Vous êtes sur la page 1sur 5

Kumpulan Contoh Makalah - Berikut adalah penjelasan paradigma transaksi

syariah, asas transaksi syariah, dan karakteristik transaksi syariah.

Paradigma Transaksi Syariah


Transaksi syariah berlandasan pada paradigma bahwa alam semesta diciptakan
oleh tuhan sebagai amanah (kepercayaan ilahi) dan sarana kebahagiaan hidup bagi
seluruh umat manusia untuk mencapai kesejahteraan hakiki secara material dan
spiritual (falah). Pradigma dasar ini menekankan bahwa setiap aktifitas umat
manusia memiliki akuntabilitas dan nilai ilahiah yang menempatkan perangkat
syariah dan akhlak sebagai parameter baik dan buruk, benar dan salahnya aktifitas
usaha.

Syariah merupakan ketentuan hukum islam yang mengatur aktifitas umat manusia
yang berisi perintah dan larangan, baik yang menyangkut hubungan interaksi vertikal
dengan tuhan maupun interaksi horizontal dengan sesama makhluk. Prinsip syariah
yang berlaku umum dalam kegiatan muamalah mengikat secara hukum bagi semua
pelaku dan pemangku kepentingan entitas yang melakukan transaksi syariah.

Asas Transaksi Syariah


Transaksi syariah berdasarkan pada prinsip:

 Persaudaraan (ukhuwah);
 Keadilan (‘adalah);
 Kemaslahatan (masalah);
 Keseimbangan (tawazun);
 Universalisme (syumuliyah).

Prinsip ukhuwah berarti bahwa transaksi yang diadakan merupakan bentuk


interaksi sosial dan harmonisasi kepentingan para pihak untuk kemanfaatan secara
umum dengan semangat saling tolong menolong. Ukuhuwah dalam transaksi
syariah melingkupi berbagai aspek, yaitu:
 Saling mengenal (ta’aruf),
 Saling memahami (tafahum),
 Saling menolong (ta’awun),
 Saling menjamin (takaful), dan
 Saling bersinergi (tahaluf).*

Karateristik Transaksi Syariah


Implementasi trasaksi yang sesuai dengan pradigma dan asas transaksi syariah
harus memenuhi karateristik dan persyaratan antara lain:

1. Karateristik hanya dilakukan berdasarkan prinsip saling paham dan saling rida,
2. Prinsip kebebasan transaksi diakui sepanjang objeknya hal dan baik (toyyib),
3. Uang hanya berfungsi sebagai alat tukar dan satuan pengukur nilai, bukan
sebagai komoditas,
4. Tidak mengandung unsur riba,
5. Tidak mengandung unsure kezaliman,
6. Tidak mengandung unsur maysir,
7. Tidak mengandung unsure gharar,
8. Tidak mengandung unsure haram,
9. Tidak menganut prinsip nilai waktu dari uang (time value of money) karena
keuntungan yang didapat dalam kegiatan usaha terkait dengan resiko yang
melekat pada kegiatan usaha tersebut sesuai dengan prinsip al-ghunmu bil
ghurmi (no gain without accompanying risk),
10. Transaksi dilakukan berdasarkan suatu perjanjian yang jelas dan benar serta
untuk keuntungansemua pihak tanpa merugikan orang lain sehingga tidak
diperkenenkan menggunakan standar ganda harga untuk satu akad serta tidak
menggunkan dua transaksi bersmaan yang berkaitan(ta’alluq) dalam satu
akad,
11. Tidak ada distori harga melalui rekayasa permintaan(najasy), mupun melalui
rekayasa penawaran, dan
12. Tudak mengandung unsur kolusi dengan suap menyuap(risywah).

Tujuan Laporan Keuangan Syariah

Laporan Keuangan syariah adalah serangkaian proses dari pelaporan keuangan


syariah. Laporan keuangan syariah dibuat untuk memenuhi tujuan-tujuan tertentu.
Tujuan laporan keuangan syariah lebih banyak daripada tujuan laporan keuangan
konvensional. hal ini tidak terlepas dari multifungsi yang diperankan oleh entitas syariah.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan Syariah (SAK Syariah) dalam Kerangka Dasar
Penyusunan Dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah (KDPPLKS) yang dikeluarkan
oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) tujuan laporan keuangan syariah adalah
menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan
posisi keuangan suatu entitas syariah yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna
dalam pengambilan keputusan ekonomi. Disamping itu, tujuan lainnya adalah:

 mengingkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua transaksi dan


kegiatan usaha;
 informasi kepatuhan entitas syariah terhadap prinsip syariah, serta informasi aset,
kewajiban, pendapatan dan beban yang tidak sesuai dengan prinsip syariah, bila
ada dan bagaimana perolehan dan penggunaannya;
 informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan tanggung jawab entitas
syariah terhadap amanah dalam mengamankan dana, menginvestasikannya pada
tingkat keuntungan yang layak; dan
 informasi mengenai tingkat keuntungan investasi yang diperoleh penanam modal
dan pemilik dana syirkah temporer; dan informasi mengenai pemenuhan kewajiban
(obligation) fungsi sosial entitas syariah, termasuk pengelolaan dan penyaluran
zakat, infak, sedekah, dan wakaf.

Dari pernyataan diatas, tujuan laporan keuangan syariah dapat dibagi kedalam 3 tujuan
utama, yaitu sebagai berikut:
1. Menyediakan informasi keuangan. Ini merupakan tujuan yang paling pokok dari
laporan keuangan, yaitu menyediakan informasi keuangan entitas syariah pada satu
periode akuntansi. Dari informasi keuangan, para pengguna dapat menjadikan
laporan keuangan sebagai rujukan atau bahan dalam pengambilan keputusan
ekonomi, seperti keputusan investasi oleh investor, keputusan ekspansi oleh
manajemen, dll. Informasi keuangan ini tersaji pada laporan posisi keuangan,
laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas.
2. Menyediakan informasi kepatuhan terhadap prinsip syariah (sharia
compliance). Selain menyediakan informasi keuangan, laporan keuangan syariah
juga menyediakan informasi kepatuhan terhadap prinsip syariah. Jadi, dari laporan
keuangan syariah dapat dilihat apakah aktivitas entitas syariah telah sesuai dengan
prinsip syariah atau belum. Contoh, perlakuan pendapatan bunga yang diperoleh
entitas syariah, apakah diakui sebagai pendapatan bunga atau dana sosial.
Informasi ini sangat dibutuhkan oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS) untuk proses
pengawasan.
3. Menyediakan informasi mengenai pemenuhan tanggungjawab sosial. Sebagai
bentuk pemenuhan tanggung jawab sosial, entitas syariah juga menyediakan
informasi sosial dalam laporan keuanganya. Informasi ini disajikan pada laporan
sumber dan penyaluran dana zakat, dan laporan sumber dan penggunaan dana
kebajikan. Laporan keuangan syariah wajib menyediakan informasi sosial, walaupun
secara pelaksanaan belum dilakukan.

Unsur-Unsur Laporan Keuangan Syariah

Laporan keuangan merupakan gambaran dampak keuangan dari transaksi dan


peristiwa ekonomi lainnya yang diklasifikasikan kedalam beberapa kelompok besar
menurut karakteristik ekonominya. Kelompok besar tersebut merupakan unsur laporan
keuangan. Perbedaan unsur-unsur laporan keuangan syariah dengan laporan keuangan
konvensional karena hadirnya transaksi syariah pada entitas syariah, terutama konsep
bagi hasil pada transaksi investasi syirkah dan komponen laporan sosial.

Berikut ini dijelaskan unsur-unsur laporan keuangan syariah:


Unsur Laporan Posisi Keuangan (Statements Of
Financial Position)
Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan entitas
syariah adalah sebagai berikut :

1. Aset (Assets), adalah sumber daya yang dikuasai entitas syariah masa kini yang
timbul dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat eknomi masa depan
diharapkan akan diperoleh entitas syariah.
2. Liabilitas (Liabilities) adalah utang entitas syariah masa kini yang timbul dari
peristiwa masa lalu, penyelesiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar sumber
daya entitas syariah yang mengandung manfaat ekonomi.
3. Dana Syirkah Temporer (Temporary Syirkah Funds) – DST adalah dana yang
diterima sebagai investasi dengan jangka waktu tertentu dari individu dan pihak
lainnya di mana entitas syariah mempunyai hak untuk mengelola dan
menginvestasikan dana tersebut dengan pembagian hasil investasi berdasarkan
kesepakatan. Contoh DST adalah investasi mudharabah muthlaqah, mudharabah
muqayyadah, dan Dana syirkah temporer tidak dapat digolongkan liabilitas karena
entitas syariah/pengelola dana tidak berkewajiban mengembalikan dana jika terjadi
kerugian, kecuali kerugian tersebut karena kelalaian dan wanprestasi entitas
syariah/pengelola dana. Sedang karakter liabilitas adalah kewajiban yang harus
dikembalikan baik dalam kondisi untung atau rugi. Dana syirkah temporer tidak
dapat digolongkan ekuitas karena memiliki jangka waktu/jatuh tempo dan pemilik
dana syirkah temporer tidak memilik hak kepemilikan seperti pemegang saham.
Sedang karakter modal adalah tidak memiliki jatuh tempo dan pemilik modal
memiliki hak kepemilikan.
4. Ekuitas (Equity) adalah hak residual atas aset entitas syariah setelah dikurangi
semua liabilitas dan dana syirkah temporer.

Unsur Laporan Laba Rugi (Statements of Profit or


Loss)
Laporan laba rugi digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar ukuran yang
lain seperti imbalan investasi (return on investment) atau penghasilan per saham
(earnings per share). Unsur laporan laba rugi entitas syariah terdiri dari:

1. Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode


akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aset atau penurunan
liabilitas yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi
penanam modal. Definisi penghasilan meliputi baik pendapatan (revenues) maupun
keuntungan (gains). Pendapatan timbul karena aktivitas utama entitas syariah
seperti margin penjualan, ujrah sewa, bagi hasil, dan fee jasa. Sedang keuntungan
mencerminkan pos lainnya yang memenuhi kriteria penghasilan tapi bukan dari
aktivitas utama.
2. Hak Pihak Ketiga atas Bagi Hasil Dana Syirkah Temporer (Depositors Share on
Return of Temporary Syirkah Funds) adalah bagian bagi hasil pemilik dana atas
keuntungan dan kerugian hasil investasi bersama entitas syariah dalam suatu
periode laporan keuangan. Unsur ini tidak bisa dikelompokkan sebagai unsur beban
(ketika untung) atau pendapatan (ketika rugi).
3. Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode
akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aset atau terjadinya liabilitas
yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada
penanam modal.

Unsur Laporan Perubahan Ekuitas (Statements Of


Changes In Equity)
Unsur laporan perubahan ekuitas entitas syariah sama dengan laporan perubahan
ekuitas pada umumnya yaitu semua bentuk perubahan komponen modal suatu entitas
baik penambahan ataupun pengurangan.

Unsur Laporan Arus Kas (Statement of Cashflows)


Unsur laporan arus kas entitas syariah juga sama dengan unsur laporan arus kas pada
umumnya yang menggambarkan kenaikan dan penurunan kas dari aktivitas
operasi (operating), aktivitas investasi (investing), dan aktivitas pendanaan (financing).

Unsur Laporan Sumber dan Penyaluran Dana Zakat


Unsur laporan sumber dan penyaluran dana zakat adalah sumber dana zakat dan
penyaluran dana zakat.

Unsur Laporan Sumber dan Penggunaan Dana


Kebajikan
Unsur laporan sumber dan penggunaaan dana kebajikan adalah sumber dana kebajikan
dan penggunaan dana kebajikan.

Unsur Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)


Catatan Atas Laporan Kuangan (CALK) terdiri dari unsur kebijkan akuntansi dan
penjelasan atas informai keuangan.

Vous aimerez peut-être aussi