Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
Prayogi Kramy
Pembimbing:
2
PRIMARY SURVEY (Tn.M)
Vital Sign :
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi : 90 kali/menit, regular, kuat angkat
Suhu : 36,50C
Pernapasan : 29 kali/menit
SpO2 : 98%
Airway : bebas, tidak ada sumbatan jalan nafas
Breathing : spontan, 20 kali/menit, torako-abdominal,
pergerakan thoraks simetris kanan/kiri
Circulation: Tekanan darah 130/80 mmHg, Nadi 90 kali/menit
reguler, kuat angkat
Disability : GCS (Eye 4,Verbal 5,Motorik 6) pupil isokor +/+
(diameter 3 mm/3mm)
Evaluasi masalah : kasus ini merupakan kasus yang
termasuk dalam priority sign yaitu sesak nafas yang memerlukan
pemberian oksigen segera.
Pemberian label : Kuning.
Tatalaksana awal : tata laksana awal pada pasien ini adalah
ditempatkan di ruangan non bedah posisi semifowler dan
diberikan oksigenasi 2-4 lpm.
I. IDENTITAS
Identitas penderita
Nama : Tn.M
Jenis kelamin : Laki-Laki
Usia : 38 th
Alamat : Jl. G.Obos XII
Agama : Kristen Protestan
3
Tanggal Pemeriksaan: 28 Mei 2018
II. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis
dengan istri pasien
1. Keluhan utama: Sesak nafas
2. Riwayat penyakit sekarang: Pasien datang ke IGD dengan
keluhan utama sesak nafas sejak 1 hari SMRS. Sesak muncul
terus menerus dan memberat sejak ± 3 jam SMRS. Keluhan
sesak pasien tidak mengalami perbaikan dengan istirahat dan
pasien merasa sesaknya berkurang dengan posisi duduk. Keluhan
sesak disertai batuk sejak 2 hari SMRS. Batuk berdahak serta
pilek dan semakin kuat bila udara dingin. Selain itu pasien juga
mengeluhkan ada nyeri perut terasa perih sejak 1 hari SMRS.
Riwayat nyeri dada, demam disangkal.
3.. Riwayat penyakit dahulu: Pasien mengaku memiliki riwayat
alergi udara dingin, debu, dan ada riwayat asma, riwayat
hipertensi dan DM disangkal.
4. Riwayat penyakit keluarga: Ibu pasien memiliki keluhan
sakit yang sama.
5. Riwayat pengobatan: Pasien mengaku ada minum obat
Methylprednisolone dan salbutamol 1 hari SMRS.
V. DIAGNOSA
VI. PENATALAKSANAAN
- O2 2 lpm
5
- Nebulisasi Ipratropium bromide+Salbutamol (Combivent)
dan Fluticasone Propionate (Flexotide)
- Inj.Ranitidin 50 mg
- Po: Salbutamol 3x2 mg, Metilprednisolon 2x8mg, Gliseril
Guaiakolat (GG) 3x1
- Pasien dipulangkan
VII. PROGNOSIS
BAB III
PEMBAHASAN
7
jalan napas, edema dan hipersekresi dapat menyumbat saluran napas,
maka sebagai kompensasi penderita bernapas pada volume paru
yang lebih besar untuk mengatasi menutupnya saluran napas.
Hal itu meningkatkan kerja pernapasan dan menimbulkan
tanda klinis berupa sesak napas, mengi dan hiperinflasi. demikian
mengi dapat tidak terdengar (silent chest) pada serangan yang sangat
berat, tetapi biasanya disertai gejala lain misalnya sianosis, gelisah,
sukar biacara,takikardi, hiperniflasi dan penggunan otot bantu
napas.1,2
Menurut Global Initiative for Asthma (Medical
Communications Resources, Inc; 2006)
1. Intermiten
Gejala kurang dari 1 kali, serangan singkat, gejala
nokturnal tidak lebih dari 2 kali/bulan (FEV1 ≥80%
predicted atau PEF ≥80% nilai terbaik individu, variabilitas
PEV atau FEV1<20%)
2. Persisten ringan
Gejala lebih dari 1 kali/minggu tapi kurang dari 1 kali/hari,
serangan dapat mengganggu aktivitas dan tidur, gejala
nokturnal >2 kali/bulan (FEV1 ≥80% predicted atau PEF
≥80% nilai terbaik individu, variabilitas PEV atau FEV120-
30%)
3. Persisten sedang
Gejala terjadi setiap hari, serangan dapat mengganggu
aktivitas dan tidur, gejala nokturnal >1 kali/ minggu,
menggunakan agonis-β2 kerja pendek setiap hari (FEV1
8
60-80% predicted atau PEF 60-80% nilai terbaik individu,
variabilitas PEV atau FEV1>30%).
4. Persisten berat
Gejala terjadi setiap hari, serangan sering terjadi, gejala
asma nokturnal sering terjadi (FEV1 ≤60% predicted atau
PEF ≤60% nilai terbaik individu, variabilitas PEV atau
FEV1>30%)
Tabel 1. Klasifikasi derajat berat asma berdasar kan gambaran
9
Persisten berat -gejala Kontinyu Sering APE
-Aktivitas <60%
terbatas
Gejala harian Tidak ada atau >2x per minggu Terdapat >= 3
<= 2 per minggu kriteria dari
asma terkontrol
Keterbatasan Tidak ada Ada sebagian dalam
aktivitas setiap minggu
11
pengobatan berespons baik dan pasien telah stabil, pasien dapat
dipulangkan.
12
osteoporosis.3,4 Pada praktik sehari – hari, pemberian yang
dianjurkan adalah prednison oral 50 mg, metilprednisolon 125 mg
intravena, atau hidrokortison 500 mg intravena. Pada pasien ini
digunakan metilprednisolon 8 mg dengan pemberian 2 kali sehari.
14
BAB IV
KESIMPULAN
15
DAFTAR PUSTAKA
16