Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Keuangan adalah ‘seni’ menggalang, mengelola dan menghasilkan uang. Jika berbicara
tentang keuangan perusahaan, artinya menggalang, mengelola dan mencari uang untuk
persahaan. Dan jika skupnya adalah pribadi, maka keuangan adalah menggalang, mengelola,
dan menghasilkan uang untuk pribadi.
Sulit dibayangkan? Seperti sudah saya sebutkan di awal, banyak orang yang masih kesulitan
dalam memahami hal ini—termasuk orang keuangan itu sendiri masih sering gagap. Bisa
saya maklumi, banyak pemain di wilayah keuangan yang hanya fokus pada tugasnya masing-
masing saja. Sehingga hanya orang-orang di level eksekutif yang tahu betul batasnya.
Untuk mempermudah pemahaman, definisi di awal tadi akan saya terjemahkan ke dalam
ilustrasi kasus.
1. Menggalang Uang – Di dalam perusahaan, kegiatan keuangan dimulai dari menggalang
uang untuk menjalankan perusahaan. Artinya mencari modal. Modal sumbernya bisa dari:
pinjaman (disebut ‘debt) atau penerbitan saham yang kemudian di jual (disebut ‘equity’).
Pegawai di bagian keuangan terlibat dalam aktivitas ini, antara lain: menganalisa dan
memutuskan apakah perusahaan sebaiknya menggunakan modal yang bersumber dari
pinjaman, atau menerbitkan saham, atau campuran, untuk kemudian ditindaklanjuti sesuai
dengan apa yang telah diputuskan. Aktivitas menggalang dana ini tidak hanya dilakukan pada
saat perusahaan didirikan untuk pertamakalinya, melainkan juga pada saat perusahaan sudah
beroperasi—pada saat perusahaan membutuhkan tambahan modal.
2. Mengelola Uang – Aktivitas berikutnya adalah mengelola uang. Mengelola uang dalam
hal ini artinya: mengalokasikan uang yang telah terkumpul ke dalam opersional perusahaan—
berapa yang dialokasikan untuk membeli aset (tempat usaha, gedung, mesin, instalasi, dll),
berapa yang dialokasikan untuk modal kerja—disebut dengan ‘working capital’ (di simpan
dalam kas, dibelanjakan barang persediaan bahan baku maupun barang jadi, digunakan untuk
membayar tenaga kerja, untuk packing, ekspedisi, dll), berapa yang digunakan untuk biaya
administrasi dan pemeliharaan perusahan, dan berapa yang diinvetasikan ke perusahaan lain.
3. Menghasilkan Uang – Setiap badan usaha didirikan untuk memperoleh keuntungan atau
laba. Itu artinya uang yang telah digalang dan dialokasikan ke dalam berbagai jenis aset dan
aktivitas operasional, diharapkan akan kembali (return) dalam jumlah yang lebih besar (laba).
Pegawai bagian keuangan bertugas untuk memastikan dana yang telah dialokasikan kembali
dalam jumlah yang lebih besar, entah dengan menjual produk atau menjual jasa, dan
aktivitas-aktivitas lainnya yang dapat menghasilkan uang kembali.
Selanjutnya uang yang telah kembali sebagian mungkin dikembalikan ke pemilik aslinya
(bayar pinjaman plus bunga dan bagi dividen ke pemegang saham), dan sebagian lagi
mungkin diinvetasikan (atau bahasa lumrahnya ‘diputar’) kembali ke dalam operasional
perusahaan. Bagian keuangan bertugas untuk menganalisa dan memutuskan porsi yang paling
bagus untuk dilakukan. Sehingga, akvitas pengalokasian dimulai lagi, lalu menghasilkan
uang lagi, terus bersiklus dari waktu-ke-waktu.
Masing-masing dari ketiga aktivitas keuangan ini terdiri dari 3 fase aktivitas, yaitu:
Dari apa yang telah dialksanakan selanjutnya di evaluasi lagi, direncanakan lagi sesuai hasil
evaluasi, dijalankan lagi, demikian bersiklus terus dari waktu-ke-waktu, untuk masing-
masing tahapan penggalangan, pengaloaksian dan penghasilan uang.
Dari penjelasana di atas, jelas tergambar bahwa nyaris setiap orang di dalam perusahaan,
sesungguhnya terlibat hal-hal yang terkait dengan keuangan—langsung maupun tak
langsung. Terlibat yang saya maksudkan di sini adalah: melakukan aktivitas yang
berimplikasi atau berkontribusi terhadap masalah keuangan. Mulai dari office boy, satpam
hingga level eksekutif.
Hanya saja, ada petugas khusus yang menjadi pemain utama di bagian keuangan yang
fungsinya adalah memastikan semua elemen dalam perusahaan melakukan aktivitas yang
mengarah ke pencapian tujuan perusahaan, yaitu: keuntungan/laba.
“Lalu, apa itu akuntansi?” mungkin ada yang bertanya seperti itu. Oke saya bahas sedikit
mengenai akuntansi.
Untuk mempersingkat saya akan langsung jelaskan apa itu akuntansi sekaligus kaitannya
dengan keuangan. Pada dasarnya, akuntansi adalah mengelompokan (classifying), mengukur
(measuring), merekam atau mencatat—dalam bahasa tehnis akuntansi disebut melakukan
‘pengakuan (recognizing)’, dan melaporkan (reporting), semua aktivitas keuangan di dalam
perusahaan dari awal hingga akhir.
Saya coba ilustrasikan dalam kasus sederhana:
1. Saat Penggalangan Uang (pengumpulan modal) – Pada saat proses penggalangan uang
untuk keperluan modal terjadi, pastinya dituangkan ke dalam dokumen-dokumen, entah itu
berupa akad kredit atau pencetakan lembar saham. Nah pegawai di bagian akuntansi
memilah-milah dokumen tersebut lalu melakukan penghitungan (measuring) berapa dana
yang tersumber dari pinjaman (debt) dan berapa yang berasal dari penerbitan-dan-penjualan
saham (equity). Selanjutnya melakukan pengakuan (recognizing) yang diwujudkan dengan
aktivitas pencatatan ke dalam sistem keuangan (software akuntansi atau MRP) perusahaan.
Dan, sekatu-waktu semua aktivitas di fase ini disajikann dalam bentuk laporan.
2. Saat Uang Dialokasikan dan Dipergunakan – Perusahaan beroperasi mempergunakan
uang sesuai dengan alokasi anggaran (budget) yang telah dibuat. Proses pengalokasian
dilakukan dengan mengeluarkan uang yang ada untuk berbagai keperluan: untuk pembelian
aset, modal kerja, administrasi umum dan pemeliharaan. Uang yang keluar tersebut
didokumentasikan, lalu dipiliah-pilah, dihitung, dicatat dan dilaporkan oleh bagian akuntansi.
Demikian juga aset yang datang lalu dipergunakan juga didokumentasikan, diklasifikasikan,
dihitung, dicatat dan dilaporkan.
3. Saat Menghasilkan Uang – Menghasilkan uang dalam hal ini tentunya bukan berarti
mencetak uang. Melainkan mulai dari proses produksi (untuk manufaktur) atau aktivitas
pembuatan jasa untuk kemudian dijual kepada konsumen dan pelanggan, hingga terbayar—
uang dihasilkan. Semua proses ini juga didokumentasikan, lalu diukur, dicatat dan dilaporkan
oleh bagian akuntansi.
Semua proses yang dijalankan oleh bagian akuntansi inipun bersiklus, mengikuti siklus
keuangan perusahaan.
Tidak seperti aktivitas di keuangan yang tidak menggunakan standar tertentu, di bagian
akuntansi semua aktivitas dilakukan berdasarkan standar akuntansi tertentu—sesuai dengan
wilayah yurisdiksinya. Misalnya, para akuntan di Indonesia menggunakan PSAK (pernyataan
standar akuntansi keuangan) yang dibuat oleh Ikatan Akuntan Indonesia IAI) dan disyahkan
oleh Dewan Standar Akuntansi Indonesia. Untuk tingkat global, para akuntan menggunakan
standar keuangan global, International Accounting Standard (IAS), yang teknis pelaporannya
saat ini menggunakan apa yang disebut dengan International Financial Reporting Standard
(IFRS) buatan International Accounting Standard Board (IASB) yang berbasis di London
(Inggris).
3. Modal (Capital)
Modal adalah hak milik atau kekayaan pemilik (owners equity) dalam perusahaan, yaitu
sebesar selisih antara total aktiva dengan kewajiban perusahaan. Modal untuk perusahaan
perseroan disebut kekayaan pemegang saham (stockholders equity). Modal juga dapat
diartikan sebagai kewajiban perusahaan membayar hak pemilik bila diperlukan, misalnya
ketika ada anggota yang keluar atau perusahaan dilikuidasi (dibubarkan). Contoh akun modal
adalah:
a. Modal pribadi
b. Modal saham (untuk PT)
c. Laba yang ditahan
d. Modal simpanan (untuk koperasi atau modal anggota)