Vous êtes sur la page 1sur 1

BAB 1

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Dermatitis seboroik adalah penyakit kulit berupa inflamasi kronis yang

biasanya muncul di daerah tubuh yang banyak terdapat kelenjar sebaseous, seperti

kulit kepala, wajah, dada, punggung, aksila, dan selangkangan (Habif, 2010).

Dermatitis seboroik memiliki distribusi bimodal, dengan puncak pada usia dua

sampai 12 bulan, remaja dan dewasa awal. Prevalensi dermatitis seboroik berkisar

1% sampai 3% pada populasi umum dan 34% sampai 83% pada populasi

imunokompromis (Gaitanis et al., 2012).Perubahan kulit diduga akibat respons

inflamasi terhadap flora umum pada kulit, jamur Malassezia. Gejala khas berupa

skuama, eritema, dan gatal paling sering terjadi pada kulit kepala, wajah, dada,

punggung, aksila, dan selangkangan (Schwart et al., 2013). Diagnosis klinis

dermatitis seboroik berdasarkan lokasi dan tampilan lesi. Pengobatan dengan

pemberian antifungal seperti ketokonazol topikal merupakan terapi andalan untuk

dermatitis seboroik pada wajah dan tubuh. Karena efek samping yang mungkin

terjadi, agen anti-inflamasi seperti kortikosteroid topikal dan inhibitor kalsineurin

harus digunakan untuk jangka waktu yang singkat. Beberapa sampo yang beredar

luas tersedia untuk pengobatan dermatitis seboroik pada kulit kepala dan pasien

harus diarahkan untuk memulai terapi dengan salah satu agen ini. Sampo anti-

fungal (jangka panjang) dan kortikosteroid topikal (jangka pendek) dapat

digunakan sebagai agen lini kedua untuk pengobatan dermatitis seboroik kulit

kepala (Gary, Sara, & Khalid., 2015).

Vous aimerez peut-être aussi