Vous êtes sur la page 1sur 40

LAPORAN SANITASI PASAR

DI PASAR LAMA MAMUJU

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK I

ARFADINA NENGSIH : PO.76.3.03.16.1.003

I WAYAN MORAYANA : PO.76.3.03.16.1.010

RHAEL MENTARUK : PO.76.3.03.16.1.026

JUMAIDAH : PO.76.3.03.16.1.013

MEGAWATI : PO.76.3.03.16.1.018

WAHYUNI : PO.76.3.03.16.1.029

NURBAYA : PO.76.3.03.16.1.022

PARDI B : PO.76.3.03.16.1.024

ABRAR : PO.76.3.03.16.1.001

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama ALLAH SWT yang Maha pengasih lagi maha
penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-NYA, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-NYA kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan laporan ini.

Laporan ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam laporan ini .

Terlepas dari semua itu, kami menyadari masih ada banyak kekurangan
dalam penulisan dan penyusunan, baik dari segi tekhnik maupun dalam
penggunaan bahasa. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini.

Akhir kata kami berharap semoga laporan ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi kepada para pembaca.

Mamuju, 26 Mei 2018

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ ¡

DAFTAR ISI ............................................................................................... ¡¡

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ................................................................................ 1


B. Tujuan kegiatan ............................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian tempat-tempat umum .................................................... 3


B. Pengertian pasar .............................................................................. 3
C. Macam-macam pasar ...................................................................... 3
D. Pengertian sanitasi tempat umum.................................................... 5
E. Sanitasi lingkungan pasar ................................................................ 5
F. Ruang lingkup sanitasi lingkungan pasar ........................................ 6
G. Pengolahan sampah ......................................................................... 15
H. Hubungan pasar dan kesehatan masyarakat .................................... 17
I. Binatang penularan penyakit ........................................................... 19
J. Perilaku hidup bersih dan sehat....................................................... 20

BAB III HASIL KEGIATAN INSPEKSI PASAR ..................................... 21

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ..................................................................................... 21
B. Saran ................................................................................................ 21

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

A. Instrument inspeksi pasar


B. Gambar observasi

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Sarana dan bangunan umum merupakan tempat dan atau alat yang
dipergunakan oleh masyarakat umum untuk melakukan kegiatannya, untuk
itu perlu dikelola demi kelangsungan kehidupan dan penghidupannya
untuk mencapai keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial, yang
memungkinkan penggunanya hidup dan bekerja dengan produktif secara
sosial ekonomis.
Penyelenggaraan sarana dan bagunan umum berada di luar kewenangan
Departemen Kesehatan, namun sarana dan bangunan umum tersebut harus
memenuhi persyaratan kesehatan.
Dalam rangka memfasilitasi penyelenggaraan otonomi daerah telah
diterbitkan beberapa keputusan Menteri Kesehatan tentang persyaratan
kesehatan lingkungan pada sarana dan bangunan umum, antara lain hotel,
rumah sakit, perumahan dan lingkungan kerja, agar sarana dan bangunan
umum tersebut memenuhi persyaratan Kesehatan.
Penyelenggaraan kesehatan lingkungan pada sarana dan bangunan
umum merupakan pengelolaan faktor risiko lingkungan sebagai tindak
lanjut hasil surveilans epidemiologi.Untuk itu diperlukan pedoman
penyehatan sarana dan bangunan umum yang merupakan arah dan
penjabaran teknis dari penyelenggaraan kesehatan lingkungan dan
merupakan bagian tak terpisahkan dengan keputuskeputusan Menteri
Kesehatan tentang persyaratan kesehatan lingkungan yang sudah
ada.Pedoman ini merupakan acuan bagi daerah, dan dalam pelaksanaannya
dapat disesuaikan dengan kondisi Setempat.
Sarana dan bangunan umum merupakan tempat dan atau alat yang
dipergunakan oleh masyarakat umum untuk melakukan kegiatannya, oleh
karena itu perlu dikelola demi kelangsungan kehidupan dan
penghidupannya untuk mencapai keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan

1
soaial, yang memungkinkan penggunanya hidup dan bekerja dengan
produktif secara ekonomis.Sarana dan bangunan umum dinyatakan
memenuhi syarat kesehatan lingkungan apabila memenuhi kebutuhan
fisiologis, psikologis dan dapat mencegahan penularan penyakit antara
pengguna, penghuni dan masyarakat, selain itu harus memenuhi
persyaratan dalam pencegahan terjadinya kecelakaan.
Salah satu contoh dari kondisi sanitasi yang buruk di Indonesia
adalah sanitasi lingkungan pasar, khususnya pasar tradisional. Pasar
tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta
ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan
biasanya ada proses tawar-menawar, bangunan biasanya terdiri dari kios-
kios atau gerai, los dan pasar terbuka yang dibuka oleh penjual maupun
suatu pengelola pasar. Salah satu contoh pasar tradisional yang ada di
Indonesia khususnya di daerah Banyumas yaitu pasar Sega mas yang
berada di wilayah kabupaten Purbalingga Pasar. Pasar tersebut bisa
dikatakan memiliki kondisi sanitasinya masih belum bisa dikatakan ideal
sebagaimana pasar tradisional di negara-negara maju.
B. Tujuan kegiatan
1. Untuk memberikan pengetahuan tentang sanitasi lingkungan pasar di
pasar lama
2. Untuk mengetahui tentang pengendalian dan pemahaman tentang
sanitasi lingkunagan pasar.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Tempat–Tempat Umum


Tempat umum adalah suatu tempat dimana orang banyak
berkumpul untuk melakukan kegiatan baik secara isidentil maupun terus
menerus, secara membayar atau tidak membayar (Suparlan, 1988). Kriteria
suatu tempat umum adalah terpenuhinya beberapa syarat sebagai berikut:
1. Diperuntukkan bagi masyarakat umum.
2. Harus ada gedung/tempat yang permanen.
3. Harus ada aktivitas (pengusaha, pegawai, dan pengunjung).
4. Harus ada fasilitas (saluran air bersih, WC, urinoir, tempat sampah,
dan lain-lain).
B. Pengertian Pasar
Menurut Suparlan (1988), pasar merupakan sekelompok bangunan
yang sebagian terbuka tanpa atap yang ditunjukkan dengan keputusan
DPRD dimana para pedagang berkumpul untuk memperdagangkan dan
menjual barang dagangannya.
Menurut Permendagri nomor 42 tahun 2007 tentang pengelolaan
pasar desa, pasar tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh
pemerintah, swasta, koperasi atau swadaya masyarakat setempat dengan
tempat usaha berupa toko, kios, los dan tenda, atau nama lain sejenisnya,
yang dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil menengah, dengan skala usaha
kecil dan model kecil, dengan proses jual beli melalui tawar menawar.
C. Macam–Macam Pasar
Macam–macam pasar menurut Purwanto (1988), sebagai berikut:
1. Menurut letaknya:

3
a. Pasar kota adalah pasar yang letaknya di ibukota
propinsi/kabupaten. Umumnya dibuka tiap hari kerja bahkan
kadang-kadang juga pada hari Minggu/libur.
b. Pasar desa adalah pasar yang letaknya di desa, ibukota kecamatan,
umumnya dibuka pada hari tertentu.
2. Menurut bentuknya:
a. Pasar terbuka, yaitu pasar yang berbentuk pelataran terbuka tanpa
penutup, dimana penjual barang memperagakan barang–barangnya
seperti pasar hewan.
b. Pasar tertutup, yaitu pasar yang terdiri dari loos–loos panjang, toko
untuk menjual barang–barang.
3. Menurut waktu kegiatan pasar:
a. Pasar pagi adalah pasar yang dibuka antara 07.00–12.00.
b. Pasar sore adalah pasar yang dibuka antara 14.00–18.00.
c. Pasar malam adalah pasar yang dibuka setelah jam 18.00, biasanya
tempat hiburan rakyat yang hanya dibuka pada malam hari.
4. Menurut hari buka:
a. Pasar tiap hari buka (pasar kota).
b. Pasar tidak tiap hari buka (pasar desa).
5. Menurut pemiliknya:
a. Pasar pemerintah
b. Pasar swasta/swadaya
6. Menurut jenisnya:
a. Pasar hewan
b. Pasar sayur
c. Pasar buah
7. Menurut fasilitasnya:
a. Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan
pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli
secara langsung dan biasanya ada proses tawar-menawar, bangunan
biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka

4
yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar.
Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan
makanan berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging, kain,
pakaian barang elektronik, jasa dan lain-lain. Selain itu, ada pula
yang menjual kue-kue dan barang-barang lainnya.
b. Pasar modern tidak banyak berbeda dari pasar tradisional, namun
pasar jenis ini penjual dan pembeli tidak bertransakasi secara
langsung melainkan pembeli melihat label harga yang tercantum
dalam barang (barcode), berada dalam bangunan dan pelayanannya
dilakukan secara mandiri (swalayan) atau dilayani oleh
pramuniaga. Barang-barang yang dijual, selain bahan makanan
makanan seperti buah, sayuran, dan daging, sebagian besar barang
lainnya yang dijual adalah barang yang dapat bertahan lama.
Contoh dari pasar modern adalah hypermarket, pasar swalayan
(supermarket), dan minimarket.
D. Pengertian Sanitasi Tempat Umum
Sanitasi lingkungan adalah caradan usaha individu atau masyarakat
untuk mengontrol dan mengendalikan lingkungan hidup eksternal yang
berbahaya bagi kesehatan serta yang dapat mengancam kelangsungan
hidup manusia. (Chandra, 2007)
Sanitasi tempat umum adalah suatu usaha untuk mengawasi dan
mencegah kerugian dari pemanfaatan maupun hasil usaha (produk) oleh
dan untuk umum terutama yang erat hubungannya dengan
timbulnya/menularnya suatu penyakit. (Suparlan, 1988)
E. Sanitasi Lingkungan Pasar
Sanitasi lingkungan pasar adalah usaha untuk mengawasi,
mencegah, mengontrol dan mengendalikan segala hal yang ada di
lingkungan pasar terutama yang dapat menularkan terjadinya suatu
penyakit.Sanitasi lingkungan pasar ini terkait semua hal yang ada di dalam
pasar meliputi letak pasar, bangunan pasar, sanitasi pasar, dan fasilitas
penunjang lainnya.

5
F. Ruang Lingkup Sanitasi Lingkungan Pasar
Yang harus diperhatikan dalam sanitasi pasar (Suparlan, 1988)
sebagai berikut:
1. Letak pasar didirikan.
2. Kondisi gedung (konstruksi), baik bangunan induk, toko, kios dan
loos.
3. Fasilitas–fasilitas umum maupun fasilitas sanitasi di dalam pasar.
4. Tempat penjualan khususnya bagi barang dagangan yang mudah
membusuk seperti daging, ikan dan sayur.
a. Lokasi pendirian pasar
Menurut Suparlan (1988), lokasi pasar sebaiknya
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1.) Pasar ditempatkan pada daerah luas dan terbuka. Hal ini
dimaksudkan agar tempat dimana pasar berdiri cukup luas untuk
orang–orang yang pergi ke pasar dan berjualan di pasar, dan
dapat digunakan untuk kendaraan–kendaraan dan lain–lain alat
pengangkutan untuk membongkar, memuat barang–barang
(bahan–bahan), dan juga untuk tempat parkir, serta cukup luas
untuk dibuat jalan–jalan atau gang-gang untuk berjalan dan
membersihkan pasar bagian dalam.
2.) Pasar tidak terlalu dekat pada perumahan (tempat tinggal
penduduk), agar tidak menimbulkan gangguan seperti bau tidak
enak dan lalat.
3.) Pasar tidak terlalu dekat dengan tempat penimbunan sampah,
genangan air kotor, kuburan, tempat–tempat yang terlalu ramai
atau lalu lintas ramai, dan pabrik besar yang mengeluarkan asap
kotor.
4.) Pasar berada di tempat yang agak tinggi dan kering agar pada
musim penghujan tidak tergenang air.

6
Menurut Kepmenkes RI No 519/MENKES/SK/VI/2008
tentang pedoman penyelenggaraan pasar sehat, lokasi pasar
sebaiknya:

1. Lokasi sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang setempat


(RUTR).
2. Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran
sungai, aliran lahar, rawan longsor, banjir dan sebagainya.
3. Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan atau daerah jalur
pendaratan penerbangan termasuk sempadan jalan.
4. Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir
sampah atau bekas lokasi pertambangan.
5. Mempunyai batas wilayah yang jelas, antara pasar dan
lingkungannya.
b. Bangunan pasar
1.) Penataan ruang dagang
Untuk menjamin sanitasi pasar, faktor yang penting adalah
pembagian ruang dagang yang sesuai dengan peruntukannya.Hal
yang paling menonjol dalam pembagian ruang dagang pasar
adalah faktor estetika (Mukono, 2006).
Menurut Kepmenkes RI No 519/MENKES/SK/VI/2008
tentang pedoman penyelenggaraan pasar sehat, pembagian ruang
dagang sebaiknya:
a.) Pembagian area sesuai dengan jenis komoditi, sesuai dengan
sifat dan klasifikasinya seperti: basah, kering, penjualan
unggas hidup, dan pemotongan unggas.
b.) Pembagian zona diberi identitas yang jelas.
c.) Tempat penjualan daging, karkas unggas, dan ikan
ditempatkan tempat khusus.
d.) Setiap los (area berdasarkan zoning) memiliki lorong yang
lebarnya minimal 1,5 meter.

7
e.) Setiap los/kios memiliki papan identitas yaitu nomor, nama
pemilik, dan mudah dilihat.
f.) Jarak tempat penampungan dan pemotongan unggas dengan
bangunan pasar utama minimal 10 meter atau dibatasi
tembok pembatas dengan ketinggian minimal 1,5 meter.
g.) Khusus untuk jenis pestisida, bahan berbahaya dan beracun
(B3), dan bahan berbahaya lainnya ditempatkan terpisah dan
tidak berdampingan dengan zona makanan dan bahan
pangan.
c. Ruang kantor pengelolah
Berdasarkan Kepmenkes RI No 519/MENKES/SK/VI/2008
tentang pedoman penyelenggaraan pasar sehat, ruang kantor
pengelola sebaiknya:
1.) Ruang kantor memiliki ventilasi minimal 20 % dari luas lantai.
2.) Tingkat pencahayaan minimal 200 lux.
3.) Tersedia toilet terpisah bagi laki–laki dan perempuan.
4.) Tersedia tempat cuci tangan dilengkapi dengan sabun dan air
yang mengalir.
d. Tempat penjualan bahan pangan dan makanan
Tempat penjualan bahan pangan dan makanan sebaiknya
dipisahkan dengan bahan yang lain. Ini bertujuan untuk
memudahkan dalam pengumpulan sampah yang
dihasilkan.Dagangan yang banyak mengeluarkan sampah (buah–
buahan) sebaiknya diklasifikasikan dengan dagangan yang
mengeluarkan sampah serupa seperti kelapa dan sayuran.
Meletakan warung yang memakai kompor atau api dengan
dagangan yang mudah terbakar (flameable substance).
(Mukono,2006)
Menurut Kepmenkes RI No 519/MENKES/SK/VI/2008
tentang pedoman penyelenggaraan pasar sehat, tempat penjualan
bahan pangan dan makanan dibagi lagi menjadi:

8
1.) Tempat penjualan bahan pangan basah
Tempat penjualan bahan pangan basah sebaiknya:
a. Mempunyai meja tempat penjualan yang permukaan rata
dengan kemiringan yang cukup sehingga tidak
menimbulkan genangan air dan tersedia lubang
pembuangan air.
b. Setiap sisi memiliki sekat pembatas dan mudah
dibersihkan dengan tinggi minimal 60 cm dari lantai dan
terbuat dari bahan tahan karat dan bukan dari kayu.
c. Penyajian karkas daging harus digantung.
d. Alas pemotong (telenan) tidak terbuat dari bahan kayu,
tidak mengandung bahan beracun, kedap air dan mudah
dibersihkan.
e. Pisau untuk memotong bahan mentah harus berbeda dan
tidak berkarat.
f. Tersedia tempat penyimpanan bahan pangan, seperti: ikan
dan daging menggunakan rantai dingin (coldchain) atau
bersuhu rendah (40-10ºC).
g. Tersedia tempat untuk pencucian bahan pangandan
peralatan.
h. Tersedia tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan
sabun dan air yang mengalir.
i. Saluran pembuangan limbah tertutup ,dengan kemiringan
sesuai ketentuan yang berlaku sehingga memudahkan
aliran limbah serta tidak melewati area penjualan.
j. Tersedia tempat sampah kering dan basah, kedap air,
tertutup dan mudah diangkat.
k. Tempat penjualan bebas vektor penular penyakit dan
tempat perindukannya, seperti: lalat, kecoa, tikus, dan
nyamuk.
2.) Tempat penjualan bahan pangan kering

9
Tempat penjulan bahan pangan kering sebaiknya:
a. Mempunyai meja tempat penjualan dengan permukaan
yang rata dan mudah dibersihkan, dengan tinggi minimal
60 cm dari lantai.
b. Meja tempat penjualan terbuat dari bahan yang tahan
karat dan bukan dari kayu.
c. Tersedia tempat sampah kering dan basah, kedap air,
tertutup dan mudah diangkat.
d. Tersedia tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan
sabun dan air yang mengalir.
e. Tempat penjualan bebas binatang penular penyakit
(vektor) dan tempat perindukannya (tempat berkembang
biak) seperti: lalat, kecoa, tikus, dan nyamuk.
3.) Tempat penjualan makanan kering/siap saji
Tempat penjualan makanan kering/siap saji sebaiknya:
a) Tempat penyajian makanan tertutup dengan permukaan
yang rata dan mudah dibersihkan, dengan tinggi minimal
60 cm dari lantai dan terbuat bahan yang tahan karat dan
bukan dari kayu.
b) Tersedia tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun
dan air yang mengalir.
c) Tersedia tempat cuci peralatan dari bahan yang kuat, aman,
tidak mudah berkarat dan mudah dibersihkan.
d) Saluran pembuangan air limbah dari tempat pencucian
harus tertutup dengan kemiringan yang cukup.
e) Tersedia tempat sampah kering dan basah, kedap air,
tertutup dan mudah diangkat.
f) Tempat penjualan bebas vektor penular penyakit dan
tempat perindukannya, seperti: lalat, kecoa, tikus, dan
nyamuk.
g) Pisau yang digunakan untuk memotong bahan makanan

10
basah/matang tidak boleh digunakan untuk makanan
kering/mentah.
e. Area parkir
Area parkir kelihatannya tidak berhubungan dengan
sanitasi lingkungan pasar tetapi area tersebut berhubungan dengan
kesehatan dan keselamatan. Area ini berhubungan dengan
kesehatan karena asap mobil yang keluar dari knalpot. Apabila
tempat parkir terlalu dekat dengan pedagang, maka mereka akan
terpapar terus dengan asap yang mengandung bahan–bahan kimia
yang keluar dari knalpot, misalnya CO, HC, Pb. Bahan kimia
tersebut dapat terakumulasi/terkumpul di tubuh manusia dan bisa
menyebabkan gangguan fungsi dari tubuh manusia.
Berdasarkan KepmenkesRI No 519/MENKES/SK/VI/2008
tentang pedoman penyelenggaraan pasar sehat, area parkir
sebaiknya:
1) Adanyapemisahyangjelaspadabataswilayahpasar.
2) Adanya parkir yang terpisah berdasarkan jenis alat angkut,
seperti mobil, motor, sepeda, andong/delman dan becak.
3) Tersedia area parkir khusus untuk pengangkut hewan hidup
dan hewan mati.
4) Tersedia area bongkar muat khusus yang terpisah dari tempat
parkir pengunjung.
5) Tidak ada genangan air.
6) Tersedia tempat sampah yang terpisah antara sampah kering
dan basah dalam jumlah yang cukup, minimal setiap radius 10
m.
7) Ada tanda masuk dan keluar kendaraan secara jelas, yang
berbeda antara jalur masuk dan keluar.
8) Adanya tanamanpenghijauan.
9) Adanya area resapan air di pelataran parkir.
f. Konstruksi

11
Berdasarkan Kepmenkes RI No 519/MENKES/SK/VI/2008
tentang pedoman penyelenggaraan pasar sehat, kontruksi bangunan
meliputi:
1) Atap
Atap yang digunakan di pasar sebaiknya:
a) Atap harus kuat, tidak bocor dan tidak menjadi tempat
berkembang biaknya binatang penular penyakit.
b) Kemiringan atap harus sedemikian rupa sehingga tidak
memungkinkan terjadinya genangan air pada atap dan langit-
langit.
c) Ketinggian atap sesuai ketentuan yang berlaku.
d) Atap yang mempunyai ketinggian 10 m atau lebih harus
dilengkapi dengan penangkal petir.
2) Dinding
Dinding yang digunakan di pasar sebaiknya:
a) Permukaan dinding harus bersih, tidak lembab dan berwarna
terang.
b) Permukaan dinding yang selalu terkena percikan air harus
terbuat dari bahan yang kuat dan kedap air.
c) Pertemuan lantai dengan dinding, serta pertemuan dua
dinding lainnya harus berbentuk lengkung (conus).
3) Lantai
Lantai yang digunakan di pasar sebaiknya:
a) Lantai terbuat dari bahan yang kedap air, permukaan rata,
tidak licin, tidak retak dan mudah dibersihkan.
b) Lantai yang selalu terkena air, misalnya kamar mandi,
tempat cuci dan sejenisnya harus mempunyai kemiringan
kearah saluran dan pembuangan air sesuai ketentuan yang
berlaku sehingga tidak terjadi genangan air.
4.) Tangga
Berdasarkan Kepmenkes RI No 519/MENKES/SK/VI/2008

12
tentang pedoman penyelenggaraan pasar sehat, tangga bangunan
sebaiknya:
a.) Tinggi, lebar dan kemiringan anak tangga sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
b.) Ada pegangan tangan di kanan dan kiri tangga.
c.) Terbuat dari bahan yang kuat dan tidak licin.
d.) Memiliki minimal pencahayaan 100 lux.
5.) Ventilasi
Ventilasiharusmemenuhisyaratminimal20%dariluaslantaidansaling
berhadapan (crossventilation).
6.) Pencahayaan
Berdasarkan Kepmenkes RI No 519/MENKES/SK/VI/2008
tentang pedoman penyelenggaraan pasar sehat, pencahayaan harus
memenuhi syarat:
a.) Intensitas pencahayaan setiap ruangan harus cukup untuk
melakukan pekerjaan pengelolaan bahan makanan secara
efektif dan kegiatan pembersihan makanan.
b.) Pencahayaan cukup terang dan dapat melihat barang
dagangan dengan jelas minimal100lux.
7.) Pintu
Pintu untuk setiap bahan yang dijual sebaiknya berbeda–
beda. Khusus untuk pintu loos penjualan daging, ikan dan bahan
makanan yang berbau tajam agar menggunakan pintu yang dapat
membuka dan menutup sendiri(self closed) atau tirai plastik untuk
menghalangi binatang penular penyakit (vektor) seperti lalat atau
serangga lain masuk.
a. Sanitasi lingkungan pasar
1. Air bersih
Menurut Budiman Chandra (2007), sebaiknya air bersih yang
tersedia memenuhi persyaratan sebagai berikut:

13
a. Harus memiliki persediaan air bersih yang memenuhi syarat dan
mencukupi kebutuhan.
b. Sumber air harus dijaga dari pencemaran.
c. Paling sedikit setiap 6 bulan diambil sampel untuk pemeriksaan di
laboratorium.

Berdasarkan Kepmenkes RI No 519/MENKES/SK/VI/2008


tentang pedoman penyelenggaraan pasar sehat, air bersih yang
digunakan di pasar sebaiknya memenuhi syarat:

a. Tersedia air bersih dengan jumlah yang cukup setiap hari secara
berkesinambungan, minimal 40 liter perpedagang.
b. Kualitas air bersih yang tersedia memenuhi persyaratan air bersih
(Permenkes RI No 416 Tahun 1990).
c. Tersedia tendon air yang menjamin kesinambungan ketersediaan
air dan dilengkapi dengan kran yang tidak bocor.
d. Jarak sumber air bersih dengan pembuangan limbah minimal10 m.
e. Kualitasairbersihdiperiksasetiapenam(6)bulansekali.
2. Kamar mandi dan toilet
Di dalam pasar memang seharusnya ada fasilitas tersebut untuk
menunjang keberadaan fungsi dari pasar itu sendiri.Kebersihan dari
kamar mandi dan toilet sangat penting diperhatikan sebab hal ini
berkaitan dengan sumber vector yang dapat menyebarkan penyakit.
(Mukono, 2006)
Berdasarkan Kepmenkes RI No 519/MENKES/SK/VI/2008 tentang
pedoman penyelenggaraan pasar sehat, kamar mandi dan toilet
sebaiknya:
a. Harus tersedia toilet laki–laki dan perempuan yang terpisah
dilengkapi dengan tanda/simbol yang jelas dengan proporsi sebagai
berikut:
Sumber: Kepmenkes RI No 519/MENKES/SK/VI/2008

Tabel 3.1.Tabel Proporsi Jumlah Pedagang, Kamar Mandi dan Toilet

14
JumlahPedagang Jumlahkamarmandi JumlahToilet
1 s/d2 1 1
2 5
25s/d50 2 2
3 51s/d100 3 3
Setiappenambahan40-100orangharusditambahsatukamarmandidan
Satutoilet
b. Di dalam kamar mandi harus tersedia bak dan air bersih dalam
jumlah yang cukup dan bebas jentik.
c. Di dalam toilet harus tersedia jamban leher angsa, peturasan dan
bak air.
d. Tersedia tempat cuci tangan dengan jumlah yang cukup yang
dilengkapi dengan sabun dan air yang mengalir.
e. Air limbah dibuang keseptictank (multichamber), riol atau lubang
peresapan yang tidak mencemari air tanah dengan jarak 10m dari
sumber air bersih.
f. Lantai dibuat kedap air, tidak licin, mudah dibersihkan dengan
kemiringan sesuai ketentuan yang berlaku sehingga tidak terjadi
genangan.
g. Letak toilet terpisah minimal 10meter dengan tempat penjualan
makanan dan bahan pangan.
h. Luas ventilasi minimal 20% dari luas lantai dan pencahayaan 100
lux.
i. Tersedia tempat sampah yang cukup.
G. Pengelolaan sampah
Pengelolaan sampah di pasar berkaitan dengan banyak hal, mulai
dari pembuangan sampah dan ketersediaan tempat sampah sementara.Hal
ini penting diperhatikan karena sampah yang dihasilkan dapat menjadi
sumber terjadinya pencemaran makanan, lingkungan dan sumber vektor
penyakit.

15
Menurut Kepmenkes RI No 519/MENKES/SK/VI/2008 tentang
pedoman penyelenggaraan pasar sehat, pengelolaan sampah pasar
sebaiknya:
1. Setiap kios / los / lorong tersedia tempat sampah basah dan kering.
2. Terbuat dari bahan kedap air, tidak mudah berkarat, kuat, tertutup, dan
mudah dibersihkan.
3. Tersedia alat angkut sampah yang kuat, mudah dibersihkan dan mudah
dipindahkan.
4. Tersedia tempat pembuangan sampah sementara (TPS), kedap air,
kuat, kedap air atau kontainer, mudah dibersihkan dan mudah dijangkau
petugas pengangkut sampah.
5. TPS tidak menjadi tempat perindukan binatang (vektor) penular
penyakit.
6. Lokasi TPS tidak berada dijalur utama pasar dan berjarak minimal 10m
dari bangunan pasar.
7. Sampah diangkut minimal1 x24jam.
a. Saluran pembuangan limbah cair (drainase)
Saluran pembuangan limbah cair ini penting untuk estetika,
kebersihan dan kenyamanan.Saluran ini berfungsi untuk
pembuangan benda cair yang terutama berasal dari kios daging,
ikan, dan warung. Saluran harus dikontrol agar pedagang tidak
membuang sampah seenaknya di got atau saluran air. Dengan
demikian para pedagang akan menggunakan semua fasilitas
sebagaimana mestinya. (Mukono, 2006)
Menurut Kepmenkes RI No 519/MENKES/SK/VI/2008
tentang pedoman penyelenggaraan pasar sehat, saluran
pembuangan limbah cair sebaiknya:
1.) Selokan/drainase sekitarpasartertutup dengan kisiyang terbuat
dari logam sehingga mudah dibersihkan.

16
2.) Limbah cair yang berasal dari setiap kios disalurkan
keinstalasi pengolahan air limbah (IPAL), sebelum akhirnya
dibuang kesaluran pembuangan umum.
3.) Kualitas limbah outlet harus memenuhi baku mutu
sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Lingkungan
Hidup nomor112 tahun 2003 tentang kualitas airlimbah.
4.) Saluran drainase memiliki kemiringan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku sehingga mencegah genangan air.
5.) Tidak ada bangunan los/kios diatas saluran drainase.
6.) Dilakukan pengujian koalitas air limbah cair secara berkala
setiap 6 bulan sekali.
b. Tempat cuci tangan
Tempat cuci tangan merupakan salah satu fasilitas untuk
mencegah terjadinya penyebaran penyakit ke makanan atau bahan
pangan dari penjamah makanan.
Menurut Kepmenkes RI No 519/MENKES/SK/VI/2008
tentang pedoman penyelenggaraan pasar sehat, tempat cuci tangan
sebaiknya:
1) Fasilitas cuci tangan ditempatkan di lokasi yang mudah
dijangkau.
2) Fasilitas cuci tangan dilengakpi dengan sabun dan air yang
mengalir dan limbahnya dialirkan kesaluran pembuangan yang
tertutup.
H. Binatang penular penyakit (vektor)
Tempat berjualan di pasar sebaiknya terbebas dari keberadaan binatang
penular penyakit.Hal ini untuk mencegah terjadinya penyebaran penyakit
dari hewan ke manusia. Menurut Kepmenkes RI No
519/MENKES/SK/VI/2008 tentang pedoman penyelenggaraan pasar
sehat, keberadaan binatang penular penyakit sebaiknya:
1. Pada los makanan siap saji dan bahan pangan harus bebas
dari lalat,kecoa dan tikus.

17
2. Pada area pasarangka kepadatan tikus harus nol.
3. Angka kepadatan kecoa maksimal 2 ekor perplate dititik pengukurans
esuaidenganarea pasar.
4. Angka kepadatan lalat ditempat sampah dan draina semaksimal 30
pergrilnet.
5. ContainerIndex (CI)jentik nyamuk Aedes aegypty tidak melebihi 5%.
a. Fasilitas penunjang lain
Fasilitas penunjang ini, tidak harus selalu ada dalam setiap pasar
tradisional. Namun, keberadaannya akan dapat menunjang dengan
baik dari keberadaan pasar tersebut dan dapat memaksimalkan
fungsi dari pasar. Fasilitas penunjang tersebut antara lain:
1.) Tempat sarana ibadah
a) Tersedia tempat ibadah dan tempat wudlu dengan lokasi
yang mudah dijangkau dengan sarana yang bersih dan
tidak lembab.
b) Tersedia air bersih dengan jumlah dan kualitas yang
cukup.
c) Ventilasi dan pencahayaan sesuai dengan persyaratan.
2.) Tempat penjualan unggas hidup
a) Tersedia tempat khusus yang terpisah dari pasar utama.
b) Mempunyai akses masuk dan keluar kendaraan
pengangkut unggas tersendiri.
c) Kandang tempat penampungan sementara unggas terbuat
dari bahan yang kuat dan mudah dibersihkan.
d) Tersedia fasilitas pemotongan ungags umum yang
memenuhi persyaratan yang ditetapkan Departemen
Pertanian.
e) Tersedia sarana cuci tangan dilengkapi dengan sabun dan
air bersih yang cukup.
f) Tersedia saluran pembuangan limbah cair khusus.

18
g) Tersedia penampungan sampah yang terpisah dari sampah
pasar.
h) Tersedia peralatan desinfektan khusus untuk
membersihkan kendaraan pengangkut dan kandang
unggas.
3.) Pos pelayanan kesehatan
Tersedia pos pelayanan kesehatan yang mudah dijangkau
dan peralatan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)
yang memadai.
I. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah sekumpulan
perilaku yang di praktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil
pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga mampu menolong
dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan
dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya.PHBS merupakan wujud
keberdayaan masyarakat yang sadar, mau dan mampu mempraktikkan
pola hidup yang sehat.
Salah satu jenis PHBS yaitu PHBS di tempat-tempat umum
misalnya di pasar.PHBS di tempat-tempat umum adalah upaya untuk
memberdayakan masyarakat pengunjung dan pengelola tempat-tempat
umum agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktikkan PHBS dan
berperan aktif dalam mewujudkan tempat-tempat umum sehat.
Menurut Kepmenkes RI No 519/MENKES/SK/VI/2008 tentang
pedoman penyelenggaraan pasar sehat, PHBS di lingkungan pasar
meliputi:
1. Perilaku pedagang dan pekerja
a) Pedagang daging/unggas dan ikan menggunakan alat pelindung
diri
b) Berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
c) Dilakukan pemeriksaan kesehatan bagi pedagang secara berkala
minimal bulan sekali

19
d) Pedagang makanan siap saji tidak sedang menderita penyakit
menular langsung seperti diare, hepatitis, TBC, kudis, dan lain-
lain.
2. Perilaku pengunjung/pembeli
a) Berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
b) Cuci tangan dengan sabun setelah memegang unggas/hewan
hidup, daging atau ikan.
J. Hubungan Pasar dengan Kesehatan Masyarakat
Pasar mempunyai peranan penting yang berhubungan dengan
kesehatan manusia, yaitu:
1. Pasar dapat menjadi sumber perkembangan vektor penyakit, terutama pada
pasar yang kebersihannya kurang diperhatikan (pembuangan sampah, air
kotor dan lain-lain)

2. Pasar merupakan tempat paling baik untuk penularan penyakit dari orang
ke orang lain melalui:

a) Droplet infection, yaitu penularan penyakit melalui dahak penderita


misalnya TBC, influenza, salesma, dan lain-lain.

b) Direct contact, yaitu penyakit melalui sentuhan langsung dengan


penderita penyakit.

c) Indirect contact, yaitu penularan penyakit tidak langsung dari penderita


tetapi melalui perantara berupa alat-alat makan, misalnya piring, gelas,
dan lain-lain.

3. Pasar yang tidak memperhatikan letaknya, misalnya di daerah rawa,


daerah banjir akan mengakibatkan permukaan tanah senantiasa berair dan
becek. Hal ini dapat menimbulkan berbagai gangguan bagi para penjual
dan pengunjung maupun barang dagangan yang dijual terutama bahan
makanan.

20
BAB III

HASIL KEGIATAN INSPEKSI PASAR

Dari hasil pemantauan yang dilakaukan dan hasil penilain inspeksi pasar
pada pasar lama didapat hasil keseluruhan dari penginspeksian pada bagian lokasi,
sanitasi, perilaku hidup bersih, keamanan dan fasilitas lainnya pada pasar lama
adalah 3.029.

Sedangkan pada kriterianya ada yang dikatakan tidak sehat apabila ˂


6.000, ada juga criteria yang mengatakan kurang sehat apabila total score 6.000-
7.499. dan adapun kretia yang mengatakan apabila sehat maka nila skornya adalah
7.500-10.000.

Dan dalam hal tersebut pasar lama dikatakan tidak sehat karena seseuai
dengan kriteria penialain 3.029 stedangkan kriteria tidak sehat adalah apabila
kurang dari 6.000.

21
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dapat ditarik kesimpulan bahwa pasar lama mamuju masih kurang
sehat tentang masalah sanitasi lingkungan pasar. Sanitasi lingkungan pasar
adalah salah satu bentuk pencegahan yang dilakukan oleh berbagai pihak
yang bertanggung jawab dalam pencegahan penyakit di tempat-tempat
umum khususnya pasar. Dengan adanya sanitasi pasar yang baik maka
masyarakat akan tentram dan sejatra pada saat adanya interaksi antar
makhluk hidup. Oleh karenaitu sanitasi pasar sangat penting didalam
kehidupan sehari – hari.
B. Saran
1. Perlu diadakan sosialisasi kepada masyarakat setempat agar tidak
membuang sampah atau limbah rumah tangga di sekitar areal lokasi
atau tempat penjualan
2. Para penjual ikan harus diberi sosialisasi mengenai cara penanganan
yang baik
3. Diberikan himbauan kepada para penjual agar lebih memperhatikan
tingkat sanitasi baik dari sarana dan prasarana yang digunakan untuk
proses penanganan serta sanitasi dari jualannya itu sendiri.
4. Sebaiknya terdapat pemisahan anatara jamban laki-laki dan perempuan
5. Menjaga kebersihan pasar
6. Menyediakan Kotak P3K

22
DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2006. Potensi Kawasan Pelabuhan Perikanan dan Pangkalan


Pendaratan IkanMuara Angke Jakarta. Dinas Peternakan, Perikanan dan
Kelautan Provinsi DKI Jakarta.UPT. Pengelola Kawasan Pelabuhan
Perikanan dan Pangkalan Pendaratan Ikan MuaraAngke 2006. 35 hlm.
Anonymous. 2007. Pedoman Pelaksanaan Pelelangan Ikan di tempat pelelangan
ikan Muara Angke. Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Provinsi
DKI Jakarta, Unit PelaksanaTeknis Pengelolaan Kawasan Pelabuhan
Perikanan dan Pangkalan Pendaratan Ikan. 136Hlm
Azwar A, 1995. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan, PT. Mutiara Sumber
Widya, Jakarta.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.2007.Laporan Hasil Riset
KesehatanDasar(RISKESDAS)Nasioanl2007
http://kesehatan.kemenkab.go.id//lapriskerdas.pdf. Diakses tanggal 8
Maret 2018.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.2007.Laporan Hasil Riset
Kesehatan Dasar(RISKESDAS)Nasioanl 2010
Chandra, Budiman, 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
Depkes RI, 2008. Permenkes RI No.356/Menkes/PER/IV/2008, Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan.
Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2006.Peraturan Menteri Kelautan dan
Perikanan Nomor Per.16/MEN/2006.Tentang Pelabuhan Perikanan
http://www.bppt.jabarprov.go.id. Diakses tanggal 8 Maret 2018.
Kementerian Negara Perumahan Rakyat Republik Indonesia. 2006. Peraturan
Menteri Negara Perumahan Rakyat RI Nomor 51/PERMEN/M/2006
Tanggal 14 Agustus 2006 : tetang petumjuk pelaksanaan
Penyelenggaraan Pengembangan Kawasan Nelayan.
Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2007. Keputusan Menteri Kelautan dan
Perikanana Republik Indonesia Nomer Kep. 01/MEN/2007 tentang

23
Persyaratan Jaminana Mutu dan Keamanana Hasil Perikanana Pada
Proses Produksi, Pengolahan, dan Distribusi.
Suparlan, 1988.Sanitasi Tempat-Tempat Umum, Akademi Kesehatan Lingkungan
(AKL), Surabaya.

24
LAMPIRAN

25
A. Instrumen inpeksi pasar

FORMULIR INSPEKSI
PASAR
( UNTUK PETUGAS )

I. DATA UMUM:

1. NAMAPASAR :…………………………………………………

2. ALAMAT PASAR :…………………………………………………

3. NAMAPENGELOLAPASAR :…………(PENANNGGUNGJAWAB)

4. JUMLAH KIOS/LOS :…………………………………………………

5. JUMLAHPEDAGANG :…………………………………………………

6. JUMLAH
ASOSIASI/KELOMPOKPEDAGANG:….…………….………………………

II. DATA FISIK:

NIL SCOR
NO VARIABEL UPAYA BOBOT KOMPONEN YANG DINILAI
AI E
1 2 3 4 5 6
LOKASI
A 5
(Nilai maksimal 500)
1. Sesuai Rencana UmumTata Ruang 20 100
2. Tidak terletak pada daerah rawan
20 100
bencana
3. Tidak terletak pada daerah rawan
20 100
kecelakaan

4. Tidak terletak pada daerah bekas 20 100

5. Mempunyai batas wilayah yang jelas 20 100

BANGUNAN PASAR
B 20
(Nilai maksimal 2000)
Bangunan dan rancang bangun sesuai
1 Umum 0.5 100 50
dengan peraturan yang berlaku
1. Pembagian area sesuai dengan
2 Penataan ruang dagang 4 25 0
peruntukannya (zoning)

26
2. Zoning dengan identitas lengkap 5 0
3. Lebar lorong antar los minimal 1,5
15 0
meter
4. Jarak tempat penampungan dan
pemotongan unggas dengan
40 0
bangunanpasar minimal 10 meter atau
dibatasi tembok
5. Pestisida dan bahan berbahaya
beracun terpisah dengan zona 15 60
makanan dan bahan pangan
1. Ventilasi minimal 20 % dari luas
3 Ruang kantor pengelola 0.5 40 0
lantai
2. Pencahayaan minimal 100 lux 40 20
3. Tersedia toilet dan tempat cuci
20 10
tangan
Tempat penjualan
4 bahan pangan dan 15
makanan
1. Meja tempat penjualan (nilai 10)
a. Tahan Karat 4 16
Tempat penjualan
4.1 4 b. Rata 2 0
bahan pangan basah
c. Kemiringan 2 8
d. Tinggi 60 cm 2 8
2. Karkas daging digantung 4 0
3. Alas pemotong (talenan) tidak
terbuatdari kayu, tidak beracun, kedap 15 0
air dan mudah dibersihkan
4. Tempat penyimpanan bahan
pangan dengan rantai dingin (cold
chain) bersuhu 15 0
(4-10 0C)
5. Tersedia tempat pencucian bahan
8 32
pangan dan peralatan
6. Tempat cuci tangan dilengkapi (nilai
14):
a. Sabun 6 0
b. Air mengalir 8 64
7. Saluran pembuangan limbah (nilai
10) :
a. Tertutup 5 0
b. Kemiringan 5 0
8. Tempat sampah (nilai 10) :
a. Terpisah (sampah basah & 4 0

27
kering)
b. Kedap air 3 12
c. Tertutup 3 0
9 Bebas binatang penular penyakit
10 0
(vektor) & tempat perindukannya
1. Meja tempat penjualan
Tempat penjualan dengan:permukaan rata,
4.2 3
bahan pangan kering mudahdibersihkan, dengan tinggi
minimal60 cm (nilai 20)
a. Permukaan rata 10 0
15 b. Mudah dibersihkan 5 15
c. Tinggi minimal 60 cm 5 15
2. Meja terbuat dari bahan tahan 20 60
3. Tempat sampah (nilai 20) :
a. Terpisah basah dan kering 10 0
b. Kedap air 5 15
c. Bertutup 5 0
4. Tempat cuci tangan dilengkapi (nilai
20) :
a. Dengan sabun 6 0
b. Air mengalir 14 42
5. Bebas vektor penular penyakit dan 20 0
Tempat penjualan
1. Tempat penyajian makanan(nilai 20)
4.3 makanan matang/ siap 3
:
saji
a. Tertutup 4 12
b. Bahan Tahan Karat 4 12
c. Permukaan Rata 4 12
d. Mudah dibersihkan 4 12
e. Tinggi Minimal 60 cm 4 12

2. Tempat cuci tangan dilengkapi (nilai


20):

a. Dengan sabun 6 0
b. Air mengalir 14 0
3. Tempat cuci peralatan (nilai 20) :
a. Kuat 6 0
b. Aman 4 0
c. Tidak berkarat 4 0
d. Mudah dibersihkan 6 0

28
7. Pisau yang digunakan untuk
memotong bahan mentah dan bahan 10 0
matang berbedadan tidak berkarat
8. Saluran pembuangan limbah(nilai 10
):
a. Tertutup 5 0
b. Kemiringan 5 0
6. Tempat sampah (nilai 10) :
a. Terpisah basah dan kering 6 0
b. Kedap air 2 6
c. Bertutup 2 0
7. Bebas vektor penular penyakit dan
10 0
tempat perindukannya
1. Ada pemisah yang jelas dengan
4.4 Area Parkir 1 15 15
batas wilayah pasar
2. Parkir mobil, motor, sepeda,
10 10
andong/delman, becak terpisah
3. Tersedia area parkir khusus
10 0
kendaraan pengangkut hewan hidup
4. Tersedia area khusus bongkar muat
40 0
Barang
5. Tidak ada genangan air 10 10
6. Tersedia tempat sampah setiap
0
radius 10 meter 15
7. Ada jalur dan tanda masuk dan
10
keluar kendaraan yang jelas 10
8. Ada tanaman penghijauan 10 10
9. Adanya area resapan air 10 0
4.5 Konstruksi : 4
4.5.1 Atap 0.5 1. Atap (nilai 40) :
a. Kuat 20 0
b. Tidak bocor 10 0
c. Tidak menjadi tempat
perindukan 0
vector 10
2. Kemiringan atap cukup dan tidak
40 20
memungkinkan genangan air
3. Atap dengan ketinggian lebih 10
0
meter dilengkapi penangkal petir 20
4.5.2 Dinding 0.5 1. Keadaan dinding (nilai 40)

29
a. Bersih 15 0
b. Tidak lembab 15 7,5
c. Berwarna terang 10 0
2. Permukaan dinding yang selalu
terkena percikan air terbuat dari (nilai
40) :
a. Bahan yang kuat 20 0
b. Kedap air 20 0
3. Pertemuan lantai dengan dinding
0
harus lengkung (conus) 46
4.5.3 Lantai 0.5 1. Keadaan lantai (nilai 70) :
a. Kedap air 15 0
b. Rata 15 0
c. Tidak licin 15 7,5
d. Tidak retak 10 0
e. Mudah dibersihkan 15 0
2. Lantai kamar mandi, tempat cuci
dan sejenisnya mempunyai kemiringan 30 15
ke saluran pembuangan
1. Tinggi, lebar, kemiringan sesuai
4.5.4 Tangga 0.5 20
dengan ketentuan yang berlaku 40
2. Terdapat pegangan tangan, 20 10
3. Kuat dan tidak licin 20 10
4. Pencahayaan minimal 100 lux (70
20 0
lux)
4.5.5 Ventilasi 1 Minimal 20% dari luas lantai 100 0
Intensitas pencahayaan cukup untuk
0.5 melakukan pekerjaan pengelolaan dan
4.5.6 Pencahayaan 100 0
pembersihan bahan makanan minimal
100 lux
Khusus kios/los penjual daging, ikan,
dan sejenisnya menggunakan pintu
0.5 yang dapat membuka dan menutup
4.5.7 Pintu 46 0
sendiri atau tirai plastik untuk
menghalangi binatang atau serangga
penular penyakit
SANITASI
30
C. (Nilai maksimal 3000)
1. Air bersih selalu tersedia dalam
1 Air Bersih 4 jumlah yang cukup (minimal 40 liter per 40 0
pedagang)

30
2. Kualitas air bersih memenuhi syarat
30 0
kesehatan
3. Jarak sumber air bersih dengan
20 0
septick tank minimal 10 meter
4. Pengujian air bersih dilakukan 6
10 0
bulan sekali
1. Toilet : laki-laki dan perempuan
2 Kamar mandi dan toilet 4 terpisah dengan jumlah cukup (nilai
10)
a. Terpisah 5 0
b. Jumlah cukup 5 0
2. Tersedia bak dan air bersih dengan
10 0
jumlah cukup dan bebas jentik
3. Toilet dengan leher angsa 10 40
4. Tersedia tempat cuci tangan dan
10 0
sabun
5. Tersedia tempat sampah yang
10 0
tertutup
6. Tersedia septik tank dengan lubang
peresapan yang memenuhi syarat 10 0
kesehatan
7. Letak toilet minimal 10 meter dari
tempat penjualan makanan dan bahan 10 0
pangan
8. Ventilasi minimal 20% dari luas
10 0
lantai
9. Pencahayaan minimal 100 lux (19
10 0
lux)
10. Lantai kedap air, tidak licin, mudah
10 0
dibersihkan, dengan kemiringan cukup
1. Setiap kios/lorong/los tersedia
3 Pengelolaan sampah 4 10 0
tempat sampah basah dan kering
2. Tempat sampah terbuat dari (nilai
20) :
a. Bahan kedap air 5 0
b. Tidak mudah berkarat 5 0
c. Kuat 4 0
d. Tertutup 3 0
e. Mudah dibersihkan 3 0
3. Tersedia alat pengangkut sampah
(nilai15) :
a. Kuat 8 0
b. Mudah dibersihkan 7 0

31
4. Tersedia tempat pembuangan
sampah sementara (TPS) (nilai 15) :
a. Kuat 4 0
b. Kedap air 4 0
c. Mudah dibersihkan 4 0
d. Mudah dijangkau 3 0
5. TPS tidak menjadi tempat
10 0
perindukan binatang penular penyakit
6. TPS tidak di jalur utama pasar dan
berjarak minimal 10 meter dari 10 0
bangunan pasar
7. Sampah diangkut minimal 1 x 24
10 0
jam
1. Tertutup dengan kisi-kisi, terbuat
4 Drainage 4 30 0
dari logam dan mudah dibersihkan
2. Limbah cair mengalir lancar 30 0
3. Limbah cair harus memenuhi baku
10 0
mutu
4. Tidak ada bangunan di atas saluran 10 0
5. Pengujian kualitas limbah cair
10 0
berkala setiap 6 bulan sekali
5 Tempat cuci tangan 4 1. Lokasi mudah dijangkau 40 0
2. Dilengkapi sabun 50 0
3. Tersedia air mengalir 40 0
1. Los makanan siap saji dan bahan
Binatang penular
6 3 pangan harus bebas dari lalat, kecoa, 15 0
penyakit /vektor
dan tikus
2. Angka kepadatan tikus nol 20 0
3. Angka kepadatan kecoa maksimal 2
20 0
ekor per plate di titik pengukuran
4. Angka kepadatan lalat maksimal 30
per gril net di tempat sampah dan 20 0
drainage
5. Container Indeks (CI) jentik nyamuk
20 0
aedes tidak melebihi 5%
Kualitas makanan dan
7 4 1. Tidak basi 20 0
bahan pangan
2. Tidak mengandung bahan
10 0
berbahaya
3. Tidak mengandung residu pestisida
10 0
di atas ambang batas
4. Kualitas makanan siap saji sesuai
5 0
dengan peraturan

32
5. Makanan dalam kemasan tertutup
10 0
disimpan dalam suhu 4-10oC
6. Ikan, daging, dan olahannya
10 0
disimpan dalam suhu 0 s/d 4 C
7. Sayur dan buah disimpan dalam
suhu 10 ºC, telor, susu dan olahannya 10 0
disimpan dalam suhu 5-7ºC
8. Penyimpanan bahan makanan
dengan jarak 15 cm dari lantai, 5 cm
10 0
dari dinding, dan 60 cm dari langit-
langit
9. Kebersihan peralatan makanan
maksimal 100 kuman per cm2 10 0
permukaan dan E-coli nol
1. Dilakukan secara menyeluruh 1 hari
8 Desinfeksi pasar 3 50 0
dalam sebulan
2. Bahan desinfeksi tidak mencemari
50 0
lingkungan
PERILAKU HIDUP
D BERSIH DAN SEHAT 30
(Nilai maksimal 3000)
1. Pedagang daging/unggas dan ikan
1 Pedagang dan pekerja 15 5 0
menggunakan alat pelindung diri
2. Berperilaku hidup bersih dan sehat
20 0
(PHBS)
3. Dilakukan pemeriksaan kesehatan
bagi pedagang secara berkala minimal
6 bulan 45 0
sekali
4. Pedagang makanan siap saji tidak
sedang menderita penyakit menular
40 600
langsung seperti : diare, hepatitis,
TBC, kudis, dll
1. Berperilaku hidup bersih dan sehat
2 Pengunjung 10 50 0
(PHBS)
2. Cuci tangan dengan sabun setelah
memegang unggas/hewan hidup, 60 60
daging atau ikan
Memahami dan mempunyai
keterampilan tentang hygiene sanitasi
dan keamanan pangan (pernah
3 Pengelola 5 50 0
mengikuti kursus/pelatihan di bidang
sanitasi dan hygiene makanan dan
pangan)
E. KEAMANAN 5

33
(Nilai maksimal 1000)

1. Tersedia peralatan pemadam


1 Pemadam kebakaran 3 kebakaran dengan jumlah cukup dan
berfungsi (nilai 40) :

a. Ada 20 0
b. Jumlah cukup 10 0
c. 80 % berfungsi 10 0
2. Tersedia hidran air 30 0
3. Letak peralatan pemadaman
kebakaran mudah dijangkau dan ada 20 0
petunjuk arah penyelamatan
4. Adanya SOP penggunaan alat
10 0
pemadam kebakaran
2 Keamanan 2 1. Ada Pos Keamanan 50 100
2. Ada personil/petugas keamanan 50 100
FASILITAS LAIN
F. 10
(Nilai maksimal 1000)
1. Tersedia tempat ibadah yang bersih,
1 Tempat / sarana ibadah 2 40 80
dan tempat wudhu
2. Tersedia air dengan jumlah yang
40 80
cukup
3. Ventilasi dan pencahayaan sesuai
20 40
dengan persyaratan
Tempat penjualan 1. Tersedia tempat khusus yang
2 5 20 100
unggas hidup terpisah dari pasar utama
2. Mempunyai akses masuk dan keluar
kendaraan pengangkut unggas 10 0
tersendiri
3. Kandang tempat penampungan
10 50
unggas kuat dan mudah dibersihkan
4. Tersedia fasilitas pemotongan
10 50
unggas umum yang memenuhi syarat
5. Tersedia sarana cuci tangan dengan
10 0
sabun dan air bersih
6. Tersedia saluran pembuangan
10 0
limbah
7. Tersedia penampungan sampah
10 50
terpisah dari sampah pasar
8. Tersedia sarana desinfeksi khusus
20 0
di pintu masuk

34
Tersedia pos pelayan
kesehatan dan Tersedia ruang/pos pelayanan
3 Pertolongan Pertama 3 kesehatandan Pertolongan Pertama 50 0
Pada Kecelakaan(P3K) Pada Kecelakaan (P3K)

JUMLAH 100
Penilaian ini dilakukan oleh Tim Pembina Pasar setiap enam (6) bulan
sekali

.................................
, 20......

Mengetahui:
PengelolaPasar Tim Penilai:

1...............................
2...............................
3...............................
(........................................)

35
B. Gambar Observasi

Gambar 1: bagian lantai pada Gambar 2: tempat penjualan


pasar pendagang campuran unggas

Gambar 3: langit-langit pada Gambar 4: atap pasar lama


penjualan ikan

Gambar 5: penjual yang tidak Gambar 6: penampungan air


berada di dalm pasar pada pasar lama

Gambar 7: tatanan tempat Gambar 8: pencahayaaan pada


penjual sayur penjual ikan

36
Gambar 9: loronng pada Gambar 10: rak kayu yang
penjual campuran digunakan penjual

Gambar 11: tempat parkir Gambar 12: bagian belakang


pasar lama

Gambar 13: konstruksi umum


depan pasar

37

Vous aimerez peut-être aussi