Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam analisis larutan asam dan basa, titrasi melibatkan pengukuran yang
seksama volume-volume suatu asam dan suatu basa yang tepat saling menetralokan.
Andaikan kita ingin menentukan konsentrasi suatu larutan asam klorida, dan bahwa
tersedia di laboratorium suatu basa dengan konsentrasu yang diketahui sebesar 1,20
N. Analisis dilakukan sebagai berikut. Sebagian dari masing-masing larutan dapat
ditaruh dalam dua buret , dan suatu kuantitas asam yang mudah diukur , misalnya
15,0 mL dialirkan dari buret kelabu. Cara lain, sejumlah yang diketahui dari asam itu
dapat diambil dari dalam gelas piala dengan suatu pipet yang dikalibrasikan dengan
bantuan bola isap. Suatu indicator, seperti lakmus atau fenolftalein, ditambah kepada
asam, dan labu itu ditaruh dibawah buret yang berisi basa.
Basa dialirkan ke dalam labu itu mula-mula dengan agak cepat, kemudian
perlahan-lahan dan akhirnya setetes demi tetes sampai tetes terakhir tunggal
mengakibatkan indicator berubah warna. Perubahan warna itu merupakan tanda
bahwa sejumlah basa telah ditambahkan yang ekuivalen dengan banyaknya asam
dalam 15 mL larutan yang tak diketahui.Volume total basa yang digunakan dibaca
pad buret. Katakan volume ini 21,2 mL . Artinya 21,2 mL basa 1,2 N ditemukan tepat
menetralkan 15,0 mL larutan asam klorida yang konsentrasnya tak diketahui.
Untuk masing-masing larutan, perkalian volume,V (dalam liter) kali
normalitas N adalah banyaknya ekuivalen dari spesi yang bereaksi:
VA X NA = ekuiv A
VB X NB = ekuiv B
ekuiv A = ekuiv B
VA X NA = VB X NB
Karena factor volume muncul pada kedua ruas persamaan, maka satuan
volume apa saja dapat digunakan dalam persamaan ini, asal kedua volume itu
dinyatakan dengan satuan yang sama,misalnya kedua dalam millimeter,yakni:
LA X NA = LB X NB
Atau
mLA X NA = mLB X NB
dengan menggunakan hubungan yang terakhir ini, konsentrasi asam dapat dihitung
sebagai berikut
21,2 𝑚𝑙 𝑥 1,2 𝑁
𝑁𝑎 = = 1,7 𝑁
15 𝑚𝑙
(Keenan,)
(Harjadi,)
Bila kuantitas ekuimolar dari suatu asam kuat seperti asam klorida, HCL, dan
suatu basa kuat seperti Natrium Hidroksida,NaOH, dicampur dalam suatu larutan air,
ion hidronium dari asam dan ion hidroksida dari basa akan bersenyawa membentuk
air. Reaksi ini dikenala sebagai penetralan. Persamaan ion lengkapnya adalah
H+ + OH- H2O
Bila spesi asam dan basa beraksi,dikatalan spesi-spesi ini saling menetralkan.
Meskipun istilah penetralan lazim digunakan untuk reaksi apa saja antara
asam dengan basa, tak selalu akan dihasilkan larutan yang bener-bener netral.
Memang larutan netral hanya diperoleh nila asam basa itu sama kuatnya.
Perhatikan apa yang terjadi apabila asam kuat,seperti HCl, dan ammonia ,NH3
Suatu basa lemah dicampur dalam larutan air. Larutan ammonium klorida yang
diperoleh bersifat agak asam bukannya netral, karena ion NH4 berfungsi sebagai
suatu asam bila dilarutkan didalam air.
Reaksi dalam larutan dari asam lemah seperti asam asetat dengan basa kuat
NaOH. Larutan natrium asetat yang dihasilkan bersifat agak basa, bukannya netral,
karena ion asetat berfungsi sebagai basa dalam larutan air.
Sebagai contoh akhir dari penetralan, perhatikan reaksi dalam larutan air dari
asam asetat dalam larutan air dari asam asetat yang lemah itu dengan basa lemah
ammonia. Larutan ammonium asetat yang dihasilkan,praktis netral. Ini karena kuat
ion NH4 + tepat diimbangi oleh kuat basa dari ion C2H3O2-
(Keenan,)
𝐵𝑀
𝐵𝐸 = 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐵𝑀 = 𝑛. 𝐵𝐸
𝑛
Dimana n ialah jumlah ion H+ yang direaksikan oleh sebuah molekul asam atau diikat
oleh sebuah molekul
1
1 Ekivalen = 𝑛mol atau I mol = n ekivalen
Karena dalam titrasi biasanya volume diukur dalam ml, maka juga sering dipakai
jumlah miliekivalen (me)= 10-3 ekivalen
Pada titrasi standarisasi diusahakan ketelitian yang sebesar-besarnya. Untuk itu perlu
dipeerhatikan hal-hal berikut:
(Harjadi,)
Bentuk tak terdisosiasi adalah tak berwarna, tetapi anionnya, yang mempunyai
system ikatan tunggal dan ikatan rangkap dua yang berganti-ganti (suatu system
terkonjugasikan), berwarna kuning. Molekul-molekul atau ion-ion yang mempunyai
system terkonjugasikan, menyerap cahaya dengan panjang gelombang yang blebih
panjang dibandingkan dengan molekul-molekul sebanding tetapi yang tanpa system
terkonjugasikan. Cahaya yang diserap sering ada pada bagian spectrum yang tampak
dengan demikian molekul atau ionnya berwarna.
( Underwood,)
1.HCl
A. Sifat Fisika
C Fungsi:
(Anonim,2012).
2. Metil Orange
A.Sifat Fisika
B. Sifat Kimia
C. Fungsi:
(Anonim,2012)
DAFTRAR PUSTAKA