Vous êtes sur la page 1sur 10

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. GAMBARAN PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Perencanaan

Proses perencanaan berupa pengumpulan data dalam kegiatan PBL ini tidak

ditemukan kendala, pihak Puskesmas sangat terbuka dalam membantu proses

pengumpulan data. Dari data yang telah dikumpulkan, maka diangkat

permasalahan mengenai masih tingginya angka ibu hamil risiko tinggi di

wilayah kerja Puskesmas Guntung Payung, yang kemudian dilakukan

intervensi melalui kegiatan penyuluhan berupa diskusi dan pemutaran video

berdasarkan prioritas masalah yang terdapat pada metode.

Setelah ditentukan masalah yang akan diangkat dan metode intervensinya,

kemudian dilakukan pengajuan proposal kepada pembimbing kegiatan PBL

dan permohonan izin pelaksanaan kegiatan kepada kepala Puskesmas Guntung

Payung, ketua UKM KIA, dan dokter penanggung jawab Puskesmas. Dalam

proses pengajuan proposal ini, terdapat beberapa masukan yang diberikan oleh

pembimbing kegiatan PBL dan pihak Puskesmas. Tidak terdapat kendala

dalam pengajuan proposal.

Perencanaan pemilihan lokasi dan waktu kegiatan pun tidak terkendala.

Terdapat koordinasi yang baik dengan pihak Puskesmas, terutama dari para

bidan Puskesmas, sehingga kegiatan dapat dilakukan bersamaan dengan

kegiatan yang diadakan oleh bidan praktek mandiri yang bekerja di

puskesmas, yaitu senam hamil. Pemilihan lokasi dan waktu disesuaikan

18
dengan kegiatan tersebut, dengan pertimbangan tidak memberatkan peserta

kegiatan pada saat pelaksanaannya.

2. Pengorganisasian

Dalam pengorganisasian tidak ada hambatan yang berarti. Kerjasama dengan

pemegang program KIA sangat kooperatif sehingga permasalahan dapat

teridentifikasi dengan baik. Kerjasama yang baik juga terjalin antara kepala

puskesmas dan pemegang Upaya Kesahatan Masyarakat yang sangat mendukung

diadakannya penyuluhan ini. Kendala yang dihadapi selama pengorganisasian

kegiatan ini adalah terbatasnya tenaga dokter muda yang hanya berjumlah 4

orang, namun kendala ini teratasi dengan adanya bantuan tenaga bidan Puskesmas

Guntung Payung.

3. Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan kegiatan PBL, susunan acara didasarkan pada rundown

kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya. Pada kegiatan PBL yang diadakan

di praktek bidan swasta yang bekerja di Puskesmas Guntung Payung. Susunan

kegiatan acara sesuai dengan rundown yang telah ditetapkan. Pada kegiatan ini

terkendala jumlah peserta datang hanya 22 orang dari target awal yang diundang

adalah 30 orang. Menurut keterangan dari bidan dan Ibu hamil yang datang,

beberapa Ibu hamil tidak dapat hadir dalam kegiatan karena terkendala urusan

rumah tangga, beberapa ibu hamil telah melahirkan, tidak ada yang mengantar,

dan ada sebagian yang tidak dapat meninggalkan pekerjaannya.

Jumlah total Ibu hamil yang mengikuti kegiatan ini adalah 22 Ibu hamil, tidak

memandang usia kehamilan dan ada tidaknya kehamilan yang berisiko. Semua Ibu

19
hamil yang hadir dalam kegiatan ini diminta untuk mengisi kuisioner pretest dan

posttest. Seluruh Ibu hamil mengikuti kegiatan ini sampai berakhir acara.

Pada saat penyuluhan, pihak ibu hamil menanggapi sangat antusias, sehingga

penyuluhan dapat dilakukan dengan baik. Selain itu, kegiatan penyuluhan juga

diselingi dengan kegiatan senam hamil yang membuat peserta lebih antusias.

4. Evaluasi

Pada kegiatan penyuluhan ini didapatkan karakteristik responden berdasarkan

usia dan usia kehamilan yang dijabarkan dalam tabel 4.1 dan 4.2. Pengetahuan

responden dinilai berdasarkan 2 kuesioner yang telah disediakan, yaitu kuesioner

sebelum penyuluhan dan kuisioner setelah penyuluhan (lampiran) yang berisi 12

pertanyaan yang mencakup materi pengetahuan umum tentang kehamilan

berisiko dan tanda bahaya selama kehamilan, persalinan, yang disajikan dalam

tabel 4.3.

Tabel 4.1. Karakteristik responden berdasarkan usia

Responden
No Usia Ibu
N %
1 < 20 tahun 1 4,6
2 20 – 35 tahun 21 95,4
3 > 35 tahun 0 0

Tabel 4.2. Karakteristik responden berdasarkan usia kehamilan

Responden
No Usia Kehamilan
n %
1 Trimester I 0 0
2 Trimester II 2 9,1
3 Trimester III 20 90,9

20
Berdasarkan hasil kegiatan penyuluhan, nilai pengetahuan peserta ibu hamil

tentang kehamilan berisiko dan tanda bahaya selama kehamilan, persalinan, pada

ibu hamil sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan dapat dilihat pada tabel 4.3.

21
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi dan Persentasi Nilai Pengetahuan Ibu Hamil
tentang Kehamilan Berisiko dan Tanda Bahaya pada Kehamilan,
Persalinan, Sebelum dan Sesudah Dilakukan Penyuluhan

Nilai Pretest Postest


Pengetahuan n (orang) Persen (%) n (orang) Persen (%)
100 0 0 7 31,8
91,6 5 22,7 4 18,1
83,3 4 18,1 3 13,6
75 3 13,6 6 27,2
66,6 3 13,6 0 0
58,3 5 22,7 2 0,9
50 1 4,5 0 0
41,6 1 4,5 0 0
33,3 0 0 0 0
25 0 0 0 0
16,6 0 0 0 0
8,3 0 0 0 0
0 0 0 0 0

22
Diagram 4.1. Distribusi Hasil Pretest Nilai Pengetahuan Ibu Hamil

25

20

15

Jumlah Soal
10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Diagram 4.2. Distribusi Hasil Posttest Nilai Pengetahuan Ibu Hamil

25

20

15

Jumlah Soal
10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan

diagram. Kemudian data yang sudah dikumpulkan diolah dalam bentuk

deskriptif dan dianalisa dengan uji T berpasangan apabila data berdistribusi

23
normal. Namun apabila data tidak berdistribusi normal maka akan dilakukan

uji Wilcoxon untuk menilai apakah terdapat perbedaan pengetahuan yang

bermakna antara sebelum dan sesudah penyuluhan.

Data dilakukan uji normalitas dengan uji Saphiro-Wilk, dan didapatkan

data berdistribusi tidak normal, sehingga uji analisis T-berpasangan tidak dapat

digunakan dalam uji analisis data ini, sehingga uji yang digunakan adalah uji

Wilcoxon. Uji dilakukan dengan menggunakan program komputer dengan tingkat

kepercayaan 95%. Data tersebut dicatat, ditabulasi dan hasilnya ditampilkan

dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

Tabel 4.4. Hasil Kesimpulan Uji Statistik Nilai Pengetahuan Ibu Hamil tentang
Kehamilan Berisiko dan Tanda Bahaya pada Kehamilan, Persalinan,
Sebelum dan Sesudah Dilakukan Penyuluhan

Rata-rata Nilai Rata-rata Nilai


Pretest Posttest Uji Normalitas
Uji Wilcoxon
Data
(Mean ± SD) (Mean ± SD)

p = 0,022* p = 0,000*
72,32 ± 15,19 85,41 ± 13,42
*(p < 0,05) *(p < 0,05)

B. PEMBAHASAN

Evaluasi jangka pendek dalam kegiatan PBL dilakukan melalui penilaian ada

atau tidaknya peningkatan pengetahuan tentang kehamilan berisiko tinggi

terhadap kematian ibu dan bayi yang dinilai melalui pretest dan postest.

Sementara evaluasi jangka panjang dalam kegiatan PBL ini dapat dilihat melalui

penurunan angka kehamilan resiko tinggi dan penurunan angka kematian ibu dan

bayi di wilayah kerja Puskesmas Guntung Payung.

24
Pada penilaian pretest dan posttest, tingkat pengetahuan responden

didapatkan nilai rata-rata 72,32 pada pretest yang meningkat menjadi 85,41 pada

posttest. Pada hasil uji Wilcoxon pada tabel 4.4, menunjukkan perbandingan

pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan. Terdapat perbedaan yang

signifikan secara statistik pada pengetahuan ibu hamil sebelum dan sesudah

penyuluhan (p<0.05). Oleh karena itu, dapat ditarik kesimpulan terdapat

perbedaan pengetahuan yang bermakna antara sebelum dan sesudah penyuluhan.

Menurut Notoadmodjo, bahwa pengetahuan seseorang biasanya dipengaruhi

berbagai faktor, antara lain umur, jenis kelamin, lingkungan, tingkat pendidikan,

media massa/informasi, sosial budaya dan ekonomi, pengalaman dan pekerjaan.

Pengetahuan adalah kesan didalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan

panca inderanya. Pada dasarnya pengetahuan akan terus bertambah dan bervariatif

sesuai dengan proses pengalaman manusia yang dialami.10

Pada penelitian ini faktor umur mempengaruhi pengetahuan dimana umur

merupakan lamanya hidup seseorang dalam tahun yang dihitung sejak dilahirkan.

Semakin tua umur seseorang maka semakin bertambah pula daya tangkap serta

pola pikir seseorang yang berhubungan dengan pengetahuan. Semakin

bertambahnya umur akan menyebabkan meningkatnya daya tangkap dan pola

pikir, sehingga pengetahuan yang diperoleh semakin membaik. Berdasarkan tabel

4.1, usia sebagian besar responden adalah pada kelompok usia 20-35 tahun, yaitu

sebanyak 21 orang. Sehingga, diharapkan dengan, mayoritas ibu hamil yang

mengikuti kegiatan penyuluhan adalah kelompok usia dewasa yaitu 20-35 tahun

memiliki daya tangkap yang baik terhadap informasi yang diberikan.10

25
Perubahan perilaku baru yang didasari oleh pengetahuan akan bersifat

langgeng (long lasting), sebaliknya perilaku yang tidak didasarkan oleh

pengetahuan dan kesadaran tidak akan berlangsung lama. Pengetahuan itu sendiri

adalah apa yang diketahui oleh seseorang tentang sesuatu hal yang didapat secara

formal maupun informal. Pengetahuan merupakan faktor awal dari suatu perilaku

yang diharapkan dan pada umumnya berkorelasi positif dengan perilaku. Dalam

artian semakin baik pengetahuan maka akan semakin baik pula perilaku

seseorang. Dalam hal ini setelah ibu hamil diberikan pengetahuan mengenai

bahaya resiko tinggi kehamilan terhadap kematian ibu dan bayi. Ibu menjadi

berperilaku lebih waspada untuk mendeteksi dan menghindari bahaya dari

kehamilan resiko tinggi dan dampaknya terhadap kematian ibu dan bayi.11

Pelaksanaan penyuluhan, digunakan metode ceramah dan diskusi dengan 3

media, yaitu slide, pemutaran video dan pembagian souvenir kalender yang

didalamnya terdapat rangkuman materi dan skoring. Dalam proses peningkatan

pengetahuan faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang salah satunya

adalah media. Dengan adanya tambahan media visual ini pada penyuluhan

terbukti secara statistik dapat meningkatkan pengetahuan ibu hamil.12

Pengetahuan yang ada pada seseorang diterima melalui indera. Indera yang

paling banyak menyalurkan pengetahuan kedalam otak adalah mata yaitu kurang

lebih 75% sampai 87%. Sedangkan melalui indera lain hanya 13% sampai 25 % .

Dari sini dapat disimpulkan bahwa alat-alat visual lebih mempermudah cara

penyampaian dan penerimaan atau bahan pendidikan.11

26
Media yang pertama digunakan yaitu slide menampilkan materi dalam bentuk

powerpoint yang dapat didukung dengan gambar dan juga materi yang dapat

diulang-ulang sehingga lebih mudah diterima dan diingat. Disampaikan dengan

cara ceramah yang dilakukan secara interaktif dimana ibu hamil diajak untuk

berkomunikasi dua arah. Kemudian, dilanjutkan dengan pemutaran video yang

dapat menarik perhatian, penggunaan media video bersifat dinamis sehingga

merangsang rasa ingin tahu dan mudah memberi kesan pada ibu hamil.12

Media yang terakhir yaitu souvenir kalender yang didalamnya terdapat

rangkuman materi dan skoring yang dapat dibawa pulang oleh ibu hamil.

Souvenir ini adalah media visual dalam rancangan sederhana yang dibuat

semenarik mungkin dengan warna dan pesan yang dilengkapi dengan gambar,

dengan maksud untuk menangkap perhatian sasaran dan menjadi media sederhana

yang dapat menjadi pengingat bagi sasaran hingga setelah selesai acara. Media ini

dapat lebih efektif sebagai media penyuluhan berupa ceramah saja, karena lebih

membantu menstimulasi indra penglihatan, aspek visual pada gambar-gambar

lebih memudahkan penerimaan informasi atau pengetahuan, diharapkan ibu hamil

dapat kembali membacanya dirumah dan menjadi media pengingat.11,12

Berdasarkan hal yang telah dilakukan tersebut, dapat disimpulkan bahwa

pemberian penyuluhan dalam rangka upaya peningkatan pengetahuan ibu hamil

mengenai bahaya kehamilan beresiko tinggi terhadap kematian ibu dan bayi telah

disampatkan dengan metode dan media yang kreatif dan inovatif berdasarkan teori

telah memberikan hasil yang bermakna secara statistik dalam peningkatan

pengetahuan ibu hamil.12

27

Vous aimerez peut-être aussi