Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
TINJAUAN TEORI
Kehamilan adalah serangkaian proses yang dialami oleh wanita yang diawali
dengan pertemuan antara sel telur dan sel sperma di dalam indung telur (ovarium)
dimulai dari masa konsepsi sampai lahirnya janin. Rentang waktu kehamilan pada
tanda-tanda dugaan kehamilan (seseorang masih diduga hamil jika didapati tanda
ini pada tubuhnya), tanda-tanda tidak pasti hamil, dan tanda-tanda pasti hamil.
Pada wanita yang tidak hamil, proses normal pada organ reproduksinya adalah
de Graff dan pematangan sel-sel telur. Namun pada saat hamil, sel sperma yang
telah membuahi sel telur akan menghambat pembentukan folikel de Graff,
sehingga otot-otot dinding rahim yang biasanya pada wanita tidak hamil akan
luruh/lepas, pada wanita hamil, akan menetap supaya hasil konsepsi dapat
Mual dan muntah yang berlebihan pada ibu hamil disebabkan oleh meningginya
produksi asam lambung yang berlebihan, sehingga timbullah mual dan muntah.
c) Ngidam
Seperti pada mual dan muntah, pengaruh hormone estrogen dan progesterone
lemak, air dan garam pada payudara wanita. Hal ini menyebabkan payudara
Hal ini dpengaruhi oleh desakan yang dibuat oleh janin yang mendorong ke
depan, sehingga mendesak kadung kemih dan seakan-akan kandung kemih cepat
penuh. Hal ini akan merangsang otak untuk segera memerintahkan kandung
f) Konstipasi
g) Pigmentasi Kulit
Terdapat pigmentasi (zat warna kulit) di sekitar pipi (cloasma gravidarum). Selain
itu, garis-garis di perut seperti striae albican, striae livide dan linia nigra semakin
menghitam. Selain itu, di sekitar areola (sekitar putting susu) juga terjadi
penghitaman.
h) Epulis
Kondisi ini terjadi karena adanya hipertrofi (tingginya perkembangan sel) gusi
i) Varises
a) gerakan janin di dalam rahim terlihat, hal ini dapat dilihat dengan
Leopold Manuver
Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul pada nyeri perut hebat antara lain :
– Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopik adalah kehamilan abnormal yang terjadi
di luar rongga rahim, janin tidak dapat bertahan hidup dan sering
tidak berkembang sama sekali. Kehamilan ektopik disebut
juga ectopic pregnancy, ectopic gestation, eccecyesis. Kehamilan
ektopik merupakan penyebab kematian ibupada
umur kehamilan trimester pertama. Frekuensi kejadian kehamilan
ektopikberkisar 1: 14,6 % dari seluruh kehamilan.
– Pre eklamsia
Kondisi ibu yang disebabkan oleh kehamilan disebut
dengan keracunan kehamilan, dengan tanda -tanda oedeme
(pembengkakan) terutama tampak pada tungkai dan muka, tekanan
darah tinggi, dan terdapat proteinuria pada pemeriksaan urine dari
laboratorium (Rochjati, 2003). Kematian karena eklampsia
meningkat dengan tajam dibandingkan pada tingkat pre-eklampsia
berat,
– Persalinan premature
Persalinan Prematur adalah persalinan yang terjadi sebelum
usia kehamilan mencapai 37 minggu. Persalinan prematur bisa
merupakan suatu proses normal yang dimulai terlalu dini atau
dipicu oleh keadaan tertentu, seperti infeksi rahim atau infeksi
cairan ketuban. Sebagian besar kasus persalinan prematur
penyebabnya tidak diketahui secara pasti.
Faktor resiko terjadinya persalinan prematur :
a. Pernah mengalami persalinan prematur pada kehamilan
terdahulu
b. Kehamilan ganda (kembar 2 atau 3)
c. Pernah mengalami aborsi
d. Memiliki serviks yang abnormal
e. Memiliki rahim yang abnormal
f. Menjalani pembedahan perut pada saat hamil
g. Menderita infeksi berat pada saat hamil.
h. Pernah mengalami perdarahan pada trimester kedua atau ketiga
i. Berat badan kurang dari 50 kg,
j. Pernah memakai DES (dietilstilbestrol)
k. Merokok sigaret atau makakai kokain,
l. Tidak memeriksakan kehamilan.
– Solusio plasenta
Solusio PlasentaAdalah suatu keadaan dimana plasenta
yang letaknya normal terlepas dari pelekatannya sebelum janin
lahir, terjadi pada umur kehamilan diatas 22 minggu atau berat
janin 500 gram. Tanda dan gejalanya adalah uterus seperti papan,
nyeri abdomen yang hebat dan tidak dapat tertahankan, nyeri
punggung, kolik, kontraksi hipertonik, nyeri tekan pada uterus, DJJ
dapat normal/ tidak normal, gerakan janin tidak stabil, perdarahan
tersembunyi dan syok. Penanganannya adalah atasi syok dan
anemia, tindakan operatif (SC atau partus pervaginam).
– Abortus
Abortus adalah penghentian atau
pengeluaran hasilkonsepsi pada kehamilan 16 minggu atau
sebelum plasenta selesai.
– Rupture uteri imminens
Perdarahan dapat terjadi intraabdominal atau melalui
vagina kecuali jika kepala janin menutupi rongga panggul.
Perdarahan dari ruktura uteri pada ligamentum latum tidak akan
menyebabkan perdarahan intraabdominal.
a. Jika usia kehamilan kurang dari16 minggu, lakukan evaluasi uterus dengan
aspirasi vakum manual. Jika evaluasi tidak dapat, segera dilakukan:
Berikan ergomefiin 0,2 mg intramuskuler (dapat diulang setelah 15 menit
bila perlu) atau misoprostol 400 mcg per oral (dapat diulang sesudah 4 jam
bila perlu).
b. Segera lakukan persiapan untuk pengeluaran hasil konsepsi dari uterus.
Jika usia kehamilan lebih 16 minggu :
- Jika perlu berikan misoprostol 200 mcg per vaginam setiap 4 jam sampai
terjadi ekspulsi hasil konsepsi (maksimal 800 mcg)
a. Perforasi
Dalam melakukan dilatasi dan kerokan harus diingat bahwa selalu ada
kemungkinan terjadinya perforasi dinding uterus, yang dapat menjurus ke rongga
peritoneum, ke ligamentum latum, atau ke kandung kencing. Oleh sebab itu, letak
uterus harus ditetapkan lebih dahulu dengan seksama pada awal tindakan, dan
pada dilatasi serviks tidak boleh digunakan tekanan berlebihan. Kerokan kuret
dimasukkan dengan hati-hati, akan tetapi penarikan kuret ke luar dapat dilakukan
dengan tekanan yang lebih besar. Bahaya perforasi ialah perdarahan dan
peritonitis.
Apabila terjadi perforasi atau diduga terjadi peristiwa itu, penderita harus
diawasi dengan seksama dengan mengamati keadaan umum, nadi, tekanan darah,
kenaikan suhu, turunnya hemoglobin, dan keadaan perut bawah. Jika keadaan
meragukan atau ada tanda-tanda bahaya, sebaiknya dilakukan laparatomi
percobaan dengan segera. Luka pada serviks uteri Apabila jaringan serviks keras
dan dilatasi dipaksakan maka dapat timbul sobekan pada serviks uteri yang perlu
dijahit. Apabila terjadi luka pada ostium uteri internum, maka akibat yang segera
timbul ialah perdarahan yang memerlukan pemasangan tampon pada serviks dan
vagina. Akibat jangka panjang ialah kemungkinan timbulnya incompetent cerviks.
Pelekatan pada kavum uteri Melakukan kerokan secara sempurna memerlukan
pengalaman. Sisa-sisa hasil konsepsi harus dikeluarkan, tetapi jaringan
miometrium jangan sampai terkerok, karena hal itu dapat mengakibatkan
terjadinya perlekatan dinding kavum uteri di beberapa tempat. Sebaiknya kerokan
dihentikan pada suatu tempat apabila pada suatu tempat tersebut dirasakan bahwa
jaringan tidak begitu lembut lagi.Perdarahan Kerokan pada kehamilan yang sudah
agak tua atau pada mola hidatidosa terdapat bahaya perdarahan.
Oleh sebab itu, jika perlu hendaknya dilakukan transfusi darah dan sesudah
itu, dimasukkan tampon kasa ke dalam uterus dan vagina. [sunting] Infeksi
Apabila syarat asepsis dan antisepsis tidak diindahkan, maka bahaya infeksi
sangat besar. Infeksi kandungan yang terjadi dapat menyebar ke seluruh peredaran
darah, sehingga menyebabkan kematian. Bahaya lain yang ditimbulkan abortus
kriminalis antara lain infeksi pada saluran telur. Akibatnya, sangat mungkin tidak
bisa terjadi kehamilan lagi.
Apabila jaringan serviks keras dan dilatasi dipaksakan maka dapat timbul
sobekan pada serviks uteri yang perlu dijahit. Apabila terjadi luka pada ostium
uteri internum, maka akibat yang segera timbul ialah perdarahan yang
memerlukan pemasangan tampon pada serviks dan vagina. Akibat jangka panjang
ialah kemungkinan timbulnya incompetent cerviks.
d. Perdarahan
Kerokan pada kehamilan yang sudah agak tua atau pada mola hidatidosa
terdapat bahaya perdarahan. Oleh sebab itu, jika perlu hendaknya dilakukan
transfusi darah dan sesudah itu, dimasukkan tampon kasa ke dalam uterus dan
vagina.
e. Infeksi
Apabila syarat asepsis dan antisepsis tidak diindahkan, maka bahaya infeksi
sangat besar. Infeksi kandungan yang terjadi dapat menyebar ke seluruh peredaran
darah, sehingga menyebabkan kematian. Bahaya lain yang ditimbulkan abortus
kriminalis antara lain infeksi pada saluran telur. Akibatnya, sangat mungkin tidak
bisa terjadi kehamilan lagi.
f. Lain-lain
Sesuai dengan tujuan dari abortus itu sendiri yaitu ingin mengakhiri
kehamilan, maka nasib janin pada kasus abortus provokatus kriminalis sebagian
besar meninggal. Kalaupun bisa hidup, itu berarti tindakan abortus gagal
dilakukan dan janin kemungkinan besar mengalami cacat fisik.
BAB III
Pengkajian
a. Biodata:
Mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi ; nama, umur, agama,
suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, perkawinan lamanya
perkawinan dan alamat
b. Keluhan utama:
c.Riwayat Kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang yaitu keluhan sampai saat klien pergi ke Rumah
Sakit atau pada saat pengkajian seperti perdarahan pervaginam di luar siklus
haid, pembesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan.
2) Riwayat kesehatan masa lalu
d. Riwayat kesehatan:
e. Riwayat pembedahan:
Kaji adanya pembedahan yang pernah dialami oleh klien, jenis pembedahan ,
kapan ,oleh siapa dan di mana tindakan tersebut berlangsung.
Yang dapat dikaji melalui genogram dan dari genogram tersebut dapat
diidentifikasi mengenai penyakit turunan dan penyakit menular yang terdapat
dalam keluarga.
Kaji bagaimana keadaan anak klien mulai dari dalam kandungan hingga saat
ini, bagaimana keadaan kesehatan anaknya.
j. Riwayat seksual:
Kaji mengenai nutrisi, cairan dan elektrolit, eliminasi (BAB dan BAK),
istirahat tidur,hygiene, ketergantungan, baik sebelum dan saat sakit.
c. Perkusi:
1) Menggunakan jari : ketuk lutut dan dada dan dengarkan bunyi yang
menunjukkan ada tidaknya cairan , massa atau konsolidasi.
2) Menggunakan palu perkusi : ketuk lutut dan amati ada tidaknya refleks/gerakan
pada kaki bawah, memeriksa refleks kulit perut apakah ada kontraksi dinding
perut atau tidak
d.Auskultasi:
mendengarkan di ruang antekubiti untuk tekanan darah, dada untuk bunyi
jantung/paru abdomen untuk bising usus atau denyut jantung janin.
Pemeriksaan laboratorium:
a. Darah dan urine serta pemeriksaan penunjang : rontgen, USG, biopsi, pap
smear.
b. Keluarga berencana :
Kaji mengenai pengetahuan klien tentang KB, apakah klien setuju, apakah klien
menggunakan kontrasepsi, dan menggunakan KB jenis apa.
Diagnosa Keperawatan
NO INTERVENSI RASIONAL
a. Berduka bd kehilangan
Tujuan : Dalam perawatan 1x24 jam, klien dapat mengatasi rasa berdukanya
Kriteria Hasil: Klien tidak marah, menangis, dan menyesali rasa berduka
terlalu larut.
NO INTERVENSI RASIONAL
NO INTERVENSI RASIONAL
A. Tinjauan Kasus
1. Pengkajian
a. Identitas klien
Nama : Ny.R
Umur : 29 tahun
Agama :
Status Perkawinan :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
Tgl. Masuk RS :
Tgl. Pengkajian :
No CM :
Ruangan :
Nama : Tn.T
Umur : 40 Tahun
Jenis kelamin :
Alamat :
Pekarjaan :
a. Riwayat Kesehatan
a) Keluhan Utama
Nyeri
Klien mengatakan lemas dan pusing, pada saat dilakukan palpasi pada daerah
perut bagian bawah klien mengeluh nyeri, skala nyeri 3 (0-5). Nyeri dirasakan
apabila diberi tekanan. Klien mengatakan cemas, takut dengan tindakan yang akan
di lakukan.
Pada saat dikaji pada tanggal 18 mei 2015, sebelum masuk rumah sakit klien
mengalami perdarahan pada jalan lahir. Lalu keluarga membawa klien ke rumah
sakit, Klien mengatakan kehamilannya baru 2 bulan. Klien tidak mempunyai
riwayat penyakit, tidak mempunyai riwayat operasi sebelumya, klien juga tidak
mempunyai riwayat alergi. Pada kehamilan yang lalu klien tidak merasakan
keluhan yang berarti.
1) Riwayat mensturasi
2) Riwayat perkawinan
Klien mengatakan sudah menikah 2 kali, dari pernikahannya yang pertama klien
di karunia seorang anak perempuan, sekarang tinggal bersama ayah kandungnya.
b. Riwayat Obstetrik
Klien dengan P1A1, dengan umur kehamilan 8 minggu, klien tidak mengalami
mual muntah pada usia kehamilan trisemester pertama. Klien memeriksakan
kehamilannya 1 kali. Sebelumnya klien menggunakan alat tes kehamilan untuk
mengetahui kehamilannya.
1. Pola Nutrisi
a. Pola Makan
b. Pola Minum
2 Pola Eliminasi
a. BAB
b. BAK
· kesulitan tidur
· olahraga
5 Personal Hygiene
Keguguran
Tidak ada
· keluhan
6 Ketergantungan Fisik
f) pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Suhu : 36,5 c
b. Kepala
Bentuk kepala bulat, kulit kepala bersih, rambut panjang dan berwarna hitam
kemerahan, tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri.
c. Mata
Bentuk mata simetris antara kiri dan kanan, bisa melihata dengan jelas, mengecil
saat diberi reflek cahaya, konjungtiva anemis, tidak ada tanda – tanda radang.
d. Hidung
Bentuk hidung simetris antara kiri dan kanan, dapat mencium bau kayu putih,
tidak ada sinus, tidak ada tanda-tanda peradangan
e. Mulut
Bentuk mulut simetrois, mukosa bibir lembab, tidak ada sianosis, tidak ada bau
mulut.
f. Tenggorokan
Ada reflek menelak, tidak ada tanda – tanda peradangan, tidak ada nyeri.
g. Telinga
Bentuk telinga simetris antara kiri dan kanan, dapat mendengar dengan baik, tidak
ada peradangan dan nyeri.
h. Leher
Tidak ada pembesaran KGB, tidak ada peningkatan JVP, tidak ada nyeri.
i. Dada / Thorax
Bentuk dada simetris, suara nafas vesikuler, pola napas teratur, irama jantung
teratur, S1 dan S2, mamae tidak ada benjolan. CRT kembali < 2 detik.
j. Abdomen
k. Genitalia
Ada perdarahan pada jalan lahir, terpasang pembalut, sudah 2 kali ganti
perdarahan banyak, warna darah merah pekat.
l. Ekstremitas
Bentuk ektremitas atas dan bawah simetris, ,keadaan jari tangan dan kaki lengkap,
kekuatan otot tangan 5/5, otot kaki 5/5, tangan kiri terpasang infus RL 20 tpm
g) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Penunjang
19.00
Oxitosin Inj
Metronidazole 3 x 500 mg
Ketorolax 3x1
Analisa Data
Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
↓
Do : klien tampak
Hasil konsepsi terlepas
meringis, skala
dari uterus
nyeri 3(0-5). TD
100/80 nadi 80 ↓
kali/menit uterus berkontraksi
Nyeri
Tindakan kuretase
cemas
3 Ds : klien ↓
mengatakan
Hasil konsepsi terlepas
mengalami
dari uterus
perdarahan
↓
uterus berkontraksi
Do : 1 pembalut
penuh, warna ↓
merah segar, bau
Hasil konsepsi tidak
khas darah
keluar
TD 100/80 nadi 80
↓
kali/menit
Tidak keluar secara
sempurna
Tindakan kuretase
Perdarahan
↓
Resiko infeksi
2. Diagnosa keperawatan
Pre kuret
2. Cemas b.d kurangnya pengetahuan tentang prosedur kuret yang akan dilakukan
Post kuret
Tabel 3.6
· Nyeri
berkurang
· TTV dalam
batas normal
TD 120/80,
nadi 80
x/menit,
respirasi 20
x/ menit
18 Cemas b.d Tupan : setelah dilakukan 1. Observasi tanda – tanda vital
Mei kurangnya tindakan keperawatan 3 x
2. Kaji tingkat ansietas bklien
2015 pengetahuan tentang 24 jam cemas teratasi
prosedur kuretase 3. Dengarkan masalah klien
Tupen : setelah dilakukan
yang akan di
tindakan keperawatan 1 x 4. Jelaskan prosedur kuretase
lakukan
24 jam masalah teratasi
5. Evaluasi/ validasi tentang informa
sebagian, dengan kriteria
yang di berikan
hasil :
· Cemas berkurang
20 Resiko infeksi b.d Tupan : setelah dilakukan 1. Pantau TTV, setiap 4 jam sekali
Mei perdarahan, keadaan
2015 vulva lembab tindakan keperawatan 3 x
2. Kali kondisi pengeluaran darah,
24 jam infeksi teratasi.
warna dan bau.
Tupen : setelah dilakukan
3. Anjurkan klien melakukan person
tindakan keperawatan 1 x
hygiene : ganti balutan
24 jam masalah teratasi
sebagian, dengan kriteria 4. Berikan penyuluhan pendidikan
hasil : kesehatan tentang perawatan post
kuret di rumah
· TTV dalam batas normal.
TD 120/80, nadi 80 5. Anjurkan klien makan makanan
x/menit, respirasi 21x/menit berprotein
· Tidak terdapat tanda – 6. Kolaborasi dengan dokter pember
tanda infeksi (tubor, lubor,
dolor, kalor, fungsiolesa) obat sesuai indikasi :
A : masalah belum
teratasi
P : intervensi di
lanjutkan
P : intervensi di
hentikan
Catatan perkembangan
Diagnosa Hari dan Catatan Perkembangan Paraf
Tanggal
Gangguan rasa 19 mei 2015 S : klien mengatakan nyeri
nyaman nyeri b.d Jam 14.30 ketika di lakukan palpasi
kerusakan pada daerah perut.
jaringan intrauteri O : klien tampak meringis,
skala nyeri 3(0-5). TD
100/80 nadi 80 kali/menit
A : masalah belum teratasi
P : intervensi di lanjutkan
1,2,3,4
I:
1. Observasi tanda – tanda
vital
R/ TD 100/80 nadi 80
kali/menit
2. Observasi skala nyeri,
lokasi, frekuensi
R/skala nyeri 3 ( 0 – 5 )
3. Ajarkan klien teknik
relaksasi dan distraksi
R/ klien mengatakan
bersedia untuk mlakukan
teknik elksasi afas dalam
dan distraksi.
E : klien masih merasa nyeri
R : pengkajian dilanjutkan
Cemas b.d 19 Mei 2015 S :klien mengatakan tidak
kurangnya Jam 08.30 tahu tentang penyakitnya,
pengetahuan dan takut dengan tindakan
tentang prosedur yang akan dilakukan
kuretase yang O : klien tampak bingung,
akan di lakukan cemas, dan bertanya-tanya
tentang tindakan yang akan
dilakukan
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
1,2,3,4
I:
1. Mengobservasi tanda –
tanda vital
R/ TD 100/80 nadi 80
kali/menit
2. Mengkaji tingkat ansietas
bklien
3. Mendengarkan masalah
klien
4. Menjelaskan prosedur
kuretase
Sumber
http://www.ilmudasar.com/2016/10/Pengertian-Proses-Perkembangan-Tanda-
Tanda-Kehamilan-adalah.html
https://adhehikma29.wordpress.com/2013/11/08/masalah-fisiologi-selama-
kehamilan/