Vous êtes sur la page 1sur 13

Bab I : Pendahuluan

A. Latar Belakang

Perkembangan kesehatan pada hakikatnya adalah penyelenggaraan upaya kesehatan


yang optimal baik fisik, mental dan sehat Sosial. Proses keperawatan pada klien dengan
masalah kesehatan jiwa marupakan tantangan seperti pada klien yang kesehatan fisiknya
memperlihatkan gejala yang berbeda dan muncul oleh berbagai penyebab kejadian masa lalu
yang sama dengan kejadian saat ini tetapi mungkin muncul gejala yang berbeda (Depkes RI,
1996). Sejalan dengan berkembangnya ilmu dan teknologi dapat dikatakan makin banyak
masalah yang harus dihadapi dan diatasi sekarang dan makin sulit tercapainya kesejahteraan
hidup. Keadaan ini sangat besar pengaruhnya terhadap kesehatan jiwa seseorang yang berarti
meningkatkan jumlah pasien dengan gangguan jiwa , menurut studi El-Bahar 1996 terdapat
185 gangguan kesehatan jiwa dari 1000 penduduk. Hal ini menimbulkan suatu peningkatan
kebutuhan masyarakat dalam pelayanan perawat kesehatan jiwa. Manusia adalah makhluk
Sosial dalam kehidupan , mereka harus membina hubungan interpersonal yang positif.
Hubungan interpersonal yang sehat terjadi jika individu yang terlibat saling merasakan
kedekatan. Sementara identitas pribadi masih tetap dipertahankan juga perlu untuk membina
perasaan saling ketergantungan yang merupakan keseimbangan antara ketergantungan dan
kemandirian dalam suatu hubungan (Stuart and Sundeen, 2001). Penyebab menarik diri
adalah individu yang merasakan tidak berharga lagi sehingga merasa tidak aman dalam
berhubungan dengan orang lain, tidak dapat mendapatkan kontak fisik, antara individu
dengan orang lain, individu berasal dari lingkungan yang penuh masalah individu, merasa
tidak terima dan ditolak sebelum mencoba, individu tidak mempelajari cara berhubungan
dengan orang lain yang menimbulkan rasa aman. Salah satu penyebab yang ditimbulkan dari
menarik diri adalah klien dapat mengalami halusinasi, perilaku yang dapat diamati pada klien
dengan menarik diri adalah tidak mau bergaul atau berdiam diri dan kegiatannya yang
merepleksikan menarik diri seperti harga diri rendah. Asuhan Keperawatan mental psikiatri
pada klien dengan isolasi Sosial, menarik diri yang mencakup aspek bio-psikososial dan
cultural dengan menggunakan pendekatan teori asuhan keperawatan jiwa sebab pada klien
isolasi Sosial : menarik diri bila tidak diatasi akan menyebabkan GSP : Halusinasi.
B. Tujuan

Makalah ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam tentang isolasi tindakan
keperawatan dalam masyarakat. Dapat mengetahui tentang pengertian, konsep, gangguan
sosial dan penjelasan bebarapa hal tentang klien tersebut.
BAB II : ISI

A. KONSEP DASAR
Isolasi adalah keadaan dimana individu atau kelompok mengalami atau merasakan kebutuhan
atau keinginan untuk meningkatkan keterlibatan dengan orang lain tetapi tidak mampu untuk
membuat kontak ( Carpenito, 1998 )
Isolasi sosial adalah suatu keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang karena orang lain
menyatakan sikap yang negatif dan mengancam (Towsend,1998)
Seseorang dengan perilaku menarik diri akan menghindari interaksi dengan orang lain.
Individu merasa bahwa ia kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai kesempatan
untuk membagi perasaan, pikiran dan prestasi atau kegagalan. Ia mempunyai kesulitan untuk
berhubungan secara spontan dengan orang lain, yang dimanivestasikan dengan sikap
memisahkan diri, tidak ada perhatian dan tidak sanggup membagi pengalaman dengan orang
lain (DepKes, 1998)

B. FAKTOR PREDISPOSISI DAN PRESIPITASI


Faktor predisposisi terjadinya perilaku menarik diri adalah kegagalan perkembangan yang
dapat mengakibatkan individu tidak percaya diri, tidak percaya orang lain, ragu takut salah,
putus asa terhadap hubungan dengan orang lain, menghindar dari orang lain, tidak mampu
merumuskan keinginan dan meresa tertekan.
Sedangkan faktor presipitasi dari faktor sosio-cultural karena menurunnya stabilitas keluarga
dan berpisah karena meninggal dan fakto psikologis seperti berpisah dengan orang yang
terdekat atau kegagalan orang lain untuk bergantung, merasa tidak berarti dalam keluarga
sehingga menyebabkan klien berespons menghindar dengan menarik diri dari lingkungan
(Stuart and Suddarth, 1995).
C. TANDA DAN GEJALA
Observasi yang dilakukan pada klien akan ditemukan (data objektif) :
1. Apatis, ekspresi, afek tumpul.
2. Menghindar dari orang lain (menyendiri) klien tampak memisahkan diri dari orang lain.
3. Komunikasi kurang atau tidak ada. Klien tidak tampak bercakap-cakap dengan klien lain
atau perawat.
4. Tidak ada kontak mata, klien lebih sering menunduk.
5. Berdiam diri di kamar/tempat berpisah – klien kurang mobilitasnya.
6. Menolak hubungan dengan orang lain – klien memutuskan percakapan atau pergi jika
diajak bercakap-cakap.
7. Tidak melakukan kegiatan sehari-hari, artinya perawatan diri dan kegiatan rumah tangga
sehari-hari tidak dilakukan.
8. Posisi janin pada saat tidur.
9. Data subjektif sukar didapat jika klien menolak berkomunikasi, beberapa data subjektif
adalah menjawab dengan singkat kata-kata “tidak”, “ya”, “tidak tahu”.

D. KAREKTERISTIK PERILAKU
1. Gangguan pola makan : tidak nafsu makan atau makan berlebihan.
2. Berat badan menurun atau meningkat secara drastis.
3. Kemunduran secara fisik.
4. Tidur berlebihan.
5. Tinggal di tempat tidur dalam waktu yang lama.
6. Banyak tidur siang.
7. Kurang bergairah.
8. Tidak memperdulikan lingkungan.
9. Kegiatan menurun.
10. Immobilisasai.
11. Mondar-mandir (sikap mematung, melakukan gerakan berulang).
12. Keinginan seksual menurun.
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA PADA KLIEN
DENGAN GANGGUAN ISOLASI SOSIAL ; MENARIK DIRI.
I. Deskripsi
Tanggapan atau deskripsi tentang isolasi yaitu suatu keadaan kesepian yang dialami oleh
seseorang karena orang lain menyatakan sikap yang negatif dan mengancam (Towsend,
1998).
Seseorang dengan perilaku menarik diri akan menghindari interaksi dengan orang lain.

II. Pengkajian
Pengelompokan data pada pengkajian kesehatan jiwa berupa faktor presipitasi, penilaian
stressor , suberkoping yang dimiliki klien. Setiap melakukan pengajian ,tulis tempat klien
dirawat da tanggal dirawat isi pengkajian meliputi :

a. Identitas Klien
Meliputi nama klien , umur , jenis kelamin , status perkawinan, agama, tangggal MRS,
informan, tangggal pengkajian, No Rumah klien dan alamat klien.

b. Keluhan Utama
Keluhan biasanya berupa menyediri (menghindar dari orang lain) komunikasi kurang atau
tidak ada , berdiam diri dikamar ,menolak interaksi dengan orang lain , tidak melakukan
kegiatan sehari – hari , dependen.

c. Faktor predisposisi
Kehilangan , perpisahan , penolakan orang tua ,harapan orang tua yang tidak realistis
,kegagalan / frustasi berulang , tekanan dari kelompok sebaya; perubahan struktur sosial.
Terjadi trauma yang tiba tiba misalnya harus dioperasi , kecelakaan dicerai suami , putus
sekolah ,PHK, perasaan malu karena sesuatu yang terjadi ( korban perkosaan , tituduh kkn,
dipenjara tiba – tiba) perlakuan orang lain yang tidak menghargai klien/ perasaan negatif
terhadap diri sendiri yang berlangsung lama.

d. Aspek fisik / biologis


Hasil pengukuran tada vital (TD, Nadi, suhu, Pernapasan , TB, BB) dan keluhan fisik yang
dialami oleh klien.
e. Aspek Psikososial
1. Genogram yang menggambarkan tiga generasi
2. Konsep diri
a). Citra tubuh :
Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah atau tidak menerima perubahan
tubuh yang telah terjadi atau yang akan terjadi. Menolak penjelasan perubahan tubuh ,
persepsi negatip tentang tubuh. Preokupasi dengan bagia tubuh yang hilang , mengungkapkan
keputus asaan, mengungkapkan ketakutan.
b). Identitas diri
Ketidak pastian memandang diri , sukar menetapkan keinginan dan tidak mampu mengambil
keputusan .
c). Peran
Berubah atau berhenti fungsi peran yang disebabkan penyakit , proses menua , putus sekolah,
PHK.
d). Ideal diri
Mengungkapkan keputus asaan karena penyakitnya : mengungkapkan keinginan yang terlalu
tinggi.
e). Harga diri
Perasaan malu terhadap diri sendiri , rasa bersalah terhadap diri sendiri , gangguan hubungan
sosial , merendahkan martabat , mencederai diri, dan kurang percaya diri.

3. Klien mempunyai gangguan / hambatan dalam melakukan hubunga sosialdengan orang


lain terdekat dalam kehidupan, kelempok yang diikuti dalam masyarakat.

4. Kenyakinan klien terhadap tuhan dan kegiatan untuk ibadah ( spritual)

f). Status Mental


Kontak mata klien kurang /tidak dapat mepertahankan kontak mata , kurang dapat memulai
pembicaraan , klien suka menyendiri dan kurang mampu berhubungan denga orang lain ,
Adanya perasaan keputusasaan dan kurang berharga dalam hidup.
g). Kebutuhan persiapan pulang.
• Klien mampu menyiapkan dan membersihkan alat makan
• Klien mampu BAB dan BAK, menggunakan dan membersihkan WC, membersikan dan
merapikan pakaian.
• Pada observasi mandi dan cara berpakaian klien terlihat rapi
• Klien dapat melakukan istirahat dan tidur , dapat beraktivitas didalam dan diluar rumah
• Klien dapat menjalankan program pengobatan dengan benar.
h). Mekanisme Koping
Klien apabila mendapat masalah takut atau tidak mau menceritakan nya pada orang orang
lain( lebih sering menggunakan koping menarik diri)
i). Aspek Medik
Terapi yang diterima klien bisa berupa therapy farmakologi ECT, Psikomotor,therapy
okopasional, TAK , dan rehabilitas.

III. Diagnosa Keperawatan


Diagnosa Keperawatan adalah identifikasi atau penilaian pola respons baik aktual maupun
potensial (Stuart and Sundeen, 1995)
Masalah keperawatan yang sering muncul yang dapat disimpulkan dari pengkajian adalah
sebagai berikut :
1. Isolasi sosial : menarik diri
2. Gangguan konsep diri: harga diri rendah
3. Resiko perubahan sensori persepsi
4. Koping individu yang efektif sampai dengan ketergantungan pada orang lain .
5. Gangguan komunikasi verbal, kurang komunikasi verbal.
6. Intoleransi aktifitas.
7. Kekerasan resiko tinggi.

IV. Pohon Masalah


Diagnosa Keperawatan
1. Resiko perubahan sensori persepsi berhubungan dengan menarik diri.
2. Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
3. Gangguan harga diri : harga diri rendah berhubungan dengan tidak efektifnya koping
individu : koping defensif.
V. Tindakan keperawatan
Tindakan keperawatan dalam asuhan keperawatan jiwa berbeda dengan tindakan
keperawatan untuk klien dengan penyakit fisik di RSU dalam perawatan kesehatan jiwa.
Perawat melakukan tindakan yang bertujuan untuk mengatasi penyebab dari masalah dan
daftar masalah diatas dapat diambil salah satu. Contoh masalah keperawatan yaitu : resiko
perubahan sensori persepsi berhubungan dengan isolasi sosial : menarik diri.

VI. Rencana Intervensi


Rencana tindakan keperawatan terdiri 3 aspek utama yaitu :
a. Tujuan umum
Berfokus pada penyelesaian permasalahan dari diagnosa. Tujuan umum dapat dicapai jika
serangkaia tujuan khusus dapat dicapai.
b. Tujuan khusus
Berfokus pada penyelesaian etiologi dari diagnosa. Tujuan khusus merupakan rumusan
kemampuan klien yang perlu dicapai atau dimiliki klien .umumnya kemampuan pada tujuan
khusus dapat dibagi menjadi 3 aspek (stuart & sundeen ,1995) yaitu : kemampuan kognitif
yang diperlukan untuk menyelesaikan etiologi dari diagnosa keperawatan ,kemampuan
psikomotor yang diperlukan agar etiologi dapat selesai dan kemampuan afektif yang perlu
dimiliki agar klien percaya akan kemampuan menyelesaiakan masalah.
c. Rencana tindakan keperawatan
Tindakan keperawatan merupakan serangkaian tindakan yang dapat mencapai tujuan khusus.
tindakan keperawatan menggambarkan tindakan keperawatan mandiri, kerjasama dengan
klien, keluarga, kelompok dan kolaborasi dengan tim kesehatan jiwa lainnya.

VII. Kriteria Evaluasi keperawatan


Kriteria evaluasi dibuat berdasarkan pada tujuan khusus yang terdiri dari beberapa tujuan,
masing-masing tujuan tersebut ada kriteria evaluasinya .
BAB III : Penutup

A. Kesimpulan :

Isolasi adalah keadaan dimana individu atau kelompok mengalami atau merasakan
kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan keterlibatan dengan orang lain tetapi tidak
mampu untuk membuat kontak. Faktor predisposisi terjadinya perilaku menarik diri adalah
kegagalan perkembangan yang dapat mengakibatkan individu tidak percaya diri, tidak
percaya orang lain, ragu takut salah, putus asa terhadap hubungan dengan orang lain,
menghindar dari orang lain, tidak mampu merumuskan keinginan dan meresa tertekan.
Sedangkan faktor presipitasi dari faktor sosio-cultural karena menurunnya stabilitas keluarga
dan berpisah karena meninggal dan fakto psikologis seperti berpisah dengan orang yang
terdekat atau kegagalan orang lain untuk bergantung, merasa tidak berarti dalam keluarga
sehingga menyebabkan klien berespons menghindar dengan menarik diri dari lingkungan.
Tindakan keperawatan dalam asuhan keperawatan jiwa berbeda dengan tindakan
keperawatan untuk klien dengan penyakit fisik di RSU dalam perawatan kesehatan jiwa.
Perawat melakukan tindakan yang bertujuan untuk mengatasi penyebab dari masalah dan
daftar masalah diatas dapat diambil salah satu. Contoh masalah keperawatan yaitu : resiko
perubahan sensori persepsi berhubungan dengan isolasi sosial : menarik diri.

B. Saran :

Dalam makalah ini tidak menutup kemungkinana masih terdapat banyak kekurangan
baik menyangkut isi maupun penulisan, oleh karena itu, kami harapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini dan makalah selanjutnya.
Daftar Isi

Bab I : Pendahuluan

a. Latar Belakang
b. Tujuan

Bab II : Isi

Bab III : Penutup

a. Kesimpulan
b. Saran

Daftar Pustaka
Kata Pengantar

Puji Syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmatNya sehingga
saya dapat menyusun dan menyelesaikan Makalah tentang Isolasi Tindakan Keperawatan ini
dengan baik dan tepat pada waktunya.

Saya juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada pengajar/dosen saya yang mau
membimbing untuk membuat dan menyelesaikan makalah ini. Saya telah berusaha untuk
membuat makalah ini dengan sebaik-baiknya dan sesuai kemampuan saya, namun saya
menyadari bahwa banyak kekurangan yang masih mungkin ditemukan dalam paper ini, yang
kiranya dapat disempurnakan melalui kritik dan saran yang membangun.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai informasi kepada kita semua yang
mungkin saja berguna bagi kita semua.
Isolasi Tindakan Keperawatan

Kristi Annastasya Rewah

100114106

Fakultas Kedokteran Ilmu Keperawatan

Universitas Samratulangi Manado


Daftar Pustaka
1. Carpenito, lynda Juall. 1998. Buku saku buku kedokteran EGC : jakarta.

2. Keliat, B.A. 1999. Proses keperawatan kesehatan jiwa, penerbit buku kedokteran EGC :
diagnosa keperawatan , Edisi 6, penerbit Jakarta.

3. Short, G.W dan Sandra, J. Sunden. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi 3, penerbit
buku kedokteran EGC: Jakarta.

4. Towsend, Mary C. 1998. Buku saku Diagnosa keperawatan psikiatri untuk pembuatan
rencana keperawatan, Edisi 3, Penerbit buku kedokteran EGC: Jakarta.

5. Buku Standart keperawatan Kesehatan Jiwa Dan Penerapan Asuhan Keperawatan Pada
Kasus di Rumah Sakit Ketergantungan Obat, 1998 Direktorat kesehatan jiwa Direktorat
Jenderal Pelayanan medik, Dep-kes RI, Jakarta.

6. Maramis, Wf. (1995) Ilmu Kedokteran Jiwa. Airlangga University press : Surabaya.

Vous aimerez peut-être aussi