Vous êtes sur la page 1sur 25

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN STOMATITIS

MAKALAH

oleh
Yuliana

1523101011267

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2017

i
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN STOMATITIS

MAKALAH
Diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak dengan dosen
pengampu: Ns. Lantin Sulistyorini, S.Kep, M.Kep

oleh
Yuliana

1523101011267

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2017

ii
PRAKATA

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Anak Dengan Stomatitis”
Dalam penyusunan makalah ini, kami telah banyak mendapatkan bantuan
serta bimbingan dari semua pihak yang terlibat. Kami ucapkan terima kasih
kepada :

1. Ns. Lantin Sulistyorini, S.Kep, M.Kep selaku dosen dan pembimbing


mata kuliah
2. Keluarga, yang telah memberikan dukungan selama pengerjaan
makalah ini.
3. Teman-teman mahasiswa PSIK UNEJ yang telah membantu.
4. Serta semua pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
oleh karena itu penyusun berharap kritik dan saran yang bersifat membangun.
Penyusun berharap semoga makalah ini dapat memberikan wawasan dan
tambahan bagi kami khususnya dan juga pembaca.
Demikian makalah tugas Keperawatan Maternitas “Asuhan Keperawatan
Anak Dengan Stomatitis” ini penyusun susun, jika terdapat kekurangan dalam
penyusunan makalah ini, penyusun mohon maaf.

Jember, September 2017

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
HALAMAN SAMPUL...........................................................................................ii
PRAKATA.............................................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Tujuan.....................................................................................................1
1.2.1 tujuan umum.............................................................................1
1.2.2 tujuan khusus............................................................................1
BAB. 2 TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................2
2.1 Definisi.....................................................................................................2
2.2 Etiologi.....................................................................................................2
2.3 Tanda dan Gejala...................................................................................4
2.4 Patofisiologi.............................................................................................4
2.5 Pathway...................................................................................................5
2.6 Penatalaksanaan.....................................................................................6
BAB 3. ASUHAN KEPERAWATAN..................................................................7
3.1 Pengkajian...............................................................................................7
3.2 Diagnosa.................................................................................................15
3.3 Intervensi...............................................................................................16
3.4. Implementasi........................................................................................18
3.5 Evaluasi..................................................................................................19
BAB 4. PENUTUP................................................................................................20
4.1 Kesimpulan............................................................................................20
4.2 Saran......................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................21

iv
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun termasuk anak yang
masih dalam kandungan. Anak dan bayi merupakan usia yang rentan dengan
serangan kuman dan penyakit. Hal ini berhubungan dengan daya tahan tubuh pada
usia tersebut belum sempurna. Salah satu penyakit yang sering menyerang anak
dan bayi terutama pada 3 tahun pertama kehidupan adalah stomatitis.
Stomatitis atau sariawan mudah terjadi pada anak dan bayi akibat
komposisi air liur yang belum disesuaikan sepenuhnya, serta mukosa yang sangat
sensitif. Stomatitis yang menyerang anak dan bayi dapat menggangu proses
tumbuh kembang. Saat terserang stomatitis, nafsu makan akan menurun sebagai
respon rasa nyeri yang terjadi dimulut. Pencegahan agar stomatitis tidak berulang
sang penting untuk dilakukan. Oral higiene merupakan salah satu intervensi yang
dapt diberikan kepada pasien stomatitis.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mengerti dan memahami mengenai konsep dan asuhan keperawatan pada anak
dengan stomatitis.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui definisi dari stomatitis
2. Mengetahui etiologi dari stomatitis
3. Mengetahui patofisiologi stomatitis
4. Mengetahui tanda dan gejala stomatitis
5. Mengetahui pathway dari stomatitis
6. Mengetahui penatalaksanaan stomatitis
7. Mengetahui asuhan keperawatan anak dengan stomatitis

1
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Stomatitis atau sariawan adalah radang yang terjadi pada mukosa (pipi
bagian dalam) mulut, biasanya berupa bercak putih kekuningan (Febry &
Marendra, 2010).
Stomatitis adalah kondisi peradangan pada mulut karena kontak dengan
pengiritasiseperti tembakau, defisiensi vitamin, infeksi oleh bakteri, virus atau
jamur, atau penggunaan obat kemoterapi (Potter & Perry, 2005).
Stomatitis adalah inflamasi mukosa oral, yang dapat meliputi mukosa
bukal (pipi) dan labial (bibir), lidah, gusi, langit-langit, dan dasar mulut (Wong
Dkk, 2009).
2.2 Etiologi
Penyabab pasti stomatitis masih belum diketahui. Namun beberapa faktor
di bawah ini diyakini dapat menjadi penyebab timbulnya stomatitis.
Penyebab yang berasal dari dalam keadaan mulut:
1. Kurangnya menjaga kebersihan mulut
Kebersihan mulut berhubungan dengan higiene gigi. Higiene gigi yang
buruk, sering menjadi penyebab terjadinya stomatitis berulang.
2. Makanan atau minuman yang panas dan pedas
Makanan pedas dan panas dapat mengganggu fungsi mukosa mulut dan
dalam melakukan pertahanan terhadap infeksi. Daya tahan mulut akan
menurun karena termik, ketika daya tahan mulut menurun flora normal
mulut yang awalnya bersifat apatogen berubah menjadi patogen dan
menyebabkan gangguan dan berbagai infeksi.
3. Luka pada bibir
Luka pada bibir dapat disebabkan oleh gigitan yang tidak disengaja
ataupun benturan. Bekas gigitan atau benturan ini dapat menjadi ulser
sehingga dapat menyebabkan stomatitis aphtosa.
4. Infeksi oleh jamur

2
Biasanya stomatitis yang disebabkan oleh infeksi jamur dihubungkan
dengan penurunan sistem kekebalan tubuh.
5. Susunan gigi dan penggunaan kawat gigi
6. Penggunan gigi tiruan (protesa)
7. Sering bergonta-ganti pasta gigi
Terutama penggunaan pasta gigi yang mengandung Sodium Lauryl Sulfate
yang tinggi.
Timbulnya stomatitis sebagai bagian dari penyakit sistemik, antara lain:
1. Stomatitis yang timbul sebagai reaksi alergi
Biasanya pasien akan menderita stomatitis setelah makan makanan
tertentu. Jenis makanan berbeda-beda bagi tiap pasien.
2. Ketidakseimbangan hormon
3. Stress mental
4. Kekurangan vitamin B12
5. Adanya gangguan pencernaan
6. Radiasi
Penyebab stomatitis berdasarkan jenisnya:
1. Stomatitis primer, meliputi :
a. Recurrent Aphtouch Stomatitis (RAS)
Disebabkan oleh adanya ulser yang berulang. Pada awalnya ukuran
ulser kecil berwarna kemerahan. Akan sembuh setelah 2 mingguan dan
tanpa luka parut.
b. Herpes Simplek Stomatitis
Merupakan stomatitis yang disebabkan oleh virus.
c. Vincent’s Stomatitis
Stomatitis yang terjadi ketika daya tahan tubuh menurun.
d. Traumatik Ulcer
Stomatitis yang terjadi akibat trauma. Bentuk lesi lebih jela, namun
nyeri yang ditimbulkan tidak hebat.
2. Stomatitis sekunder

3
Stomatitis yang secara umum terjadi karena infeksi virus atau bakteri
ketika host (inang) resisten baik lokal maupun sistemik.
Dari faktor penyebab diatas, dapat diketahui bahwa tidak ada kaitan antara
kekurangan vitamin C dengan Stomatitis. Kalaupun karena vitamin, maka
kekurangan vitamin B12 lah yang memperbesar kemungkinan terjadinya
stomatitis. Kekurangan Vitamin C tidak menyebabkan stomatitis, melainkan:
1. Skorbut atau gusi berdarah
2. Malaise
3. Mudah tersinggung
4. Gangguan pembuluh darah
2.3 Tanda Dan Gejala
1. Pada masa prodormal (1-24 jam), akan timbul hipersensitivitas dan
perasaan seperti terbakar
2. Pada stadium pre ulserasi, akan terjadi edema dengan terbentuknya makula
pavula serta terjadi peninggian 1-3 hari.
3. Pada stadium ulserasi, akan timbul rasa sakit, terjadi nekrosis di tengah-
tengah ulser, batas sisinya berwarna merahdan edema ini bertahan 1-16
hari. Masa penyembuha tiap orang berbeda-beda yaitu antara 1-5 minggu.
2.4 Patofisiologi
Menurut Rensburg, 1995, tubuh manusia memiliki pertahanan tubuh
alamiah yaitu laktoperoksidase (LP-system) yang mampu mempertahankan tubuh
terhadap serangan infeksi mikroorganisme. Sistem laktoperoksidase (LP-system)
terdapat pada saliva. LP-system mempertahankan tubuh manusia dengan
berfungsi sebagai bakteriosid terhadap bakteri. Bakteri di dalam mulut dapat
berkembang biak tidak terkontrol karena LP-system yang merupakan pertahanan
tubuh alami dalam saliva umumnya rusak. Hal ini dikarenakan seringnya
mengonsumsi makanan yang mengandung zat-zat kimia, pedas, dan panas.
Pemakaian pasta gigi dan obat kumur juga dapat merusak LP-system sebab
antiseptik ini bersifat bakteriosid sehingga dapat membunuh semua bakteri yang
berada di dalam rongga mulut, yang dapat mengakibatkan sekitar mukosa mulut
menjadi rusak kemudian menghasilkan ulserasi local.

4
2.5 Pathway
Kurangnya 3. Makanan atau Luka pada Infeksi Susunan gigi dan Penggunan Sering bagian dari
menjaga 4. minuman yang bibir oleh jamur penggunaan kawat gigi tiruan penyakit
gonta-ganti
(protesa) sistemik
kebersihan mulut panas dan pedas gigi pasta gigi

Stomatitis

daya tahan mulut menurun luka

Flora normal berubah Nyeri akut


patogen

Penurunan nafsu makan


infeksi
hipertermi

Resiko
inflamasi ketidakseimbangan
5
nutri kurang dari
Kerusakan membran kebutuhan
mukosa oral
2.6 Penatalaksanaan
1. hindari makanan yang semakin memperburuk kondisi stomatitis seperti
cabai.
2. sembuhkan penyakit atau keadaan yang mendasarinya.
3. pelihara kebersihan mulut dan gigi serta mengonsumsi nutrisi yang cukup,
terutama makanan yang mengandung vitamin B12 dan zat besi.
4. menghindari stress.
5. pemberian antibiotik
6. pemberian analgesik
Analgesik jenis paracetamol tepat jika diberikan pada stomatitis herpetik
primer.
7. Terapi
Pengobatan stomatitis yang disebabkan oleh herpes bersifat konservatif.
Pada beberapa kasus diperlukan antivirus. Untuk pasien yang mengalami
gejala lokal dapat berkumur dengan air hangat. Tidak perlu penambahan
antiseptik, karena amtiseptik justru menyebabkan iritasi. Selain berkumur,
pasien juga dapat mengaplikasikan penghilang rasa sakit topikal. .
penghilang rasa sakit topikal juga diberika pada stomatitis aphtosa. Untuk
menghindari faktor pencetus diperlukan pengobatan jangka panjang yang
efektif. Ada 2 terapi yang dianjurkan bagi pasien stomatitis. Dari dua
terapi ini cukup 1 saja yang perlu diberikan pada pasien:
a. Injeksi Vitamin B12 IM (1000 mcg per minggu untuk bulan pertama
dan kemudian 1000 mcg per bulan) untuk pasien yang memiliki level
serum vitamin B12 dibawah 100 pg/ml, pasien dengan neuropathy
peripheral atau anemia makrocytik, dan pasien berasal dari golongan
sosioekonomi kebawah.
b. Tablet vitamin B12 sublingual (1000 mcg) per hari. Tidak ada
perawatan lain yang diberikan kepada pasien RAS selama perawatan
dan pada perioode follow-up. Periode follow-up meulai dari 3 bulan
sampai 4 tahun.

6
BAB 3

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian
I. BIODATA
A. Identitas Klien
Nama/ nama panggilan : An. G
Tempat tanggal lahir /usia : Jember, 5 juli 2014/ 3 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Pendidikan : TK A
Alamat : Sumbersari, Jember
Tgl. MRS : 23 September 2017, pukul :
09. 25 WIB
Tgl. Pengkajian : 23 September 2017
Diagnosa Medik : Recurrent Aphtouch
Stomatitis (RAS)
Rencana terapi : tablet vitamin B12 sublingual
B. Identitas Orangtua
1. Ayah
Nama : Tn. S
Usia : 37 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pedagang
Agama : Islam
Alamat : Sumbersari, Jember
2. Ibu
Nama : Ny. F
Usia : 32 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Agama : Islam

7
Alamat : Sumbersari, Jember
C. Identitas Saudara Kandung
No. Nama Usia Hubungan Status
kesehatan
1. An. B 7 tahun Kakak Pernah
kandung menderita
thypoid saat
usia 5 tahun

II. Riwayat Kesehatan


A. Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan utama : pasien mengeluh perih dan nyeri pada
mukosa mulut
Riwayat keluhan utama : dua hari sebelum MRS, ibu pasien
mengatakan bahwa bibir pasien tergigit
ketika dia sedang menyuapi pasien. Dari
luka tersebut keluar darah. Besoknya pasien
mengeluh panas dan perih pada luka bekas
gigitan kemarin. Pasien mulai nampak
kehilangan nafsu makan. Puncaknya terjadi
ketika malam hari sebelum MRS, pasien
tidak berhenti menangis. Ibu pasien
mencoba memeriksa kondisi mulut pasien,
ibu pasien mendapati luka yang telah
mengalami peninggian dari sebelumnya.
Ibu pasien mengatakan sebelumnya pasien
memang sering menggigit bibirnya secara
tidak disengaja.
Keluhan pada saat pengkajian : perasaan perih dan seperti terbakar pada
mukosa mulut
B. Riwayat kesehatan lalu

8
1. Prenatal care
a. Ibu memeriksakan kehamilannya setiap minggu di : bidan dekat
rumah
Keluhan selama hamil yang dirasakan oleh ibu :-
b. Riwayat terkena radiasi : -
c. Riwayat berat badan selama hamil : berat badan selalu meningkat
tiap pemeriksaan
d. Riwayat imunisasi TT : lengkap
e. Golongan darah ibu : A Golongan darah ayah : A
2. Natal
a. Tempat melahirkan : bidan
b. Jenis persalinan : normal
c. Penolong persalinan : bidan
d. Komplikasi yang dialami ibu pada saat melahirkan dan setelah
melahirkan : -
3. Postnatal
a. Kondisi bayi : sehat
APGAR : 9
b. Anak pada saat lahir tidak mengalami : asfiksia

Klien pernah mengalami penyakit : - pada umur : -

4. Riwayat kecelakaan : -
Riwayat mengkonsumsi obat-obatan berbahaya tanpa anjuran dokter
dan menggunakan zat/substansi kimia yang berbahaya : -
Perkembangan anak dibanding saudara-saudaranya : sama
C. Riwayat kesehatan keluarga
Genogram :
Keterangan :
: laki-laki : pasien : tinggal 1 rumah

: perempuan : meninggal

9
III. Riwayat Imunisasi

No. Jenis imunisasi Waktu Frekuensi Reaksi setelah


pemberian pemberian
1. BCG Usia 1 bl 1x -
2. DPT (I,II,III) Usia 2,3,4 bl 3x Demam
3. Polio Usia 1,2,3,4 bl 4x -
(I,II,III,IV)
4. Campak Usia 9 bl 1x -
5. Hepatitis Usia 0 1x -
IV. Riwayat tumbuh kembang
A. Pertumbuhan Fisik
1. Berat badan : 12 kg
2. Tinggi badan : 92 cm
3. Waktu tumbuh gigi : usia 10 bl
Gigi tanggal : -
Jumlah gigi : 20 buah
B. Perkembangan tiap tahap
Usia anak saat
1. Berguling : 5 bl
2. Duduk : 7 bl
3. Merangkak : 8 bl
4. Berdiri : 10 bl
5. Berjalan : 1 tahun 2 bulan
6. Senyum kepada orang lain : 3 bl
7. Bicara pertama kali : 6 bl dengan menyebutkan : da-da
8. Berpakaian tanpa bantuan : 3 tahun
V. Riwayat Nutrisi
A. Pemberian ASI : 0-24 bl

10
B. Pemberian susu formula : setelah berhenti asi
VI. Riwayat Psikososial
Anak tinggal bersama : kedua orang tua, kakak dan nenek di : rumah pribadi
Lingkungan berada di : desa
Rumah dekat dengan : jalan raya
Kamar klien : masih tidur bersama orangtua
Rumah ada tangga : tidak
Hubungan antar anggota keluarga : harmonis
Pengasuh anak : ibu kandung
VII. Riwayat Spiritual
Support system dalam keluarga : sangat mendukung
Kegiatan keagamaan : sholat 5 waktu sehari
VIII. Reaksi hospitalisasi
A. Pengalaman keluarga tentang sakit dan rawat inap
Ibu membawa anaknya ke RS karena : pasien tidak mau makan seharian
dan tidak berhenti menangis
Apakah dokter menceritakan kondisi anak : iya
Perasaan orangtua saat ini : gelisah
Orangtua selalu berkunjung ke RS : iya
Yang akan tinggal dengan anak : kedua orangtua
B. Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap :
Pasien mengatakan tidak nyaman dan ingin cepat pulang
IX. Aktivitas sehari-hari
A. Nutrisi
Kondisi Sebelum sakit Saat sakit
1.selera makan Senang sekali Hanya minum air
memakan putih dan susu
makanan ringan
dan makan nasi
2x sehari
B. Cairan
Kondisi Sebelum sakit Saat sakit
1.jenis minuman Senang sekali Hanya minum air
2.frekuensi minum minum susu, jus putih dan susu.
3. kebutuhan cairan dan air putih. Susu dan air
4. cara pemenuhan Minum susu 2x diberikan melalui
sehari. Susu cangkir
diberikan melalui
botol
C. Eliminasi (BAB&BAK)
Kondisi Sebelum sakit Saat sakit
1.tempat BAK minimal 5 Selama MRS

11
pembuangan kali sehari, BAB hingga
2. frekuensi 1x sehari. Tempat pengkajian,
3. konsistensi pembauanga WC. pasien baru BAK
4. kesulitan Konsistensi BAB 1 kali dicelana
5.obat pencahar padat. Tidak dan belum BAB
pernah ada sama sekali
keluhan sulit
BAB. Tidak
pernah
menggunakan
obat pencahar
D. Istirahat tidur
Kondisi Sebelum sakit Saat sakit
1.jam tidur Pasien tidur siang Pasien kesulitan
- siang pukul 11.00- tidur berhubungan
-malam 14.00, untuk dengan rasa nyeri
2. pola tidur malam pasien
3. kebiasaan tidur pukul 08.00-
sebelum tidur 06.00. pola tidur
4. kesulitan tidur teratur. Selalu
minum susu
melalui botol
sebelum tidur.
Tidak pernah
mengalami
kesulitan tidur
E. Olahraga
Kondisi Sebelum sakit Saat sakit
1.program olahraga Pasien tidak Tidak ada
2. jenis dan pernah melakukan aktivitas olahraga
frekuensi olahraga
3. kondisi setelah
olahraga
F. Personal hygiene
Kondisi Sebelum sakit Saat sakit
1.mandi Semua kegiatan Ibu pasien
-cara hygien pasien menyeka tubuh
-ferekuensi mendapat bantuan pasien dengan air
-alat mandi dari ibu pasien. hangat
2. cuci rambut Mandi 2x sehari,
-ferkuensi cuci rambut 1x 1
-cara minggu, gunting
3. gunting kuku kuku 1x 1
-frekuensi minggu, dan
-cara belum pernah

12
4. gosok gigi gosok gigi
-frekuensi
-cara
G. Aktifitas/mobilitas fisik
Kondisi Sebelum sakit Saat sakit
1.kegiatan sehari- Pasien termasuk Pasien
hari anak yang aktif.
2. pengaturan Tidak ada
jadwal harian pengaturan jadwal
3. pengguanaan alat harian. Pasien
bantu aktivitas tidak
4. kesulitan membutuhkan
pergerakan tubuh alat bantu
aktivitas dan tidak
mengalami
kesulitan
pergerakan tubuh
H. Rekreasi
Kondisi Sebelum sakit Saat sakit
1.perasaan saat Pasien belum Tidak ada
sekolah bersekolah. aktivitas rekreasi
2. waktu luang Waktu luang
3. perasaan setelah digunakan untuk
rekreasi bermain. Tidak
4. waktu senggang ada kegiatan yang
keluarga istimewa dihari
5. kegiatan hari libur
libur

X. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum : lemah
2. Kesadaran : somnolen
3. Tanda-tanda vital :
a. Tekanan darah : 70/50 mmHg
b. Denyut nadi : 115x/menit
c. Suhu : 37,8 0C
d. Pernapasan : 47x/menit
4. Berat badan : 12 kg
5. Tinggi badan : 92 cm
6. Kepala
Inpeksi keadaan rambut dan hygiene kepala:
a. Warna rambut : hitam
b. Penyebaran : merata

13
c. Mudah rontok : tidak
d. Kebersihan rambut : baik

Palpasi

a. Benjolan : tidak ada


b. Nyeri tekan : tidak ada
c. Tekstur rambut : halus
7. Muka
Inpeksi
a. Simetris/tidak : simetris
b. Bentuk wajah : bulat
c. Gerakan abnormal : tidak ada
d. Ekspresi wajah : kesakitan

Palpasi

Nyeri tekan : tidak ada

Data lain : -

8. Mata
Inspeksi
a. Palpebra : edema / tidak radang / tidak
b. Sklera : icterus/tidak
c. Conjungtiva : radang / tidak anemis/tidak
d. Pupil mata : isokor / anisokor mydriasis/myosis
e. Posisi mata : simetris
9. Hidung
Inspeksi
a. Posisi hidung : simetris
b. Bentuk hidung : normal
c. Keadaan septum : normal
d. Secret/ cairan : tidak ada
10. Telinga
Inspeksi
a. Posisi telinga : simetris
b. Ukuran/ bentuk telinga : normal
c. Aurikel : normal
d. Lubang telinga : bersih

Palpasi

14
Nyeri tekan : tidak

11. Mulut
Inspeksi
a. Gigi
-keadaan gigi : lengkap
-karang gigi : ada
-pemakaian gigi palsu : tidak

b. gusi : merah

c. lidah : kotor

d. bibir :

-cianosis/pucat/tidak

-basah/kering/pecah

-mulut berbau/tidak

12. tenggorokan

a. warna mukosa : merah

b. neyri tekan : tidak

c. nyeri menelan : tidak

13. leher

Inspeksi

Kelenjar thyroid : membesar/tidak

Palpasi

Kelenjar thyroid : teraba/tidak

Kaku kuduk/tidak : tidak

Kelenjar limfe : membesar/tidak

3.2 Diagnosa

15
1. Nyeri akut berhubungan dengan adanya ulser pada mukosa mulut yang
ditandai dengan dilatasi pupil, ekspresi wajah nyeri, mengekspresikan
perilaku dengan menangis, perubahan pada parameter fisiologis
2. Kerusakan memban mukosa berhubungan dengan adanya proses inflamasi
yang ditandai dengan kesulitan makan, lesi pada mulut, rasa tidak enak
pada mulut, stomatitis
3. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi yang ditandai dengan
gelisah, kulit kemerahan, kulit terasa hangat, takikardi, takipnea
4. Resiko ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan penurunan
nafsu makan yang ditandai dengan bising usus hiperaktif, kurang minat
pada makanan, sariawan rongga mulut
3.3 Intervensi

NO DIAGNOSA NOC NIC


1. Nyeri akut Setelah perawatan 2x24 1. Pemberian analgesik
jam nyeri akut dapat 2. Observasi reaksi non
diatasi, dengan kriteria verbal dari
hasil : ketidaknyaman
1. Pasien mampu 3. Bantu pasien dan
mengontrol nyeri keluarga untuk mencari
2. Pasien melaporkan dan menemukan
bahwa tingkat nyeri dukungan
berkurang 4. Kontrol lingkungan yang
3. Pasien merasa dapat mempengaruhi
nyaman nyeri seperti suhu
4. Peningkatan durasi ruangan, pencahayaan
tidur pasien dan kebisingan
5. Monitor TTV

2 Kerusakan Setelah perawatan 2x24 1. Bantu pasien untuk


membran jam kerusakan membran memlihara kesehatan

16
mukosa oral mukosa oral dapat mulut
diatasi, dengan kriteria 2. Bantu pasien untuk
hasil : meningkatkan kesehatan
1. Kesehatan mulut mulut
meningkat 3. Bantu pasien untuk
2. Integritas jaringan melakukan perawatan
membran mukosa diri
meningkat 4. Manajemen nyeri
3. Tingkat nyeri
berkurang
4. Keparahan infeksi
berkurang
3. hipertermi Setelah perawatan 2x24 1. Pantau suhu dan tanda-
jam hipertermi dapat tanda vital lainnya
diatasi dengan kriteria 2. Monitor warna kulit dan
hasil: suhu
1. Suhu tubuh dalam 3. Monitor asupan dan
rentang normal keluaran, sadari
2. Nadi dan RR dalam perubahan kehilangan
rentang normal cairan yang tidak
3. Tidak ada perubahan dirasakan
warna kulit dan 4. Beri obat atau cairan IV
tidak ada pusing (misalnya, antipiretik,
agen antibakteri, dan
agen anti menggigil)
5. Tutup pasien dengan
selimut atau pakaian
ringan, tergantung pada
fase demam (yaitu:
memberikan selimut
hangat untuk fase dingin;

17
menyediakan pakaian
atau linen tempat tidur
ringan untuk demam dan
fase bergejolak/flush)
6. Dorong konsumsi cairan

4. Resiko Setelah perawatan 2x24 1. manajemen nutrisi pasien


ketidakseimba jam resiko 2. monitor nutrisi pasien
ngan nutrisi: ketidakseimbangan 3. monitor tanda-tanda vital
kurang dari nutrisi: kurang dari pasien
kebutuhan kebutuhan dapat diatasi, 4. bantuan perawatan diri :
dengan kriteria hasil: pemberian makan
1. asupan nutrisi adekuat 5. pemasangan infus
2. kesehatan mulut pasien
meningkat
3. nafsu makan pasien
meningkat
4. bising usus pasien
kembali normal
3.4 Implementasi
1. Nyeri akut
a. memberikan analgesik
b. Mengobservasi reaksi non verbal dari ketidaknyaman
c. Membantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan
dukungan
d. Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan, pencahayaan dan kebisingan
e. Memonitor TTV
2. Kerusakan membran mukosa oral
a. Membantu pasien untuk memlihara kesehatan mulut
b. Membantu pasien untuk meningkatkan kesehatan mulut

18
c. Membantu pasien untuk melakukan perawatan diri
d. Memanajemen nyeri
3. Hipertermi
a. Memantau suhu dan tanda-tanda vital lainnya
b. Memonitor warna kulit dan suhu
c. Memonitor asupan dan keluaran, sadari perubahan kehilangan cairan
yang tidak dirasakan
d. Memberi obat atau cairan IV (misalnya, antipiretik, agen antibakteri,
dan agen anti menggigil)
e. Menutup pasien dengan selimut atau pakaian ringan, tergantung pada
fase demam (yaitu: memberikan selimut hangat untuk fase dingin;
menyediakan pakaian atau linen tempat tidur ringan untuk demam dan
fase bergejolak/flush)
f. Mendorong konsumsi cairan
3.5 Evaluasi
Sesuai dengan rencana tindakan keperawatan yang telah diberikan,
dilakukan penilaian untuk melihat keberhasilan dari tindakan keperawatan
terhadap pasien dengan hiperbilinemia. Bila tidak atau belum berhasil perlu
disusun rencana baru yang sesuai. Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP:
1. S (Subjektif) : merupakan hal yang dikemukakan oleh pasien maupun
keluarga secara subjektif setelah dilakukannya intervensi keperawatan.
Seperti: ibu pasien mengatakan anaknya tidak mau makan karena nyeri di
bibir akibat stomatitis.
2. O (Objektif) : merupakan data objektif yang ditemui oleh perawat
setelah dilakukan dilakukan intervensi keperawatan. Seperti: tanda-tanda
vital pasien dalam keadaan normal.
3. A (Analisa) : merupakan analisa dari hasil yang telah dicapai dengan
mengacu pada tujuan jangka pendek yang terkait dengan diagnosis
hiperbilirubinemia. Seperti tercapai tidaknya kriteria hasil.
4. P (Perencanaan): merupakan perencanaan yang akan datang setelah
melihat respon dari pasien pada tahap evaluasi.

19
BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Stomatitis atau yang biasa disebut dengan sariawan merupakan
peradangan pada mukosa bukal (pipi) dan labial (bibir), lidah, gusi, langit-langit,
dan dasar mulut. Penyebab stomatitis bermacam-macam. Mulai dari dalam
keadaan mulut sendiri sampai stomatitis yang terjadi sebagai bagian dari penyakit
sistemik. Pasien akan merasakan sensasi terbakar pada 1-24 jam pertama. Saat
terserang stomatitis perlu menghindari konsumsi makanan yang dapat
memperparah kondisi stomatitis seperti cabai. Terapi yang dianjurkan bagi pasien
stomatitis adalah injeksi vitamin B12 dan tablet vitamin B12 sublingual.
4.2 SARAN
Meskipun stomatitis tidak termasuk kedalam penyakit berbahaya, namun
sebagai perawat kita harus mampu memahami askep stomatitis secara
keseluruhan. Hal ini dikarenakan respon pasien yang terserang stomatitis sangat
bermacam-macam.

20
DAFTAR PUSTAKA

Febri, Ayu Bulan dan Zufito Marendra.2010. Smart Parents : Pandai Mengatur
Menu & Tanggap Saat Anak Sakit. Jakarta : Gagas Media
Howe, Geoffrey L. 1989. Pencabutan Gigi Geligi. Jakarta : EGC
Inayah, Lin.2004. Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 1. Jakarta: Salemba
Medika
Muttaqin dan Sari. 2011. Gangguan Gastrointestinal Aplikasi Asuhan
Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Salemba Medika
Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4. Jakarta :
EGC
Rensburg, Van.1995. Oral Biology. Germany : Quintessence Publ
Utomo, T.A Tatag. Mencegah Dan Mengatasi Krisis Anak. Jakarta : Grasindo
Wong, L. Donna.2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Vol 1. Edisi 6. Jakarta:
EGC

21

Vous aimerez peut-être aussi