Vous êtes sur la page 1sur 8

ANGKA KECUKUPAN GIZI

Makalah

Diajukan untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah Gizi Masyarakat

Semester III Tahun Akademik 2013/2014

Oleh :

Syeifi Latifah

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah gizi tidak terlepas dari masalah makanan karena masalah gizi timbul sebagai akibat
kekurangan atau kelebihan kandungan zat gizi dalam makanan. Kebiasaan mengkonsumsi makanan
yang melebihi kecukupan gizi menimbulkan masalah gizi lebih yang terutama terjadi di kalangan
masyarakat perkotaan. Dilain pihak empat masalah gizi kurang seperti gangguan akibat kekurangan
yodium (GAKY), anemia gizi besi (AGB), kurang viatmin A(KVA), kurang energi protein (KEP) masih
tetap merupakan gangguan khususnya di pedesaan.

Dengan meningkatnya taraf hidup sebagian masyarakat yang tinggal baik di perkotaan maupun di
pedesaan akan memberikan perubahan pada gaya hidup. Pemilihan makanan yang cenderung
menyukai makanan siap santap dimana kandungan gizinya tidak seimbang. Rata-rata makanan jenis
ini mengandung lemak dan garam tinggi, tetapi kandungan serat yang rendah. Disamping itu masih
banyak masyarakat yang hidup dibawah garis kemiskinan dimana pemenuhan kebutuhan makanan
kurang sehingga timbul masalah gizi kurang. Jadi masalah gizi yang timbul, baik masalah gizi kurang
maupun masalah gizi lebih sebenarnya disebabkan oleh perilaku makan seseorang yang salah yaitu
tidak adanya keseimbangan antara konsumsi gizi dengan kecukupan gizinya.

Ada pergeseran konsep standar gizi yang digunakan pada masa lalu dan masa kini. Pada masa lalu
hanya dibuat satu standar gizi, yaitu angka kecukupan gizi yang dianjurkan (recommended dietary
allowances, RDA) untuk keperluan berbagai tujuan. Pada masa kini standar gizi dibuat tidak tunggal
lagi, tergantung tujuan penggunaannya, yaitu kebutuhan rata-rata (estimated average requirement,
EAR), asupan gizi yang cukup (Adequate Intake, AI), kecukupan gizi (recommended dietary
allowances, RDA), dan batas atas asupan (Tolerable Upper Intake Level, UL). Untuk keperluan di
Indonesia hasil Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII tahun 2004 menetapkan tiga standar gizi,
yaitu angka kecukupan gizi (AKG), batas atas asupan (UL), dan acuan label gizi (ALG).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan Angka Kecukupan Gizi ?

2. Apakah kegunaan Angka Kecukupan Gizi ?

3. Apa sajakah faktor yang mempengaruhi Angka Kecukupan Gizi ?


4. Bagaimana gambaran Angka Kecukupan Gizi (AKG) orang Indonesia?

5. Bagaimana cara mengukur Angka Kecukupan Gizi?

1.3 Tujuan

1. Menjelaskan pengertian Angka Kecukupan Gizi ( AKG )

2. Menjabarkan Konsumsi Pangan dan Kecukupan Gizi

3. Menjelaskan kegunaan Angka

Kecukupan Gizi

4. Menyebutkan factor yang mempengaruhi kecukupan gizi

5. Menggambarkan kondisi Angka Kecukupan Gizi orang Indonesia

BAB II

PEMBAHASAN

Definisi

Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkaan (AKG) atau Recommended Dietary Allowances

(RDA) adalah taraf konsumsi zat-zat gizi esensial, yang berdasarkan pengetahuan ilmiah dinilai cukup
untuk memenuhi kebutuhan hampir semua orang sehat. Angka kecukupan gizi adalah banyaknya
zat-zat gizi minimal yang dibutuhkan seseorang untuk mempertahankan status gizi adekuat
(Almatsier 2009).

AKG yang dianjurkan didasarkan pada patokan berat badan untuk masing-masing kelompok umum,
gender, aktivitas fisik, dan kondisi fisiologis tertentu seperti kehamilan dan menyusui. Dalam
penggunaannya, bila kelompok penduduk yang dihadapi mempunyai rata-rata berat badan yang
berbeda dengan patokan yang digunakan, maka perlu dilakukan penyesuaian. Bila berat badan
kelompok penduduk tersebut dinilai terlalu kurus, AKG dihitung berdasarkan berat badan idealnya.
AKG yang dianjurkan tidak digunakan untuk perorangan (Almatsier 2009).

Kegunaan Angka Kecukupan Gizi (AKG)

Angka kecukupan gizi yang dianjurkan digunakan untuk maksud-maksud sebagai berikut:

1. Merencanakan dan menyediakan suplai pangan untuk penduduk atau kelompok penduduk.

2. Menginterpretasikan data konsumsi makanan perorangan ataupun kelompok.

3. Perencanaan pemberian makanan di institusi, seperti rumah sakit, sekolah, industri/perkantoran,


asrama, panti asuhan, panti jompo dan lembaga permasyarakatan.

4. Menetapkan standar bantuan pangan, misalnya untuk keadaan darurat; membantu para
gtransmigrasin dan penduduk yang ditimpa bencana alam serta memberi makanan tambahan untuk
balita, anak sekolah, dan ibu hamil.

5. Menilai kecukupan persediaan pangan nasional.

6. Merencanakan program penyuluhan gizi.

7. Mengembangkan produk pangan baru di industri.


8. Menetapkan pedoman untuk keperluan labeling gizi pangan.

(Almatsier 2009).

Angka Kecukupan Gizi Kelompok Khusus

Angka kecukupan gizi untuk kelompok khusus meliputi umur, pekerjaan kondisi hamil dan menyusui.
Adapun prinsip dasar AKG untuk masing-masing kelompok adalah sebagai berikut:

Umur

Pada usia balita terjadi pertumbuhan dan perkembangan sangat pesat. Karena itu kebutuhan zat gizi
tiap satuan berat badan relatif lebih tinggi dari kelompok umur lain.

Contoh :

Kebutuhan energi bayi/balita 100-120 kilo kalori per kilogram berat badan,sedangkan pada orang
dewasa 40-50 kilokalori per kilogram berat badan. Kebutuhan protein bayi/balita : 2-2.5
gram/kilogram berat badan. Dari contoh ini terlihat, bahwa makin bertambah umur, kebutuhan zat
gizi seseorang relatif lebih rendah untuk tiap kilogram berat badannya.

Aktivitas

Kebutuhan zat gizi seseorang ditentukan oleh aktivitas yang dilakukan sehari-hari.Makin berat
aktivitas yang dilakukan, kebutuhan zat gizi makin tinggi pula, terutama energy.

Contoh:

Seorang pria dewasa dengan pekerjaaan ringan, membutuhkan energi 2800 kilokalori. bila bekerja
berat, ia membutuhkan energi 3600 kilokalori.

Jenis Kelamin

Kebutuhan zat gizi juga berbeda antara laki-laki dan perempuan, terutama pada usia dewasa.
Perbedaan ini terutama disebabkan oleh komposisi tubuh dan jenis aktivitasnya.

Contoh:

Laki-laki dewasa dengan aktivitas ringan membutuhkan energi dan protein masing-masing 2800
kilokalori dan 55 gram protein, sedangkan pada wanita dewasa dengan aktvitas ringan
membutuhkan 2050 kilokalori dan 48 gram protien. Kebutuhan zat besi pada wanita 2 kali
kebutuhan zat besi laki-laki. Perbedaan

kebutuhan zat besi ini karena fungsi kodrati yaitu haid.

Kondisi Khusus (hamil dan menyusui)

Pada masa hamil dan menyusui, kebutuhan zat gizi pada wanita meningkat karena disebabkan
beberapa hal, antara lain:

Metabolisme meningkat Konsumsi makanan juga meningkat untuk kebutuhan diri sendiri, bayi yang

dikandung dan persiapan produksi ASI.

Angka Kecukupan Gizi Kelompok Lain


Angka kecukupan gizi yang disusun belum mempertimbangkan faktor geografi dan ekologi, sehingga
perlu ada penyesuaian untuk keadaan demikian. Terutama yang menyangkut kebutuhan zat gizi
mikro.

Contoh :

- Penduduk di daerah perkotaan dengan tingkat polusi tinggi perlu mengkonsumsi lebih banyak
makanan sumber vitamin dan mineral.

- Seseorang yang sehari-hari bekerja di lingkungan radiasi, kebutuhan semua zat gizi tentu lebih
tinggi daripada seseorang yang bekerja di lingkungan tanpa radiasi.

- Penduduk di daerah pegunungan yang dingin, kecukupan energi, vitamin dan mineral tentu lebih
tinggi dari penduduk di daerah pesisir yang panas.

Faktor Yang Mempengaruhi Kecukupan Gizi

Di samping kegunaan kecukupan gizi tersebut yang mempunyai beberapa keterbatasan. Kecukupan
gizi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut.

1. Tahap pertumbuhan dan perkembangan tubuh.

2. Ukuran dan komposisi tubuh.

3. Jenis kelamin.

4. Keadaan kesehatan tubuh.

5. Keadaan fisiologis tubuh.

6. Kegiatan fisik.

7. Lingkungan.

8. Mutu makanan.

9. Gaya hidup.

Prinsip Menyusun Menu Seimbang

1. Bahan makanan mempunyai tiga fungsi bagi seseorang, yaitu fungsi biologi, psikologi dan sosial.

2. Makanan dapat dikelompokkan menurut slogan empat sehat lima sempurna menjadi lima
golongan, yaitu makanan pokok, lauk pauk, sayur-sayuran, buah dan susu.

3. Pemilihan bahan makanan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : keadaan psikologi,
pendidikan, pendapatan, sosial budaya dan geografi

4. Dalam memilih bahan makanan perlu memperhatikan jenis dan tanda kerusakan bahan makanan
serta ciri-ciri bahan makanan yang baik

5. Pengertian menu seimbang adalah susunan hidangan beberapa macam makanan yang
mengandung energi dan zat gizi secara cukup, baik jenis maupun jumlahnya.

6. Manfaat yang diperoleh dari menyusun menu seimbang adalah kebutuhan zat gizi dapat
terpenuhi; dapat memilih bahan makanan yang baik, dan sesuai dengan keadaan sosial, ekonomi
dan budaya; mengurangi kehilangan zat gizi selama penyiapan makanan; serta mengurangi
kebosanan akan menu makanan
7. Dalam merencanakan menu seimbang perlu memperhatikn berbagai faktor, yaitu : kecukupan zat
gizi, pemilihan bahan makanan yang baik dan sesuai , serta penyelenggaraan makanan

8. Proses yang harus dilakukan dalam menyusun menu adalah menentukan kecukupan gizi,
menentukan hidangan, penentuan pemilihan bahan makanan, serta pengolahan bahan makanan

Angka Kecukupan Gizi (AKG) Orang Indonesia

NO KelompokUmur BeratBadan

( Kg ) Tinggi Badan

( cm ) Energi

( Kkal ) Protein

( gr )

Anak

1 0 – 6 bl 6 60 550 10

2 7- 12 bl 8,5 71 650 16

3 1 – 3 th 12 90 1000 25

4 4 – 6 th 17 110 1550 39

5 7 – 9 th 25 120 1800 45

Laki - Laki

6 10 – 12 th 35 138 2050 50

7 13 – 15 th 46 150 2400 60

8 16 – 18 th 55 160 2600 65

9 19 – 29 th 56 165 2550 60

10 30 – 49 th 62 165 2350 60

11 50 – 64 th 62 165 2250 60

12 64 + th 62 165 2050 60

Wanita

13 10 – 12 th 37 145 2050 50

14 13 – 15 th 48 153 2350 57

15 16 – 18 th 50 154 2200 50

16 19 – 29 th 52 156 1900 50

17 30 – 49 th 55 156 1800 50

18 50 – 64 th 55 156 1750 50

19 64 + th 55 156 1600 50
Hamil ( +an )

20 Trimester 1 + 180 + 17

21 Trimester 2 + 300 + 17

22 Trimester 3 + 300 + 17

Menyusui ( +an )

23 6 bln pertama +500 + 17

24 6 bln kedua +550 + 17

Cara Mengukur Angka Kecukupan Gizi

Angka Kecukupan Gizi (AKG) setiap individu akan berbeda sesuai dengan kondisi masing-masing.
Untuk mengukur AKG bagi orang dewasa secara cepat, kebutuhan kalori/energi dapat menggunakan
rumus sebagai berikut:

Jenis Kelamin Angka Kecukupan Gizi ( AKG )

Ringan Sedang Berat

Laki – Laki 1,56 x BMR 1,76 x BMR 2,10 x BMR

Perempuan 1,55 x BMR 1,70 x BMR 2,00 x BMR

Prinsip untuk menentukan Angka Kecukupan Energi didasarkan pada pengeluaran energi dimana
komponen Basal Metabolic Rate (BMR) merupakan komponen utama. Nilai BMR ditentukan oleh
berat dan susunan tubuh serta umur dan jenis kelamin. Secara sederhana nilai BMR dapat ditaksir
dengan menggunakan rumus regresi linier sebagai berikut :

Rumus untuk menaksir nilai BMR

Kelompok Umur ( Tahun ) BMR ( kkal/hari )

Laki - laki Wanita

0 – 3 60,9 BB + 54 61,0 B + 51

3 – 10 22,7 BB + 495 22,5 B + 499

10 – 18 17,5 BB + 651 12,2 B + 746

18 – 30 15,3 BB + 679 14,7 B + 496

30 – 60 11,6 BB + 879 8,7 B + 829

> 60 13,5 BB + 487 10,5 B + 596

Sumber : FAO/WHO/UNU, 1985 (dengan penyesuaian) (dikutip dari Widyakarya Pangan dan Gizi VI,
1998)

Keterangan :

BB = Berat Badan (dapat digunakan actual weight atau BB ideal/norma tergantung tujuan)
Dengan komposisi makanan sehari 60% dari sumber karbohidrat, 20% dari protein dan 20% dari
lemak. Kecukupan protein yang dianjurkan adalah 0,8 gram/kgBB/hari. Konsumsi protein yang
berlebih dapat membebani fungsi ginjal. Pada kondisi tertentu, seperti gizi buruk atau masa
penyembuhan konsumsi protein dapat ditingkatkan antara 1,2 - 1,8 gram/kgBB/hari. Dianjurkan
memenuhi kebutuhan protein dari protein nabati dan hewani dengan perbandingan 3:1. Widya
Karya Pangan dan Gizi VI tahun 1998, menetapkan AKG bagi orang dewasa secara nasional
berdasarkan kebutuhan energi/kalori dari protein, sebagai berikut:

Indikator Tingkat Konsumsi Tingkat Persediaan

Energi 2.150 K Kalori 2.500 K Kalori

Protein 46,2 gram 55 gram

(9 gram protein ikan, 6 gram protein hewani lain dan 40 gram protein nabati)

AKG diatas bila kita jabarkan menurut takaran konsumsi makanan sehari pada orang dewasa umur
20-59 tahun, yaitu: nasi/pengganti 4-5 piring, lauk hewani 3-4 potong, lauk nabati 2-4 potong,
sayuran 1 ½ - 2 mangkok dan buah-buahan 2-3 potong. Dengan catatan dalam keadaan berat badan
ideal.

Konsumsi Pangan dan Kecukupan Gizi

Konsumsi pangan merupakan banyaknya atau jumlah pangan, secara tunggal maupun beragam,
yang dikonsumsi seseorang atau sekelompok orang yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
fisiologis, psikologis dan sosiologis. Tujuan fisiologis adalah upaya untuk memenuhi keinginan makan
(rasa lapar) atau untuk memperoleh zat-zat gizi yang diperlukan tubuh. Tujuan psikologis adalah
untuk memenuhi kepuasan emosional atau selera, sedangkan tujuan sosiologis adalah untuk
memelihara hubungan manusia dalam keluarga dan masyarakat (Sedioetama 1996). Konsumsi
pangan merupakan faktor utama untuk memenuhi kebutuhan gizi yang selanjutnya bertindak
menyediakan energy bagi tubuh, mengatur proses metabolisme, memperbaiki jaringan tubuh serta
untuk pertumbuhan (Harper et al.1986).

Konsumsi, jumlah dan jenis pangan dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut Harper et al. (1986),
faktor-faktor yang sangat mempengaruhi konsumsi pangan adalah jenis, jumlah produksi dan
ketersediaan pangan. Untuk tingkat konsumsi (Sedioetama 1996), lebih banyak ditentukan oleh
kualitas dan kuantitas pangan yang dikonsumsi. Kualitas pangan mencerminkan adanya zat gizi yang
dibutuhkan oleh tubuh yang terdapat dalam bahan pangan, sedangkan kuantitas pangan
mencerminkan jumlah setiap gizi dalam suatu bahan pangan. Untuk mencapai keadaan gizi yang
baik, maka unsur kualitas dan kuantitas harus dapat terpenuhi.

Apabila tubuh kekurangan zat gizi, khususnya energi dan protein, pada tahap awal akan meyebabkan
rasa lapar dan dalam jangka waktu tertentu berat badan akan menurun yang disertai dengan
menurunnya produktivitas kerja. Kekurangan zat gizi yang berlanjut akan menyebabkan status gizi
kurang dan gizi buruk. Apabila tidak ada perbaikan konsumsi energi dan protein yang mencukupi,
pada akhirnya tubuh akan mudah terserang penyakit infeksi yang selanjutnya dapat menyebabkan
kematian (Hardinsyah dan Martianto 1992).

Kecukupan gizi adalah rata-rata asupan gizi harian yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bagi
hampir semua (97,5%) orang sehat dalam kelompok umur, jenis kelamin dan fisiologis tertentu.
Nilai asupan harian zat gizi yang diperkirakan dapat memenuhi kebutuhan gizi mencakup 50%
orang sehat dalam kelompok umur, jenis kelamin dan fisiologis tertentu disebut dengan kebutuhan
gizi (Hardinsyah dan Tampubolon 2004).

Kecukupan energi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, status
fisiologis, kegiatan, efek termik, iklim dan adaptasi. Untuk kecukupan protein dipengaruhi oleh
faktor-faktor umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, status fisiologi, kualitas protein, tingkat konsumsi
energi dan adaptasi (Hardinsyah dan Tampubolon 2004).

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Angka kecukupan gizi merupakan terjemahan bebas dari Recommended Dietary Allowance (RDA),
diartikan sebagai suatu kecukupan rata rata zat gizi setiap hari bagi hampir semua orang menurut
golongan umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, dan aktivitas untuk mencapai derajat kesehatan yang
optimal. Karena AKG dimaksudkan hanya untuk golongan orang yang sehat, maka penyimpangan-
penyimpangan khusus kebutuhan gizi sebagai akibat kelainan metabolisme (termasuk malnutrisi),
perawatan khusus dan lainnya tidak diperhitungkan dalam Angka Kecukupan Gizi.

3.2 Saran

Diharapkan setelah membaca makalah ini pembaca dapat memperbaiki jumlah kecukupan gizinya
minimal sesuai dengan kebutuhannya agar dapat hidup sehat, diantaranya :

1. Untuk mempertahankan hidup,

2. Melakukan kegiatan internal/eksternal,

3. Menunjang pertumbuhan,

4. Melakukan aktivitas fisik, pemeliharaan tubuh, pernapasan, serta pencernaan dan eksresi.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.ut.ac.id/html/suplemen/luht4449/Sub2_2.htm

http://hadiriyadiipb.files.wordpress.com/2013/03/angka-kecukupan-gizi-2012-energi-protein-
karbohidrat-lemak-serat.pdf

http://yherlanti.files.wordpress.com/2011/08/06-pertemuan-9-revisi.pdf

http://memecece-memecece.blogspot.com/2013/05/angka-kecukupan-gizi-akg-orang-
indonesia.html

http://uthudwifitri.blogspot.com/2012/12/perbedaan-angka-kecukupan-gizi-dengan.html

http://jannahcelib.blogspot.com/2011/12/makalah-gizi_01.html

http://andre4088.blogspot.com/2013/01/angka-kecukupan-gizi-akg_8.html

http://dwiqeajach.blogspot.com/2013/01/makalah-status-gizi.html

http://dedeol.blogspot.com/2013/09/makalah-kebutuhan-gizi-pada-bayi.html

http://nutrisicare.wordpress.com/2012/04/24/angka-kecukupan-gizi-yang-dianjurkan-akg/

Vous aimerez peut-être aussi