tersebut tidak hanya menagnggap sakit itu sekedar fisik dapi juga biopsikospiritual.
Hal tersebut juga
dapat di lihat dengan melakukan rekreasi.g. Faktor Pendidikan (Educational Factors)Semakin tinggi pendidikan masyarakat maka keyakinan tentang konsep sehat-sakitbiasanya didukung oleh bukti – bukti ilmiah yang rasional dan individu tersebut dapatbelajar beradaptasi terhadap budaya yang sesuai dengan kondisi kesehatannya.Contohnya : Persepsi masyarakat Eropa yang lebih berbasis pada bukti-bukti ilmiah,dimana kita tahu kualitas pendidikan di Eropa yang sangat maju.4. bagaimana sikap anda bila bertemu dgn klien yg memiliki persepsi yg berbeda dengananda tentang konsep sehat-sakit ?Jawaban :Sebagai perawat kita harus dapat bersikap terbuka dan menerima konsep sehat sakitklien karena kita menyadari bahwa manusia itu bersifat unik dan tidak sama dalamberbagai aspek baik biologi psikologi social dan spiritual. Setiap individu memilikipersepsi, pandangan atau kepercayaan yang berbeda-beda mengenai kultur atau budayasebagai salah satu faktor yang memberikan kontribusi terhadap keunikan mereka danpandangan mereka terhadap persepsi sehat-sakit. Serta kita harus berusaha untukmeghargai bahwa nilai-nilai atau pandangan yang bersumber pada budaya setiap orangtelah mengakar dan sulit untuk diubah. Oleh karena itu kita perlu mengkaji budaya sesuaidengan teori Leininger (1991) yang mana harus dipertahankan, dinegosiasikan maupundiubah untuk mendukung kesehatan mereka. Apabila budaya mereka merugikan ataumenimbulkan berbagai penyakit untuk mereka, kita harus menawarkan untuk mengubahkebudayaan tersebut, tetapi apabila tidak bisa diubah kita dapat memodifikasi denganyang tidak merugikan.Dan dalam melakukan asuhan keperwatan tentunya kita tidak boleh melepaskankonsep sehat-sakit klien, dengan melakukn pengakjian tentang konsep sehat- sakit kliendan selanjutnya dapat di jadikan acun dalam menenentukan diagnose dan selanjutnyaintervensi, implementasi serta evaluasi
SIMPULANPersepsi tentang konsep sehat-sakit dalam setiap budaya tidaklah sama,
karenabanyak faktor yang mempengaruhi sesuai dengan teori Leininger (1991), antara lain :faktor tehnologi, faktor agama dan falsafah hidup , faktor sosial dan keterikatan keluarga,nilai-nilai budaya dan gaya hidup, faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku, faktorekonomi, serta faktor pendidikan. Dari penjabaran konsep sehat-sakit dari budaya Eropa-Amerika, ini termasuk dalam kategori “scientific/biomedical health beliefs” karenapenyakit di jelaskan di sebabkan oleh kuman,virus dan bakteri dan penanangan yangdilakukan dengan meminum obat. Sementara, dalam budaya Batak kesehatan masih dikaitkan dengan hal yang bersifat mistis. Dan sikap yang dapat kita tunjukan pada kliendengan perbedaan persepasi tentang konsep sehat-sakit adalah terbuka dan menerima.