Vous êtes sur la page 1sur 3

Trikomoniasis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh parasit

bernama Trichomonas vaginalis (TV). Penyakit ini dapat menyerang pria dan wanita,
namun wanita muda yang aktif secara seksual lebih rentan tertular. Penyakit ini
menular melalui hubungan intim.
x

Gejala Trikomoniasis
Jika terjadi pada wanita, trikomoniasis berdampak pada vagina dan saluran
pembuangan urine atau uretra. Sedangkan pada pria, trikomoniasis menyerang
uretra, area penis (misalnya kulup), dan kelenjar prostat.
Gejala pada wanita:

 Bagian perut bawah terasa sakit.


 Muncul rasa sakit atau tidak nyaman saat buang air kecil atau berhubungan
seksual.
 Keputihan menjadi kental, encer, berbusa, atau berwarna kekuningan dan
kehijauan serta berbau amis.
 Timbul rasa nyeri, bengkak dan gatal di area kewanitaan. Kadang rasa gatal
juga muncul di paha bagian dalam.

Gejala pada pria:

 Frekuensi buang air kecil lebih sering dari biasanya, dan disertai rasa sakit.
 Muncul cairan putih dari penis.
 Muncul rasa sakit, bengkak, dan kemerahan di area ujung penis. Rasa sakit
ini juga bisa muncul saat buang air kecil atau saat ejakulasi.

Biasanya, gejala trikomoniasis akan muncul dalam waktu satu bulan sejak
seseorang mulai terinfeksi. Namun, sekitar setengah dari pengidap trikomoniasis
tidak mengalami gejala apa pun.
Penyebab Trikomoniasis
Trikomoniasis disebabkan oleh parasit Trichomonas vaginalis yang biasanya
menyebar melalui hubungan seks tanpa kondom atau saling berbagi alat/mainan
seks. Masa inkubasi parasit ini tidak diketahui secara pasti, namun umumnya terjadi
dalam waktu 5 sampai 28 hari.
Tidak semua jenis hubungan seks bisa menularkan trikomoniasis. Penyakit ini tidak
bisa menular dengan seks oral, seks anal, ciuman, dan berbagi pemakaian alat
makan, dudukan toilet, atau handuk. Risiko trikomoniasis akan meningkat jika:

 Berhubungan seks tanpa kondom.


 Sering berganti-ganti pasangan.
 Pernah mengalami trikomoniasis sebelumnya.
 Memiliki riwayat penyakit menular seksual

Diagnosis Trikomoniasis
Diagnosis trikomoniasis bisa dipastikan dengan memeriksa sampel cairan vagina
pada wanita atau urine pada pria di laboraturium. Pemeriksaan ini umumnya
memakan waktu selama beberapa hari.
Sekarang telah tersedia metode tes baru yang lebih cepat, yakni rapid antigen test
dan nucleic acid amplifcation. Namun keduanya memerlukan biaya yang lebih mahal
dibandingkan pemeriksaan cairan secara manual di laboratorium.
Jika seseorang positif terinfeksi trikomoniasis, pengobatan harus segera dilakukan
untuk mengurangi risiko penyebaran infeksi.
Pengobatan Trikomoniasis
Trikomoniasis bisa diatasi secara efektif dengan obat antibiotik
jenis metronidazole atau tinidazole. Dokter akan meresepkan kedua obat ini dalam
dosis tertentu untuk dikonsumsi selama 5-7 hari. Dalam kondisi tertentu, dokter
hanya meresepkan salah satu dari kedua obat itu dalam dosis yang besar.
Selama masa pengobatan, pasien diminta untuk menghindari hubungan seksual
sampai dinyatakan sembuh oleh dokter. Pasien juga wajib menghindari konsumsi
alkohol selama 24 jam setelah mengonsumsi metronidazole atau 72 jam setelah
mengosumsi tinidazole karena alkohol bisa menyebabkan mual dan muntah.
Komplikasi Trikomoniasis
Trikomoniasis bisa menimbulkan komplikasi jika dibiarkan tanpa pengobatan.
Seorang ibu hamil yang terkena trikomoniasis bisa menularkan kondisi tersebut
pada bayi yang dikandungnya. Selain itu, juga bisa meningkatkan risiko kelahiran
prematur dan berat badan bayi kurang. Trikomoniasis pada wanita membuat
penderitanya lebih rentan terhadap infeksi virus HIV penyebab AIDS.
Pencegahan Trikomoniasis
Beberapa langkah di bawah ini bisa dilakukan untuk mengurangi risiko infeksi
trikomoniasis, di antaranya:

 Setia kepada satu pasangan dan tidak berganti-ganti pasangan hubungan


intim.
 Gunakan kondom saat berhubungan intim.
 Pastikan alat/mainan seks yang digunakan bersih dan terbungkus kondom.
Hindari berbagi alat/mainan seks dengan orang lain.
 Jika merasa telah terinfeksi, lebih baik tidak melakukan hubungan seksual
dan segera menghubungi dokter untuk menjalani pemeriksaan.
 Pasangan juga harus mendapatkan pengobatan, dan dianjurkan untuk tidak
melakukan hubungan seksual sebelum Anda dan pasangan selesai menjalani
pengobatan, serta tidak lagi menunjukkan gejala.

Vous aimerez peut-être aussi