Vous êtes sur la page 1sur 10

Jurnal APLIKASI Volume 12, Nomor 1, Pebruari 2014

ISSN.1907-753X

Penambahan Abu Ampas Tebu (AAT) dan Limbah Boma Bisma


Indra (BBI) untuk Pembuatan Paving Block

FX Didik Harijanto, Endang Kasiati, Boedi Wibowo, Sulchan Arifin


Program Studi Diploma Teknik Sipil FTSP ITS, Surabaya
Email: didihari2@yahoo.com

Abstract
During the manufacturing process PT Boma Bisma Indra (BBI) produces unused-waste material,
in the form of silica sand. As fine aggregate additives in the mix paving block, Silica sand has the
advantages of its small porosity, high in density, hardness, and water-tightness and containing
SiO2 compounds that are silica reactive. In this research, fine aggregate of concrete block paving
is mixed of BBI waste silica sand and sand with the ratio to the weight of sand of 0 %, 5 %, 10 %,
15 %, and 20 %. The concrete block paving is made by mixture of 1 PC: 1 sand (and waste
material): 2 course aggregate: 2 fly ash with 10 % by weight of cement of additional material AAT.
Course aggregate used has size of 5 mm. The concrete block paving has dimension of 21 cm long,
10.5 cm wide, and 6 cm thick. Compressive strength test at the age of 7, 14, 21, 28 days and
diffusion at 28 days. From the test results the highest strength is 589.51 kg/cm2. It is the mixture of
10% the waste material and 10 % AAT. It meets compressive strength standard of SNI 03-0691-
1996, i.e., A quality. Optimal diffusion as large as 3.12 % is obtained with the mix of the 20 % ratio
of waste material to sand and 10% AAT. It meets the standard diffusion with quality of B.
Keywords: Paving block, BBI Waste, Compressive Strength, Diffusion, AAT.

Abstrak
Pada proses pembuatan besi cor PT Boma Bisma Indra (BBI) ada limbah buangan yang tidak
terpakai, berupa pasir silika. Pasir silika ini sebagai bahan tambahan agregat halus dalam
campuran paving block yang mempunyai keunggulan yaitu porositasnya kecil, kepadatan,
kekerasan, kekedapannya tinggi, dan banyak mengandung senyawa SiO2 yang bersifat sebagai
silika reaktif. Pada penelitian ini pembuatan paving block dilakukan dengan cara menambah
sebagian pasir dengan limbah BBI yaitu dengan variasi; 0%, 5%, 10%, 15%, dan 20% dari
berat pasir ke masing-masing campuran 1 PC : 1 Pasir : 2 Stenslag : 2 Abu Batu dengan bahan
tambahan AAT 10% yang diambil dari berat semen. Stenslag yang digunakan mempunyai
ukuran 5 mm. Pembuatan paving block dengan ukuran P = 21 cm, L = 10,5 cm, dan T = 6 cm.
Uji kuat tekan dilakukan pada umur 7, 14, 21 dan 28 hari dan resapan pada umur 28 hari. Dari
hasil pengujian didapatkan hasil tertinggi pada variasi penambahan limbah 10% dan AAT
10% dengan kuat tekan sebesar 589,51 kg/cm2 yang telah memenuhi standar kuat tekan SNI
03-0691-1996, yakni mutu A dan resapan yang optimum pada variasi penambahan limbah 20%
dan AAT 10% sebesar 3,12%, telah memenuhi standar resapan, yakni mutu B.
Kata kunci: Paving block, Limbah BBI, Kuat tekan, Resapan, AAT.

1. Pendahuluan dimaksud dalam pembuatan paving


Dengan semakin berkembangnya jaman block adalah pasir, abu batu, stenslag
penggunaan paving block semakin dengan sedikit penambahan abu ampas
dibutuhkan dan digunakan sebagai jalan tebu dan pasir silika dari limbah BBI
komplek-komplek perumahan, taman, sebagai bahan tambahan pasir.
tempat rekreasi, jalan-jalan setapak dan Setiap harinya PT BBI membuang lim-
lain sebagainya. Paving block dengan bah 3-5 ton yang menyebabkan pence-
bahan dasar agregat yang ditambah maran lingkungan, maka dari itu dila-
material pengikat sangat baik digunakan kukan penelitian dengan maksud dapat
sebagai perkerasan tanah. Agregat yang memanfaatkan limbah BBI ini sebagai

Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini Halaman 17
Volume 12, Nomor 1, Pebruari 2014
Jurnal APLIKASI
ISSN.1907-753X

bahan yang dapat berguna untuk me- satu kali pengecoran, limbah yang
ngurangi pembuangan limbah yang dihasilkan sebanyak 5%-8% dari berat
semakin menumpuk, kandungan limbah campuran atau 3-5 Ton per hari. Ba-
BBI ini hampir mirip dengan copper nyaknya limbah yang dihasilkan dipe-
slag yang pernah diteliti sebelumnya ngaruhi oleh kesempurnaan dalam pe-
sebagai cementtious material terhadap laksanaan pembakaran. Semakin baik
kuat tekan mortar dengan menggunakan pembakarannya atau dalam suhu tinggi
metode perawatan uap dengan kuat dan stabil, maka limbah yang dihasilkan
tekan rata-rata sebesar 1261,88 kg/cm2 semakin sedikit dan sebaliknya. Pasir
sedangkan yang mengalami kenaikan silika sendiri berasal dari Desa Jenuh
tanpa menggunakan cooperslag sebesar Kabupaten Tuban, dalam penelitian ini
1242,79 kg/cm2 (M. Nurdiansyah ’06). penulis mengambil bahan baku limbah
Adapun bahan – bahan yang dipakai pasir silika dari sisa hasil produksi baja
adalah sbb: tuang yaitu PT Boma Bisma Indra yang
● Semen Gresik Type I berada di Pasuruan.
● Pasir Mojokerto Dalam pemanfaatan limbah BBI dalam
● Stenslag ukuran 5 mm campuran paving block, dicoba meng-
●Abu batu kombinasikan limbah pasir silika ini
●Abu Ampas Tebu (AAT) dengan agregat halus. Adapun senyawa
kimia pada limbah BBI seperti Tabel 2
Tabel 1. Mutu paving block (Hasil Analisa Balai Penelitian Pengem-
Kuat Tekan Penyerapan Air bangan Industri).
Mutu (Mpa) Rata-rata
Rata-Rata Min. (%) Tabel 2. Senyawa kimia pada limbah BBI
A 40 35 3
1 SiO2 43,30 %
B 20 17 6
2 Al2O3 30,50 %
C 15 12,5 8
3 CaO 2,01 %
D 10 8,5 10
4 MgO 1,31 %
5 Fe2O3 48,90 %
1.1 Limbah Pasir Silika BBI 6 K2O - Na2O 0,34 %
Bahan pengganti agregat halus yang 7 SO3 1,05 %

digunakan dalam penelitian ini adalah Didalam material limbah pasir silika
sejenis slag dari industri baja tuang PT terdapat unsur SiO2 yang bersifat
Boma Bisma Indra yang memproduksi sebagai silika reaktif, sehingga hal ini
mesin-mesin industri dan komponen- sangat menguntungkan bagi tercapainya
komponen pelengkapnya. Proses pro- reaksi terhadap semen dan pada ak-
duksi menggunakan metode pengeco- hirnya akan menambah kekuatan beton
ran, yaitu meleburkan bahan pembuatan atau paving block.
baja ditambah dengan bahan pendukung Pada proses hidrasi semen yang meng-
lain. Limbah pasir silika BBI berasal hasilkan senyawa CSH yang bersifat
dari sisa moulding atau campuran bahan sebagai pengikat juga menghasilkan
adonan cor yang tidak melebur. Dalam kapur Ca(OH)2 yang bersifat merugi-

Halaman 18 Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini
Jurnal APLIKASI Volume 12, Nomor 1, Pebruari 2014
ISSN.1907-753X

kan, dengan adanya silika aktif dalam Apabila perencanaan campuran paving
limbah pasir silika maka kapur yang didasarkan pada gradasi dari agregat
timbul akan bereaksi kembali memben- maka perlu untuk mempertimbangkan
tuk pengikat baru yaitu CSH. gradasi gabungan dari pasir Mojokerto
dan limbah pasir silika limbah BBI, hal
Dimana kalsium silikat hidrat (CSH)
sangat berperan dalam pengerasan ini sangat penting karena susunan gra-
dasi agregat tersebut akan menentukan
semen. Reaksi kalsium hidroksida
sifat dari paving, yaitu kemudahan
Ca(OH)2 ini berasal dari reaksi antara
semen dan air, dimana kalsium hi- pekerjaan serta keekonomisan dari
droksida apabila berada pada lingku- campuran paving.
ngan yang agresif akan menimbulkan
korosi pada mortar maupun beton 1.4 Abu Batu
sehingga dapat mengurangi kuat te- Abu batu merupakan sampingan dari
kannya. Dengan adanya SiO2 peranan produksi batu pecah. Abu batu meru-
kalsium hidroksida Ca(OH)2 dapat pakan jenis tertentu campuran batu-
batuan atau abu gunung berapi yang
diperkecil (Nurdiansyah, 2006).
mengandung banyak silika, alumina dan
mengandung senyawa alkali, besi, ka-
1.2 Pasir
Penggunaan pasir sebagai bahan agregat pur dan sebagainya walaupun dalam
halus untuk membuat campuran mortar kadar yang rendah. Abu batu berbentuk
atau paving block harus dipilih dengan seperti kerikil tetapi mempunyai diame-
kualifikasi yang baik atau memenuhi ter lebih kecil yaitu kurang dari 5 mm.
gradasi pasir sesuai BS 882 atau ASTM Dari setiap daerah, komposisi abu batu
C 136 dan harus bebas bahan organik, digunakan dalam aduk beton terutama
lempung, atau bahan-bahan yang dapat untuk memperbaiki sifat dari beton.
merusak campuran mortar atau paving Pemakaian abu batu dapat menghemat
yang sesuai standar ASTM C 33 pemakaian semen. Abu batu mengan-
(Standard Specification for concrate dung senyawa silika yang sangat halus
Agregates). yang bersifat amorf sehingga mampu
Pasir yang digunakan untuk pembuatan mengeras bila dicampur dengan semen.
paving dalam penelitian ini menggu- Senyawa yang terjadi antara silika
nakan bahan agregat halus atau pasir amorf dan kapur adalah senyawa Silikat
alami yang diambil dari daerah Mojo- Kalsium yang sukar larut dalam air.
Kemampuan pengersan dari abu batu
kerto. Hal ini dikarenakan pada pasir
karena adanya bagian-bagian silika
Mojokerto, kadar lumpurnya dan bahan
organis yang terkandung dalam jumlah amorf yang halus (Fauzi, 2006).
yang sedikit sehingga memenuhi krite-
ria yang disyaratkan. 1.5 Abu Ampas Tebu
Abu ampas tebu (AAT) adalah limbah
padat hasil sisa pembuangan pabrik gula
1.3 Gradasi Gabungan
Tulangan yang berupa ampas tebu yang

Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini Halaman 19
Volume 12, Nomor 1, Pebruari 2014
Jurnal APLIKASI
ISSN.1907-753X

melalui proses pembakaran dan diambil - Pasir Mojokerto


abunya kemudian diambil sampel untuk - Limbah Pasir BBI
diteliti kadar silikat tertinggi, sebelum- - Abu Batu
nya sample AAT ini dioven tujuannya - Stenslag
untuk mengeringkan dan menghilang- - Air PDAM
kan kadar organik yang mungkin ter- - Abu Ampas Tebu
kandung didalamnya. Pengovenan sam-
pel dilakukan di laboratorium Teknik Tabel 3. Sifat Kimia AAT
Kimia ITS. Uraian Hasil Uji (%)
Silika dioksida, SiO2 72,33
Abu Ampas Tebu termasuk dalam Besi (III) dioksida, Fe2O3 0,85
Alumuninm oksida, Al2O3 3,24
golongan pozzolan buatan yang sebe-
Calsium 0,63
narnya banyak macamnya, baik meru- Magnesium 0,58
pakan sisa pembakaran dari tungku, Carbon 10,91
Kadar Air 3,79
maupun hasil pemanfaatan limbah yang
Sumber: Departemen Perindustrian Badan Penelitian dan
diolah menjadi abu dan mengandung Pengembangan Industri
silika reaktif dengan melalui proses
pembakaran, seperti abu terbang (fly 2.2. Analisa Bahan
ash), abu sekam, silika fume, abu ampas Pengujian yang dilakukan adalah seba-
tebu dan lain-lain. AAT yang telah gai berikut:
dioven selanjutnya diteliti kandungan - Berat Jenis
SiO2, Al2O3, Fe2O3, Na2O3, dan SO3 - Analisa Ayakan
penelitian ini dilakukan di Balai Pene- - Resapan Air
litian dan Konsultasi Industri Labora- - Kelembaban
torium Penelitian dan Konsultasi In- - Kandungan bahan organik
dustri, Surabaya. Dalam penelitian ini
AAT diarahkan sebagai bahan penam- 2.3. Perencanaan Komposisi Cam-
bah dari semen hal ini dikarenakan puran
bahwa AAT mempunyai sifat fisik Dalam penelitian ini, kami mencoba
seperti pozolan dan mengandung silika mencari komposisi antara PC, pasir,
reaktif (Rangga, 2005). stenslag, abu batu dan abu ampas tebu
sehingga menghasilkan paving block
2. Metodologi dengan efektifitas dan kualitas yang
2.1. Pengadaan Material maksimum. Setelah itu dilakukan perco-
Sebelum pembuatan campuran benda baan untuk mengetahui hasil komposisi
uji paving block dibuat, terlebih dahulu campuran yang telah direncanakan dan
disiapkan material yang digunakan dan diklasifikasikan menurut mutu yang
sesuai tujuan pembuatan paving block telah disyaratkan dalam SNI 03-0691-
tersebut. 1996.
Material yang digunakan adalah: Komposisi campuran yang telah diren-
canakan adalah sebagai berikut:
- Semen Gresik tipe I

Halaman 20 Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini
Jurnal APLIKASI Volume 12, Nomor 1, Pebruari 2014
ISSN.1907-753X

1 PC : 1 Pasir: 2 Stenslag : 2 Abu Batu kemudian dipress untuk mema-


+ 10% AAT, dengan penambahan pasir datkan bahan dan digetarkan
silika limbah BBI 0%, 5%, 10%, 15% selama ± 3 detik.
dan 20% terhadap jumlah berat pasir e) Paving block hasil cetakan diangkat
Mojokerto (dapat dilihat pada Tabel 3). dari cetakan kemudian diangin–
anginkan.
2.4. Pembuatan Benda Uji
Benda uji paving block dibuat ber- 2.5. Perawatan Benda Uji
dasarkan SNI-03-0691-1996. Pembua- Untuk memberikan hasil yang baik,
tan benda uji paving block dapat diperlukan penyimpanan dan perawatan
diproduksi baik secara mekanis maupun terhadap benda uji yang telah dicetak.
secara manual. Dalam penelitian ini Tujuan perawatan adalah mencegah
digunakan secara mekanis. Proses pem- pengeringan yang bisa menyebabkan
buatan benda uji paving block adalah kehilangan air yang dibutuhkan untuk
sebagai berikut: proses pengerasan sehingga kebutuhan
a) Pencampuran bahan material dibuat air selama proses hidrasi semen tidak
sesuai komposisi yang telah diren- berkurang. Perawatan untuk paving
canakan. block dilakukan setelah paving block
b) Bahan material yang sudah ditakar dicetak yaitu diletakkan di tempat
sesuai komposisi dimasukkan ke penyimpanan sementara selama dua
dalam mixer hingga menjadi ho- puluh empat jam, setelah itu perawatan
mogen dan ditambahkan dengan benda uji dilakukan dengan cara
air. menyirami paving block dimulai sejak
c) Campuran dimasukkan ke dalam sehari setelah pencetakan selama 2 hari
mesin pencetak paving “Multi lalu diangin-anginkan hingga kemudian
Block” dengan ukuran paving 21 diuji kuat tekan paving block.
cm x 10,5 cm x 6 cm.
d) Campuran di dalam cetakan dirata-
kan menggunakan papan yang rata

Tabel 3. Paving block (1 benda uji)

Komposisi Campuran
( 1PC:1Ps:2AB:2Stn ) PC Pasir 10% AAT Limbah BBI Abu Batu Stenslag
No
(gr) (gr) (gr) (gr) (gr) (gr)
Variasi Limbah BBI

1 0% 674,7 586,5 67,47 0 1181,9 1159,8


2 5% 674,7 586,5 67,47 29,32 1181,9 1159,8
3 10% 674,7 586,5 67,47 58,65 1181,9 1159,8
4 15% 674,7 586,5 67,47 87,97 1181,9 1159,8
5 20% 674,7 586,5 67,47 117,3 1181,9 1159,8

Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini Halaman 21
Volume 12, Nomor 1, Pebruari 2014
Jurnal APLIKASI
ISSN.1907-753X

Gambar 1. Hasil analisa ayakan pasir alami di Zone 3

Gambar 2. Hasil analisa ayakan pasir alami + 5% di Zone 2

Gambar 3. Hasil analisa ayakan pasir alami +10% Silika di Zone 2

Halaman 22 Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini
Jurnal APLIKASI Volume 12, Nomor 1, Pebruari 2014
ISSN.1907-753X

Gambar 4. Hasil analisa ayakan pasir alami +15% Silika di Zone 2

Gambar 5. Hasil analisa ayakan pasir alami +20% Silika di Zone 2

Gambar 6. Kuat tekan paving umur 28 hari di Zone 2

Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini Halaman 23
Volume 12, Nomor 1, Pebruari 2014
Jurnal APLIKASI
ISSN.1907-753X

Gambar 7. Hubungan antara kuat tekan dan umur paving block di Zone 2

Gambar 8. Grafik resapan di Zone 2

3. Hasil dan Pembahasan termasuk pada grading zone 3 yang


Tabel 4. Hasil Analisa Material Pasir mempunyai karakteristik halus, setelah
Alami dicampur 5% dengan pasir silika masuk
No. Analisa sifat fisik Pasir Alami pada grading zone 2 yang mempunyai
1 Berat Jenis 2.66 karakteristik kasar (Gambar 2), demikian
2 Resapan 5.62
pula sampai dengan penambahan pasir
3 Kelembaban 4.74
4 Kadar Zat Organik Baik silika 20% masuk pada grading zone 2
5 Modulus Kehalusan 2.65 yaitu mempunyai karakteristik kasar
(Gambar 5).
Dari hasil uji ayakan pasir alami seperti Pengujian kuat tekan paving pada umur
terlihat pada Tabel 4 dan Gambar 1-5, 28 hari relatif sudah sempurna. Dengan
selanjutnya digambarkan pada grafik penambahan limbah BBI dan AAT kuat
lengkung untuk ayakan pasir (Gambar tekannya akan mengalami kenaikan
1). Klasifikasi pasir Mojokerto tersebut yang cukup besar pada variasi limbah

Halaman 24 Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini
Jurnal APLIKASI Volume 12, Nomor 1, Pebruari 2014
ISSN.1907-753X

10% umur 28 hari yaitu 71% diban- 3. Resapan minimal didapat dengan
dingkan paving tanpa limbah dengan variasi penambahan Limbah BBI
kuat tekan mencapai 589,51 kg/cm2 20% sebesar 3,12% yang masuk
seperti pada Gambar 6. yang masuk dalam kualifikasi resapan paving
dalam kualifikasi kuat tekan paving block mutu B.
block mutu A. Kuat tekan yang tinggi
dimungkinkan karena ikatan/lekatan Daftar Pustaka
antara semen dan agregat, sehingga ASTM. 2003. Anual Book of ASTM
pasta semen dapat menyelimuti semua Standards, Concrete and Aggre-
agregat dan juga dipengaruhi adanya gates, Philadelphia: ASTM 2003.
reaksi bahan tambahan AAT yang Astana D. Yulius. 2000. Pengaruh
bersifat seperti pozzolan. Kombinasi Copperslag dan Pasir
Lumajang dalam Campuran Beton
Pengujian resapan paving pada umur 28 yang Mengandung Fly Ash
hari yang optimum (rendah) pada terhadap Kuat Tekan dan Berat
variasi limbah 20% mencapai penuru- Volume, Surabaya: Teknik Sipil
nan 2% dibandingkan paving tanpa Universitas Pembangunan Nasio-
limbah seperti pada Gambar 8. yang nal.
masuk dalam kualifikasi resapan paving Didit T. Rangga. 2005. Pengaruh
Penambahan Abu Ampas Tebu
block mutu B.
pada Campuran Beton terhadap
Modulus Elastisitas Beton dengan
4. Simpulan Variasi Faktor Air Semen,
Dari hasil penelitian yang telah dila- Surabaya: Teknik Sipil Univer-
kukan serta analisa yang telah diuraikan sitas Pembangunan Nasional.
dapat disimpulkan sebagai berikut: Fauzi Aminul and F. Aditya. 2006.
1. Limbah pasir silika BBI dapat Evaluasi Komposisi Campuran
digunakan sebagai bahan penambah Paving Block dengan Variasi
Campuran Pasir, Abu Batu,
agregat halus dalam campuran
Stenslag dan Fly Ash dari Limbah
pembuatan paving block, hal ini PLTU Paiton, Surabaya: ITS.
dapat dilihat dari hasil uji kuat
Handriati A., 2008. Pemanfaatan Lim-
tekan yang tinggi dari pada yang bah untuk Bahan Bangunan,
tidak menggunakan bahan tamba- Puslitbang Permukiman.
han (Limbah BBI). Modul Disemenasi C-1, Pemanfaatan
2. Dengan penambahan limbah BBI Agregat Halus (Pasir) untuk
0%, 5%, 10%, 15%,20 % dan AAT Komponen Bahan Bangunan,
10% pada campuran 1 PC : 1 Pasir Puslitbang Permukiman.
: 2 Abu Batu : 2 Stenslag, kuat Nurdiansyah M., 2006. Pengaruh Lim-
tekan tertinggi pada variasi penam- bah Industri Peleburan Tembaga
(Copperslag) sebagai Cementi-
bahan limbah BBI 10% umur 28
tious Material terhadap Kuat
hari sebesar 589.51 kg/cm2 yang Tekan Mortar dengan Perawatan
masuk dalam kualifikasi kuat tekan Uap (Steam Curing), Surabaya:
paving block mutu A. UPN.

Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini Halaman 25
Volume 12, Nomor 1, Pebruari 2014
Jurnal APLIKASI
ISSN.1907-753X

SNI 03-0691-1996, Standar Mutu Bata


Beton (Paving Block).
Subakti Aman. 1994. Teknologi Beton
dalam Praktek, Surabaya: ITS.
Sufiyah. 2005. Efektifitas Kombinasi
Cooperslag sebagai Cementitious
terhadap Kuat Tekan pada Beton,
Surabaya: UPN.
Yudi P., 2005. Pengaruh Kombinasi
Cooperslag sebagai Cementitious
terhadap Porositas pada Campu-
ran Beton, Surabaya: UPN.

Halaman 26 Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini

Vous aimerez peut-être aussi