Vous êtes sur la page 1sur 14

Aproksimasi 𝝅 (𝑷𝒊) Archimedes dengan Keliling Segi-96

Nikmah Nurvicalesti (06121408007)


Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Sriwijaya
e-mail : nikmahnurvicalesti17@gmail.com

Abstrak
Pi atau biasa dituliskan dengan lambang 𝜋 merupakan bilangan
yang menyatakan rasio keliling lingkaran dan diameter lingkaran. 𝜋
sering digunakan untuk menghitung luas maupun keliling
lingkaran. Nilai 𝜋 yang selama ini diketahui adalah 3,14. Nilai 𝜋
yang sebenarnya bukanlah 3,14 karena 3,14 hanyalah sebuah nilai
pendekatan atau penaksiran untuk 𝜋. Dalam makalah ini akan
dibahas penaksiran nilai 𝜋 yang dilakukan oleh Archimedes
menggunakan segi-96.

Kata kunci : pi, 𝜋, segi-96

1. Pendahuluan
Penggunaaan pertama kali symbol 𝜋 dan pengukuhan definisinya sebagai
𝐶
ratio keliling lingkaran (C) terhadap diameternya (d), yaitu 𝜋 = 𝑑, dikemukakan

oleh Williams Jones (matematikawan Inggris dari Welsh Inggris) pada tahun
1706 dalam bukunya Synopsis Palmariorum Matheseos (A New Introduction to
the Mathematics) yang membahas tentang kalkulus diferensial dan deret tak
hingga.
Definisi 𝜋 sebagai ratio keliling lingkaran terhadap diameternya dan
metode pendekatan yang lebih jelas ditemukan dari catatan tahun 255 SM milik
Archimedes dari Syracuse Yunani. Perhitungan keliling lingkaran dilakukan oleh
Archimedes dalam pendekatan bentuk lingkaran sebagai suatu poligon, yaitu
bentuk segi-banyak sama sisi. Archimedes menghitung keliling lingkaran
berdasarkan panjang sisi poligon segi-96 sama sisi yang digunakan sebagai
keliling dalam dan keliling luar suatu lingkaran, sehingga dihasilkan nilai batas
10 1
bawah dan batas atas yaitu 3 71 < 𝜋 < 3 7. Pendekatan poligonal Archimedes

ini mendominasi metode pencarian nilai 𝜋 hingga 1000 tahun lebih. Bahkan
1 22
pendekatan nilai 𝜋 ≈ 3 7 atau 𝜋 ≈ yang sempat dikenal sebagai “Konstanta
7

Archimedes” itu masih digunakan hingga sekarang.


Dalam perkembangan matematika modern, 𝜋 (pi) telah dikenal luas dan
digunakan dalam beragam konsep matematika, seperti geometri, kalkulus,
trigonometri, dan konsep-konsep matematika lainnya. Selain dalam bidang
matematika, 𝜋 (pi) juga ditemukan dalam berbagai cabang ilmu lainnya meliputi
fraktal, termodinamika, mekanika, kosmologi, dan elektromagnetisme.

2. Materi Penunjang
2.1 Lingkaran dan Poligon
Lingkaran (circle) adalah kumpulan semua titik di dalam suatu bidang datar
yang berjarak sama dari suatu titik tetap di bidang tersebut. Titik tetap
tersebut disebut pusat lingkaran, sedangkan jarak suatu titik pada lingkaran
ke titik pusat dinamakan jari-jari lingkaran.
Poligon adalah bentuk bidang datar tertutup yang dibatasi oleh ruas garis
sebagai sisi-sisinya. Suatu n-gon adalah poligon dengan n sisi.
Poligon beraturan adalah poligon yang mempunyai sisi sama dan sudut
yang sama juga.
Keliling poligon merupakan jumlah semua sisi-sisi poligon.

2.2 Garis, Sudut, dan Segitiga


Garis merupakan himpunan titik-titik yang mempunyai panjang tak
terhingga tetapi tidak memiliki lebar ataupun tebal. Garis biasa
⃡ .
dilambangkan dengan symbol 𝐴𝐵
Sudut adalah suatu gambar yang terbentuk oleh dua sinar yang mempunyai
titik akhir yang sama. Sinar-sinar tersebut merupakan sisi-sisi sudut dan titik
akhirnya merupakan vertex (titik sudut)-nya. Symbol untuk sudut adalah ∠
atau ∡.
Segitiga adalah poligon yang mempunyai tiga sisi. Vertex (titik sudut)
segitiga adalah titik dimana dua di antara sisi-sisi segitiga tersebut
bertemu.Simbol segitiga adalah ∆.
Garis-garis Khusus pada Segitiga
 Garis tinggi adalah garis yang membagi tegak lurus sisi di depan titik
sudut segitiga tersebut.

B Keterangan gambar :
̅̅̅̅ : garis tingggi yang menuju
𝐵𝐷
̅̅̅̅
𝐴𝐶 .
̅̅̅̅ ⊥ 𝐴𝐶
𝐵𝐷
A C
D

 Garis berat adalah garis yang membagi dua sama panjang sisi di depan
titik sudut tersebut.

B Keterangan gambar :
𝐵𝑀 : garis berat yang pada ̅̅̅̅
̅̅̅̅̅ 𝐴𝐶 .
̅̅̅̅ sama panjang.
̅̅̅̅̅ membagi 2 𝐴𝐶
𝐵𝑀
A C
M

 Garis bagi adalah garis atau sinar yang membagi dua sudut segitiga
menjadi dua bagian yang sama besar.

B Keterangan gambar :
1 2 ̅̅̅̅ : garis bagi sudut.
𝐵𝐷
∠𝐵 membagi dua ∠𝐵 membuat
A C ∠1 = ∠2.
D
Segitiga Kongruen
 Teorema 1 : Dua buah segitiga akan kongruen jika dua sisi yang
bersesuaian sama panjang dan satu sudut yang diapit kedua sisi tersebut
sama besar. (S-Sd-S)
 Teorema 2 : Dua segitiga akan kongruen jika satu sisi yang seletak sama
panjang dan dua sudut yang seletak pada sisi tersebut sama besar. (Sd-S-
Sd)
 Teorema 3 : Dua segitiga akan kongruen jika ketiga sisinya yang terletak
sama besar. (S-S-S)
2.3 Perbandingan Trigonometri pada segitiga

Y
y adalah sisi di depan sudut α
r
y x adalah sisi di dekat sudut α

𝛼 X r adalah sisi miring / hipotenusa


x
Dari gambar tersebut, maka diperoleh perbandingan-perbandingan
trigonometri :

𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑑𝑖 𝑑𝑒𝑝𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 𝛼 𝑦


sin 𝛼 = =
𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑚𝑖𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑟

𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑑𝑖 𝑑𝑒𝑘𝑎𝑡 𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 𝛼 𝑥


cos 𝛼 = =
𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑚𝑖𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑟

𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑑𝑖 𝑑𝑒𝑝𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 𝛼 𝑦


tan 𝛼 = =
𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑑𝑖 𝑑𝑒𝑘𝑎𝑡 𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 𝛼 𝑥
3. Materi Pokok
Menurut Archimedes 𝜋 merupakan rasio dari keliling lingkaran dan diameter
lingkaran. Pada tahun 255 SM, Archimedes menggunakan keliling poligon
beraturan di dalam lingkaran dan poligon beraturan di luar lingkaran untuk
menemukan batas atas dan batas bawah 𝜋.
Berdasarkan proposisi 3 Archimedes yang berbunyi:
“The ratio of circumference of any circle to its diameter is less than
1 10
3 7 but greater than 3 71”

Maka dengan menggunakan segi-96 maka diperoleh perkiraan nilai 𝜋 :


10 1
3 < 𝜋 <3
71 7
Pada makalah ini, kita akan menemukan aproksimasi Archimedes dengan
menggunakan perhitungan trigonometri dengan menggunakan poligon beraturan
di dalam lingkaran dan poligon beraturan di luar lingkaran yang di mulai dari
segi-6, 12, 24, 48, hingga 96 dengan diameter 1 satuan.

3.1 Keliling Poligon Beraturan Di dalam Lingkaran


Poligon dalam lingkaran merupakan poligon yang sisi-sisinya merupakan
busur dari lingkaran. Untuk menghitung keliling poligon beraraturan dalam
lingkaran, maka:
Ambil sebuah segitiga dari segi-n beraturan, misal segitiga ABO.
 Segitiga AOB merupakan segitiga sama
kaki karena kaki-kaki dari segitiga ini
adalah jari-jari lingkaran.
 Berdasarkan teorema segitiga kongruen
maka ∆𝐴𝑂𝐶 ≌ ∆𝐶𝑂𝐵

 Untuk segi-6
A Untuk segi-6 maka sudut yang
dibentuk oleh sebuah segitiganya
360°
sebesar = 60°. Sehingga untuk
6
O 𝟔𝟎° C 𝑥
mencari panjang sisi 𝐴𝐵(𝑥) kita
30°
1 gunakan aturan sinus dan gunakan
𝑥
1 2 60°
𝑟= segitiga 𝐶𝑂𝐵 dengan sudut =
2 B 2

30°.

1
𝐶𝐵 𝑥
sin 30° = ⟹ 0.5 = 2 ⇒ 𝟎. 𝟓 = 𝒙
𝑂𝐵 1
2
Sehingga keliling poligon segi-6 :
𝐾𝑃6 = 𝑛 × 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑝𝑜𝑙𝑖𝑔𝑜𝑛 (𝑥) = 6 × 0.5 = 3
Jadi, 𝜋 ≈ 3
 Untuk segi-12
A Untuk
Untuk segi-12
segi-12 maka
maka sudut
sudut yang
yang
dibentuk
dibentuk oleh
oleh sebuah
sebuah segitiganya
segitiganya
360°
sebesar
sebesar
360° =
= 30°.
30°. Sehingga
Sehingga untuk
untuk
12
12
O 𝟑𝟎° C 𝑥 mencari
mencari panjang sisi 𝐴𝐵(𝑥)
panjang sisi 𝐴𝐵(𝑥) kita
kita
15°
1 gunakan
gunakan aturan
aturan sinus
sinus dan
dan gunakan
gunakan
𝑥
1 2 30°
segitiga 𝐶𝑂𝐵 =
segitiga 30°
𝑟= 𝐶𝑂𝐵 dengan
dengan sudut
sudut 2 =
2 B 2
15°.
15°.

1
𝐶𝐵 𝑥
sin 15° = ⟹ 0.258819 = 2 ⇒ 𝟎. 𝟐𝟓𝟖𝟖𝟏𝟗 = 𝒙
𝑂𝐵 1
2
Sehingga keliling poligon segi-12:
𝐾𝑃12 = 𝑛 × 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑔𝑖𝑡𝑖𝑔𝑎 (𝑥) = 12 × 0.258819 = 3.105828
Jadi, 𝜋 ≈ 3.1056 ≈
 Untuk segi-24
A Untuk segi-24 maka sudut yang
dibentuk oleh sebuah segitiganya
360°
sebesar = 15°. Sehingga untuk
24
O 𝟏𝟓° C 𝑥
mencari panjang sisi 𝐴𝐵(𝑥) kita
7.5°
1 gunakan aturan sinus dan gunakan
𝑥
1 2 15°
𝑟= segitiga 𝐶𝑂𝐵 dengan sudut =
2 B 2

7.5°.

1
𝐶𝐵 𝑥
sin 7.5° = ⟹ 0.130526 = 2 ⇒ 𝟎. 𝟏𝟑𝟎𝟓𝟐𝟔 = 𝒙
𝑂𝐵 1
2
Sehingga keliling poligon segi-24 :
𝐾𝑃6 = 𝑛 × 𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑔𝑖𝑡𝑖𝑔𝑎 (𝑥) = 24 × 0.130526 = 3.132624
Jadi, 𝜋 ≈ 3.132624

 Untuk segi-48
Untuk segi-48 maka sudut yang
A
dibentuk oleh sebuah segitiganya
360°
sebesar = 7.5°. Sehingga
48

O 𝟕. 𝟓° C 𝑥 untuk mencari panjang sisi 𝐴𝐵(𝑥)


3.75°
1 kita gunakan aturan sinus dan
𝑥
1 2 gunakan segitiga 𝐶𝑂𝐵 dengan
𝑟=
2 B 7.5°
sudut = 3.75°.
2

1
𝐶𝐵 𝑥
sin 3.75° = ⟹ 0.065403 = 2 ⇒ 𝟎. 𝟎𝟔𝟓𝟒𝟎𝟑 = 𝒙
𝑂𝐵 1
2
Sehingga keliling poligon segi-48 :
𝐾𝑃48 = 𝑛 × 𝑥 = 48 × 0.065403 = 3.139344
Jadi, 𝜋 ≈ 3.1392

 Untuk segi-96
A Untuk segi-96 maka sudut yang
dibentuk oleh sebuah segitiganya
360°
sebesar = 3.75°. Sehingga
96
O 𝟑. 𝟕𝟓° C 𝑥
𝟏. 𝟖𝟕𝟓° untuk mencari panjang sisi 𝐴𝐵(𝑥)
1 kita gunakan aturan sinus dan
𝑥
1 2
𝑟= gunakan segitiga 𝐶𝑂𝐵 dengan
2 B 3.75°
sudut = 1.875°.
2
1
𝐶𝐵 𝑥
sin 1.875° = ⟹ 0.032719 = 2 ⇒ 𝟎. 𝟎𝟑𝟐𝟕𝟏𝟗 = 𝒙
𝑂𝐵 1
2
Sehingga keliling poligon segi-96 :
𝐾𝑃96 = 𝑛 × 𝑥 = 96 × 0.032719 = 3.141024
Jadi, 𝜋 ≈ 3.14102

Dari perhitungan beberapa keliling poligon tersebut, maka secara umum


keliling poligon dalam lingkaran dengan diameter 1 satuan menggunakan
trigonometri dapat dihitung menggunakan rumus :
𝟏𝟖𝟎°
𝒏 × 𝐬𝐢𝐧( )
𝒏

3.2 Keliling Poligon Beraturan Di Luar Lingkaran


Poligon luar lingakaran adalah poligon yang semua sisinya merupakan garis
singgung suatu lingkaran. Untuk menghitung keliling poligon beraraturan
dalam lingkaran, maka:
Ambil sebuah segitiga dari segi-n beraturan, misal segitiga ABO

 Segitiga AOB merupakan segitiga


sama kaki.
 Berdasarkan teorema segitiga
kongruen maka ∆𝐴𝑂𝐶 ≌ ∆𝐶𝑂𝐵
 Untuk segi-6
A Untuk segi-6 maka sudut yang
dibentuk oleh sebuah segitiganya
360°
sebesar = 60°. Sehingga
6
1
O 60° 𝑟= 𝑥 C 𝑥 untuk mencari panjang sisi 𝐴𝐵(𝑥)
2
30°
1 kita gunakan aturan tan dan
𝑥
2 gunakan segitiga 𝐶𝑂𝐵 dengan
60°
B sudut = 30°.
2

1
𝐶𝐵 𝑥
tan 30° = ⟹ 0.57735 = 2 ⇒ 𝟎. 𝟓𝟕𝟕𝟑𝟓 = 𝒙
𝑂𝐶 1
2
Sehingga keliling poligon segi-6 :
𝐾𝑃6 = 𝑛 × 𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑔𝑖𝑡𝑖𝑔𝑎 (𝑥) = 6 × 0.57735 = 3.4641
Jadi, 𝜋 ≈ 3.4641

 Untuk segi-12
A Untuk segi-12 maka sudut yang
dibentuk oleh sebuah segitiganya
360°
sebesar = 30°. Sehingga
12
1
O 30° 𝑟= 𝑥 C 𝑥 untuk mencari panjang sisi 𝐴𝐵(𝑥)
2
15°
1 kita gunakan aturan tan dan
𝑥
2 gunakan segitiga 𝐶𝑂𝐵 dengan
30°
B sudut = 15°.
2

1
𝐶𝐵 𝑥
tan 15° = ⟹ 0.267949 = 2 ⇒ 𝟎. 𝟐𝟔𝟕𝟗𝟒𝟗 = 𝒙
𝑂𝐶 1
2
Sehingga keliling poligon segi-12 :
𝐾𝑃12 = 𝑛 × 𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑔𝑖𝑡𝑖𝑔𝑎 (𝑥) = 12 × 0.267949 = 3.215388
Jadi, 𝜋 ≈ 3.215388

 Untuk segi-24
A
Untuk segi-24 maka sudut yang
dibentuk oleh sebuah segitiganya
360°
sebesar = 15°. Sehingga
1 24
O 15° 𝑟= 𝑥 C 𝑥
2 untuk mencari panjang sisi
7.5°
1 𝐴𝐵(𝑥) kita gunakan aturan tan
𝑥
2 dan gunakan segitiga 𝐶𝑂𝐵
15°
B dengan sudut = 7.5°.
2

1
𝐶𝐵 𝑥
tan 7.5° = ⟹ 0.131652 = 2 ⇒ 𝟎. 𝟏𝟑𝟏𝟔𝟓𝟐 = 𝒙
𝑂𝐶 1
2
Sehingga keliling poligon segi-24 :
𝐾𝑃24 = 𝑛 × 𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑔𝑖𝑡𝑖𝑔𝑎 (𝑥) = 24 × 0.131652 = 3.159648
Jadi, 𝜋 ≈ 3.159648

 Untuk segi-48
A
Untuk segi-48 maka sudut yang
dibentuk oleh sebuah segitiganya
360°
sebesar = 7.5°. Sehingga
1 48
O 7.5° 𝑟= 𝑥 C 𝑥 untuk mencari panjang sisi 𝐴𝐵(𝑥)
2
3.75°
1 kita gunakan aturan tan dan
𝑥
2 gunakan segitiga 𝐶𝑂𝐵 dengan
7.5°
B sudut = 3.75°.
2
1
𝐶𝐵 𝑥
tan 3.75° = ⟹ 0.065543 = 2 ⇒ 𝟎. 𝟎𝟔𝟓𝟓𝟒𝟑 = 𝒙
𝑂𝐶 1
2
Sehingga keliling poligon segi-48 :
𝐾𝑃48 = 𝑛 × 𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑔𝑖𝑡𝑖𝑔𝑎 (𝑥) = 48 × 0.065543 = 3.14604
Jadi, 𝜋 ≈ 3.14604
 Untuk segi-96
A
Untuk segi-96 maka sudut yang
dibentuk oleh sebuah segitiganya
360°
sebesar = 3.75°. Sehingga
1 96
O 𝟑. 𝟕𝟓° 𝑟= 𝑥 C 𝑥 untuk mencari panjang sisi 𝐴𝐵(𝑥)
1.875°
2
1 kita gunakan aturan tan dan
𝑥
2 gunakan segitiga 𝐶𝑂𝐵 dengan
3.75°
B sudut = 1.875°.
2

1
𝐶𝐵 𝑥
tan 1.875° = ⟹ 0.032736 = 2 ⇒ 𝟎. 𝟎𝟑𝟐𝟕𝟑𝟔 = 𝒙
𝑂𝐶 1
2
Sehingga keliling poligon segi-96 :
𝐾𝑃96 = 𝑛 × 𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑔𝑖𝑡𝑖𝑔𝑎 (𝑥) = 96 × 0.032736 = 3.1421
Jadi, 𝜋 ≈ 3.142656

Dari perhitungan beberapa keliling poligon tersebut, maka secara umum


keliling poligon dalam lingkaran dengan diameter 1 menggunakan
trigonometri dapat dihitung menggunakan rumus :
𝟏𝟖𝟎°
𝒏 × 𝐭𝐚𝐧( )
𝒏
4. Kesimpulan
Dari pendekatan segi-96 yang dilakukan Archimedes menggunakan keliling
poligon dalam lingkaran dan poligon luar lingkaran dengan satuan panjang di
peroleh :
Keliling poligon dalam lingkaran adalah : 3.141024
Keliling poligon luar lingkaran adalah : 3.142656
10
Sehingga 3.141024 < 𝜋 < 3.142656 atau sebanding dengan 3 71 < 𝜋 <
1
3 7 dan sesuai dengan proposisi 3 Archimedes.
22
Jadi nilai, yang besarnya atau 3.14 yang kita kenal selama ini hanyalah nilai
7

pendekatan (aproksimasi) dari 𝜋 saja. Sehingga dalam penulisan nilai 𝜋,


22 22
bukanlah 𝜋 = melainkan 𝜋 ≈ .
7 7
DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, Nyimas. 2009. Diktat Geometri. Inderalaya : FKIP Universitas Sriwijaya

Bohac, Katthy. 2009. Using Regular Poligons to Approximate Circles (online).


Tersedia : http://scimath.unl.edu/MIM/files/MATExamFiles/Bohac_FINAL.pdf
04 Februari 20015)

Ismadi Janu. 2008. Ensiklopedia Matematika. Jakarta : Nobel Edumedia

Katz, Victor. J. 2009. A History of Mathematics An Introduction Thrid Edition.USA:


Pearson Education

Nurmalia, Beladina. 2013. Garis-garis Istimewa pada Segitiga (online). Tersedia :


http://beladina27.blogspot.com/2013/05/garis-garis-istimewa-pada-segitiga.html
(28 Februari 2015)

Offner, Carl D. 2009. Computing the Digits in π (online). Tersedia :


http://www.cs.umb.edu/~offner/files/pi.pdf (09 Februari 2015)

Rich, Barnett. 2004. Geometry Barnett Rich Schaum’s Easy Outlines. Jakarta :
Erlangga

Vous aimerez peut-être aussi