kas adalah
untuk menilai bagaimana kemampuan lembaga pengelola wakaf dalam menghasilkan kas dan
menggunakan kas tersebut. Di dalam arus kas, terdiri dari arus kas yang berasal
dari/digunakan untuk aktivitas operasi, arus kas yang berasal dari/digunakan untuk aktivitas
investasi, dan arus kas yang berasal dari/digunakan untuk aktivitas pendanaan.
9.5 Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan adalah laporan yang menyajikan informasi mengenai
gambaran umum lembaga pengelola wakaf, ikhtisar kebijakan akuntansi yang digunakan
dalam penyusunan laporan keuangan, penjelasan pos-pos yang dianggap penting yang terdapat
dalam setiap komponen laporan keuangan, rasio-rasio keuangan dan pengungkapan hal-hal
penting lainnya yang dibutuhkan oleh pengguna laporan keuangan dalam pengambilan
keputusan.

Berikut ini disajikan laporan keuangan lembaga pengelola wakaf Al-Istiqomah (dari
ilustrasi pada bab-bab sebelumnya):

Lembaga Pengelola Wakaf Al-Istiqomah

52
Laporan Perubahan Dana
Per 31 Desember 2014
Catatan 2014
Kewajiban Wakaf
Penerimaan 338.800.000
Wakaf Uang 9a 38.800.000
Wakaf Bergerak Selain Uang 9b 70.000.000
Wakaf Tidak Bergerak 9c 120.000.000
Wakaf Produktif 9d 110.000.000
Penyaluran (60.500.000)
Wakaf Uang (40.500.000)
Wakaf Bergerak Selain Uang -
Wakaf Tidak Bergerak -
Wakaf Produktif 13 (20.000.000)
Saldo Awal 412.600.000
Wakaf Uang 105.600.000
Wakaf Bergerak Selain Uang 95.000.000
Wakaf Tidak Bergerak 171.000.000
Wakaf Produktif 41.000.000
Jumlah Kewajiban Wakaf 690.900.000
Wakaf Uang 103.900.000
Wakaf Bergerak Selain Uang 165.000.000
Wakaf Tidak Bergerak 291.000.000
Wakaf Produktif 131.000.000
DANA APBN
Penerimaan 100.000.000
Penyaluran 11 (100.000.000)
Surplus (Defisit) Dana APBN -
Saldo Awal 90.400.000
Saldo Akhir 90.400.000

DANA NON-APBN
Penerimaan 40.000.000
Penyaluran 12 (30.000.000)
Surplus (Defisit) Dana Non-APBN 10.000.000
Saldo Awal 40.000.000
Saldo Akhir 50.000.000

DANA NAZHIR
Penerimaan 10.000.000
Penyaluran 14 (49.300.000)
Surplus (Defisit) Dana Nazhir (39.300.000)
Saldo Awal 68.200.000
Saldo Akhir 28.900.000

53
Lembaga Pengelola Wakaf Al-Istiqomah
Laporan Posisi Keuangan
Per 31 Desember 2014

Catatan 2014
ASET
Aset Lancar

54
Kas dan Setara Kas 3 108.700.000
Piutang 4 17.300.000
Perlengkapan 5 2.700.000
Total aset lancar 128.700.000
Aset Wakaf 6
Wakaf Uang 63.300.000
Wakaf Bergerak Selain Uang 197.700.000
Wakaf Tidak Bergerak 229.000.000
Total Aset Wakaf 490.000.000
Aset Tetap 7
Tanah 115.000.000
Bangunan 100.000.000
Peralatan 31.900.000
Total Aset Tetap 246.900.000
JUMLAH ASET 865.600.000

LIABILITAS
Biaya yang Masih Harus dibayar 8 5.400.000
Wakaf Uang 103.900.000
Wakaf Bergerak Selain Uang 165.000.000
Wakaf Tidak Bergerak 291.000.000
JUMLAH KEWAJIBAN 565.300.000

SALDO DANA
Dana APBN 15 90.400.000
Dana Non-APBN 50.000.000
Wakaf Produktif 131.000.000
Dana Nazhir 28.900.000
JUMLAH SALDO DANA 300.300.000
JUMLAH KEWAJIBAN DAN SALDO DANA 865.600.000

Lembaga Pengelola Wakaf Al-Istiqomah


Laporan Arus Kas
Per 31 Desember 2014
Keterangan 2014
Kas dan Setara Kas dari Aktivitas Operasi
Pemasukkan
Penerimaan dana APBN 100.000.000
Penerimaan dana Non-APBN 40.000.000
penerimaan dana Nazhir 10.000.000

55
Pengeluaran
penyaluran dana non-APBN (30.000.000)
penyaluran dana APBN (100.000.000)
pembelian perlengkapan (1.800.000)
Pembayaran beban operasional (4.500.000)

Total kas dari/digunakan untuk operasi 13.700.000

Kas dan Setara Kas dari Aktivitas Investasi


Pembelian peralatan (5.000.000)
Total kas dari/digunakan untuk investasi (5.000.000)

Kas dan Setara Kas dari Aktivitas Pendanaan -

Total kas dari/digunakan untuk pendanaan -

Penambahan (Pengurangan) Arus Kas 8.700.000


Arus Kas Awal Periode 65.000.000
Arus Kas Akhir Periode 73.700.000

Laporan Arus Kas-Wakaf Uang


Keterangan 2014

Penerimaan
Penerimaan wakaf uang 38.000.000
Penerimaan atas wakaf produktif 800.000
Jumlah Penerimaan Kas-Wakaf Uang 38.800.000

Pengeluaran
Pencairan Wakaf Uang 75.500.000
Saldo Kas-Wakaf Uang Awal Tahun 100.000.000
Saldo Akhir Kas-Wakaf Uang 63.300.000

56
Lembaga Pengelola Wakaf Al-Istiqomah
Laporan Perubahan Aset Kelolaan
Per 31 Desember 2014

Saldo Awal Penambahan Pengurangan Penyisihan Penyusutan Saldo Akhir


Wakaf bergerak selain uang
Deposito 35.000.000 20.000.000 - - - 55.000.000
Logam Mulia 41.000.000 2.000.000 - - - 43.000.000
Kendaraan - 128.000.000 - - 28.300.000 99.700.000
Total Wakaf Bergerak Selain Uang 197.700.000

Wakaf Tidak Bergerak


Tanah 84.000.000 30.000.000 - - - 114.000.000
Bangunan 120.000.000 - - 5.000.000 115.000.000
Total Wakaf Tidak Bergerak 229.000.000

57
Lembaga Pengelola Wakaf Al-Istiqomah
Catatan Atas Laporan Keuangan
Per 31 Desember 2014

1. Umum
a. Pendirian Lembaga Pengelola Wakaf Al-Istiqomah
Al-Istiqomah merupakan lembaga pengelola wakaf swasta yang bersifat mandiri
dan berwenang untuk melaksanakan pengelolaan atas wakaf yang diterima.
Lembaga pengelola wakaf Al-Istiqomah merupakan Nazhir yang berbentuk
organisasi yang pendiriannya telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

Al-Istiqomah berkedudukan di Jalan Anggrek Nomor 1 Jakarta Selatan 12260.

b. Maksud dan Tujuan

Al-Istiqomah didirikan dengan tujuan untuk mewujudkan badan pengelola wakaf


yang mengedepankan prinsip transparansi, professional dan amanah dalam
melaksanakan pengelolaan aset wakaf yang telah dipercayakan oleh masyarakat.

c. Visi dan Misi


Visi Al-Istiqomah adalah menjadikan Al-Istiqomah sebagai lembaga pengelola
wakaf yang dapat dipercaya dan amanah dalam melayani Wakif untuk menyalurkan
wakafnya dengan benar.
Misi Al-Istoqomah adalah:
1) Menerapkan prinsip transparansi dan menjalankan pengelolaan wakaf secara
amanah sehingga menjadi lembaga yang terpercaya
2) Mengembangkan kompetensi pengelola wakaf sehingga menjadi lembaga
pilihan umat
3) Memberikan pelayanan bagi Wakif untuk memberikan wakafnya dengan benar
sesuai dengan prinsip syariah
4) Mengembangkan pelayanan dan program pemberdayaan untuk meningkatkan
kesejahteraan mauquf alaih
d. Struktur
Struktur organisasi Al-Istiqomah terdiri dari:
1) Pengurus yang terdiri dari Badan Pelaksana, Badan Pertimbangan, dan Komisi
Pengawas
2) Pelaksana Harian

Susunan Pengurus Al-Istiqomah adalah sebagai berikut:

58
BADAN PELAKSANAAN

Ketua Umum : Ahmad Bachrudin


Ketua bidang Program : Galuh Prasetyo
Ketua Bidang Jaringan : Rendi Pratama
Sekretaris Umum : Lidya Nur Salamah
Wakil Sekretaris : Dwi Safitri
Bendahara Umum : Leny Setiawati
Wakil Bendahara : Taufik Firdaus Halim

PELAKSANA HARIAN

Ketua Pelasana Harian : Ari


Ketua Divisi Penghimpunan : Mohammad Nasir
Ketua Divisi Pendistribusian : Faisal Qorim
Ketua Divisi Administrasi dan Keuangan : Karunia
Ketua Divisi SDM dan Umum : Dyah Rahmawati

e. Dana dan Penyalurannya


Dana yang dihimpun dan disalurkan oleh Al-Istiqomah terdiri dari:
1) Dana APBN
Dana APBN diperoleh dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
Republik Indonesia diterima melalui Kementerian Agama Republik Indonesia.
Penggunaan dana APBN disesuaikan dengan petunjuk teknis pelaksanaan APBN
2) Dana Non-APBN
Dana Non-APBN diperoleh dari penerimaan dana selain dari APBN, seperti dana
dari yayasan. Penyalurannya digunakan untuk pelaksanaan operasional lembaga dan
untuk tambahan dana dalam acara-acara kegiatan yang akan dilaksanakan.
3) Dana Nazhir
Dana Nazhir diperoleh dari penerimaan hak Nazhir atas pengelolaan wakaf
produktif. Penyalurannya digunakan untuk kegiatan operasional lembaga.

2. Ringkasan Kebijakan Akuntansi yang Penting


a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan
Laporan Keuangan disusun berdasarkan Undang-Undang No. 41 tahun 2004.
Laporan keuangan yang disusun terdiri dari Laporan Posisi Keuangan, Laporan
Perubahan Dana, Laporan Arus Kas, dan alporan Perubahan Aset Kelolaan. Laporan
ini disusun berdasarkan konsep harga historis. Laporan arus kas disusun dengan
menggunakan metode langsung dengan cara mengklasifikasikan arus kas aktivitas
operasi, aktivitas operasi, dan aktivitas pendanaan.
b. Penerimaan dan Pengeluaran Dana

59
Semua penerimaan diakui saat aset diterima, sedangkan pengeluaran diakui dengan
menggunakan dasar akrual (accrual basis).
Penerimaan dana Al-Istiqomah terdiri dari:
1) Wakaf, terdiri dari Wakaf uang, wakaf bergerak selain uang, dan wakaf tidak
bergerak
2) Seluruh penerimaan dari dana APBN
3) Seluruh penerimaan dari dana Non-APBN
4) Penghasilan atas pengelolaan wakaf produktif
5) Penerimaan hak Nazhir
c. Kas dan Setara Kas
Kas dan setara kas terdiri dari kas, kas di bank dan investasi jangka pendek yang
jatuh tempo dalam waktu 3 (tiga) bulan.
d. Piutang
Piutang disajikan sesuai dengan nilai terjadinya tanpa dikurangi dengan penyisihan
piutang tak tertagih. Piutang tidak tertagih dihapus dalam periode dimana piutang
tersebut sudah benar-benar tidak tertagih.
e. Perlengkapan
Perlengkapan disajikan sesuai dengan harga perolehannya. Harga perolehan
merupakan harga yang digunakan ketika melakukanpembelian perlengkapan.
f. Aset Wakaf
Wakaf uang
Nazhir harus mengungkapkan hal-hal berikut terkait dengan transaksi Wakaf Uang
tetapi tidak terbatas pada:
1) Kebijakan penyaluran wakaf, seperti penentuan skala prioritas penyaluran
2) Kebijakan pembagian antara hasil bagian Nazhir dan hasil yang diakui sebagai
wakaf produktif dan disajikan secara terpisah
3) Rincian jumlah penyaluran dana wakaf yang mencakup jumlah beban
pengelolaan.
4) Jumlah aset kas yang disalurkan untuk dikelola

Wakaf bergerak selain uang


Nazhir harus mengungkapkan hal-hal berikut terkait dengan transaksi Wakaf
Bergerak Selain Uang tetapi tidak terbatas pada:
1) Kebijakan pembagian antara hasil bagian Nazhir dan hasil yang diakui sebagai
wakaf produktif dan disajikan secara terpisah
2) Kebijakan penyaluran wakaf, seperti penentuan skala prioritas penyaluran
3) Keberadaan wakaf yang langsung disalurkan tanpa dikelola terlebih dahulu, jika
ada maka harus diungkapkan sebesar jumlah yang disalurkan
4) Rincian jumlah penyaluran dana wakaf yang mencakup jumlah beban
pengelolaan

Wakaf tidak bergerak

60
1) Nazhir harus mengungkapkan hal-hal berikut terkait dengan transaksi Wakaf
Tidak Bergerak tetapi tidak terbatas pada:
2) Metode penentuan nilai wajar yang digunakan untuk penerimaan wakaf berupa
wakaf tidak bergerak
3) Kebijakan pembagian antara hasil bagian Nazhir dan hasil yang diakui sebagai
wakaf produktif dan disajikan secara terpisah
4) Kebijakan penyaluran wakaf, seperti penentuan skala prioritas penyaluran.
5) Rincian jumlah penyaluran dana wakaf yang mencakup jumlah beban
pengelolaan.

g. Aset Tetap
Semua kelompok aset tetap dinyatakan berdasarkan harga perolehan dikurangi
akumulasi penyusutan, kecuali tanah tidak disusutkan. Beban yang timbul
sehubungan dengan perolehan hak atas tanah untuk yang pertama kali diakui
sebagai bagian dari harga perolehan tanah. Penyusutan dihitung dengan
menggunakan metode garis lurus selama taksiran masa manfaat ekonomis.
Nilai residu, metode penyusutan dan masa manfaat ekonomis aset tetap ditinjau
kembali dan disesuaikan, jika perlu, pada setiap tanggal laporan keuangan.

Biaya-biaya setelah perolehan awal diakui sebagai bagian dari nilai tercatat aset
tetap atau sebagai aset yang terpisah hanya apabila kemungkinan besar manfaat
ekonomis sehubungan dengan aset tersebut di masa mendatang akan mengalir ke
Nazhir dan biaya perolehannya dapat diukur secara andal. Jumlah tercatat
komponen yang diganti, dihapus bukukan. Biaya pemeliharaan dan perbaikan
lainnya dibebankan di laporan perubahaan dana pada saat terjadinya.
Apabila aset tetap tidak digunakan lagi atau dijual, maka nilai tercatat dan
akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari laporan keuangan keuangan, serta
keuntungan dan kerugian yang dihasilkan diakui dalam laporan perubahan dana.
Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar harga perolehan dan disajikan sebagai
bagian dari aset tetap. Akumulasi harga perolehan akan direklasifikasi ke masing-
masing aset tetap pada saat aset tersebut selesai dikerjakan dan siap digunakan, dan
penyusutan mulai dibebankan pada saat itu.

Untuk tahun 2014, Aset tetap kecuali tanah disusutkan sesuai taksiran masa
manfaat, dengan menggunakan metode garis lurus dengan nilai sisa Rp. 10.000.000
untuk bangunan dan Rp. 1.000.000 untuk peralatan dan kendaraan. Disajikan dalam
tabel sebagai berikut:

Masa Manfaat %
Bangunan 20 tahun 5%
Peralatan 5 tahun 20%

61
h. Kewajiban
Biaya yang masih harus dibayar
Kewajiban ini diakui sebesar nilai wajar dan selanjutnya diukur pada biaya
perolehan tanpa diamortisasi dengan suku bunga efektif.
Penerimaan Wakaf
Dana wakaf dihimpun dari penerimaan Wakaf, baik dari perseorangan, organisasi
maupun badan hukum yang berupa wakaf uang, wakaf bergerak selain uang,
ataupun wakaf tidak bergerak. Dana wakaf disalurkan kepada mauquf alaih yang
diberikan secara langsung maupun dalam berbagai program yaitu program sosial
dan umum, program pendidikan, program kesehatan, program ekonomi, dan
program dakwah.
Wakaf Produktif
Wakaf produktif diperoleh dari penerimaan hasil atas pengelolaan wakaf produktif
dan juga atas tambahan aset yang akan dikelola. Penyalurannya diperuntukkan
untuk kegiatan-kegiatan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

i. Saldo Dana
Saldo dana merupakan (Surplus atau defisit) atau selisih antara penerimaan dengan
penyaluran.

Dana APBN
Dana APBN mencakup penerimaan serta pengeluaran yang didapatkan dari
pemerintah.

Dana non-APBN
Dana non-APBN mencakup penerimaan serta pengeluaran yang didapatkan berupa
sumbangan, dsb.

Dana Nazhir
Dana Nazhir mencakup penerimaan yang didapatkan dari bagian Nazhir sebesar
10% dari pemanfaatan aset yang dikelola Nazhir. Serta adanya pengeluaran yang
berupa beban-beban yang harus dibayarkan Nazhir selama tahun berjalan.

3. KAS DAN SETARA KAS


Saldo kas dan setara kas per 31 Desember 2014 sebagai berikut:

Kas Rp 73.700.000
Kas di Bank:
Bank Syariah Mandiri Rp 7.000.000
BNI Syariah Prima Rp 10.000.000
Bank Danamon Rp 8.000.000
BCA Syariah Rp 10.000.000

62
Total Kas dan Setara Kas Rp. 108.700.000

4. Piutang
Saldo piutang Per 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut:

Piutang Nazhir Rp 2.300.000


Piutang UMKM Rp 15.000.000
Total Piutang Rp. 17.300.000

5. Perlengkapan

ATK Rp 900.000
Tinta printer Rp 1.800.000
Total Perlengkapan Rp 2.700.000

6. Aset Wakaf

Aset-Wakaf Uang
Saldo Wakaf uang Per 31 Desember adalah sebagai berikut:

Saldo wakaf uang per 1 Januari 2014 Rp 100.000.000


Penerimaan wakaf uang tahun berjalan Rp 38.800.000
Penyaluran Wakaf uang (Rp 75.500.000)
Saldo Akhir Rp 63.300.000

Wakaf Bergerak Selain Uang

Saldo Wakaf Bergerak selain uang adalah sebagai berikut:

Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir


Nilai Perolehan
Deposito Rp 35,000,000 Rp 20,000,000 - Rp 55,000,000
Logam Mulia Rp 41,000,000 Rp 2,000,000 - Rp 43,000,000
Kendaraan - Rp 128,000,000 - Rp 128,000,000
Rp 76,000,000 Rp 150,000,000 Rp 226,000,000

Akumulasi Penyusutan
Kendaraan - Rp 28,300,000 - Rp 28,300,000
Nilai Buku 31
Rp 76,000,000 Rp 121,700,000 Rp 197,000,000
Desember

63
Wakaf Tidak Bergerak

Saldo Wakaf Tidak Bergerak adalah sebagai berikut:

Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir


Nilai Perolehan
Tanah Rp 84,000,000 Rp 30,000,000 - Rp 114,000,000
Bangunan - Rp 120,000,000 - Rp 120,000,000
Rp 84,000,000 Rp 150,000,000 - Rp 234,000,000

Akumulasi Penyusutan
Bangunan - Rp 5,000,000 - Rp 5,000,000
Nilai Buku 31
Rp 84,000,000 Rp 145,000,000 Rp 229,000,000
Desember

7. Aset Tetap

Saldo Wakaf Tidak Bergerak adalah sebagai berikut:

Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir


Nilai Perolehan
Tanah Rp 115,000,000 - Rp 115,000,000
Bangunan Rp 105,000,000 - Rp 105,000,000
Peralatan Rp 31,400,000 Rp 5,000,000 Rp 36,600,000
Jumlah Rp 251,400,000 Rp 5,000,000 Rp 256,400,000

Akumulasi Penyusutan
Bangunan - Rp 5,000,000 - Rp 5,000,000
Peralatan - Rp 4,500,000 Rp 4,500,000
Jumlah - Rp 9,500,000 Rp 9,500,000
Nilai Buku 31
Rp 246,900,000
Desember

8. Biaya yang masih harus di bayar


Biaya yang masih harus dibayar sebesar Rp 5.400.000 yaitu untuk penerimaan hak
Nazhir yang belum dibayarkan.

9. Penerimaan Dana Wakaf


Penerimaan dana wakaf pada tahun 2014 adalah sebagai berikut:

a. Wakaf Uang Rp 38,800,000


b. Wakaf Bergerak Selain Uang

64
Mobil
Rp 60,000,000
Motor
Rp 8,000,000
Logam Mulia
Rp 2,000,000
Jumlah Penerimaan Wakaf Bergerak
Selain Uang Rp 70,800,000
c. Wakaf Tidak Bergerak

Tidak ada penerimaan Wakaf Tidak


Bergerak selama tahun berjalan, jumlah
yang disajikan jumlah pada periode
sebelumnya
d. Wakaf Produktif

Mobil Ambulance
Rp 60,000,000
Mushola
Rp 30,000,000
Deposito Bank Syariah
Rp 20,000,000
Jumlah
Rp 110,000,000

10. Penggunaan Dana Wakaf


Dana wakaf digunakan untuk penyaluran tahun 2014, sebagai berikut:

a. Penyaluran Wakaf Uang


Pembelian Mobil Ambulance
Rp 10,000,000
Pembangunan Mushola
Rp 30,000,000
Penyaluran Mauquf Alaih
Rp 500,000
Total Penyaluran Wakaf Uang
Rp 40,500,000

65
b. Wakaf Bergerak Selain Uang

Beban Penyusutan-Wakaf Kendaraan


Rp 28,300,000
Total Penyaluran Wakaf Bergerak
Selain Uang Rp 28,300,000
c. Wakaf tidak bergerak

Beban Penyusutan-Wakaf Tidak


Bergerak Rp 5,000,000
Total Penyaluran Wakaf tidak bergerak
Rp 5,000,000
Total Penyaluran Dana Wakaf
Rp 73,300,000

11. Penyaluran Dana APBN


Penyaluran dana APBN untuk tahun 2014 adalah sebagai berikut:

Untuk pembelian mobil ambulance Rp 50,000,000


Untuk Acara Sunat Masal
Rp 20,000,000
Untuk memperbaiki lantai sekolah
Rp 30,000,000
Total Penyaluran Dana APBN
Rp 100,000,000

12. Penyaluran Dana Non-APBN


Penyaluran dana non-APBN untuk tahun 2014 adalah sebagai berikut:

Untuk acara penyuluhan DBD Rp 10,000,000


Untuk pemberian bantuan pendidikan
Rp 15,000,000
Untuk operasional lembaga
Rp 5,000,000
Total Penyaluran Dana Non-APBN
Rp 30,000,000

13. Penyaluran Wakaf Produktif


Penyaluran wakaf produktif untuk tahun 2014 adalah sebagai berikut:

Untuk Deposito
Rp 20,000,000
Total Penyaluran Wakaf Produktif
Rp 20,000,000

14. Penyaluran Dana Nazhir

66
Penyaluran dana Nazhir untuk tahun 2014 adalah sebagai berikut:

Beban gaji Rp 3,000,000


Beban perjalanan dinas
Rp 20,000,000
Beban listrik, air, dan telepon
Rp 500,000
Beban lain-lain
Rp 2,000,000
Beban Penyusutan-Bangunan
Rp 5,000,000
Beban Penyusutan-Kendaraan
Rp 4,500,000
Beban Penyusutan-Wakaf Bangunan
Rp 28,300,000
Beban Penyusutan-Wakaf Kendaraan
Rp 5,000,00
Total Penyaluran Dana Nazhir
Rp 49,300,000

15. Saldo Dana

Saldo awal
Dana APBN
Rp 90,400,000
Dana Non-APBN
Rp 40,000,000
Dana Nazhir
Rp 68,200,000
Total Saldo Dana Awal
Rp 198,600,000
Surplus (Defisit) tahun berjalan

Dana APBN
Rp 0
Dana Non-APBN
Rp 10,000,000
Dana Nazhir
(Rp 39,300,000)
Total Surplus (Defisit)
(Rp 49,300,000)
Saldo akhir

Dana APBN
Rp 90,400,000

67
Dana Non-APBN
Rp 60,000,000
Dana Nazhir
Rp 28,900,000
Total Saldo Dana Akhir
Rp 169,300,000

DAFTAR PUSTAKA

68
Badan Wakaf Indonesia. 2013. Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Tentang Wakaf
di Indonesia. Jakarta

https://id.wikipedia.org/wiki/Kode_akun

https://belajar.kemdikbud.go.id/SumberBelajar/tampilajar.php?
ver=11&idmateri=277&mnu=Materi6&kl=13

Lampiran

69
LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Chart of Account

70
Al-Istiqomah
Bagan Akun

Kode Akun Nama Akun


1 0 0 0 Aset
1 1 0 0 Aset Lancar
1 1 1 0 Kas Dan Setara Kas
1 1 1 1 Kas
1 1 1 2 Kas Di Bank
1 1 1 3 Investasi Jangka Pendek
1 1 1 4 Kas dan Setara Kas Lainnya
1 1 2 0 Piutang
1 1 2 1 Piutang Operasional
1 1 2 2 Piutang Wakaf
1 1 2 3 Piutang Lainnya
1 1 3 0 Persediaan
1 1 4 0 Perlengkapan
1 1 5 0 Aset Lancar Lainnya
1 2 0 0 Aset Tetap
1 2 1 0 Tanah
1 2 2 0 Bangunan
1 2 2 1 Akumulasi Penyusutan - Bangunan
1 2 3 0 Peralatan
1 2 3 1 Akumulasi Penyusutan – Peralatan
1 2 4 0 Kendaraan
1 2 4 1 Akumulasi Penyusutan – Kendaraan
1 2 5 0 Aset Tetap Lainnya
1 3 0 0 Aset Wakaf
1 3 1 0 Aset – Wakaf Uang
1 3 2 0 Aset – Wakaf Bergerak Selain Uang
1 3 2 1 Akumulasi Penyusutan –Aset Wakaf Bergerak Selain Uang
1 3 3 0 Aset – Wakaf Tidak Bergerak
1 3 3 1 Akumulasi Penyusutan –Aset Wakaf Tidak Bergerak
2 0 0 0 Liabilitas
2 1 0 0 Kewajiban Jangka Pendek
2 1 1 0 Biaya Yang Masih Harus Dibayar
2 1 2 0 Utang Kepada Pihak Ketiga
2 1 3 0 Liabilitas Jangka Pendek Lainnya
2 2 0 0 Liabilitas Jangka Panjang
2 2 1 0 Utang Jangka Panjang Kepada Pihak Ketiga
2 2 2 0 Utang Jangka Panjang Lainnya
2 3 0 0 Liabilitas Wakaf
2 3 1 0 Wakaf Uang
2 3 2 0 Wakaf Bergerak Selain Uang
2 3 3 0 Wakaf Tidak Bergerak
2 3 4 0 Wakaf Produktif
3 0 0 0 Saldo Dana
3 1 0 0 Dana APBN
3 2 0 0 Dana Non-APBN
71
3 3 0 0 Dana Nazhir
3 4 0 0 Saldo Dana Lainnya
LAMPIRAN 2 BAGAN JURNAL UMUM

Kode
No Tanggal Akun D K
Akun

JUMLAH

72
LAMPIRAN 2 BUKU BESAR DAN BUKU BESAR PEMBANTU

1. BUKU BESAR

Kas dan Setara Kas No Akun: 1110


No Tgl Ket D K Balance

Total

2. BUKU BESAR PEMBANTU KAS DAN SETARA KAS

Nama Akun: Kas No. Akun: 1111


No Tgl Ket D K Balance

Total

Nama Akun: Kas di Bank No. Akun: 1112


No Tgl Ket D K Balance

Total

73
3. BUKU BESAR WAKAF BERGERAK SELAIN UANG

Nama Akun: Wakaf Bergerak Selain Uang No. Akun: 1220


No Tgl Ket D K Balance

Total

Nama Akun: Wakaf Kendaraan No. Akun: 1223


No Tgl Ket D K Balance

Total

4. BUKU BESAR PENYALURAN WAKAF PRODUKTIF

Nama Akun: Penyaluran Wakaf Produktif No. Akun: 5400


No Tgl Ket D K Balance

Total

LAMPIRAN 3 NERACA SALDO

74
No.
Nama Akun D K
Akun

TOTAL

LAMPIRAN 4 LAPORAN PERUBAHAN DANA

Catatan 2014

75
Kewajiban Wakaf
Penerimaan
Wakaf Uang
Wakaf Bergerak Selain Uang
Wakaf Tidak Bergerak
Wakaf Produktif
Penyaluran
Wakaf Uang
Wakaf Bergerak Selain Uang
Wakaf Tidak Bergerak
Wakaf Produktif
Saldo Awal
Wakaf Uang
Wakaf Bergerak Selain Uang
Wakaf Tidak Bergerak
Wakaf Produktif
Jumlah Kewajiban Wakaf
Wakaf Uang
Wakaf Bergerak Selain Uang
Wakaf Tidak Bergerak
Wakaf Produktif
DANA APBN
Penerimaan
Penyaluran
Surplus (Defisit) Dana APBN
Saldo Awal
Saldo Akhir

DANA NON-APBN
Penerimaan
Penyaluran
Surplus (Defisit) Dana Non-APBN
Saldo Awal
Saldo Akhir

DANA NAZHIR
Penerimaan
Penyaluran
Surplus (Defisit) Dana Nazhir
Saldo Awal
Saldo Akhir

LAMPIRAN 5 LAPORAN POSISI KEUANGAN

76
Catatan 2014
ASET
Aset Lancar
Kas dan Setara Kas
Piutang
Perlengkapan
Total aset lancar
Aset Wakaf
Wakaf Uang
Wakaf Bergerak Selain Uang
Wakaf Tidak Bergerak
Total Aset Wakaf
Aset Tetap
Tanah
Bangunan
Peralatan
Total Aset Tetap
JUMLAH ASET

LIABILITAS
Biaya yang Masih Harus dibayar
Wakaf Uang
Wakaf Bergerak Selain Uang
Wakaf Tidak Bergerak
JUMLAH KEWAJIBAN

SALDO DANA
Dana APBN
Dana Non-APBN
Wakaf Produktif
Dana Nazhir
JUMLAH SALDO DANA
JUMLAH KEWAJIBAN DAN SALDO DANA

LAMPIRAN 6 LAPORAN ARUS KAS

Keterangan 2014
Kas dan Setara Kas dari Aktivitas Operasi
Pemasukkan

77
Penerimaan dana APBN
Penerimaan dana Non-APBN
penerimaan dana Nazhir

Pengeluaran
penyaluran dana non-APBN
penyaluran dana APBN
pembelian perlengkapan
Pembayaran beban operasional

Total kas dari/digunakan untuk operasi

Kas dan Setara Kas dari Aktivitas Investasi


Pembelian peralatan
Total kas dari/digunakan untuk investasi

Kas dan Setara Kas dari Aktivitas Pendanaan

Total kas dari/digunakan untuk pendanaan

Penambahan (Pengurangan) Arus Kas


Arus Kas Awal Periode
Arus Kas Akhir Periode

ARUS KAS – WAKAF UANG

Keterangan 2014

Penerimaan
Penerimaan wakaf uang
Penerimaan atas wakaf produktif
Jumlah Penerimaan Kas-Wakaf Uang

Pengeluaran
Pencairan Wakaf Uang
Saldo Kas-Wakaf Uang Awal Tahun
Saldo Akhir Kas-Wakaf Uang

78
LAMPIRAN 7 PERUBAHAN ASET KELOLAAN

Saldo Awal Penambahan Pengurangan Penyisihan Penyusutan Saldo Akhir


Wakaf bergerak selain uang
Deposito
Logam Mulia
Kendaraan
Total Wakaf Bergerak Selain Uang

Wakaf Tidak Bergerak


Tanah
Bangunan
Total Wakaf Tidak Bergerak

79

Vous aimerez peut-être aussi