Vous êtes sur la page 1sur 5

Tugas 1

Mata Kuliah Penginderaan Dasar Laut


Kelas A

Paper
Single Beam Echosounders dan Multi Beam
Echosounders: Ulasan dan Perbandingan

Nama : Muhammad Kiki Zaenuri


NRP : 03311540000073

Dosen : Khomsin, S.T, M.T

Departemen Teknik Geomatika


Fakultas Teknik Sipil, Lingkungan dan
Kebumian
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
2018
Single Beam Echosounder dan Multi Beam Echosounder: Ulasan dan
Perbandingan

Muhammad Kiki Zaenuri

Departemen Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil, Lingkungan dan Kebumian, Institut
Teknologi Sepuluh Nopember
Jalan Raya ITS, Keputih, Sukolilo, Keputih, Sukolilo, Kota SBY, Jawa Timur 60111 Telp
: 031-5994251-54, 5947274, 5945472
E-mail : kikizaenurimuh@gmail.com

ABSTRAK

Pada survei hidrografi dalam deteksi kedalaman terdapat beberapa metode yang bisa
dilakukan, salah satunya adalah dengan metode sounding/acoustic. Metode ini merupakan
perkembangan dari metode lonceng/ring a bell yang banyak digunakan pada awal tahun
1920an. Sampai tahun 1950an metode tali pemberat masih digunakan seiring dengan makin
berkembangnya metode rambatan suara. Perkembangan ini mencakup single beam
transducer systems, multiplee transducer channel sweep systems, dan multi beam sweep
systems. Dalam dekade terakhir ini, survei hidrografi memiliki perubahan secara konseptual
mengenai teknologi dan metodologi pengukuran kedalaman. Multibeam echosounders
(MBES) dan airbone laser sounding systems (ALS) sekarang mencakup hampir
keseleluruhan area dan pengukuran kedalaman.

Kata kunci : Singlebeam Echosounders, Multibeam Echosounders

PENDAHULUAN membandingkan secara singkat terkait


kedua alat tersebut.
Latar Belakang
Tujuan
Perkembangan teknologi survei dasar laut
semakin hari semakin berkembang seiring Adapun tujuan dari pembuatan paper ini
dengan perkembangan teknologi global. adalah sebagai berikut,
Sampai saat ini pengukuran kedalaman 1. Mengetahui secara singkat
perairan dan laut popular dengan mengenai singlebeam
penggunaan singlebeam dan multibeam echosounders
echosounders, dimana metode ini 2. Mengetahui secara singkat
merupakan perkembangan dari metode mengenai multibeam
akustik yang telah terkomputerisasi. echosounders
3. Mendapat perbandingan antara
Hal ini memberikan kita arahan untuk singlebeam echosounders dan
memperdalam pengetahuan terkait kedua multibeam echosounders.
alat tersebut. Walaupun sama-sama
digunakan untuk mengukur kedalaman Manfaat
laut, namun terdapat perbedaan,
kelebihan, serta kekurangan dari masing- Adapun manfaat dari paper ini adalah
masing alat. Pada paper ini mengulas serta dapat digunakan sebagai bahan
pembelajaran secara umum mengenai
singlebeam dan multibeam echosounders Dalam dekade terakhir ini, survei
serta perbandingan antara keduanya. hidrografi memiliki perubahan secara
konseptual mengenai teknologi dan
PEMBAHASAN metodologi pengukuran kedalaman.
Multibeam echosounders (MBES) dan
Sejarah airbone laser sounding systems (ALS)
sekarang mencakup hampir keseleluruhan
Teknik paling awal yang digunakan dalam area dan pengukuran kedalaman.
surveei kedalaman laut adalah dengan Walaupun sistem multibeam meningkat
menggunakan memasukkan tali/kabel secara drastis, namun single beam masih
yang diberi beban kedalam air dari sisi digunakan, namun dengan peningkatan
samping kapal, kemudian panjang tali dari perekaman analog menjadi
yang masuk kedalam air atau sisanya perekaman digital dan dengan presisi serta
diukur sehingga mendapatkan data akurasi yang lebih baik.
kedalaman. Metode tersebut tidak akurat
karena adanya efek dari arus air dan Single Beam Echosounder
pergerakan kapal. Sekitar tahun 1920an
muncul sebuah teknik baru yaitu dengan Sistem ini mencakup transmisi dari
memanfaatkan gelombang suara yang gelombang ultrasonic ke dasar dan
diarahkan menuju dasar perairan yang kemdian dihitung interval waktunya saat
mana akan dipantulkan kearah kapal. gelombang tersebut memantul dan
Dengan menghitung waktu tempuh antara kembali ke transduser, dimana ini
gelombang pancaran dan pantulan makan menghasilkan profil dasar laut dengan
akan didapat kedalaman sepanjang reolusi tinggi yang konsisten.
jalannya kapal.

Sampai tahun 1950an metode tali


pemberat masih digunakan seiring dengan
makin berkembangnya metode rambatan
suara. Selanjutnya metode suara semakin
berkembang dengan adanya beam yang
memiliki sudut pengukuran, dimana sudut
tersebut mampu memberikan hasil
pengukuran yang lebih baik daripada
hanya pancaran pada satu titik.

Perkembangan ini mencakup single beam


transducer systems, multiplee transducer
channel sweep systems, dan multi beam Gambar 1. Singlebeam Echosounder
sweep systems. Walaupun pengoperasian
manual dari metode tali sudah tidak Pada prinsipnya transduser mengirim
akurat, namun pada daerah dengan gelombang ultrasonik yang diarahkan ke
vegetasi lebat dan kedalaman rendah dasar perairan, kemudian akan memantul
masih dipergunakan. Ada beberapa kasus kembali ke transduser yang selanjutnya
dimana metode acoustic memiliki data direkam dalam komputer.
kelemahan yaitu pada dasaran berlumpur Pengukuran ultrasonik memiliki
dan daerah dekat dengan dinding kemampuan sampai kedalaman 10
bangunan laut. kilometer. Berikut merupakan persamaan
matematisnya,
1 yang rapat dan fokus pada sudut sebaran
𝑑= (𝑣 ∗ 𝑡) + 𝑘 + 𝑑𝑟
2 yang sama. Karena multibeam lebih
kompleks daripada single beam, maka
Dimana, terdapat beberapa faktor yang
d = kedalaman terkoresi menyebabkan kesalahan pada pembacaan
v = kecepatan suara rata-rata di air hasil.
t = waktu tempuh terukur
k = konstanta indeks sistem
dr = jarak dari permukaan air ke
transduser

Konstanta k harus ditentukan dari kalbrasi


alat secara periodik. Ukuran, ketajaman
dan kembalinya sinyal berperan besar
pada akurasi dan kemampuan deteksi
kedalaman.

Kecepatan suara di air tergantung dari


densitas, suhu, serta suspensi larutan. Gambar 2. Multibeam Echosounder
Kecepatan gelombang ultrasonik
meningkat sampai suhu 74 derajat dan Agar penggunaan multibeam lebih stabil,
kemudian turun. Dapat digambarkan maka pemasangan disandingkan dengan
secara matematis sebagai berikut, side scan sonar, untuk mereduksi
goncangan bawah kapal karena kedua alat
𝑣 = 𝑣𝑚𝑎𝑥 − 0,0245(𝑡𝑚𝑎𝑥 − 𝑡)2 diletakkan stabil dimasing-masing
samping kapal. Adapun frekuensi yang
Dimana, digunakan adalah lebih dari 200 kHz
vmax = kecepatan maksimum suara di air untuk perairan dibawah 100 meter. Untuk
tmax = suhu maksimum pada vmax kedalaman lebih dari 100 meter
t = suhu air terukur menggunakan frekuensi dari 50 sampai
200 kHz.
Biasanya dua saluran digunakan untuk
frekuensi rendah dan tinggi. Frekuensi Resolusi bergantung dari frekuensi
rendah memiliki sudut sorotan lebih lebar akustik, transmisi dan penerimaan lebar
namun dapat menyebabkan distorsi yang sorotan serta algoritma yang dipakai.
berakibat pada hasil ukuran. Frekuensi Karena sudut sorotan berpengaruh pada
tinggi lebih akurat dalam pengukuran kedalaman maka, multibeam tidak akurat
kedalaman dengan lebar sorotan lebih bila dipakai pada perairan dangkal.
pendek. Untuk kedalaman kurang dari 100
meter, frekuensi 200 kHz dianjurkan. Perbandingan

Walaupun sederhana dan cukup murah, Berikut merupakan perbandingan dari


namun dalam survey skala besar, metode SBES dan MBES,
ini kurang efektif karena tidak akurat
dalam pengukuran kedalamannya. Tabel 1. Perbandingan SBES dan MBES
No. SBES MBES
Multi Beam Echosounder Akurat dalam Akurat dalam
1 pemetaan pemetaan dasar
Sistem multibeam adalah sistem akustik dasar laut laut
yang terdiri dari beberapa singlebeam Lebih akurat Resolusi dan
2
dalam cakupan area
penggunaan di lebih baik dari Multibeam echosounders merupakan
area dangkal SBES perkembangan dari singlebeam
Lebih murah Lebih rumit dan echosounders yang memiliki kemampuan
3 menyapu lebih luas kesamping dengan
dan mudah mahal
Jalur survei Jalur survei sudut lebih lebar dan stabil. Kedua alat ini
4 memiliki kelebihan dan kekurangannya
lebih pendek lebih panjang
Distribusi Lebih baik masing-masing, dimana secara umum
backscatter disandingkan MBES lebih baik untuk wilayah laut
5 lebih rendah dengan dalam dan luas serta memiliki kerapatan
daripada penggunaan data lebih baik. Sedangkan SBES
MBES side scan sonar memiliki kemampuan lebih baik pada area
Klasifikasi dangkal dan lebih murah serta sederhana
Klasifikasi daripada MBES.
akurasi
akurasi
gabungan
6 frekuensi 240 DAFTAR PUSTAKA
frekuensi 38
kHz sekitar
dan 200 kHz
91% Balan, Selva M. 2013. A Review of
sekitar 75%
Kerapatan baik Kerapatan data Various Technologies for Depth
7 bila digunakan lebih baik Measurement in Estimating
di area dangkal daripada SBES Reservoir Sedimentation. Pune: UG
Perlu Scholar
pemrosesan Elhassan, Ismat. 2015. Bathymetric
yang panjang Techniques. Riyadh: King Saud
karena perlu Post-processing University
8 interpolasi data lebih sederhana Lawler, Miles Macmillan. 2014.
untuk daripada SBES Development and Application of
menutupi Single Beam Acoustics and
kesenjangan Underwater Videography in Marine
data Benthic Habitat Assessment and
Memiliki Mapping. Tasmania: University of
cakupan survei Tasmania
Baik untuk lebih baik, Parnum, Iain. 2014. A Comparison of
area garis lurus seperti model Single Beam and Multibeam Sonar
9 tanpa banyak hidrolika, Systems in Seafloor Habitat
cakupan perubahan spot, Mapping. Perth: Curtin University
samping serta Ritchie, Steve. 2000. A Brief History of
penampang 19th Century Deep Sea Sounding.
melintang. International Hydrographyc Review
Vol 1 No 1
Vilming, Stale. 1998. The Development of
PENUTUP the Multibeam Echosounder.
Trondheim: Norwegian University
Kesimpulan of Science and Technology

Singlebeam echosounders merupakan


perkembangan dari metode akustik
sederhana dimana menggunakan prinsip
rambatan gelombang ultrasonik untuk
mendapatkan data kedalaman laut dengan
dual frekuensi yaitu rendah dan tinggi.

Vous aimerez peut-être aussi