Vous êtes sur la page 1sur 22

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

BRONKOPNEUMONIA DI RUANG ASTER


RUMAH SAKIT DAERAH
dr. SOEBANDI
JEMBER

NAMA : Aulia Bella Marinda


NIM : 132311101030

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER

PENGKAJIAN KEPERAWATAN ANAK

Ruangan : Aster
Tgl. / Jam MRS : 12 Juli 2018/01.00 WIB
Dx. Medis : Bronkopneumonia
No. Reg. : 22xxxx
TGL/Jam Pengkajian : 12 Juli 2018/01.30 WIB

A. IDENTITAS KLIEN
1. Nama : An. RN
Nama Panggilan : An. R
Umur / Tgl. Lahir : 2 bulan/20 Mei 2018
Jenis Kelamin : Laki-laki

2. Identitas orang Tua

Nama Ayah : Tn. H Nama Ibu : Ny. RU


Umur : 23 tahun Umur : 20 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Madura Suku : Madura
Bahasa : Indonesia Bahasa : Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Wiraswasta Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Penghasilan :- Penghasilan :-
Alamat : Bangsalsari, Jember Alamat : Bangsalsari, Jember

B. KELUHAN UTAMA
Ibu mengatakan pasien mengalami batuk

C. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Ibu mengatakan pasien mengalami batuk, pilek, dan panas sejak 3 hari yang lalu.
Kemarin pagi, demam pasien menurun tetapi pasien juga mengalami diare ±7
kali/hari. Siang harinya pasien dibawa ke bidan desa. Batuk, pilek dan diare
berkurang ketika diberi obat dari bidan. Namun, pada sore harinya, pasien
mengalami sesak napas dan dibawa ke dokter spesialis anak, dr. Gebyar, Sp. A.
Lalu, dokter menyarankan keluarga untuk membawa pasien ke RSD dr.
Soebandi.
D. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
1. Penyakit yang pernah diderita
Ibu pasien mengatakan bahwa sejak umur 28 hari, pernah batuk, pilek, dan
panas

2. Riwayat operasi
Ibu pasien mengatakan jika pasien tidak memiliki riwayat operasi.

3. Riwayat Alergi
Ibu pasien mengatakan pasien tidak memiliki riwayat alergi terhadap apa pun,
seperti pada makanan, obat-obatan, plester, dan lain-lain.

4. Riwayat Imunisasi
Ibu pasien mengatakan jika pasien mendapat imunisasi sejak lahir. Imunisasi
HB-0 pada umur 0 hari, imunisasi BCG pada umur 1 bulan, dan imunisasi
polio-1 pada umur 1,5 bulan.

E. RIWAYAT PERINATAL
1. Antenatal
Ibu mengatakan saat masa kehamilan tidak mengalami mual muntah seperti
ibu hamil pada umumnya. Tidak ada masalah pada makan dan minum,
Selama masa kehamilan hanya sakit gigi saja sebanyak 2 kali. Ibu rajin
melakukan pemeriksaan kehamilan ke petugas kesehatan/bidan setiap bulan.
Ibu juga mengkonsumsi obat penambah darah dan vitamin C yang diberikan
oleh bidan saat hamil. Namun, ibu juga mengkonsumsi jamu yang diberikan
orang tua dan mertuanya.

2. Intra Natal
Ibu mengatakan bahwa prediksi dokter, ibu melakukan persalinan pada usia
kehamilan 40 minggu. Namun saat memasuki usia kehamilan 40 minggu ibu
tidak merasakan kontraksi untuk melahirkan, dokter menyarankan menunggu
1 minggu lagi, namun saat memasuki masa usia 41 minggu ibu tetap tidak
merasakan kontraksi. Lalu pada usia ke 42 minggu ibu disarankan untuk ke
RS Balung, dan saat dilakukan USG dokter langsung menyarankan untuk SC
karena bayi yang didalamnya kesakitan. Ibu pasien mengatakan proses
persalinan secara SC di RS Balung, dengan umur kehamilan 42 minggu, bayi
spontan menangis dengan ketuban keruh. Kehamilan pertama G1P0A0.

3. Post Natal (0-7 hari)


Bayi lahir secara SC dan spontan menangis dengan berat badan 3500 gr, dan
panjang badan 50 cm. Saat usia 0-7 hari, pasien tidak mengalami masalah,
pasien langsung diberikan ASI oleh sang ibu hingga sekarang.
F. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Ibu pasien mengatakan bahwa nenek pasien, kakek pasien dan tante pasien
memiliki riwayat sesak napas

GENOGRAM

keterangan:

= laki-laki = pasien

= perempuan = hubungan pernikahan

= tinggal serumah = meninggal

= anak

G. PEMERIKSAAN TINGKAT PERKEMBANGAN


1. Perkembangan
a. Adaptasi sosial
Adaptasi sosial/perilaku pada anak usia 2 bulan adalah anak dapat
menatap muka, membalas senyum, dapat tersenyum spontan, dan
mengamati tangannya. Saat berada di rumah sakit, pasien akan menangis
bila didekat perawat, seperti saat dilakukan pemberian obat melalui
intravena.
b. Motorik kasar
Motorik kasar pada anak usia 2 bulan adalah kemampuan mengangkat
kepala kurang lebih 45o. Keluarga pasien mengatakan pasien sudah
mengangkat kepalanya saat puting susu ibu dijauhi dari mulutnya. Pasien
masih mampu gerak aktif seperti menendang – nendang kakinya.
c. Motorik halus
Motorik halus pada anak usia 2 bulan adalah mengikuti gerakan suatu
objek. Pasien mampu mengikuti gerakan suatu objek dari satu sisi ke sisi
yang lain.
d. Bahasa
Kemampuan dalam bahasa pada anak usia 2 bulan adalah anak mampu
bersuara dan tersenyum. Keluarga pasien mengatakan jika pasien akan
tersenyum saat keluarga mengajaknya bercanda, pasien juga mampu
bersuara/mengucapkan kata sepeti “oh/ah”.

H. Keadaan Lingkungan yang mempengaruhi timbulnya penyakit


Ibu mengatakan jika rumah yang mereka tinggali memiliki jendela/ventilasi
udara yang cukup. Lingkungan rumah selalu dijaga dalam hal kebersihan.
Namun, salah dua anggota keluarga pasien, kakek pasien dan ayah pasien
memiliki kebiasaan yang tidak baik yaitu merokok.

I. POLA FUNGSI KESEHATAN


1. Pola Persepsi dan Tata laksana kesehatan
Keluarga pasien mengatakan jika tidak mengetahui penyebab dari sakit yang
diderita oleh pasien. Keluarga pasien ingin melihat anaknya segera sembuh
dari sakitnya dan tetap bersabar menjalani perawatan dan pengobatan yang
diterima di rumah sakit dr. Soebandi Jember.

2. Pola Nutrisi & Metabolisme


a. Antropometri : BB = 5kg, LLA = 11 cm
b. Biomedical Sign : Hb = 11,4; Leukosit = 15,6
c. Clinical sign : mukosa mulut lembab, bibir pasien lembab, rambut
berwarna hitam
d. Diet pattern :
Kebutuhan cairan : Berat badan 3 – 10 kg = 100 cc/kg BB
Kebutuhan cairan pasien = 100 cc x 5kg = 500 cc/24 jam
No Pola Nutrisi Sebelum MRS Saat MRS
1. Frekuensi makan Sering, setiap ± 1-2 Sering, setiap ± 1-2 jam/sekali
jam/sekali atau setiap atau setiap pasien menangis
pasien menangis
2 Porsi makan ±150 cc ±150 cc
3 Varian makanan ASI ASI
4 Nafsu makan Baik Baik
5 Lain-lain - -

3. Pola eliminasi
BAK BAB
Sebelum MRS Saat MRS Sebelum MRS Saat MRS
Frekuensi ± 8-10 ± 8-10 ± 3-4 kali/hari 1 kali/hari
kali/hari kali/hari
Jumlah Tidak terkaji Tidak terkaji Tidak terkaji Tidak terkaji
Warna Kuning cerah Kuning cerah Kuning Kecoklatan Kuning Kecoklatan
Bau Khas urin Khas urin Bau khas feses Bau khas feses
(amoniak) (amoniak)
Karakter Cair Cair Padat berbentuk Padat berbentuk
BJ - - - -
Alat bantu Mandiri Mandiri Mandiri Mandiri
Kemandirian Dibantu Dibantu Mandiri Dibantu
4. Pola aktifitas / bermain (termasuk kebersihan diri)
Saat di rumah maupun di rumah sakit, aktifitas bergantung pada keluarga/ibu
pasien aktifitas makan, mandi, dan toileting dibantu oleh ibunya.

5. Pola Istirahat tidur


Pola
No Sebelum MRS Saat MRS
tidur/istirahat
1 Durasi ± 8 jam pada malam hari ± 2,5 jam pada malam hari
± 2 jam pada siang hari
2 Gangguan tidur Pasien tidur nyenyak, tidak - Pasien terbangun dan
terbangun saat malam hari menangis karena batuk
- Situasi dan kondisi
ruangan
4 Lain-lain - -

6. Pola kognitif dan persepsi sensori


Kecukupan sensorik pasien seperti penglihatan, pendengaran, rasa, sentuhan,
dan bau baik/tidak mengalami gangguan. Pasien mampu mengenali keluarga
pasien terutama sang ibu, pasien mampu tersenyum saat diajak bercanda, dan
pasien mampu bersuara/mengucapkan kata sepeti “oh/ah”.

7. Pola konsep diri


Pada pasien belum dapat dikaji mengenai konsep diri, rata-rata anak baru
mampu mengenal dirinya atau mengekspresikan dirinya secara verbal pada
usia > 24 bulan.

8. Pola Hubungan - Peran


Keluarga pasien mengatakan jika hubungan pasien dengan orang tua sangat
dekat, hubungan antar keluarga yang lain juga sangat dekat seperti kakek dan
nenek pasien. Kedua orang tua pasien selalu menjaga dan melindungi pasien
dengan kasih sayang. Pasien tampak nyaman dan tidak rewel saat berada di
dekat keluarganya.

9. Pola Seksual - seksualitas


Pasien saat ini memasuki fase oral, dimana pada fase tersebut kepuasan
seksual ada di daerah sekitar mulut. Apabila fase ini tidak berkembang
dengan normal makan anak pada usia remaja biasanya akan memiliki
kebiasaan menggigit kuku. Keluarga pasien mengatakan jika mereka
membiarkan pasien memasukkan tangannya ke dalam mulut, dengan tetap
menjaga kebersihan tangannya dengan cuci tangan dan memotong kukunya.

10. Pola Mekanisme Koping


Pada pasien belum dapat dikaji mengenai mekanisme koping. Namun, pasien
dapat merespon, menangis dan pergerakan tubuh yang banyak jika terjadi
sesuatu yang aneh pada dirinya, seperti saat dilakukan terapi nebulizer dan
pemberian obat melalui intravena. Keluarga pasien mengatakan khawatir
akan kondisi anaknya/pasien saat ini, keluarga pasien tidak mengetahui
penyebab dari sakitnya pasien.

11. Personal Nilai dan kepercayaan


Pada pasien belum dapat dikaji mengenai pola nilai dan kepercayaan.
Keluarga pasien mengatakan jika mereka beragama islam.

J. PEMERIKSAAN FISIK (tanggal 12-07-2018, jam 01.45)


1. Status kesehatan Umum
a. Keadaan Umum :
Pasien sesak nafas, pasien terpasang O2 nasal kanul 2 lpm
Kesadaran : Composmentis, pasien menangis
b. Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : - mmHg T : 37º C
HR : 160 x/menit, kuat, reguler RR : 62 x/mnt, vesikuler, reguler
Tinggi badan : 52 cm
Lingkar kepala : 37 cm
Lingkar dada : 41 cm
Lingkar lengan atas : 11 cm
Berat badan sebelum sakit : 5 kg
Berat badan saat ini : 5 kg

Berat badan ideal :

Perkembangan BB : berat badan pasien sesuai dengan berat badan


ideal
Status gizi : status gizi baik

2. Kepala :
Rambut berwarna hitam, penyebaran rambut tidak merata. Tidak ada lesi
pada kulit kepala.

3. Leher :
Bentuk leher simetris, tidak ada benjolan, tidak ada pembesaran vena
jugularis, letak trakhea simetris.

4. Thorax/dada :
a. Jantung
Inpeksi : dada simetris/normal chest, ictus cordis tidak tampak
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
Perkusi : suara jantung pekak, tidak ada pelebaran
Auskultasi : bunyi jantung S1-S2 reguler, tidak ada gallop dan murmur
b. Paru-Paru
Inspeksi : bentuk dada simetris/normal chest, gerakan dada simetris, ada
retraksi dada sedang, ada pernapasan cuping hidung
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : bunyi sonor di lapang paru atas, dan redup pada lapang paru
bawah
Auskultasi : suara nafas vesikuler, terdapat ada suara tambahan
pernapasan yaitu ronchi (+/+) di lapang paru bagian bawah

5. Abdomen :
Inspeksi : kulit berwarna coklat, bentuk datar, tidak ada lesi.
Auskultasi : terdengar bising usus 4 x/menit
Perkusi : bunyi timpani di seluruh lapang abdomen
Palpasi : tidak ada pembesaran hepar, tidak ada nyeri tekan, turgor
kulit elastis

6. Keadaan punggung:
Warna kulit coklat, tidak ada lesi, tidak ada kelainan tulang belakang

7. Ekstremitas :
Tidak ada edema pada ektremitas atas dan bawah, tidak ada lesi, bentuk dan
ukuran simetris pada tangan dan kaki, kekuatan tonus otot normal. Terpasang
infus pada tangan kiri

8. Genetalia & Anus :


Tidak ada lesi dan tidak ada benjolan pada skrotum dan anus. Tidak terpasang
kateter, terpasang pampers

9. Pemeriksaan Neurologis :
Refleks Babinsky : ada refleks ketika menggaruk telapak kaki, jempol dan
jari – jari terbuka
Refleks Rooting : ada refleks ketika jari bersentuhan dengan ujung bibir
Refleks Sucking : ada refleks ketika langit – langit mulut bersentuhan dengan
puting susu ibu

K. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Laboratorium
Nilai normal Hasil
No Jenis pemeriksaan (rujukan) (hari/tanggal)
Nilai Normal Satuan Rabu/11-7-18
Hematologi Lengkap (HLT)
1. Hemoglobin 10,0 – 16,0 gr/dL 11,4
2. Lekosit 4,5 – 11,0 109/L 15,6
3. Hematokrit 34 – 46 % 33
4. Trombosit 150 – 450 109/L 380
2. Radiologi
Thorax foto (Rabu, 11 Juli 2018)

L. Terapi
Farmakologi
1. Kamis, 12 Juli 2018
- Infus D5 ¼ NS 10 tpm mikro
- Injeksi via IV
a. Cefotaxime 3 x 150mg (09.00; 17.00; 01.00)
b. Gentamicine 2 x 10mg (09.00; 21.00)
c. Paracetamol 50 mg via IV (jika perlu)
2. Jumat, 13 Juli 2018
- Infus D5 ¼ NS 10 tpm mikro
- Injeksi via IV
a. Cefotaxime 3 x 150mg (09.00; 17.00; 01.00)
b. Gentamicine 2 x 10mg (09.00; 21.00)
c. Paracetamol 50 mg via IV (jika perlu)
- Oral
Salbutamol/ambroxol/ketricin (06.00; 12.00; 18.00)
0,5 1/6 2
- Inhalasi
Nebulizer combiven 3 x 1 respul (06.00; 12.00; 18.00)
3. Sabtu, 14 Juli 2018
- Infus D5 ¼ NS 10 tpm mikro
- Injeksi via IV
a. Cefotaxime 3 x 150mg (09.00; 17.00; 01.00)
b. Gentamicine 2 x 10mg (09.00; 21.00)
c. Paracetamol 50 mg via IV (jika perlu)
- Oral
Salbutamol/ambroxol/ketricin (06.00; 12.00; 18.00)
0,5 1/6 2
- Inhalasi
Nebulizer combiven 3 x 1 respul (06.00; 12.00; 18.00)

Jember, 12 Juli 2018


Mahasiswa
Aulia Bella Marinda, S. Kep
NIM 132311101030
ANALISA DATA

Nama Terang dan


Tanggal/Jam No Data Fokus Problem Etiologi Tanda Tangan
Mahasiswa
12 – 7 – 1 DS : Ketidakefektifan Bersihan Jamur, bakteri, protozoa Abell
2018/02.30 Ibu pasien mengatakan bahwa Jalan Nafas
WIB pasien batuk dan sesak nafas. Masuk ke saluran pernapasan
atas
DO :
- Tanda – tanda vital : Masuk ke dalam bronkus
RR : 62 x/menit reguler
vesikuler; HR : 160x/menit kuat Proses Peradangan
reguler; T : 37ºC
- Pemeriksaan fisik pada thoraks Akumulasi sekret di bronkus
ada retraksi dada sedang (+),
ada pernapasan cuping hidung, Ketidakefektifan bersihan
terdapat suara nafas tambahan jalan nafas
yaitu ronchi (+/+) di lapang
paru bawah
- Batuk (+), sesak napas (+)
- Pasien terpasang O2 nasal kanul
2 lpm
12 – 7 – 2 DS : Resiko infeksi Proses perjalanan penyakit Abell
2018/02.30 Ibu pasien mengatakan bahwa
WIB anaknya batuk Proses peradangan

DO : Akumulasi sekret
Leukosit 15,6
Resiko infeksi
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

Tanggal Nama Terang dan


No DIAGNOSA KEPERAWATAN
Muncul Tanda Tangan
12.7.2018 1 Ketidakefektifan bersihan jalan napas Abell
berhubungan dengan akumulasi sekret pada
bronkus yang ditandai dengan Ibu pasien
mengatakan bahwa pasien batuk dan sesak
nafas dan tanda – tanda vital : RR : 62 x/menit
reguler vesikuler; HR : 160x/menit kuat reguler;
T : 37ºC; Pemeriksaan fisik pada thoraks : ada
retraksi dada sedang, ada pernapasan cuping
hidung, terdapat suara nafas tambahan yaitu
ronchi (+/+) di lapang paru bawah; Batuk (+),
sesak napas (+); Pasien terpasang O 2 nasal
kanul 2 lpm
12-7-2018 2 Resiko infeksi berhubungan dengan proses Abell
perjalanan penyakit yang ditandai dengan Ibu
pasien mengatakan bahwa anaknya batuk dan
Leukosit 15,6
PERENCANAAN

Diagnosa
TGL/
Keperawatan/ Tujuan & Kriteria Hasil Rencana Tindakan Rasional TTD
JAM
Masalah Kolaboratif
12 – 7 – Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan 1. Jelaskan proses perjalanan 1. Penjelasan kepada Abell
2018/02.30 bersihan jalan nafas keperawatan selama 3 x 8 jam, penyakit kepada pasien atau keluarga agar keluarga tidak
WIB diharapkan bersihan jalan napas dapat keluarga (tanda dan gejala yang khawatir dan dapat
efektif, dengan kriteria hasil : harus dilaporkan) melaporkan hal – hal yang
a. Frekuensi nafas dalam batas 2. Kaji jumlah/kedalaman terjadi pada pasien
normal, yaitu 40-60x/menit pernapasan dan pergerakan dada 2. Mengetahui pernapasan
b. Retraksi dada (-) 3. Aukultasi daerah paru-paru, catat pasien dapat memudahkan
c. Suara nafas tambahan, seperti adanya suara nafas tambahan tindakan perawatan yang
ronchi dan wheezing (-) seperti ronchi, wheezing dilakukan
d. Pernapasan cuping hidung (-) 4. Elevasi kepala, sering ubah posisi. 3. Mengetahui jenis suara
e. Batuk (-) Posisi menghidu apa yang terdapat di paru
f. Tidak terpasang alat bantu 5. Berikan terapi oksigen sesuai 4. Memudahkan O2 masuk
pernapasan, nasal kanul (-) kebutuhan, bila perlu ke sistem pernapasan
6. Lakukan suction atas indikasi 5. Meningkatkan
7. Kolaborasi pemberian nebulizer pemenuhan O2
dan fisioterapi pernapasan lainnya 6. Untuk mempermudah
seperti postural drainage mengeluarkan sekret
8. Kolaborasi pemberian pengobatan 7. Membantu melebarkan
sesuai indikasi seperti mukolitik, bronkus dan mengeluarkan
ekspektoran, brokodilator, dan dahak
analgesik 8. Mengeluarkan dan
mengencerkan dahak
12 – 7 – Resiko infeksi Setelah dilakukan tindakan 1. Anjurkan keluarga membatasi 1. Mencegah penularan dari Abell
2018/02.30 keperawatan selama 3 x 8 jam, jumlah pengunjung pasien ke keluarga dan
WIB diharapkan pasien terhindar dari resiko 2. Anjurkan keluarga dan pasien keluarga ke pasien
infeksi, dengan kriteria hasil : mencuci tangan sebelum dan 2. Mengurangi resiko penularan
a. Leukosit dalam batas normal (4,5 – sesudah makan mikroorganisme kepada
11,0 109/L) 3. Cuci tangan setiap sebelum dan pasien.
b. Tidak menunjukkan tanda – tanda sesudah tindakan keperawatan 3. Mencegah infeksi nosokomial.
infeksi 4. Pertahankan teknik aseptik selama 4. Mencegah infeksi nosokomial
tindakan keperawatan 5. Mengetahui adanya tanda dan
5. Monotor tanda dan gejala infeksi gejala dari infeksi
sistemik maupun lokal 6. Menghambat pertumbuhan
6. Kolaborasi pemberian mikroorganisme
farmakologi jenis antibiotik
dengan tim dokter
TINDAKAN PERAWATAN

Tgl No Jam Tindakan Nama


Perawatan Perawat/Mhs
12–7–2018 Abell
Dx 1 01.00 Memonitor keadaan umum pasien,
mengobservasi jalan nafas pasien
R/ keadaan umum pasien cukup, kesadaran
composmentis, pasien gerak aktif, pasien
terpasang O2 nasal kanul 2 lpm

Dx 1 01.05 Mengobservasi tanda-tanda vital


R/ RR 62 x/menit reguler vesikuler, HR 160
x/menit kuat reguler, suhu 37 ºC.

Dx 1,2 01.30 Melakukan pengkajian pada pasien, riwayat


kesehatan, melakukan pemeriksaan fisik,
memeriksa tahap perkembangan pasien
R/ pada pemeriksaan dada/thoraks ada
retraksi dada sedang, ada pernapasan cuping
hidung , suara nafas tambahan ronchi (+/+) di
lapang paru bawah

Dx 1 01.35 Menjelaskan tanda dan gejala yang umum


dari penyakit yang harus segera dilaporkan
R/ keluarga pasien mengangguk mengerti
mengenai penjelasan

Dx 1 01.40 Memberikan nebulizer combivent


R/ setelah diberikan nebul pasien batuk dan
mengeluarkan dahak serta sesak berkurang

Dx 1 05.00 Mengobservasi tanda – tanda vital


R/ RR 54 x/menit reguler vesikuler, HR 150
x/menit kuat reguler, suhu 36 ºC.

Dx 1 06.00 Memberikan nebulizer combivent


R/ setelah diberikan nebul pasien batuk dan
mengeluarkan dahak

Dx 2 06.10 Menganjurkan ibu untuk memelihara


kebersihan tempat tidur dan mencuci tangan
sebelum memberikan ASI kepada pasien
R/ ibu memahami dan melaksanakan anjuran
yang diberikan
12–7–2018 Abell
Dx 1 20.30 Memonitor keadaan umum pasien,
mengobservasi jalan nafas pasien
R/ keadaan umum pasien cukup, kesadaran
composmentis, pasien gerak aktif, pasien
terpasang O2 nasal kanul 2 lpm

Dx 2 21.00 Memberikan injeksi via IV, cefotaxime


150mg dan gentamicine 10 mg
R/ pasien tidur saat diberikan injeksi obat

Dx 1 22.00 Mengobservasi tanda-tanda vital


R/ RR 60 x/menit reguler vesikuler, HR 140
x/menit kuat reguler, suhu 36,6 ºC.

Dx 1 22.10 Melakukan pengkajian pada pasien dan


mengauskultasi daerah thorax
R/ ibu mengatakan sesak dan batuk pasien
berkurang. Pada pemeriksaan dada/thoraks
ada retraksi dada sedang, ada pernapasan
cuping hidung , suara nafas tambahan ronchi
(+/+) di lapang paru bawah berkurang

Dx 2 23.00 Menganjurkan keluarga untuk menjaga


pasien 1 orang saja
R/ keluarga memahami dan masih banyak
orang yang menjaga pasien

13–7–2018
Dx 1 05.30 Memberikan nebulizer pada pasien
R/ setelah diberikan nebul pasien batuk dan
mengeluarkan dahak serta sesak berkurang

Dx 1 06.00 Mengobservasi tanda-tanda vital


R/ RR 60 x/menit reguler vesikuler, HR 148
x/menit kuat reguler, suhu 37,2 ºC.

Dx 2 06.10 Menganjurkan ibu untuk memelihara


kebersihan tempat tidur dan mencuci tangan
sebelum memberikan ASI kepada pasien
R/ ibu memahami dan melaksanakan anjuran
yang diberikan
13–7–2018 Abell
Dx 1 15.00 Memonitor keadaan umum pasien,
mengobservasi jalan nafas pasien
R/ keadaan umum pasien cukup, kesadaran
composmentis, pasien gerak aktif, pasien
sudah tidak terpasang O2 nasal

Dx 1 16.30 Memberikan nebulizer pada pasien


R/ setelah diberikan nebul pasien batuk dan
mengeluarkan dahak serta sesak berkurang
Dx 2 17.00 Memberikan injeksi via IV, cefotaxime
150mg
R/ pasien diberikan ASI saat dilakukan
injeksi

Dx 1 17.30 Mengobservasi tanda-tanda vital


R/ RR 60 x/menit reguler vesikuler, HR 148
x/menit kuat reguler, suhu 37,2 ºC.

Dx 1 17.45 Melakukan pengkajian pada pasien dan


mengauskultasi daerah thorax
R/ ibu mengatakan pasien sudah tidak sesak
dan batuk berkurang. Pada pemeriksaan
dada/thoraks ada retraksi dada minimal, tidak
ada pernapasan cuping hidung , suara nafas
tambahan ronchi (+/+) di lapang paru bawah
berkurang

Dx 1 18.30 Mengobservasi tanda – tanda vital


R/ RR 58 x/menit reguler vesikuler, HR 150
x/menit kuat reguler, suhu 37 ºC.

Dx 3 19.00 Menganjurkan keluarga untuk menjaga


pasien 1 orang saja
R/ keluarga memahami dan yang menjaga
pasien hanya ibu pasien saja
14–7–18 Abell
Dx 1 15.00 Memonitor keadaan umum pasien,
mengobservasi jalan nafas pasien
R/ keadaan umum pasien cukup, kesadaran
composmentis, pasien gerak aktif, pasien
sudah tidak terpasang O2 nasal

Dx 1 16.30 Memberikan nebulizer pada pasien


R/ saat diberikan nebul, pasien batuk dan
mengeluarkan dahak sedikit

Dx 2 17.00 Memberikan injeksi via IV, cefotaxime


150mg
R/ pasien menyusu saat diberikan injeksi

Dx 1 17.15 Mengobservasi tanda-tanda vital


R/ RR 52 x/menit reguler vesikuler, HR 156
x/menit kuat reguler, suhu 36,7 ºC.

Dx 1 17.20 Melakukan pengkajian pada pasien dan


mengauskultasi daerah thorax
R/ ibu mengatakan pasien sudah tidak sesak
namun masih batuk. Pada pemeriksaan
dada/thoraks ada retraksi dada minimal, tidak
ada pernapasan cuping hidung, suara nafas
tambahan ronchi (+/+) di lapang paru bawah
berkurang
Dx 2 17.30 Menganjurkan ibu untuk cuci tangan sebelum
dan sesudah memberikan ASI
R/ Ibu mengerti dan melakukan anjuran yang
diberikan

Dx 2 19.30 Menganjurkan keluarga untuk menjaga


pasien 1 orang saja
R/ keluarga memahami dan yang menjaga
pasien hanya ibu pasien saja
EVALUASI

Nama
Tgl/Jam Diagnosa Evaluasi
Perawat/Mhs
12–7– 1 S: Abell
2018/07.00 Ibu mengatakan pasien masih batuk
WIB dan sesak nafas.

O:
- Keadaan umum pasien cukup,
kesadaran composmentis, pasien
gerak aktif, pasien terpasang O 2
nasal kanul 2 lpm
- RR 54 x/menit reguler vesikuler,
HR 150 x/menit kuat reguler, suhu
36 ºC.
- Ada retraksi dada sedang, ada
pernapasan cuping hidung, suara
nafas tambahan ronchi (+/+) di
lapang paru bawah

A : Masalah keperawatan teratasi


sebagian

P : Lanjutkan intervensi no. 1,2,3,4,6


dan 7
2 S: Abell

O:
- Banyak keluarga pasien yang
masih menjaga pasien
- Ibu pasien memahami anjuran
yang diberikan perawat

A : Masalah keperawatan belum


teratasi

P : Lanjutkan intervensi no. 1 – 6


13–7– 1 S: Abell
2018/07.00 Ibu mengatakan sesak dan batuk
WIB pasien berkurang

O:
- Keadaan umum pasien cukup,
kesadaran composmentis, pasien
gerak aktif, pasien terpasang O 2
nasal kanul 2 lpm
- RR 60 x/menit reguler vesikuler,
HR 148 x/menit kuat reguler, suhu
37,2 ºC.
- Ada retraksi dada sedang, ada
pernapasan cuping hidung, suara
nafas tambahan ronchi (+/+) di
lapang paru bawah berkurang

A : Masalah keperawatan teratasi


sebagian

P : Lanjutkan intervensi no. 1,2,3,4,6


dan 7
2 S: Abell

O:
- Ibu pasien mencuci tangan
sebelum dan sesudah memberikan
ASI
- Masih ada beberapa keluarga yang
ikut menjaga pasien
- Tidak ada tanda – tanda infeksi
- Injeksi antibiotik via IV pukul
21.00 WIB

A : Masalah keperawatan teratasi


sebagian

P : Lanjutkan intervensi no.1 – 6


13–7– 1 S: Abell
2018/20.00 Ibu mengatakan pasien sudah tidak
WIB sesak dan batuk berkurang

O:
- Keadaan umum pasien cukup,
kesadaran composmentis, pasien
gerak aktif, pasien sudah tidak
terpasang O2 nasal
- RR 58 x/menit reguler vesikuler,
HR 150 x/menit kuat reguler, suhu
37 ºC.
- Ada retraksi dada minimal, tidak
ada pernapasan cuping hidung ,
suara nafas tambahan ronchi (+/+)
di lapang paru bawah berkurang

A : Masalah keperawatan teratasi


sebagian

P : Lanjutkan intervensi no. 1,2,3,4,6


dan 7
2 S: Abell

O:
- Ibu pasien mencuci tangan
sebelum dan sesudah memberikan
ASI
- Pasien dijaga oleh ibu
- Tidak ada tanda – tanda infeksi
- Injeksi antibiotik via IV pukul
17.00 WIB

A : Masalah keperawatan teratasi


sebagian

P : Lanjutkan intervensi no. 1 – 6


14 – 7 – 1 S: Abell
2018/20.00 Ibu mengatakan pasien sudah tidak
WIB sesak dan batuk berkurang

O:
- Keadaan umum pasien cukup,
kesadaran composmentis, pasien
gerak aktif, pasien sudah tidak
terpasang O2 nasal
- RR 52 x/menit reguler vesikuler,
HR 156 x/menit kuat reguler, suhu
36,7 ºC
- Ada retraksi dada minimal, tidak
ada pernapasan cuping hidung,
suara nafas tambahan ronchi (+/+)
di lapang paru bawah berkurang

A : Masalah keperawatan teratasi


sebagian

P : Lanjutkan intervensi no. 1,2,3,4,6


dan 7
2 S: Abell

O:
- Ibu pasien mencuci tangan
sebelum dan sesudah memberikan
ASI
- Pasien dijaga oleh ibu
- Tidak ada tanda – tanda infeksi
- Injeksi antibiotik via IV pukul
17.00 WIB

A : Masalah keperawatan teratasi


sebagian

P : Lanjutkan intervensi no. 1 – 6

Vous aimerez peut-être aussi