Vous êtes sur la page 1sur 23

BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pengertian
Menurut NANDA (2015), perilaku kesehatan cenderung berisiko berarti hambatan
kemampuan untuk mengubah gaya hidup/perilaku dalam cara yang memperbaiki status
kesehatan.
B. Etiologi
NANDA (2015) membagi penyebab perilaku kesehatan cenderung berisiko dibagi
ke dalam beberapa faktor, yaitu :
1. Kurang dukungan sosial
2. Kurang pemahaman
3. Merokok
4. Pencapaian diri yang rendah
5. Penggunaan alkohol berlebihan
6. Sikap negatif terhadap pelayanan kesehatan
7. Status sosio-ekonomi rendah
8. Stresor
C. Batasan Karakteristik
Berikut adalah batasan karakteristik perilaku kesehatan cenderung berisiko
menurut NANDA (2015) :
1. Gagal melakukan tindakan mencegah masalah kesehatan
2. Gagal mencapai pengendalian optimal
3. Meminimalkan perubahan status kesehatan
4. Tidak menerima perubahan status kesehatan
D. Patofisiologi dan Pathway Keperawatan
Hipertensi merupakan suatu keadaan di mana tekanan darah sistolik dan diastolik
melebihi rentang normal. Mekanisme konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di
pusat vasomotor di medulla otak. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk
impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada
titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf
pasca ganglion ke pembuluh darah, di mana dengan dilepaskannya norepineprin
mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor, seperti kecemasan dan
ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi.

1
Individu dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui
dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan di mana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan
tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang
menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya,
yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang
mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Renin
merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II,
suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh
korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,
menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung
mencetuskan keadaan hipertensi.
Sebagai pertimbangan gerontologis di mana terjadi perubahan struktural dan
fungsional pada sistem pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah
yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya
elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang
pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah.
Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi
volume darah yang dipompa oleh jantung, mengakibatkan penurunan curang jantung dan
peningkatan tahanan perifer (Smeltzer, 2008).
E. Masalah Keperawatan Lain yang Muncul
Masalah keperawatan lain yang mungkin muncul akibat stroke non hemoragi, antara
lain :
1. Nyeri
2. Gangguan pola tidur
3. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
4. Intoleransi aktivitas
F. Intervensi Keperawatan
1. Masalah keperawatan : Defisensi pengetahuan
2. Tujuan keperawatan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, masalah keperawatan tertasi.
3. Intervensi keperawatan :
a. Bantu individu dan keluarga untuk memperjelas keyakinan dan nilai-nilai kesehatan

2
b. Rumuskan tujuan dalam program pendidikan kesehatan
c. Identifikasi sumber daya
d. Sediakan informasi yang adekuat
e. Libatkan individu dan keluarga dalam perencanaan atau modifikasi gaya hidup

3
BAB II
TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian
1. Data Umum
a. Nama Kepala Keluarga : Tn. A
b. Alamat : Desa Tambakmulyo
c. Komposisi Keluarga
Jenis Hubungan dengan
No. Nama Umur Pendidikan
Kelamin Kepala Keluarga
i) Ny. F Perempuan Istri 47 tahun SMP
ii) Sdr. M Laki-laki Anak 27 tahun SMA
iii) Nn. N Perempuan Anak 20 tahun SMA
Genogram :

Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Memiliki masalah kesehatan
: Meninggal
: Tinggal dalam 1 rumah
d. Tipe Keluarga
Keluarga inti dengan 1 orang ayah, 1 orang ibu, dan 2 orang anak. Tn. A telah
menderita hipertensi sejak masih muda, tetapi pola makan di keluarga tidak

4
terkontrol untuk penderita hipertensi. Tn. A juga kerap mengonsumsi makanan yang
bersantan dan asin.
e. Suku
Ny. F mengatakan keluarganya merupakan suku Jawa dan keluarganya masih
menganut budaya Kejawen.
f. Agama
Ny. F mengatakan keluarganya memeluk agama Islam dan menjalankan ibadah
sesuai ajaran Islam. Ny. F percaya bahwa penyakit yang diderita suaminya adalah
cobaan dari Allah SWT.
g. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Ny. F mengatakan bahwa suaminya, Tn. A, anaknya, Sdr. M, dan dirinya sendiri
adalah tulang punggung keluarga dan penghasilan yang diperoleh dapat mencukupi
kebutuhan keluarga mereka.
h. Aktivitas Rekreasi
Ny. F mengatakan sering menghabiskan waktu menonton TV dengan keluarganya
atau pergi ke tempat wisata. Saat berwisata, Ny. F mengatakan keluarganya tidak
selalu mengontrol makanan, minuman, ataupun jajanan yang dibeli oleh anggota
keluarganya.
2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga melepas anak usia dewasa muda. Anak pertama Tn. A dan Ny. F, yaitu
Sdr. M, saat ini sudah berusia 27 tahun dan telah bekerja.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Keluarga Tn. A belum memenuhi tugas perkembangan keluarga melepas anak usia
dewasa muda karena anak Tn. A dan Ny. F, yaitu Sdr. M, masih belum menikah dan
tinggal serumah dengan kedua orang tuanya, meskipun usianya telah dewasa.
c. Riwayat keluarga inti
Ny. F mengatakan dalam keluarganya tidak pernah ada yang menderita penyakit
menular ataupun menahun. Ny. F juga mengatakan keluarganya tidak pernah dirawat
di rumah sakit. Namun Ny. F mengeluhkan bahwa suaminya, Tn. A, dan anaknya,
Sdr. M, adalah perokok berat dan keduanya sulit sekali untuk diminta berhenti dari
kebiasaan merokoknya.

5
d. Riwayat keluarga sebelumnya
Ny. F mengatakan bahwa mendiang ayah dan ibu mertuanya adalah penderita
hipertensi dan telah meninggal dunia karena penyakit yang diderita.
3. Lingkungan
a. Karakteristik rumah
Rumah Tn. A menghadap ke timur, terdiri dari 1 ruang tamu, 2 ruang tidur, 1 ruang
keluarga, 1 dapur, 1 kamar mandi, dan 1 teras. Dinding rumah sebagian berupa
tembok dan sebagian lagi masih berupa papan, lantai rumah adalah keramik, rumah
beratapkan genteng dan belum memiliki langit-langit, rumah juga memiliki 10
jendela yang selalu dibuka setiap hari, 1 sumur bor, dan 1 kandang sapi di samping
rumah. Di meja yang berada di ruang tamu tampak adanya asbak. Di rumah Tn. A
juga tidak terdapat adanya catatan tentang upaya pengelolaan penyakit hipertensi.
b. Denah rumah
U

Keterangan :
1 : Ruang tamu 6 : Teras
2 : Ruang tidur 7 : Sumur bor
3 : Ruang keluarga 8 : Kandang sapi
4 : Dapur
5 : Kamar mandi
c. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Ny. F mengatakan tetangga di lingkungannya baik dan peduli dan ada beberapa
kegiatan yang dilakukan di lingkungan tempat tinggalnya. Acara yasinan bapak-
bapak diadakan setiap minggu di hari Kamis malam, acara arisan RT diadakan setiap
minggu di hari Sabtu malam, dan juga acara arisan PKK ibu-ibu diadakan sekali
setiap bulan. Ny. F juga mengatakan rata-rata tetangganya adalah perokok aktif.

6
d. Mobilitas geografis keluarga
Ny. F mengatakan keluarganya belum pernah berpindah rumah dan sejak dulu
menetap di Desa Tambakmulyo. Ny. F juga mengatakan suami dan anaknya, Sdr. M,
sering pergi keluar rumah untuk membeli rokok.
e. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Ny. F mengatakan keluarganya sering mengikuti kegiatan yang diadakan di
masyarakat. Keluarganya tergabung dalam grup arisan RT dan dirinya juga
mengikuti arisan PKK ibu-ibu. Dalam perkumpulan tersebut seringkali banyak
warga yang merokok, sehingga Tn. A juga sering ikut merokok.
f. Sistem pendukung keluarga
Ny. F mengatakan keluarganya memiliki simpanan tabungan dan kartu kesehatan,
yaitu KIS. Sebagian penghasilan keluarganya dipakai oleh Tn. A dan Sdr. M untuk
membeli rokok.
4. Struktur Keluarga
a. Pola komunikasi keluarga
Ny. F mengatakan komunikasi di keluarganya terbuka, jika ada masalah selalu
didiskusikan dengan keluarga.
b. Struktur kekuatan keluarga
Ny. F mengatakan Tn. A adalah sosok suami dan ayah yang baik, Tn. A sering
memberikan nasihat kepada dirinya maupun anak mereka.
c. Struktur peran
Tn. A berperan sebagai suami, ayah, dan juga tulang punggung keluarga, serta
sebagai pelindung, pengayom, dan pengambil keputusan dalam keluarga.
Ny. F berperan sebagai istri, ibu, sekaligus tulang punggung di keluarganya, Ny. F
bertanggung jawab memelihara anak dan juga rumahnya.
Sdr. M berperan sebagai anak dan tulang punggung keluarga, Sdr. M biasanya
dilibatkan dalam pengambilan keputusan di keluarga.
Nn. N berperan sebagai anak, Nn. N seringkali membantu ibunya mengurus rumah.
d. Nilai dan norma budaya
Ny. F mengatakan keluarganya memeluk agama Islam, tetapi masih memercayai
budaya Kejawen.

7
5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif
Ny. F mengatakan anggota keluarganya saling menyayangi dan menghormati satu
sama lain, saling membantu saat ada anggota keluarga yang sedang mengalami
masalah.
b. Fungsi sosialisasi
Ny. F mengatakan ia dan suaminya seringkali menasihati anak-anaknya untuk
menjaga sikap dan berkelakuan baik di masyarakat. Ny. F juga seringkali meminta
suami dan anaknya untuk berhenti merokok.
c. Fungsi perawatan keluarga
Ny. F mengatakan jika dalam keluarganya ada yang sakit selalu dibawa berobat ke
mantri atau puskesmas. Ny. F mengatakan suaminya kadang memeriksakan tekanan
darah di puskesmas ketika mulai merasa sakit.
d. Fungsi reproduksi
Ny. F mengatakan dirinya saat ini tidak menggunakan alat kontrasepsi apapun
karena sudah menopause.
e. Fungsi ekonomi
Ny. F mengatakan suaminya, dirinya, dan anaknya, Sdr. M, berperan sebagai tulang
punggung keluarga dengan penghasilan yang mencukupi kebutuhan keluarga.
6. Stres dan Koping
a. Stresor jangka pendek
-
b. Stresor jangka panjang
Ny. F mengatakan tidak tahu banyak tentang penyakit hipertensi yang diderita
suaminya. Ny. F juga khawatir jika kebiasaan merokok suaminya akan memperparah
penyakit yang diderita suaminya.
c. Kemampuan keluarga berespon dalam masalah
Ny. F mengatakan anggota keluarganya terbuka terhadap satu sama lain, sehingga
akan selalu mendiskusikan setiap masalah yang sedang dihadapi dan mencari solusi
bersama.
d. Strategi koping yang digunakan
Ny. F mengatakan jika ada masalah dalam keluarga, maka akan didiskusikan
bersama dengan keluarganya.

8
e. Strategi adaptasi disfungsional
-
7. Harapan Keluarga
Ny. F mengatakan bahwa dirinya berharap penyakit suaminya dapat disembuhkan,
suami dan anaknya berhenti merokok, dan keluarganya akan selalu bahagia.

9
8. Pemeriksaan Fisik

Anggota Keluarga
Pemeriksaan Tn. A Ny. F Sdr. M Nn. N
Tanda-tanda vital :
Tekanan darah 160/90 mmHg 100/70 mmHg 120/80 mmHg 100/80 mmHg
Nadi 88 x/menit 90 x/menit 84 x/menit 80 x/menit
Rasio napas 20 x/menit 22 x/menit 20 x/menit 20 x/menit
Suhu 36,2oC 36,5oC 36,4oC 36,2oC
Fisik :
Kepala Bentuk mesosefal, tidak ada Bentuk mesosefal, tidak ada Bentuk mesosefal, tidak ada Bentuk mesosefal, tidak ada
lesi ataupun hematoma lesi ataupun hematoma lesi ataupun hematoma lesi ataupun hematoma
Muka Bentuk oval, tidak ada Bentuk bulat, tidak ada Bentuk oval, tidak ada Bentuk oval, tidak ada
edema edema edema edema
Mata Simetris, pupil isokor, Simetris, pupil isokor, Simetris, pupil isokor, Simetris, pupil isokor,
konjungtiva ananemis, konjungtiva ananemis, konjungtiva ananemis, konjungtiva ananemis,
sklera anikterik sklera anikterik sklera anikterik sklera anikterik
Hidung Tidak ada polip Tidak ada polip Tidak ada polip Tidak ada polip
Telinga Tidak ada serumen, fungsi Tidak ada serumen, fungsi Tidak ada serumen, fungsi Tidak ada serumen, fungsi
pendengaran baik pendengaran baik pendengaran baik pendengaran baik
Mulut dan gigi Mukosa bibir lembap, tidak Mukosa bibir lembap, tidak Mukosa bibir lembap, tidak Mukosa bibir lembap, tidak
ada sianosis, tidak ada ada sianosis, tidak ada ada sianosis, tidak ada ada sianosis, tidak ada

10
stomatitis, gigi lengkap stomatitis, gigi lengkap stomatitis stomatitis, gigi lengkap
Leher Tidak ada distensi vena Tidak ada distensi vena Tidak ada distensi vena Tidak ada distensi vena
jugularis, tidak ada jugularis, tidak ada jugularis, tidak ada jugularis, tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid pembesaran kelenjar tiroid pembesaran kelenjar tiroid pembesaran kelenjar tiroid
Toraks
Jantung Inspeksi tidak tampak Inspeksi tidak tampak Inspeksi tidak tampak Inspeksi tidak tampak
pulsasi, palpasi apeks pada pulsasi, palpasi apeks pada pulsasi, palpasi apeks pada pulsasi, palpasi apeks pada
midklavikula interkosta 5, midklavikula interkosta 5, midklavikula interkosta 5, midklavikula interkosta 5,
perkusi pekak, auskultasi perkusi pekak, auskultasi perkusi pekak, auskultasi perkusi pekak, auskultasi
S1, S2 reguler S1, S2 reguler S1, S2 reguler S1, S2 reguler
Paru Inspeksi ekspansi dada Inspeksi ekspansi dada Inspeksi ekspansi dada Inspeksi ekspansi dada
seimbang, palpasi fokal seimbang, palpasi fokal seimbang, palpasi fokal seimbang, palpasi fokal
fremitus teraba seimbang, fremitus teraba seimbang, fremitus teraba seimbang, fremitus teraba seimbang,
perkusi sonor, auskultasi perkusi sonor, auskultasi perkusi sonor, auskultasi perkusi sonor, auskultasi
vesikuler vesikuler vesikuler vesikuler
Abdomen Inspeksi bentuk adomen Inspeksi bentuk adomen Inspeksi bentuk adomen Inspeksi bentuk adomen
datar, auskultasi bising usus cembung, auskultasi bising datar, auskultasi bising usus datar, auskultasi bising usus
positif, palpasi tidak ada usus positif, palpasi tidak positif, palpasi tidak ada positif, palpasi tidak ada
nyeri tekan, tidak ada ada nyeri tekan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
ditensi, perkusi timpani ditensi, perkusi timpani ditensi, perkusi timpani ditensi, perkusi timpani
Integumen Integritas kulit baik, turgor Integritas kulit baik, turgor Integritas kulit baik, turgor Integritas kulit baik, turgor

11
kulit baik kulit baik kulit baik kulit baik
Genitalia Tak terkaji Tak terkaji Tak terkaji Tak terkaji
Ekstremitas Fungsi pergerakan normal, Fungsi pergerakan normal, Fungsi pergerakan normal, Fungsi pergerakan normal,
tidak ada edema, kekuatan tidak ada edema, kekuatan tidak ada edema, kekuatan tidak ada edema, kekuatan
otot otot otot otot
5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5

12
B. Analisa Data
No. Data Diagnosis Keperawatan
1. DS : Ny. F mengatakan suaminya, Tn. A, dan anaknya, Perilaku kesehatan
Sdr. M, adalah perokok berat dan keduanya sulit sekali cenderung berisiko
untuk diminta berhenti dari kebiasaan merokoknya.
DO : Tampak asbak dengan puntung rokok di ruang
tamu rumah Tn. A
2. DS : Ny. F mengatakan tidak tahu banyak tentang Kurangnya pengetahuan
penyakit hipertensi yang diderita suaminya. tentang penyakit
DO : Tidak terdapat adanya catatan tentang upaya
pengelolaan penyakit hipertensi di rumah Tn. A

13
C. Skoring Dan Prioritas Masalah
Diagnosis Keperawatan : Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko
Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran
1. Sifat masalah 3 1 1 Ny. F mengatakan kebiasaan
a. Tidak sehat 3 merokok suami dan anaknya
b. Ancaman kesehatan 2 merupakan perilaku tidak sehat
c. Krisis kesehatan 1 bagi keluarga mereka.
2. Kemungkinan masalah dapat diubah 1 2 1 Ny. F mengatakan suami dan
a. Dengan mudah 2 anaknya susah untuk diminta
b. Hanya sebagian 1 berhenti merokok.
c. Tidak dapat diubah 0
2
3. Potensi masalah dapat dicegah 2 1 /3 Ny. F mengatakan kebiasaan
a. Tinggi 3 merokok suami dan anaknya
b. Cukup 2 dapat dicegah apabila diberi
c. Rendah 1 pemahaman oleh petugas.
1
4. Menonjolnya masalah 1 1 /2 Ny. F mengatakan kebiasaan
a. Masalah berat harus segera ditangani 2 merokok suami dan anaknya
b. Ada masalah, tetapi tidak perlu segera ditangani 1 merupakan ancaman kesehatan,
c. Masalah tidak dirasakan 0 tetapi tidak perlu segera
ditangani.
Jumlah 3 1/6

14
Diagnosis Keperawatan : Kurangnya Pengetahuan tentang Penyakit
Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran
1
1. Sifat masalah 1 1 /3 Ny. F mengatakan kurangnya
a. Tidak sehat 3 pengetahuan terhadap penyakit
b. Ancaman kesehatan 2 hipertensi yang diderita
c. Krisis kesehatan 1 suaminya merupakan krisis
kesehatan.
2. Kemungkinan masalah dapat diubah 1 2 1 Ny. F mengatakan kurangnya
a. Dengan mudah 2 pengetahuan terhadap penyakit
b. Hanya sebagian 1 suaminya dapat diubah bila
c. Tidak dapat diubah 0 diberi pemahaman.
2
3. Potensi masalah dapat dicegah 2 1 /3 Ny. F mengatakan kurangnya
a. Tinggi 3 pengetahuan terhadap penyakit
b. Cukup 2 suaminya dapat dicegah dengan
c. Rendah 1 banyak mencari informasi.
1
4. Menonjolnya masalah 1 1 /2 Ny. F mengatakan kurangnya
a. Masalah berat harus segera ditangani 2 pengetahuan terhadap penyakit
b. Ada masalah, tetapi tidak perlu segera ditangani 1 ibunya merupakan ancaman,
c. Masalah tidak dirasakan 0 tetapi tidak perlu segera
ditangani.
Jumlah 21/2

15
D. Prioritas Diagnosis Keperawatan
1. Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko
2. Kurangnya Pengetahuan tentang Penyakit

16
E. Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga
Data Diagnosa Keperawatan Tujuan Keperawatan Intervensi Keperawatan Paraf
Kode Diagnosis Kode Hasil Kode Intervensi
DS : Ny. F mengatakan 00188 Perilaku Kesehatan Setelah dilakukan intervensi, Aktivitas :
suaminya, Tn. A, dan Cenderung Berisiko keluarga mampu mengenal 4360 Modifikasi perilaku :
anaknya, Sdr. M, adalah masalah kesehatan motivasi klien
perokok berat dan 1625 Perilaku menghentikan melakukan aktivitas
keduanya sulit sekali kebiasaan merokok yang menguntungkan
untuk diminta berhenti Keluarga mampu memutuskan kesehatannya,
dari kebiasaan tindakan untuk memperbaiki komunikasikan
merokoknya. kesehatan rencana merubah
DO : Tampak asbak 1305 Pengaturan psikososial : perilaku klien dengan
dengan puntung rokok perubahan perilaku hidup keluarga
di ruang tamu rumah Keluarga mampu membantu 7400 Pengawasan sistem
Tn. A anggota keluarga yang kesehatan : ajarkan
memiliki risiko kesehatan klien dan keluarga
1625 Perilaku menghentikan untuk memanfaatkan
kebiasaan merokok fasilitas pelayanan
1209 Motivasi kesehatan profesional
Keluarga mampu 8100 Rujukan : identifikasi
memodifikasi lingkungan keperluan keluarga

17
untuk mengontrol ancaman untuk merujuk ke
kesehatan fasilitas kesehatan
1625 Perilaku menghentikan
kebiasaan merokok
Keluarga mampu
memanfaatkan fasilitas
kesehatan
1606 Berpartisipasi dalam
keputusan pelayanan
kesehatan

18
Data Diagnosa Keperawatan Tujuan Keperawatan Intervensi Keperawatan Paraf
Kode Diagnosis Kode Hasil Kode Intervensi
DS : Ny. F mengatakan 10021994 Kurangnya Setelah dilakukan intervensi, Aktivitas :
tidak tahu banyak Pengetahuan tentang keluarga mampu mengenal 1100 Manajemen nutrisi :
tentang penyakit Penyakit masalah kesehatan sediakan informasi
hipertensi yang diderita 1602 Pengetahuan tentang proses tentang nutrisi yang
suaminya. penyakit tepat
DO : Tidak terdapat 1827 Mencari informasi mengenai 4350 Manajemen perilaku :
adanya catatan tentang masalah kesehatan lakukan olah raga, jika
upaya pengelolaan Keluarga mampu memutuskan diperlukan
penyakit hipertensi di tindakan untuk memperbaiki 4360 Modifikasi perilaku :
rumah Tn. A kesehatan motivasi klien
1606 Berpartisipasi dalam melakukan aktivitas
memutuskan perawatan yang menguntungkan
Keluarga mampu membantu kesehatannya,
melaksanakan ADL anggota komunikasikan
keluarga yang sakit rencana merubah
0002 Istirahat perilaku klien dengan
2006 Kesehatan fisik keluarga
Keluarga mampu 7400 Pengawasan sistem
memodifikasi lingkungan kesehatan : ajarkan

19
untuk mengontrol ancaman klien dan keluarga
kesehatan untuk memanfaatkan
1928 Kontrol risiko hipertensi fasilitas pelayanan
Keluarga mampu kesehatan profesional
memanfaatkan fasilitas 8100 Rujukan : identifikasi
kesehatan keperluan keluarga
3005 Kepuasaan keluarga : bantuan untuk merujuk ke
fungsional fasilitas kesehatan

20
F. Catatan Asuhan Keperawatan Keluarga
No.
Waktu Implementasi Keperawatan Respon Klien Paraf
Diagnosis
1 Selasa, 22 Agustus Mengukur tekanan darah S:-
2017 pukul 15.30 WIB O : Tn. A = TD : 160/90 mmHg, Ny. F = TD : 110/70
mmHg, Sdr. M = TD : 120/80 mmHg, Nn. N = 100/80
mmHg
1 Selasa, 5 September Melakukan pengkajian lanjutan S : Keluarga menjawab hal-hal yang ditanyakan perawat
2017 pukul 17.00 WIB pada keluarga O : Data yang dibutuhkan terkait pengetahuan keluarga
terhadap penyakit hipertensi dan bahaya merokok
1 Kamis, 14 September Memberikan penyuluhan seputar S : Keluarga mengatakan mengerti tentang penyakit
2017 pukul 16.00 WIB hipertensi dan bahaya merokok hipertensi dan bahaya merokok
O : Keluarga mampu menjawab pertanyaan perawat
seputar penyakit hipertensi dan bahaya merokok

21
G. Evaluasi Keperawatan
No No. Waktu Evaluasi Keperawatan Paraf
Diagnosis
1. 1 Selasa, 5 September S : Keluarga menjawab hal-hal
2017 pukul 17.15 yang ditanyakan perawat
WIB O : Data yang dibutuhkan terkait
pengetahuan keluarga terhadap
penyakit hipertensi dan bahaya
merokok
A : Masalah keperawatan belum
teratasi
P : Lanjutkan intervensi : berikan
penyuluhan seputar penyakit
hipertensi dan bahaya merokok
2. 1 Kamis, 14 S : Keluarga mengatakan mengerti
September 2017 tentang penyakit hipertensi dan
pukul 16.00 WIB bahaya merokok
O : Keluarga mampu menjawab
pertanyaan perawat seputar
penyakit hipertensi dan bahaya
merokok
A : Masalah keperawatan teratasi
P : Lanjutkan intervensi : motivasi
keluarga untuk menerapkan
perilaku hidup bebas asap rokok

22
BAB III
PEMBAHASAN

Keluarga Tn. A termasuk ke dalam keluarga inti, dengan 1 orang ayah, 1 orang ibu, dan
2 orang anak. Keluarga Tn. A termasuk ke dalam tahap perkembangan VI, yakni keluarga
melepas anak usia dewasa muda. Anak pertama Tn. A dan Ny. F, yaitu Sdr. M, saat ini sudah
berusia 27 tahun dan telah bekerja. Namun, Sdr. M, masih belum menikah dan tinggal
serumah dengan kedua orang tuanya, meskipun usianya telah dewasa. Selain itu, hasil
pengkajian menunjukkan bahwa Tn. A memiliki riwayat penyakit hipertensi. Tn. A dan
anaknya, Sdr. M, juga merupakan seorang perokok aktif. Istri dari Tn. A, yakni Ny. F, sudah
berusaha menasihati suami dan anaknya agar berhenti dari kebiasaan merokok, tetapi tidak
pernah diindahkan. Bahkan, sebagian dari penghasilan keluarga Tn. A dipakai oleh untuk
membeli rokok. Oleh karena itu, ditegakkan masalah keperawatan perilaku kesehatan
cenderung berisiko.
Menurut Dochter et. al. (2008), salah satu intervensi keperawatan yang bisa dilakukan
untuk mengatasi masalah keperawatan perilaku kesehatan cenderung berisiko adalah
pemberian pendidikan kesehatan. Peran perawat sebagai pendidik dan konselor diharapkan
mampu menyelesaikan masalah terkait kurangnya pengetahuan keluarga, sehingga dengan
pengetahuan yang baik, anggota keluarga dapat mengatasi masalah yang terjadi dalam
keluarganya dan dapat mengubah perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai kesehatan.

23

Vous aimerez peut-être aussi