Vous êtes sur la page 1sur 26

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

PADA PASIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL

Dosen Pembimbing : Agus Wiwit S., S.Kep., Ns., M.Kep.

Disusun oleh Kelompok 2 :


Nama : 1. Anggita Dewi Saputri (201601067)
2. Distya Alfiatun Ni’mah (201601071)
3. Dwi Bagus Trihatmojo (201601073)
4. Happy Yaistikka Audina (201601081)
5. Lynda Asita Shara (201601089)
6. Nadia Puspa Prima I. (201601096)
7. Rahma Dwi Jayanti (201601106)
8. Silvia Rian Pratiwi (201601115)
9. Siti Wulandari (201601116)
10. Yulia Vista Sari (201601122)
11. Nanda Tri Syahputra (201601099)
12. Seftian Darma Wisana (201601113)
Tingkat : 2 B (Semester IV)

PRODI DIPLOMA III - KEPERAWATAN


AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO
TAHUN AKADEMIK 2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Jiwa yang
berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Isolasi Sosial“ dengan baik.
Shalawat serta salam kami sampaikan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW,
keluarga dan sahabat beliau, serta orang-orang mukmin yang tetap istiqamah di jalan-
Nya.
Makalah ini kami rancang untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Keperawatan Jiwa dan agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang gangguan jiwa
yaitu isolasi sosial dan bagaimana pengobatan atau penalataksanaan dari gangguan jiwa
tersebut, yang disajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.
Kami sangat berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini. Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidaklah
sempurna. Kami mengharapkan adanya sumbangan pikiran serta masukan yang sifatnya
membangun dari pembaca, sehingga dalam penyusunan makalah yang akan datang
menjadi lebih baik.
Terima kasih

Ponorogo, 1 Maret 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

halaman
Halaman Judul ........................................................................................................... i
Kata Pengantar........................................................................................................... ii
Daftar Isi .................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................................. 2

BAB II TINJAUAN TEORI


2.1 Pengertian ........................................................................................................... 3
2.2 Rentang Respon Sosial ....................................................................................... 3
2.3 Karakteristik Perilaku ......................................................................................... 4
2.4 Proses Terjadinya Masalah ................................................................................. 5

BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN JIWA


3.1 Konsep Asuhan Keperawatan Jiwa Isolasi Sosial .............................................. 7
3.2 Diagnosa Keperawatan ....................................................................................... 18
3.3 Intervensi ............................................................................................................ 19

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 22

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gangguan jiwa (Mental Disorder) merupakan salah satu dari empat masalah
kesehatan utama di negara-negara maju, modern dan industri. Keempat masalah
kesehatan utama tersebut adalah penyakit degeneratif, kanker, gangguan jiwa dan
kecelakaan (Mardjono 1992, dalam Hawari, 2007). Meskipun gangguan jiwa tidak
dianggap sebagai penyakit yang dapat menyebabkan kematian secara langsung,
beratnya gangguan yang dapat menyebabkan ketidakmampuan secara invaliditas
individu maupun kelompok akan menghambat pembangunan, karena mereka tidak
produktif dan tidak efisien (Setyonegoro, 1992, dalam Hawari, 2007).
Data statistik yang dikemukakan oleh WHO atau World Health Organization
(2002) menyebutkan bahwa prevalensi masalah kesehatan jiwa saat ini cukup tinggi,
25% dari penduduk dunia pernah menderita masalah kesehatan jiwa, dan 1%
diantaranya adalah gangguan jiwa berat. Potensi seseorang mudah terserang
gangguan jiwa memang tinggi. Setiap saat, 450 juta orang diseluruh dunia terkena
dampak permasalahan jiwa, saraf, maupun perilaku. Berdasarkan data Akuntabilitas
Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru Tahun 2011 jumlah pasien rawat Inap
sebanyak 1.162 orang (pasien baru 153 dan lama 1009 orang) dan angka kunjungan
rawat inap tiap tahunnya naik sekitar 21,79 % dari tahun-tahun sebelumnya.
Berbagai manifestasi klinis gangguan jiwa mendapat perhatian serius dalam
perawatan klien gangguan jiwa, diantaranya isolasi sosial. Isolasi sosial adalah
keadaan dimana seseorang individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali
tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya. Pasien mungkin merasa
ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang berarti
dengan orang lain (Purba, dkk, 2008 dalam Fitria, 2009).
Keperawatan jiwa adalah proses perawat membantu individu atau kelompok
dalam mengembangkan konsep diri yang positif, meningkatkan pola hubungan
antar pribadi yang lebih harmonis agar dapat berperan lebih produktif di
masyarakat (Yosep, 2007). Keperawatan jiwa menghadapi dua tantangan dalam
upaya memberikan perawatan yang berkualitas dalam sistem pelayanan kesehatan.

1
Pertama, para pelaksana perawatan saat ini merawat pasien dengan masalah yang
majemuk dari pada sebelumnya. Kedua, para pelaksana keperawatan mempunyai
ciri dan karakteristik yang berbeda dan juga kesempurnaan dan kemampuan
pengetahuan yang berbeda. Untuk itulah, pelaksana asuhan keperawatan jiwa
haruslah didesain untuk memenuhi tantangan ini dengan menyediakan pendekatan
yang sistematik dalam pelaksanaan proses keperawatan secara profesional (Yosep,
2007).
Pelaksanaan intervensi pada pasien dengan isolasi sosial tidak hanya dilakukan
oleh perawat namun memerlukan partisipasi dari keluarga. Keberhasilan intervensi
bergantung pada tepatnya pelaksanaan intervensi dan kemauan untuk sembuh dari
pasien (Burn & Baumann, 2008). Pemberian intervensi keperawatan yang tepat
pada klien dengan masalah gangguan jiwa isolasi sosial sangat diperlukan untuk
menghindari dampak yang muncul yang dapat membahayakan kondisi klien, seperti
harga diri rendah, perubahan persepsi sensori: halusinasi, dan resiko tinggi
mencederai diri, orang lain, serta lingkungan (Stuart dan Sundeen, 1998, dalam
Fitria 2009).

1.2 Tujuan
a. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mempelajari pokok bahasan ini, mahasiswa diharapkan mampu
menyusun asuhan keperawatan jiwa pada pasien dengan masalah isolasi sosial.
b. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mempelajari pokok bahasan ini, mahasiswa/i diharapkan mampu :
• Menjelaskan definisi isolasi sosial.
• Menjelaskan rentang respon sosial.
• Memahami proses terjadinya masalah isolasi sosial.
• Melakukan pengkajian pada pasien dengan isolasi sosial.
• Merumuskan diagnosis keperawatan pada psien dengan isolasi sosial.
• Menyusun rencana tindakan keperawatan pada pasien dengan isolasi sosial.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian
Menarik diri merupakan suatu percobaan untuk menghindari interaksi dan
hubungan dengan orang lain (Rawlins, 1993). Isolasi sosial adalah keadaan seorang
individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi
dengan orang lain di sekitarnya. Pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima,
kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain.
Isolasi sosial merupakan kondisi kesendirian yang dialami oleh individu dan
diterima sebagai ketentuan orang lain sebagai suatu keadaan yang negatif atau
mengancam. Hal ini ketika individu atau kelompok mengalami maupun merasakan
kebutuhan/keinginan untuk meningkatkan keterlibatan dengan orang lain tetapi
tidak mampu untuk membuat kontak.

2.2 Rentang Respon Sosial


Suatu hubungan antarmanusia akan berada pada rentang respons adaptif dan
maladaptif seperti tergambar di bawah ini.

• Menyendiri (solitude) • Merasa sendiri • Manipulasi


• Otonomi (loneliness) • Impulsif
• Bekerja sama • Menarik diri • Narsisme
(mutualisme) (withdrawal)
• Saling bergantung • Tergantung (dependent)
(interdependence)

Keterangan :
• Menyendiri (solitude) : respon yang dibutuhkan seseorang untuk merenung apa
yang telah dilakukan di lingkungan sosialnya dan suatu cara untuk menentukan
langkahnya.

3
• Otonomi : kemampuan individu untuk menentukan dan menyampaikan ide,
pikiran, dan perasaan dalam hubungan sosial.
• Bekerja sama (mutualisme) : perilaku saling ketergantungan dalam membina
hubungan interpersonal.
• Saling bergantung (interdependence) : suatu kondisi dalam hubungan
interpersonal dimana hubungan tersebut mampu untuk saling memberi dan
menerima.
• Merasa sendiri (loneliness) : kondisi dimana seseorang merasa sendiri, sepi,
tidak adanya perhatian dari orang lain maupun lingkungannya.
• Menarik diri (withdrawal) : menemukan kesulitan dalam membina hubungan
dengan orang lain.
• Tergantung (dependent) : sangat bergantung pada orang lain sehingga individu
mengalami kegagalan dalam mengembangkan rasa percaya diri.
• Manipulasi : individu berorientasi pada diri sendiri dan tujuan yang hendak
dicapainya tanpa memperdulikan orang lain dan lingkungan, dan cenderung
menjadikan orang lain sebagai objek.
• Impulsif : keadaan dimana individu tidak mampu merencanakan sesuatu,
mempunyai penilaian yang buruk dan tidak dapat diandalkan.
• Narsisme : secara terus menerus berusaha mendapatkan penghargaan dan pujian,
individu akan marah jika orang lain tidak mendukungnya.

2.3 Karakteristik Perilaku


Karakteristik perilaku isolasi sosial yang dapat ditemukan antara lain :
a. Karakteristik Mayor
• Mengekspresikan perasaan kesepian dan penolakan.
• Keinginan untuk kontak lebih banyak dengan orang lain tetapi tidak mampu.
• Melaporkan ketidaknyamanan dalam situasi sosial.
• Menggambarkan kurang hubungan yang berarti.
b. Karakteristik Minor
• Merasakan waktu berjalan lambat.
• Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi dan mengambil keputusan.
• Perasaan tidak berguna.

4
• Perasaan penolakan.
• Kurang aktivitas secara verbal maupun fisik.
• Tampak depresif, cemas, atau marah.
• Kegagalan untuk berinteraksi dengan orang lain didekatnya.
• Sedih, afek dangkal.
• Tidak komunikatif.
• Menarik diri.
• Kontak mata buruk.
• Larut dalam pikiran dan ingatan sendiri.

2.4 Proses Terjadinya Masalah


a. Faktor Predisposisi
• Faktor tumbuh kembang
Pada masa tumbuh kembang seorang individu ada perkembangan tugas yang
harus dipenuhi agar tidak terjadi gangguan dalam hubungan sosial.
• Faktor komunikasi dalam keluarga
Gangguan komunikasi dalam keluarga merupakan faktor pendukung untuk
terjadinya gangguan dalam hubungan sosial.
• Faktor sosial budaya
Isolasi sosial atau mengasingkan diri dari lingkungan sosial merupakan faktor
pendukung untuk terjadinya gangguan hubungan sosial.
• Faktor biologis
Faktor keturunan juga merupakan faktor pendukung terjadinya gangguan
dalam hubungan sosial.
b. Faktor Presipitasi
• Stressor sosial budaya
Stressor sosial budaya seperti keluarga yang labil, berpisah dengan orang
yang terdekat atau berarti.
• Faktor hormonal
Ganggan dari fungsi kelenjer pituitari
• Hipotesa virus
Virus HIV dapat menyebabkan tingkah laku psikotik

5
• Hipotesa biological lingkunga sosial
Tubuh akan menggambarkan ambang toleransi seseorang terhadap stress pada
saat terjadinya interaksi dengan stresor di lingkungan sosial.
c. Mekanisme Koping
• Regresi
• Proyeksi
• Denial
• Withdrawl
• Introyeksi
• Represi
• Disosiasi

6
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

3.1 Konsep Asuhan Keperawatan Jiwa Isolasi Sosial

FORMAT PENGKAJIAN
KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

Ruang rawat : Tanggal dirawat :

I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : ................................... (L/P)
Tanggal Pengkajian : ...................................
Umur : ...................................
(Sering ditemukan pada usia dini atau muncul pertama kali
pada masa pubertas)
No. Rekam Medik : ...................................
Informan : ...................................

II. ALASAN MASUK


....................................................................................................................................
(Keluhan biasanya berupa menyendiri/menghindar dari orang lain, komunikasi
kurang bahkan tidak ada, berdiam diri di kamar, menolak interaksi dengan orang
lain, tidak melakukan kegiatan sehari-hari, dependen. Biasanya akibat adanya
kemunduran kemauan dan kedangkalan emosi.)

III. FAKTOR PREDISPOSISI


1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ?
□ Ya □ Tidak
(Klien biasanya tidak mengalami gangguan jiwa di masa lalu)
2. Pengobatan sebelumnya :
□ Berhasil □ Kurang Berhasil □ Tidak Berhasil

7
(Riwayat ketidakpuasan yang berhubungan dengan penyalahgunaan maupun
kurang/tidak keberhasilan dalam pengobatan dapat mempengaruhi isolasi
sosial)
3. Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi/Usia

Aniaya Fisik □ □ □ □ □ □
Aniaya Seksual □ □ □ □ □ □
Penolakan □ □ □ □ □ □
Kekerasan dalam keluarga □ □ □ □ □ □
Tingkat kriminal □ □ □ □ □ □
(Kehilangan, perpisahan, penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak
realistis, kegagalan/frustasi berulang, tekanan dari kelompok sebaya;
perubahan struktur sosial. Terjadi trauma yang tiba-tiba misalnya harus
dioperasi, kecelakaan, perceraian, putus sekolah, PHK, perasaan malu karena
sesuatu yang terjadi (korban perkosaan, tituduh kkn, dipenjara tiba-tiba)
perlakuan orang lain yang tidak menghargai klien/perasaan negatif terhadap
diri sendiri yang berlangsung lama.)
Jelaskan No. 1,2,3 : ..........................................................................................
Diagnosis Keperawatan : ..........................................................................................
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa?
□ Ya □ Tidak
(Riwayat keluarga dengan gangguan jiwa, diturunkan melalui kromosom orang
tua. Pada anak yang keduan orang tuanya tidak menderita, kemungkinan
terkena penyakit adalah 1%. Sementara pada anak yang salah satu orang tuanya
menderita kemungkinan terkena adalah 15%. Dan jika kedua orang tuanya
menderita maka resiko terkena adalah 35%.)
Hubungan keluarga Gejala Riwayat pengobatan/perawatan
............................... ...................... ......................................................
............................... ...................... ......................................................
Diagnosis keperawatan : ......................................................................................

8
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
...............................................................................................................................
(Orang tua otoriter, selalu membandingkan, yang mengambil jarak dengan
anaknya, penilaian negatif yang terus-menerus, anak yang diasuh oleh orang
tua yang suka cemas, terlalu melindungi, dingin dan tidak berperasaan,
penolakan atau tindakan kekerasan dalam rentang hidup klien, konflik orang
tua, disfungsi sistem keluarga, kematian orang terdekat, perceraian, takut
penolakan sekunder akibat obesitas, penyakit terminal, sangat miskin dan
pengangguran, riwayat ketidakpuasan yang berhubungan dengan
penyalahgunaan obat, perilaku yang tidak matang, pikiran delusi,
penyalahgunaan alkohol dan narkotika.)
Diagnosis keperawatan : ......................................................................................

IV. FISIK
1. Tanda-Tanda Vital
TD : ................. N : ................ S : ................ P : ................
2. Ukur
TB : ............. BB : .............
3. Keluhan Fisik
□ Ya □ Tidak
Jelaskan : ......................................................................................
Diagnosis keperawatan : ......................................................................................

V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
(Genogram yang menggambarkan tiga generasi keatas dari klien)
Jelaskan : ........................................................................................
Masalah keperawatan : ........................................................................................
2. Konsep diri
a. Gambaran diri : ..............................................................................................
(Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah atau tidak
menerima perubahan tubuh yang telah terjadi atau yang akan terjadi.

9
Menolak penjelasan perubahan tubuh, persepsi negatif tentang tubuh.
Preokupasi dengan bagia tubuh yang hilang, mengungkapkan keputusasaan,
mengungkapkan ketakutan.)
b. Identitas : ..............................................................................................
(Ketidakpastian memandang diri, sukar menetapkan keinginan dan tidak
mampu mengambil keputusan.)
c. Peran : ..............................................................................................
(Berubah atau berhenti fungsi peran yang disebabkan penyakit, proses
menua, putus sekolah, ataupun PHK.)
d. Ideal diri : ..............................................................................................
(Mengungkapkan keputusasaan karena penyakitnya: mengungkapkan
keinginan yang terlalu tinggi.)
e. Harga diri : ..............................................................................................
(Perasaan malu terhadap diri sendiri, rasa bersalah terhadap diri sendiri,
gangguan hubungan sosial, merendahkan martabat, mencederai diri, dan
kurang percaya diri.)
Diagnosis keperawatan : ......................................................................................
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti : ..........................................................................................
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat :
..........................................................................................................................
(Klien mempunyai gangguan/hambatan dalam melakukan hubungan sosial
dengan orang lain ataupun orang terdekat dalam kehidupan, maupun
kelompok yang diikuti dalam masyarakat.)
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
..........................................................................................................................
(Keterampilan komunikasi verbal yang kurang, misalnya tidak mampu
berkomunikasi, komunikasi tertutup (non verbal), gagap, mengalami
kerusakan yang mempengaruhi fungsi bicara, dan ketidakmampuan untuk
mempercayai orang lain.)
Diagnosis keperawatan : ......................................................................................

10
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan :
..........................................................................................................................
(Terdapat nilai-nilai sosial di masyarakat yang tidak diharapkan.)
b. Kegiatan ibadah :
..........................................................................................................................
(Riwayat tidak bisa menjalankan aktivitas keagamaan secara rutin.)
Diagnosis keperawatan : ......................................................................................

VI. STATUS MENTAL


1. Penampilan
□ Tidak rapi □ Penggunaan pakaian □ Cara berpakaian
tidak sesuai tidak seperti biasanya
Jelaskan : ............................................................................................................
(Rambut acak-acakan, kancing baju tidak tepat, resleting tidak terkunci, baju
tidak diganti, baju terbalik sebagai manifestasi kemunduran kemauan pasien.)
Diagnosis keperawatan : ...................................................................................
2. Pembicaraaan
□ Cepat □ Keras □ Gagap
□ Inkoheren □ Apatis □ Lambat
□ Membisu □ Tidak mampu memulai pembicaraan
Jelaskan : ............................................................................................................
(Nada suara rendah, lambat, kurang bicara, apatis, gagap, kurang dapat
memulai pembicaraan.)
Diagnosis keperawatan : ...................................................................................
3. Aktivitas motorik
□ Lesu □ Tegang □ Gelisah □ Agitasi
□ Tik □ Grimasen □ Tremor □ Kompulsif
Jelaskan : ............................................................................................................
(Kegiatan yang dilakukan tidak bervariatif, kecenderungan mempertahankan
pada satu posisi yang dibuatnya sendiri / katalepsia.)
Diagnosis keperawatan : ...................................................................................

11
4. Alam perasaan
□ Sedih □ Ketakutan □ Putus asa
□ Khawatir □ Gembira berlebihan
Jelaskan : ............................................................................................................
(Adanya perasaan putus asa, merasa sedih, emosi dangkal)
Diagnosis keperawatan : ...................................................................................
5. Afek
□ Datar □ Tumpul □ Labil □ Tidak sesuai
Jelaskan : ............................................................................................................
(Datar, tidak ada ekspresi roman wajah.)
Diagnosis keperawatan : ...................................................................................
6. Interaksi selama wawancara
□ Bermusuhan □ Tidak kooperatif □ Mudah tersinggung
□ Kontak mata (-) □ Curiga □ Defensif
Jelaskan : ............................................................................................................
(Cenderung tidak kooperatif, kontak mata kurang, tidak mau menatap lawan
bicara, diam.)
Diagnosis keperawatan : ...................................................................................
7. Persepsi
□ Pendengaran □ Penglihatan □ Perabaan
□ Pengecapan □ Penghidu
Jelaskan : ............................................................................................................
(Jenis-jenis halusinasi sudah jelas, kecuali penghidu sama dengan penciuman.
Jelaskan isi halusinasi, frekuensi, dan gejala yang tampak pada saat pasien
berhalusinasi.)
Diagnosis keperawatan : ...................................................................................
8. Proses Pikir
□ Sirkumtansial □ Tangensial
□ Kehilangan asosiasi □ Fight of ideas
□ Blocking □ Pengulangan pembicaraan/persevarasi
Jelaskan : .............................................................................................................
(Gangguan proses berfikir jarang ditemukan)

12
Diagnosis keperawatan : ...................................................................................
9. Isi Pikir
□ Obsesi □ Fobia □ Hipokondria
□ Depersonalisasi □ Ide yang terkait □ Pikiran magis

Waham
□ Agama □ Somatik □ Kebesaran
□ Curiga □ Nihilistik □ Sisip pikir
□ Siar pikir □ Kontrol pikir
Jelaskan : ............................................................................................................
(Menunujukkan perasaan pasien yang asing terhadap diri sendiri, orang lain,
atau lingkungan / depersonalisaasi.)
Diagnosis keperawatan : ...................................................................................
10. Tingkat kesadaran
□ Bingung □ Sedasi □ Stupor
Disorientasi
□ Waktu □ Tempat □ Orang
Jelaskan : ............................................................................................................
(Kesadaran berubah, kemampuan mengadakan hubungan dengan dan
pembatasan dengan dunia luar dan dirinya sendiri sudah terganggu pada taraf
tidak sesuai dengan kenyataan (secara kualitatif).)
Diagnosis keperawatan : ...................................................................................
11. Memori
□ Gangguan daya ingat jangka panjang
□ Gangguan daya ingat jangka pendek
□ Gangguan daya ingat saat ini
□ Konfabulasi
Jelaskan : ............................................................................................................
(Tidak ditemukan gangguan spesifik, orientasi tempat, waktu, maupun orang.)
Diagnosis keperawatan : ...................................................................................
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
□ Mudah beralih
□ Tidak mampu berkonsentrasi

13
□ Tidak mampu berhitung sederhana
Jelaskan : ............................................................................................................
(Tidak dapat mengambil keputusan, tidak dapat bertindak dalam suatu
keadaan, selalu memberikan alasan meskipun alasan tidak jelas atau tidak
tepat / mudah beralih.)
Diagnosis keperawatan : ...................................................................................
13. Kemampuan evaluasi
□ Gangguan ringan □ Gangguan bermakna
Jelaskan : ............................................................................................................
(Tidak dapat mengambil keputusan, tidak dapat bertindak dalam suatu
keadaan, selalu memberikan alasan meskipun alasan tidak jelas atau tidak
tepat / Gangguan bermakna.)
Diagnosis keperawatan : ...................................................................................
14. Daya tilik diri
□ Mengingkari penyakit yang dideritanya
□ Menyalahkan hal-hal di luar dirinya
Jelaskan : ............................................................................................................
(Tidak menyadari gejala penyakit (perubahan fisik dan emosi) pada dirinya
dan merasa tidak butuh pertolongan orang lain / Mengingkari penyakit yang
dideritanya.)
Diagnosis keperawatan : ...................................................................................

VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Makan
□ Bantuan minimal □ Bantuan total
(Klien membutuhkan bantuan minimal, hanya berupa cara-cara makan. Klien
mampu menyiapkan dan membersihkan alat makan.)
2. Eliminasi (BAK/BAB)
□ Bantuan minimal □ Bantuan total
(Klien membutuhkan bantuan minimal, setelah diberikan latihan yang
diharapkan pasien mampu BAB dan BAK, menggunakan dan membersihkan
WC secara mandiri.)

14
3. Mandi
□ Bantuan minimal □ Bantuan total
(Klien membutuhkan bantuan minimal, setelah diberikan latihan, diharapkan
mampu mandi sendiri.)
4. Berpakaian/berhias
□ Bantuan minimal □ Bantuan total
(Klien membutuhkan bantuan minimal, setelah diberikan latihan, diharapkan
klien dapat berpakaian maupun berhias sendiri.)
5. Istirahat dan tidur
□ Lama tidur siang : ..................s.d..................
□ Lama tidur malam : ..................s.d..................
□ Kegiatan sebelum/setelah tidur
(Minat klien meningkat untuk melakukan kegiatan sebelum/sesudah tidur, lama
tidur siang dan malam terpenuhi.)
6. Penggunaan obat
□ Bantuan minimal □ Bantuan total
(Klien membutuhkan bantuan minimal, setelah diberikan latihan, klien dapat
menjalankan program pengobatan dengan benar.)
7. Pemeliharaan Kesehatan
Perawatan lanjutan □ Ya □ Tidak
Perawatan pendukung □ Ya □ Tidak
(Klien membutuhkan perawatan lanjutan dari keluarga untuk membantu proses
penyembuhan klien.)
8. Kegiatan di dalam rumah
Mempersiapkan makanan □ Ya □ Tidak
Menjaga kerapian rumah □ Ya □ Tidak
Mencuci pakaian □ Ya □ Tidak
Mengatur keuangan □ Ya □ Tidak
(Klien biasanya mampu melakukan aktivitas di dalam rumah, tetapi cenderung
tidak bisa.)

15
9. Aktivitas di luar rumah
Belanja □ Ya □ Tidak
Transportasi □ Ya □ Tidak
Lain-lain □ Ya □ Tidak
(Klien butuh bantuan dan latihan saat melakukan kegiatan di luar rumah,
cenderung tidak karena malas keluar rumah ataupun bergaul dengan orang lain.)
Jelaskan :................................................................. ..............................................
Diagnosis keperawatan : ......................................................................................

VIII. MEKANISME KOPING


Adaptif Maladaptif
□ Bicara dengan orang lain □ Minum Alkohol
□ Mampu menyelesaikan masalah □ Reaksi lambat/berlebihan
□ Teknik relaksasi □ Bekerja berlebihan
□ Aktivitas konstruktif □ Menghindar
□ Olahraga □ Mencederai diri
□ Lainnya □ Lainnya
(Klien apabila mendapat masalah takut atau tidak mau menceritakan pada orang
lain / lebih sering menggunakan koping menarik diri [bicara dengan orang lain,
reaksi lambat, menghindar].)
Diagnosis keperawatan : ..........................................................................................

IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


□ Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik
..............................................................................................................................
(Klien merasa teman atau orang terdekatnya menghindar/menjauhi dirinya.)
□ Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik
..............................................................................................................................
(Klien tidak menerima lingkungan/daerah dia berada sekarang)
□ Masalah dengan pendidikan, spesifik
..............................................................................................................................
(Pendidikan terakhir klien)

16
□ Masalah dengan pekerjaan, spesifik
..............................................................................................................................
(Klien tidak bekerja atau menduduki jabatan di pekerjaannya lagi)

□ Masalah dengan perumahan, spesifik


..............................................................................................................................
(Klien tinggal bersama dengan orang yang mungkin tidak disukai atau tidak
dekat dengannya)
□ Masalah dengan ekonomi, spesifik
..............................................................................................................................
(Klien mungkin mempunyai masalah ekonomi yang cukup mempengaruhi
mental dan pola pikirnya)
□ Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik
..............................................................................................................................
(Klien mungkin tidak mendapatkan pelayanan kesehatan secara optimal)
□ Masalah lainnya, spesifik
..............................................................................................................................
Diagnosis keperawatan : ..........................................................................................

X. KURANG PENGETAHUAN TENTANG :


□ Penyakit jiwa □ Sistem pendukung
□ Faktor presipitasi □ Penyakit fisik
□ Koping □ Obat-obatan
□ Lainnya : .............................................................................................................
(Klien kurang pengetahuan tentang penyakit jiwa yang dideritanya, faktor
pendukung, mekanisme koping, maupun penyakit fisik.)
Diagnosis keperawatan : ..........................................................................................

17
XI. ASPEK MEDIK
Diagnosis medik :
.................................................................................................................................
(Diagnosa gangguan jiwa isolasi sosial)
Terapi medik :
.................................................................................................................................
(Terapi yang diterima oleh klien bisa berupa terapi farmakologi [obat-obatan],
ECT, psikomotor, terapi okupasional, TAK, dan rehabilitasi)

Perawat

(.....................................................)

3.2 Diagnosa Keperawatan


Pohon Masalah

Diagnosis Keperawatan
1. Risiko perubahan sensori persepsi: halusinasi berhubungan dengan menarik diri.
2. Isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.

18
3.3 Intervensi
1) Tindakan Keperawatan untuk Klien
a. Tujuan
• Pasien mampu mengenal penyebab isolasi sosial, keuntungan memiliki
teman, dan kerugian tidak memiliki teman.
• Pasien mampu berkenalan dengan perawat atau pasien lain.
• Pasien mampu bercakap-cakap dalam melakukan kegiatan harian.
• Pasien mampu berbicara sosial: meminta sesuatu, berbelanja, dan
sebagainya.
b. Tindakan
• SP 1 Pasien : Kaji penyebab isolasi sosial, keuntungan mempunyai teman
dan kerugian tidak mempunyai teman.
• SP 2 Pasien : Melatih pasien berinteraksi secara bertahap (pasien dengan
2 orang lain), latih bercakap-cakap saat melakukan 2
kegiatan harian.
• SP 3 Pasien : Melatih pasien berinteraksi secara bertahap (pasien dengan
4-5 orang), latihan bercakap-cakap saat melakukan 2
kegiatan harian baru.
• SP 4 Pasien : Mengevaluasi kemampuan berinteraksi dan melatih cara
bicara saat melakukan kegiatan sosial.

2) Tindakan Keperawatan untuk Keluarga


a. Tujuan
• Keluarga mampu menjelaskan isolasi sosial: pengertian, tanda dan gejala,
serta proses terjadinya masalah.
• Keluarga mampu mengenal masalah dalam merawat pasien isolasi sosial,
dan melatih keluarga dalam membimbing pasien berkenalan dan bercakap-
cakap saat melakukan kegiatan harian.
• Keluarga mampu merawat dengan melatih bicara sosial.
• Keluarga mampu menganal tanda dan gejala kekambuhan yang
memerlukan rujukan dan melakukan follow-up ke fasilitas pelayanan
kesehatan secara teratur.

19
b. Tindakan
• SP 1 Keluarga : Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala, proses
terjadinya isolasi sosial, menjelaskan cara merawat pasien
isolasi sosial, serta melatih dua cara merawat: berkenalan
dan melakukan kegiatan harian.
• SP 2 Keluarga : Melatih cara merawat dengan melatih berkomunikasi saat
melakukan kegiatan sosial.
• SP 3 Keluarga : Melatih keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk
follow-up pasien isolasi sosial.

20
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Isolasi sosial merupakan kondisi kesendirian yang dialami oleh individu dan
diterima sebagai ketentuan orang lain sebagai suatu keadaan yang negatif atau
mengancam. Suatu hubungan antarmanusia akan berada pada rentang respons
adaptif dan maladaptif. Karakteristik perilaku isolasi sosial terdiri dari karakteristik
mayor dan minor.
Diagnosa keperawatan pada isolasi sosial, yaitu :
1. Risiko perubahan sensori persepsi: halusinasi berhubungan dengan menarik diri.
2. Isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.

21
DAFTAR PUSTAKA

Stuart, G. W., & Sundeen, S. J. (2002). Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 3. Jakarta:
EGC.
Suliswati, dkk. (2004). Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.
Yusuf, A., Fitryasari, R., & Nihayati, H. E. (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan
Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.

22

Vous aimerez peut-être aussi