Vous êtes sur la page 1sur 12

MAKALAH SISTEM REPRODUKSI

“VASEKTOMI”

Kelompok IV:

Hakma Asfianto (C12114007) Aisyah Girindra (C12114315)


Andi Pramesti Ningsih (C12114302) Halimah (C12114023)
Rezky (C12114030) Isra Yani Nigsih (C12114326)
Nurhidayanti M.S (C12114017) Nurfifi Sofiana (C12114043)
Anesia Anggun Kinanti (C12114036) Ayu Lestari (C12114309)
Andi Rizani Catur W (C12114508) Karnila (C12114320)
Wahdani Sariwarsi (C12114012) Armitha Amalia (C12113028)
Suryanti (C12113325)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang Sistem
Reproduksi (Vasektomi).
Terima kasih kepada semua pihak yang membantu, hingga selesainya makalah
ini.Seperti pepatah mengatakan bahwa, “Tak ada gading yang tak retak” demikian pula
dengan makalah ini tentu masih mempunyai banyak kekurangan dan kesalahan, karena
itu kepada para pembaca khususnya dosen mata kuliah dimohon kritik dan saran yang
bersifat membangun demi bertambahnya wawasan kami di bidang ini.

Makassar, 18 Februari 2017

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. ii


DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 1
C. Tujuan .......................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................... 3
A. Definisi ......................................................................................................................... 3
B. Jenis- Jenis ................................................................................................................... 3
D. Mekanisme ................................................................................................................... 5
E. Kelebihan ..................................................................................................................... 5
F. Kekurangan ................................................................................................................. 5
G. Komplikasi ................................................................................................................... 6
H. Indikasi ........................................................................................................................ 6
I. Kontra Indikasi ........................................................................................................... 6
J. Perawatan paca operasi .............................................................................................. 7
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 8
A. Kesimpulan .................................................................................................................. 8
B. Saran............................................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tingginya angka kelahiran di Indonesia merupakan salah satu masalah
besar dan memerlukan perhatian khusus dalam penanganannya. Salah satu
bentuk perhatian khusus pemerintah dalam menanggulangi angka kelahiran
yang tinggi tersebut, adalah dengan melaksanakan pembangunan dan keluarga
berencana (KB) secara komprehensif. Program KB dan kesehatan reproduksi
saat ini tidak hanya ditujukan untuk penurunan anngka kelahiran, namun
dikaitkan pula dengan tujuan untuk pemenuhan hak-hak reproduksi, prmosi,
pencegahan dan penanganan masalah-masalah kesehatan reproduksi dan
seksual, serta kesehatan dan kesejahteraan ibu, bayi, dan anak. Salah satu
program KB adalah vasektomi (Fitri, Wantouw, & Tandean, 2013).

Vasektomi adalah kontrasepsi operatif minor pada pria dengan


mengeksisi bilateral vas deferens. Prosedur vasektomi ini sangat aman,
sederhana dan efektoof. Dimana memakan waktu operasi yang singkat dan
hanyya menggunakan anastesi lokal. Pada dassarnya spermatozoa yang
dihasilkan di testis akan dikosongkan ke dalam epididimis melanjutkan
melalui duktus (vas) deferens yang berjalan ke cranialis sepanjang dinding
posterior testis Kemudian dari skrotum menuju ke dalam cavitas pelvikum
melalui suatu terowongan sempit, canalis linguinalis. Duktus vas deferens
adalah pipa penghubung yang mengalirkan sel benih sperma yang diproduksi
dari testis menuju kelenjar prostat (diluar kantong zakar) (Fitri, Wantouw, &
Tandean, 2013).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan tindakan vasektomi?
2. Apa jenis-jenis tindakan vaektomi?

1
3. Bagaimana mekanisme dari tindakan vasektomi?
4. Apa kelebihan dari tindakan vasektomi?
5. Apa kekurangan dari tindakan vasektomi?
6. Apa komplikasi dari tindakan vasektomi?
7. Apa Indikasi dari tindakan vasektomi?
8. Apa kontraindikasi dari tindakan vasektomi?
9. Bagaimana perawatan pasca operasi vasektomi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari vasektomi
2. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis tindakan vasektomi
3. Untuk mengetahui bagaimana mekanisme dari tindakan vasektomi
4. Untuk mengetahui kelebihan dari tindakan vasektomi
5. Untuk mengetahui kekurangan dari tindakan vasektomi
6. Untuk mengetahui komplikasi dari vasektomi
7. Untuk mengetahui apa saja indikasi dari tindakan vasektomi
8. Untuk mengetahui kontraindikasi dari tindakan vasektomi
9. Untuk mengetahui bagaimana perawatan dari pasca vasektomi?

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Vasektomi adalah prosedur menutup, mengikat, atau memotong masing-
masing vas deferens sehingga sperma tidak bisa berjalan dari testis ke penis
(FDA, 2009). Metode ini dianggap sebagai operasi yang paling mudah dan
paling sering dilakukan untuk sterilisasi pria. Vasektomi dapat dilakukan
dengan anastesi lokal pada pasien rawat jalan (Lowdermilk, Perry, & Cashion,
2013)

B. Jenis- Jenis
BKKBN (2011) dalam Aini (2013) , menjelaskan bahwa terdapat 2 macam
teknik vasektomi, yaitu konvensional (dengan pisau) dan vasektomi tanpa pisau
(VTP). Kedua teknik vasektomi tersebut dibedakan atas prosedur yang
dilakukan.

1. Vasektomi konvensional
Prosedur vasektomi konvensional adalah sebagai berikut:
a. Skrotum dibersihkan dengan anti septik dan mungkin rambut sekitar
dicukur

3
b. Pihak medis akan memberikan obat atau intravena untuk mengurangi
kecemasan
c. Setiap vas deferens ditentukan posisinya dengan perabaan
d. Anastesi lokal disuntikkan ke daerah tersebut
e. Pihak medis akan membuat syatan kecil di skrotum dan melalui sayatan
tesebut kedua tabung vas diferens diikat dan dipotong
f. Vas deferens kemudian ditempatkan kembali kedalam skrotum dan
kulit ditutup dengan jahitan
g. Prosedur ini memekan waktu 20-30 menit

2. Vasektomi tanpa pisau (VTP)


Prosedur vasektomi tanpa pisau merupakan prosedur yang sederhana
dan paling aman karena tidak memerlukan pisau bedah sehingga tidak ada
sayatan yang dibuat melainkan hanya asa dua tusukan kecil yang dilakukan
masing-masing sisi kanan dan kiriskrotum untuk mengambil vas deferens
kemudian mengklem , mengikat, dan menempatkan kemabli vs diferens .
dlam prosedur ini lubang tusukan sangat kecil sehingga dapat menutup
dengan cepat tanpa perlu melakukan jahitan. Prosedur ini memakan waktu
sekitar 10-15 menit . vasektomi tanpa pisau ini mampu meminimalkan
trauma dan kemungkinan terjadinya kompikasi.

4
D. Mekanisme
Oklusi vasa deferensia membuat sperma tidak dapat mencapai vesikula
seminalis sehingga tidak ada di dalam cairan ejakulat saat terjadi emisi ke dalam
vagina

E. Kelebihan
Adapun kelebihan dari vasektomi adalah sebagai berikut :

1. Jarang ada keluhan sampingan


2. Untuk seterusnya, pasangan terhindar dari kehamilan
3. Angka kegagalan hampir tidak ada
4. Tindakan operatif sangat sederhana
5. Tidak mengganggu gairah seksual, karena tetap dapat ereksi dan keluar air
mani (Hartanto, 2010).

F. Kekurangan
Adapun kekurangan dari prosedur vasektomi adalah sebagai berikut :

1. Tindakan operatif seringkali menakutkan


2. Selama 10 kali ejakulasi setelah dioperasi, pasangannya harus memakai
metode kontrasepsi yang lain (Hartanto, 2010).

5
G. Komplikasi
1. Perdarahan atau bekuan darah (hematoma) dalam skrotum
2. Darah dalam air mani
3. Skrotum memar
4. Infeksi
5. Nyeri ringan atau ketidaknyamanan
6. Pembengkakan
7. Reaksi alergi anastesi reaksi ini terjadi karena adanya reaksi
hipersensitif/alergi karena masuknya larutan anastesi lokal ke dalam
sirkulasi darah atau pemberian anastesi lokal yang melebihi dosis.
8. Hematoma ditandai dengan adanya bengkak kebiruan pada luka insisi kulit
skrotum
9. Granuloma sperma granuloma: adanya benjolan kenyal yang kadang disertai rasa
nyeri di dalam skrotum

H. Indikasi
Vasektomi dilakukan sebagai alat kontrasepsi permanen. Olehnya itu
pengambilan keputusan untuk melakukannya harus dengan sukarela dan dalam
keadaan atau situasi tanpa paksaan atau stres. Secara umum, vasektomi
diindikasikan untuk setiap pria yang telah merasa cukup memiliki anak dan
istrinya memiliki alergi terhadap metode kontrasepsi lain.
Vasektomi dilakukan sebagai alat kontrasepsi permanen. Olehnya itu
pengambilan keputusan untuk melakukannya harus dengan sukarela
(Mestrovic, T. 2015).

I. Kontra Indikasi
Untuk kontraindikasi tidak ditemukan kontraindikasi yang cukup serius.
Namun, disarankan untuk usia yang kurang dari 30 tahun, bukan anak-anak,
tidak ada penyakit infeksi, tidak ada penyakit gangguan pembekuan darah.

6
Sedangkan menurut (Hartanto, 2004) kontra indikasi dari tindakan
vasektomi, antara lain:

1. Infeksi kulit lokal, misalnya Scabies


2. Infeksi traktus genitalia
3. Kelainan skrotum dan sekitarnya seperti varicocele, filariasis, hernia
inguinalis, luka parut bekas operasi hernia, skkrotum yang sangat tebal
4. Penyakit sistemik seperti diabetes mellitus, perdarahan, dan penyakit
jantung koroner yang baru
5. Riwayat perkkawinan, ppsikologis atau seksual yang tidak stabil

J. Perawatan paca operasi


Adapun perawatan pasca bedah vasektomi menurut (Hartanto, 2010).
1. Istirahat secukupnya, tidak ada ketentuan khusus untuk hal ini (melihat
kondisi pasien saja).
2. Bekas luka yang di akibatkannya harus bersih dan kering, tidak boleh
terkena air selama 3-4 hari.
3. Senggama baru bisa dilakukan, setelah 1 Minggu sesudah operasi.
4. Selama 10 kali ejakulasi setelah operasi masih dapat sperma dalam caiaran
maninya. Jadi, pasangannya harus menggunaka metode kontrasepsi
lainnya selam 10-12 kali senggama.
5. Pemeriksaan ulang dilakukan oleh dokter setelah 1 minggu, 1 bulan, 3
bulan, 6 bulan dan 1 tahun setelah operasi dilakukan.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Vasektomi adalah kontrasepsi operatif minor pada pria dengan mengeksisi
bilateral vas deferens. Prosedur vasektomi ini sangat aman, sederhana dan
efektoof. Dimana memakan waktu operasi yang singkat dan hanyya
menggunakan anastesi lokal. Terdapat 2 macam teknik vasektomi, yaitu
konvensional (dengan pisau) dan vasektomi tanpa pisau (VTP). Adapun
indikasi dari tindakan tersebut ialah usia >30 th, dan telah merasa cukup
memiliki anak. Komplikasi dari tindakan ini jarang terjadi,namun dapat
menyebabkan infeksi.

B. Saran
Demikian makalah ini kami susun sebagaimana mestinya semoga
bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi tim penyusun dan semua
mahasiswa dan mahasiswi kesehatan pada umumnya.
Kami sebagai penyusun menyadari akan keterbatasan kemampuan yang
menyebabkan kurang sempurnaan dalam makalah ini, baik dari segi isi maupun
materi, bahasa dan lain sebagainya. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang sifatnya membangun untuk perbaikan-perbaikan selanjutnya
agar makalah selanjutnya dapat lebih baik.

8
DAFTAR PUSTAKA

Aini, H.Q., (2013). Skripsi Pengalaman Pria dalam Metode Vasektomi di Desa
Babakan Sari Kecamatan Sukaluyu Cianjur Tahun 2012. Jakarta: UIN syarif
Hidayatullah

Fitri, M., Wantouw, B., & Tandean, L. (2013). Pengaruh Vasektomi Terhadap Fungsi
Seksual Pria. Jurnal e-Biomedik (eBM), Vol.1, No.1, 496.

Hartanto, H. (2004). Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar


Harapan.
Hartanto, H. (2010). Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan.

Lowdermilk, D. L., Perry, S. E., & Cashion, K. (2013). Keperawatan Maternitas


Ed.8. Singapura: Elsevier.

Mestrovic, T (2015) What is Vasectomy ? http://www.news-medical.net/health/What-


is-a-Vasectomy.aspx diakses pada tanggal 19 Februari 2017

Vous aimerez peut-être aussi