Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
TEMPO.CO, Jakarta -Ketua Ikatan Bidan Indonesia Emi Nurjasmi mengatakan angka kematian ibu di
Indonesia masih tinggi. Berdasarkan survei penduduk antar sensus pada 2015, angka kematian ibu di
Indonesia sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup.
"Angka ini masih tinggi dari target 126 per 100 ribu kelahiran hidup," kata Emi dalam siaran pers yang
diterima
Adapun, angka kematian bayi (AKB) tercatat ada 22 per 1.000 kelahiran hidup. Angka kematian bayi
mengalami penurunan dari tahun 2005 yang tercatat ada 32 per 1.000 kelahiran hidup.
"Penurunan angka kematian ibu dan angka kematian bayi, salah satunya dilakukan dengan mendorong
pemeriksaan kehamilan (ANC), serta pertolongan kelahiran di tenaga kesehatan terlatih," ujarnya.
Untuk itu, Emi melanjutkan, Bidan Indonesia selaku tenaga kesehatan professional dalam ulang tahunnya
yang ke-66 akan terus meningkatkan keterampilan dan pengetahuannya. "Guna menjawab tantangan
global khususnya bidang kesehatan Perempuan, Ibu, dan Anak," kata Emi.
Sebab, menurut data SDKI 2015, pemeriksaan kehamilan oleh bidan di Indonesia sebesar 87 persen.
Adapun, pertolongan persalinan oleh bidan sebesar 63,5 persen.
Sebelumnya, Kepada Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr. Surya Chandra
Surapaty, MPH, Ph.D, mengatakan melemahnya program keluarga berencana (KB) pada tahun 2000 lalu,
membuat kematian ibu hamil dan bayi meningkat.
"Karena terlalu muda melahirkan atau berusia kurang dari 20 tahun, terlalu tua diatas 35 tahun, dan
terlalu rapat," kata Surya dalam peluncuran situs www.bicarakontrasepsi.com di Jakarta, pada Selasa, 25
April 2017.
AFRILIA SURYANIS
Sumber
https://googleweblight.com/?lite_url=https://m.tempo.co/read/news/2017/05/09/060873758/angka-
kematian-ibu-di-indonesia-tinggi-masih-jauh-dari-target&ei=2dT8rVpC&lc=id-
ID&s=1&m=469&host=www.google.co.id&ts=1504933428&sig=ANTY_L0-NSTKv-EujXCwc12cJj7oZFu7sg