Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
A DENGAN DIAGNOSA
KEPERAWATAN RESIKO MENCEDERAI DIRI,ORANG LAIN DAN
LINGKUNGAN BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN KONSEP
DIRI : HARGA DIRI RENDAH PADA DIAGNOSA MEDIS
SKIZOFRENIA KATATONIK DI RUANG FLAMBOYAN
RUMAH SAKIT JIWA MENUR
SURABAYA
DI SUSUN OLEH :
1. MUDAERI,S.Kep
2. SUROSO,S.Kep
3. SUCIPTO,S.Kep
4. WIDYAWATI,S.Kep
5. NUR ROFIQ,S.Kep
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehdirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya, yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Tn. A Dengan Diagnosa Gangguan Konsep Diri : Harga
Diri Rendah Diagnosa Medis Skizofrenia Katatonik”
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu untuk mengaplikasikan dari mata
kuliah Ilmu Kep. Jiwa dan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan MA Keperawatan
Jiwa setelah praktek di Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya.
Penulis menyadari sepenuhnya tanpa bantuan dari semua pihak yang terkait makalah ini
tidak akan terwujud. Untuk itu perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr.Adi Wirachjanto, M.Kes selaku Direktur Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya yang
telah memberikan kesempatan praktek kepada kami.
3. Ibu Rustafariningsih selaku ketua diklat Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya yang
telah memberi kesempatan untuk praktek di Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya
4. Ibu. Isti Wahyuningsih, S.Kep.Ns selaku Kepala Ruangan Flamboyan Di Rumah sakit
Jiwa Menur Surabaya
6. Teman-teman yang telah bekerja sama selama praktek 3 minggu di Rumah sakit Jiwa
Menur Surabaya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu guna penyempurnaan makalah ini maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dan semoga makalah ini bisa bermanfaat untuk kita semua.
“Penulis”
Surabaya, 2 Maret 2012
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Lembar Persetujuan
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Pengkajian
1.2 Analisa data
1.3 Rencana asuhan keperawatan
1.4 Pohon masalah
1.5 Tindakan keperawatan
Bab 4 Pembahasan
Bab 5 Penutup
1.1 Kesimpulan
1.2 Saran
Daftar Pustaka
Bab I
Pendahuluan
Harga Diri Rendah adalah perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilangnya
percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan (Keliat,1998).
Ada 4 cara meningkatkan harga diri pada individu ( Stuart dan Sundeen, 1998) :
Menanamkan gagasan.
Mendorong aspirasi.
Tujuan Umum
Dapat melakukan asauhan keperawatan jiwa pada klien dengan gangguan konsep diri
: Harga Diri Rendah sesuai dengan ketewntuan yang telah di tentukan
Tujuan Kusus
1. Pengertian
Skizofrenia adalah suatu diskripsi sindrom dengan variasi penyebab (banyak belum
diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis atau deteriorating)
yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada pertimbangan pengaruh
genetik, fisik dan sosial budaya (Rusdi Maslim, 1997; 46).
2. Penyebab
a. Keturunan
Telah dibuktikan dengan penelitian bahwa angka kesakitan bagi saudara tiri
0,9-1,8 %, bagi saudara kandung 7-15 %, bagi anak dengan salah satu orang
tua yang menderita Skizofrenia 40-68 %, kembar 2 telur 2-15 % dan kembar
satu telur 61-86 % (Maramis, 1998; 215 ).
b. Endokrin
Teori ini dikemukakan berhubung dengan sering timbulnya Skizofrenia pada
waktu pubertas, waktu kehamilan atau puerperium dan waktu klimakterium.,
tetapi teori ini tidak dapat dibuktikan.
c. Metabolisme
Teori ini didasarkan karena penderita Skizofrenia tampak pucat, tidak sehat,
ujung extremitas agak sianosis, nafsu makan berkurang dan berat badan
menurun serta pada penderita dengan stupor katatonik konsumsi zat asam
menurun. Hipotesa ini masih dalam pembuktian dengan pemberian obat
halusinogenik.
h. Teori lain :
Skizofrenia sebagai suatu sindroma yang dapat disebabkan oleh bermacam-
macaam sebab antara lain keturunan, pendidikan yang salah, maladaptasi,
tekanan jiwa, penyakit badaniah seperti lues otak, arterosklerosis otak dan
penyakit lain yang belum diketahui.
Ringkasan
Sampai sekarang belum diketahui dasar penyebab Skizofrenia. Dapat dikatakan
bahwa faktor keturunan mempunyai pengaruh. Faktor yang mempercepat, yang
menjadikan manifest atau faktor pencetus (presipitating factors) seperti penyakit
badaniah atau stress psikologis, biasanya tidak menyebabkan Skizofrenia, walaupun
pengaruhnyaa terhadap suatu penyakit Skizofrenia yang sudah ada tidak dapat
disangkal.( Maramis, 1998;218 ).
3. Pembagian Skizofrenia
Kraepelin membagi Skizofrenia dalam beberapa jenis berdasarkan gejala utama
antara lain :
a. Skizofrenia Simplek
Sering timbul pertama kali pada usia pubertas, gejala utama berupa
kedangkalan emosi dan kemunduran kemauan. Gangguan proses berfikir
sukar ditemukan, waham dan halusinasi jarang didapat, jenis ini timbulnya
perlahan-lahan.
b. Skizofrenia Hebefrenia
Permulaannya perlahan-lahan atau subakut dan sering timbul pada masa
remaja atau antara 15-25 tahun. Gejala yang menyolok ialah gangguan
proses berfikir, gangguan kemauaan dan adaanya depersenalisasi atau
double personality. Gangguan psikomotor seperti mannerism, neologisme
atau perilaku kekanak-kanakan sering terdapat, waham dan halusinaasi
banyak sekali.
c. Skizofrenia Katatonia
Timbulnya pertama kali umur 15-30 tahun dan biasanya akut serta sering
didahului oleh stress emosional. Mungkin terjadi gaduh gelisah katatonik
atau stupor katatonik.
d. Skizofrenia Paranoid
Gejala yang menyolok ialah waham primer, disertai dengan waham-waham
sekunder dan halusinasi. Dengan pemeriksaan yang teliti ternyata adanya
gangguan proses berfikir, gangguan afek emosi dan kemauan.
f. Skizofrenia Residual
Keadaan Skizofrenia dengan gejala primernya Bleuler, tetapi tidak jelas
adanya gejala-gejala sekunder. Keadaan ini timbul sesudah beberapa kali
serangan Skizofrenia.
Timbulnya pertama kali antara umur 15 – 30 tahun biasanya akut serta sering
didahului stress emosional. Mungkin terjadi gaduh gelisah katatonik atau stupor
katatonik.
Stupor katatonik :
Pada stupor katatonik penderita tidak menunjukan perhatian sama sekali terhadap
lingkungan. Emosinya seperti dangkal. Gejala yang penting adalah gejala
psikomotor seperti
a. Mutisme kadang-kadang dengan mata tertutup.
b. Muka tanpa mimik seperti topeng.
c. Stupor, penderita tidak bergerak sama sekali untuk waktu yang lama,
beberapa hari, kadang-kadang sampai beberapa bulan.
d. Bila diganti posisinya penderita ditantang : Negativisme.
e. Makanan ditolak , air ludah tidak ditelan, sehingga terkumpul didalam
mulut dan meleleh keluar, air seni dan dejection ditahan.
f. Terdapat grimas dan katalepsi. Secara tiba-tiba atau pelan-pelan penderita
keluar dari keadaan stupor ini dan mulai berbicara dan bergerak.
ETIOLOGI
Etiologi Shizofrenia Katatonik sama sebagaimana gejala shizofrenia secara umum
yaitu :
a. Keturunan
b. Sistem endokrin
c. Sistem metabolisme
d. Susunan saraf pusat
e. Teori Adolf Meyer
f. Teori Sigmund Freud
g. Eugen Bleuler
h. Shizofrenia sebagai satu sindroma
i. Shizofrenia suatu gangguan psikosomatik
PROGNOSIS
Secara umum mempertimbangkan hal-hal berikut :
a. Kepribadian pre psikotik
b. Timbulnya serangan shizofrenia akut lebih baik
c. Jenis-jenis shizofrenia : jenis hebefrenik dan simplek sama jeleknya,
penderita menuju kearah kemunduran mental.
d. Umur :makin muda prognosis makin jelek
e. Pengobatan makin cepat makin baik
f. Fakktor pencetus : adanya bourgeois pencetus lebih baik
g. Keturunan : dalam keluarga ada penderita lebih jelek.
PENGOBATAN :
Prinsip pengobatan skizofrenia katatonik sama pengobatan skizofrenia secara umum
yaitu :
a. Farmakoterapi
b. Terapi elektorkonvulsi
c. Psikoterapi dan rehabilitasi
d. Hobotomi pre frontal
1. Pengertian
Konsep Diri yaitu semua pikiran, kepercayaan dan keyakinan yang diketahui
tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam hubungan dengan orang lain.
Konsep Diri dipelajari dari pengalaman unik dari eksplorasi diri sendiri hubungan
dengan orang terdekat dan berarti bagi dirinya belum ada sejak bayi ( Struart dan
Sundeen, 1995 ).
a. Sigmund Freud konsep diri sangat ditentukan oleh perkembangan ide, ego,
dan super ego.
Perkembangan konsep diri belum ada saat lahir, tetapi berkembang secara
bertahap saat bayi mulai mengenal dan membedakan dirinya dengan orang
lain.
Konsep Diri berkembang dengan baik budaya dalam keluarga dan masyarakat
dapat memberikan persaan positif untuk memperoleh kemampuan yang berarti
bagi individu atau lingkungan dan dapat beraktualisasi individu menyadari
potensi dirinya.
Berfuktuasi
1. Gambaran diri
Persepsi individu yang harus dilakukan sesuai dengan aspirasi, standart ,tujuan
atau nilai yang ditetapkan sebaiknya ditetapkan lebih tinggi dari kemampuan
dirinya saat ini tetapi masih dalam batas yang masih dapat dicapai. Ideal diri
ini diperlukan individu untuk memacu pada tingkat yang lebih tinggi.
3. Harga diri
ID KD ID
KD
Ada 4 cara meningkatkan harga diri pada individu ( Stuart dan Sundeen, 1998 ):
- Menanamkan gagasan
4. Penampilan peran
Seperangkat individu yang diharapkan oleh masyarakat sesuai dengan fungsi
individu dalam masyarakat tersebut. Faktor yang mempengaruhi penyesuaian
diri dengan peran diri :
5. Identitas diri
Harga diri rendah adalah keadaan dimana individu mengalami evaluasi negatif yang
mengenai diri atau kemampuaannya ( Lynda Juall : 1997 ).
Harga diri rendah adalah perasaan negatif terhadap diri sendiri, termasuk kehilangan
rasa percaya diri, tidak berharga, tidak berguna, tidak berdaya, pesimis, tidak ada
harapan dan putus asa ( Dep Kes RI : 1998 ).
Data mayor :
Data minor
- Beragu-raguan
- Perkembangan individu
a) Situasional
Terjadi secara situasional bisa disebabkan oleh trauma yang muncul secara tiba-
tiba, misalnya harus dioperasi, mengalami kecelakaan, menjadi korban
pemerkosaan atau menjadi narapidana sehingga harus masuk penjara. Selain itu
dirawat di rumah sakit juga bisa menyebabkan HDR seseorang karena penyakit
fisisk, pemasangan alat bantu yang membuat pasien tidak nyaman, harapan yang
tidak tercapai akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh, serta perlakuan petugas
kesehatan yang kurang menghargai klien dan keluarga.
b) Kronik
Biasanya sudah berlangsung sejak lama yang dirusakan klien sebelum sakit atau
sebelum dirawat. Klien sudah memiliki perlakuan negatif sebelum dirawat dan
menjadi semakin meningkat saat dirawat.
5. Rentang Respon
Respon Adaptif Respon Mal Adaptif
6. Faktor Predisposisi
7. Faktor Presipitasi
c. Mengalami kegagalan
d. Merupakan produktivitas
8. Akibat
- Menarik diri
9. Pohon Masalah
Resiko mencederai diri orang lain dan lingkungan Efek
Data mayor :
Data minor :
- Perasaan penolakan
- Kurang aktivitas
- Tidak komunikatif
Data Mayor :
Data Minor :
Data Mayor :
Data Minor :
- Penolakan
- Pengabaian
- Pengkhianatan
- Psikosomatisme
- Agitasi
- Depresi
- Agresi
- Bermusuhan
Diagnosa Keperawatan
2. Gangguan konsep diri harga diri rendah berhubungan dengan koping individu
inefektif
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Tujuan
Tindakan keperawatan
Buat kontrak asuhan keperawatan ,mencakup hal hal seperti apa yang
akan saudara lakukan bersama klien ,berapa lama akan dikerjakan dan
dimana tempatnya.
Beri pujian yang realistis atau nyata dan hindarkan penilaian yang
negatif setiap kali bertemu dengan klien.
c. Klien dapat menilai kemampuan yang dimiliki untuk dilaksanakan.
Carpenito, Lynda Juall, Buku saku Diagnosa Keperawatan, Alih Bahasa : Yasmin Asih, Edisi
6, EGC, Jakarta, 1998
Rawlins, R.P. & Patricia Evans Heacock, Clinical Manual of Psychiatric Nursing, 2nd
Edition, Mosby Year Book, St Louis, 1993
Stuart, G.W. & Michele T. Laria, Principles and Practice of Psychiactric Nursing, 6 th
Edition, Mosby Company, St. Louis 1998
Towsend, Mary C., Buku Saku Diagnosa Keperawatan Psikiatri Untuk Pembuatan Rencana
Keperawatan.
STRATEGI PELAKSANAAN
PERTEMUAN 1
A. PROSES KEPERAWATAN
KONDISI PASIEN
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUK / SP 1
TINDAKAN KEPERAWATAN
B. STRATEGI KOMUNIKASI
Fase orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat pagi, saya suster fajar yuanda, panggil saya yunda saja ya. Saya disini
dinas pagi dari pukul tujuh sampai 2 siang. Nama saudara siapa? Senangnya
dipanggil apa ?
b. Evaluasi / validasi
c. Kontrak
1. Topik
2. Waktu
3. Tempat
Fase kerja
Sekarang coba ceritakan mengapa anda merasa menyesali diri anda ? Maukah
anda menceritakannya kepada saya? Saya siap mendengarkan.Mengapa anda
melakukan hal tersebut? Apakah anda selalu seperti itu ? Bagus anda sudah mau
menceritakan kepada saya.
Fase terminasi
a. Evaluasi subjektif
a. Evaluasi objektif
2. Waktu
Maunya jam berapa? Jam 10 bisa? Baiklah jam 10 kita ketemu lagi ya.
3. Tempat
Dimana kita berbincang - bincang lagi? Baiklah disini saja terimah kasih
sampai ketemu besok ya?
STRATEGI PELAKSANAAN
PERTEMUAN 2
C. PROSES KEPERAWATAN
KONDISI PASIEN
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUK / SP 2
TINDAKAN KEPERAWATAN
D. STRATEGI KOMUNIKASI
Fase orientasi
d. Salam terapeutik
Selamat pagi, tampaknya sudah lebih segar hari ini,anda masih ingat nama
saya?
e. Evaluasi / validasi
4. Topik
5. Waktu
6. Tempat
Fase kerja
Apa saja kegiatan yang anda ingin lakukan setiap hari?biasanya keinginan apa saja
yang ingin dilakukan?kegiatan yang biasa dilakukan dirumah apa saja?adakah
kegiatan rumah yang dilakukan tapi belum dapat dilakukan saat ini?apakah
keluarga mendukung kegiatan yang dilakukan dirumah?bagaimana perasaan anda
dengan kegiatan disini?
Fase terminasi
c. Evaluasi subjektif
d. Evaluasi objektif
Coba anda sebutkan lagi kegiatan yang masih dapat anda lakukan sesuai
dengan kemaampuan anda?
4. Topik
5. Waktu
6. Tempat
Besok maunya berbincang – bincang dimana? Di luar ruangan? Baiklah
di tempat ini kita ketemu lagi?
STRATEGI PELAKSANAAN
PERTEMUAN 3
E. PROSES KEPERAWATAN
KONDISI PASIEN
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUK / SP 3
Klien dapat menilai kemampuan yang dimiliki untuk dilaksanakan
TINDAKAN KEPERAWATAN
Diskusikan dengan klien kemampuan yang dapat dilakukan setiap hari sesuai
kemampuan klien
Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan pelaksanaannya
F. STRATEGI KOMUNIKASI
Fase orientasi
g. Salam terapeutik
h. Evaluasi / validasi
i. Kontrak
7. Topik
8. Waktu
9. Tempat
Fase kerja
Fase terminasi
f. Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan anda setelah membicarakan hal tadi?
g. Evaluasi objektif
Besok kita ketemu lagi ya? Dengan berbincang – bincang masalh yang lain,
bisa kan?
7. Topik
8. Waktu
9. Tempat
Tempatnya seperti hari ini ya? Dsini! Terimah kasih, sampai ketemu
besok.
STRATEGI PELAKSANAAN
PERTEMUAN 4
G. PROSES KEPERAWATAN
KONDISI PASIEN
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUK / SP 4
TINDAKAN KEPERAWATAN
Rencana bersama klien aktifitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai
kemampuan klien :
- Kegiatan mandiri
- Kegiatan dengan bantuan
Tingkatkan kegiatan sesuai kondisi klien
Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan setelah pulang
H. STRATEGI KOMUNIKASI
Fase orientasi
j. Selamat pagi, sesuai janji kita yang kemarin,sekarang kita ketemu lagi.
k. Evaluasi / validasi
10.Topik
11.Waktu
12.Tempat
Fase kerja
Bagaimana kegiatan anda setiap harinya mulai dari bangun tidur pagi hari sampai
malam? Coba ceritakan apa saja yang dilakukan.
Adakah kegiatan yang masih ingin anda lakukan selain yang sudah dibicarakan tadi?
Baiklah dari beberapa kegiatan tersebut manakah yang dirasakan lebih nyaman bagi
anda untuk dikerjakan? Bagaimana jika anda menyebutkan dan saya
mencatatkannya. Baik!
Fase terminasi
i. Evaluasi subjektif
j. Evaluasi objektif
Baiklah kita ketemu lagi besok dengan membahas kegiatan yang anda lakukan
sesuai dengan kemampuan anda
11.Tempat
12.Waktu
Besok jam 8 setelah TTV bisa? Baiklah ,terima kasih . sampai ketemu besok.
STRATEGI PELAKSANAAN
PERTEMUAN 5
I. PROSES KEPERAWATAN
KONDISI PASIEN
TUK / SP 5
TINDAKAN KEPERAWATAN
J. STRATEGI KOMUNIKASI
Fase orientasi
m. Salam terapeutik
Selamat pagi, lagi ngapain? Saya datang lagi sesuai kesepakatan kita
kemarin.
n. Evaluasi / validasi
o. Kontrak
13.Topik
14.Waktu
15.Tempat
Fase kerja
Menurut anda kita akan melakukan latihan yang mana dulu dari rencana-rencana
yang kemarin telah kita susun?Bagaimana kalau anda menyebutkan dan saya bantu
Mencatatkannya, baiklah ternyata banyak langkah-langkah yang masih anda ingat?
Coba bagaimana kalau nanda mendemonstrasikan kegiatan pertama ini! Bagus,
sudah baik apa yang anda lakukan ! baiklah kalau dicoba latihan kegiatan kedua
setelah anda istirahat dulu.
Fase terminasi
m. Evaluasi subjektif
n. Evaluasi objektif
Ayo coba ulangi lagi apa-apa saja kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan tadi?
Bagus sekali anda bisa menjelaskannya.