Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Oleh:
MISDYAH CANDRA S
NIM. 145080301111007
Oleh:
MISDYAH CANDRA S
NIM. 145080301111007
Oleh :
MISDYAH CANDRA S
NIM. 145080301111007
Mengetahui Menyetujui
Ketua Jurusan Dosen Pembimbing
(Dr. Ir. Arning Wilujeng Ekawati, MS) (Dr. Ir. Anies Chamidah, M.P)
NIP: 19620805 1986032001 NIP: 19640912 199002 2 001
Tanggal:
Tanggal:
4
Contents
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 9
1.2 Maksud dan Tujuan ......................................................................................... 10
1.3 Kegunaan ........................................................................................................... 11
1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan .................................................................. 11
2.6.1 Bahan Baku Utama ...................................................................................... 16
2.6.2 Bahan Tambahan ......................................................................................... 16
2.7.1 Proses Pembuatan Nugget ........................................................................ 23
Penyortiran dan pencucian bahan ............................................................................... 24
2.7.2 Proses Pembuatan Kaki Naga Ikan ......................................................... 24
Gambar 3. Flow Chart Pembuatan Kaki Naga .......................................................... 26
Tabel 3. Persyaratan Mutu dan Keamanan Kaki Naga Ikan ................................... 28
3.1 Metode Pelaksanaan ....................................................................................... 29
3.2 Metode Pengambilan Data ............................................................................. 29
3.2.1 Data Primer .................................................................................................... 30
3.2.2 Data Sekunder............................................................................................... 32
4.1 Keadaan Umum Daerah Usaha ..................................................................... 34
4.1.1 Lokasi dan Letak Geografis ...................................................................... 34
4.1.2 Kondisi Penduduk ....................................................................................... 34
Table 4. Persebaran Agama......................................................................................... 35
Tabel 5. Sarana Pendidikan ......................................................................................... 35
4.2 Keadaan Umum Tempat Usaha .................................................................... 36
4.2.1 Sejarah Berdirinya Usaha .......................................................................... 36
4.2.2 Lokasi dan Tata Letak Tempat Usaha .......................................................... 36
4.2.3 Struktur Organisasi Perusahaan.............................................................. 37
Ketua/Pemilik ................................................................................................................ 37
Samdari............................................................................................................................ 37
Tenaga Kerja : ............................................................................................................... 37
Gambar 4. Struktur Organisasi CV. Mustika Sari Ulam ........................................... 37
4.2.4 Tenaga Kerja dan Kesejahteraan ............................................................. 38
5
DAFTAR TABEL
9
DAFTAR GAMBAR
1. PENDAHULUAN
dibutuhkan oleh tubuh. Akan tetapi tidak semua wilayah Indonesia dapat
didistribusikan. Hal ini dikarenakan sifat ikan yang mudah rusak (perishable
food). Salah satu sumberdaya perikanan Indonesia yang kaya akan protein
adalah ikan tuna. Ikan tuna yang terdapat di Indonesia sangat berpotensi dari
segi jumlah dan jenisnya sehingga dapat dijadikan andalah ekspor non migas
Ikan tuna merupakan jenis ikan dengan kandungan protein tinggi sekitar
22,6 - 26,2 g/100 g daging dan rendah lemak. Selain itu ikan tuna juga
mengandung berbagai vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh. Selain
mempunyai kandungan gizi yang tinggi, ikan tuna mempunyai rasa yang lezat
sehingga menjadi jenis ikan yang mempunyai nilai jual tinggi dan banyak diminati
(Anonimous, 2012).
dalam kondisi segar karena adanya bau amis dan keengganan dalam mengolah
karena kesulitan dalam memisahkan duri. Hal inilah yang menyebabkan perlunya
Salah satu alternatif pengolahan ikan tuna adalah olahan kaki naga dan
nugget. Kaki naga menurut Nugroho et al., (2014) salah satu jenis olahan ikan
10
yang merupakan campuran daging ikan dengan berbagai bahan lain yang
dibaluri dengan tepung panir. Kaki naga dibuat dari bahan - bahan antara lain
daging ikan, tepung sagu, terigu, tapioka, air, telur, susu, dan bumbu-bumbu
lainnya. Kaki naga dibentuk bulatan pipih dengan tangan lalu diltusuk dengan
potongan sumpit atau stik es krim. Sedangkan pada produk olahan nugget, yang
membedakannya dari kaki naga adalah bentuknya yang lebih beraneka ragam
Dari latar belakang inilah, maka perlu untuk mempelajari dan mengetahui
secara langsung proses pembuatan produk nugget dan kaki naga tuna (Thunnus
sp.) di CV. Mustika Sari Ulam di Kelurahan Baleharjo Kabupaten Pacitan. CV.
Mustika Sari Ulam ini merupakan salah satu industri pengolahan ikan tuna
dengan skala produksi belum terlalu besar sehingga perlu dikembangkan agar
lebih dikenal oleh masyarakat. Selain itu, proses pengolahan ini juga merupakan
salah satu kajian yang dipelajari dalam Program Studi Teknologi Hasil Perikanan.
Maksud dari Praktek Kerja Magang (PKM) ini adalah untuk belajar
mengaplikasikan dan menerapkan teori yang didapat pada bangku kuliah dengan
keadaan yang sebenarnya di dunia kerja atau dalam kerja magang sehingga
dan kaki naga tuna albakor (Thunnus alalunga) di CV. Mustika Sari Ulam
1. Dapat mempelajari langsung proses pengolahan nugget tuna kaki naga tuna
nugget dan kaki naga tuna albakor (Thunnus alalunga) di CV. Mustika Sari
dan kaki naga tuna albakor (Thunnus alalunga) di CV. Mustika Sari Ulam
4. Dapat mengetahui kandungan gizi nugget dan kaki naga tuna albakor
kaki naga tuna albakor (Thunnus alalunga) di CV. Mustika Sari Ulam
1.3 Kegunaan
3. Pihak CV. Mustika Sari Ulam, sebagai bahan informasi dan pertimbangan
2. TINJAUAN PUSTAKA
yang telah banyak dimanfaatkan dalam berbagai industry perikanan di dunia dan
dijadilkan berbagai olahan makanan. Jenis ikan tuna yang memiliki nilai ekonomi
penting berasal dari genus Thunnus dan Katsuwonus. Ikan tuna memiliki
berbagai spesies yakni tuna mata besar (Thunnus obesus), tuna sirip kuning
(Thunnus albacores), tuna sirip biru (Thunnus maccoyii), tuna albakor (Thunnus
Filum : Chordata
Kelas : Actinophterigii
Ordo : Perciformes
Famili : Scombrodiae
Genus : Thunnus
Species : Thunnus alalunga
dengan permulaan sirip dada terletak di belakang lubang insang. Tuna ini
memiliki ciri khas berupa sirip dada (pectoral fin) yang sangat panjang yang
dapat melewati pangkal sirip punggung kedua. Finlet pada bagian bawah
berwarna gelap. Tubuh atau badannya berwarna perak dan warna perak tersebut
Kandungan gizi adalah salah satu alasan konsumen memilih suatu bahan
makanan. Seperti halnya seafood yang kaya akan nutrisi penting yang diperlukan
tubuh. Ikan mempunyai kandungan asam amino esensial dan mudah dicerna.
Salah satu ikan yang mempunyai nilai gizi yang tinggi adalah ikan tuna.
Kandungan gizi pada ikan berbeda beda tiap bagian tubuhnya (kulit, daging
gonad, dan jenisnya. Menurut Karunanaratha dan Attygalle (2010), ikan tuna
memiliki kandungan gizi yakni protein sebanyak 22-25%, lemak kurang dari 2%,
dan breading (penaburan). Nugget ikan disajikan dengan cara digoreng terlebih
potongan daging yang relatif kecil dan tidak beraturan kemudian melekatkannya
kembali menjadi ukuran yang lebih besar dibantu bahan perekat. Sedangkan
15
menurut SNI (2013), nugget ikan merupakan produk olahan hasil perikanan
dengan menggunakan lumatan lumatan ikan dan atau surimi, minimum 30%,
(predust), dimasukkan ke dalam batter mix kemudian dilapisi tepung roti dan
mengalami pemasakan.
kebanyakan terbuat dari bahan baku ikan tuna dikarenakan Pacitan merupakan
Kaki naga menurut Nuridho dan Basirun (2014), merupakan produk yang
terbuat dari udang atau ikan berbentuk bulat lonjong dan ditusuk dengan
pegangan. Bahan baku pembuatan kaki naga adalah daging lumatan atau surimi
dan dibalut dengan tepung roti. Menurut Saimima (2015), kaki naga adalah salah
satu jenis olahan dari surimi dengan penambahan tepung dan bumbu yang
dibentuk bulat dan diberi tusuk satai atau batang serai, kemudian dibalurkan
dengan tepung panir. Selain itu kaki naga juga sering disebut sebagai drum stick
karena bentuknya mirip stik drum. Sedangkan menurut SNI (2013), kaki naga
daging ikan atau surimi minimum 30% dicampur dengan tepung dan bahan
lainnya, dicampuri tepung roti atau bahan lainnya, diberi tangkai (misal: bambu,
kayu, capit kepiting, batang serei, ekor udang) dan mengalami perlakuan
pemasakan.
16
Bahan baku adalah barang yang dibuat menjadi barang lain. Sedangkan
tingkat penggunaan bahan baku adalah seberapa banyak jumlah bahan baku
(Yuliana dan Oktavia, 2001). Bahan baku dalam pembuatan nugget dan kaki
tidak termasuk dalam ingredient produk tetapi digunakan dalam proses produksi
(Suhartanti, 2009).
a. Tepung Terigu
Tepung terigu merupakan hasil ekstraksi dari proses penggilingan gandum (T.
sativum) yang tersusun oleh 67-70 % karbohidrat, 10-14 % protein, dan 1-3 %
lemak. Protein utama dalam tepung terigu adalah gluten. Sekitar 30% asam-
asam amino yang terdapat dalam gluten adalah hidrofobik dan dapat berkumpul
melalui interaksi hidrofobik, serta juga dapat mengikat lemak dan bahan-bahan
non polar lainnya (Fitasari, 2009). Pada pembuatan adonan yang mengalami
17
films, dan jaringan 3 dimensi. Penggunaan gluten dalam industri roti untuk
dan penyerapan air. Gluten juga digunakan untuk tujuan formulasi, binder, dan
Tepung terigu sebagai bahan makanan adalah tepung yang dibuat dari
endosperma biji gandum Triticium aestivum L (club wheat) dan atau atau
Zn, vitamin B1, vitamin B2 dan asam folat sebagai fortifikan (Anonimous, 2011).
berumbi lapis atau siung yang bersusun. Bawang putih tumbuh secara berumpun
dan berdiri tegak sampai setinggi 30-75 cm, mempunyai batang semu yang
terbentuk dari pelepah-pelepah daun. Setiap umbi bawang putih terdiri dari
sejumlah anak bawang (siung) yang setiap siungnya terbungkus kulit tipis
berwarna putih. Dimana per 100 gram umbi bawang putih mengandung energi
112 kkal (477 KJ), air 71 g, protein 4,5 g, lemak 0,20 g, hidrat arang 23,10 g,
mineral 1,2 g, kalsium 42 mg, fosfor 134 mg, besi 1 mg, vitamin B1 0,22 mg,
bawang putih menurut Syamsiah,et al. (2003) berasal dari zat sulfur yang
terkandung pada senyawa allisin. Aromanya akan semakin kuat ketika zat sulfur
mudah menguap.
18
c. Wortel
yang banyak tumbuh di Indonesia dan produksinya cukup tinggi. Umbi wortel
biasanya berwarna oranye dengan tekstur serupa kayu, bagian yang dapat
dimakan dari wortel adalah bagian umbi atau akarnya. Kandungan vitamin A
cukup tinggi yaitu mencapai 12000 SI. Wortel juga mengandung protein dan zat
gizi lainnya yang diperlukan tubuh serta mengandung zat warna alami yaitu
dan merah oranye. Wortel memiliki kadar air yang cukup tinggi yaitu mencapai
yang digemari dan dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Bahkan
kekurangan vitamin A. Dalam setiap 100 gram bahan mengandung 12.000 S.I
vitamin A, serta kaya akan β-karoten, merupakan bahan pangan bergizi tinggi,
d. Bawang Bombai
putih hanya saja ukuran bawang bombai lebih besar daripada bawang putih.
energi, 1,4 gram protein, 10,3 gram karbohidrat, dan 0,5 mg zat besi.
rasa pada makanan. Apabila kelebihan bawang bombai, maka rasa dan aroma
yang dihasilkan adalah rasa bawang yang terlalu tajam. Apabila kekurangan,
19
e. Garam
Garam merujuk pada suatu senyawa kimia dengan nama Sodium Klorida
atau Natrium Klorida (NaCl), yaitu merupakan salah satu kebutuhan pelengkap
tradisional, seperti pembuatan ikan asin dan ikan pindang. Industri pengolahan
serta banyak digunakan untuk bahan tambahan dalam industri pangan. selain itu,
harga garam dapur relatif murah dan terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.
Garam dapur juga menjadi garam konsumsi sebagai media penyampaian iodium
makanan selain berfungsi sebagai penambah rasa juga sebagai pengawet alami
karena garam mempunyai kemampuan menarik air dari bahan sehingga kadar
air dalam bahan berkurang. Namun perlu diperhatikan kadar asupan garam yang
diberikan pada pangan agar garam yang terkonsumsi oleh tubuh tidak melebihi
batas yang ditentukan yakni sebanyak 2000 mg per orang per hari (Anonimous,
2013). Garam beriodium adalah garam dapur (NaCl) yang sudah diberi
ppm. Fungsi iodium untuk tubuh manusia adalah sebagai komponen penting
dianjurkan sekitar 40-100 mikrogram perhari untuk orang dewasa. Untuk wanita
f. Gula
mengandung molekul sukrosa yang dapat dipecah menjadi satu molekul glukosa
dan satu molekul fruktosa dengan cara pemanasan yang biasa disebut gula
pada kekentalan gel, sebab gula akan mengikat air akibatnya pengembangan
pati menjadi lebih lambat. Suhu gelatinisasi menjadi lebih tinggi, menyebabkan
menetralisir garam yang berlebihan serta penambah energi. Selain itu juga dapat
g. Tepung Roti
Tepung roti atau biasa dikenal dengan sebutan tepung panir adalah
tepung yang berasal dari bermacam-macam roti yang sudah kering dan digiling
kasar. Tepung roti ini biasa digunakan pada makanan untuk membuat makanan
lebih menarik dengan permukaan yang kasar. Namun pada pembuatan nugget
akan lebih menarik apabila memilih tepung roti yang benar-benar kasar atau
tidak halus sekali dalam penggilingannya. Tepung roti yang dipilih yang berbau
wangi, tidak apek, berwarna putih, bersih dan kering (Amaliyah, 2009).
21
Tepung panir atau yang juga dikenal sebagai tepung roti merupakan
tepung yang dibuat dari roti tawar yang dikeringkan kemudian dihaluskan. Salah
satu kriteria dalam memilih tepung panir yang baik adalah pilih yang berwarna
terang hingga krem pucat karena akan menghasilkan warna yang baik dan tidak
cepat gosong saat digoreng. Biasanya tepung panir sering digunakan untuk
melapisi produk goreng tertentu seperti nugget, risol dan chicken katsu (Siregar,
2009).
h. Air
Air merupakan kunci dari pemrosesan dari produk pangan. Selain dalam
bentuk cairan, air yang dibutuhkan dalam industri pangan juga dapat berbentuk
uap atau steam yang berguna dalam perpindahan panas baik yang dikontakkan
2015). Bahan pangan mengandung activity water (aw) atau disebut juga sebagai
air bebas dan air terikat. Bahan pangan dengan kandungan aw tinggi pada
maupun akibat reaksi kimia seperti oksidasi dan reaksi enzimatis. Kadar air
organoleptik produk, acceptability, kesegaran dan daya tahan bahan itu. Dalam
bahan pangan, air terutama berperan sebagai pelarut yang digunakan selama
i. Telur Ayam
meningkatkan nilai gizi pada produk seperti protein dan lemak. Selain itu,
penambahan telur pada produk olahan berfungsi untuk mengikat komponen lain
yang terdapat dalam adonan, dan sebagai pengemulsi yang menyatukan butiran
22
lemak dan air yang dihasilkan oleh lipoprotein dan fosfolipid yang terdapat dalam
sumber protein hewani yang memiliki rasa lezat, mudah dicerna dan bergizi.
Putih telur merupakan bagian dari telur utuh yang mempunyai presentasi sekitar
58-60% dari berat telur itu dan mempunyai dua lapisan yaitu lapisan encer dan
lapisan kental. Pada lapisan kental mengandung zat yang berhubungan dengan
yang termasuk dalam keluarga piperaceae, yaitu pada piperis nigrii fructus,
piperis albi fructus, piperis retrofracti fructus, dll. Tanaman yang termasuk dalam
di Indonesia, karena tanaman ini tidak tahan dengan genangan air. Pada
2011).
terkandung lada adalah saponin, flavonoida, minyak atsiri, kavisin, resin, zat
Dalam industri makanan lada dipergunakan untuk pengawet daging dan bumbu
yang digunakan tidak hanya ayam namun telah mengalami diversifikasi diganti
yang digunakan dalam pembuatan nugget ikan adalah ikan, susu skim, telur,
tepung panir, tepung terigu, tepung tapioca, bawang putih, bawang bombay,
merica dan ketumbar bubuk, juga garam halus, minyak untuk menggoreng.
adalah melakukan penyortiran bahan baku , pencucian bahan dari kotoran dan
kemudian campur semua bahan dan bumbu yang telah dihaluskan dan aduk rata
selama 30 menit dengan suhu 60oC, setelah matang adonan didinginkan selama
selera, setelah itu adonan dicelupkan ke dalam kocokan telur dan dilumuri
dengan tepung roti, lalu masukkan ke dalam freezer selama 2 jam untuk
merekatkan adonan batter dan tepung roti, kemudian panaskan minyak dalam
wajan dengan suhu 150oC, kemudian goreng nugget selama 1 menit sampai
berwarna kecoklatan, angkat dan tiriskan. Untuk flow chart pembuatan nugget
menurut Ofrianti dan Jamila (2012) dapat dilihat pada gambar dibawah ini, :
24
Menghaluskan bumbu-bumbu
Pengukusan
Pendinginan
Pemotongan
Nugget
Nugroho,et al. (2014) adalah ikan sebanyak ±10 kilogram, tepung sagu,
tepung terigu, tepung tapioka, air, telur, susu, minyak goreng dan bumbu
Lalu tepung sagu, tepung terigu, tepung tapioca, gula, garam, merica, telur,
susu, minyak sayur, irisan wortel dan air secukupnya dicampur menjadi satu
sehingga menjadi adonan yang kalis dan tercampur rata. Adonan yang
dengan suhu 170oC sampai berwarna kecoklatan. Untuk flow chart prosedur
pembuatan kaki naga menurut Nugroho et al., (2014) dapat dilihat pada
Gambar .
26
Pelumatan
Pengukusan
Pendinginan
Kaki Naga
Gambar 3. Flow Chart Pembuatan Kaki Naga
27
7758-2013, produk olahan kaki naga ikan mempunyai persyaratan mutu sebagai
berikut, :
Metode yang digunakan dalam praktek kerja magang ini adalah metode
deskriptif. Menurut Nazir (2003), metode deskriptif adalah suatu metode dalam
meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem
pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari
sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta, sifat- sifat serta hubungan
mendeskripsikan tentang proses pengolahan nugget dan kaki naga tuna albakor
.
3.2 Metode Pengambilan Data
Sumber data adalah subjek dimana data tersebut dapat diperoleh. Bila
sumber data disebut responden. Namun jika sumber data berupa benda atau
maka dokumen atau catatanlah yang menjadi sumber data (Arikunto, 2006).
Pengambilan data yang dilakukan pada Prektek Kerja Magang tentang proses
pengolahan nugget dan kaki naga tuna albakor (Thunnus alalunga) UKM CV.
Mustika Sari Ulam, Kelurahan Baleharjo, Pacitan, Jawa Timur meliputi data
pertama. Data primer dalam praktik kerja lapang ini diperoleh dengan cara
2002). Data primer yang diambil dalam Praktek Kerja Magang ini meliputi:
sejarah dan perkembangan UKM, jenis peralatan serta cara pengoperasian alat,
keadaan UKM, tenaga kerja yang membantu proses pengolahan nugget dan kaki
yang dihadapi oleh UKM.CV. Mustika Sari Ulam, Kelurahan Baleharjo, Pacitan,
Jawa Timur.
3.2.1.1 Observasi
data apabila: (1) sesuai dengan tujuan penelitian, (2) direncanakan dan dicatat
kesahihannya (validitasnya).
Magang (PKM) ini meliputi bahan baku yang digunakan, penanganan bahan
baku, sarana dan prasarana UKM, peralatan yang tersedia dalam proses
produksi, proses pengolahan nugget dan kaki naga tuna albakor (Thunnus
pengawasan mutu.
31
3.2.1.2 Interview/Wawancara
berlangsung secara lisan di mana dua orang atau lebih bertatap muka
merupakan salah satu bagian yang terpenting dalam setiap survei (Narbuko dan
Achmadi, 2010).
bekerja pada UKM CV. Mustika Sari Ulam, Kelurahan Baleharjo, Pacitan,Jawa
Timur. Dalam wawancara ini bahan pertanyaan yang akan diajukan meliputi :
3.2.1.3 Dokumentasi
antara lain buku, majalah, koran, notulen rapat, peraturan-peraturan dan sumber
tentang apa yang hendak ditelusuri baik itu subyek, gejala maupun tanda-tanda.
32
Hasil penelusuran ditulis dalam bentuk naratif atau dalam bentuk check list
gambar yang berhubungan dengan kondisi UKM CV. Mustika Sari Ulam,
Kelurahan Baleharjo, Pacitan, Jawa Timur proses pengolahan nugget dan kaki
naga tuna (Thunnus alalunga), kondisi peralatan, sarana dan prasarana, serta
sanitasi dan hygiene CV. Mustika Sari Ulam, Kelurahan Baleharjo, Pacitan, Jawa
Timur.
peneliti melibatkan diri dalam kehidupan dari masyarakat yang diteliti untuk dapat
(PKM) ini berupa keikutsertaan dalam proses pengolahan nugget kaki naga tuna
alalung (Thunnus alalunga) yang dilakukan mulai dari persiapan bahan baku
Data sekunder data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber
sekunder dari data yang dibutuhkan (Novatiani, 2003). Ditambahkan oleh Aedi
telah ada. Misalnya, data yang diperoleh dari perpustakaan atau dari laporan-
Pada Praktek Kerja Magang (PKM) ini data sekunder bisa diperoleh dari
laporan-laporan, pustaka dan data dariUKM. CV. Mustika Sari Ulam yang
berhubungan dengan letak geografis UKM, struktur organisasi UKM, lokasi dan
tata letak UKM, keadaan tenaga kerja, dan besarnya produksi pada periode
33
bulan atau tahun. Data sekunder juga dapat diperoleh dari lembaga administrasi
pula diperoleh dari buku atau jurnal yang dapat menunjang tentang proses
CV. Mustika Sari Ulam merupakan industri pangan yang bergerak pada
pengolahan ikan tuna menjadi berbagai macam produk frozen food. UKM ini
Pacitan, Kota Pacitan, lokasinya terletak 100 meter dari jalan raya dan 1,5 km
di bagian paling selatan Kota Pacitan, yakni terletak pada 111o 6’ 2’’ BT dan 8o
11’ 58’’ LS dengan kemiringan lahan sekitar 7 meter atau 23 kaki, ketinggian
wilayah desa dari permukaan air laut 1-2 meter dpl. Suhu rata-rata di tempat ini
adalah 20oC sampai dengan 28oC. Kelurahan ini memiliki luas keseluruhan
wilayahnya adalah 723.430 Ha. Luas wilayah ini digunakan untuk berbagai
pekarangan.
pada tahun 2015, terdiri dari 2.038 KK (Kepala Keluarga), dengan jumlah
35
penduduk 7.017 jiwa dengan rincian 3.387 laki-laki dan 3.630 perempuan.
Penduduk yang mendiami Kelurahan ini merupakan suku Jawa asli yang
Sekolah Menengah Atas. Dibawah ini merupakan data fasilitas pendidikan yang
CV. Mustika Sari Ulam merupakan salah satu Usaha Kecil Menengah
Usaha yang dipimpin oleh Bapak Samdari berdiri sejak tahun 2011. Terdapat
beberapa macam produk olahan ikan tuna seperti tahu, kaki naga, ekado, burger,
bakso dan nugget. UKM ini menggunakan bahan baku atau bahan dasar ikan
tuna (Thunnus sp.), dikarenakan Pacitan merupakan salah satu daerah yang
sangat pesat dimana industri ini sudah memasarkan produknya ke berbagai kota
seperti Jogjakarta, Solo, Surabaya, Jakarta dan Malang. Distribusi produks CV.
Mustika Sari Ulam dilakukan dengan sistem keagenan dimana produk yang di
Sari Ulam sudah memiliki beberapa legalitas dan penghargaan dari berbagai
lembaga terkait yang menjami bahwa produk yang dihasilkan bermutu baik
seperti label Halal dari LPPOM MUI, logo SADAR MUTU dari KKP (Kementrian
Kelautan dan Perikanan), dan Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga
tersebut dirasa strategis dikarenakan lokasi ini dekat dengan pusat kota dan
dekat dengan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dan pasar sehingga memudahkan
CV. Mustika Sari Ulam dibagi menjadi dua bagian yakni bagian kantor dan
bagian proses produksi. Kantor ini berfungsi sebagai tempat kegiatan marketing,
administrasi dan tempat penyimpanan hasil olahan yang sudah dikemas dalam
freezer. Adapun layout bangunan yang masih dalam proses renovasi dapat
dengan lancer dan jelas serta tujuan dari sebuah perusahaan dapat dicapai.
Ketua/Pemilik
Samdari
Tenaga Kerja :
-Niwan
-Udi
-Novi
-Devi
-Desty
-Nur Halimah
-Nur Aminah
-Yanti
-Nur Khasanah
-Reni
Tenaga kerja yang ada di CV. Mustika Sari Ulam berjumlah 9 orang,
terdiri dari 2 orang laki-laki dan 7 orang perempuan. Para pekerja ini semuanya
berasal dari daerah Pacitan. Bapak Samdari tidak mempunyai kualifikasi khusus
dalam pemilihan tenaga kerja asalkan mereka mampu bekerja sesuai ketentuan,
Jam kerja yang diberlakukan di CV. Mustika Sari Ulam yaitu sebesar 8
jam kerja per hari dimulai dari pukul 07.00 WIB dan berakhir pada pukul 16.00
WIB. Waktu istirahat yang diberikan mulai pukul 12.00 – 13.00 WIB untuk
istirahat sholat dan makan. Selain itu, CV. Mustika Sari Ulam juga menyediakan
fasilitas makan siang untuk pegawainya. Sistem upah gaji pun dihitung setiap
bulan yakni sebesar 30 hari kerja sebesar Rp. 700.000. Besaran gaji ini tidak
sesuai dengan Upah Minimum Regional (UMR) Kabupaten Pacitan yakni Rp.
1388.847,50. Padahal jika dilihat dari jam kerja pegawainya adalah 8 jam per hari
sudah sesuai dengan ketentuan. Selain upah pekerja yang dibawah UMR,
pekerja juga dituntut untuk bekerja dengan standar tinggi namun tidak mendapat
tunjangan hari raya maupun jaminan kesehatan. Oleh sebab itu, upah pekerja di
membantu proses pengolahan ikan tuna menjadi berbagai produk frozen food.
Fasilitas yang dimiliki CV. Mustika Sari Ulam secara umum dapat dibagi dua
yaitu fasilitas bangunan dan fasilitas produksi. Fasiltas tersebut berasal dari
Fasilitas bangunan yang dimiliki CV. Mustika Sari Ulam adalah rumah
renovasi, bangunan yang dipakai hanya 50% untuk proses produksi. Di ruangan
marketing dan admisistrasi, 6 freezer untuk menyimpan produk. Selain itu tempat
yaitu dengan kertas kardus jenis glossy. Di ruangan ini terdapat jendela
ini pula para konsumen dapat melakukan pembelian dan pemesanan produk.
Di ruangan ini memakai atap asbes dan lantai semen. Terdapat kran air untuk
pencucian alat dan bahan dan juga beberapa saluran pembuangan air. Pada
bangunan ini juga telah menerapkan sistem pembuangan air yang baik.
Sehingga meskipun banyak air yang digunakan namun genangan air di lantai
tidak akan bertahan lama dan bau amis dari bekas pencucian pengolahan bahan
produksi di UKM CV. Mustika Sari Ulam. Fasilitas produksi ini akan sangat
1. Bak
meter dan terbuat dari fiber. Bak ini berjumlah sebanyak 3 buah.
2. Meja
Meja digunakan untuk berbagai keperluan seperti fillet ikan tuna, tempat
tidak mudah berkarat, dilapisi dengan cat khusus dan didesain agar
bagian atas meja dapat dilepas dengan mudah untuk memudahkan saat
3. Pisau
fungsinya. Pisau yang besar digunakan untuk filleting ikan tuna dan pisau
4. Talenan
putih.
5. Kompor Gas
tambahan, pengukusan nugget dan kaki naga ikan tuna. Kompor yang
6. Timbangan digital
diperlukan. Selain itu juga digunakan untuk menimbang adonan kaki naga
41
agar berat tiap buahnya sama. Timbangan ini adalah tipe HT-4 yang
7. Neraca pegas
diperlukan dalam jumlah besar seperti tepung terigu dan daging ikan
giling.
8. Panci pengukus
mengukus adonan nugget dan kaki naga yang telah dibentuk. Panci
9. Penggiling daging
kapasitas 60 kg. Mesin pencampur adonan ini juga terbuat dari bahan
food grade, stainless steel yang tahan korosi dan didesain agar mudah
dibersihkan.
Hand sealer yang digunakan untuk pengemasan nugget dan kaki naga
ikan tuna adalah merek Maksipack. Hand sealer ini mempunyai tingkat
panas yang dapat diatur sesuai dengan jenis dan ketebalan plastik. Hand
42
12. Solet
masih menempel pada mesin pengaduk adonan. Solet ini terbuat dari
13. Kipas
dan kaki naga tuna yang telah dikukus yakni dengan meniupkan udara
14. Freezer
Freezer digunakan untuk menyimpan daging ikan tuna yang telah digiling
dan untuk menyimpan produk yang telah dikemas dan siap dipasarkan.
beku di setting dengan suhu - 8oC. Kapasitas untuk satu freezer adalah
15. Blender
5. PROSES PEMBUATAN
5. 1 Bahan Baku
Bahan baku merupakan salah satu faktor penentu kualitas dari produk
akhir. Sehingga perlu dilakukan pemilihan bahan baku yang baik guna
memperoleh produk yang berkualitas tinggi. Bahan baku makanan memiliki sifat
makanan yang baik adalah yang mengandung nutrisi komplek yang dibutuhkan
Bahan baku utama yang digunakan dalam pembuatan nugget dan kaki
naga tuna adalah ikan tuna albakor. Ikan tuna didatangkan dari TPI (Tempat
Pelelangan Ikan) daerah Tamperan yang jaraknya lumayan dekat dengan CV.
Mustika Sari Ulam yakni sekitar 5 km. Ikan tuna dibeli sebanyak kurang lebih 150
berat ikan minimal yang digunakan adalah 5 kg. Hal ini dikarenakan apabila ikan
tuna yang digunakan ukurannya terlalu kecil maka akan terlalu banyak daging
Ikan tuna segar yang didapat dari nelayan dibawa ke CV. Mustika Sari
Setelah sampai ikan dipindahkan ke bak besar yang telah berisi air dingin untuk
permukaan tubuh ikan. Kemudian dilakukan penyiangan dan filleting daging ikan
tuna.
tidak termasuk dalam ingredient produk tetapi digunakan dalam proses produksi
44
Bawang putih pada pembuatan nugget dan kaki naga tuna berfungsi
sebagai penambah aroma dan pengawet alami. Aroma khas bawang putih
menurut Syamsiah et al., (2003) berasal dari zat sulfur yang terkandung pada
senyawa allisin. Aromanya akan semakin kuat ketika zat sulfur dalam allisin
berfungsi sebagai penambah aroma dan rasa. Aroma bawang bombai yang
cukup kuat dan rasa dari bawang bombai yang manis sangat cocok untuk
komponen aktif, diantaranya asam amino (asam glutamat, arginin, lisin, glisin),
tembaga, dan selenium dalam jumlah kecil), vitamin (vitamin C, asam folat,
quersetin, allisin dengan kadar lebih kecil dari bawang putih (Wuryanti dan
Murnah, 2009).
kaki naga tuna berperan memberikan rasa dan aroma, karena bahan ini
memiliki dua sifat yang penting yaitu memberikan rasa pedas dan aroma
khas. Rasa pedas ditimbulkan oleh adanya zat piperanin serta chavicia yang
Diana, 2006).
5.2.4 Garam
Garam digunakan dalam pembuatan nugget dan kaki naga tuna untuk
osmotik tinggi yang mampu menyerap kadar air pada sel mikroorganisme
higroskopis dapat menyerap air pada bahan pangan yang digarami sehingga
5.2.5 Gula
Pemberian gula pada saat pengolahan nugget dan kaki naga tuna
dapat mempengaruhi cita rasa yaitu menambah rasa manis, kelezatan, dapat
adonan nugget dan kaki naga tuna. Gula akan mempengaruhi tingkat
kekentalan gel, sebab gula akan mengikat air akibat pengembangan pati
menjadi lebih lambat. Suhu gelatininasi menjadi lebih tinggi, menyebabkan gel
46
lebih tahan dan awet (Nurlaela, 2014). Penambahan gula bertujuan untuk
konsentrasi 30% padatan terlarut maka aw dari bahan pangan tersebut akan
5.2.6 Telur
Pada pembuatan nugget dan kaki naga tuna, telur yang digunakan
adalah telur ayam. Penambahan telur ayam berfungsi untuk memberikan rasa
yang gurih serta meningkatkan nilai gizi pada produk seperti protein dan
lemak. Selain itu, telur ayam juga berfungsi sebagai perekat adonan dan
bahan untuk mengikat semua bahan dan dapat digunakan untuk melapisi
bahan pangan saat digoreng atau dioven. Sedangkan menurut Muctadi dan
Sugiyono (2000), telur ayam mempunyai kandungan gizi air sebanyak 37%,
Tepung terigu pada pembuatan nugget dan kaki naga tuna berfungsi
air dari adonan. Menurut Suarni (2013), tepung terigu mampu menahan
develop (kalis). Stabilitas tepung pada adonan dipengaruhi oleh beberapa hal,
antara lain kandungan protein, kualitas protein dan zat tambahan (additive).
47
5.2.8 Wortel
Penggunaan wortel dalam pembuatan nugget dan kaki naga ikan tuna
bertujuan untuk mengurangi bau amis yang ditimbulkan dari ikan tuna. Selain
itu, wortel juga difungsikan sebagai penambah tekstur pada produk akhir dan
sebagai tambahan vitamin A pada produk akhir. Menurut Singal et al., 2013,
tanaman wortel memiliki kandungan gizi yang banyak diperlukan oleh tubuh
kimia pembentuk vitamin A. Senyawa ini pula yang membuat umbi wortel
memiliki kandungan gizi lain. Pada wortel terdapat zat pirazin yang
bertanggung jawab terhadap aroma off flavor pada telur, produk hewani dan
ikan. Penambahan bubur wortel pada bakso ikan gabus menunjukkan bahwa
bakso yang dihasilkan mempunyai aroma khas ikan dan aroma bumbu-bumbu
yang kuat dan tidak terdapat bau amis atau bau busuk (Merry, 2013).
Dalam pembuatan nugget dan kaki naga tuna di CV. Mustika Sari
dengan brand Moto Mobil dikarenakan jenis ini sudah tersertifikasi halal
Penambahan MSG pada pembuatan nugget dan kaki naga tuna untuk
meningkatkan cita rasa yang diinginkan sambil mengurangi rasa yang tidak
MSG menyebabkan sel reseptor rasa lebih peka sehingga dapat menikmati
Tepung roti pada pembuatan nugget dan kaki naga tuna digunakan
untuk memberikan warna kuning keemasan dan tekstur renyah diluar setelah
Tepung panir atau yang juga dikenal sebagai tepung roti merupakan tepung
yang dibuat dari roti tawar yang dikeringkan kemudian dihaluskan. Salah satu
kriteria dalam memilih tepung panir yang baik adalah pilih yang berwarna
terang hingga krem pucat karena akan menghasilkan warna yang baik dan
tidak cepat gosong saat digoreng. Biasanya tepung panir sering digunakan
untuk melapisi produk goreng tertentu seperti nugget, risol dan chicken katsu
(Siregar, 2009).
5.3.1 Diagram Alir Pembuatan Nugget dan Kaki Naga Ikan Tuna
Albakor
Tahapan pembuatan nugget dan kaki naga ikan tuna di CV. Mustika
Ikan Tuna
- Wortel penyi
- Bawang
bombai Pemisahan daging dari kepala,
- Bawang tulang, sirip, ekor, isi perut
putih
Pengukusan Breading
Breading
Pendinginan dalam
freezer 2-3 jam
Pendinginan di
suhu ruang
Nugget
Kaki Naga
Pengemasan
Penyimpanan
Gambar 4. Diagram Alir Pembuatan Nugget dan Kaki Naga Ikan Tuna CV.
Mustika Sari Ulam
50
tuna. Pertama ikan tuna dipisahkan dari kepalanya dengan cara memotong
pada bagian bawah sirip dada. Kemudian, sirip punggung dan sirip perut
disayat ke arah ekor hingga terputus, dan bagian caudal peduncle dipotong
kulit terlepas, daging ikan tuna disayat ke arah kepala. Kemudian daging
ikan yang telah di dapatkan dibersihkan dari berbagai kotoran dan darah.
Daging ikan yang telah didapatkan diletakkan pada ember dan dimasukkan
5.3.2.2 Pemisahan Daging dari Tulang, Kepala, Ekor, Sirip, Kulit dan
Isi Perut
Bagian kepala, tulang, ekor, sirip, dan kulit ikan tuna yang telah
freezer. Kepala, tulang, ekor, sirip, kulit dan isi perut ikan tuna yang sudah
51
pencampuran adonan.
5.3.2.5 Pencampuran
MSG, merica), setelah itu dimasukkan daging ikan tuna giling secara
tambahannya.
5.3.2.6 Pembentukan
cm. setelah itu, diambil cetakan berbentuk persegi dengan ukuran sekitar 5
adonan yang telah dipipihkan. Setelah itu, adonan nugget yang telah
menyiapkan stik es krim yang telah dicuci dan direbus. Tujuan dari
pencucian dan perebusan stik adalah untuk mengurangi kadar zat kimia
ataupun pengawet yang mungkin terdapat pada stik. Adonan kaki naga
5.3.2.7 Pengukusan
ikan tuna.
batters yang terdiri dari tepung terigu, telur, MSG, dan sedikit garam.
Pada produk kaki naga ikan tuna, tahapan ini dilakukan setelah
5.3.2.9 Pendinginan
selama 2-3 jam dengan tujuan agar tepung roti menempel kuat pada
cukup dilakukan di suhu ruang sampai kaki naga benar-benar dingin dan
siap dikemas. Tujuan dari pendinginan ini adalah agar pada saat dikemas,
tidak banyak uap air didalam kemasan yang berdampak buruk pada
5.3.2.10 Pengemasan
bening, tahan terhadap suhu dingin, dan mudah dibentuk, sehingga plastik
ini cocok digunakan untuk mengemas produk olahan beku (frozen food).
berisi 8 buah nugget tuna. Sedangkan untuk produk kaki naga, dalam satu
pack terdapat 10 buah kaki naga tuna. Setelah itu, kemasan ditutup
58
penekanan pada plastik agar udara yang terdapat pada kemasan dapat
kemasan semakin baik terhadap daya awet dan mutu produk didalamnya.
Gambar 16. Nugget Ikan Tuna dan Kaki Naga Ikan Tuna
59
Bahan baku merupakan salah satu faktor penting dalam suatu proses
Bahan baku sangat berpengaruh terhadap kualitas produk akhir yang baik, maka
bahan baku harus dijaga agar tidak mengalami kerusakan dan pencemaran
Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan nugget dan kaki naga
ikan tuna CV. Mustika Sari Ulam didatangkan dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI)
daerah Tamperan Pacitan. Bahan baku berupa ikan tuna selama berada di kapal,
menggunakan air mengalir. Kemudian ikan dikeluarkan dari palka dengan cepat
CV. Mustika Sari Ulam dilakukan dengan pengiriman biasa dimana ikan diangkut
dengan wadah tertentu tanpa menggunakan es, dikarenakan jarak TPI ke CV.
Mustika Sari Ulam yang termasuk dekat. Setelah ikan sampai, ikan tuna disortir
kesegarannya lalu dimasukkan ke dalam bak berisi air dingin untuk menjaga
kesegaran ikan. Setelah itu, ikan tuna difillet dan dihaluskan kemudian disimpan
keadaan bahan baku dan berdampak pada rasa, bau, dan penampakan produk
60
akhir. Maka dari itu, diperlukan sanitasi dan penanganan yang baik agar
naga ikan tuna adalah tepung terigu, wortel, bawang bombai, bawang putih,
telur, garam, gula, merica, MSG, dan putih telur. Bahan-bahan ini dibeli di Pasar
Minulyo, Kabupaten Pacitan yang berlokasi tidak jauh dari CV. Mustika Sari
Ulam. Ditinjau dari segi sanitasi dan kualitasnya, bahan-bahan tambahan yang
digunakan dalam pembuatan nugget dan kaki naga ikan tuna tersebut baik.
Semua bahan dibeli dalam jumlah tidak terlalu banyak, dan diletakkan pada
suatu ruangan yang bersih, kering, dan terhindar dari cahaya matahari agar tidak
mudah rusak atau berubah sifat-sifatnya. Hal ini bertujuan agar bahan-bahan
tersebut tidak terlalu lama diruang penyimpanan dan terjaga kesegaran dan
kualitasnya.
tersebut.
maupun penyimpanan. Maka dari itu, kondisi fisik dan sanitasi peralatan perlu
61
naga ikan tuna di CV. Mustika Sari Ulam cukup baik dalam hal kebersihan.
Kondisi fisik peralatan juga dalam kondisi baik dan layak digunakan. Sebelum
dan sesudah penggunaan, peralatan dicuci dengan air mengalir dan sabun.
Peralatan yang digunakan ada yang mulai berkarat yakni pada cetakan nugget
Bahkan, semua industri pengolahan makanan memerlukan air baik untuk proses
sumber air yang digunakan untuk menjamin kebersihan dan keamanan produk
yang dihasilkan. Menurut Naria (2004), dalam sanitasi hygiene makanan dan
minuman perlu ditunjang sarana yang baik salah satunya adalah tersedianya air
pengolahan makan harus memenuhi syarat air yang dapat diminum. Adapun
syarat air yang dapat diminum adalah bebas dari bakteri, bebas dari kemurnian
kimiawi, bersih, jernih, tidak berbau dan berwarna, tidak mengandung bahan
Air yang digunakan dalam proses pengolahan nugget dan kaki naga ikan
tuna berasal dari air PDAM dimana kondisi air tersebut jernih, tidak berbau, tidak
berasa dan tidak mengandung bahan tersuspensi. Sehingga sumber air ini dapat
telah digunakan.
dalam keadaan bersih dan mengenakan baju pekerja, penutup kepala, dan
sepatu. Dimana baju pekerja, penutup kepala dan sepatu tidak boleh dibawa
keluar dari pabrik. Menurut Wibowo (2005), beberapa hal yang perlu dibiasakan
dan diperhatikan dalam memelihara sanitasi pekerja antara lain adalah sebaga
berikut :
aksesoris lainnya.
diderita menular.
Sanitasi dan hygiene di tempat pengolahan nugget dan kaki naga ikan
tuna CV. Mustika Sari Ulam masih tergolong kurang karena para pekerja masih
belum memiliki tingkat kesadaran akan pentingnya sanitasi. Masih ada beberapa
yang tidak memakai penutup rambut, sarung tangan, dan masker saat berada
63
dalam ruang produksi. Selain itu, para pekerja masih menggunakan sarung
tangan yang sama pada saat proses pembuatan dan proses pengemasan tanpa
mengganti sarung tangan yang digunakan dan juga para pekerja tidak
bahan dan memulai proses produksi. Kondisi lainnya adalah pekerja yang masih
Tempat kerja yang baik, bersih, bersih, berventilasi, serta penerangan yang baik
kebiasaan baik dan bersih sehingga meningkatkan mutu produk (Moller, 2000).
dikatakan cukup baik. Bagian produksi tempat penyiangan dan filleting ikan tidak
berbau amis, limbah hasil fillet dikelola dengan baik sehingga tidak mencemari
lingkungan sekitar. Selain itu, sampah dari proses produksi dikondisikan dengan
baik, dibuang secara teratur dan jauh dari tempat produksi. Air dari ruang
belakang bangunan tempat produksi dan terletak jauh dari sumber air bersih.
dibangun, terdapat hewan seperti ayam dan kucing yang masuk ruang produksi,
tersebut.
64
yang melewati batas yang dapat diterima oleh indera manusia. Dengan demikian,
bentuk atau warna, bau, tekstur, atau tanda-tanda lainnya (Susiwi, 2009).
Sanitasi dan hygiene produk akhir nugget dan kaki naga ikan tuna ditinjau
dari semua aspek mulai dari sanitasi bahan baku yang sudah dibersihkan dari
kepala, isi perut, dan tulang, sanitasi alat yang telah dicuci sesudah digunakan,
sanitasi air yang digunakan air PDAM yang telah memenuhi standar, dapat
dikatakan bahwa produk tersebut mempunyai sanitasi dan hygiene cukup baik di
Produk nugget dan kaki naga ikan tuna dikemas dengan plastic PE 0.8
sesegera mungkin setelah produk dirasa siap dan dingin untuk mengurangi kadar
air yang masuk dalam kemasan bersamaan dengan produk. Saat pengemasan
hermetis, yakni wadah yang sempurna tidak dapat dilewati oleh gas, udara,
maupun uap air. Selama masih hermetis maka wadah tersebut juga tidak dapat
dilalui oleh bakteri, ragi, kapan dan debu. Namun, penutupan dan penyumbatan
Dari proses pengolahan nugget dan kaki naga ikan tuna dihasilkan dua
jenis limbah yakni limbah cair dan limbah padat. Limbah cair berupa air sisa
pencucian ikan, air pengukusan, dan air sisa pencucian. Limbah padat berupa
jeroan ikan, tulang, sirip, kepala, dan kulit. Limbah cair langsung dialirkan menuju
sekitar. Sedangkan limbah padat dijual ke pengepul untuk dijadikan tepung ikan
7. KOMPOSISI GIZI
Pada dasarnya komposisi gizi bahan pangan terdiri dari empat komponen
utama yaitu air, protein, karbohidrat dan lemak. Disamping itu bahan pangan juga
mengandung bahan anorganik dalam bentuk mineral dan komponen organik lain
(Winarno, 2004).
Analisa laboratorium pada produk nugget dan kaki naga ikan tuna ini
bertujuan mengetahui kandungan gizi dan perubahan gizi yang terjadi selama
proses pengolahan. Analisa proksimat yang dilakukan pada nugget dan kaki
naga ikan tuna produksi CV. Mustika Sari Ulam meliputi analisa kadar air, kadar
protein, kadar lemak, dan kadar abu. Analisa proksimat ini dilakukan di
Agustus 2017. Hasil proksimat produk dan Standar Nasional Indonesia dapat
Protein merupakan suatu zat makanan yang amat penting bagi tubuh,
karena zat ini disamping berfungsi sebagai bahan bakar dalam tubuh juga
berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur (Winarno, 2004). Analisis protein
umumnya bertujuan untuk mengukur kadar protein kasar dalam bahan makanan.
protein kasar sebesar 13,01% dan kadar protein kasar kaki naga ikan tuna
sebesar 16,2%. Ikan tuna segar menurut Karunanaratha dan Attygalee (2010),
memiliki kandungan protein sebesar 22-25%, jika dilihat dari hasil analisa
proksimat terjadi penurunan kadar protein pada produk nugget dan kaki naga
ikan tuna. Hal ini menurut Sundari et al., (2015) dikarenakan proses pemasakan
larutnya. Reaksi yang terjadi pada saat pemanasan protein tersebut dapat
diperbandingkan dengan SNI nugget dan kaki naga ikan dengan syarat kadar
protein minimal 5%, maka kadar protein pada nugget dan kaki naga ikan tuna
Lemak dan minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga
kesehatan tubuh manusia. Lemak dan minyak juga merupakan sumber energi
yang baik dibandingkan karbohidrat dan protein. Lemak dan minyak hampir
terdapat pada hampir semua bahan pangan. Tetapi lemak dan minyak sering
seperti penambah kalori maupun memperbaiki tekstur dan cita rasa bahan
lemak kasar sebesar 0,68% dan kaki naga ikan tuna sebesar 1,07%. Ikan tuna
kurang dari 2%. Dapat dilihat bahwa terjadi penurunan kadar lemak pada hasil
olahan tuna. Menurut Sundari et al., (2015), penuruanan kadar lemak dapat
terjadi setelah proses pengukusan dikarenakan lemak yang tidak tahan panas,
lemak mencair bahkan menguap menjadi komponen lain seperti flavor. Jika
diperbandingkan dengan SNI nugget dan kaki naga ikan tuna dengan syarat
kadar lemak maksimal 15%, maka kadar lemak kasar pada nugget dan kaki naga
ikan tuna produksi CV. Mustika Sari Ulam sudah memenuhi batas maksimal yang
ditetapkan.
Rendahnya kadar lemak kasar pada olahan ikan tuna juga ikan tuna pada
dasarnya merupakan jenis ikan dengan kandungan lemak yang rendah, selain itu
pada pembuatan nugget dan kaki naga ikan tuna tidak melalui proses
produk akhir.
Air merupakan bahan yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia.
Semua bahan makanan mempunyai kadar air yang berbeda – beda. Penentuan
kadar air merupakan analisis yang perlu dilakukan dalam pengujian pangan
karena air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur, cita rasa, stabilitas, dan
Berdasarkan hasil analisis proksimat, nugget ikan tuna diperoleh kadar air
sebesar 40,33% dan kaki naga ikan tuna sebesar 34,11%. Menurut
Karunanarahta dan Attygalle (2010), ikan tuna segar mempunyai kandungan air
sebanyak 69-74%. Jika dibandingkan dengan SNI nugget dan kaki naga ikan
dengan syarat kadar air maksimal 60%, maka kadar air pada nugget dan kaki
naga produksi CV. Mustika Sari Ulam sudah memenuhi standard SNI.
Dari nilai kadar air diatas dapat diketahui bahwa terjadi penurunan kadar
air pada produk olahan ikan tuna. Hal ini dikarenakan pemasakan merupakan
suatu proses pengolahan yang dapat menurunkan kandungan air bahan pangan.
daging sehingga air banyak keluar dari daging, selain itu air juga banyak
menguap selama pengukusan. Kehilangan air dari daging mentah dan daging
yang sudah dimasak diikuti dengan penurunan ruang antara grup serabut otot
dan antara individu serabut serta penyusutan diameter urat daging (Sundari et
al., 2015).
komponen organik bahan pangan. Kadar abu total adalah bagian dari analisis
pangan terutama total mineral. Kadar abu dari suatu bahan menunjukkan total
abu sebesar 1,99% dan kaki naga ikan tuna sebesar 2,74%. Sedangkan menurut
Karunanaratha dan Attygalle (2010), pada ikan tua segar dapat diketahui kadar
abunya sebesar 0,5 – 1,8%. Jika diperbandingkan dengan SNI nugget dan kaki
70
naga ikan dengan syarat kadar abu maksimal 2,5%, maka kadar abu pada
nugget ikan tuna sudah memenuhi standard yang ditetapkan sedangkan kadar
abu pada kaki naga ikan tuna produksi CV. Mustika Sari Ulam belum sesuai
standard SNI.
berasal dari bahan tambahan seperti garam dan gula (Sundari et al., 2015).
71
8. ANALISA USAHA
8.1 Modal
Modal menurut Munawir (2001) adalah bagian yang dimiliki oleh pemilik
perusahaan dalam pos modal (modal saham), keuntungan atau laba yang
utangnya. Selain itu peran modal dalam suatu usaha sangat penting karena
sebagai alat produksi suatu barang dan jasa Suatu usaha tanpa adanya modal
sebagai salah satu factor produksinya tidak akan dapat berjalan. Demikian juga
pada UKM, modal sangat besar pengaruhnya dalam memulai suatu usaha
CV. Mustika Sari Ulam memerlukan modal tetap sebesar Rp. 2.983.000
Biaya produksi adalah salah satu bagian penentu harga pokok produk
(Lasut, 2015). Biaya produksi dibagi menjadi dua yaitu, biaya tetap (fixed cost)
dan biaya variabel (variable cost). Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak
Biaya produksi pada pembuatan nugget ikan tuna meliputi biaya tetap
(fixed cost) sebesar Rp. 44.391.000 dan perincian biaya tetap dapat dilihat pada
Biaya produksi pada pembuatan kaki naga ikan tuna meliputi biaya tetap
(fixed cost) sebesar Rp. 44.391.000 dan perincian biaya tetap dapat dilihat pada
8.3.1 Laba/Keuntungan
laba yang diperoleh dari kegiatan utama perusahaan dimana laba usaha tersebut
daripada total biaya pengeluaran. Jumlah penerimaan untuk nugget ikan tuna
adalah sebesar Rp. 186.200.000 dalam satu tahun, untuk kaki naga ikan tuna
adalah Rp. 154.800.000 dalam satu tahun. Total biaya produksi usaha CV.
Mustika Sari Ulam untuk nugget ikan tuna adalah sebesar Rp. 107.375.400 dan
untuk total biaya produksi kaki naga ikan tuna sebesar Rp. 109.377.000.
sebesar Rp. 78.824.600 dan untuk kaki naga ikan tuna sebesar Rp.40.073.000.
penerimaan lebih besar dibandingkan dengan total biaya yang dikeluarkan. Hal
ini biasa disebut dengan Revenue Cost Ratio (R/C Ratio) yaitu analisis
73
dikeluarkan untuk kegiatan tersebut. Criteria yang digunakan dalam analisa R/C
- Jika nilai R/C Ratio >1, maka usaha dikatakan layak dan menguntungkan.
- Jika nilai R/C Ratio <1, maka usaha dikatakan tidak layak dan tidak
menguntungkan.
- Jika nilai R/C Ratio =1, maka usaha dikatakan impas (tidak untung dan
tidak rugi).
Pada usaha di CV. Mustika Sari Ulam, R/C Ratio untuk pembuatan
nugget ikan tuna adalah 1,73 dan untuk kaki naga ikan tuna adalah 1,415. Jadi,
usaha ini mempunyai R/C Ratio menguntungkan karena mempunyai nilai >1.
Analisis Break Even Point (BEP) merupakan suatu teknik analisis yang
dan juga tidak mendapatkan laba atau impas. Penggunaan analisis Break Even
Berdasarkan analisis BEP untuk produk nugget ikan tuna diperoleh BEP
unit sebanyak 9.518 pack dalam setahun. Dan didapatkan BEP sales sebesar
memproduksi sebanyak 9.518 pack untuk mencapai titik impas (kondisi balik
Berdasarkan analisis BEP untuk produk kaki naga ikan tuna diperoleh
BEP unit sebanyak 11.201 pack dalam setahun. Dan didapatkan BEP sales
sebesar Rp 76.510.642. Artinya dalam waktu satu tahun UKM harus mampu
memproduksi sebanyak 11.201 pack untuk mencapai titik impas (kondisi balik
9.1 Kesimpulan
Dari pelaksanaan Praktek Kerja Magang (PKM) di CV. Mustika Sari Ulam
- Proses umum pembuatan nugget dan kaki naga ikan tuna adalah
pengemasan.
keseluruhan cukup baik, tapi UKM ini perlu meningkatkan sanitasi para
tidak layak.
- Hasil analisa proksimat nugget ikan tuna adalah kadar protein kasar
31,5%, kadar lemak kasar 1,68%, kadar air 59,67%, dan kadar abu
4,90%. Sedangkan untuk hasil analisa proksimat kaki naga ikan tuna
adalah kadar protein kasar 39,80%, kadar lemak kasar 2,62%, kadar air
- Usaha CV. Mustika Sari Ulam dengan produksi nugget dan kaki naga ikan
9.2 Saran
Saran yang dapat saya berikan kepada CV. Mustika Sari Ulam adalah
diharapkan pihak UKM lebih mendisiplinkan para pekerjanya agar sanitasi dan
hygiene proses pembuatan terjaga, sebaiknya disekitar ruang produksi jauh dari
tempat ternak agar ternak tidak masuk di ruang produksi, mengganti cetakan
nugget dengan bahan yang tahan karat, melakukan battering dan breading pada
produk kaki naga ikan tuna setelah pengukusan agar kaki naga yang dihasilkan
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, N., Thohari, I., dan Djalal, R. 2013. Evaluasi Sifat Putih Telur Ayam
Pasteurisasi Ditinjau dari pH, Kadar Air, Sifat Emulsi dan Daya
Kembang Angel Cake. Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan. 23 (2): 6-13.
Ariyanti, R., Rahayu, S.M., Husaini, A. 2014. Analisis Break Even Point Sebagai
Dasar Pengambilan Keputusan Manajemen Terhadap Perencanaan
Volume Penjualan dan Laba (Studi Kasus PT. Cakra Guna Cipta
Malang). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB). 11(1).
Buckle, K.A., Edwards., Fleet, G.H., dan Wotton, M. 2009. Ilmu Pangan.
Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Budianto, A.K. 2009. Pangan, Gizi dan Pembangunan Manusia Indonesia : Dasar
- Dasar Ilmu Gizi. UMM Press. Malang.
Cahyadi, S. 2006. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. PT.
Bumi Aksara. Jakarta .
78
Dewi, S. R. 2015. Teknik Pengolahan Ikan Tuna (Thunnus sp.) Beku di PT.
Tridaya Eramina Bahari Jakarta Utara. Universitas Airlangga:
Surabaya.
Endah, A. D., N. Risa., dan A. Puji. 2013. Uji Organoleptik Cincalok dengan
Penambahan Serbuk Bawang Putih (Allium sativum) dan Serbuk
Cabai (Capsium annuum L). Volume 2(2).
Fatmawati. 2012. Pengolahan Ikan Pembuatan Kaki Naga Ikan Lele. Materi
Penyuluhan. Kota Pontianak.
Ghufron, H. dan Kordi, K. 2012. Buku Pintar Budi Daya 32 Ikan Laut Ekonomis:
Semarang. Halaman. 326.
Lintang, C. J., Ivor, L.B., dan Aglius, T.R.T. 2012. Kajian Musim Penangkapan
Ikan Tuna dengan Alat Tangkap Hand Line di Laut Maluku. Jurnal
Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 1(1): 6-9.
Merry, O.P. 2013. Pengaruh Penambahan Bubur Wortel (Daucus carrota) dan
Tepung Tapioka terhadap Sifat Fisikokimia dan Sensoris Bakso Ikan
Gabus (Ophiocephalus striatus). Universitas Sam Ratulangi: Manado.
Moedjiharto, T. J., 2002. Industri Rumah Tangga Fish Nugget. Laboratorium Ilmu
dan Teknologi Pangan. Fakultas Teknologi Hasil Pertanian.
Universitas Brawijaya: Malang.
Moller, H dan K. Anders. 2000. Disease and Parasites oj’A4arjne Fishes. Verlag
Moller. Jerman
Narbuko, C., dan Achmadi, H.A. 2010. Metodologi Penelitian. Bumi Aksara.
Jakarta.
Nugroho, A., Fronthea, W., dan Apri, D. A. 2014. Pengaruh Bahan Pengikat dan
Waktu Penggorengan Terhadap Mutu Produk Kaki Naga Ikan
Tenggiri (Scomberonomus sp.).Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi
Hasil Perikanan.3(4) : 140-149.
Nuridho, A. dan Basirun. 2014. Materi Praktek Apresiasi Pendamping P2KP Kota
Padang Sumatera Barat. Balai Besar Pengujian Hasil Perikanan
Kementrian Kelautan dan Perikanan. Jakarta.
Oey, K.N., 1998. Daftar Analisis Bahan Makanan. Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Hal. 23: Jakarta.
Rahayu, P. 2011. Daya Terima dan Kandungan Gizi Makanan Tambahan Ibu
Hamil Trimester Kedua dengan Bahan Dasar Ubi Jalar Ungu. Skripsi
(Publish). Fakultas Teknik. Universitas Negeri Semarang.
Saryawan, M., Sudirman, W., Yasa, M. 2014. Analisis Pengaruh Modal Usaha,
Jam Kerja dan Teknologi Terhadap Tingkat Keuntungan UKM di
Kecamatan Denpasar Utara. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas
Udayana. 3(3).
Suarni. 2013. Struktur dan Komposisi Biji dan Nutrisi Gandum. Balai Penelitian
Tanaman Serealia: Jakarta.
Sudarmadji, S., Haryono, B., dan Suhardi. 2007. Prosedur Analisa untuk Bahan
Makanan dan Pertanian. Liberty Yogyakarta. Yogyakarta.
Suriani, N. 2011. Bawang Bawa Untung. Budidaya Bawang Merah dan Bawang
Merah. Cahaya Atma Pustaka. Yogyakarta.
Syamsiah, I.S dan Tajudin, 2003. Khasiat dan Manfaat Bawang Putih. AgroMedia
Pustaka. Jakarta .
Syamsir, E., Soekarto, S.T., dan Mansjoer, S.S. 1994. Studi Komparatif Sifat
Mutu dan Fungsional Telur Puyuh dan Telur Ayam Ras. Buletin
Teknologi dan Industri Pangan. Vol. 5(3).
syarief, rizal. 2007. Pengemasan dan Perlindungan Mutu Bahan Pangan. Modul
Pangan: Tangerang.
Usman, H. dan P.S. Akbar. 2006. Metode Penelitian Sosial. Bumi Aksara.
Jakarta.
Wanda, F.F.A. 2015. Analisis Pendapatan Usaha Tani Jeruk Siam (Studi Kasus
di Desa Padang Pangrapat Kecamatan Tanah Grogot Kabupaten
Paser). Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis. 3(3).
Wibowo, S., Bagus, S. B. U., Memen, S., dan Sumpeno, P. 2007. Penanganan
Ikan Tuna Segar untuk Ekspor ke Uni Eropa. Riset Pengolahan dan
Bioteknologi Kelautan dan Perikanan. Badan Riset kelautan dan
Perikanan. Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta.
Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Wuryanti dan Murnah. 2009. Uji Ekstrak Bawang Bombay Terhadap Anti Bakteri
Gram Negatif Pseudomonas aeruginosa Dengan Metode Difusi
Cakram. Jurnal Sains dan Matematika 17 (3): 151-158.
LAMPIRAN
M
D
E R Q
K N
B F J
C
L O
G
A I
P
84
Keterangan:
A. Toilet K. Meja pengemasan
B. Dapur L. Frezeer
C. Ruang tamu M. Ruang penyimpanan peralatan
D. Kamar tidur N. Ruang penggorengan
E. Ruang administrasi O. Meja fillet
F. Ruang penyimpanan produk P. Penyimpanan bahan bakku
G. Freezer R. Tempat pencucian
H. Ruang administrasi Q. Penggilingan dan pengadonan
I. Ruang penyimpanan peralatan
J. Meja produksi
Harga Umur
No Jenis Barang Jumlah Harga Total Penyusutan
Satuan Teknis
1 Bak fiber 3 1,500,000 4,500,000 5 900,000
2 Meja produksi 3 250,000 750,000 5 150,000
3 Pisau 5 3,000 15,000 5 3,000
4 Kompor gas 2 150,000 300,000 5 60,000
5 Timbangan digital 1 200,000 200,000 5 40,000
Timbangan neraca
6 pegas 1 80,000 80,000 10 8,000
7 Pencampur adonan 1 1,500,000 1,500,000 5 300,000
8 Hand sealer 1 250,000 250,000 5 50,000
9 Nampan 10 10,000 100,000 5 20,000
10 Dandang 3 100,000 300,000 5 60,000
11 Blender 1 225,000 225,000 5 45,000
12 Solet 5 1,000 5,000 5 1,000
13 Freezer 5 2,500,000 12,500,000 20 625,000
14 Penggiling 1 3,000,000 3,000,000 5 600,000
15 Blower 1 1,000,000 1,000,000 10 100,000
16 Talenan 3 3,000 9,000 5 1,800
17 Baskom 5 10,000 50,000 5 10,000
18 Gas LPG 2 18,000 36,000 5 7,200
19 Sendok 5 2,000 10,000 5 2,000
TOTAL 10,802,000 24,830,000 2,983,000
85
86
= Rp. 2390.000
= Rp. 12.900.000
= Rp. 154.800.000
= 44,391,000 + 64,986,000
= Rp. 109,377,000
Keuntungan (1 tahun)
= 154.800.000 – 109,377,000
= Rp. 45,423,,000
R/C Ratio
109.337.000
𝐵𝐸𝑃 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡 =
15.480
= 7.100 / pack
𝐹𝐶
𝐵𝐸𝑃 𝑢𝑛𝑖𝑡 =
𝑃−𝐶
44.391.000
=
10.000 − 4.198
44.391.000
=
5.802
= 11.210 pack
𝐹𝐶
𝐵𝐸𝑃 𝑠𝑎𝑙𝑒𝑠 =
1 − 𝑉𝐶⁄𝑇𝑅
44.391.000
=
1− 64.986.000⁄154.800.000
44.391.000
=
1 − 0.42
44.391.000
=
0.58
= 76.510.642
𝐵𝐸𝑃 𝑠𝑎𝑙𝑒𝑠
% 𝐵𝐸𝑃 = 𝑥 100
𝑝𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛
76.510.642
= 𝑥 100
154.800.000
= 49,42 %
90
= Rp. 3150.000
= Rp. 186.200.000
= 44.391.000 + 62.984.400
= Rp. 107.375.400
Keuntungan
= 186.200.000 – 107.375.400
= Rp. 78.824.600
R/C Ratio
107.375.400
𝐵𝐸𝑃 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡 =
18.620
= 5766 / pack
91
𝐹𝐶
𝐵𝐸𝑃 𝑢𝑛𝑖𝑡 =
𝑃−𝐶
44.391.000
=
10.000 − 3.383
44.391.000
=
6617
= 9.518 pack
𝐹𝐶
𝐵𝐸𝑃 𝑠𝑎𝑙𝑒𝑠 =
1 − 𝑉𝐶⁄𝑇𝑅
44.391.000
=
1− 62.84.000 ⁄186.200.000
44.391.000
=
1 − 0.03
44.391.000
=
0.96
= 67.082.449
𝐵𝐸𝑃 𝑠𝑎𝑙𝑒𝑠
% 𝐵𝐸𝑃 = 𝑥 100
𝑝𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛
67.082.449
= 𝑥 100
186.200.000
= 36.02 %