Vous êtes sur la page 1sur 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut laporan WHO tahun 2014 Angka kematian ibu (AKI) di dunia yaitu

289.000 jiwa. Amerika Serikat yaitu 9300 jiwa,Afrika Utara 179.000 jiwa,dan Asia

Tenggara 16.000 jiwa. Angka kematian ibu di negara – negara Asia Tenggara yaitu

Indonesia 214 per 100.000 kelahiran hidup, Filipina 170 per 100.000 kelahiran

hidup. Vietnam 160 per 100.000 kelahiran hidup, Thailand 44 per 100.000 kelahiran

hidup, Brunai 60 per 100.000 kelahiran hidup, dan Malaysia 39 per 100.000

kelahiran hidup. (WHO 2014).

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun

2012,Angka kematian ibu (AKI) Indonesia sebesar 359 per 100.000 kelahiran

hidup,sedangkan angka kematian bayi (AKB) sebanyak 40 per 1.000 kelahiran hidup

dan angka kematian neonatus (AKN) adalah sebesar 19 per 1.000 kelahiran hidup,

sebagian besar kematian bayi dan balita adalah masalah yang terjadi pada bayi baru

lahir atau neonatal (0-28) hari. Adapun masalah neonatal yang terjadi meliputi

Asfiksia (kesulitan bernapas saat lahir), Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), dan

infeksi. . (SDKI 2012).

Berdasarkan data yang diperoleh dari Sumatera Barat tahun 2014 bayi baru

lahir hidup berjumlah 16.850 dan tahun 2015 sebesar 17.767 jiwa kasus bayi lahir

mati mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu. Pada kasus ini 64 bayi jika

dilihat berdasarkan gender maka lebih banyak lahir mati laki-laki (39
bayi)dibandingkan bayi perempuan 25 bayi untuk kematian 0-7 hari sebanyak 62

bayi. (Dinkes Provinsi Sumbar , 2014)

Kehamilan adalah sejak dimulainya konsepsi sampai lahirnya janin lamanya

hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) Kehamilan sebagai

keadaan fisiologis dapat diikuti proses patologis yang mengancam keadaan ibu dan

janin. Tenaga kesehatan harus dapat mengenal perubahan yang mungkin terjadi

sehingga kelainan yang ada dapat dikenal lebih dini. Misalnya perubahan yang terjadi

adalah edema tungkai bawah pada trimester terakhir dapat merupakan fisiologis.

Namun bila disertai edema ditubuh bagian atas seperti muka dan lengan terutama bila

diikuti peningkatan tekanan darah dicurigai adanya pre eklamsi. Perdarahan pada

trimester pertama dapat merupakan fisiologis yaitu tanda Hartman yaitu akibat proses

nidasi blastosis ke endometrium yang menyebabkan permukaan perdarahan

berlangsung sebentar, sedikit dan tidak membahayakan kehamilan tapi dapat

merupakan hal patologis yaitu abortus, kehamilan ektopik atau mola hidatidosa

Kehamilan risiko tinggi (KRT) adalah keadaan yang dapat mempengaruhi keadaan

optimalisasi ibu maupun janin pada kehamilan yang dihadapi. kehamilan risiko tinggi

adalah beberapa situasi dan kondisi serta keadaan umum seorang selama masa

kehamilan, persalinan, nifas akan memberikan ancaman pada kesehatan jiwa ibu

maupun janin yang dikandungnya.


B. Rumusan masalah
Untuk mengetahui bagaimana manajemen asuhan kebidanan pada ibu hamil

ny “Y” G 6 P 5 A 0 H 5 usia kehamilan 41-42 minggu dengan Resti (Resiko Tinggi)

Kehamilan di Ruang Poli Kebidanan RST Dr. Reksodiwiryo Padang Tanggal 22

Maret 2017 dalam pendokumentasian yang berbentuk VARNEY.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu mengetahui manajemen asuhan kebidanan pada

ibu hamil Ny”Y” G6P5A0H5 usia kehamilan 41-42 minggu

2. Tujuan Khusus

a) Mengidentifikasi pengertian kehamilan risiko tinggi.

b) Mengidentifikasi faktor kehamilan risiko tinggi.

c) Mengidentifikasi cara menentukan kehamilan risiko tinggi.

d) Mengidentifikasi tentang penatalaksanaan kehamilan risiko tinggi.

e) Mahasiswa mampu membuat asuhan keperawatan pada kehamilan

resiko tinggi.

D. Manfaat Penulisan

1. Manfaat bagi mahasiswa

Meningkatkan pengetahuan dan memperoleh pengalaman dalam

melakukan asuhan kebidanan pada keluarga secara langsung.


2. Manfaat bagi institusi pendidikan

Dapat dijadikan sebagai masukan untuk pengembangan materi

yang telah diberikan baik dalam proses perkuliahan maupun praktik

lapangan agar mampu menerapkan secara langsung dan berkesinambungan

pada ibu hamil, dengan pendekatan manajemen kebidanan yang sesuai dengan

standar pelayanan kebidanan.

3. Manfaat bagi rumah sakit

Penulis ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi

tenaga kesehatan untuk meningkatkan fasilitas,pelayanan,khususnya dalam

penanganan terhadap ibu hamil resiko tinggi untuk mengurangi angka

kematian ibu dan bayi.

4. Ruang Lingkup

Sesuai judul ruang lingkup penelitian hanya meliputi gambaran

kejadian RESTI Pada ibu hamil di Ruang Poli Kebidanan RST Dr.

Reksodiwiryo Padang tahun 2017. Penulis tertarik mengambil judul tersebut

karena angka kejadian masih tergolong tinggi.

Dalam hal ini penulis mengambil sampel pada ibu hamil dengan

variable terkait. Adapun variable yang digunakan dalam penulis yaitu ibu

hamil yang mengalami resiko tinggi yang dideskrifsikan berdasarkan usia

ibu,tingkat pendidikan, dan akibat komplikasi.


BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian

a. Risiko tinggi adalah suatu kehamilan patologi yang dapat mempengaruhi

keadaan ibu dan janin (Manuaba, 2008).

b. Risiko tinggi adalah suatu kehamilan yang memiliki risiko tinggi lebih besar

dari biasanya (baik bagi ibu maupun bayinya), akan terjadinya penyakit atau

kematian sebelum maupun sesudah persalinan (Nurcahyo,2009)

2. Tujuan pemeriksaan antenatal care dengan risiko tinggi

a. Tujuan umum

Menyiapkan seoptimal mungkin fisik, mental ibu dan janin selama kehamilan,

persalinan dan nifas sehingga didapat bayi dan ibu yang sehat.

b. Tujuan khusus

1) Mengenali dan menangani tanda-tanda penyulit yang akan dijumpai pada

kehamilan.

2) Mengenali dan mengobati tanda-tanda penyulit yang akan dijumpai pada

kehamilan.

3) Memberikan nasehat tentang cara hidup sehari-hari dan Keluarga Berencana,

kehamilan persalinan, nifas dan laktasi.


3. Jadwal pemeriksaan

1. Usia kehamilan dari hari pertama haid terakhir sampai 28 minggu : 4

minggu sekali

2. 28 – 36 minggu : 2 minggu sekali

3. Diatas 36 minggu : 1 minggu sekali, kecuali jika ditemukan kelainan /

faktor risiko yang memerlukan penatalaksanaan medik lain, pemeriksaan

harus lebih sering dan intensif.

4. Jenis-jenis kehamilan risiko tinggi :

Faktor IBU:

1. Kehamilan pada usia di atas 35 tahun atau di bawah 18 tahun.

Usia ibu merupakan salah satu faktor risiko yang berhubungan dengan

kualitas kehamilan. Usia yang paling aman atau bisa dikatakan waktu reproduksi

sehat adalah antara umur 20 tahun sampai umur 30 tahun. Penyulit pada kehamilan

remaja salah satunya pre eklamsi lebih tinggi dibandingkan waktu reproduksi sehat.

Keadaan ini disebabkab belum matangnya alat reproduksi untuk hamil, sehingga

dapat merugikan kesehatan ibu maupun perkembangan dan pertumbuhan janin

(Manuaba, 1998).

2. Kehamilan pertama setelah 3 tahun atau lebih pernikahan

3. Kehamilan kelima atau lebih

Menurut Manuaba (1999) paritas atau para adalah wanita yang pernah

melahirkan dan di bagi menjadi beberapa istilah :

1) Primipara yaitu wanita yang telah melahirkan sebanyak satu kali


2) Multipara yaitu wanita yang telah pernah melahirkan anak hidup beberapa

kali, di mana persalinan tersebut tidak lebih dari lima kali

3) Grandemultipara yaitu wanita yang telah melahirkan janin aterm lebih dari

lima kali.

4. Kehamilan dengan jarak antara di atas 5 tahun atau kurang dari 2 tahun.

Pada kehamilan dengan jarak < 3 tahun keadaan endometrium mengalami

perubahan, perubahan ini berkaitan dengan persalinan sebelumnya yaitu timbulnya

trombosis, degenerasi dan nekrosis di tempat implantasi plasenta. Adanya

kemunduran fungsi dan berkurangnya vaskularisasi pada daerah endometrium pada

bagian korpus uteri mengakibatkan daerah tersebut kurang subur sehingga kehamilan

dengan jarak < 3 tahun dapat menimbulkan kelainan yang berhubungan dengan

letak dan keadaan plasenta.

5. Tinggi badan ibu kurang dari 145 cm dan ibu belum pernah melahirkan bayi

cukup bulan dan berat normal.

Wanita hamil yang mempunyai tinggi badan kurang dari 145 cm, memiliki

resiko tinggi mengalami persalinan secara premature, karena lebih mungkin memiliki

panggul yang sempit.

6. Kehamilan dengan penyakit (hipertensi, Diabetes, Tiroid, Jantung, Paru, Ginjal,

dan penyakit sistemik lainnya)

Kondisi sebelum hamil seperti hipertensi kronis, diabetes, penyakit ginjal atau

lupus, akan meningkatkan risiko terkena preeklamsia. Kehamilan dengan hipertensi

esensial atau hipertensi yag telah ada sebelum kehamilan dapat berlangsung sampai
aterm tanpa gejala mejadi pre eklamsi tidak murni. Penyakit gula atau diabetes

mellitus dapat menimbulkan pre eklamsi dan eklamsi begitu pula penyakit ginjal

karena dapat meingkatkan tekanan darah sehingga dapat menyebabkan pre eklamsi.

7. Kehamilan dengan keadaan tertentu ( Mioma uteri, kista ovarium)

Mioma uteri dapat mengganggu kehamilan dengan dampak berupa kelainan

letak bayi dan plasenta, terhalangnya jalan lahir, kelemahan pada saat kontraksi

rahim, pendarahan yang banyak setelah melahirkan dan gangguan pelepasan plasenta,

bahkan bisa menyebabkan keguguran. Sebaliknya, kehamilan juga bisa berdampak

memperparah Mioma Uteri. Saat hamil, mioma uteri cenderung membesar, dan sering

juga terjadi perubahan dari tumor yang menyebabkan perdarahan dalam tumor

sehingga menimbulkan nyeri. Selain itu, selama kehamilan, tangkai tumor bisa

terputar.

8. Kehamilan dengan anemia ( Hb kurang dari 10,5 gr %)

Wanita hamil biasanya sering mengeluh sering letih, kepala pusing, sesak

nafas, wajah pucat dan berbagai macam keluhan lainnya. Semua keluhan tersebut

merupakan indikasi bahwa wanita hamil tersebut sedang menderita anemia pada masa

kehamilan. Penyakit terjadi akibat rendahnya kandungan hemoglobin dalam tubuh

semasa mengandung. Faktor yang mempengaruhi terjadinya anemia pada ibu hamil

adalah kekurangan zat besi, infeksi, kekurangan asam folat dan kelainan

haemoglobin. Anemia dalam kehamilan adalah suatu kondisi ibu dengan kadar nilai

hemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester satu dan tiga, atau kadar nilai
hemoglobin kurang dari 10,5 gr% pada trimester dua. Perbedaan nilai batas diatas

dihubungkan dengan kejadian hemodilusi.

9. Kehamilan dengan riwayat bedah sesar sebelumnya.

Faktor JANIN :

1. Kelainan letak janin (sungsang, lintang, oblique/diagonal, presentasi muka)

2. Janin besar (tapsiran lebih dari 4000 gram)

3. Janin ganda (kembar)

4. Janin dengan pertumbuhan janin terhambat

5. Janin kurang bulan (prematur)

6. Janin dengan cacat bawaan/kelainan kongenital

7. Janin meninggal dalam rahim. (Prita,2011)

Ada beberapa komplikasi pada kehamilan risiko tinggi:

1. Anemia

2. Janin kecil

3. Prematur yang tidak wajar

4. Ketuban pecah dini

5. Gestational diabetes

6. Tekanan darah tinggi

7. Placenta previa

8. Hidramnion

9. Penyakit rhesus

10. Kehamilan post-term


11. Kehamilan ganda

12. Kehamilan etopik

13. Keguguran

14. Kematian janin

15. Perdarahan pasca persalinan (Alaudine,2010)

6. Mengelompokkan faktor kehamilan dengan risiko tinggi berdasarkan waktu

kapan faktor tersebut mempengaruhinya :

1. Faktor risiko tinggi menjelang kehamilan

a. Faktor genetik

Penyakit turunan yang sering terjadi pada keluarga tertentu, sehingga

perlu dilakukan pemeriksaan sebelum kehamilan. Bila terjadi kehamilan, maka

diperlukan pemeriksaan kelainan bawaan.

b. Faktor lingkungan

Diperhitungkan faktor pendidikan dan sosial ekonomi. Faktor pendidikan

dan sosial ekonomi mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dalam

kandungan. Mempengaruhi pemilihan tempat pertolongan persalinan.

2. Faktor risiko tinggi yang bekerja selama kehamilan

a. Faktor keadaan menjelang kehamilan

b. Kebiasaan ibu (merokok, alkohol, kecanduan obat)

c. Faktor penyakit yang mempengaruhi kehamilan. (Manuaba, 2009)

7. Dampak Kehamilan Resiko Tinggi

a. Keguguran.
Keguguran dapat terjadi secara tidak disengaja. misalnya : karena terkejut,

cemas, stres. Tetapi ada juga keguguran yang sengaja dilakukan oleh tenaga non

profesional sehingga dapat menimbulkan akibat efek samping yang serius seperti

tingginya angka kematian dan infeksi alat reproduksi yang pada akhirnya dapat

menimbulkan kemandulan.

b. Persalinan prematur, berat badan lahir rendah (BBLR) dan kelainan bawaan.

Prematuritas terjadi karena kurang matangnya alat reproduksi

terutama rahim yang belum siap dalam suatu proses kehamilan, berat badan lahir

rendah (BBLR) juga dipengaruhi oleh kurangnya gizi saat hamil dan juga umur ibu

yang belum 20 tahun. Cacat bawaan dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan ibu

tentang kehamilan, pengetahuan akan asupan gizi sangat rendah, pemeriksaan

kehamilan (ANC) yang kurang, keadaan psikologi ibu kurang stabil. Selain itu cacat

bawaan juga di sebabkan karena keturunan (genetik) proses pengguguran sendiri

yang gagal, seperti dengan minum obat-obatan (gynecosit sytotec) atau dengan

loncat-loncat dan memijat perutnya sendiri.

Pengetahuan ibu hamil akan gizi masih kurang, sehingga akan berakibat

kekurangan berbagai zat yang diperlukan saat pertumbuhan dengan demikian akan

mengakibatkan makin tingginya kelahiran prematur, berat badan lahir rendah dan

cacat bawaan.

c. Mudah terjadi infeksi.

Keadaan gizi buruk, tingkat sosial ekonomi rendah, dan stress memudahkan

terjadi infeksi saat hamil terlebih pada kala nifas.


d. Anemia kehamilan / kekurangan zat besi.

Penyebab anemia pada saat hamil disebabkan kurang pengetahuan akan

pentingnya gizi pada saat hamil karena pada saat hamil mayoritas seorang ibu

mengalami anemia. Tambahan zat besi dalam tubuh fungsinya untuk meningkatkan

jumlah sel darah merah, membentuk sel darah merah janin dan plasenta. Lama

kelamaan seorang yang kehilangan sel darah merah akan menjadi anemis.

e. Keracunan Kehamilan (Gestosis).

Kombinasi keadaan alat reproduksi yang belum siap hamil dan anemia makin

meningkatkan terjadinya keracunan hamil dalam bentuk pre-eklampsia atau

eklampsia. Pre-eklampsia dan eklampsia memerlukan perhatian serius karena dapat

menyebabkan kematian.

f. Kematian ibu yang tinggi.

Kematian ibu pada saat melahirkan banyak disebabkan karena perdarahan dan

infeksi. Selain itu angka kematian ibu karena keguguran juga cukup tinggi yang

kebanyakan dilakukan oleh tenaga non profesional (dukun) (Ubaydillah, 2008).

8. Adapun akibat resiko tinggi pada kehamilan antara lain:

a. Resiko bagi ibunya :

1) Mengalami perdarahan.

Perdarahan pada saat melahirkan antara lain disebabkan karena otot rahim

yang terlalu lemah dalam proses involusi. Selain itu juga disebabkan

selaput ketuban stosel (bekuan darah yang tertinggal didalam rahim).


Kemudian proses pembekuan darah yang lambat dan juga dipengaruhi oleh

adanya sobekan pada jalan lahir.

2) Kemungkinan keguguran / abortus.

Pada saat hamil seorang ibu sangat memungkinkan terjadi keguguran. Hal

ini disebabkan oleh faktor-faktor alamiah dan juga abortus yang disengaja,

baik dengan obat-obatan maupun memakai alat.

3) Persalinan yang lama dan sulit.

Persalinan yang disertai komplikasi pada ibu maupun janin merupakan

penyebab dari persalinan lama yang dipengaruhi oleh kelainan letak janin,

kelainan panggul, kelaina kekuatan his dan mengejan serta pimpinan

persalinan yang salah. Kematian pada saat melahirkan juga disebabkan

oleh perdarahan dan infeksi.

b. Dari bayinya :

1) Kemungkinan lahir belum cukup usia kehamilan.

Kelahiran prematur yang kurang dari 37 minggu (259 hari). Hal ini

terjadi karena pada saat pertumbuhan janin zat yang diperlukan

berkurang.

2) Berat badan lahir rendah (BBLR).

Bayi yang lahir dengan berat badan yang kurang dari 2.500 gram

kebanyakan dipengaruhi oleh kurangnya gizi saat hamil dan umur ibu

saat hamil kurang dari 20 tahun. Dapat juga dipengaruhi penyakit

menahun yang diderita oleh ibu hamil.


3) Cacat bawaan.

Cacat bawaan merupakan kelainan pertumbuhan struktur organ janin

sejak saat pertumbuhan. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor,

diantaranya kelainan genetik dan kromosom, infeksi, virus rubela serta

faktor gizi dan kelainan hormon.

4) Kematian bayi.

Kematian bayi yang masih berumur 7 hari pertama hidupnya atau

kematian perinatal yang disebabkan oleh berat badan kurang dari 2.500

gram, kehamilan kurang dari 37 minggu (259 hari), kelahiran kongenital

serta lahir dengan asfiksia (Ubaydillah, 2008).

I.I. PENGERTIAN

Asma dalam kehamilan adalah gangguan inflamasi kronik jalan napas terutama sel
mast dan eosinofil sehingga menimbulkan gejala periodik berupa mengi, sesak napas,
dada terasa berat, dan batuk yang ditemukan pada wanita hamil.
Asma bronchial adalah gangguan fungsi aliran udara paru yang ditandai oleh
kepekaan saluran nafas terhadap berbagai rangsangan dengar karakteristik
bronkospasme, hiper sekresimukosa dan infeksi saluran pernafasan.
Asma bronchial adalah penyakit dengan karakteristik peningkatan hiperaktivitas
bronkus terhadap berbagai rangsangan. Dengan manifestasi penyempitan trachea dan
bronkus yang luas dan menyeluruh dengan derajat yang berubah, karena pengobatan
maupun secara spontan.
Asma bronkhial adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermitten, reversible dimana
trakeobronkial berespon secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu. Asma bronchial
adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon trakea dan bronkus terhadap
berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan jalan nafas yang luas
dan derajatnya dapat berubah-ubah baik secara spontan maupun hasil dari
pengobatan.

I.2 ETIOLOGI

Etiologi yang pasti dari asma belum diketahui, dari hasil penelitian yang dilakukan,
menjelaskan bahwa saluran nafas penderita asma mempunyai sifat yang sangat khas,
yaitu sangat peka terhadap berbagai rangsangan.
Berdasarkan penyebabnya, asma bronkhial dapat diklasifikasikan menjadi 3 tipe,
yaitu :
1. Ekstrinsik (alergik)
Ditandai dengan reaksi alergik yang disebabkan oleh faktor-faktor pencetus
yang spesifik, seperti debu, serbuk bunga, bulu binatang, obat-obatan (antibiotic dan
aspirin) dan spora jamur. Asma ekstrinsik sering dihubungkan dengan adanya suatu
predisposisi genetik terhadap alergi. Oleh karena itu jika ada faktor-faktor pencetus
spesifik seperti yang disebutkan di atas, maka akan terjadi serangan asma ekstrinsik.

2. Intrinsik (non alergik)


Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap pencetus
yang tidak spesifik atau tidak diketahui, seperti udara dingin atau bisa juga
disebabkan oleh adanya infeksi saluran pernafasan dan emosi. Serangan asma ini
menjadi lebih berat dan sering sejalan dengan berlalunya waktu dan dapat
berkembang menjadi bronkhitis kronik dan emfisema. Beberapa pasien akan
mengalami asma gabungan.
3. Asma gabungan
Bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik dari
bentuk alergik dan non-alergik.
Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan presipitasi timbulnya
serangan asma bronkhial.
a. Faktor predisposisi
1. Genetik
Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum diketahui
bagaimana cara penurunannya yang jelas. Penderita dengan penyakit alergi biasanya
mempunyai keluarga dekat juga menderita penyakit alergi. Karena adanya bakat
alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakit asma bronkhial jika terpapar
dengan foktor pencetus. Selain itu hipersentifisitas saluran pernafasannya juga bisa
diturunkan.
b. Faktor presipitasi
1. Alergen
Dimana alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
a. Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan
ex debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan polusi
b. Ingestan, yang masuk melalui mulut
ex: makanan dan obat-obatan
c. Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit
ex: perhiasan, logam dan jam tangan
2. Perubahan cuaca
Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi asma.
Atmosfir yang mendadak dingin merupakan faktor pemicu terjadinya serangan asma.
Kadang-kadang serangan berhubungan dengan musim, seperti: musim hujan, musim
kemarau,musim bunga. Hal ini berhubungan dengan arah angin serbuk bunga dan
debu.

3 . Stress
Stress/ gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu juga bisa
memperberat serangan asma yang sudah ada. Disamping gejala asma yang timbul
harus segera diobati penderita asma yang mengalami stress/gangguanemosi perlu
diberi nasehat untuk menyelesaikan masalah pribadinya. Karena jika stressnya belum
diatasi maka gejala asmanya belum bisa diobati.
4. Lingkungan kerja
Mempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya serangan asma. Hal ini
berkaitan dengan dimana dia bekerja. Misalnya orang yang bekerja di laboratorium
hewan, industri tekstil, pabrik asbes, polisi lalu lintas. Gejala ini membaik pada waktu
libur atau cuti.
5. Olah raga/ aktifitas jasmani yang berat
Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika melakukan aktifitas
jasmani atau aloh raga yang berat. Lari cepat paling mudah menimbulkan serangan
asma. Serangan asma karena aktifitas biasanya terjadi segera setelah selesai aktifitas
tersebut.

I.3 PATOFISIOLOGI
Dasar kelainan pada asma adalah suatu hiperaktivitas bronkus yaitu sindroma klinik
yang ditandai oleh kepekaan saluran nafas terhadap berbagai rangsangan, baik
rangsangan dari dalam maupun dari luar.
Dengan manifestasi penyempitan saluran nafas yang menyeluruh dengan derajat yang
berubah-ubah secara spontan atau dengan pengobatan.
Ada 2 komponen penyempitan saluran nafas pada asma yaitu :
a. Bronkospasme
Disebabkan karena kontraksi otot polos bronkus.
b. Inflamasi dinding mukosa saluran nafas
Menyebabkan edema dan hiopersekresi mukosa. Hal tersebut menyebabkan obstruksi
aliran udara.

I.4. TANDA DAN GEJALA ASMA BRONKIAL :


a. Batuk keras karena gatal di tenggorokan.
b. Dipsnoe yang hebat.
c. Cianosis pada ekstrenitas atas dan bawah.
d. Nafas berbunyi / mengi (wheezing).
e. Nadi cepat dan dangkal.
f. Keringat dingin dan takut pada waktu serangan biasanya pada malam hari.
g. Produksi spontan.

I.5. PENATALAKSANAAN MEDIS ASMA BRONCHIAL


Gunakan obat lokal seperti aminofilin atau kortikosteroid inhalasi atau oral pada
serangan asma ringan . Obat antiasma modern umumnya tidak berpengaruh negatif
terhadap janin selama digunakan sesuai anjuran dokter , kecuali adrenalin . Adrenalin
mempengaruhi pertumbuhan janin akibat penyempitan pembuluh darah ke janin yang
dapat mengganggu oksigenasi pada janin tersebut . Namun harus diingat bahwa
aminofilin dapat menyebabkan penurunan kontraksi uterus saat persalinan nanti .
1. Mencegah timbulnya stress
2. Menghindari factor resiko (pencetus ) yang sudah diketahui, secara intensif
3. Mencegah penggunaan obat seperti aspirin dan semacam yang dapat menjadi
pencetus timbulanya serangan
4. Pada asma yang ringan dapat digunakan obat – obat local yang berbentuk
inhalasi, atau peroral seperti isoproterenol.
5. Pada keadaan lebih berat penderita harus dirawat dan serangan dapat
dihilangkan dengan 1 atai lebih dari obat dibawah ini :
a. Epineprin yang telah dilarutka (1:1000), 0,2-0,5 ml, disuntikan subkutis
b. Isoproterenol (1:100) berupa inhalasi 3-7 hari
c. Oksigen
d. Aminofilin 250-500 mg (6mg/kg) dalam infuse glucose 5 %
e. Hidrokortison 260-1000mg iv pelan-pelan atau /infuse dalam dekstrose 10%.

BAB III
TINJAUAN KASUS

Tanggal/jam masuk : 22/13.00 wib


Tanggal/jam pengkajian : 22/13.10 wib
No MR : 17-36-11

1 Pengkajian( tanggal/jam )
A. Identitas / Biodata

Nama Ibu : ny”Y” Nama Suami :Tn”G”


Umur :40th Umur :29th
Pendidikan :SD Pendidikan :SMA
Pekerjaan :Buruh cuci Pekerjaan :dagang
Suku/Bangsa :indonesia Suku/Bangsa :indonesia
Agama :islam Agama :islam
Alamat :padang RT 01/06 Alamat :-

B. Data Subjektif

2.alasan datang berkunjung :periksa kehamilan


3.keluhan utama : tidak ada
4.Riwayat menstruasi
a. Menarche : 13 tahun
b. Siklus Haid : ± 28 hari
c. Banyaknya : 3 kali ganti pembalut
d. Wrnanya : merah kehitaman
e. Lamanya : ± 7 hari
f. Sifat Darah : encer
g. Baunya : amis
h. Teratur / tdk : teratur
i. Disminorhoe : tidak ada
5.Riwayat kehamilan sekarang
a. HPHT : 08-06-16
b. TP : 15-03-17
- TM I : mual muntah
- TM II :-
- TM III :-
6.Riwayat kehamilan, persalinan , nifas yang lalu
Kehamilan Persalinan Bayi Nifas Kb
Anak
Pe Peny Kea Lakt
ke/ Peno PB/ loch Kea Lama
Usia Nyul jenis Tmpt u Jenis da a jenis
umur Long BB ea daan nya
it Lit an si
1. 19th Tdk Nrmal Bidan Bps Tdk 35000 Laki Baik Nor Ada Nor Tdk -
ada ada mal mal ada -
2. 17th Tdk Nrmal Bidan Bps Tdk ±2000 Laki Baik Ada Nor Tdk -
ada ada Nor mal ada -
3. 14th Tdk Nrml Bidan Bps Tdk 3000 Laki Baik mal Ada Nor Tdk -
ada ada ml ada
4. 13th Tdk Nrmal Bidan Bps Tdk 3000 Laki Baik Nor Ada Nor Tdk
ada ada mal mal ada
5. 4th Tdk nrmal bidan Bps Tdk ±1000 laki baik Nor Ada Nor Tdk
Ada ada mal ml ada
6. Ini

7.Riwayat kesehatan ibu


a. Penyakit yang pernah di derita ibu : tidak ada
b. Penyakit yang sedang di derita ibu : tidak ada
c. Riwayat alergi : tidak ada
d. Riwayat operasi yang pernah dialami : tidak ada
e. Riwayat trafusi darah : tidak ada
f. Riwayat pernah mengalami kelainan jiwa : tidak ada
8. Riwayat kesehatan keluagra
a. Riwayat penyakit menular dalam keluarga : tidak ada
b. Riwayat keturunan dalam keluarga : tidak ada
c. Riwayat keturunan dalam keluarga : tidak ada
d. Kelainan psikologis : tidak ada

9.keluhan yang di rasakan


a. Rasa lelah :tidak ada
b. Mual dan muntah yang berlebihan : tidak ada
c. Nyeri perut yang hebat :tidak ada
d. Panas menggigil :tidak ada
e. Sakit kepala yang hebat terus menerus : tidak ada
f. Penglihatan kabur :tidak ada
g. Rasa panas dan nyeri waktu BAB : tidak ada
h. Rasa gatal pada vulva dan sekitar nya : tidak ada
i. Pengeluaran cairan pervagina : tidak ada
j. Nyeri kemerahan,tegang pada tungkal : tidak ada
k. Oedema pada muka,tangan dan tungkal :tidak ada
l. Penggunaan obat-obatan : tidaka ada
10.pola kegiatan sehari-hari
a.nutrisi
-pola makan
Pagi : lontong dan air putih
Siang : nasi dan lauk
Malam : nasi dan lauk sayur
Banyak nya : 3x sehari
Frekuensi : sering
Susu : 3x sehari
Air putih :16 gelas sehari
b.eliminasi
BAB BAK
-frekuensi : 2x sehari -frekuensi :7-8x sehari
Konsistensi :lembek -bau : amis
Warna :kuning -warna : kuning jernih
Keluhan :tidak ada -keluhan : tidak ada
c.istirahat dan tudur
tidur siang : 2-3 jam
tidur malam : 7-8 jam
keluhan : tidak ada
d. Pola hidup sehari-hari
pekerjaan rumah tangga di bantu oleh : suami
minum obat-obatan dan jamuan : tidak ada
apakah kehamilan ini di rencana kan : tidak ada
11.data sosial,ekonomi,kultural,dan spiritual
a. data sosial
hubungan ibu dengan suami :baik
hubungan ibu dengan keluarga : baik
hubungan ibu dengan tetangga : baik
b. data ekonomi
penghasilan perbulan : mencukupi
persiapan dana untuk persalinan : ada
c. data spiratural
ibu yakin dan percaya kepada tuhan YME : iya
ibu yakin dan percaya kepada bidan : iya
ibu yakin dan percaya kepada diri dapat melalui persalinan : iya

d. .data kultural
melakukan pemgurutan waktu hamil : tidak ada
kebiasaan keluarga yg bertentangan dengan kesehatan : tidak ada

C. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan emosional : baik
Kesadaran : composmentis
Berat badan sekarang : 85kg
Tinggi badan : 160cm
TP : 15-03-2017
2. Tanda – tanda vital
Tekanan darah : 100/70 mmhg
Nadi : 80x/i
Pernapasan : 32x/i
Suhu : 36,5˚c
3. Pemeriksaan fisik
a. Kepala :bersih tidak berketombe rambut :bersih tidak rontok
b. Muka
-Kelopak mata : tidak oedema
-Konjungtiva : tidak pucat
-Sklera : tidak ikterik
c. Hidung
-polip : tidak ada
-kebersihan : bersih
d. Mulut dan gigi
-caries : tidak ada
-epullis : tidak ada
-stomatitis : tidak ada
-kebersihan : bersih
e. Leher
-pembesaran kelenjar tiroid : tidak ada
-pembesaran kelenjar limphe : tidak ada
f. Dada
-jantung :
-paru-paru :
g. Mammae
-pembesaran : simetris kiri dan kanan
-puting susu : menonjol
-areola : hiperpigmentasi
-benjolan / tumor : tidak ada
-rasa nyeri : tidak ada
-pengeluaran : tidak ada
-kebersihan : bersih
4. Pemeriksaan abdomen
a. Inspeksi
Pembesaran : sesuai dengan usia kehamilan
Linea alba : ada
Strie albican : ada
Bekas luka operasi : tidak ada
b. Palpasi
Leopold I :Tfu pertengahan px pusat.pada fundus teraba bundar
lembek tidak melenting kemungkinan bokong janin
Leopold II :Pada bagian kanan perut ibu teraba panjag,lurus
memapan kemungkinan punggung janin. Pada bagian kiri
perut ibu teraba tonjolan-tonjolan kecil kemungkinan
ekstremitas janin
Leopold III :Pada bagian bawah perut ibu teraba keras bulat dan tidak
melinting kemungkinan kepala janin,kepala sudah masuk
pintu atas panggul
Leopold IV :Posisi tangan divergen, sebagian kecil kepala sudah masuk
pintu atas panggul
Mc. Donald : 38 cm
TBBJ : 3680 gram

c. Auskultasi
 Frekuensi DJJ : 135x/i
 Punctum maksimum : kuadran kanan bawah perut ibu
 Irama : teratur
 Kekuatan : kuat
d. Ekstremitas
atas
-Oedema : tidak ada
-sianosis ujung jari : tidak ada
-pergerakan : aktif
Bawah
-oedema : ada
-Varises : tidak ada
-pergerakan : aktif
C. Pemeriksaan penunjang
 Laboratorium
- HB : 11 gr%
- Protein urine : (+) 1
- Glukosa urine : (-)

 USG
- Usia kehamilan : 38-39 minggu
- TBJ : 3.680 gram
- Rencana : Persalinan dengan SC

Vous aimerez peut-être aussi