Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
MUHRAWI YUNDING
C 012 171 042
KELAS B. 1
Syukur yang tak terhingga atas segala nikmat yang telah dilimpahkan kepada
kita oleh sang pemilik segalanya Tuhan Yang Maha Kuasa, baik nikmat kesehatan
maupun nikmat kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Penyusunan makalah ini merupakan hasil usaha penulis dalam
mengumpulkan beberapa literature dan ide dari teman-teman. Penulis mampu
menyelesaikan makalah ini karena bantuan baik support maupun doa dari berbagai
pihak olehnya itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Makalah ini dibuat dengan segala keterbatasan utamanya dari segi
pengetahuan dan pengalaman dalam menyusun beberapa literature mejadi sebuah
makalah sehingga literature ini belumlah sempurna, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran – saran yang sifatnya membangun dalam menyempurnakan
makalah ini dan juga sebagai tambahan ilmu untuk penyusunan makalah berikutnya.
Akhirnya team penyusun berharap makalah ini bisa menjadi sumber
referensi bagi insan akademik dan memberikan manfaat yang banyak bagi para
pembaca. Amin.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang.
Pada abad 21 seperti saat ini, kebutuhan masyarakat akan pelayanan
kesehatan khususnya pelayanan keperawatan semakin tinggi, sehingga asuhan
keperawatan yang berkualitas menjadi prioritas. Semua ini merupakan dampak dari
adanya globalisasi di segala bidang, termasuk perpindahan penduduk antar Negara
(imigrasi) dimungkinkan yang akhirnya akan menyebabkan adaya pergeseran
terhadap tuntutan asuhan keperawatan.
Keperawatan merupakan sebuah profesi yang memiliki landasan body of
knowledge yang kuat dalam menjalankan kegiatannya. Landasan ini dapat
dikembangkan serta dapat diaplikasikan dalam praktek asuhan keperawatan sertta
menjadi dasar terbentuknya theory-theori keperawatan dari para ahli. Perkembangan
teori keperawatan terbagi menjadi 4 level perkembangan yaitu metha theory, grand
theory, midle range theory dan practice theory.
Salah satu teori yang diungkapkan pada midle range theory adalah Theory of
Unpleaseant symptoms (TOUS) oleh Audrey Gift. Teori ini berfungsi untuk
meningkatkan pemahaman tentang ketidaknyamanan dari berbagai sudut pandang dan
memberikan segala informasi tentang gejala tersebut dengan tujuan agar semnua
informasi dapat bermanfaat dalam mencegah, mengurangi dan atau mengatasi dampak
negative dari ketidaknyamanan tersebut.
Manajemen gejala yang diaplikasikan dalam pemberian asuhan keperawatan
mengacu pada theory unpleasant symptoms dimana konsep ini memiliki tiga
komponen utama yaitu gejala yang tidak menyenangkan, factor yang mempengaruhi
gejala (fisiologis, Psikologis dan situasional) dan yang terakhir adalah penampilan
(performance) klien yang terpengaruh oleh adanya gejala.
Komponen uatama theory unpleasant symptom tersebut dapat saling mempengaruhi
sehingga perawata sebagai pemberi layanan harus memiliki kemampuan dalam mengaplisikan
theory tersebut dalam pemberian asuhan keperawatan. (Peterson & Bredow, 2013)
menyatakan bahwa aplikasi TOUS pada pasien memberikan kemudahan kepada perawat
dalam memahami karakteristik dari gejala-gejala yang dirasakan oleh klien secara lebih jelas.
Selain penerapan TOUS dalam layanan keperawatan tersebut dapat memberi kemudahan,
TOUS juga dapat mengidentifikasi factor yang dapat menimbulkan gejala yang berhubungan
dengan penyakigt yang diderita oleh klien. Cooley (2000) menyatakan bahwa TOUS
merupakan sebuah konsep yang sangat membantu perawat dalam menyatukan kompleksitas
gejala dan interaksi antar factor yang mempengaruhi gejala itu sendiri. Konsep TOUS ini
telah diaplikasikan pada beberapa kasus khususnya pada kasus klien penderita kanker.
Beberapa diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh (Chen & Tseng, 2006) serta (Fox
& Lyon, 2007).
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mengaplikasikan proses asuhan keperawatan menggunakan teori Upleasent
Symptoms.
2. Tujuan Khusus
a. Mengaplikasikan pengkajian asuhan keperawatan menggunakan teori
Upleasent Symptoms.
b. Mengaplikasikan penegakan diagnosa keperawatan menggunakan teori
Upleasent Symptoms.
c. Mengaplikasikan perencanaan asuhan keperawatan menggunakan teori
Upleasent Symptoms.
d. Mengaplikasikan pelaksanaan asuhan keperawatan menggunakan teori
Upleasent Symptoms.
e. Mengaplikasikan evaluasi asuhan keperawatan menggunakan teori Upleasent
Symptoms.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Theori Of Upleasant Symptom
1. Sejarah.
Pada tahun 1860, Florence Nightingale menyatakan bahwa tujuan dari pemberian
asuhan keperawatan pada aklien adalah terpenuhinya rasa nyaman. (Siefert, 2002) dalam
artikel penelitiannya mengenai analisis konsep kenyamanan menyatakan bahwa konsep
kenyamanan yang di awali dari ide seorang Florence nightingale telah berkembang dari
waktu ke waktu. Pada awal abad ke 20, tindakan untuk meningkatkan kenyamanan pada
pasien di jadikan sebagai fokus utama dalam proses keperawatan yang diaplikasiklan
pada pasien dengan penyakit-penyakit kronik atau yang tidak memiliki pengobatan yang
cukup efektif atau pada pasien yang membutuhkan pelayanan keperawatan yang cukup
lama guna meminimalkan efek samping pengobatan. Saat ini, intervensi untuk
meningkatkan kenyamanan pada pasien tidak hanya sekedar tindakan memberikan rasa
nyaman, tapi juga bertujuan untuk memandirikan pasien dalam memenuhi kebutuhannya
agar tujuan akhir perawatan klien untuk meningkatkan perilaku sehat klien dapat tercapai.
(Siefert, 2002) mengungkapkan ada 7 hal yang sangat berkaitan dengan rsa
nyaman seseorang, jika ke 7 hal tersebut terpenuhi maka klien akan mendapatkan rasa
nyaman yang optimal. Ke 7 hal yang berkaitan dengan rasa nyaman seseorang tersebut
adalah komunikasi, keluarga dan hubungan dengan orang lain, fungsionalitas,
karakteristik diri sendiri, penyembuhan gejala psikososial dan fisik serta intervensinya,
aktivitas spiritual, keamanaan serta keselamatan.
Pada tahun 1993, linda pugh dan Audrey gift adalah dua orang peneliti klinis
yang memepelajari tentnag gejala-gejala yang tunggal utamanya pada penderita
keletihan dan dyspnea, mereka memunculkan dua upaya dari praktik klinis dan
penelitian empiris dalam mengembangkan sebuah theory yang dikenal dengan TOUS
(Theory Of Upleasant Symptom), mereka mengembangkan model yang mencakup
unsur-unsur yang diyakini secara umum pada gejala-gejala tersebut. Pugh memiliki
spesialisasi penelitian pada kelelahan saat melahirkan, dia bekerja sama dengan renee
milligan yang keahliannya dan spesialisasinya adalah kelelahan pascamelahirkan dan
selama periode chilbearing. baik model maupun kerangka kerja menghubungkan dan
mempengaruhi factor sebelumnya tentang gejala minat dan caranya yang dilaporkan
oleh pasien. Selain itu, gejala tersebut diartikan sebagai pengalaman yang dapat
mempengaruhi hasil kinerja. Selain mencatat bahwa kedua model untuk kedua gejala
serupa, Gift dan pugh menyadari bahwa intervensi serupa, seperti penggunaan
relaksasi otot progresif, pernah diajukan untuk pengelolaan rasa sakit (Peterson &
Bredow, 2013).
Walaupun kedua model tersebut dapat digunakan, namun ada kebutuhan lain
akan model yang dapat mencakup gejala lainnya. elizabeth lenz telah menawarkan
kritik dan dukungan mengenai studi mereka dan implikasi teoritisnya. Model yang
lebih abstrak yang dihasilkan dipresentasikan ke komunitas ilmiah keperawatan
sebagai contoh dari middle range theori (Peterson & Bredow, 2013)
Singkatnya, TOUS berasal dari pengamatan klinis, penelitian empiris, dan
kerja tim di antara para peneliti. memperbaiki teori dan mengkomunikasikan gagasan
tersebut, mereka yang mengetahui literatur penelitian yang terkait dengan setidaknya
satu gejala, dan mereka yang memiliki keahlian dalam pengembangan teori dan
keterampilan dalam menulis artikel teoritis.
Kerangka kerja dari theory of upleasant symptom seperti berikut :
BAB III
PEMBAHASAN
A. APLIKASI KASUS
1. Tahap pengkajian umum klien
A. Identitas pasien.
Inisial klien : Tn. W
Usia : 55 tahun
Pekerjaan : PNS
Pendidikan :S1
Agama : Islam
Suku bangsa : Sunda
B. Alasan masuk rumah sakit.
Keluhan utama :
Masuk dengan keluhan sesak nafas di sertai batuk.
C. Riwayat kesehatan dahulu.
Klien pernah di rawat sebelmnya dengan keluhan yang sama..
D. Riwayat kesehata keluarga.
Klien tidak memiliki keluarga yang memiliki keluhan yang sama.
E. Riwayat alergi.
Klien tidak memiliki riwayat alergi dengan makanan.
2. Pengkajian fisik.
A. Keadaan umum : Lemah
B. Kesadaran : composmentis.
C. Vital sign : TD , 110/70 mmHg. N, 80 x/m. SB, 36,5 C. RR, 32
x/menit.
D. Antropomentri : TB, 155 cm. BB 43 Kg.
E. Status nutrisi dan cairan :
Tidak ada diet khusus, nafsu makan kurang, turgor kulit baik.
F. Eliminasi
BAB : 1 - 2 x dalam 2 hari.
BAK : 2-3 x sehari.
G. Aktivitas dan istirahat.
Pemenuhan kebutuhan sehari-hari dibantu oleh perawat dan keluarga.
Istirhat kurang karena sesak.
H. Pengkajian nyeri
- Klien mengatakan nyeri daerah dada.
- Skala nyeri 0-3.
- Klien mengatakan nyeri terasa saat menarik nafas.
- Koping pasien terhadap nyeri meringis.
- Reaksi non verbal tampak kepayahan dalam bernafas.
3. Pengkajian psikologis
A. Perasaan bapak terhdapa penyakitnya : klien mengatakan cemas karna susah
dalam bernafas.
B. Harapan klien terhdapa penyakitnya : klien berharap bisa bernafas seperti
biasanya.
C. Status mental/mood : klien tampak cemas, selalu manutup
mata untuk menenangkan diri.
D. Tingkat pengetahuan klien terhadap npenyakitnya : klien lebih banyak diam,
keluarga kadang bertanya tentang kemajuang kesehatan klien.
E. Status ekonomi : klien adalah seorang PNS, penghasilan
cukup untuk membiayai kebuthan sehari-hari.
F. Peran serta keluarga : keluarga selalu mendampingi klien.
G. Kondisi lingkungan rumah : keluarga mengatakan kondisi rumah
cukup nyaman.
4. Pemeriksaan penunjang
A. CT-Scan Thorak parenkim paru basis kabur dan tampak infiltrate paru bersifat
kavitas.
B. Pemeriksaan AGD
PH = 7,32
PO2 = 56 mmHg
Sat O2 = 75%
HCO3 = 26mEq/L
C. Kimia darah
Hb = 10gr/dl
Ht = 80%
Leukosit = 14.560 L
RBC = 4,0x1012 (juta/L)
5. Diagnose keperawatan
Analisa Data Masalah Keperawatan
Data Objektif : Gangguan pertukaran gas
- PH: 7,32.
- RR:32x/menit.
- PO2: 56mmHg.
- PCO2:48 mmHg X-Ray Thoraks :
area paru basis kabur dan tampak
infiltrate paru bersifat kavitas
Data Subjektif :
Klien mengeluh sesak
Data Objektif : Nyeri
- Wajah klien tampak meringis.
- Skala nyeri 3.
Data Subjektif :
- Klien mengatakan nyeri saaat menrik
nafas.
Data Objektif : Cemas
- Klien tampak menutup mata.
Data subjektif :
- Keluarga bertanya tentang
perkembangan penyakit klien.
1. Gangguan pertukaran gas NOC NIC
berhubungan dengan Respiratory status : Gas excange Airway Management
ventilasi-perfusi Respiratory status : ventilation Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
Definisi : Inspirasi dan/ atau Vital sign Status Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat
ekspirasi yang tidak member Kriteriahasil : jalan nafas buatan
ventilasi Peningkatan ventilasi dan Lakukan fisioterapi dada jika perlu
Batasan karakteristik : oksigenasi yang adekuat Keluarkan secret dengan batu katau suction
Data Objektif : Memelihara kebersihan paru-paru Auskultasi suara nafas, catat adanya suara
PH: 7,32; RR:32x/menit; PO2: dan bebas dari tanda-tanda tambahan
56mmHg; PCO2:48 mmHg X- distress pernapasan Lakukan suction pada mayo
Ray Thoraks : area paru basis Mendemonstrasikan batuk efektif Berikan bronkodilator jika sesak
kabur dan tampak infiltrate paru dan suara napas yang bersih, tidak Berikan pelembab udara kassa basah Nacl lembab
bersifat kavitas ada sianosis dyspnea, mampu Atur intake untuk cairan mengoptimalkan
Data Subjektif : mengeluarkan sputum, mampu keseimbangan.
Keluhan sesak bernapas dengan mudah, tidak Monitor respirasi dan status O2
ada purse lips Oxygen Therapy
TTV normal Monitor rata-rata, kedalaman, irama dan usaha
respirasi
Evaluasi :Jika intervensi telah Catat pergerakan dada, amati kesimetrisan,
berhasil, kurang dari 1X24 jam penggunaan otot supraclavicular, dan intercostal
klien menunjukkan pemeriksaan Monitor suaranapas, seperti dengkur
AGD normal (SaO2, PO2, PCO2), Monitor pola napas : bradipnea, takipnea,
tidak ada sesak dan sianosis, kussmaul, hiperventilasi,
mampu mengeluarkan sputum, Catat lokasi trakea
mampu bernapas dengan mudah, Monitor kelelahan otot diafragma (gerakan
tidakada purse lips paradoksis)
Auskultasi suara napas catat area penurunan/tidak
adanya ventilasi dan ronkhi pada jalan napas
utama
Auskultasi suara paru setelah tindakan untuk
mengetahui hasilnya
2. NYERI AKUT NOC : NIC
Definisi : Sensori yang tidak
Pain Level, Lakukan pengkajian nyeri secara
menyenangkan dan pengalaman komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,
pain control,
durasi, frekuensi, kualitas dan faktor
emosional yang muncul dari
comfort level presipitasi
kerusakan jaringan baik secara Observasi reaksi nonverbal dari
Setelah dilakukan tinfakan
ketidaknyamanan
aktual atau potensial
keperawatan selama …. Pasien tidak Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan
Batasan karakteristik : menemukan dukungan
mengalami nyeri, dengan kriteria
Kontrol lingkungan yang dapat
Data Objektif :
hasil: mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
- Wajah klien tampak pencahayaan dan kebisingan
Mampu mengontrol nyeri (tahu Kurangi faktor presipitasi nyeri
meringis.
penyebab nyeri, mampu Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan
- Skala nyeri 3. intervensi
menggunakan tehnik Ajarkan tentang teknik non farmakologi:
Data Subjektif :
napas dala, relaksasi, distraksi, kompres
Klien mengatakan nyeri saaat nonfarmakologi untuk mengurangi hangat/ dingin
Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri:
menrik nafas. nyeri, mencari bantuan)
……...
Melaporkan bahwa nyeri berkurang Tingkatkan istirahat
Berikan informasi tentang nyeri seperti
dengan menggunakan manajemen penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan
nyeri berkurang dan antisipasi ketidaknyamanan
dari prosedur
Mampu mengenali nyeri (skala, Monitor vital sign sebelum dan sesudah
intensitas, frekuensi dan tanda pemberian analgesik pertama kali
nyeri)
Menyatakan rasa nyaman setelah
nyeri berkurang
Tanda vital dalam rentang normal
Tidak mengalami gangguan tidur